Organisasi: ASEAN

  • Menikmati Keindahan Pantai Tanjung Tinggi Belitung, Dapat Penghargaan Tingkat ASEAN

    Menikmati Keindahan Pantai Tanjung Tinggi Belitung, Dapat Penghargaan Tingkat ASEAN

    Kesadaran wisatawan dalam menjaga kebersihan juga patut diapresiasi. Banyak pengunjung yang dengan sukarela membawa kembali sampah mereka sendiri atau membuangnya di tempat sampah yang telah disediakan.

    Selain itu, adanya berbagai himbauan untuk tidak merusak lingkungan, seperti larangan membuang sampah sembarangan atau mencoret-coret batu granit, semakin membantu menjaga kelestarian pantai hingga kebersihan air laut yang luar biasa.

    Air di Pantai Tanjung Tinggi begitu jernih sehingga dasar laut dapat terlihat dengan jelas. Hal ini menjadikannya tempat yang ideal untuk snorkeling, di mana wisatawan dapat menyaksikan keindahan bawah laut yang penuh dengan ikan-ikan berwarna-warni dan terumbu karang yang masih alami.

    Pantai Tanjung Tinggi bukan hanya menawarkan keindahan alam yang luar biasa, tetapi juga menjadi contoh bagaimana pariwisata bisa berjalan beriringan dengan pelestarian lingkungan. Berbagai fasilitas telah disediakan untuk mendukung kenyamanan pengunjung tanpa merusak keaslian alamnya.

    Warung-warung makan yang ada di sekitar pantai menawarkan berbagai hidangan laut segar dengan tetap memperhatikan kebersihan lingkungan. Pemerintah daerah dan para pelaku wisata juga mendorong konsep ekowisata, di mana aktivitas wisata dilakukan dengan memperhatikan kelestarian alam.

    Banyak penginapan di sekitar Pantai Tanjung Tinggi yang menerapkan prinsip ramah lingkungan, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan mendukung penggunaan bahan-bahan alami dalam pembangunan akomodasi.

    Dengan pasir putih yang lembut, air laut yang jernih, serta batu granit raksasa yang menambah pesona, pantai ini menjadi destinasi ideal bagi siapa pun yang mencari ketenangan dan keindahan alami.

    Keberhasilan dalam menjaga kebersihan pantai ini juga menjadi contoh bagi destinasi wisata lainnya di Indonesia, bahwa pariwisata yang berkelanjutan dapat dilakukan jika ada kesadaran dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat lokal, maupun wisatawan. Jika Anda mencari tempat untuk menikmati alam dengan nyaman dan damai, Pantai Tanjung Tinggi adalah pilihan yang sempurna.

     

    Penulis: Belvana Fasya Saad

  • Bank Sampah, Langkah Nyata Menuju Lingkungan Bersih dan Berdaya

    Bank Sampah, Langkah Nyata Menuju Lingkungan Bersih dan Berdaya

    JAKARTA – Di era modern ini, gaya hidup berkelanjutan semakin menjadi perhatian masyarakat. Salah satu inovasi yang mendukung keberlanjutan adalah bank sampah, sebuah sistem yang memungkinkan masyarakat menabung sampah dan mendapatkan keuntungan dari sana.

    Konsep bank sampah awalnya diperkenalkan oleh pemerintah sebagai solusi pengelolaan limbah yang lebih efektif. Seiring waktu, sistem ini berkembang dengan berbagai inovasi agar lebih mudah diakses oleh masyarakat.

    Menurut Audrey Adhiarini, Strategic Partnership and Enterprise Lead DUITIN, bank sampah bekerja layaknya bank konvensional. Hal ini diungkap Audrey dalam acara konferensi pers ASEAN Blue Innovation Expo and Business Matching 2025.

    “Bank sampah sebenarnya awalnya dibuat sama pemerintah untuk akhirnya bagaimana cara orang-orang nge-development, caranya dengan mudah. Nah bank sampah itu bank,” ujar Audrey Adhiarini, saat ditemui di Penang Bistro, Pakubuwono, Jakarta pada Rabu,12 Februari.

    “Kita bisa drop sampah, kita bisa nabung dari itu. Sistemnya adalah kita drop sampah langsung tarik tunai, atau bisa drop sampah terus kita tabung sebanyak-banyaknya, terus bisa kita tarik sewaktu-waktu,” lanjutnya.

    Dengan konsep ini, masyarakat diajak untuk tidak hanya membuang sampah sembarangan, tetapi juga melihatnya sebagai aset yang memiliki nilai ekonomi.

    Audrey mengatakan cara agar generasi muda mau ikut terlibat untuk bank sampah. Ia merasa anak muda harus membangun komunitas yang peduli terhadap lingkungan. Pemerintah terus berupaya mengembangkan komunitas ini agar semakin banyak orang yang terlibat.

    “Meranin community. Pemerintah berpikir bagaimana caranya mengembangkan komunitas kita, serta mengatasi permasalahan itu. Makanya tercipta bank sampah dan Indonesia salah satu negara punya bank sampah, sampai diikuti sama negara ASEAN lainnya,” beber Audrey.

    Media sosial menjadi alat yang efektif untuk menyebarkan informasi dan mengajak lebih banyak orang bergabung. Kisah sukses komunitas tertentu bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk memulai inisiatif serupa.

    “Dengan inovasi, ide, konektivitasnya dengan media sosial, bagaimana cara kita mengembangkan bank sampah. Berawal dari komunitas yang ngumpulin sampah di sekitar rumahnya, itu bisa sih,” ujar Audrey.

    Mendirikan bank sampah memang bisa dilakukan secara mandiri. Tetapi menurut Audrey, lebih baik bergabung dengan bank sampah yang sudah ada agar pengelolaannya lebih maksimal.

    “Bikin bisa. Tapi kenapa enggak gabung sama yang established saja. Yang established saja belum dilakukan secara maksimal. Kenapa enggak gabung saja sama bank sampah yang ada?” ujarnya.

    Dengan bergabung ke bank sampah yang sudah berjalan, kita bisa belajar dari sistem yang sudah ada dan berkontribusi untuk memperluas dampaknya.

    Selain anak muda, salah satu strategi paling efektif dalam mengembangkan bank sampah adalah dengan melibatkan ibu-ibu. Mereka memiliki pengaruh besar dalam rumah tangga dan bisa menjadi penggerak utama dalam perubahan perilaku terkait pengelolaan sampah.

    “Salah satu paling efisien ya, itu ngajak ibu-ibunya buat terlibat ke bank sampah. Saya penggemar berat dari kekuatan ibu-ibu,” tambah Audrey.

    Mengubah kebiasaan masyarakat dalam mengelola sampah memang tidak mudah dan memerlukan konsistensi. Namun, dengan edukasi yang terus menerus dan sistem yang semakin memudahkan, bank sampah bisa menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban.

  • Anindya Bakrie Blak-blakan Nilai Dagang RI dan Turki Baru US$ 3 Miliar

    Anindya Bakrie Blak-blakan Nilai Dagang RI dan Turki Baru US$ 3 Miliar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Anindya Bakrie menilai terdapat banyak ruang untuk bisa meningkatkan nilai perdagangan antara Indonesia dengan Turki. Hal itu dikatakan Anin, sapaan akrab Anindya Bakrie, kepada wartawan setelah Indonesia-Turkiye Business Forum: 75 Years Partnership for People and the New World di The Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (12/2/2025).

    Acara itu digelar Kadin Indonesia bersama dengan Dış Ekonomik Ilişkiler Kurulu (DEİK) atau semacam Kadin Turki yang dipimpin oleh Chairman Nail Oplak. Presiden Turki Erdogan, Menteri Perdagangan Turki Omer Bolat, dan Chair DEIK Dogan Karadeniz turut hadir dalam acara tersebut.

    Anin menjelaskan, nilai perdagangan Indonesia dengan semua mitra di seluruh dunia mencapai sekitar US$ 600 miliar. Begitupun Turki yang nilainya kurang lebih sama.

    “Nah, sedangkan kalau kita lihat, trade angka kita cuma US$ 3 miliar. Jadi kecil sekali. (Nilai perdagangan total Indonesia dan Turki dengan seluruh mitra) Digabung tadi US$ 1,3 triliun tapi (nilai perdagangan Indonesia dan Turki) cuma US$ 3 miliar,” ujar Anin.

    “Jadi masih banyak bisa untuk perkembangannya. Dari sisi trade atau dagang. Nah, sekarang nilai perdagangan Indonesia US$ 2 miliar dolar lebih daripada Turki. Jadi Turki mengingatkan untuk kita beli lagi banyak barang dari dia,” lanjutnya.

    Menurut Anin, barang yang banyak dibeli oleh Turki antara lain minyak kelapa sawit mentah dan stainlees steel. Sebaliknya, Indonesia pun membeli banyak barang dari Turki antara lain mesin hingga refined oil.

    “Nah, tapi ingat bahwa Indonesia itu adalah gerbang untuk ke ASEAN. Seperti Turki itu gerbang untuk ke Eropa. Nah, ini membuat menjadi menarik,” kata Anin.

    “Dan sejarahnya, di abad 16-nya itu, Ottoman Empire juga membantu di Aceh waktu itu untuk urusan melawan Portugis. Lalu juga setiap ada masalah, 2004-2005, waktu Aceh (musibah tsunami Aceh) mereka datang membantu. 2023 (musibah gempa Turki) gantian (Indonesia membantu). Dan masing-masing ada kampung Indonesia, kampung Turki,” lanjutnya.

    Oleh karena itu, Anin menilai hubungan antara manusia kedua negara bagus. Indonesia dan Turki pun sama-sama berpenduduk mayoritas muslim dan sama-sama menjadi anggota G20.

    “Nah, jadi kita melihat potensinya ini luar biasa,” ujar Anin.

    (miq/miq)

  • Kejar Target Swasembada Energi, Menko Airlangga Rayu UEA Perbesar Investasi di Indonesia

    Kejar Target Swasembada Energi, Menko Airlangga Rayu UEA Perbesar Investasi di Indonesia

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengajak Uni Emirat Arab (UEA) untuk meningkatkan investasi di Indonesia, khususnya di sektor energi.

    Ajakan ini disampaikan dalam pertemuan dengan Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Mohamed Al Mazrouei, di Dubai, Selasa (11/2/2025).

    Airlangga menekankan pentingnya percepatan transisi ke energi hijau di Indonesia dengan skala proyek yang lebih besar.

    “Kita harus berpikir besar, bukan hanya dalam skala megawatt (MW), tetapi sudah dalam gigawatt (GW). Dengan energi yang cukup, kita bisa menciptakan berbagai peluang industri baru,” kata Airlangga dalam keterangan resminya, Rabu (12/2/2025).

    Pemerintah Indonesia, lanjut Airlangga, sangat terbuka terhadap investasi yang mendukung transisi energi hijau dan penguatan pemenuhan kebutuhan energi nasional atau swasembada energi.

    Di sisi lain, Menteri Suhail menyatakan ketertarikan UEA untuk mendukung pengembangan infrastruktur energi hijau di Indonesia. Salah satu rencana kerja sama yang dibahas adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang tidak hanya memenuhi kebutuhan energi domestik, tetapi juga membuka peluang ekspor listrik ke negara tetangga.

    UEA juga berkomitmen menjadi mitra strategis dalam industrialisasi Indonesia, termasuk mendukung pembentukan sistem power grid di ASEAN yang hingga kini belum terealisasi.

    “Kami berminat untuk meningkatkan investasi dan siap mendukung Indonesia menciptakan peluang ekonomi baru melalui investasi di sektor energi, digitalisasi, dan industrialisasi,” ungkap Menteri Suhail.

    Dengan kerja sama ini dan juga peluang investasi UEA, diharapkan Indonesia dapat mempercepat transisi energi hijau dan mencapai target swasembada energi.

  • Perbandingan Internet Indonesia dengan Negara di Asia Tenggara, Bikin Nyesek!

    Perbandingan Internet Indonesia dengan Negara di Asia Tenggara, Bikin Nyesek!

    Jakarta

    Kecepatan internet Indonesia dibandingkan negara tetangga di kawasan Asia Tenggara masih tertinggal, baik koneksi mobile maupun fixed broadband. Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mencoba untuk menggapai mimpi 100 Mbps.

    Mengacu laporan Ookla melalui Speedtest Global Index untuk edisi Desember 2024, kategori internet mobile, Indonesia berada di peringkat ke-86 dari 110 negara di dunia.

    Jika dipersempit sampai di ASEAN, Indonesia ada di posisi buncit dengan kecepatan internet mobile rata-rata 28,80 Mbps. Ookla menyebutkan bahwa kecepatan internet Indonesia itu membuatnya naik satu posisi, tapi di sisi lain, Kamboja yang sebelumnya di bawah Indonesia kini jauh lebih kencang dan berada di atas.

    Peringkat Kecepatan Internet Mobile Negara di Asia Tenggara:

    Singapura 129,13 Mbps (peringkat 15)Malaysia 105,36 Mbps (peringkat 20)Vietnam 86,96 Mbps (peringkat 37)Thailand 65,47 Mbps (peringkat 46)Laos 36,64 Mbps (peringkat 75)Filipina 36,36 Mbps (peringkat 77)Kamboja 32,27 Mbps (peringkat 82)Indonesia 28,80 Mbps (peringkat 86).

    Beralih ke kategori fixed broadband, posisi Indonesia pun tak lebih baik. Indonesia ada di ranking ke-121 dari 154 negara di dunia atau turun tiga urutan dari bulan sebelumnya. Indonesia pun hanya unggul dari Myanmar.

    Kecepatan internet fixed broadband Indonesia menyentuh 32,07 Mbps. Jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, Singapura masih berada di tahta tertinggi internet fixed broadband. Berikut adalah urutan kecepatan internet fixed broadband negara-negara Asia Tenggara.

    Peringkat Kecepatan Internet Fixed Broadband Negara di Asia Tenggara:

    Singapura 330,98 Mbps (peringkat 1)Thailand 235,86 Mbps (peringkat 12)Vietnam 159,32 Mbps (peringkat 35)Malaysia 118,63 Mbps (peringkat 45)Filipina 93,76 Mbps (peringkat 58)Brunei Darussalam 76,60 Mbps (peringkat 83)Kamboja 46,14 Mbps (peringkat 108)Laos 40,06 Mbps (peringkat 114)Indonesia 32,07 Mbps (peringkat 121)Myanmar 28,94 Mbps (peringkat 124)

    Melihat kondisi kecepatan internet Indonesia yang lambat itu membuat Komdigi berniat untuk melakukan lelang frekuensi 1,4 GHz dengan lebar pita 80 MHz pada kuartal pertama 2025. Spektrum ini akan dialokasikan untuk penggunaan broadband wireless access (BWA) atau layanan internet cepat tetap nirkabel.

    “Kita berharap di dalam nanti kita minta harga internet murah, tapi juga menjaga kualitasnya ya. Jadi, kualitasnya berharap itu dengan tarif yang murah bisa minimal 100 Mbps,” ujar Dirjen Infrastruktru Digital Kementerian Komdigi Wayan Toni Supriyanto di Jakarta, Selasa (5/2).

    Adapun terkait perkiraan tarif internet tetap yang diharapkan terjadi usai lelang frekuensi 1,4 GHz itu berkisar antara Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribuan.

    Lelang frekuensi 1,4 GHz diutamakan Komdigi untuk meningkatkan kecepatan internet fixed broadband lebih dari 100 Mbps. Meski terbilang ekosistem di spektrum tersebut masih rendah, Komdigi menyakini ini langkah awal untuk menciptakan internet cepat sekaligus murah.

    Sementara itu, Plt Direktur Penataan Spektrum Frekuensi Radio, Orbit Satelit dan Standardisasi Infrastruktur Digital, Kementerian Komdigi, menyebutkan pemerintah menargetkan ada tiga band lainnya yang akan juga dilelang, yakni 700 MHz, 2,6 GHz, dan 26 GHz.

    Dengan spektrum frekuensi yang dilepas Komdigi itu, penyelenggara telekomunikasi dapat memanfaatkan untuk menghadirkan layanan internet cepat dan murah. Sekaligus juga untuk ekspansi akses yang kian merata.

    (agt/rns)

  • Implementasi Digital Economy Framework Agreement ASEAN Ditunda

    Implementasi Digital Economy Framework Agreement ASEAN Ditunda

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengungkapkan bahwa Digital Economy Framework Agreement (DEFA) Negotiation diluncurkan Jelang Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-43 pada September 2023 lalu belum bisa dijalankan tahun ini.

    Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa apabila DEFA diberlakukan di tahun 2025, ini akan meningkatkan potensi ekonomi digital ASEAN meningkat menjadi US$ 2 triliun di tahun 2030.

    Namun, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kementerian Koordinator Perekonomian, Edi Prio Pambudi menjelaskan bahwa masih ada beberapa negara ASEAN yang masih belum siap.

    Kendati demikian Indonesia mengusulkan pendekatan bertahap dalam pelaksanaan DEFA. Bagian dari kesepakatan yang telah siap akan diluncurkan tahun ini, sementara aspek yang masih memerlukan persiapan akan diberikan kapasitas pembangunan.

    Hal ini bertujuan agar negara-negara ASEAN dapat memahami bagian mana yang masih membutuhkan penyesuaian.

    “Karena kalau kita tunggu sampai semuanya siap, otomatis nggak akan selesai. Kita memanfaatkan momentum, kenapa? Karena kawasan ASEAN ini sudah sangat banyak pihak di luar ASEAN yang sangat ingin berinteraksi dengan kita,” ujar Edi saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (12/2).

    Edi pun menjelaskan bahwa beberapa negara masih mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dan bergantung pada komoditas primer, sehingga memerlukan waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan transformasi digital.

    “Tapi kita selalu mengadvise mereka tidak perlu khawatir karena enaknya di dalam ASEAN itu setiap perundingan negosiasi itu bisa selesai brotherly-sisterly itu yang paling enak,” ujarnya.

    Meskipun ada tantangan dalam pelaksanaan DEFA, Edi menegaskan bahwa potensi ekonomi ASEAN tidak akan berpengaruh secara signifikan.

    “Prinsipal ini kan sebenarnya dipegang tujuannya adalah untuk menyamakan pandangan ketika kita misalnya kayak QR code Itu artinya masing-masing negara sudah memahami bagaimana mitigasi risikonya, bagaimana mengaplikasikan prosedurnya,” tegasnya.

    (mij/mij)

  • Indonesia Harus Ambil kesempatan dari Kebijakan Ekonomi Donald Trump – Page 3

    Indonesia Harus Ambil kesempatan dari Kebijakan Ekonomi Donald Trump – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait tarif impor untuk beberapa negara seperti China, Kanada, dan Meksiko, tengah jadi sorotan dunia saat ini. Beberapa negara melihat ini bukan ancaman tetapi justru peluang dari kebijakan Donald Trump tersebut.

    Ketua Dewan Pembina Indonesia Business Council (IBC) Arsjad Rasjid menilai, imbas kebijakan Trump bisa dilihat dari beberapa sisi. Menurutnya, Indonesia bisa mengambil sudut pandang positif terhadapnya.

    “Untuk kita, kita harus melihat peluangnya. Misalnya contoh, kalau mereka enggak mau beli produk China, kalau produk Indonesia gimana?” kata Arsjad di Jakarta, Rabu (12/2/2025).

    “Dengan begitu, pengusaha China akan lebih banyak investasi di Indonesia. Kalau enggak, tidak bisa dia jualan,” dia menambahkan.

    Menurut dia, Indonesia harus bisa mengambil sisi positif dari kebijakan Trump, lantaran banyak potensi perdagangan yang bisa dikawal oleh Indonesia. Tak hanya itu, Indonesia pun didorong untuk bisa bersinergi dengan negara tetangga dalam menyikapinya.

    “Di sisi ini juga yang penting, bicara mengenai, kenapa enggak Indonesia, kenapa enggak Asean, menjadi the supply chain,” ujar Arsjad.

    Sudut pandang terhadap kebijakan Donald Trump pun telah beberapa kali diutarakan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia. Khususnya setelah Amerika Serikat memilih keluar dari Paris Agreement.

    Bahlil bilang, keputusan Trump hengkang dari Paris Agreement membuat batu bara kembali dibutuhkan. Utamanya sebagai sumber kelistrikan yang lebih hemat biaya dibanding energi baru terbarukan (EBT).

    “Kita pikir batu bara udah mau selesai, eh bernyawa lagi barang ini. Jadi bapak/ibu semua, memang batu bara ini jujur saya katakan harganya jauh lebih murah,” kata Bahlil di Mandiri Investment Forum 2025 di Fairmont Hotel, Jakarta, Selasa (11/2/2025) kemarin.

     

  • Jelang Valentine, Harga Bunga di Pasar Rawa Belong Meroket, Mawar Pink Dijual Rp 200 Ribu Per Ikat – Halaman all

    Jelang Valentine, Harga Bunga di Pasar Rawa Belong Meroket, Mawar Pink Dijual Rp 200 Ribu Per Ikat – Halaman all

    TRIBUNNEWS, JAKARTA – Penjualan bunga di Pasar Rawa Belong, Jakarta Barat, melonjak drastis menjelang Hari Valentine yang biasa dirayakan setiap 14 Februari.

    Kenaikan harga bunga bahkan mencapai dua kali lipat dari harga normal.

    “Mawar pink yang biasanya kami jual Rp75.000 per ikat, sekarang harganya mencapai Rp200.000 lebih,” ujar Koman, seorang pedagang bunga di pasar tersebut pada Rabu (12/2/2025) pagi.

    Mawar merah yang menjadi favorit juga mengalami kenaikan harga.

    Jika biasanya dijual dengan harga Rp80.000-Rp100.000 per ikat, kini harganya melonjak hingga Rp200.000 atau lebih.

    Pasar Bunga Rawa Belong sendiri dikenal sebagai pasar bunga terbesar di ASEAN.

    Hal ini membuat banyak pemilik toko bunga mengambil pasokan dari tempat ini.

    “Biasanya mereka membeli dalam jumlah besar karena di sini memang tempatnya supplier bunga,” tambah Rija, pedagang bunga lainnya di Pasar Rawa Belong.

    Rija juga menjelaskan bahwa di pasar ini pembeli tidak bisa menemukan buket bunga yang sudah dirangkai.

    “Kami hanya menjual bunga mentah. Kalau mau buket yang sudah dirangkai, biasanya mereka memesan di toko bunga,” jelasnya.

    Ia juga menambahkan bahwa pembeli dari pasar ini beragam, mulai dari orang tua hingga anak muda. 

    Seorang florist yang membeli bunga di Pasar Rawa Belong mengatakan bahwa ia selalu mengandalkan pasar ini karena stoknya lengkap dan kualitas bunganya terjamin.

    “Saya sudah punya supplier langganan di sini yang memasok bunga untuk toko saya,” ujarnya.

    Florist tersebut juga menambahkan bahwa menjelang Valentine, tokonya kebanjiran pesanan.

    “Mawar menjadi bunga yang paling laris di momen Valentine ini, sehingga stok dari supplier cepat habis,” katanya.

    Untuk memudahkan transaksi, para pedagang bunga di Pasar Rawa Belong menyediakan berbagai metode pembayaran, mulai dari tunai, QRIS, hingga transfer, untuk memudahkan pembeli.

    Setelah perayaan Valentine usai, harga bunga diperkirakan akan kembali normal.(Grace Sanny Vania) 

  • Jakarta Bakal Jadi Tuan Rumah ASEAN Blue Economy

    Jakarta Bakal Jadi Tuan Rumah ASEAN Blue Economy

    Acara ini akan menampilkan 60 inovasi terpilih dari sekitar 1.300 aplikasi yang diajukan oleh usaha rintisan, UMKM, organisasi nonpemerintah, dan institusi akademik. Solusi yang dipresentasikan mencakup empat sektor utama, yaitu perikanan dan akuakultur berkelanjutan, penanggulangan polusi plastik, adaptasi perubahan iklim, serta pengembangan pariwisata berkelanjutan.

    Selain sesi presentasi inovasi, peserta juga akan mendapatkan wawasan dari bincang-bincang inspiratif dan diskusi panel yang dipimpin oleh investor berpengaruh dan pemimpin bisnis di sektor blue economy.

    “Acara ini menghadirkan pemimpin industri yang telah menciptakan dampak positif di berbagai negara ASEAN,” lanjut Jatu.

    Aretha Aprilia, Head of Nature, Climate and Energy Unit UNDP Indonesia, menambahkan bahwa konsep blue economy telah menjadi paradigma baru dalam memanfaatkan sumber daya laut secara berkelanjutan.

    “Pada 2030, ekonomi maritim diperkirakan berkontribusi hingga 3 triliun dolar AS terhadap ekonomi global dan menciptakan 43 juta lapangan pekerjaan baru. Ini menjadi pilar utama pertumbuhan inklusif di ASEAN,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Aretha menekankan pentingnya kesiapan ASEAN dalam merespons isu ketahanan pangan, netralitas karbon, digitalisasi, dan pemberantasan sampah plastik. “Peserta ASEAN Blue Innovation Expo akan mendapatkan wawasan mendalam mengenai sektor maritim yang sangat potensial dan berperan dalam menentukan masa depan ekonomi kelautan berkelanjutan di kawasan ini,” pungkasnya.

  • Menkes Dorong Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan, Masyarakat Miskin Ditanggung 100 Persen

    Menkes Dorong Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan, Masyarakat Miskin Ditanggung 100 Persen

    PIKIRAN RAKYAT – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan perlu dilakukan penyesuaian, pasalnya dalam kurun waktu lima tahun terakhir belum terdapat kenaikan. Kenaikan tarif BPJS Kesehatan terakhir dinaikkan pada tahun 2020.

    Dikatakan, selama kurun waktu tersebut terjadi inflasi kesehatan yang disinyalir mencapai 15% setiap tahunnya. Ini menjadi landasan dalam rencana kenaikan iuran BPJS Kesehatan. “Kita bilang secara jujur, dengan inflasi kesehatan 15% per tahun sedangkan tarif BPJS nggak naik lima tahun. Itu kan enggak mungkin, jadi harus naik,” ujarnya dalam rapat kerja (raker) dengan Komisi IX DPR RI, Jakarta, Selasa, 11 Februari 2025.

    Budi mengatakan, nantinya kenaikan iuran BPJS Kesehatan perlu dilakukan secara adil untuk menjaga rakyat kecil agar tak terbebani. Untuk itu, dia mengusulkan, bagi masyarakat miskin ditanggung 100%.

    “Kita mesti adil gimana caranya yang miskin jangan kena, itu sebabnya yang miskin tetap akan di cover 100% oleh Penerima Bantuan Iuran (PBI), yang naik tentu bebannya pemerintah dan pemerintah nggak masalah,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, Budi menuturkan, dalam diskusi kenaikan tarif BPJS Kesehatan ini terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan, mulai dari berapa besar kenaikan iuran, berapa besar belanja kesehatan hingga melihat dari negara-negara Asean.

    “Seluruh Asean berapa sih belanja per GDP semua rata-rata 4%, 5%, 6%, Thailand aja yang agak tinggi 6%, Singapura 7%. Indonesia sendiri kalau lihat kan Rp 614 triliun kalau dibagi GDP kita Rp 15.000 triliun kira-kira 4%-an, itu masih range oke,” tandasnya.

    Budi menyebut, rencana kenaikan iuran BPJS Kesehatan tengah dikaji oleh Kementerian Keuangan, BPJS Kesehatan dan Kementerian Kesehatan. Kenaikan iuran tak akan terjadi pada 2025, tetapi kemungkinan terealisasi pada 2026. “Kalau hitung-hitungan kami, 2025 seharusnya aman. Pada 2026, kemungkinan mesti ada adjustment (penyesuaian) dari tarifnya,” ujar Budi.

    Ketua Komisi IX DPR RI Felly Esterita Runtuwene mengakui, kenaikan tarif iuran program dari BPJS Kesehatan tidak bisa terhindarkan. Menurut dia, wacana kenaikan iuran BPJS per 2026 tidak lagi bisa dicegah seiring meningkatkatnya harga obat-obatan.

    “Kalau bicara kenaikan, ini tidak bisa kami tahan. Karena sudah sekian tahun dengan harga obat dan lain sebagainya mahal, kenaikan ini tidak bisa ditahan,” ujar Felly.

    Dikatakan, DPR membutuhkan data yang digunakan untuk menjadi landasan penentuan kenaikan iuran BPJS Kesehatan. Data itu mencakup pertimbangan keadaan dari peserta BPJS terutama yang masuk kategori peserta bukan penerima bantuan iuran (Non-PBI). Contoh, jangan sampai kenaikan iuran BPJS membebani kondisi ekonomi peserta yang tidak stabil, seperti orang yang baru saja kehilangan pekerjaan.

    Oleh karena itu, dia membuka berbagai wacana tentang siapa yang akan menanggung kenaikan iuran BPJS supaya tidak dibebankan sepenuhnya ke masyarakat. “Cuma masalah kenaikan ini apakah diberikan beban kepada masyarakat itu sendiri, ataukah diambil oleh negara,” kata Felly.

    Di sisi lain, Felly mempersilakan peserta BPJS yang memiliki kemampuan ekonomi untuk membayar kenaikan iuran tersebut, dengan alasan sistem gotong royong. Sebab, bagi peserta BPJS Non-PBI bisa sewaktu-waktu menggunakan fasilitas jaminan kesehatan itu kendati sekarang tampak baik-baik saja.

    Dia mengaku butuh waktu untuk mendiskusikan wacana kenaikan iuran BPJS dengan Kementerian Kesehatan dan BPJS itu sendiri. “Bagaimana caranya supaya tidak bisa membebankan lagi masyarakat itu sendiri. Kemudian dengan kondisi keuangan kita seperti ini, ini kita butuh waktu untuk dibicarakan bersama dengan pihak pemerintah pengambil kebijakan,” katanya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News