Organisasi: ASEAN

  • Konvoi Kendaraan Diplomat RI di Myanmar Diserang Kelompok Bersenjata!

    Konvoi Kendaraan Diplomat RI di Myanmar Diserang Kelompok Bersenjata!

    Jakarta

    Konvoi kendaraan para diplomat, termasuk dari kedutaan Indonesia, yang melakukan perjalanan di Myanmar telah diserang sebuah kelompok bersenjata tak dikenal.

    Myanmar telah dilanda kekacauan sejak kudeta militer menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi pada Februari 2021.

    Dilansir kantor berita AFP, Senin (8/5/2023), seorang diplomat asing yang berbasis di Yangon, Myanmar mengatakan bahwa pada hari Minggu (7/5), sebuah konvoi beberapa kendaraan yang melakukan perjalanan di kota Taunggyi di Negara Bagian Shan, Myanmar timur, diserang oleh kelompok bersenjata tak dikenal.

    “Sebuah konvoi dengan beberapa diplomat diserang kemarin pagi,” kata sumber itu pada Senin (8/5).

    Konvoi kendaraan tersebut membawa para diplomat dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan Kedutaan Besar Singapura serta pejabat-pejabat yang mengoordinasikan bantuan kemanusiaan dari ASEAN. Disebutkan bahwa tidak ada korban yang dilaporkan dalam serangan itu.

    Seorang pejabat senior militer Myanmar yang tidak mau disebutkan namanya mengkonfirmasi kepada AFP bahwa sebuah konvoi telah ditembaki.

    Secara terpisah, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyesalkan adanya baku tembak ketika para pejabat dan diplomat tengah melakukan perjalanan untuk menyerahkan bantuan kemanusiaan di Myanmar.

    “Sangat disesalkan bahwa di tengah perjalanan mereka, terjadi baku tembak,” ujar Jokowi tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Para pemimpin Asia Tenggara minggu ini akan bertemu di Indonesia untuk pertemuan puncak yang diperkirakan akan didominasi oleh krisis Myanmar.

    (ita/ita)

  • ASEAN Kutuk Keras Serangan Udara Militer Myanmar Tewaskan 100 Orang

    ASEAN Kutuk Keras Serangan Udara Militer Myanmar Tewaskan 100 Orang

    Jakarta

    Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menyatakan ‘kecaman keras’ terhadap serangan udara junta militer Myanmar yang dilaporkan menewaskan puluhan orang. ASEAN, yang diketuai Indonesia untuk tahun ini, menyerukan agar tindak kekerasan apapun di Myanmar segera diakhiri.

    Seperti dilansir AFP, Kamis (13/4/2023), kecaman keras untuk junta militer Myanmar itu disampaikan ASEAN dalam pernyataan terbaru yang dirilis Indonesia, sebagai ketua ASEAN saat ini, pada Kamis (13/4) waktu setempat.

    “Segala bentuk kekerasan harus diakhiri segera, terutama penggunaan kekerasan terhadap warga sipil,” tegas ASEAN dalam pernyataannya.

    Pernyataan yang dirilis oleh Ketua ASEAN tidak serta merta mengindikasikan persetujuan semua negara anggota.

    Jumlah korban tewas secara resmi akibat serangan udara junta militer Myanmar di wilayah Kanbalu, Sagaing, pada Selasa (11/4) pagi waktu setempat masih belum diketahui jelas. Namun laporan media-media terkemuka seperti BBC, The Irrawaddy dan Radio Free Asia menyebut sedikitnya 100 orang tewas.

    Junta militer Myanmar telah mengonfirmasi pada Rabu (12/4) pagi bahwa pihaknya telah ‘meluncurkan serangan udara terbatas’ setelah menerima informasi dari warga setempat soal acara yang menandai pembukaan kantor pasukan pertahanan lokal terkait oposisi yang melawan pemerintah junta.

    Serangan udara itu memicu kecaman dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan negara-negara Barat.

    Saksikan juga ‘Saat Pembantaian di Myanmar, 17 Warga Sipil Dipenggal Militer Junta’:

  • ASEAN Harus Tetap Netral di Tengah Persaingan AS-China

    ASEAN Harus Tetap Netral di Tengah Persaingan AS-China

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan bahwa ASEAN harus tetap independen dan sebagai zona netral di tengah meningkatnya persaingan Amerika Serikat dan China.

    Dilansir media Malaysia, Bernama dan The Star, Sabtu (8/4/2023), Anwar menyampaikan hal tersebut dalam sebuah wawancara dengan media China, CCTV yang direkam selama kunjungan resmi ke Beijing, China pekan lalu.

    Anwar menekankan bahwa ASEAN dibentuk untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara, dan kerja sama di antara negara-negara anggotanya, dan tujuan ini harus dipertahankan.

    Malaysia adalah salah satu dari lima anggota pendiri ASEAN ketika kelompok negara-negara Asia Tenggara itu didirikan pada tahun 1967.

    “Posisi itu terus berlanjut. Kami tidak ingin kawasan tersebut menjadi basis persaingan militer. Posisi itu sudah cukup konsisten meski kami tetap bersahabat dengan semua negara,” katanya dalam wawancara itu.

    Anwar mengatakan wilayah tersebut tidak seharusnya menjadi ajang perebutan kekuasaan atau dibiarkan terlibat dalam provokasi yang tidak perlu, yang timbul dari persaingan.

    Mengenai AUKUS, Malaysia telah menyampaikan kekhawatiran bahwa pakta keamanan trilateral yang melibatkan Australia, Inggris, dan Amerika Serikat di Indo Pasifik itu akan semakin memperburuk situasi di kawasan tersebut.

    Pemimpin negeri jiran itu juga mendesak China dan AS untuk menemukan solusi damai atas ketegangan mereka.

    (ita/ita)