Organisasi: ASEAN

  • Produk Indonesia Dikenai Tarif 19 Persen Tapi Produk AS Nol Persen, Bhima Yudhistira: AS akan Untung Besar

    Produk Indonesia Dikenai Tarif 19 Persen Tapi Produk AS Nol Persen, Bhima Yudhistira: AS akan Untung Besar

    “Tarif 19 persen untuk barang ekspor Indonesia ke AS, sementara AS bisa mendapat fasilitas nol persen sebenarnya punya risiko tinggi bagi neraca dagang Indonesia,” ungkap Bhima dilansir jpnn, Rabu (16/7).

    Bhima tidak menampik jika kebijakan tarif ini memang sedikit akan menguntungkan ekspor produk alas kaki, pakaian jadi, CPO, dan karet.

    Namun dia memastikan, impor produk dari AS akan membengkak, salah satunya sektor migas, produk elektronik, suku cadang pesawat, serealia (gandum dsb), serta produk farmasi. “Tercatat sepanjang 2024, total impor lima jenis produk ini mencapai USD 5,37 miliar setara Rp87,3 triliun,” beber Bhima.

    Bhima memastikan, AS akan untung besar dari penetrasi ekspor gandum ke Indonesia karena tarif nol persen. Konsumen mungkin senang harga mie instan, dan roti bakal turun, tetapi produsen pangan lokal terimbas dampak negatifnya.

    Oleh karena itu, pemerintah sebaiknya mendorong akses pasar ke Eropa sebagai bentuk diversifikasi pasar paska EUI-CEPA disahkan. “Begitu juga dengan pasar intra-ASEAN bisa didorong. Jangan terlalu bergantung pada ekspor ke AS karena hasil negosiasi tarif tetap merugikan posisi Indonesia,” ungkap Bhima.

    Pemerintah juga harus memonitor pelebaran defisit migas, menekan kurs rupiah dan menyebabkan postur subsidi RAPBN 2026 untuk energi meningkat tajam.

    “Alokasi subsidi energi 2026 yang sedang diajukan pemerintah Rp 203,4 triliun, tentu tidak cukup. Setidaknya butuh Rp 300-320 triliun. Apalagi ketergantungan impor BBM dan LPG makin besar,” kata Bhima.

  • Ungkap Isi Pembicaraan dengan Trump, Prabowo: Perundingan Alot Akhirnya Ada Kesepakatan

    Ungkap Isi Pembicaraan dengan Trump, Prabowo: Perundingan Alot Akhirnya Ada Kesepakatan

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto mengungkap isi perbincangannya dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, terkait dengan tercapainya kesepakatan dagang antara kedua negara.

    Sebagaimana diketahui, Presiden Trump memutuskan untuk menurunkan tarif impor barang dan produk dari Indonesia dari awalnya 32% menjadi 19%. Prabowo diketahui telah berbincang dengan Trump mengenai hal tersebut sebelum pulang ke Indonesia.

    Sesampainya di Tanah Air, Prabowo mengaku bahwa negosiasi dengan AS memang sempat alot meski akhirnya Indonesia kini diganjar tarif impor terendah sekawasan Asean.

    “Saya bicara dengan Presiden Donald Trump. Ya alhamdulillah juga, perundingan alot akhirnya ada kesepakatan,” terangnya kepada wartawan seusai mendarat di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta, Rabu (16/7/2025).

    Prabowo lalu menuturkan, Indonesia memahami latar belakang AS menerapkan tarif impor resiprokal kepada berbagai negara termasuk Indonesia.

    Sebagaimana diketahui, AS mengeluhkan di antaranya defisit neraca dagang dengan berbagai mitra dagangnya.

    “Kita juga kan istilahnya kita memahami kepentingan-kepnetingan mereka. Mereka memahami kepentingan kita. Kita sepakati kalau tidak salah tarifnya dari 32% turun jadi 19%,” terang Presiden ke-8 RI itu.

    Untuk diketahui, Trump sebelumnya memutuskan untuk tetap memberlakukan tarif impor 32% terhadap produk dan barang dari Indonesia. Hal itu disampaikan olehnya melalui surat kepada Prabowo yang diunggahnya ke Truth Social.

    Indonesia bukan satu-satunya negara yang dikirimi surat tersebut. Negara-negara seperti Meksiko, Kanada dan lain-lain juga tetap diganjar tarif impor.

    Namun demikian, Trump membuka kesempatan sampai dengan awal Agustus. Tarif itu berlaku apabila tidak ada negosiasi yang disepakati antara AS dan negara-negara tersebut.

  • Wamentan Sebut AS Tertarik Telur Indonesia meski Ada Tarif Impor 19%

    Wamentan Sebut AS Tertarik Telur Indonesia meski Ada Tarif Impor 19%

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengapresiasi hasil negosiasi tarif antara pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat (AS). Indonesia dapat mengekspor produk telur saat ke Paman Sam yang saat ini tengah krisis. 

    Sudaryono menyampaikan, tarif yang dikenakan AS ke Indonesia sebesar 19%, dari sebelumnya 32% merupakan kesepakatan yang bagus. Pasalnya, tarif yang diberikan AS ke Indonesia merupakan yang terendah di antara semua negara Asean.

    “Di antara semua negara Asean, saya kira Indonesia termasuk yang paling rendah,” kata Sudaryono kepada awak media di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (16/7/2025).

    Menurutnya, adanya penurunan tarif dapat menguntungkan produk Indonesia yang masuk ke AS. Apalagi, Sudaryono menyebut bahwa AS sempat meminta Indonesia untuk memasok telur, di tengah krisis telur yang tengah melanda Negeri Paman Sam itu.

    Kendati begitu, Sudaryono tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai rencana ekspor telur ke AS. Dia mengatakan, pemerintah akan mengutamakan kebutuhan dalam negeri sebelum memutuskan untuk mengekspor ke negara lain seperti AS dan Uni Emirat Arab.

    “Kita tentu saja melihat kondisi di dalam negeri ya,” ujarnya.

    Dalam catatan Bisnis, Trump mengumumkan akan mengenakan tarif impor 19% terhadap produk asal Indonesia yang masuk ke AS. Besaran tarif itu lebih rendah dari sebelumnya 32%.

    Hal itu diumumkan Trump usai melakukan proses negosiasi yang cukup panjang antara pemerintah Indonesia dan AS hingga akhirnya dicapai kesepakatan pada Selasa (15/7/2025). 

    Dalam kesepakatannya, Trump menyebut bahwa AS tidak akan membayar tarif apa pun kepada Indonesia sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan. 

    Sementara, Indonesia akan dikenakan tarif sebesar 19%. 

    “Mereka akan membayar 19% dan kami tidak akan membayar apa pun … kami akan memiliki akses penuh ke Indonesia, dan kami memiliki beberapa kesepakatan yang akan diumumkan,” kata Trump seperti dikutip dari Reuters, Rabu (16/7/2025).

  • Prabowo Bakal Paparkan Hasil Kesepakatan Negosiasi Tarif Dagang dengan Trump

    Prabowo Bakal Paparkan Hasil Kesepakatan Negosiasi Tarif Dagang dengan Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto disebut akan memberikan keterangan lebih lanjut terkait dengan tercapainya kesepakatan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) di tengah ancaman tarif impor. 

    Untuk diketahui, Prabowo dan Trump baru saja selesai berbincang via telepon. Trump lalu mengumumkan keputusannya untuk menurunkan tarif impor terhadap barang dan produk dari Indonesia menjadi 19%, dari awalnya 32%. 

    Prabowo pun dijadwalkan untuk tiba di Indonesia hari ini, setelah merampungkan kunjungan kenegaraan ke Arab Saudi, Brasil, Belgia dan Prancis selama dua pekan.

    Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menyebut, Prabowo akan menjelaskan lebih lanjut soal hasil negosiasi dengan AS itu. 

    “Sebentar lagi juga Insyaallah Presiden Prabowo Subianto akan mendarat di Tanah Air dan akan memberikan keterangan yang lebih lengkap soal kesepakatan tarif, perjanjian tarif dengan pihak pemerintah Amerika Serikat,” ujarnya di kantor Presidential Communication Office (PCO), Jakarta, Rabu (16/7/2025). 

    Hasan mencontohkan Vietnam, negara tetangga Indonesia sesama anggota Asean, yang juga berhasil menegosiasi penurunan tarif impor dari AS. Trump memutuskan untuk menurunkan besaran tarif terhadap barang dan produk dari Vietnam menjadi 20%, dari awalnya 46%. 

    Menurut Hasan, hasil dari negosiasi ini berkat proses panjang upaya pemerintah Indonesia dalam melobi pemerintah AS agar mengenakan tarif impor yang lebih rendah. Upaya itu dipimpin oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. 

    “Ini melalui perjuangan yang luar biasa dari negosiasi kita yang dipimpin oleh Menko Perekonomian. Ini merupakan negosiasi yang luar biasa yang dilakukan oleh Presiden kita secara langsung dengan Presiden Donald Trump. Dan ini titik temu antara pemerintah kita dengan pemerintah Amerika Serikat,” tutur Hasan. 

    Prabowo sebelumnya juga telah mengunggah momen perbincangannya dengan Trump. 

    “Saya baru saja melakukan pembicaraan yang sangat baik dengan Presiden Donald Trump. Kami sepakat untuk membawa hubungan perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat ke era baru yang saling menguntungkan bagi kedua negara kita yang besar,” terang Prabowo dikutip dari akun Isntagram @prabowo, Rabu (16/7/2025).

    Di sisi lain, Presiden Trump juga sudah mengumumkan hasil kesepakatannya langsung dengan Prabowo melalui media sosialnya. Presiden Partai Republik AS itu menyebut Indonesia akan dikenakan tarif impor sebesar 19% atau lebih rendah dari yang sebelumnya 32%.

    Dalam kesepakatan tersebut, dia mengatakan bahwa barang-barang Indonesia yang masuk ke AS bakal dikenakan tarif 19%. Adapun, barang-barang dari AS tidak akan dikenai tarif sama sekali.

    “Mereka [Indonesia] membayar 19% dan kami tidak membayar apa pun. Kami akan memiliki akses penuh ke Indonesia,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (16/7/2025).

  • Trump Pangkas Tarif Jadi 19%, Impor Minyak dan LPG dari AS Masih Dibahas – Page 3

    Trump Pangkas Tarif Jadi 19%, Impor Minyak dan LPG dari AS Masih Dibahas – Page 3

    Terpisah, Research Director di Prasasti Center for Policy, Studies Gundy Cahyadi, mengingatkan bahwa penting bagi Indonesia untuk melihat dinamika soal tarif resiprokal ini dalam konteks yang lebih luas.

    “Tarif ala Trump lebih merupakan panggung politik ketimbang kebijakan jangka panjang yang serius. Pasar keuangan global sudah cukup terbiasa dengan gaya berpolitik teatrikal ini,” ujarnya.

    Sebagai ilustrasi, Gundy mencatat setelah Liberation Day di April 2025 lalu, volatilitas pasar global melonjak. Dengan indeks VIX menyentuh level tertingginya sejak pandemi. Namun pada Juli 2025, reaksi pasar cenderung mereda. 

    “Investor cenderung melihat ancaman tarif sebagai bagian dari pola lama: ancaman di depan layar, negosiasi di balik layar,” ungkapnya.

    Indonesia Tak Terlalu Bergantung pada Ekspor 

    Gundy menyoroti, perekonomian Indonesia tidak terlalu bergantung pada ekspor, bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga di ASEAN.

    “Ekspor ke AS hanya mencakup sekitar 10 persen dari total ekspor Indonesia. Dengan nilai ekspor tahun lalu sebesar USD 290 miliar. Skenario terburuk, jika akses pasar ke AS tertutup sepenuhnya, akan berdampak sekitar USD 29 miliar,” bebernya.

    “Angka ini signifikan, namun setara dengan hanya 2 persen dari total PDB Indonesia. Terasa, tapi tidak sampai mengguncang fondasi ekonomi,” dia menegaskan.

     

  • Prabowo Ungkap Isi Percakapan Telepon Saat Negosiasi Tarif Dagang dengan Trump

    Prabowo Ungkap Isi Percakapan Telepon Saat Negosiasi Tarif Dagang dengan Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto membagikan momen berbincang dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait dengan negosiasi tarif dagang.

    Seperti diberitakan Bisnis sebelumnya, Trump akhirnya memutuskan untuk menurunkan besaran tarif terhadap barang dan produk impor dari Indonesia.

    Dari awalnya tarif yang dikenakan sebesar 32%, kini tarif impor yang dikenakan ke Indonesia menjadi 19% atau terendah sekawasan Asean.

    Melalui akun Instagram pribadinya, Prabowo menyebut pembicaraannya dengan Trump berjalan dengan baik.

    “Saya baru saja melakukan pembicaraan yang sangat baik dengan Presiden Donald Trump. Kami sepakat untuk membawa hubungan perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat ke era baru yang saling menguntungkan bagi kedua negara kita yang besar,” terang Prabowo dikutip dari akun Instagram @prabowo, Rabu (16/7/2025).

    Kemudian, Presiden ke-8 RI itu menyebut Trump menitipkan salamnya kepada masyarakat Indonesia.

    “Presiden Trump menyampaikan salam hangatnya kepada seluruh rakyat Indonesia,” ujar Prabowo.

    Adapun melalui akun media sosialnya juga, Trump mengumumkan tercapainya kesepakatan dagang dengan Indonesia. Hal itu disampaikan usai tim negosiator Indonesia menempuh sejumlah proses negosiasi ke pemerintah AS usai diancam tarif impor 32%.

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan bahwa Indonesia bakal dikenakan tarif sebesar 19% atau lebih rendah dari yang sebelumnya 32%.

    Keputusan tersebut disampaikan Trump usai dilakukannya serangkaian proses negosiasi antara kedua negara hingga akhirnya mencapai kesepakatan. Namun, ada sejumlah syarat yang diajukan AS ke Indonesia.

    Dalam kesepakatan tersebut, dia mengatakan bahwa barang-barang Indonesia yang masuk ke AS bakal dikenakan tarif 19%. Adapun, barang-barang dari AS tidak akan dikenai tarif sama sekali.

    “Mereka [Indonesia] membayar 19% dan kami tidak membayar apa pun. Kami akan memiliki akses penuh ke Indonesia,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (16/7/2025).

    Diberitakan sebelumnya, Trump mengumumkan bahwa AS telah mencapai kesepakatan dengan Indonesia soal kebijakan tarif impor. Kesepakatan terjadi usai adanya komunikasi melalui sambungan telepon antara Presiden RI Prabowo Subianto dengan Presiden AS Donald Trump.

    Meskipun demikian, belum ada informasi detail dari Trump terkait dengan kesepakatan apa saja yang dimaksud.

    “Kesepakatan yang luar biasa, untuk semuanya, baru saja dicapai dengan Indonesia. Saya telah berdialog langsung dengan Presiden mereka yang sangat dihormati. Detailnya akan dilanjutkan!!!” tulis Trump melalui akun media sosialnya seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (15/7/2025).

  • Presiden Prabowo ungkap isi kesepakatan soal tarif dengan Trump

    Presiden Prabowo ungkap isi kesepakatan soal tarif dengan Trump

    “Saya baru saja melakukan pembicaraan yang sangat baik dengan Presiden Donald Trump. Kami sepakat untuk membawa hubungan perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat ke era baru yang saling menguntungkan bagi kedua negara kita yang besar,”

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto mengungkap isi pembicaraannya melalui sambungan telepon dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yaitu keduanya sepakat membawa hubungan dagang Indonesia-AS saling menguntungkan.

    Presiden Prabowo mengunggah foto dirinya berbicara dengan Presiden Trump melalui sambungan telepon beberapa jam setelah Presiden Trump mengumumkan AS menurunkan tarif impor timbal balik Indonesia menjadi 19 persen dari semula 32 persen.

    “Saya baru saja melakukan pembicaraan yang sangat baik dengan Presiden Donald Trump. Kami sepakat untuk membawa hubungan perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat ke era baru yang saling menguntungkan bagi kedua negara kita yang besar,” kata Presiden Prabowo dalam unggahan di akun media sosial Instagram pribadinya @prabowo yang dikutip di Jakarta, Rabu.

    “Presiden Trump menyampaikan salam hangatnya kepada seluruh rakyat Indonesia,” sambung Presiden Prabowo.

    Dalam kesempatan terpisah, Presiden Trump mengumumkan perundingan mengenai tarif telah rampung setelah dirinya berbicara langsung dengan Presiden Prabowo.

    “Kesepakatan bersejarah ini untuk pertama kalinya membuka seluruh pasar Indonesia untuk Amerika Serikat. Indonesia, sebagaimana isi kesepakatan itu, berkomitmen untuk membeli 15 miliar dolar AS untuk energi dari AS, 4,5 miliar dolar AS produk-produk pertanian, dan 50 pesawat Boeing, yang sebagian besar seri 777,” kata Presiden Trump pada Rabu dini hari waktu Jakarta.

    Trump kemudian menyebut besaran tarif yang harus dibayar menjadi sebesar 19 persen untuk seluruh barang-barang yang diekspor oleh Indonesia ke AS.

    Walaupun demikian, jika Indonesia mengirim barang yang asalnya dari negara-negara yang besarannya tarifnya lebih besar dari Indonesia ke AS, AS akan menagih sisa tarif negara asal barang ke Indonesia.

    “Terima kasih rakyat Indonesia atas persahabatan dan komitmen untuk membuat defisit dagang menjadi kembali imbang. Kami akan terus mewujudkan (kepentingan) rakyat Amerika Serikat, dan rakyat Indonesia,” kata Trump.

    Dalam sesi jumpa pers di Jakarta, Rabu, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi mengemukakan tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap produk-produk Indonesia menjadi 19 persen dari sebelumnya 32 persen, lebih rendah dibandingkan dengan beberapa negara di kawasan Asia.

    Hasan menjelaskan negara ASEAN lainnya, misalnya Vietnam, juga berhasil negosiasi dengan Pemerintah AS sehingga tarif impor yang dikenakan turun menjadi 20 persen.

    “Itu banyak sekali yang mengapresiasi karena Vietnam berhasil bernegosiasi dengan Pemerintah Amerika Serikat. Sekarang, pemerintah kita dari tarif awal, turun ke 19 persen, jadi lebih rendah dibandingkan negara lain di Asia,” kata Hasan saat jumpa pers di Kantor PCO, Gedung Kwarnas Jakarta, Rabu.

    Menurut Hasan, tarif impor yang dibebankan ke Indonesia turun signifikan berkat negosiasi yang dilakukan langsung antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden AS Donald Trump.

    Tercapainya kesepakatan itu, Hasan melanjutkan, juga hasil dari tim negosiasi Pemerintah RI yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

    “Kalau diibaratkan, ada sebuah rumah, dia bikin pagar awalnya tingginya 32 (persen) kalau buat kita. Setelah bernegosiasi, pagarnya bisa diturunkan jadi 19, tentu ini kemajuan yang juga tidak bisa dibilang kemajuan kecil, tidak bisa juga dibilang keberhasilan yang kecil. Ini melalui perjuangan yang luar biasa dari tim negosiasi kita,” kata Hasan.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Istana sebut Prabowo akan hadiri Sidang Umum PBB pada September

    Istana sebut Prabowo akan hadiri Sidang Umum PBB pada September

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto direncanakan menghadiri Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang akan digelar di New York, Amerika Serikat pada September tahun ini.

    “Nanti bulan September Sidang Umum PBB ya, di bulan September nanti dan insyaallah Presiden juga akan hadir di sana,” kata Hasan saat memberikan pernyataan pers di Kantor PCO, Jakarta, Rabu.

    Hasan mengatakan kehadiran Kepala Negara dalam forum tersebut melengkapi partisipasi aktif Indonesia dalam berbagai pertemuan multilateral sepanjang masa pemerintahannya.

    Dia menuturkan Presiden Prabowo selama hampir sembilan bulan masa jabatannya telah hadir dalam sejumlah forum penting internasional.

    Di antaranya adalah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, KTT Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), KTT BRICS, KTT ASEAN, KTT D-8, serta Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF).

    “Jadi hampir seluruh forum-forum terpenting di dunia sudah dihadiri oleh Presiden dan pemerintah kita berperan aktif dan sangat mendapatkan respek yang tinggi dari dunia internasional,” ucap dia.

    Lebih lanjut Hasan menilai keikutsertaan aktif Indonesia dalam berbagai forum internasional selama masa kepemimpinan Presiden Prabowo membuahkan hasil yang positif.

    Keterlibatan tersebut, kata dia, tidak hanya meningkatkan posisi Indonesia di kancah global, tetapi juga diharapkan mampu memberikan manfaat konkret bagi kepentingan nasional.

    Partisipasi Indonesia di berbagai pertemuan multilateral disebutnya telah membuka peluang kerja sama strategis di bidang investasi dan perdagangan.

    Dia berharap hal ini akan berdampak langsung pada peningkatan kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

    “Kita berdoa nanti negara kita dengan kepemimpinan Bapak Presiden bisa memainkan peran yang sangat penting di kancah global, bukan hanya sekadar diperhitungkan di kancah global tapi juga membawa manfaat yang sangat besar terhadap bangsa kita,” pungkas Hasan.

    Pewarta: Fathur Rochman/Mentari Dwi Gayati
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tarif AS untuk RI turun, Wamen Investasi: Indonesia strategis

    Tarif AS untuk RI turun, Wamen Investasi: Indonesia strategis

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Todotua Pasaribu menyampaikan Indonesia memiliki posisi strategis yang tecermin dari turunnya tarif resiprokal Amerika Serikat terhadap Indonesia.

    “Kalau saya lihat, secara strategis di wilayah Asia Tenggara ini yang signifikan sangat turun. Artinya, Amerika Serikat pun sangat mempertimbangkan keberadaan Indonesia,” ucap Todotua ketika ditemui di sela Pertamina Investor Day di Jakarta, Rabu.

    Pernyataan tersebut terkait dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyatakan tarif impor senilai 19 persen akan diberlakukan terhadap produk-produk Indonesia yang masuk ke AS, berdasarkan negosiasi langsung yang dilakukannya dengan Presiden RI Prabowo Subianto.

    Tarif tersebut turun drastis dari yang sebelumnya ditetapkan sebesar 32 persen.

    Pembaharuan tarif resiprokal AS terhadap produk Indonesia sekaligus menyebabkan Indonesia menjadi negara dengan tarif resiprokal AS terendah kedua di ASEAN setelah Singapura, yang dikenakan sebesar 10 persen.

    Dengan demikian, tarif resiprokal Indonesia menjadi lebih rendah apabila dibandingkan dengan Vietnam (20 persen), Filipina (20 persen), Malaysia (25 persen), Brunei Darussalam (25 persen), Thailand (36 persen), Kamboja (36 persen), Myanmar (40 persen), dan Laos (40 persen).

    Adapun terkait dengan hasil negosiasi, dalam hal ini pembelian komoditas energi dari Amerika Serikat, Todotua menyampaikan masih tahap pembicaraan.

    Todotua juga menjelaskan bahwa saat ini, Indonesia belum berencana untuk menambah investasi di Amerika Serikat.

    “Kami sedang konsolidasi karena kan beritanya baru,” kata Todotua.

    Presiden Amerika Serikat Donald J Trump mengumumkan bahwa telah tercapai sebuah “kesepakatan besar” antara dirinya dengan Indonesia melalui dialog langsung dengan Presiden RI Prabowo Subianto.

    Trump mengatakan Indonesia telah sepakat untuk belanja energi AS senilai 15 miliar dolar AS (sekitar Rp244 triliun), produk pertanian Amerika Serikat senilai 4,5 miliar dolar AS (sekitar Rp73,1 triliun), dan 50 jet Boeing.

    Hasil dari negosiasi tersebut, Trump menyatakan tarif impor senilai 19 persen akan diberlakukan terhadap produk-produk Indonesia yang masuk ke AS.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ekonom: Penetapan tarif 19 persen AS momentum RI beralih ke EBT

    Ekonom: Penetapan tarif 19 persen AS momentum RI beralih ke EBT

    Jakarta (ANTARA) – Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai penetapan tarif dagang Amerika Serikat (AS) sebesar 19 persen terhadap Indonesia menjadi momentum untuk beralih ke energi baru terbarukan (EBT).

    Hal ini menyusul Presiden AS Donald Trump yang tak hanya memberlakukan tarif impor senilai 19 persen terhadap produk-produk Indonesia yang masuk ke negaranya, tapi juga kesepakatan yang mencakup komitmen RI membeli energi dari AS senilai 15 miliar dolar AS.

    “Dengan outlook pelebaran defisit migas, sudah saatnya Indonesia mempercepat transisi dari ketergantungan fosil,” kata Bhima saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

    Bhima mengatakan potensi pelebaran defisit migas dapat menekan kurs rupiah dan menyebabkan postur subsidi Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 untuk energi meningkat tajam.

    “Alokasi subsidi energi 2026 yang sedang diajukan pemerintah adalah Rp203,4 triliun, tentu tidak cukup. Setidaknya butuh Rp300-320 triliun. Apalagi ketergantungan impor BBM dan LPG makin besar,” kata Bhima.

    Ia menilai ketergantungan impor minyak sudah membebani APBN dan ada kekhawatiran ujungnya Indonesia harus beli minyak dari AS lebih mahal dari harga pasar karena terikat hasil negosiasi dagang.

    “Kalau Indonesia disuruh beli produk minyak dan LPG tapi harganya di atas harga yang biasa dibeli Pertamina, repot juga. Ini momentum semua program transisi energi harus jalan agar defisit migas bisa ditekan,” ujar dia.

    Selain mulai mempertimbangkan transisi energi, Bhima juga mengatakan penerapan tarif ini juga menjadi momentum bagi Indonesia untuk mengeksplorasi pasar ekspor baru, contohnya di Uni Eropa hingga negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

    Adapun harapan terkait peningkatan kerja sama dan relaksasi sejumlah aturan untuk melakukan ekspor ke kawasan Eropa pun menyusul Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) yang akhirnya disepakati setelah 10 tahun negosiasi.

    “Pemerintah sebaiknya mendorong akses pasar ke Eropa sebagai bentuk diversifikasi pasar paska IEU-CEPA disahkan. Begitu juga dengan pasar intra-ASEAN bisa didorong. Jangan terlalu bergantung pada ekspor ke AS karena hasil negosiasi tarif tetap merugikan posisi Indonesia,” ujar Bhima.

    Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.