Organisasi: ASEAN

  • Kiprah BPK di dunia internasional sejalan dengan visi Presiden

    Kiprah BPK di dunia internasional sejalan dengan visi Presiden

    Menteri Luar Negeri Sugiono (kanan) dan Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Budi Prijono (kiri) pasca pertemuan di Gedung BPK, Jakarta, Jumat (10/01/2025). ANTARA/M. Baqir Idrus Alatas (Muhammad Baqir Idrus Alatas)

    Menlu: Kiprah BPK di dunia internasional sejalan dengan visi Presiden
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 10 Januari 2025 – 21:36 WIB

    Elshinta.com – Menteri Luar Negeri Sugiono menyatakan kiprah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di dunia internasional sejalan dengan visi Presiden dan visi Indonesia Emas 2045, khususnya dalam sasaran kepemimpinan dan pengaruh Indonesia di kawasan dan global.

    “Kita dipaparkan mengenai kiprah BPK di dunia internasional, bagaimana kepercayaan yang diberikan oleh beberapa organisasi internasional yang menjadikan BPK sebagai eksternal auditor. Ini merupakan sesuatu yang sudah berjalan beberapa lama. Dari prestasi ini, kami menganggap bahwa BPK harus terus berkiprah sebagai auditor di lembaga-lembaga internasional tersebut,” ujarnya dalam doorstop pasca bertemu Wakil Ketua BPK Budi Prijono di Gedung BPK, Jakarta, Jumat (10/1).

    Sampai saat ini, BPK telah menjadi pemeriksa eksternal pada berbagai organisasi internasional. Mulai dari International Atomic Energy Agency (2016-2021), International Maritime Organization (2020-2027), Inter-Parliamentary Union (2023-2025), Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries and Food Security (2023), World Intellectual Property Organization (2024-2029), International Tribunal for the Law of the Sea (2025-2028), hingga Organization for the Prohibition of Chemical Weapons (2027-2029).

    Peningkatan peran internasional tersebut dianggap meningkatkan kapasitas dan kredibilitas BPK, sehingga menjadi lembaga terpercaya di bidang pemeriksaan keuangan negara.

    “Kementerian Luar Negeri akan terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi antar lembaga di Indonesia untuk memperkuat dan memperluas kepemimpinan dan pengaruh Indonesia di dunia internasional di berbagai area. Peran BPK di dunia internasional merupakan contoh konkret dari sinergi dan kolaborasi yang telah terjalin cukup panjang,” kata Menlu dalam keterangan tertulis.

    Pihaknya disebut bakal terus mendukung kiprah BPK secara berkelanjutan dalam berbagai organisasi internasional, termasuk INTOSAI (The International Organization of Supreme Audit Institutions) ASOSAI (Asian Organization of Supreme Audit Institutions), dan ASEANSAI (ASEAN Supreme Audit Institutions). Kemudian juga berbagai kegiatan pemeriksaan dan pengembangan kapasitas pada lembaga-lembaga internasional.

    Dalam kesempatan yang sama, Budi Prijono mengapresiasi pemerintah, terutama Kemenlu, yang selama ini telah memberikan dukungan bagi kiprah BPK pada INTOSAI, ASOSAI, dan ASEANSAI, serta inisiator pembentukan Supreme Audit Instituitions-20 (SAI-20) sebagai salah satu engagement group G-20.

    Dukungan pemerintah terkait pihaknya di dunia internasional terus diharapkan, termasuk dalam persiapan Keketuaan BPK pada INTOSAI tahun 2028 – 2031.

    “Selama ini, kerja sama BPK dengan Kemenlu sudah terjalan cukup bagus, karena beberapa kegiatan BPK terutama yang berkaitan dengan pemeriksaan dunia internasional, kami selalu mendapat supporting dari rekan-rekan di Kementerian Luar Negeri. Oleh karena itu, kami tadi juga menyampaikan kepada Bapak Menlu untuk mendapatkan dukungan berkaitan dengan kegiatan-kegiatan internasional di luar negeri di masa mendatang,” ungkap Budi.

    Sumber : Antara

  • Pengembang Properti RI Gandeng Perusahaan Jepang Kembangkan Kawasan Komersial di Bali – Halaman all

    Pengembang Properti RI Gandeng Perusahaan Jepang Kembangkan Kawasan Komersial di Bali – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) atau Paradise Indonesia mengandeng perusahaan Jepang Hankyu Hanshin Properties mengembangkan kawasan komersial di kompleks Sahid Kuta Lifestyle Resort, Bali. 

    Kawasan komersial itu terletak di Jalan Pantai Kuta, Bali.

    Di lokasi itu Paradise Indonesia memiliki 5 unit bisnis dalam konsep mixed use properties, yaitu beachwalk Shopping Center, hotel Sheraton Bali Kuta Resort, dan hotel Aloft Bali Kuta at beachwalk, yang dioperasikan oleh Marriott International, dan Yello Hotel Kuta beachwalk Bali, dan beachwalk Residence, yang dioperasikan oleh Ascott Group.

    “Memanfaatkan keunggulan masing-masing pihak, kolaborasi ini bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang didukung oleh tingginya potensi populasi,” kata CEO Paradise Indonesia Anthony P Susilo dalam keterangan tertulis, Jumat (10/1/2025).

    Kolaborasi ini, kata dia juga bertujuan memperkuat posisi kedua belah pihak dalam industri properti di Indonesia yang sangat kompetitif, sekaligus mendorong pertumbuhan sektor properti di tingkat Asia.

    “Kedua belah pihak berharap kolaborasi ini akan memberikan keuntungan strategis dalam hal pengembangan portofolio properti, serta memperluas peluang bisnis di Indonesia dan kami tetap memegang kendali atas operasional dan pengelolaan properti di kawasan tersebut dengan  menerapkan  prinsip kolaborasi yang efektif dan berkelanjutan,” katanya.

    Direktur Utama Hankyu Hanshin Properties Indonesia Takeda Takashi mengatakan, pihaknya akan berpartisipasi dalam pengoperasian dan pengelolaan properti bekerja sama dengan Paradise Indonesia, dimulai dari kompleks Sahid Kuta Lifestyle Resort di Bali.

    “Selain itu, langkah kolaborasi strategis ini juga turut memperkuat posisi Hankyu Hanshin Properties dalam memperluas pengembangan bisnis di kawasan ASEAN,” ujarnya. 

    Selain proyek di Bali, Paradise Indonesia saat ini juga mengembangkan  sejumlah  proyek  strategis, termasuk Antasari Place di Jakarta, 23 Paskal – Extension di Bandung, 23 Semarang, serta properti mixed-use di  Balikpapan dan Makassar.  
     

  • 10 Tahun Terakhir Rupanya Jepang masih Melihat-lihat Apakah Asean Dekat AS atau China – Halaman all

    10 Tahun Terakhir Rupanya Jepang masih Melihat-lihat Apakah Asean Dekat AS atau China – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Sepuluh tahun terakhir rupanya Jepang melihat-lihat apakah Asean lebih dekat Amerika Serikat atau lebih dekat China.

    Kini waktunya Jepang mendekati diri lebih banyak lagi dengan Asean khususnya Malaysia dan Indonesia yang dikunjungi PM Jepang Shigeru Ishiba hari ini (10/1/2025).

    “Logis sekali dalam 10 tahun terakhir posisi Jepang masih terus melihat Asean  dekat Amerika Serikat atau China sehingga kunjungungan PM Jepang Shigeru Ishiba ke Malaysia dan Indonesia sangat tepat sekali kali ini untuk memperkuat Jepang dengan Asean,” papar Profesor Miyagi Taizo dari Universitas Chuo  kepada Tribunnews.com Jumat ini (10/1/2025).

    “Asean menurutnya sangat penting bagi Jepang, namun tidak baik mempertanyakan penting mana antara China dan Asean di mata Jepang,”  tekannya lagi.

    “Mungkin kurang baik kalau mempertanyakan dekat mana Asean atau China bagi Asean, karena keduanya sama penting bagi Jepang,” tekannya.

    Setelah perang dunia sekitar tahun 70-an memang diakui hubungan dengan Asean sangat baik bagi Jepang.

    “Setelah perang dunia kedua memang Asean dilihat sangat penting sekali bagi Jepang.

    Namun kini dengan perkembangan jaman yang ada berbagai variasi bermunculan di antara anggota Asean sendiri. Misalnya Indoensia menjadi anggota BRICS saat ini,” jelasnya.

    Kemudian munculnya kelompok G20 dan sebagainya sehingga Jepang perlu melihat dengan lebih teliti lagi hubungan dengan betbagai pihak itu.

    “Kini hubungan Jepang dengan Asean mungkin agak mengendor. Tetapi dengan kunjungan PM Jepang kali ini ke Malaysia dan Indonesia sangat bagus bisa memperkuat lagi tali persahabatan kedua negara dan juga dengan Asean apalagi Indonesia juga sebagai negara besar di Asean. Jadi efeknya akan cukup besar bagi kedua negara nantinya.”

    Sementara PM Ishiba sendiri menurut Miyagi bukanlah orang yang kuat di dalam lingkungan partai liberal demokrat (LDP).

    “Posisi dia lemah di dalam LDP. Demikian pula posisi Ishiba juga lemah di dalam parlemen,” katanya.

    Ishiba bisa menang di masyarakat karena dukungan masyarakat yang melihat Ishiba suka menyerang dan mengritik Shinzo Abe di masa lalu.

     “Karakter ishiba di dalam LDP sebenarnya lemah juga lemah di parlemen. Tetapi mendapat dukungan kuat dari masyarakat karena mengritik Abe sehingga dia lebih banyak didukung masyarakat ketimbang partainya sendiri.”

    Selain itu Ishiba menurutnya juga memiliki diplomasi yang kuat dengan pihak oposisi khususnya dengan pimpinan oposisi Noda
     
    “Konsensus pemerintahan yang dipimpin Ishiba dan oposisi embuat dia harus bisa kerjasama baik dengan pihak oposisi. Kalau tak bis akerjasama maka dia akan jatuh segera karea di parlemen dia lemah dan di dalam partai nya juga lemah.”

    Meskipun demikian dengan dukungan masyarakt dan kerjasama yang baik dengan pihak oposisi kini dia punya modal sebagai pemimpin di Jepang entah sampai kapan, lanjutnya lagi.
     
    Diskusi mengenai kunjungan PM Ishiba ke Jakarta dilakukan wag Pencinta Jepang yang bisa ikutan gratis lewat email:  tkyjepang@gmail.com. (Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang)

     

     

     

  • Poros Gas Nusantara

    Poros Gas Nusantara

    loading…

    Eddy Suprapto, Presidium Masyarakat Profesional untuk Demokrasi (MPD). Foto/SINDOnews.

    Eddy Suprapto

    Presidium Masyarakat Profesional untuk Demokrasi (MPD)

    Indonesia memiliki cadangan gas terbukti dan potensial sekitar 100 triliun kaki kubik, masih menjadi yang terbesar di ASEAN. Cadangan gas jika dioptimalkan mampu menjadi poros kekuatan ekonomi baru. Di dalam negeri bisa mengerakkan pertumbuhan industri dan aktifitas ekonomi. Di kawasan regional gas bisa menjadi jalur alternatif suplai energi ASEAN.

    Dunia dikejutkan oleh perang Rusia-Ukraina yang sudah berlangsung hampir tiga tahun sejak diluncurkan 24 Febuari 2022 belum ada tanda berhenti. Bahkan ditandai dengan pemutusan jalur suplai gas dari Rusia ke Eropa melewati Ukraina. Sementara di kawasan Timur Tengah perang seperti dalam sekam setiap saat meledak.

    Perang Israel dan Hamas sudah berlangsung 27 bulan belum ada tanda perdamaiman sejak penyerangan Hamas ke Israel 9 Oktober 2023. Perang Hamas sempat melebar melibatkan Iran dan Libanon. Kondisi ini mengakibatkan harga komoditas naik tanpa terkendali terutama sektor energi minyak dan gas. Harga minyak naik menjadi $ 83 per barrel dan harga gas terutama LNG melambung menjadi $ 12,53 per million british thermal unit (MMBTU).

    Kenaikan ini memukul suplai gas ke Eropa. Negara Eropa Barat seperti Jerman, Inggris, Belanda, Prancis, Belgia dan lainya sangat tergantung gas Rusia. Pasokan gas dari Rusia mencapai 40% kebutuhan Eropa Barat. Dengan penghentian gas dari Rusia, Eropa barat sangat menderita. Mereka tidak pernah menduga bahwa gas Rusia menjadi senjata utama.

    Rusia adalah produsen gas alam terbesar kedua di dunia dengan kontribusi mencapai 16,6% produksi gas alam pada tahun 2020 dengan jumlah 638,5 miliar meter kubik. Cadangannya mencapai 1.320,5 miliar meter kubik, setara dengan 19,9% cadangan dunia. Gas Rusia banyak mengalir ke Eropa dengan besaran 167,7 miliar meter kubik pada tahun 2020.

    Jumlah ini setara 40 % total impor gas alam Eropa. Sementara produksi minyak Rusia mencapai 10,7 juta bph atau setara 12,1% produksi dunia. Jumlah ini menempatkan Rusia duduk di peringkat 3 produsen minyak mentah dunia terbesar. Sedangkan cadangan minyak mentah Rusia mencapai 107,8 juta barel. Paling banyak ekspor minyak Rusia ke Eropa. Besarannya adalah 138,2 juta ton pada tahun 2020. Jumlah ini setara 29% total impor minyak Eropa yaitu 475,9 juta ton setahun.

    Sanksi Eropa terhadap Rusia dilematis, menekan Rusia dengan sanksi namun berdampak pada terhentinya pasokan minyak dan gas Rusia ke Eropa. Apalagi migas Rusia ke Eropa sangat ekonomis karena mengalir melalui pipa. Rusia mampu membangun infrastrasktur gas dalam 10 tahun terahir mengakibatkan terintegrasinya suplai energi ke Eropa.

    Dalam 10 tahun dengan selesainya infrastuktur Gas Rusia ke Eropa mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Rusia dan pemulihan ekonomi pasca krisis global. Terintegrasi gas Eropa juga menguatkan posisi tawar politik Rusia pasca pecahnya Sovyet Union.

  • Ekonom Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Mencapai 5,1 Persen pada 2025

    Ekonom Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Mencapai 5,1 Persen pada 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Ekonom memprediksi pertumbuhan perekonomian Indonesia yang direfleksikan pendapatan domestik bruto (PDB) akan tumbuh 5,1 persen year on year (yoy) pada 2025.

    Chief India and Indonesia Economist HSBC Global Research Pranjul Bhandari mengatakan, PDB untuk 2025 diperkirakan akan mencapai 5,1 persen. Angka PDB terakhir adalah 4,9 persen pada September atau kuartal III 2024.

    “Jadi, ada sedikit peningkatan. Sementara pertumbuhan di banyak negara lain bisa lebih rendah,” kata Pranjul dikutip dari Antara, Jumat (10/1/2025).

    Pranjul memprediksi, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan mengalami sedikit perlambatan, dengan rata-rata pertumbuhan PDB diperkirakan mencapai sekitar 5 persen. Selama lima bulan berturut-turut, purchasing managers index (PMI) manufaktur Indonesia menunjukkan kontraksi. Meskipun kredit tumbuh dengan kuat, tingkat pertumbuhannya sedikit melambat.

    Untuk 2025, ia melihat prospek ekonomi yang lebih cerah. Walaupun sempat mengalami kontraksi, sektor manufaktur menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada Desember 2024.

    “Jika melihat indikator lain, seperti ekspor, saya melihat adanya peningkatan dalam beberapa bulan terakhir. Beberapa hal mulai menunjukkan perbaikan,” ungkapnya.

    Pranjul juga menyoroti pentingnya kebijakan fiskal dan moneter dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di tahun depan. Dari sisi fiskal, ia memprediksi defisit fiskal Indonesia pada 2025 akan lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya karena implementasi program makan bergizi gratis yang baru dimulai awal tahun. Namun, defisit tersebut diperkirakan tetap di bawah 3 persen dari PDB.

    Sementara itu, dalam hal kebijakan moneter, Bank Indonesia (BI) diproyeksikan menurunkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali sepanjang 2025, yakni sebesar 35 basis poin (bps) pada kuartal pertama dan 50 bps pada kuartal kedua. Dengan demikian, BI rate diperkirakan turun dari 6 persen menjadi 5,25 persen pada Juni 2025.

    Inflasi diprediksi tetap terkendali, berada di bawah target tengah Bank Indonesia sebesar 2,5 persen. Pada Desember 2024, inflasi tercatat sebesar 1,57 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 2,61 persen.

    “Upaya pemerintah dalam beberapa tahun terakhir, seperti mempercepat distribusi pangan ke berbagai wilayah dan meningkatkan koordinasi antar kementerian, berhasil menekan inflasi. Untuk saat ini, inflasi masih dalam batas aman,” tambah Pranjul.

    Namun, ia juga menggarisbawahi tantangan berupa lemahnya arus investasi asing langsung (FDI) ke Indonesia. Kondisi ini, menurutnya, bukan hanya menjadi tantangan bagi Indonesia tetapi juga bagi banyak negara berkembang lainnya.

    “Secara keseluruhan, 2025 menunjukkan prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Stabilitas makroekonomi sebagian besar dapat dijaga, meskipun dinamika global yang tidak menentu tetap menjadi perhatian,” jelasnya.

    Secara global, HSBC memperkirakan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) akan menurunkan suku bunga secara bertahap sebesar 25 bps masing-masing pada Maret, Juni, dan September 2025, sehingga suku bunga acuan AS diproyeksikan berada di kisaran 3,50–3,75 persen pada September 2025.

    Pertumbuhan PDB dunia untuk 2025 diperkirakan tetap berada di angka 2,7 persen, sama seperti tahun sebelumnya.

    Di Asia, kecuali Jepang, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan tetap kuat di level 4,4 persen, sementara negara-negara ASEAN diprediksi mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,8 persen pada 2025.

    Sementara, pertumbuhan perekonomian Indonesia yang direfleksikan PDB akan tumbuh 5,1 persen secara tahunan pada 2025.

  • Infografis Batas Usia Pensiun Jadi 59 Tahun di 2025 dan Perbandingan di Asia – Page 3

    Infografis Batas Usia Pensiun Jadi 59 Tahun di 2025 dan Perbandingan di Asia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah secara resmi menaikkan batas usia pensiun pekerja di Indonesia dari 58 tahun menjadi 59 tahun terhitung pada 1 Januari 2025. Perubahan usia pensiun menjadi 59 tahun itu terutama berlaku bagi peserta Program Jaminan Pensiun yang dikelola Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan atau BPJS TK.

    Kenaikan usia pensiun menjadi 59 tahun merujuk Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun. Dalam Pasal 15 ayat (3) PP Nomor 45 Tahun 2015, diatur usia pensiun pekerja Indonesia akan bertambah 1 tahun setiap 3 tahun sekali.

    “Usia pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (2) selanjutnya bertambah 1 (satu) tahun untuk setiap 3 (tiga) tahun berikutnya sampai mencapai usia pensiun 65 (enam puluh lima) tahun,” demikian termaktub dalam Pasal 15 ayat (3) PP 45/2015, seperti dilansir Antara, Rabu 8 Januari 2025.

    Kebijakan peningkatan usia pensiun menjadi 59 tahun di Indonesia menuai sorotan dari berbagai kalangan. Ekonom sekaligus pakar kebijakan publik dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, menjelaskan perihal kenaikan batas usia pensiun bukan hal baru di dunia.

    Beberapa negara maju dan kawasan ASEAN telah lebih dulu menerapkan kebijakan serupa. Mereka menyesuaikan dengan perubahan demografi dan tantangan ekonomi.

    Di kawasan ASEAN, Singapura berencana menaikkan usia pensiun dari 63 menjadi 65 tahun pada 2030. Sedangkan Malaysia telah menetapkan usia pensiun 60 tahun sejak 2013. Namun, Achmad mengingatkan kebijakan tersebut tidak bisa diterapkan seragam di semua negara.

    “Setiap negara memiliki usia harapan hidup dan tingkat kesejahteraan usia produktif yang berbeda, sehingga penerapan kebijakan ini harus disesuaikan dengan kondisi lokal,” ujar Achmad Nur Hidayat kepada Liputan6.com, Kamis 9 Januari 2025.

    Bagaimana perbandingan batas usia pensiun pekerja di Asia? Simak selengkapnya dalam rangkaian Infografis berikut ini:

  • Maju Mundur Perpanjangan HGBT Kala Harga Gas Asean Lebih Murah

    Maju Mundur Perpanjangan HGBT Kala Harga Gas Asean Lebih Murah

    Bisnis.com, JAKARTA — Perpanjangan kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT) hingga kini belum ada kepastian. Ketidakpastian tersebut membuat pelaku industri resah, padahal kebijakan gas murah dinilai penting untuk meningkatkan daya saing industri nasional.

    Untuk diketahui, program gas murah untuk tujuh sektor industri telah berakhir pada 31 Desember 2024. Hingga saat ini, pemerintah belum memberikan kepastian kelanjutan harga gas US$6 per MMBtu itu. Alhasil, pelaku industri saat ini dikenakan tarif komersial. 

    Di sisi lain, seiring kurangnya pasokan gas pipa di wilayah strategis seperti Sumatra bagian tengah, Sumatra bagian selatan, Lampung, dan Jawa bagian barat, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN menyediakan pasokan alternatif berupa gas hasil regasifikasi LNG. Harga gas regasifikasi untuk industri dipatok sebesar US$16,67 per MMBtu dari 1 Januari-31 Maret 2025.

    Direktur Kemitraan Dalam Negeri dan Internasional Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) Budi Susanto mengatakan, apabila HGBT tidak diperpanjang, daya saing industri petrokimia berpotensi makin terpuruk. 

    Apalagi, harga gas bumi di Indonesia masih terbilang mahal jika dibandingkan dengan negara-negara Asean. Adapun, harga gas di Malaysia sebesar US$4,5 per MMBtu, Thailand sebesar US$5,5 per MMBtu, dan Vietnam mencapai US$6,39 per MMBtu. 

    “Kebijakan gas murah akan memberikan dampak positif bagi efisiensi biaya produksi sehingga industri petrokimia dapat fokus kepada perluasan kapasitas produksi atau investasi,” ujar Budi, dikutip Kamis (9/1/2025).

    Budi menilai pemerintah semestinya mendukung keberlanjutan gas murah yang disebut akan memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional yang ditargetkan 8%. 

    “Jika aturan HGBT tidak dilanjutkan berarti industri semakin terpuruk dan target untuk pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan pemerintah sulit tercapai,” tuturnya.

    Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mendesak pemerintah untuk segera memberikan kepastian perpanjangan HGBT pada Januari ini. 

    Sebab, industri keramik merasa keberatan dengan harga terbaru dari gas regasifikasi yang selisih 2,5 kali lipat dibandingkan harga HGBT, yakni sebesar US$16,77 per MMBtu. Harga tersebut terbilang tinggi dan merugikan industri keramik dalam negeri.

    “Dengan kebijakan tersebut artinya ini merupakan harga gas termahal di kawasan Asia Tenggara,” tegasnya.

    Sementara itu, Ketua Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) Yustinus Gunawan meminta pemerintah, dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk segera mengendalikan kebijakan harga gas. 

    Dia pun mengungkap dampak dari penerapan harga gas regasifikasi LNG sebesar US$16,77 per MMBtu di saat kelanjutan kebijakan HGBT belum disahkan di tahun ini.

    “Aksi industri menurunkan produksi dan manfaatkan stok yang ada untuk penuhi order yang sudah komit dan sisanya deal order baru tanpa produksi baru,” kata Yustinus kepada Bisnis, Selasa (7/1/2025). 

    Yustinus menerangkan, penerapan harga gas regasifikasi juga sempat diberlakukan sejak Mei 2024 dengan harga US$13 per MMBtu. 

    Sementara itu, dia juga menuturkan harga gas regasifikasi tersebut juga masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga komersial via pipa seharga US$9,16 per MMBtu.

  • Dolar AS Diramal Tetap Berada di Level Rp 16.000 Sepanjang Tahun

    Dolar AS Diramal Tetap Berada di Level Rp 16.000 Sepanjang Tahun

    Jakarta

    HSBC Global Private Banking (HSBC GPB) memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar akan terus mengalami tekanan pada 2025 dan akan tetap berada di kisaran Rp 16.000an sepanjang tahun ini.

    “Meskipun nilai tukar rupiah terhadap US dolar akan menghadapi tekanan, karena US dolar yang semakin kuat. Kami tetap optimis dengan rupiah karena daya tarik imbal hasilnya. Kami memperkirakan nilai tukar USD-IDR akan mencapai Rp 16.300 pada akhir tahun,” kata CIO Southeast Asia and ASEAN for Private Banking and Wealth Management HSBC, James Cheo, dalam media briefing HSBC, Kamis (8/1/2025).

    Lebih lanjut Head of Markets and Securities Services HSBC Indonesia, Ali Setiawan, mengatakan tekanan terhadap nilai rupiah ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti penguatan nilai tukar dolar AS.

    Namun di luar itu, menurutnya yang paling mempengaruhi nilai tukar rupiah saat ini adalah besarnya impor yang dilakukan Indonesia. Sebab untuk melakukan impor, perusahaan atau pemerintah harus membeli dolar menggunakan rupiah.

    “Sebetulnya aliran dana dari luar negeri yang datang dan pergi itu yang bisa menentukan arah mata uang rupiah-dollar. Kita kalau misalnya setiap tahun negara impor dalam hal konsumsi, beras impor, gandum untuk mie impor, kedelai tahu dan tempe impor, untuk impor itu kan perlu beli dolar,” kata Ali.

    “Karena yang impor ini harus beli dollar, yang bikin naik dolar tuh apa? Kalau orang beli dolar dong, pakai apa? Pakai rupiah. Rupiah kita jadi lemah, nah kalau misalnya rupiah kita nggak mau melemah, siapa yang jual dollar? Kalau misalnya nggak ada yang jual dollar, rupiah kita akan lemah,” tambahnya.

    Di sisi lain saat melakukan ekspor, tidak semua perusahaan atau dana dalam bentuk dolar ini akan ditukar kembali menjadi rupiah. Bahkan menurutnya saat ini hanya sekitar 30% dolar hasil ekspor yang ditukar ke rupiah. Pada akhirnya penggunaan dolar ini dapat semakin menekan nilai tukar rupiah.

    “Mereka dari eksportir itu berapa banyak yang jual dolar? Kalau yang dari batu bara, mereka terima dollar apa mereka jual dollar? tidak karena mereka juga butuh dollar kalau dari kelapa sawit, mereka terima dollar, mereka jual nggak dolarnya? Nggak, karena mereka juga kebutuhannya dolar. Kalau dari kelapa sawit mereka terima dolar, jual dolar nggak? Nggak juga karena mereka cash juga butuh dolar,” terangnya.

    Hal inilah yang kemudian membuat nilai tukar dolar terhadap rupiah akan tetap tinggi, selama Indonesia mengurangi jumlah impor. Baik impor yang dilakukan oleh perusahaan swasta maupun pemerintah.

    (fdl/fdl)

  • HSBC GPB Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 4,8% di 2025

    HSBC GPB Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 4,8% di 2025

    Jakarta, FORTUNE – HSBC Global Private Banking (HSBC GPB) memproyeksikan pertumbuhan Ekonomi Indonesia akan mencapai 4,8 persen di tahun 2025 ini. Ekonomi Indonesia akan setara dengan 5 besar negara ASEAN lainya atau ASEAN-6.

    Chief Investment Officer, Southeast Asia for Private Banking and Wealth Management HSBC, James Cheo menjelaskan bahwa ekonomi Indonesia di tahun 2025 diprediksi akan diuntungkan dari kombinasi antara pembangunan infrastruktur, diversifikasi ekspor, dan konsumsi domestik yang kuat. Kebijakan pemerintah yang berkelanjutan menjadi faktor kunci. Ia menyebut, angka ini lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN, yaitu 4,4 persen. 

    “Ekonomi Indonesia kemungkinan akan mengalami peningkatan investasi yang signifikan di bidang infrastruktur dan permintaan domestik yang sehat,” kata James pada acara Media Briefing HSBC: Indonesia & Asia (Investment & Economic) Outlook 2025 di Jakarta, Kamis (9/1).

    Di sisi lain, Inflasi diperkirakan akan tetap di bawah level tengah target Bank Indonesia sebesar 2,5 persen, dan kebijakan fiskal yang cermat akan memberikan fondasi yang stabil untuk pertumbuhan. Defisit fiskal diproyeksikan tetap di bawah 3 persen dari PDB, yang memungkinkan pemerintah untuk mempertahankan belanja infrastruktur dan kesejahteraan sosial.

    Nilai tukar Rupiah akan menguat di Rp16.300

    Petugas menghitung mata uang rupiah di Ayu Masagung Money Changer, Jakarta, Senin (26/8/2024). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

    Untuk Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar, lembaga riset dari bank asal hongkong ini juga memperkirakan berada pada level Rp16.300 hingga akhir tahun 2025. ”Meskipun nilai tukar Rupiah akan menghadapi tekanan karena US Dolar yang semakin kuat, kami tetap optimis dengan Rupiah karena daya tarik imbal hasilnya,” katanya. 

    Sedangkan, untuk arah kebijakan Bank Indonesia (BI) diperkirakan melakukan tiga kali penurunan suku bunga acuan di tahun 2025, yaitu 35 basis poin di kuartal pertama dan 50 basis poin di kuartal kedua. 

    “Dengan demikian, suku bunga acuan akan turun menjadi 5,25 persen pada bulan Juni dari 6 persen saat ini. Penurunan suku bunga BI di awal tahun ini memperkuat rekomendasi kami untuk berinvestasi lebih banyak pada obligasi Rupiah dan obligasi berkualitas tinggi yang diterbitkan oleh BUMN,” kata James.

    Aset berisiko saham masih menarik di 2025

    Media Briefing HSBC: Indonesia & Asia (Investment & Economic) Outlook 2025 di Jakarta, Kamis (9/1)/Dok HSBC

    Selain itu, HSBC GPB memperkirakan aset berisiko akan tetap menjanjikan di paruh pertama tahun 2025 dengan dukungan dari prospek ekonomi global yang sehat, meluasnya pertumbuhan pendapatan perusahaan dan pemangkasan suku bunga bank sentral di berbagai belahan dunia. HSBC GPB meyakini kinerja saham akan mengungguli obligasi, dan kinerja obligasi akan lebih baik daripada simpanan tunai. 

    HSBC GPB memiliki pandangan overweight terhadap saham global dan netral terhadap obligasi global. Meski demikian, HSBC GPB tetap melakukan pendekatan secara aktif dan taktis dalam memilih obligasi yang tepat agar tetap menghasilkan keuntungan. 

    “Selain itu, kami juga overweight pada saham Inggris, Jepang, India, dan Singapura karena potensi pertumbuhan dan profil risiko-imbal balik yang menarik dari aset-aset tersebut,” kata Fan Cheuk Wan, Chief Investment Officer, Asia, Global Private Banking and Wealth HSBC.

    Demi mengurangi risiko geopolitik dan perdagangan dunia yang tidak menentu, HSBC GPB berpandangan overweight secara taktis pada hedge fund  dan emas sebagai sarana lindung nilai dari risiko ekstrem dan untuk diversifikasi portofolio. HSCB GPB juga memperkirakan US Dollar akan tetap kuat.

  • Kepemimpinan Baru ASEAN, Faktor Prabowo Subianto dan Anwar Ibrahim – Halaman all

    Kepemimpinan Baru ASEAN, Faktor Prabowo Subianto dan Anwar Ibrahim – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dahlan Dahi, dari Kuala Lumpur, Malaysia

    TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR – NAMA Prabowo Subianto, Presiden RI, beberapa kali disebut dalam acara satu setengah hari bertema ASEAN Economic Opinion Leader Conference: Outlook for 2025.

    Berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, konferensi diselenggarakan Kementerian Investasi, Perdagangan, dan Industri atau Ministry of Investment, Trade, and Industry (MITI) Malaysia di gedung MITI, 8-9 Januari 2025.

    Acara dikemas dalam panel diskusi, menghadirkan pembicara dari Sekretariat ASEAN, ahli dan pelaku ekonomi, lembaga kajian, aktivis, dan wartawan dari negara-negara ASEAN.

    Ini merupakan gerak cepat Malaysia menindaklanjuti kepemimpinan bergilir ASEAN oleh negara yang dipimpin Anwar Ibrahim ini.

    Malaysia mendapat giliran memimpin ASEAN pada situasi global yang tidak mudah: Tensi AS-China meningkat terkait Taiwan, perang tarif Presiden AS terpilih, Donald Trump, atas China, perang Ukraina, perang Israel-Hamas, dan masalah internal Myanmar (salah satu anggota ASEAN).

    Di bidang ekonomi, dunia sedang bergerak mengelola tantangan baru karena artificial intelligence (AI) dan electric vehicle (EV).

    Faktor BRICS

    Setidaknya ada dua faktor mengapa nama Prabowo muncul dalam konferensi tersebut. Pertama, tepat pada pagi hari pembukaan acara, tersebar berita bahwa Indonesia diterima menjadi anggota penuh BRICS.

    Dengan masuknya Indonesia, BRICS beranggotakan 10 negara. Yakni, Brasil, Rusia, China, India, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran, Indonesia, dan Uni Arab Emirat.
     
    Mengingat dominannya negara yang sering berseberangan dengan AS, yakni Rusia, China, dan Iran, BRICS sering dianggap sebagai anti-Barat.

    Kedua, persepsi mengenai Prabowo. Melakukan serangkaian kunjungan luar negeri yang intens sebelum dan segera setelah dilantik jadi presiden Oktober lalu, Prabowo dianggap berbeda dari Jokowi.

    “Prabowo dianggap memberi konsern pada masalah luar negeri,” kata Tan Sri Nazir Razak, Chairman ASEAN BAC Network, salah satu pembicara.

    Zafrul Tengku Abdul Aziz, Menteri MITI, juga menyinggung BRICS pada closing remarks, pidato penutupan.

    Zafrul mengatakan, kepemimpinan Malaysia di ASEAN menghadapi tantangan geopolitik dan menyebut BRICS dan Indonesia pada konteks tersebut.

    Anggota-anggota ASEAN memiliki respon yang berbeda terhadap BRICS. Malaysia dan Indonesia sering berposisi sama, misalnya, dalam konflik Israel-Hamas. Tapi, Zafrul mengatakan, BRICS seharusnya dilihat sebagai bukan blok anti-Amerika Serikat atau anti-Barat.

    “BRICS harusnya dilihat sebagai additional mechanism (mekanisme tambahan –dalam menavigasi tantangan geopolitik),” katanya menyitir pendapat Prof Dr Kuik Cheng-Chwee, profesor dari Universitas Kebangsaan Malaysia, salah satu pembicara dalam konferensi.

    Persis pada hari penutupan, Kamis (9/1/2025), Presiden Prabowo menemui PM Malaysia Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur.

    Belum ada penjelasan mengenai topik pembicaraan kedua pemimpin. Juga tidak ada keterangan mengenai kaitannya dengan konferensi yang merupakan kegiatan yang diprakarsai Malaysia terkait  kepemimpinannya di ASEAN.

    Anwar Ibrahim memiliki hubungan personal yang kuat dengan Prabowo. Anwar menghadiri langsung acara pelantikan Prabowo sebagai presiden, 20 Oktober 2024.

    Tekad Malaysia

    Dalam konferensi, terlihat tekat Malaysia yang kuat untuk memanfaatkan kepemimpinannya di ASEAN agar asosiasi negara-negara Asia Tenggara ini dapat memainkan peran optimal dalam mengarungi tantangan geopolitik baru dan tantangan ekonomi yang baru.

    ASEAN beranggotakan 11 negara dengan penduduk 663,9 juta jiwa (2021) atau 9 persen dari populasi dunia. 

    MITI sebagai penyelenggara mengundang wartawan dan pemimpin media dari negara-negara ASEAN sebagai peserta aktif maupun sebagai moderator berapa sesi.

    Malaysia terlihat ingin membangun komunikasi publik yang lebih efektif mengenai ASEAN. Sepanjang konferensi, Wakil Menteri MITI, YB Liew Chin Tong, terlihat terus mengikuti semua sesi diskusi, termasuk ketika sesi membahas peran media dan opinion leader dalam membangun narasi tentang ASEAN.

    “Kita ingin me-refresh semangat ASEAN,” tegas Zafrul.

    Konferensi membahas topik-topik yang dianggap tantangan strategis bagi ASEAN seperti EV, digital dan AI, kelas menengah, peran wanita, semi konduktor, narasi ASEAN, dan tentu saja, tantangan geopolitik.

    Malaysia menegaskan, posisi ASEAN dalam percaturan geopolitik tetap netral. Asosiasi ini terbuka membangun kerja sama dengan AS, Afrika, Eropa, BRICS, juga dengan Australia dan Selandia Baru. (*)