Organisasi: ASEAN

  • PMI Manufaktur Kontraksi di November 2024, Impor Masih jadi Biang Kerok – Page 3

    PMI Manufaktur Kontraksi di November 2024, Impor Masih jadi Biang Kerok – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Menjelang akhir tahun 2024, Purchasing Manager’s Index atau PMI manufaktur Indonesia masih menunjukkan posisi kontraksi pada November ini, yaitu sebesar 49,6, sedikit meningkat dari PMI manufaktur Oktober 2024 sebesar 49,2. Posisi kontraksi ini telah berlangsung selama lima bulan berturut-turut sejak Juli 2024.

    Berdasarkan rilis S&P Global, skor PMI Indonesia naik sedikit sebesar 0,4 dibanding bulan sebelumnya. Peningkatan skor ini, walaupun masih kontraksi, lebih baik dibanding negara ASEAN lainnya seperti Malaysia dan Vietnam yang mengalami penurunan dari bulan sebelumnya masing-masing sebesar 0,3 dan 0,4. Kenaikan sedikit skor PMI manufaktur Indonesia ini lebih disebabkan karena resiliensi industri manufaktur dalam negeri.

     “Kami tidak heran dengan kondisi indeks PMI manufaktur yang cenderung mandheg di bawah 50 di saat sebagian besar negara-negara ASEAN lainnya memiliki indeks PMI manufaktur di atas 50 atau ekspansif. Survei PMI dari S&P Global ini dilakukan kepada perusahaan industri existing yang sedang beroperasi di Indonesia, dan bukan calon investor. Masih banyak regulasi yang belum mendukung industri dalam negeri, padahal regulasi tersebut dibutuhkan oleh manufaktur. Bahkan, regulasi yang ada saat ini malah mempersulit ruang gerak industri untuk meningkatkan utilisasi produksinya,” ujar Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arief di Jakarta, Senin (2/12).

    Selain itu, gempuran produk jadi impor, baik legal maupun ilegal, ditengarai masih menjadi penyebab kontraksinya PMI manufaktur Indonesia pada bulan November kemarin. Pasar domestik dibanjiri produk impor tersebut dan telah menekan permintaan atas produk dari industri dalam negeri.

    Hal ini juga dipengaruhi oleh pemberlakuan kebijakan relaksasi impor yang telah berkonsekuensi terbuka pintu seluas-luasnya bagi produk jadi impor dan telah membanjiri pasar Indonesia.

    Perbandingan instrumen trade measures yang dimiliki Indonesia dengan negara lain menunjukkan bahwa betapa telanjangnya pasar domestik Indonesia. Sebagaimana diketahui, trade measures adalah instrumen kebijakan yang diberlakukan oleh negara-negara WTO untuk menghambat masuknya produk impor ke pasar domestik mereka.

     

  • Dorong Kolaborasi ASEAN, KPK: Korupsi Tak Kenal Batas Negara

    Dorong Kolaborasi ASEAN, KPK: Korupsi Tak Kenal Batas Negara

    Jakarta, Beritasatu.com – Korupsi merupakan kejahatan lintas batas yang tidak hanya melemahkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mengikis kepercayaan publik dan menghambat kemajuan negara-negara ASEAN. Oleh karena itu, kolaborasi regional berbasis teknologi menjadi langkah penting untuk mengatasi tantangan ini.

    Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Alexander Marwata, dalam pertemuan ke-20 Pimpinan Lembaga Antikorupsi Negara ASEAN (ASEAN-PAC) di Ballroom Bali Beach Convention, Sanur, Bali, pada Senin (2/12/2024). Pertemuan tahun ini mengusung tema Advancing Collaborative Actions through Technological Innovation in the Fight Against Corruption.

    “Korupsi tidak mengenal batas negara. Kejahatan ini bukan hanya melemahkan ekonomi, tetapi juga menghambat kemajuan dan mengikis kepercayaan publik di banyak negara ASEAN. Kolaborasi berbasis teknologi diperlukan untuk menjawab tantangan ini secara efektif,” ujar Alexander dalam sambutannya.

    Alexander menyoroti peran strategis teknologi dalam menyelaraskan upaya pemberantasan korupsi di kawasan ASEAN. Teknologi, menurutnya, dapat menjadi alat transformasi dalam mengatasi hambatan keragaman budaya, sumber daya, dan sejarah setiap negara anggota.

    “Perangkat digital dapat menyediakan platform berbagi informasi, investigasi bersama, serta pemantauan secara real-time. Implementasi teknologi ini diharapkan mampu mengatasi hambatan lintas negara dan membangun kepercayaan di antara anggota ASEAN,” jelasnya.

    Alexander juga menegaskan pentingnya dukungan kerangka hukum yang kuat, sistem yang jelas, serta komitmen politik dari negara-negara anggota ASEAN-PAC untuk mendukung penerapan teknologi dalam upaya pemberantasan korupsi.

    Alexander berharap forum ASEAN-PAC dapat menghasilkan dokumen yang memberikan manfaat nyata bagi upaya pemberantasan korupsi di kawasan ASEAN. Dokumen ini nantinya dapat disampaikan sebagai rekomendasi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN.

    “Dengan menyelaraskan tugas ASEAN-PAC pada kerangka ASEAN, negara-negara anggota dapat meningkatkan kerja sama, saling mendukung, dan menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama dalam memerangi korupsi,” tambah Alexander.

  • BPS Laporkan Beras Alami Deflasi 0,45% Jelang Natura 2024

    BPS Laporkan Beras Alami Deflasi 0,45% Jelang Natura 2024

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat komoditas beras mengalami deflasi pada November 2024. Deflasi beras mencapai 0,45% dengan andil deflasi hingga 0,02% pada November 2024.

    Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan deflasi komoditas beras ini terjadi di 26 provinsi, terdalam di provinsi Papua Pegunungan yang deflasi komoditas berasnya mencapai 4,46%

    “Secara historis tekanan komoditas inflasi beras di November turun dibandingkan Oktober, Ini terjadi pada 3 tahun terakhir, 2022 sampai 2024,” kata Amalia dalam rilis BPS, Senin (3/12/2024).

    Adapun, harga beras di Indonesia telah turun sejak Agustus lalu. Harga beras di Indonesia telah di bawah Rp 15.000 per kilogram, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2024. Jumlah konsumsinya per bulan oleh masyarakat Indonesia sebanyak 2,58 juta ton.

    Sebelumnya, Direktur Bank Dunia (World Bank) menyebut harga beras di Indonesia disebut jadi yang termahal di ASEAN.

    Mengutip laporan Departemen Pertanian AS (USDA) edisi 6 Agustus 2024, harga beras RI memang di atas harga beras Thailand dan Vietnam.

    Sebagai catatan, kedua negara ini adalah termasuk negara pemasok beras ke Indonesia. Vietnam dan Thailand tercatat jadi negara asal impor beras RI tahun 2023-2024.

    Tercatat, pada periode Januari-Mei 2024, harga beras di Indonesia jenis IR 64 ada di atas Rp14.000 per kg. Sedangkan harga beras Thailand jenis broken 25% dan untuk harga beras Vietnam jenis broken 25% ada di bawah Rp10.000 per kg.

    Dari data itu juga terungkap, harga beras di Indonesia, Thailand, dan Vietnam kompak terus menanjak sejak tahun 2022 dan kini mulai turun setelah sempat pecah rekor di Januari-Februari tahun 2024.

    (haa/haa)

  • BYD Jual Denza D9 Pesaing Alphard ‘Cuma’ Rp 800 Jutaan di China, Siapa Pembelinya?

    BYD Jual Denza D9 Pesaing Alphard ‘Cuma’ Rp 800 Jutaan di China, Siapa Pembelinya?

    Shenzhen

    BYD menjual MPV listrik Denza D9 seharga Rp 800 jutaan di China. Siapa pembeli MPV mewah rival Alphard Cs itu di Negeri Tirai Bambu?

    MPV mewah bertenaga listrik Denza D9 banyak memikat masyarakat di segmen premium China. Mobil listrik ini memang menyasar kalangan atas. Kendati demikian, merek premium di bawah naungan BYD ini punya banderol yang cukup kompetitif.

    Di negara asalnya, Denza D9 dibanderol mulai 379.000 yuan atau kalau dirupiahkan dengan kurs per hari ini Senin (2/12/2024) setara dengan Rp 828 jutaan. Dengan harga segitu, siapa pembeli Denza D9?

    “Kebanyakan penggunanya dari perusahaan umurnya 30-50 tahun. Banyak dari manajer perusahaan,” jelas Ding De Mau Specialist Product Dealer Denza Zhu Zi Lin soal konsumen Denza D9.

    Di China, MPV ini ditawarkan dengan dua opsi powertrain yaitu listrik dan PHEV. Versi PHEV juga tak kalah menarik. Apalagi kalau bicara soal jarak tempuh. Bila bensin terisi dan baterai terisi penuh, mobil bisa menjelajah sejauh 1.050 km. Sedangkan untuk versi listrik, memiliki jarak tempuh 620 km.

    Denza D9 juga ditawarkan dengan konfigurasi tempat duduk captain seat berkapasitas 4-seater dan 7-seater.

    “Versi 4-seater lebih mahal,” terang Ding tanpa menjabarkan lebih detail soal harganya.

    Spesifikasi Denza D9

    Soal dimensi, Denza D9 terbilang besar. MPV tanpa asap ini memiliki panjang 5.250 mm, lebar 1.950 mm, dan tinggi 1.920 mm. D9 itu lebih panjang 240 mm dan lebih lebar 100 mm ketimbang Toyota Alphard maupun Vellfire.

    Di bagian interior, Denza D9 menawarkan kenyamanan tingkat tinggi. Tim detikOto sudah menjajal langsung kenyamanan yang ditawarkan D9 saat berada di Shenzen. Material yang digunakan pun terbilang mewah yakni trim kayu asli, jok kulit Nappa, hingga headlining berbahan suede. Bila pegal-pegal di jalan, ada fitur pijat yang disajikan di kursi depan dan kursi baris kedua.

    Kalau kegerahan, jok yang sudah memiliki ventilasi itu bisa memberikan fungsi pendingin dalam sekejap. Ada juga kulkas dengan kapasitas 7,5 liter, panoramic sunroof, pengisi daya nirkabel 50 watt yang tertempel di jok, dan climate control.

    Fitur berbasis radarnya juga terbilang lengkap mulai dari autonomous emergency braking, adaptive cruise control dengan stop and go, lane centring assist, blind spot monitoring, front and rear cross traffic alert with auto brake and door opening warning.

    Di ASEAN, mobil ini sudah dijual di beberapa negara seperti Singapura, Kamboja, dan terbaru di Thailand. Di Negeri Gajah Putih itu, Denza D9 ditawarkan dalam dua tipe yaitu Premium dan Performance AWD. Tipe premium dibanderol seharga 1.999.900 baht yang setara dengan Rp 921 jutaan, sementara tipe Performance AWD harganya Rp 2.699.900 atau sekitar Rp 1,24 miliaran.

    (dry/din)

  • Pemerataan pendapatan per kapita 10 ribu dolar AS di 2030

    Pemerataan pendapatan per kapita 10 ribu dolar AS di 2030

    Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjawab pertanyaan awak media saat menghadiri Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin 2024 di Jakarta, Minggu (1/12/2024). ANTARA/Harianto

    Airlangga: Pemerataan pendapatan per kapita 10 ribu dolar AS di 2030
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Senin, 02 Desember 2024 – 00:43 WIB

    Elshinta.com – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pemerintah terus berupaya agar ada pemerataan pendapatan per kapita 10 ribu dolar AS secara nasional di tahun 2030.

    Airlangga di sela menghadiri Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin 2024 di Jakarta, Minggu, mengatakan bahwa saat ini rata-rata pendapatan per kapita masyarakat Indonesia baru mencapai 5 ribu dolar AS.

    “Kita memproyeksikan pertumbuhan kita, GDP (Gross Domestic Product/ Produk Domestik Bruto/PDB) kita yang hari ini 5 ribu (dolar AS), ditargetkan 2030 bisa mencapai 10 ribu (dolar AS),” kata Airlangga.

    Meski begitu, dia menyebutkan bahwa saat ini terdapat daerah yang pendapatan per kapita mencapai 20 ribu dolar AS seperti Jakarta, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Tengah.

    “Hari ini GDP di Jakarta 20 ribu (dolar AS). Banyak daerah lain kalau kita bicara secara spasial Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah GDP kita sudah di atas 10 ribu,” ucap Airlangga.

    Oleh karena itu, Airlangga mengajak semua pihak termasuk Kamar Dagang dan Industri (Kadin) agar ikut berkontribusi meratakan pendapatan per kapita secara nasional sebesar 10 ribu dolar AS di 2030, dengan begitu, seluruh masyarakat Indonesia bisa keluar dari perangkap pendapatan menengah atau middle income trap.

    “Itu tugas kita adalah bagaimana meratakan GDP ini tidak hanya berbasis pada regional tetapi secara nasional,” ucapnya.

    Salah satu upaya strategis yang dilakukan adalah melalui Digital Economy Framework Agreement. Menurut Airlangga, ASEAN menjadi kawasan pertama di dunia yang mengangkat isu ekonomi digital ke dalam kerja sama multilateral, melampaui organisasi besar seperti Organization for Economic Cooperation and Development atau organisasi (OECD), Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA), atau Uni Eropa.

    Dalam pertemuan tingkat menteri OECD tahun lalu, Airlangga menyampaikan visi Digital Economy Framework yang bahkan mendapat perhatian khusus dari negara-negara OECD yang ingin belajar dari pengalaman ASEAN.

    “Dengan Digital Economy Framework Agreement yang bisnis as usual ekonomi digital ASEAN itu besarnya 1 triliun dolar AS di tahun 2030. Tetapi dengan implementasi Digital Economy Framework Agreement maka ekonomi ASEAN bisa meningkat menjadi 2 triliun dolar AS, artinya dari situ Indonesia bisa 600-800 miliar dolar AS,” terangnya.

    Selain itu, pemerintah juga akan memprioritaskan pemerataan GDP melalui peningkatan pendidikan, investasi, dan perdagangan.

    Airlangga optimistis bahwa langkah ini akan membuka peluang baru bagi ekspor dan impor yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

    Selain itu, pendidikan juga menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja di berbagai daerah, sehingga daya saing Indonesia di tingkat global semakin kuat.

    “Pemerintah yakin, kita bisa lakukan dengan mendorong pemerataan, pendidikan dan juga bagaimana kita membuka investasi, perdagangan, impor maupun ekspor,” kata Airlangga.

    Sumber : Antara

  • Pertumbuhan Ekonomi Ditarget 8%, Sektor Apa yang Bisa Digenjot?

    Pertumbuhan Ekonomi Ditarget 8%, Sektor Apa yang Bisa Digenjot?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Prabowo Subianto punya target pertumbuhan ekonomi yang ambisius sebesar 8%. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, meski angka 8% terbilang berat, bukan berarti target itu tidak mungkin tercapai. 

    Airlangga menyebut, Indonesia pernah mencapai pertumbuhan ekonomi yang mendekati 8% puluhan tahun lalu.

    “Target pertumbuhan 8% itu bukan target yang tidak pernah kita capai atau tidak mungkin dicapai. Ini angka yang pernah kita capai di periode 86-97, pertumbuhan kita bisa mencapai 7,3%. Di tahun 95 kita pernah mencapai 8,2%,” ujarmya di Hotel Mulia Jakarta, Minggu (1/12).

    Untuk mewujudkan target pertumbuhan 8% tersebut, kata Airlangga, salah satu strategi yang akan dijalankan adalah melakukan penguatan ekonomi digital.

    Menurut Airlangga, nilai ekonomi digital Indonesia hari ini baru di angka US$ 90 miliar. Dia optimistis tahun depan nilainya bisa digenjot ke US$ 120 miliar, bahkan pada di tahun 2030 bisa mencapai US$ 400 miliar.

    “Kalau dengan ekonomi yang berbasis konvensional kita harus bersaing dari titik nol yang sama, tetapi ekonomi digital kita bisa meloncat,” ungkapnya.

    Bicara ekonomi digital, sambung Airlangga, jumlah startup di Indonesia ada lebih dari 2.400 perusahaan rintisan. Saat ini ada dua decacorn atau perusahaan yang memiliki nilai lebih dari US$ 10 bilion. Demikian pula unicorn, atau 10 perusahaan senilai US$ 1 miliar.

    “Dan di ASEAN, salah satu negara yang unggul di dalam pengembangan ekonomi digital adalah Indonesia,” imbuhnya.

    Airlangga menyampaikan, pemerintah mendorong Digital Economy Framework Agreement, alias kerjasama ekonomi berbasis digital.

    “Tidak ada belahan dunia lain atau kerjasama multilateral yang sudah mengangkat digital seperti negara ASEAN. Bahkan tidak EU, tidak di NAFTA, bahkan di level OECD. Oleh karena itu dalam ministerial meeting OECD tahun kemarin saya mengungkapkan terkait dengan Digital Economy Framework bahkan OECD pun ingin belajar dari negara-negara ASEAN,” jelasnya.

    “Nah kalau dengan Digital Economy Framework Agreement yang bisnis as usual ekonomi digital Asia-ASEAN itu besarnya US$ 100 triliun di tahun 2030. Tetapi dengan implementasi Digital Economy Framework Agreement maka ekonomi ASEAN bisa meningkat menjadi US$ 2 triliun, artinya dari situ Indonesia bisa US$ 600 sampai 800 triliun,” lanjutnya.

    (hsy/hsy)

  • Proyeksi tantangan dan harapan ekonomi Indonesia 2025

    Proyeksi tantangan dan harapan ekonomi Indonesia 2025

    Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Kontainer Bitung, Kota Bitung, Sulawesi Utara, Selasa (19/11/2024). ANTARA FOTO/Yegar Sahaduta Mangiri/YU/Spt.

    Proyeksi tantangan dan harapan ekonomi Indonesia 2025
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Minggu, 01 Desember 2024 – 18:55 WIB

    Elshinta.com – Tahun 2025 menjadi fase krusial bagi Indonesia untuk menavigasi tantangan dan peluang ekonomi di tengah dinamika global yang semakin kompleks.

    Di pedesaan, petani menghadapi tekanan besar akibat perubahan iklim. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Selatan bahkan telah memprediksi indeks La Nina terjadi hingga 2025 mendatang.

    Kepala BMKG Sulsel, Ayi Sudrajat, sempat menyebut kondisi tersebut akan mengakibatkan terjadinya peningkatan curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya.

    Kondisi ini mungkin saja berpotensi menyebabkan banjir yang merusak lahan pertanian dan mengancam produksi pangan nasional, khususnya padi.

    Produksi padi, yang berkontribusi 30 persen terhadap kebutuhan pangan domestik, bisa saja menurun signifikan jika dampak perubahan iklim ini tidak segera diantisipasi.

    Ketergantungan Indonesia pada impor pangan, juga bisa menjadi ancaman besar lainnya bagi kemandirian pangan.

    Berdasarkan data BPS, Indonesia tercatat telah mengimpor beras sebanyak 3,48 juta ton hingga Oktober 2024.

    Negara-negara yang menjadi sumber impor beras Indonesia adalah Thailand, Vietnam, Myanmar, Pakistan, dan Kamboja. Proyeksi impor beras Indonesia pada tahun 2024 mencapai 5,17 juta ton, yang berpotensi menjadi rekor impor beras terbesar. Itu belum termasuk komoditas pangan impor lainnya seperti gandum, jagung, dan gula.

    Di sisi lain, di wilayah perkotaan seperti Yogyakarta, transformasi digital membuka peluang besar bagi pengusaha muda, tetapi tantangan infrastruktur teknologi tetap menjadi penghalang.

    Sebuah survei terbaru yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkap bahwa di tahun 2024, sebanyak 82,6 persen penduduk daerah tertinggal di Indonesia telah terhubung internet.

    Padahal, studi Google dan Temasek mencatat bahwa UMKM yang terhubung dengan platform digital dapat meningkatkan pendapatan hingga 26 persen.

    Potensi ekonomi digital Indonesia, yang diproyeksikan mencapai 146 miliar dolar AS pada 2025, terancam tidak optimal jika kesenjangan akses internet tidak segera diatasi.

    Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara menjadi salah satu proyek strategis terbesar dalam sejarah Indonesia.

    Dengan target investasi Rp466 triliun, di mana 80 persen diharapkan berasal dari sektor swasta, proyek ini diharapkan mampu memacu pemerataan pembangunan.

    Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani telah mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) defisit Rp309,2 triliun per Oktober 2024 menimbulkan kekhawatiran tentang prioritas alokasi sumber daya.

    Proyek ini perlu dikelola dengan transparansi tinggi untuk menjawab kekhawatiran publik.

    Banyak studi menunjukkan bahwa proyek infrastruktur yang direncanakan dan dikelola dengan baik dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan signifikan, menjadikan proyek IKN sebagai peluang yang baik jika diterapkan secara efektif.

    Di sektor energi, Indonesia masih bergantung pada batu bara sebagai sumber utama pendapatan ekspor, yang mencapai 45 miliar dolar AS pada 2022.

    Namun, ketergantungan ini bertentangan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih pada 2060.

    Saat ini, hanya 12 persen energi Indonesia berasal dari sumber terbarukan, jauh tertinggal dibandingkan negara tetangga. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2022, bauran energi terbarukan Indonesia mencapai 12,30 persen,

    Sebagai perbandingan, beberapa negara tetangga memiliki proporsi energi terbarukan yang lebih tinggi. Misalnya, Vietnam memiliki kapasitas pembangkit listrik berbasis energi terbarukan sebesar 45.327 MW, menjadikannya yang terbesar di ASEAN.

    Sementara potensi energi terbarukan Indonesia, yang mencapai 442 GW menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), perlu segera dimanfaatkan melalui investasi dalam teknologi energi bersih dan reformasi subsidi energi fosil.

    Dengan strategi yang tepat, sumber seperti tenaga surya, angin, dan bioenergi dapat memenuhi kebutuhan domestik sekaligus menopang transisi menuju keberlanjutan.

    Di tengah kemajuan teknologi, tantangan ketenagakerjaan masih menjadi perhatian.

    Tingkat pengangguran terbuka menurun menjadi 5,86 persen pada Agustus 2023, tetapi ketidaksesuaian antara keterampilan tenaga kerja dan kebutuhan industri tetap menjadi tantangan signifikan.

    Laporan dari Lembaga Demografi Universitas Indonesia menunjukkan bahwa pada 2015, ketidaksesuaian vertikal (perbedaan antara tingkat pendidikan dan pekerjaan) mencapai 53,33 persen, sementara ketidaksesuaian horizontal (perbedaan antara bidang studi dan pekerjaan) mencapai 60,52 persen.

    Kondisi ini mencerminkan fenomena “pengangguran struktural” yang menghambat daya saing tenaga kerja Indonesia.

    Untuk menghadapi tantangan ini, reformasi sistem pendidikan menjadi kunci, dengan penekanan pada kurikulum berbasis keterampilan dan program pelatihan ulang bagi pekerja yang terdampak otomatisasi.

    Solusi strategis
    Di tengah berbagai tantangan tersebut, solusi strategis menjadi kebutuhan mendesak. Ketahanan pangan dapat diperkuat melalui teknologi pertanian modern seperti irigasi pintar dan pemantauan berbasis drone.

    Diversifikasi pangan lokal, seperti pemanfaatan sagu, sorgum, dan singkong, juga dapat mengurangi ketergantungan pada impor.

    Di sektor digital, pemerintah dan swasta perlu bersinergi dalam investasi infrastruktur teknologi, terutama untuk wilayah pedesaan yang masih minim akses internet.

    Pelatihan digital bagi UMKM juga perlu ditingkatkan untuk membuka peluang lebih luas bagi usaha kecil.

    Dalam pengelolaan proyek strategis seperti IKN, pendekatan public-private partnership (PPP) dapat menjadi solusi untuk mengurangi beban fiskal pemerintah sekaligus memastikan keberlanjutan proyek.

    Di sektor energi, percepatan transisi ke sumber terbarukan memerlukan insentif pajak untuk proyek energi hijau dan reformasi subsidi energi fosil.

    Langkah ini perlu dilakukan dengan investasi besar pada teknologi bersih seperti panel surya dan tenaga angin.

    Reformasi pendidikan juga menjadi prioritas untuk menjawab kebutuhan tenaga kerja di era digital. Kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri serta program reskilling dan upskilling menjadi langkah penting untuk memastikan tenaga kerja Indonesia tetap kompetitif.

    Tahun 2025 menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menata ulang strategi ekonominya.

    Dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, kebijakan yang adaptif, inklusif, dan berorientasi masa depan menjadi kunci.

    Perjalanan ekonomi Indonesia bukan hanya tentang mengejar angka pertumbuhan, tetapi juga tentang menciptakan pembangunan yang dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

    Dengan komitmen yang kuat dan langkah strategis yang tepat, Indonesia memiliki peluang besar untuk tampil sebagai ekonomi yang tangguh, berkelanjutan, dan inklusif.

    Tantangan hari ini adalah pijakan untuk masa depan yang lebih cerah, di mana setiap rakyat Indonesia dapat merasakan manfaat dari perkembangan ekonomi yang dikelola dengan bijak.

    Sumber : Antara

  • Electricity Connect 2024 Jadi Upaya Kolaboratif Genjot Transisi Energi

    Electricity Connect 2024 Jadi Upaya Kolaboratif Genjot Transisi Energi

    Jakarta: Perhelatan akbar Electricity Connect 2024 yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, sukses menelurkan delapan Memorandum of Understanding (MoU) untuk kerja sama strategis. Event ini dihadiri 15 ribu pengunjung dan melibatkan 175 exhibitor dalam dan luar negeri.
     
    “Sudah tiga hari kita melaksanakan acara ini dan bisa berjalan dengan baik. Itu sudah ada 175 exhibitor, kemudian ada 50 perjanjian bilateral yang kemudian delapan di antaranya menjadi MoU dan beberapa hal lainnya,” kata Ketua Umum Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) Evy Haryadi dalam closing ceremony Electricity Connect 2024, dikutip dari keterangan tertulis, Minggu, 1 Desember 2024.
     
    Ia menilai perhelatan Electricity Connect kali ini mengalami banyak kemajuan jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Terutama karena banyaknya exhibitor lokal yang terlibat di dalam event ini.
     
    “Alhamdulillah, tahun ini dengan kekuatan kita sendiri. Kalau tahun lalu kita masih dibantu oleh satu exhibitor luar negeri, tahun ini kita bisa melaksanakan dengan local pride. Jadi, alhamdulillah tahun ini kita bisa melaksanakan dengan jauh lebih baik lagi,” jelas Evy.
     

     

    Upaya kolaboratif dorong akselerasi transisi energi
     
    Dalam closing ceremony tersebut, Evy pun mengapresiasi peran para exhibitor serta sponsor yang telah berfokus pada upaya kolaboratif dalam mendorong akselerasi transisi energi ini.
     
    Selanjutnya, Evy turut mengucapkan terima kasih kepada pemerintah, yakni Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian BUMN, dan emiten pelat merahnya yakni PT PLN (Persero), serta pihak swasta termasuk para sponsor.
     
    “Sekali lagi ucapan terima kasih kepada seluruh pihak, mulai dari pemerintah kemudian ESDM, pemberi mandat Electricity Connect, khususnya Menteri ESDM, BUMN, PLN dan swasta termasuk di dalamnya para sponsor, yang tentunya tanpa mereka, kita tidak bisa menjalankan ini dengan baik,” papar Evy.
     
    Electricity Connect 2024 merupakan event kolaborasi antara PLN dan MKI dengan harapan dapat menjadi showcase kekuatan Indonesia dalam membangun sistem ketenagalistrikan yang terintegrasi di kawasan ASEAN, serta pusat kolaborasi untuk seluruh stakeholder dunia.
     
    Tahun ini, event tersebut menggabungkan beberapa aspek yang terkait dengan inovasi, mulai dari pameran digitalisasi sistem kelistrikan, digitalisasi peralatan listrik rumah tangga dengan Internet of Things (IoT), future office, hingga future EV ecosystem.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)

  • Statistik Timnas Vietnam Saat Bertanding Menggunakan VAR, 14 Laga Mendapat 7 Kali Hukuman Penalti

    Statistik Timnas Vietnam Saat Bertanding Menggunakan VAR, 14 Laga Mendapat 7 Kali Hukuman Penalti

    Statistik Timnas Vietnam Saat Bertanding Menggunakan VAR, 14 Laga Mendapat 7 Kali Hukuman Penalti

    TRIBUNJATENG.COM – Timnas Vietnam memiliki statistik yang buruk saat bertandingan dalam pengawasan Video Assistant Referee (VAR).

    Hal ini membuat media Vietnam khawatir mengenai performa The Golden Star Warriors di ASEAN Cup 2024.

    Sebagaimana diketahui, ASEAN Cup 2024 akan menggunakan teknologi Video Assistant Referee (VAR).

    Suka cita pemain timnas Vietnam merayakan gol ke gawang timnas Filipina pada semifinal pertama Piala AFF 2018 di Stadion Panaad, Bacolod City, 2 Desember 2018. (twitter.com/affsuzukicup)

    ASEAN Cup 2024 yang bakal berlangsung ini akan menerapkan VAR untuk pertama kalinya.

    AFF sebenarnya telah mengumumkan bakal memakai VAR sejak Juli lalu.

    Dengan pengumuman ini, AFF menekankan bakal menerapkan VAR di setiap pertandingan yang bergulir pada ASEAN Cup 2024.

    Kepastian ini ternyata langsung mendapatkan sorotan dari Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF).

    Mereka bahkan dikabarkan bakal melakukan penyuluhan terkait VAR terhadap para pemain tim nasional mereka.

    Langkah ini diharapkan para pemain bisa berperilaku lebih baik dan tidak brutal lagi agar tidak merugikan tim.

    Media Vietnam menyoroti pengumuman penting ini karena dengan hadirnya teknologi VAR di setiap pertandingan ASEAN Cup 2024 bisa saja malah tak menguntungkan buat mereka.

    Menurut The Thao 247, pengunaan VAR ini sebenarnya membuat Timnas Vietnam lebih sering merasakan kerugian dibandingkan keuntungan.

    Alih-alih mendapatkan keuntungan dari adanya VAR, justu pemain Vietnam lebih sering mendapat hukuman.

    “AFF secara bertahap menerapkan VAR di turnamen lain, dimulai dari U-19 pada 17 hingga 29 Juli 2024, disusul Kejuaraan Antarklub Asia Tenggara pada 21 Agustus 2024 hingga 21 Mei 2025, dan ASEAN Cup setelahnya yang dimulai tanggal 8 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025,” tulis The Thao 247, Sabtu (23/11/2024).

    “VAR seringkali membawa lebih banyak kerugian dibandingkan keuntungan bagi tim Vietnam.”

    Statistik Vietnam Saat Pertandingan Menggunakan VAR

    Menurutnya, AFF memiliki catatan statistik soal performa Timnas Vietnam saat tampil dalam ajang resmi yang menerapkan VAR.

    Dari 14 pertandingan yang telah dilakoni, sebanyak 7 kali Timnas Vietnam mendapatkan pelanggaran yang berujung penalti.

    Tentu hal ini karena pemain Vietnam melakukan pelanggaran sehingga berujung hukuman penalti.

    Situasi ini membuat media Vietnam khawatir karena penerapan VAR di Piala AFF 2024 bisa saja menjadi kerugian.

    “Southeast Asian Football Forum Asean Football memiliki statistik performa Timnas Vietnam di turnamen resmi yang menerapkan teknologi VAR,” tulis The Thao 247.

    “Total The Golden Star Warriors menjalani 14 laga resmi FIFA dan AFC yang menerapkan VAR, antara lain final Piala Asia 2019 (1 laga perempat final), babak Kualifikasi Piala Dunia 2022 (10 laga), dan babak Kualifikasi Asia 2024.”

    “Dalam 14 pertandingan yang disebutkan di atas, tim Vietnam kalah 12 kali, seri 1 kali, dan hanya menang sekali.”

    “Dalam 12 kekalahan, ada 7 kali Vietnam dihukum penalti, rata-rata setiap 2 pertandingan tim menderita penalti. Ini adalah statistik yang cukup mengkhawatirkan.”

    Media Vietnam mengakui situasi ini mengkhawatirkan karena dari catatan tersebut rata-rata dalam setiap dua pertandingan mereka menerima hukuman penalti.

    Sepertinya situasi ini juga disadari oleh VFF sehingga para pemain tim nasional mereka nantinya diharapan tak brutal lagi.

    Oleh karena itu, mereka telah mengusulkan agar semua pemain bisa memahami peraturan VAR.

    Harapannya, Vietnam tak akan mendapatkan kerugian nantinya.

    “Namun, penerapan VAR secara luas di V-League saat ini turut membantu mengatasi situasi tersebut,” tulis The Thao 247.

    “Selain itu, VFF telah mengusulkan rencana untuk menginstruksikan pemain agar lebih memahami peraturan saat bermain dengan VAR sehingga mengharapkan perubahan yang lebih positif.”

    (*)

  • Ini Alasan Tiga Pemain Abroad Tidak Bisa Membela Timnas Indonesia di ASEAN Cup 2024

    Ini Alasan Tiga Pemain Abroad Tidak Bisa Membela Timnas Indonesia di ASEAN Cup 2024

    Ini Alasan Tiga Pemain Abroad Tidak Bisa Membela Timnas Indonesia di ASEAN Cup 2024

    TRIBUNJATENG.COM – Tiga pemain abroad tidak bisa memperkuat Timnas Indonesia di ASEAN Cup 2024.

    Mereka adalah Ivar Jenner, Justin Hubner, dan Rafael Struick.

    Mereka bertiga memiliki alasan yang sama tak bisa bergabung dengan Timnas Indonesia.

    Pesepak bola Timnas Indonesia Marselino Ferdinan bersama rekan setimnya merayakan gol yang dicetak ke gawang bola Timnas Arab Saudi. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

    Yakni tidak dilepaskan oleh klub karena ASEAN Cup 2024 bukan agenda resmi FIFA.

    Hal itu disampaikan oleh Ketua Badan Tim Nasional (BTN), Sumardji.

    Itu berarti klub Ivar Jenner yakni Jong Utrecht, Justin Hubner Wolves U-21, dan Rafael Struick Brisbane Roar, tidak akan melepas pemainnya itu ke Timnas Indonesia.

    Sumardji tidak memaksakan itu karena klub dipersilahkan untuk menahan pemainnya.

    Sebelumnya pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, sudah mengumumkan 33 pemain yang dipanggil untuk menjalani pemusatan latihan (TC) di Bali jelang ASEAN Cup 2024.

    TC itu digelar pada 27 November sampai 5 Desember 2024.

    Sampai saat ini baru 23 pemain yang datang ke Pulau Dewata.

    Sedangkan Ivar Jenner, Justin Hubner, dan Rafael Struick belum juga datang.

    Sumardji pasrah apabiila ketiga pemain itu tidak bisa memperkuat Timnas Indonesia.

    Shin Tae-yong masih mempunyai pemain-pemain lainnya yang tentu saja diharapkan bisa menggantikan peran Ivar Jenner, Justin Hubner, dan Rafael Struick.

    “Ya kita harus tahu bahwa ASEAN Cup 2024 ini di luar agenda resmi FIFA.”

    “Sehingga kalau di luar agenda resmi FIFA, klub itu bisa menyampaikan ke kami bahwa mereka keberatan untuk melepas pemainnya.”

    “Kami tidak mempermasalahkan itu,” kata Sumardji.

    Sumardji menegaskan bahwa PSSI tidak mengecilkan ASEAN Cup 2024.

    Terlebih, pemain yang dipanggil Shin Tae-yong level U-22.

    Kata Sumardji, PSSI tetap mempunyai target yang harus didapatkan Shin Tae-yong.

    Apalagi, Timnas Indonesia belum pernah meraih juara dalam turnamen yang dulu bernama Piala AFF itu.

    “Bukan kami mengecilkan arti turnamen ini tapi memang ini merupakan turnamen paling bergengsi di Asia Tenggara.”

    “Maka kami pun ada target.”

    “Paling tidak kami bisa masuk final, syukur-syukur ada mukjizat rezeki juara,” kata Sumardji.

    ASEAN Cup 2024 akan digelar pada 8 Desember 2024 sampai 5 Januari 2025.

    Timnas Indonesia tergabung ke dalam Grup B bersama Vietnam, Myanmar, Laos, dan Filipina.

    (*)