Organisasi: ASEAN

  • DBS prediksi pasar modal Indonesia alami kesulitan pada awal 2025

    DBS prediksi pasar modal Indonesia alami kesulitan pada awal 2025

    Jakarta (ANTARA) – Senior Investment Strategist DBS Bank Joanne Goh memproyeksikan bahwa pasar modal Indonesia akan menghadapi kesulitan pada paruh pertama tahun ini karena peningkatan tarif perdagangan yang rencananya diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump.

    “Bagi Indonesia, kami melihat akan mengalami kesulitan, terutama pada semester pertama, karena (kebijakan) Trump 2.0,” kata Joanne Goh dalam konferensi pers “DBS CIO Insights 1Q25: Game Changers” di Singapura, yang diikuti secara daring dari Jakarta, Senin.

    Ia mengatakan bahwa dampak dari rencana kebijakan Trump tersebut sudah terlihat sejak akhir 2024 hingga awal 2025.

    Hal tersebut tercermin dari penguatan dolar AS terhadap rupiah serta peningkatan yield surat berharga pemerintah Amerika Serikat atau US Treasury.

    “Secara komparatif, keadaan tersebut membuat aset (surat berharga) Indonesia menjadi kurang menarik dan kurang diminati,” ujar Joanne.

    Namun, ia menuturkan bahwa situasi tersebut akan membaik pada semester kedua nanti dengan berbagai faktor pendorong, termasuk diversifikasi ekonomi untuk mengatasi dampak kebijakan tarif Trump.

    Indonesia juga merupakan salah satu pemasok utama komoditas logam dan mineral dunia yang dapat menjadikannya sebagai pemain kunci dalam ekosistem mobil listrik dan komponen elektronik.

    Sebagai anggota ASEAN yang memiliki potensi ekonomi besar tersebut, Joanne menyatakan bahwa Indonesia bisa mengambil keuntungan dari skema kerja sama China Plus One.

    Selain itu, ia mengatakan bahwa Indonesia juga memiliki jumlah populasi yang besar sehingga dapat menjadi faktor positif dalam mendorong konsumsi domestik serta pertumbuhan ekonomi nasional.

    “Kami sebenarnya melihat bahwa ekonomi domestik dan saham domestik, salah satunya di sektor konsumen dan perbankan, dapat berkembang dengan baik,” imbuhnya.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, Indonesia bakal berupaya mengajukan penurunan tarif dagang dengan Amerika Serikat (AS) melalui kerja sama bilateral antara kedua negara.

    Upaya ini dilakukan sebagai langkah mitigasi terhadap kebijakan tarif impor di masa pemerintahan Donald Trump mendatang.

    “Kita sedang meminta supaya akan ada kerja sama ekonomi secara bilateral, supaya tarifnya kita turunkan,” kata Airlangga usai acara IBC Business Competitiveness Outlook 2025 di Jakarta, Senin.

    Pewarta: Uyu Septiyati Liman
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

  • Maybank Indonesia Ikut Pacu Ekonomi Syariah Berkelanjutan Lewat Shariah Thought Leaders Forum – Halaman all

    Maybank Indonesia Ikut Pacu Ekonomi Syariah Berkelanjutan Lewat Shariah Thought Leaders Forum – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Peluang pengembangan ekonomi syariah di Indonesia masih sangat besar.

    Apalagi wilayah ini merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di ASEAN, dimana pasar halalnya juga memiliki potensi sangat luas. 

    Sejalan dengan potensi tersebut, PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) mendorong penguatan ekonomi syariah dengan mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam Layanan Keuangan Syariah. 

    Direktur Keuangan Maybank Indonesia Shaiful Adhli Yazid, mengatakan pihaknya terus memperkuat layanan keuangan syariah. Selain itu, pada saat bersamaan juga meningkatkan peran bank dalam mengimplementasikan prinsip sustainability di setiap aspeknya. 

    “Maybank Indonesia memprioritaskan aspirasi strategi M25+ untuk menjadi yang terdepan dalam keberlanjutan serta memberikan hasil jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan,” kata Shaiful dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (13/1/2025). 

    Sebagai sebuah nilai, keuangan syariah menawarkan pendekatan yang adil, etis dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

    Oleh karenanya, Maybank Indonesia berkomitmen untuk memberdayakan nasabah dengan solusi keuangan inovatif yang mengedepankan inklusivitas dan keberlanjutan.

    Di sisi lain, Maybank Indonesia terus bertransformasi untuk mendorong implementasi nilai-nilai keberlanjutan dalam kegiatan operasionalnya.

    Adapun strategi Shariah First yang diluncurkan oleh Maybank Indonesia pada 2014 berhasil menciptakan pertumbuhan signifikan bagi bisnis syariah Maybank Indonesia. 

    Selain itu, Maybank Indonesia juga akan terus mengambil peran aktif untuk mendorong kolaborasi seluruh stakeholders untuk menjembatani layanan keuangan, keuangan berkelanjutan dan ekosistern ekonomi syariah. 

    Lewat kolaborasi tersebut diyakini akan mendorong lembaga keuangan syariah sehingga berkembang dari segmen niche menuju sistem ekonomi arus utama. 

    Satu upaya mencapai komitmen tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan Maybank Shariah Thought Leaders Forum 2025.

    Agenda yang sudah ketiga kali digelar ini mengangkat tema ‘From Niche To Mainstream: Driving Sustainability for Better Financial Future’.

    Direktur Perbankan Syariah Maybank Indonesia Romy H. Buchari, menjelaskan tema tersebut dipilih dengan dasar mendorong ekonomi syariah untuk berkembang dari sistem ekonomi yang tersegmentasi (niche) menuju sistem ekonomi utama (mainstream).

    “Dengan menghadirkan pemangku kepentingan dari berbagai kalangan, kami berharap forum ini dapat memberikan kontribusi untuk memperkokoh fondasi industri keuangan syariah yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” jelas Romy. 

    Tantangan ke depan yang perlu mendapat perhatian oleh lembaga keuangan syariah, adalah meyakinkan stakeholder bahwa sistem ekonomi syariah merupakan solusi tepat untuk mendorong implementasi agenda keberlanjutan.

    Maybank Shariah Thought Leaders Forum digelar untuk menghadirkan diskusi strategis di antara regulator, ulama, praktisi, pemimpin bisnis dan pakar internasional guna mengeksplorasi tantangan serta solusi keberlanjutan dalam industri keuangan syariah.

    Tokoh Keuangan dan Microfinance Syariah Iwan P Pontjowinoto, menyatakan sejalan dengan derasnya kesadaran untuk mendorong implementasi agenda sustainability di berbagai aspek, ekonomi syariah menawarkan solusi konkret untuk keuangan berkelanjutan. 

    Iwan mencontohkan, praktik inovasi wakaf sangat potensial untuk diberdayakan oleh Lembaga Keuangan Syariah menjadi solusi keberlanjutan. 

    “Dengan memainkan peran yang lebih sentral untuk mendorong implementasi nilai keberlanjutan, peluang ekosistem syariah untuk masuk ke sistem ekonomi arus utama sangat terbuka lebar karena memiliki nilai-nilai yang universal juga,” jelas Iwan.

  • Profil Raline Shah, dari Model hingga Jadi Staf Khusus Kementerian Komdigi

    Profil Raline Shah, dari Model hingga Jadi Staf Khusus Kementerian Komdigi

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid baru saja menunjuk Raline Shah sebagai Staf Khusus Bidang Kemitraan Global dan Edukasi Digital Komdigi.

    Pemilik nama lengkap Raline Rahmat Shah itu ditunjuk sebagai Stafsus Komdigi berdasarkan Keputusan Menteri (Kepmen) Komdigi terkait pengangkatan stafsus Menkomdigi.

    Bersama dengan Raline Shah, Menkomdigi juga menyambut lima Dirjan lainnya, yakni Wayan Toni Supriyanto sebagai Dirjen Infrastruktur Digital, Mira Tayyiba sebagai Dirjen Teknologi Pemerintah Digital, Edwin Hidayat sebagai Direktorat Jenderal Ekosistem Digital, Alexander Sabar menjadi Dirjen Pengawasan Ruang Digital, dan Fifi Aleyda Yahya sebagai Dirjen Komunikasi dan Media.

    Profil Raline Shah

    Memiliki nama lengkap Raline Rahmat Shah, dia lahir pada 4 Maret 1985 dan merupakan anak dari seorang pengusaha sekaligus mantan anggota MPR dan DPR, Rahmat Shah bersama denhan istrinya Roseline Abu, seorang filantropis keturunan Melayu.

    Raline sempat tinggal di Jakarta dan Medan saat masih kecil, sebelum pindah ke Johor Bahru, Malaysia pada 1998. 

    Di sana dia bersekolah di Kolej Tuanku Ja’afar, sebuah sekolah asrama di Negeri Sembilan, Malaysia. Selama menempuh pendidikan, dia memulai kiprahnya di dunia film dengan menyutradarai 2 drama sekolah, berakting dalam 3 musikal dan berbagai produksi teater. 

    Kemudian, Raline melanjutkan pendidikan dengan berkuliah di National University of Singapore jurusan ilmu politik, dan menerima gelar dalam Ilmu Politik & Media Baru dan Komunikasi pada 2007. 

    Raline kemudian memulai kariernya di dunia hiburan dengan menjadi model untuk Mannequin Studios sejak 2004 hingga 2008.

    Dia juga sempat bekerja di Departemen Hubungan Masyarakat Paragon Medical selepas lulus kuliah dari 2008 hingga 2011.

    Setelah menjadi model, dia kemudian mulai terjun ke dunia hiburan dengan menjadi salah satu kontestan Puteri Indonesia pada 2008 mewakili Sumatera Utara. 

    Dalam gelaran bergengsi tersebut, Raline terpilih masuk dalam lima besar dan dianugerahi gelar “Putri Favorit Indonesia”.

    Raline kemudian memulai debut aktingnya pada 2012, dengan berperan sebagai Riani di film 5 Cm garapan sutradara Rizal Mantovani.

    Sejak itu, Raline mulai membintangi berbagai judul film seperti 99 Cahaya di Langit Eropa, Supernova, Surga Yang Tak Dirindukan, Orang Kaya Baru, dan sebuah film di Malaysia, Polis Evo 2.

    Sejak sekolah Raline sudah gemar mengumpulkan berbagai prestasi seperti Silver Youth International Award pada 2002 dan Gold International Youth Award pada 2003 atas prestasinya dalam bidang olahraga, seni, dan lingkungan.

    Dia juga menerima Best Business Studies Academic Achievement Award serta memperoleh Gold Duke of Edinburgh Award untuk eksplorasi, pendakian, dan kerja sosial.

    Selain karier dan prestasinya di dunia hiburan, Raline Shah juga sempat ditunjuk sebagai Komisaris Independen Air Asia pada 2017, dan memiliki bisnis kedai kopi bersama keluarga, Kisaku, di kawasan Blok M.

    Tak hanya itu, pada 2023 Raline juga pernah ditunjuk menjadi pembicara di KTT ASEAN 2023. Kala itu Raline didapuk untuk menjadi perwakilan dari generasi muda ASEAN.

    Dalam sambutannya, dia menekankan pentingnya memprioritaskan kemanusiaan melampaui batas-batas negara, dan nilai-nilai bersama yang mengikat masyarakat Asia Tenggara.

  • Membaca Peluang dan Tantangan Perekonomian Global 2025

    Membaca Peluang dan Tantangan Perekonomian Global 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Tahun 2025 adalah tahun yang penuh dengan agenda politik global berupa pemilihan umum (pemilu)–melanjutkan peristiwa yang sama di tahun 2024 lalu. Risiko politik sangat akut untuk pasar keuangan global pada tahun ini, dengan sekitar 40 negara mengadakan pemilu. Dengan semua itu, muncul lingkungan pasar baru, dengan berbagai implikasinya secara ekonomi dan politik.

    Dalam beberapa tahun terakhir, para pengambil kebijakan dan pemimpin bisnis global telah menguasai kemampuan untuk tetap nyaman dengan ketidakpastian tentang masa depan. Ketahanan ini menjadi pertanda baik saat tahun 2025 mulai ditapaki.

    Lanskap makroekonomi global makin sulit diprediksi, sebab —salah satu alasannya—keterpilihan Donald Trump menjadi presiden Amerika Serikat (AS), masa jabatan keduanya di Gedung Putih. Yang lain, sebut saja risiko geopolitik—disebut juga sebagai ancaman terbesar bagi bisnis untuk tahun ketiga berturut-turut sejak 2022—akan terus mengganggu pasar dan rantai pasokan global.

    Risiko geopolitik telah menjadi fitur permanen dari lanskap makroekonomi global. Ada 56 konflik bersenjata yang saat ini terjadi, jumlah tertinggi sejak Perang Dunia II, menurut lembaga think tank Institute for Economics & Peace.

    Pada tahun ini, kalangan institusi pemerintah dan swasta di berbagai negara berharap melihat beberapa perubahan yang dapat berdampak pada aktivitas ekonomi yang lebih luas, termasuk penyesuaian arah kebijakan untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi lebih tinggi, berkesinambungan dan inklusif dalam artian mampu menyerap tenaga kerja lebih besar.

    PELUANG PERTUMBUHAN

    Ekonomi global diproyeksikan tetap cukup tangguh meskipun masih dibayangi risiko geopolitik yang belum bergeser. Prognosis pertumbuhan global sebesar 3,1%—3,2% untuk tahun 2024, akan berlanjut lebih baik pada proyeksi 3,2%—3,3% di tahun ini atau setidaknya 3,0%—3,1% sekiranya eskalasi risiko geoolitik berlanjut dan ekonomi China terus melemah.

    Kemampuan negara per negara untuk beradaptasi dan menghadapi tekanan ekonomi—baik karena efek pandemi Covid-19, perang di Ukraina dan Timur Tengah hingga isu fragmentasi global—menjadi modal berharga dalam mengarungi tahun 2025 yang menantang.

    Perang Rusia-Ukraina adalah salah satu sumber risiko bagi kawasan Eropa, karena potensi pengurangan dukungan AS untuk Ukraina akan menempatkan beban lebih besar di kawasan tersebut. Mengingat ruang fiskal terbatas, tekanan ini dapat memaksa bank sentral Eropa (ECB) bergerak lebih cepat pada penurunan suku bunga acuan yang akan memperlebar perbedaan suku bunga dengan AS.

    Ekonomi AS diproyeksikan mampu mempertahankan tingkat pertumbuhan yang stabil pada 2025 (berkisar 2%), sambil menavigasi perubahan politik, setelah kinerja tahun 2024 yang tangguh (berkisar 2,5%) di tengah suku bunga acuan yang masih tinggi (5,25%—5,50%).

    Tumpuan untuk tahun ini ada pada konsumsi yang kuat, kebijakan fiskal longgar, dan suku bunga acuan lebih rendah. Terbukti Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur tercatat 49,3 pada Desember lalu, atau 0,9 lebih tinggi dibandingkan dengan 48,4 pada November. Alhasil, perekonomian AS secara keseluruhan berlanjut dalam fase ekspansi untuk bulan ke-56 setelah pada April 2020 mengalami kontraksi.

    Sementara kawasan euro terus berjuang menghadapi hambatan ekonomi, terutama di Jerman, di mana sektor industri bermanuver untuk mempertahankan daya saing. Reformasi struktural mungkin penting untuk menghidupkan kembali kawasan utama ini. Pertumbuhan ekonomi tidak merata dan lemah, meskipun lebih kuat dari tahun 2024.

    Ekonomi Jerman—negara produsen yang dikenal amat efisien dengan tenaga kerja terampil dan ekspor manufaktur kelas atas—terus berjuang meningkatkan pertumbuhan. Sektor otomotif yang melemah menjadi simbol utama kejatuhan ekonomi terbesar di Eropa ini, karena dihadapkan pada tiga tantangan struktural. Pertama, ketergantungan yang berlebihan pada permintaan eksternal. Kedua, demografi yang tidak menguntungkan. Ketiga, produktivitas yang stagnan.

    Sebagai ekonomi terbesar ketiga di dunia dan merupakan seperempat dari produk domestik bruto (PDB) kolektif Uni Eropa, Jerman memiliki dampak sangat besar pada kesehatan ekonomi Eropa. Efek limpahan dari pertumbuhan yang lemah di Jerman akan menjadi hambatan, bahkan jika negara-negara di Eropa lainnya terus tumbuh.

    Krisis energi yang dipicu oleh perang di Ukraina disebut sebagai sumber kesengsaraan Jerman. Meskipun pandangan ini benar untuk sebagian besar pada tahun 2022 dan 2023, namun bukti terkini menunjukkan narasi yang berbeda pada tahun 2024 dan 2025.

    Perekonomian Jerman sangat bergantung pada ekspor. Meskipun harga energi tetap tinggi, tetapi sekarang neraca perdagangan Jerman dan ukuran daya saing globalnya telah kembali mendekati level terakhir sebelum krisis energi.

    Ekonomi negara ini telah menunjukkan kemampuan beradaptasi yang luar biasa dalam menemukan alternatif untuk sumber energi minyak dan gas Rusia. Krisis energi tidak lagi menjadi penyebab kelesuan Jerman. Sebaliknya, kelemahan ekonomi Jerman pada paruh kedua 2024 sebagian besar dapat dikaitkan dengan penurunan signifikan dalam permintaan eksternal, terutama dari China.

    Sebagian besar kawasan Eropa akan terus menghadapi tantangan pada 2025 di tengah ketidakpastian politik domestik dan peristiwa global, seperti ancaman tarif pemerintahan baru AS dan perlambatan ekonomi China. Faktor-faktor ini kemungkinan terus membebani kinerja pasar, terutama di sektor manufaktur otomotif dan perbankan.

    Untuk Inggris, perekonomian diperkirakan tumbuh 2% tahun ini, didorong oleh penurunan inflasi dan potensi pelonggaran suku bunga kebijakan didukung oleh kebijakan fiskal yang berfokus pada pemulihan melalui pengembangan inovasi dan teknologi digital berkelanjutan.

    Ketegangan perdagangan global yang sedang dan akan terus berlangsung antara AS dan China dapat mengganggu ekspor Inggris, di tengah laporan serangan siber terus meningkat, karena para sindikat hacker jahat menemukan cara baru untuk mencuri data dan mendatangkan kerugian.

    KAWASAN ASIA

    Di belahan lain, negara-negara di Asia relatif sehat, meskipun pertumbuhan di level regional agak moderat. Secara keseluruhan, rata-rata pertumbuhan tahunan PDB Asia—kecuali Jepang—akan moderat ke 3,9% pada 2025 dari sebelumnya 4,3% pada 2024.

    Pertumbuhan ekonomi Jepang diperkirakan meningkat menjadi 1,1% pada 2025 (dari sebelumnya minus 0,2% pada 2024) didorong oleh upah dan konsumsi yang lebih tinggi, dengan prospek kenaikan suku bunga acuan yang sudah diantisipasi sejak awal 2025.

    Perekonomian Asean dan India akan unggul karena dorongan belanja infrastruktur yang kuat, manfaat dari relokasi rantai pasokan, dan integrasi perdagangan-investasi yang lebih besar dengan China. Namun, outlook pertumbuhan untuk tahun ini diperkirakan sedikit melambat dibandingkan dengan 2024 karena kebijakan moneter ketat dan prospek ekonomi yang moderat untuk mitra dagang utama mere—yaitu AS, kawasan euro, dan China.

    India dan Indonesia kemungkinan mengalami pertumbuhan yang tetap terjaga karena demografi yang menguntungkan dan risiko tarif oleh AS yang lebih rendah. India diperkirakan tumbuh 6,5% dan Indonesia berkisar 5,1%. Kedua negara ini diperkirakan tetap mampu mempertahankan posisinya sebagai dua negara dengan pertumbuhan tercepat di dunia.

    Sedangkan China—dengan perkiraan pertumbuhan 4,5%—kemungkinan menanggung beban kebijakan tarif AS sehingga menuntut pemerintahnya bersiap menghadapi potensi kejatuhan dengan menyediakan stimulus tambahan agar ekonomi domestik melalui jalur konsumsi tetap bergerak ke depan.

    Bank sentral China (PBoC) diperkirakan tetap melanjutkan kebijakan moneter longgar, disinergikan dengan kebijakan fiskal ekspansif, untuk menjadi sumber pendorong terbesar pertumbuhan di tahun 2025. Suku bunga acuan yang rendah dimaksudkan untuk menggerakkan dunia usaha sekaligus memacu tingkat permintaan konsumsi domestik tanpa harus khawatir inflasi melonjak karena baseline inflasi yang amat rendah di bawah 1% .

    Pemerintah China mematok target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5%, tetapi para ekonom melihat proyeksi realistis adalah 4,5% untuk tahun ini dan 4,2% untuk 2026. Maklum, tantangan struktural China masih belum terselesaikan. Pasar real estat terus menderita kelebihan pasokan rumah yang tidak terjual atau belum selesai, menekan harga dan menciptakan efek spiral bagi bank-bank kreditur dan pemegang hipotek.

    Itulah sebabnya garis besar kebijakan ekonomi diarahkan agar mampu menahan perlambatan (disebut dengan countercyclical policy) untuk meningkatkan konsumsi dan permintaan domestik.

    CATATAN PENUTUP

    Dengan prognosis pertumbuhan ekonomi dunia berkisar 3,1%—3,2% tahun ini—ditandai tetap terjaganya momentum pertumbuhan Asia dan membaiknya ekonomi Eropa—menjadi pemicu bagi para pengambil kebijakan di setiap negara untuk menyiapkan bauran kebijakan strategis yang terarah, terukur, adaptif dan reviewable.

    Dengan melandainya inflasi global secara keseluruhan, momentum pelandaian suku bunga kebijakan juga terbuka luas, meskipun dibayang-bayangi oleh tertahannya ritme penurunan suku bunga acuan The Fed seiring dengan menguatnya ekonomi AS di bawah pemerintahan Presiden Trump yang condong “proteksionis”.

    Ekonomi Indonesia sendiri berpeluang melanjutkan momentum pertumbuhan pada rentang 5,0%—5,2% tahun ini (setelah tumbuh pada angka prognosis 5,0% tahun lalu) dengan ekspektasi inflasi sedikit menguat ke kisaran 2,0%—2,5% (setelah inflasi yang amat rendah 1,57% di tahun 2024).

    Dukungan sektor keuangan —terutama perbankan—juga akan menjadi pendorong utama aktivitas pembiayaan sektor riil dengan proyeksi pertumbuhan kredit/pembiayaan berkisar 10%—12% dan dana pihak ketiga (DPK) berkisar 6%—8%. Investasi langsung—domestik (PMDN) dan asing (PMA)—diproyeksikan meningkat ke kisaran Rp1.900 triliun—Rp2.000 triliun sehingga membuka peluang perluasan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja lebih besar.

    Kelanjutan proyek-proyek strategis nasional juga menjadi ladang pembiayaan bagi lembaga keuangan dan sebagai sumber kegiatan investasi bagi investor dan pelaku usaha sehingga berpotensi menaikkan purchasing manager indeks (PMI) manufaktur Indonesia ke atas level 50 (zona ekspansi) secara berkesinambungan.

  • Biden Batasi Ekspor Cip AI ke RI, Pengamat Singgung Perang Dagang

    Biden Batasi Ekspor Cip AI ke RI, Pengamat Singgung Perang Dagang

    Bisnis.com, JAKARTA – Langkah Presiden Amerika Serikat (AS) untuk membatasi ekspor cip kecerdasan buatan (AI) untuk data center ke Indonesia disinyalir berkaitan dengan perang dagang.

    Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi menduga pembatasan tersebut menjadi bagian dari strategi Amerika Serikat untuk menguasai perdagangan. Ini, kata Heru, merupakan model perang dagang baru terkait dengan teknologi informasi dan komunikasi, yang kali ini menyasar Indonesia. 

    Heru berharap kebijakan Biden tersebut tidak berdampak ke Indonesia, sebagaimana perang dagang yang terjadi antara China dan Amerika Serikat, tidak mempengaruhi dagang Indonesia. 

    “Kalau kita lihat kemarin itu misalnya terjadi perang dagang antara China dengan Amerika, dampaknya juga di Indonesia ini hampir tidak ada ya. Produk-produk China juga bisa digunakan di Indonesia, produk-produk Amerika juga bisa digunakan di Indonesia,” kata Heru kepada Bisnis, Senin (13/1/2025). 

    Diketahui, perdagangan dunia saat ini dipengaruhi beberapa hal, salah satunya kehadiran BRIC (Brasil, Rusia, India, dan China) dan OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development). Dua kelompok ekonomi tersebut memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda. 

    BRIC memiliki karakteristik kelompok negara berkembang dengan potensi ekonomi besar dan pertumbuhan yang cepat, yang berfokus pada peningkatan pengaruh ekonomi di tingkat global, mengurangi ketergantungan pada mata uang dolar AS, dan mempromosikan sistem perdagangan multilateral yang lebih adil. 

    Sementara itu OECD merupakan organisasi internasional yang terdiri dari negara-negara maju dengan ekonomi pasar dan demokrasi. OECD memiliki tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, mempromosikan perdagangan bebas, dan meningkatkan kesejahteraan sosial.

    Adapun Indonesia masuk dalam kelompok Bric bersama China dan India. 

    Selain itu, lanjut Heru, untuk industri data center Indonesia terdiri dari banyak negara. Pemain data center tidak terbatas pada AS dan China, juga negara lain. 

    Heru mengatakan walaupun dampaknya hampir tidak ada, pemerintah tetap harus memantau perkembangan kebijakan yang diterapkan Biden, termasuk menyiapkan mitigasi seandainya kebijakan pembatasan cip nantinya berdampak ke Indonesia. 

    “Walaupun diyakini dampaknya sangat minimal,” kata Heru. 

    Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi ITB Ian Yosef M. Edward menilai rencana kebijakan Biden dapat menjadi berkah bagi Indonesia karena kebijakan tersebut diterapkan di seluruh Asia Tenggara, seluruh negara di Asean masuk dalam kategori 3 dan 2, sehingga yang memiliki hubungan baik dengan AS akan jadi pemenang. 

    “Indonesia memiliki hubungan yang baik AS; momen ini dapat digunakan untuk pengembangan data center yang memiliki komputasi yang tinggi dan berbasis AI,” kata Ian. 

    Peta kategorisasi pembatasan ekspor Cip AI asal ASPerbesar

    Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden berencana memberlakukan pembatasan pada ekspor cip baru kecerdasan buatan (AI) untuk pusat data atau data center ke sejumlah negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

    Melansir dari Technave, Minggu (12/1/2025) kebijakan ini mengklasifikasikan negara-negara ke dalam tiga kategori berdasarkan hubungan mereka dengan AS dan risiko yang ditimbulkan terhadap keamanan nasional.

    Negara-negara dalam kategori pertama, yang meliputi sekutu utama AS seperti Australia, Jepang, Taiwan, dan Uni Eropa, diberikan akses penuh ke chip pusat data untuk penggunaan komersial dan teknologi tinggi. 

    Sementara itu Bloomberg menyebut, beberapa negara Asia Tenggara dan Timur Tengah, seperti Malaysia dan Indonesia ditempatkan dalam kategori kedua. Kategori ini membuat negara negara tersebut dibatasi oleh jumlah daya dan kapasitas pusat data yang dapat diakses.

    Sementara itu, negara-negara yang dianggap tidak sejalan dengan AS, seperti China, Rusia, Myanmar, dan Iran, termasuk dalam kategori ketiga dan sepenuhnya dilarang mengimpor chip pusat data dari perusahaan yang menggunakan teknologi AS. 

    Kebijakan ini bertujuan untuk membatasi potensi penyalahgunaan chip tersebut dalam pengembangan teknologi militer atau kegiatan yang dapat mengancam keamanan nasional AS.

  • Merek Mobil Paling Tak Laku di RI, Setahun 2024 Cuma Terjual 1 Unit

    Merek Mobil Paling Tak Laku di RI, Setahun 2024 Cuma Terjual 1 Unit

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tidak semua brand mobil di Indonesia laku terjual dengan angka yang tinggi. Sebagian lainnya justru tidak laku dan hanya terjual sedikit, bahkan ada yang hanya terjual puluhan unit di tahun 2024 lalu.

    Jika dibandingkan dengan brand terlaris seperti Toyota-Daihatsu yang menjual ratusan ribu unit dalam setahun tentu sangat jomplang. Toyota menjual 288.982 unit dari pabrikan ke diler (wholesales), sementara Daihatsu menjual 163.032 unit.

    Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), brand mobil Tata hanya terjual 1 unit yang tercatat pada bulan Maret 2024.

    Kemudian disusul Audi yang hanya terjual 25 unit, rata-rata hanya terjual 1-4 unit per bulan. Bahkan tercatat ada 5 bulan di 2024 yang hanya menjual 1 unit.

    Sementara itu Peugeot juga hanya menjual 27 unit yang terjual pada empat bulan awal 2024. Seperti diketahui brand asal Prancis ini sudah hengkang dari RI pada pertengahan tahun.

    Chief Executive PT Astra International Tbk – Peugeot Sales Operation kala itu, Rokky Irvayandi pun mengonfirmasi angkat kakinya brand yang sudah 52 tahun di Indonesia ini.

    “Berdasarkan informasi dari Stellantis sebagai prinsipal dari Peugeot, Stellantis telah mengambil keputusan strategis untuk menghentikan penjualan Peugeot di Indonesia. Ini terkait dengan strategi pertumbuhan bisnis Stellantis di kawasan Asean. Astra menghargai keputusan tersebut,” kata Rokky kepada CNBC Indonesia, Jumat (2/5/2024).

    Selanjutnya ada Volkswagen yang menjual 85 unit di 2024, disusul Seres yang menjual 89 unit.

    Secara keseluruhan, sepanjang 2024, penjualan mobil dari pabrikan ke diler (wholesales) hanya 865.723 unit, jauh lebih kecil dibanding 2023 yang tembus 1.005.802 unit. Artinya ada penurunan sebesar 140.079 unit atau 13,9%.

    Sedangkan penjualan dari diler ke konsumen (retail sales) juga anjlok dua digit yakni 10,9% atau 108.379 unit dari 998.059 unit di 2023 menjadi 889.680 unit.

    (dce/dce)

  • BOCOR Terkuak Obrolan Tak Diduga Bung Towel dengan Ketum PSSI, Pertemuan Terjadi Sebelum STY Dipecat

    BOCOR Terkuak Obrolan Tak Diduga Bung Towel dengan Ketum PSSI, Pertemuan Terjadi Sebelum STY Dipecat

    TRIBUNJAKARTA.COM – Baru terkuak isi obrolan yang terlain antara pengamat bola Tommy Welly atau Bung Towel dengan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.

    Bung Towel dan Erick Thohir terpantau sempat berbincang serius sebelum adanya kabar pemecatan Shin Tae-yong dari Timnas Indonesia.

    Tanpa diduga obrolan kedua sosok itu terpantau berjalan baik hingga banyak menimbulkan pertanyaan dari suporter.

    Obrolan dan pertemuan Bung Towel dengan Erick Thohir terjadi saat menyaksikan langsung laga Timnas Indonesia di Piala AFF 2024.

    Keduanya tampak hadir saat skuad Garuda menjamu Laos di Stadion Manahan, Solo, 12 Desember 2024.

    Setelah ada pertemuan Erick Thohir dengan Bung Towel, para suporter sempat menuding adanya pembahasan serius soal Shin Tae-yong.

    Bahkan, PSSI berani mengambil keputusan berani mengakhiri kerja sama dengan Shin Tae-yong.

    Kini mulai terjawab isi obrolan yang sudah terjadi antara Erick Thohir dengan Bung Towel.

    PSSI resmi menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih baru Timnas Indonesia. Pelatih asal Belanda itu dikontrak dua tahun hingga 2027. Kluivert bakal ditemani dua rekannya dari Belanda yakni Alex Pastoor dan Denny Landzaat.

    Bung Towel mengungkap secara gamblang mengapa bisa bertemu dengan Erick Thohir.

    Selain itu, ia juga mengungkap isi pembahasan hingga tak ada sama sekali membahas Shin Tae-yong.

    “Begitu masuk Stadion saya langsung ke kanan tribune (stadion Manahan), ternyata dekatan dengan media, lalu difoto,” ujar Bung Towel kepada wartawan di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Selatan, Jumat (10/1/2025).

    “Pertanyaannya kenapa ga ke kiri? karena ujung mata saya melihat di sana (kiri) ada Sekjen (Yunus Nusi), ada ketum, ada Exco, mantan Exco, ada perwakilan FIFA,” tambahnya.

    Erick Thohir berbincang dengan pengamat sepak bola, Bung Towel, di Stadion Manahan Solo untuk menyaksikan Piala AFF Asean Cup 2024 antara Indonesia vs Laos, Kamis (12/12/2024) malam. (TribunSolo.com/Andreas Chris Febrianto)

    Menurut Bung Towel, pertemuan itu tanpa direncanakan.

    Erick Thohir dengan kerendahan hatinya mendatangi langsung.

    “Yang saya tidak sangka adalah ketua umum menghampiri, saya harus apresiasi. Tidak banyak yang serius dalam momen seperti itu, tapi saya harus apresiasi,” ujar Bung Towel.

    Dalam perbincangan dengan Ketum PSSI, Bung Towel membeberkan bahwa pembicaraan hanya mengenai jalannya pertandingan kontra Laos dan kualitas rumput.

    Untuk itu, ia pun menyangkal keras dalam pertemuan tersebut dirinya membisikan Erick Thohir untuk segera memecat pelatih asal Korea Selatan tersebut.

    “Tuduhan yang beredar, pecat Shin Tae-yong kagalah, tak seperti itu,” ujar Towel.

    “Kami ngomong soal Laos, kalau buat saya nonton Laos saya bilang minimal tiga gol, tapi kan tak kejadian sangat mengecewakan,”

    “Lalu soal rumput, kok lebih bagus dari GBK. Habis itu diajak ke kiri dikenalkan ke perwakilan FIFA, saya salaman. Itu kejadian sebenarnya,” pungkasnya.

    Komentator sepak bola Tommy Welly (Instagram @bungtowel8)

    Bung Towel Bakal Tetap Kritis ke Patrick Kluivert

    Sementara itu, Bung Towel yang dikenal kritis terhadap Shin Tae-yong di Timnas Indonesia, akan tetap bersikap sama kepada Patrick Kluivert.

    Satu hal yang bakal disuarakan Bung Towel di Timnas Indonesia ditangani Patrick Kluivert, soal pemain naturalisasi.

    “Ya, posisi saya akan check and balance, akan ada pertanyaan naturalisasi dan sebagainya karena kan harus dipahami,” kata Bung Towel.

    “Contoh dalam konteks mengejar mimpi yang ada Patrick Kluivert diberi kebebasan tim yang terbaik yang ia mau, kan begitu.”

    “Cuma Ketika sya bicara soal gambaran membangn sepakbola, saya punya keberpihakan terhadap pemain-pemain Indonesia, karena saya ingin Timna kita kedpan disuplay, dikontribusi oleh sepakbola kita,” tuturnya.

    “Naturalisasi memang diizinkan, saya juga tahu regulasi itu, maka saya bilang ini akselerasi apalagi ngejar mimpi,” sambungnya.

    Bung Towel sangat ingin, ke depan Timnas Indonesia tak lagi tergantung dengan pemain-pemain naturalisasi yang besar tidak melalui pengembangan sepakbola Indonesia.

    Dengan begitu, hasil dari pengembangan sepakbola Indonesia bisa dirasakan dengan menelurkan pemain-pemain berkualitas yang tampil membela skuad Garuda.

    PSSI resmi menetapkan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru timnas Indonesia. Pelatih asal Belanda tersebut dikontrak dua tahun dari 2025 hingga 2027 (Instagram Ajax)

    “Nanti dalam diskusi konteks yang lebih besar saya tetap akan mengingatkan bahwa kita harus bangun sepakbola kita, supaya sepakbola yang kita bangun ada kontribusi buat Timnas,” tegas Bung Towel.

    “Jadi ada perasaan kita di sana, kita merasa bahwa sepakbola kita berkontribusi terhadap prestasi Timnas.”

    “Ada jerih payah, kalau sekarang kan ya mohon maaf, walaupun betul anak bangsa ada darahnya, ada keturunannya tapi yang besarin mereka kan bukan sepakbola kita, apakah itu salah, benar, kan ada aturannya,” pungkasnya.

    (TribunJakarta)

  • Ekonom Tiongkok Sebut Langkah Indonesia Gabung BRICS Bisa Kerek Pertumbuhan Ekonomi

    Ekonom Tiongkok Sebut Langkah Indonesia Gabung BRICS Bisa Kerek Pertumbuhan Ekonomi

    Jakarta, Beritasatu.com – Indonesia resmi bergabung dengan blok ekonomi BRICS atau Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan setelah Brasil mengumumkan pada Senin (6/1/2025). Ekonom Tiongkok menyebut, langkah ini disebut bisa mengerek pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga sesuai dengan target dari Presiden Prabowo Subianto, yakni mencapai 8 persen.

    Ekonom Tiongkok Song Qinghui mengatakan, memang seluruh perekonomian Indonesia saat ini menghadapi tantangan. Namun, bergabung dengan BRICS bisa membuka perdagangan Indonesia ke negara-negara yang tergabung.

    “Salah satu cara bagi ekonomi Indonesia untuk tumbuh, yakni dengan membuka pasar ke negara BRICS. Setelah produk dan perdagangan Indonesia masuk ke negara BRICS, maka pertumbuhan ekonomi akan mengikuti,” ucapnya dikutip dari Viory, Sabtu (11/1/2025).

    Ia menambahkan, Indonesia, sebagai pemimpin ekonomi di Asia Tenggara dan negara Muslim terbesar di dunia dengan populasi 280 juta jiwa, memiliki pengaruh besar di kawasan tersebut.

    “Namun, pengaruh internasional Indonesia belum sesuai dengan statusnya. Maka, bergabung dengan organisasi BRICS, Indonesia memiliki tujuan untuk meningkatkan pengaruh dan daya saing di pasar internasional,” paparnya.

    Lebih lanjut, Qinghui menyebut perekonomian Indonesia masih bergantung pada sektor jasa dan industri. Namun, dibandingkan dengan Rusia dan Tiongkok, sektor industri di Tanah Air masih belum berkembang.

    “Meskipun Indonesia adalah produsen utama nikel, tetapi perkembanganya masih jauh berada di ujung bawah rantai industri,” ujarnya.

    Namun, setelah Indonesia resmi bergabung dengan BRICS, hubungan dengan antarsesama anggota bisa semakin mendalam, terutama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

    “Pada sektor nikel, Tiongkok dapat memberikan dukungan teknis untuk membantu Indonesia meningkatkan rantai industri nikelnya serta mengembangkan sektor hulu hingga hilir,” ucapnya.

    Sementara, pada sektor energi baru hingga mobil listrik Tiongkok juga bisa masuk ke pasar Indonesia.

    “Dengan kerja sama seperti itu, maka Tiongkok bisa memperluas pengaruh di Asia Tenggara secara khusus, dan lebih luas secara global,” papar Qinghui.

    Sementara, dalam sektor industri, Rusia bisa membantu Indonesia dalam memperluas dan memperkuat posisi pada seluruh rantai industri.

    Lebih lanjut, Qinghui menjelaskan, visi Indonesia di ASEAN juga sejalan dengan visi di BRICS. Maka, langkah Indonesia bergabung dengan BRICS akan menguntungkan kedua belah pihak.

    “Lanskap politik global memang masih didominasi oleh AS dan saat ini tidak mungkin mengubahnya. Meskipun pengaruh BRICS terus berkembang setiap hari, tetapi dunia masih merupakan sistem unipolar dengan dominasi dolar AS,” ucapnya.

    Qinghui menegaskan, negara BRICS telah membentuk The New Development Bank atau BRICS Development Bank, yang bisa menciptakan mekanisme untuk dedolarisasi.

    “Saya percaya bahwa setelah mekanisme ini diberlakukan, dunia akan menjadi lebih beragam dan inklusif,” ucap Qinghui seorang ekonom Tiongkok dalam menanggapi langkah Indonesia bergabung BRICS.

  • Jajaki Kerja Sama Ekonomi, Kadin Terbang ke India dan Pakistan

    Jajaki Kerja Sama Ekonomi, Kadin Terbang ke India dan Pakistan

    Jakarta: Awal tahun 2025, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia langsung tancap gas. Guna menjajaki kerja sama bisnis dan ekonomi, Januari ini Kadin akan ke India dan Pakistan.
     
    Kunjungan ke kedua negara itu sejalan dengan kunjungan Presiden Prabowo Subianto. Pada Januari 2025 ini pun, Kadin akan ikut serta dalam World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss.
     
    “Kami sudah bertemu dengan kedua duta besarnya (India dan Pakistan), dan bagaimana Kadin yang mewakilkan dunia usaha bisa bersama-sama memastikan bukan saja relasi yang sangat baik antar-pemerintah, tapi juga dari bisnis ke bisnis,” kata Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie, melalui keterangan tertulis, Sabtu, 11 Januari 2025.

    Rencananya, rombongan Kadin Indonesia tiba di India pada 24 Januari 2025. Agenda awal adalah menghadiri forum bisnis pada 25-26 Januari 2025. Kadin akan fokus pada industri-industri seperti kesehatan, ketahanan energi, ketahanan pangan, sampai pada sektor teknologi dan pertahanan.
     
    “Ini menarik karena pada tanggal 26 (Januari 2025), Pak Presiden hadir sebagai tamu kehormatan di Republic Day India,” ujar Anin, sapaan Anindya.
     
    Selanjutnya, pada 27-28 Januari 2025, rombongan Kadin melawat ke sekitar ibu kota New Delhi untuk melihat pabrik susu, industri kesehatan, rumah sakit, sampai industri otomotif. Rombongan Kadin juga akan mengunjungi Taj Mahal untuk meninjau sektor pariwisata.
     
    “Kami melibatkan teman-teman dari Kadin Provinsi. Agar perusahaan-perusahaan daerah bisa terlibat, termasuk untuk membuka pasar dan mendapatkan investasi dari India. Secara historis maupun kultural Indonesia dan India mempunyai sejarah panjang,” kata dia.
     

    India dan Indonesia, lanjut Anin, diprediksi menjadi negara dengan ekonomi terbesar pada 15 hingga 20 tahun ke depan. India diprediksi menjadi negara ekonomi nomor 4 terbesar di dunia, dan Indonesia menjadi nomor 5 terbesar di dunia.
     
    “Tipenya (India dan Indonesia) sama, demokratis, banyak sekali penduduknya, dan juga mesti disejahterakan semuanya,” kata dia. 
     
    Untuk itu, Anin menekankan hubungan bisnis kedua negara harus bersifat kerakyatan. Menurut dia, India kuat dalam bidang ketahanan pangan, ketahanan energi, serta ketahanan kesehatan dan Pendidikan. 
     
    “Itu semua adalah bidang-bidang yang sama dengan Indonesia, sangat dibutuhkan,” ujar dia.
     
    Berkunjung ke Pakistan
    Selanjutnya, rombongan Kadin akan melakukan perjalanan bisnis ke Pakistan. Menurut Anin, Pakistan adalah negara yang cukup menarik. Dan Kadin telah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Pakistan di Jakarta.
     
    “Duta Besar Pakistan (Ameer Khurram Rathore) sudah berkunjung ke kantor Kadin Indonesia (Kamis, 9 Januari 2025). Dari Kadin juga sudah siap, kita memastikan dari bisnis ke bisnis itu jalan. Dan yang menarik, di sana sangat kuat industri dari sisi pertahanan yang kita tahu ini merupakan sebuah industri besar,” kata Anin.
     
    Kumpul rutin bulanan
    Sejumlah pelaku usaha Kadin berkumpul dalam acara rutin bulanan bertajuk Kadin Economic Diplomacy (KED) Breakfast. Kumpul rutin ini membahas dampak kebijakan global terhadap perekonomian, program-program hubungan luar negeri, kerja sama internasional, peluang bisnis, hingga perdagangan dan investasi.
     
    Acara dihadiri Ketum Kadin Indonesia Anindya Bakrie, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Luar Negeri Kadin Indonesia James T Riady, Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Luar Negeri Bernardino Vega, para Komite Tetap, Komite-Komite Bilateral, serta 
    Kadin-Kadin Provinsi.
     
    “Di sini hadir 80 Komite Bilateral dari relasi Indonesia dengan negara-negara luar. Jadi, komplet (Komite Bilateral) ke negara-negara besar seperti Amerika Serikat, China, Eropa, negara-negara ASEAN, Asia Timur, dan lain-lain,” kata Anin, sapaan akrab Anindya Bakrie, usai acara KED Breakfast, di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Jumat, 10 Januari 2025.
     
    Selain dari Komite Bilateral, hadir 25 perwakilan Kadin Provinsi. “Sehingga bukan saja kita bicara mengenai luar negeri, tapi juga bicara bagaimana membawa investasi dan untuk perdagangan bermanfaat buat teman-teman di Kadin Provinsi. Di sini juga banyak teman dengan asosiasi dan himpunan,” tutur Anin.
     
    Peluang bisnis di BRICS
    Dalam acara KED Breakfast tersebut juga dibahas mengenai partisipasi Indonesia di BRICS (Brazil, Russia, India, China, South Africa), yang sudah diresmikan menjadi anggota penuh BRICS. Dengan jumlah penduduk yang sangat besar dari gabungan negara Brasil, Rusia, India, dan Afrika Selatan, jumlah populasi penduduknya sudah lebih dari 2 miliar orang.
     
    “Jumlah ekonominya diperkirakan mencapai hampir 10 triliun dolar AS. Indonesia berpeluang membuka akses pasar untuk berdagang dan berinvestasi dengan negara-negara yang tergabung dalam BRICS nanti,” kata dia.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (UWA)

  • RI perlu reformasi struktural agar ekonomi tumbuh 8 persen

    RI perlu reformasi struktural agar ekonomi tumbuh 8 persen

    Sumber foto: Antara/elshinta.com

    Ekonom: RI perlu reformasi struktural agar ekonomi tumbuh 8 persen
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 09 Januari 2025 – 23:58 WIB

    Elshinta.com – Chief India and Indonesia Economist HSBC Global Research Pranjul Bhandari mengatakan, Indonesia perlu benar-benar melakukan reformasi struktural agar target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dapat tercapai.

    Untuk mencapai target yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto tersebut, ia mengakui bahwa hal ini merupakan tugas yang cukup berat bagi Indonesia. Oleh sebab itu, menurut dia, tidak cukup apabila hanya mengandalkan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter saja seperti biasanya.

    “Tidak cukup hanya kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Stimulus saja tidak dapat meningkatkan pertumbuhan ke tingkat tersebut. Menurut saya, reformasi struktural diperlukan, terutama dalam meningkatkan rantai nilai manufaktur. Lebih banyak hilirisasi,” kata Pranjul dalam media briefing secara hybrid, di Jakarta, Kamis.

    Pranjul menilai, Indonesia sejauh ini telah berhasil dengan meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri melalui hilirisasi industri seperti hilirisasi logam. Namun, ia juga mengingatkan agar Indonesia terus bergerak lebih jauh seperti masuk ke dalam rantai nilai global untuk produk baterai kendaraan listrik dan kendaraan listrik itu sendiri. Kemudian, ekspor produk-produk yang lebih beragam juga diperlukan.

    “Hal itu benar-benar perlu ditingkatkan. Jadi, Indonesia benar-benar perlu melakukan diversifikasi dan juga naik ke rantai nilai manufaktur. Menurut saya, itu akan menjadi penting jika ingin mendekati pertumbuhan 8 persen,” kata dia lagi.

    Pranjul memandang, Indonesia memiliki peluang misalnya untuk meningkatkan ekspor barang habis pakai (consumables) ke Amerika Serikat (AS). Apalagi, menurut dia, surplus neraca perdagangan Indonesia dengan AS tidak begitu signifikan sehingga kecil kemungkinan berhadapan dengan ancaman tarif Donald Trump.

    “Menurut saya, ada banyak peluang yang terbuka. Tetapi Indonesia harus menyiapkan ‘panggungnya’ dengan benar dengan beberapa hal yang harus dilakukan, misalnya infrastruktur yang lebih baik dan menambah lebih banyak tenaga kerja terampil,” kata dia.

    Yang lebih penting dari itu, ujar Pranjul, Indonesia perlu mengakselerasi lebih banyak perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) dan perjanjian bilateral dengan negara-negara maju. Hal ini akan membantu Indonesia dalam jangka menengah untuk meningkatkan ekspor yang beragam serta meningkatkan potensi pertumbuhan ekonomi.

    Terkait Indonesia yang resmi bergabung sebagai anggota penuh BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan), Pranjul menilai bahwa partisipasi Indonesia ini penting untuk peluang ekonomi dalam jangka menengah.

    Namun, menurutnya, selama ini banyak negara anggota BRICS yang belum benar-benar memaksimalkan peluang kerja sama. Apabila peluang ini dapat dimaksimalkan melalui perjanjian perdagangan di antara negara anggora, maka keanggotaan BRICS ini menjadi langkah yang baik untuk meningkatkan ekspor bagi Indonesia dan meningkatkan pertumbuhan PDB riil Indonesia seiring berjalannya waktu.

    Adapun HSBC memproyeksikan pertumbuhan PDB dunia pada tahun ini kemungkinan sama seperti tahun sebelumnya, yakni sekitar 2,7 persen. Pertumbuhan ekonomi di Asia, di luar Jepang, diperkirakan tetap tangguh pada kisaran 4,4 persen pada 2025.

    Sementara pertumbuhan ekonomi di enam besar negara anggota ASEAN (ASEAN-6) diperkirakan akan mencapai 4,8 persen pada tahun ini. Dengan ketidakpastian global yang masih berlangsung, HSBC memperkirakan ekonomi Indonesia dapat tumbuh 5,1 persen pada 2025.

    Sumber : Antara