Organisasi: ASEAN

  • Keren, Indonesia Punya Tempat Pelatihan Buruh se-Asia Tenggara – Page 3

    Keren, Indonesia Punya Tempat Pelatihan Buruh se-Asia Tenggara – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) menggelar puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-52 di pusat pembangunan Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) KSPSI di kawasan Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat.

    Hadir dalam HUT ke-52 KSPSI diantaranya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli, Wamenaker Immanuel Ebenezer, dan Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea.

    Andi Gani menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kapolri atas dukungannya kepada KSPSI selama ini. Apalagi, kata Andi, Gani dalam pembangunan Pusdiklat KSPSI, Kapolri sangat mendukung.

    Adapun, Pusdiklat KSPSI terwujud berkat gotong royong seluruh Pimpinan Unit Kerja (PUK) seluruh Indonesia. KSPSI, kata Andi Gani, akan setia memperjuangkan hak-hak buruh Indonesia dengan tetap mendukung program Pemerintah Prabowo Subianto yang pedulo terhadap kebijakan rakyat.

    “KSPSI juga akan tetap kritis kepada kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat,” tegasnya.

    Pusdiklat KSPSI dibangun diatas tanah seluas 3.000 meter persegi dengan gedung 5 lantai yang mencakup dua auditorium, ruang kelas pendidikan, perpustakaan digital, penginapan yang dapat menampung kapasitas ribuan orang, tempat ibadah, ruang olah raga, dan ruang pelatihan komputer.

    “Pusdiklat KSPSI juga telah ditunjuk oleh Asean Trade Union Council (ASEAN TUC) sebagai tempat pendidikan dan pelatihan buruh se-Asia Tenggara,” ungkap Andi Gani yang juga Penasihat Kapolri itu.

    Sementara, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berpesan agar buruh meningkatkan keterampilan.

    “Dalam kesempatan ini, saya ucapkan selamat ulang tahun yang ke-52 untuk rekan-rekan KSPSI. Saya kira ulang tahun hari ini merupakan ulang tahun yang penuh dengan makna. Karena dilaksanakan di tempat di mana nanti akan diselesaikan Pusdiklat bagi SPSI,” kata Kapolri.

     

  • Parlemen Rusia Ajak DPR RI Gabung BRICS Parliamentary Forum

    Parlemen Rusia Ajak DPR RI Gabung BRICS Parliamentary Forum

    Jakarta

    Parlemen Rusia mengajak DPR RI bergabung dalam wadah perkumpulan Parlemen BRICS atau BRICS+ Parliamentary Forum menyusul bergabungnya Indonesia ke kelompok informal BRICS baru-baru ini. Ajakan ini disampaikan langsung oleh Komisi Luar Negeri Dewan Federal Federasi Rusia saat menerima jajaran Delegasi BKSAP DPR RI dipimpin Mardani Ali Sera yang mengunjungi Dewan Federal, di Moskow, Rusia.

    “Dewan Federasi menyambut baik kehadiran Indonesia dalam berbagai forum dialog baik di ASEAN dan sekarang dalam format BRICS. Saya mengucapkan selamat 75 tahun Indonesia-Russia. Kami menganggap Indonesia sebagai mitra bersahabat dengan kerja sama yang baik,” kata Ketua Komisi Luar Negeri Dewan Federal Federasi Rusia, Senator Grigory Karasin, dalam keterangan yang diterima, Kamis (27/2/2025).

    Sementara itu, Ketua Delegasi BKSAP DPR Mardani Ali Sera menyambut baik ajakan tersebut. Dia menyebut pihaknya akan menindaklanjuti sesegera mungkin karena ke depan terbuka peluang kolaborasi lebih dalam antara Indonesia-Rusia dan BRICS.

    “BKSAP melihat ada ketulusan dan semangat bergerak bersama dari BRICS untuk dunia yang lebih baik,” ucap Mardani.

    Pada kesempatan tersebut, BKSAP juga mengundang Dewan Federasi untuk berkunjung ke Indonesia, memperkuat kontak antarparlemen dan merayakan 75 tahun Indonesia-Rusia. “Kami juga mendorong kontak dan frekuensi saling kunjung meningkat, seiring dengan telah dibentuknya Grup Kerja Sama Bilateral di DPR RI untuk Rusia,” imbuh Mardani.

    Kemudian, kembali ke Grigory Farasin. Pada kesempatan tersebut, ia menggarisbawahi hubungan kedua negara baik dalam konteks bilateral. Menurutnya dalam kerangka BRICS akan dapat mendorong pertumbuhan kawasan Global South dan Global East secara lebih baik dan membantu perwujudan dunia yang lebih adil dalam realitas yang multipolar saat ini.

    “Kami juga menunggu kehadiran Presiden Prabowo ke Rusia baik pada Mei nanti untuk acara peringatan Kemenangan Perang Dunia ke-II dan Juli untuk hadir dalam St Petersburg Economic Forum,” tutur Grigory.

    Selain ajakan BRICS Parliamentary Forum, Dewan Federasi juga mengusulkan pembentukan grup geopolitik baru di Inter-Parliamentary Union (IPU), organisasi parlemen global. Grup geopolitik yang akan disebut BRICS+ itu bersifat terbuka bagi parlemen yang menjadi anggota blok BRICS dan yang akan bergabung ke blok dimaksud.

    Dewan Federasi juga mengharapkan peningkatan kerja sama Indonesia-Rusia ke depan dan menggarisbawahi segera rampungnya negosiasi perjanjian perdagangan bebas Indonesia-Eurasian Economic Union (EAEU).

    Sementara BKSAP menyampaikan perlunya Dewan Federal mendorong finalisasi keputusan investasi kilang minyak di Tuban yang akan membawa manfaat bagi kedua belah pihak. “Sekaligus kami mendorong penguatan kapasitas Bahasa antarstaf parlemen kedua negara. Sehingga staf parlemen Indonesia dapat belajar Bahasa Russia dan sebaliknya,” tutur Mardani.

    BKSAP DPR RI melakukan lawatan kehormatan ke Moskow 22-27 Februari, sebagai bagian dari upaya memperkuat interaksi antarparlemen dalam 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia – Russia pada 2025 ini. Delegasi terdiri dari Ketua BKSAP DPR RI Mardani Ali Sera, Wakil Ketua BKSAP DPR RI Muhammad Husein Fadlulloh, dan Gde Sumarjaya Linggih.

    Mereka bertemu dan berdialog dengan sejumlah pemangku kepentingan Indonesia – Rusia yakni BRICS Expert Council, Dewan Federasi Majelis Federal, Duma Negara Majelis Federal, Kelompok Persahabatan Rusia-Indonesia Duma Negara Majelis Federal.

    (maa/gbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Gelar RUTA 2025, Asosiasi Pertanian CropLife Perkuat Sinergi Pengelolaan Pestisida Berkelanjutan – Halaman all

    Gelar RUTA 2025, Asosiasi Pertanian CropLife Perkuat Sinergi Pengelolaan Pestisida Berkelanjutan – Halaman all

     

    Laporan Hasiolan EP/Tribunnews.com

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Asosiasi nirlaba yang mewakili kepentingan petani dan industri benih dan pestisida, CropLife Indonesia menyelenggarakan Rapat Umum Tahunan (RUTA) 2025 di Jakarta, Selasa, 25 Februari 2025.

    Kegiatan yang mengangkat tema “Sinergi Pembangunan Pertanian Berkesinambungan melalui Kerangka Pengelolaan Pestisida Berkelanjutan (SPMF)” ini bertujuan memperkuat kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan dalam mendukung pembangunan sektor pertanian yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab di Indonesia dengan dukungan teknologi modern dan inovasi dalam sistem pertanian.

    Sebagai bagian dari agenda RUTA 2025, digelar juga talkshow dengan narasumber Sekretaris Badan Standardisasi Instrumen Pertanian Kementerian Pertanian RI Dr. Ir. Haris Syahbuddin, DEA, Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian RI Dr. Ir. Leli Nuryati, Kepala Pusat Riset Tanaman Perkebunan, Badan Riset dan Inovasi Nasional Dr. Setiari Marwanto dan Country Lead of Harvest Plus Solution of Indonesia Sulaiman Ginting.

    Chairman CropLife Indonesia Kukuh Ambar Waluyo mengatakan, para narasumber sepakat kolaborasi para stakeholder dalam program SPMF, dengan menjalankan tugas dan fungsinya secara optimal, mampu menjawab tantangan pertanian.

    Penggunaan pestisida terdaftar akan memastikan efektivitas serta keamanan bagi aplikator dan lingkungan.

    “Implementasi teknologi modern, seperti drone dalam perlindungan tanaman, serta pengelolaan batas aman residu pada produk pertanian, akan meningkatkan kualitas pangan dari segi gizi dan keamanan.”

    “Dengan sinergi yang kuat, pelaksanaan SPMF akan menjadi pendorong utama dalam mewujudkan swasembada pangan dan ketahanan pangan yang berkelanjutan,” katanya dalam keterangan tertulis dikutip Rabu, 26 Februari 2025.

    Dia mengatakan, sektor pertanian berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi, ketahanan pangan, dan kelestarian lingkungan.

    Dengan kontribusi besar terhadap PDB dan lapangan kerja, sektor ini perlu didorong melalui peningkatan produktivitas, keberlanjutan, serta adopsi teknologi modern untuk memastikan efisiensi dan ketahanan jangka panjang.

    “Selain itu, praktik pertanian berkelanjutan berperan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi dampak perubahan iklim. Investasi dalam teknologi pertanian modern dan digitalisasi juga dapat meningkatkan efisiensi, menekan biaya, dan memperkuat ketahanan sektor pertanian secara keseluruhan,” tuturnya.

    Penggunaan pestisida terdaftar akan memastikan efektivitas serta keamanan bagi aplikator dan lingkungan.

    Implementasi teknologi modern, seperti drone dalam perlindungan tanaman, serta pengelolaan batas aman residu pada produk pertanian, akan meningkatkan kualitas pangan dari segi gizi dan keamanan.

    “Dengan sinergi yang kuat, pelaksanaan SPMF akan menjadi pendorong utama dalam mewujudkan swasembada pangan dan ketahanan pangan yang berkelanjutan,” katanya.

    Direktur Pestisida Kementerian Pertanian (Kementan) Handi Arief yang diwakili Budi Hanafi selaku Ketua Kelompok Substansi Pengawasan Pestisida Direktorat Pestisida menyatakan, sinergi antara pemerintah, akademisi, sektor swasta, dan petani sangat penting dalam membangun pengelolaan pestisida yang berkelanjutan.

    Melalui kerja sama yang solid, kata dia, kebijakan yang tepat dapat diterapkan untuk menjaga produktivitas pertanian tanpa mengorbankan kesehatan dan lingkungan.

    “Bersama, kita dapat menciptakan ekosistem pertanian yang bertanggung jawab, adaptif, dan inovatif,” ujarnya.

    Direktur Eksekutif CropLife Indonesia Agung Kurniawan didampingi Yosephine Sianipar selaku SMPF Projects Manager CropLife Indonesia mengatakan, 2024 menjadi tonggak penting bagi CropLife Indonesia, karena terpilih menjadi salah satu dari tiga negara di ASEAN yang akan mengimplementasikan Sustainable Pesticide Management Framework (SPMF) hingga 2029.

    Pihaknya berharap upaya ini menciptakan sinergi antara pemerintah, akademisi, sektor swasta, dan petani dalam melaksanakan SPFM.

    Sehingga, pengelolaan pestisida berkelanjutan dapat memberikan dampak positif bagi ketahanan pangan nasional, serta meningkatkan efisiensi produksi dengan dukungan teknologi modern.

    Sebagai asosiasi pertanian yang berkomitmen terhadap pengelolaan pestisida berkelanjutan, kata dia, CropLife Indonesia memainkan peran strategis dalam implementasi SPMF.

    “CropLife Indonesia berperan dalam mengedukasi petani mengenai praktik penggunaan pestisida yang bertanggung jawab, mendukung inovasi dalam industri pertanian, serta menjalin kemitraan dengan berbagai pihak untuk memperkuat ketahanan pangan nasional,” tuturnya.

    Acara ditutup dengan penandatangan perjanjian kerja sama antara CropLife Indonesia dengan stakeholder secara simbolis sebagai komitmen bersama dalam pelaksanaan SPMF di Indonesia.

    Diantaranya, dengan Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Mekanisasi Pertanian (BBPSI Mektan) dengan fokus pada kerja sama “Penetapan Prosedur Operasi Standar Penggunaan Pesawat Udara Tanpa Awak (Drone) Pertanian di Indonesia serta dengan Balai Pengujian Standar Instrumen Lingkungan Pertanian (BPSI Lingtan) dengan fokus pada kerja sama “Penetapan Batas Maksimum Residu Pestisida.

    Penandatanganan kerjasama juga dilakukan dengab Badan Riset dan Inovasi Nasional dengan fokus pada “Kerja sama dalam bidang riset untuk kemajuan pembangunan pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dan dengan Harvest Plus Solutions yang diwakili oleh Induja Rai dan Sulaiman Ginting, dengan fokus kerja sama pada Pengembangan Praktik Pertanian yang Baik melalui Program Kerangka Pengelolaan Pestisida Berkelanjutan.

     

     

  • Bergabung BRICS hingga G20, SBY Ingatkan Rumah Utama RI Tetap Asean

    Bergabung BRICS hingga G20, SBY Ingatkan Rumah Utama RI Tetap Asean

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan bahwa Asean merupakan rumah utama Indonesia, meskipun telah tergabung dalam G20 hingga BRICS. 

    SBY menuturkan bahwa Indonesia merupakan founding fathers dari Asean. Sebab itu, Ia berharap agar Indonesia tetap mempertahankan Asean meskipun Asean diterpa berbagai kritik, seperti dianggap tak lagi memimpin atau mengendalikan arah kebijakan. 

    “Saya harus tetap optimistis ya. Memang kritik banyak sekali. Mana sekarang Asean, no longer at the driving seat. Mana centrality of Asean? dianggap gone. Ada [kritik seperti itu],” jelasnya ketika memberikan paparan di Universitas Paramadina, Jakarta Selatan, Rabu (27/2/2025).

    Meskipun demikian, SBY tetap meminta agar kritik tersebut dibiarkan dan dibuktikan bahwa Asean tetap bersatu dan tetap solid. 

    “Buktikan bahwa kita still united, still solid, still berpikir yang terbagus untuk ASEAN seperti apa. Building Asean connectivity, building Asean sebagai one big market for all,” jelasnya. 

    Sebagai informasi, Indonesia resmi bergabung dalam BRICS sebagai anggota penuh per 6 Januari 2025. Bergabungnya Indonesia dalam aliansi belahan bumi selatan (Global South) diharapkan memberikan kontribusi positif dalam kerja sama program transisi energi. 

    Bergabungnya Indonesia, sekaligus menandai kekuatan baru BRICS yang mencakup lebih dari 40 persen populasi dunia dan 27 persen PDB global. Blok ekonomi ini menjadi semakin diperhitungkan dalam kancah perekonomian global.

    Namun, ada kekhawatiran bahwa bergabungnya Indonesia akan membuat hubungan dengan barat menjadi rumit. Amerika Serikat, dengan kepemimpinan baru di bawah Donald Trump bakal mengaktifkan tombol proteksi dengan negara-negara yang berlawanan dengannya. 

    Kemudian, mengutip laman Kementerian Keuangan, Indonesia menjadi anggota G20 sejak forum internasional tersebut dibentuk pada 1999. Kala itu, sang Tanah Air berada dalam tahap pemulihan setelah krisis ekonomi 1997-1998. Indonesia juga dinilai sebagai emerging economy yang mempunyai ukuran dan potensi ekonomi sangat besar di kawasan Asia.

    Mengutip pemberitaan sebelumnya, RI juga sudah memegang Presidensi G20 setahun penuh, yakni dari 1 Desember 2021 hingga November 2022. Pada saat itu, Indonesia memiliki kesempatan pertama kali menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of 20 (G20), sejak forum tersebut didirikan. 

  • India Mau Naikkan Lagi Bea Masuk Impor CPO, Apa Dampak ke RI?

    India Mau Naikkan Lagi Bea Masuk Impor CPO, Apa Dampak ke RI?

    Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (Gpei) meminta pemerintah Indonesia untuk melakukan negosiasi dengan India, menyusul adanya rencana Negeri Bollywood untuk mengerek bea masuk impor produk minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO).

    Ketua Umum Gpei Benny Soetrisno menyampaikan, kebijakan ini dapat berdampak negatif terhadap ekspor CPO dari Indonesia. Pasalnya, kebijakan ini akan membuat harga minyak kelapa sawit di India naik yang berujung pada pengurangan volume impor dari India.

    “Risikonya akan dialami oleh eksportir minyak kelapa sawit baik dari Indonesia maupun dari Malaysia,” kata Benny kepada Bisnis, Rabu (26/2/2025).

    Untuk itu, eksportir mengharapkan pemerintah dapat melakukan negosiasi agar India tidak menaikkan bea masuk impor CPO. Apalagi, lanjut dia, Indonesia memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan India, yakni Asean-India Free Trade Area (AIFTA).

    “Harapan GPEI kepada pemerintah adalah lakukan lobby untuk tidak menaikkan [bea masuk impor produk CPO],” ujarnya.

    Pemerintah India dalam waktu dekat akan mengerek bea masuk impor untuk produk minyak kelapa sawit. Kebijakan ini diambil untuk membantu ribuan petani minyak sayur yang terpukul imbas anjloknya harga minyak sayur dalam negeri.

    Salah seorang sumber pemerintah India menyebut, pembahasan mengenai rencana kenaikan bea masuk sudah selesai dibahas dan diharapkan dapat segera diterapkan dalam waktu dekat.

    “[Konsultasi] antar kementerian terkait kenaikan bea masuk sudah selesai. Pemerintah diharapkan segera menaikkan bea masuk,” ungkap sumber tersebut, melansir Reuters, Rabu (26/2/2025).

    Sumber lainnya menyebut bahwa pemerintah akan mempertimbangkan dampak dari keputusan tersebut terhadap inflasi pangan.

    Adapun, naiknya bea masuk oleh importir minyak nabati terbesar di dunia dapat mengerek harga minyak sayur dan minyak biji lokal, berpotensi melemahkan permintaan dan mengurangi pembelian minyak kelapa sawit, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari dari luar negeri. 

    Rencana ini bukanlah yang pertama. Pemerintah India pada September 2024 mengenakan bea masuk dasar sebesar 20% untuk minyak nabati mentah dan olahan. 

    Setelah revisi tersebut, minyak kelapa sawit mentah, minyak kedelai mentah, dan minyak bunga matahari mentah dikenakan bea masuk sebesar 27,5%, dibandingkan dengan 5,5% sebelumnya, sementara jenis minyak olahan dari ketiga minyak tersebut kini dikenakan pajak impor sebesar 35,75%.

  • Rohingya Protes Dana Bantuan Dipangkas: Kami Dibiarkan Mati Pelan-pelan

    Rohingya Protes Dana Bantuan Dipangkas: Kami Dibiarkan Mati Pelan-pelan

    Jakarta

    Para pengungsi Rohingya kini menghadapi situasi kritis pascapemangkasan dana bantuan dari Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) pada Januari lalu. Beberapa pengungsi bahkan mengatakan hidup mereka kian tidak pasti dan merasa seperti dibiarkan mati pelan-pelan di tengah ketidakpastian.

    Perwakilan IOM di Jakarta menjelaskan pemotongan dana bantuan untuk pengungsi ini dilatari oleh keputusan Presiden AS Donald Trump yang menghentikan sementara pendanaan bantuan luar negeri. Karenanya, IOM harus mematuhi kebijakan tersebut dan menerapkannya.

    Pengamat kebijakan hubungan internasional dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Dafri Agussalim, sangat menyayangkan keputusan Trump yang menghentikan pendanaan bantuan luar negerinya.

    Sebab negara-negara yang menampung para pengungsi harus “kena getahnya”. Di Indonesia, menurut Dafri, bisa saja terjadi kriminalitas jika para pengungsi terdesak oleh kebutuhan hidup mereka.

    Adakah yang bisa dilakukan pemerintah atas persoalan ini?

    ‘Hidup kami makin sulit’

    Sebuah rumah sederhana berukuran 6×12 meter persegi yang berada di dalam gang kecil di Kota Medan, dihuni satu keluarga dalam ketidakpastian.

    Bangunan bercat hijau dengan lantai polos tanpa keramik tersebut ditempati Hosen, istri, dan empat anaknya.

    Sekitar tiga pekan lalu, keluarga pengungsi Rohingya itu terpaksa harus angkat kaki dari tempat penampungan yang selama ini disediakan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Pada Kamis (13/02) lalu, BBC News Indonesia diperbolehkan bertamu ke rumah Hosen.

    Tak banyak barang-barang di dalamnya, tapi yang menarik perhatian sebuah foto keluarga Hosen yang dibingkai seadanya terpajang di dinding.

    Karena bangunan ini bentuknya memanjang, tiap ruangan yang disulap jadi kamar disekat dengan triplek dan ditutup dengan tirai.

    “Hidup kami semakin sulit karena pengurangan bantuan, sementara kami harus mencari dan membayar tempat tinggal sendiri,” tuturnya pasrah.

    “Kami mohon dikembalikan seperti dulu,” sambungnya.

    ANTARA FOTOPara imigran etnik Rohingya asal Myanmar berada dalam tenda pengungsian sementara di lapangan sepak bola Seunebok Rawang, Aceh Timur, Aceh, Minggu (02/02).

    Pengurangan dana bantuan dari IOM kepada pengungsi Rohingya, katanya, sudah berlangsung sejak Januari 2025.

    Organisasi yang mengurusi para imigran dan pencari suaka ini disebut tidak lagi membiayai penginapan sebagian besar pengungsi Rohingya di Medan.

    Akibatnya, selain Hosen ada puluhan orang bernasib sama.

    Kepada BBC News Indonesia, pria 38 tahun ini bercerita dulu hidupnya sangat damai bersama keluarga di Hasyurata, desa kecil di Kota Maungdaw, Rakhine, Myanmar. Ia bekerja sebagai nelayan.

    Namun ketenangannya sirna pada 2012, ketika puluhan ribu warga Rohingya diusir dari permukiman mereka.

    Berselang lima tahun kemudian, ungkapnya, militer yang didukung pemerintah Myanmar melancarkan operasi brutal yang disebutnya mengarah pada genosida.

    Orang-orang Rohingya mati dibunuh, ujar Hosen, termasuk saudara laki-laki dan ayah kandungnya. Warga lain tak luput disiksa secara sadis dan diperlakukan tak manusiawi.

    Ladang dan rumah mereka diberangus hingga akhirnya keberadaan mereka tak diakui sebagai warga negara.

    Situasi ini membuat ratusan ribu warga Rohingya kabur dari Rakhine demi menyelamatkan diri.

    Hosen sempat tinggal di kamp pengungsian Cox’s Bazar Bangladesh, sebelum terombang-ambing di lautan selama enam bulan bersama ratusan orang lainnya.

    Pada 7 September 2020 malam, kapal kayu yang ditumpanginya kandas di perairan Aceh. Mereka diboyong ke Kota Lhokseumawe.

    Tapi, tak semuanya berhasil menginjakkan kaki dengan selamat. Ia berkata, banyak pengungsi yang mati karena berdesak-desakan dan kelaparan.

    Dia, istri, dan tiga anaknya mampu bertahan hidup.

    Dalam hitungan bulan, Hosen sekeluarga dipindahkan ke Kota Medan. Mereka ditampung di suatu penginapan di Jalan Jamin Ginting. Di sini, anak bungsunya lahir.

    Selain tempat tinggal, mereka juga diberi uang bulanan.

    Untuk orang dewasa besarannya Rp1.250.000 per orang/bulan dan anak di bawah 18 tahun mendapatkan Rp500.000 per orang/bulan.

    ANTARA FOTOAnak-anak imigran etnik Rohingya asal Myanmar berada dalam tenda pengungsian sementara di lapangan sepak bola Seunebok Rawang, Aceh Timur, Aceh, Minggu (02/02).

    Para orang tua juga diberi tambahan Rp200.000 per bulan sebagai uang transportasi sekolah anak mereka. Ada juga asuransi kesehatan. Khusus bagi satu keluarga yang terdiri dari enam orang diberi bantuan dua unit kamar.

    Namun dana sokongan tersebut, belakangan dipangkas.

    “Kami dibawa ke tempat penampungan ini secara resmi, bukan keinginan sendiri. Tapi setelah empat tahun ditampung, kenapa tiba-tiba bantuan penginapan dihentikan? Bagaimana kami hidup?” tanyanya penuh cemas.

    Kabar buruk soal pemangkasan bantuan itu, terjadi di penghujung 2024.

    IOM, kata Hosen, menerapkan kebijakan baru: pengungsi yang tiba di Aceh dan Sumatra Utara sejak 2018 ke atastermasuk diatak akan memperoleh fasilitas tempat tinggal. Bantuan bulanan kena potong.

    Sebaliknya, klaim Hosen, pengungsi Rohingya yang tiba sejak 2018 ke bawah mendapatkan tambahan dana bantuan dari yang awalnya Rp1.250.000 menjadi Rp1.750.000. Sedangkan untuk anak-anak Rp800.000.

    Sejak itulah, sejumlah pengungsi hanya dapat bantuan uang tunai antara Rp700.000 – Rp1.050.000 per orang/bulan. Tak ada pula tambahan uang transportasi, tempat tinggal, maupun asuransi.

    Padahal, kata Hosen, kebutuhan hidup di Kota Medan cukup tinggi.

    “Jika ditotal sebulan kami sekeluarga dapat Rp4.300.000, uang itu dipakai untuk menyewa rumah Rp1.300.000… selebihnya makan, minum.”

    “Saya juga tidak bisa mencari tambahan, karena dilarang bekerja. Sekarang anak pertama dan kedua saya sudah putus sekolah.”

    “Mimpi saya anak-anak punya ilmu yang tinggi untuk mengubah masa depan keluarga.”

    ‘Untuk beli susu anak saja tidak bisa’

    Apa yang dialami Hosen sekeluarga, juga dirasakan 88 orang pengungsi Rohingya lainnya di Kota Medan. Dua di antaranya Salam (30 tahun) dan Yaser (27 tahun). Keduanya tiba di Indonesia pada 2012 dan 2022.

    Salam termasuk beruntung karena tak kena pengurangan bantuan, tapi tidak dengan istrinya yang sampai di sini pada 2020.

    Agar tetap bisa tinggal sekamar di tempat penampungan, Salam harus membayar uang sewa penginapan sekitar Rp1.000.000 per bulan.

    Sisa uangnya Rp2.800.000 inilah yang dipakai menghidupi istri beserta dua anaknya. Dia bilang, jumlah uang tersebut tidak cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi istrinya sedang hamil tujuh bulan.

    “Terkadang pedih hati saya. Untuk beli susu anak-anak saja tidak bisa,” tutur Salam.

    Nanda Fahriza BatubaraSeorang pengungsi Rohingya memperlihatkan isi kamar kos di sekitar Jl. Jamin Ginting, Kota Medan, Sumatera Utara, Minggu (16/02).

    Yaser juga sama merananya.

    Sekarang istrinya hamil muda. Mereka menikah di tempat penampungan pada 2022. Ia tiba lebih dulu di Kota Lhokseumawe pada 2020, adapun sang istri dua tahun kemudian.

    Gara-gara kebijakan baru IOM, Yaser dan istri harus angkat kaki dari penampungan dan menyewa kontrakan seharga Rp800.000 per bulan.

    Dengan total bantuan Rp1.050.000 per bulan, maka uang yang tersisa cuma Rp200.000 saja yang pasti mustahil mencukup kebutuhan hidup. Ujung-ujungnya dia berutang dan kini totalnya sudah Rp6.000.000.

    “Istri saya delapan bulan di sini tidak dapat bantuan medis dan makanan, mohon bantu istri saya apalagi dia sedang hamil. Kami perlu bantuan karena tak bisa bekerja,” ucapnya penuh harap.

    Kesengsaraan juga dialami Umar, pria yang sudah tiba di Indonesia 13 tahun silam.

    Sore itu lelaki berbadan tegap ini sedang duduk-duduk di halaman tempat penginapan kelas melati di Jalan Jamin Ginting.

    Umar mengatakan, “kadang merasa seperti dibiarkan mati pelan-pelan di tengah ketidakpastian ini”.

    Pria yang menikah pada 2019 ini dikaruniai empat anak. Seperti halnya Salam, dia mengaku tidak mengalami pemangkasan dana bantuan. Namun, tidak bagi istrinya yang tiba pada 2018.

    Dia bilang setiap bulan harus membayar uang sewa Rp1.000.000 untuk bisa tetap tinggal di kamar penginapan yang sama.

    “Mungkin kami ini ingin dibunuh diam-diam, sekarang saja tempat tinggal sudah tidak ada, bantuan juga dikurangi,” ungkapnya.

    Nanda Fahriza BatubaraSeorang pengungsi Rohingya menyewa kos tersebut lantaran tidak lagi memeroleh bantuan kamar di tempat penampungan sebelumnya.

    Melihat beberapa keluarga temannya sengsara, sejumlah pria muda Rohingya memilih tak menikah lantaran merasa tak punya masa depan yang jelas.

    Amran, salah satunya.

    Pria 28 tahun ini sampai di Kota Lhokseumawe pada 2020 sendirian, tanpa keluarga. Orang tuanya, masih berada di kamp pengungsian di Bangladesh. Komunikasi dengan keluarga tersambung lewat telepon.

    “Saya tidak mau orang tua saya menyusul ke sini dan juga tidak berencana menikah di sini, karena tidak bisa cari makan untuk keluarga. Saya sedih dengan masa depan saya,” akunya.

    Sementara pemuda lain, Sukur (24 tahun) berkata masa depannya terasa gelap. Akibat keputusan baru IOM, dia hanya mendapat Rp1.050.000 per bulan.

    Uang itu akan dipotong untuk sewa kamar kos Rp600.000, sehingga tersisa Rp450.000 untuk kebutuhan sehari-hari.

    “Uangnya tidak cukup, jadi sehari-hari saya hanya makan sekali. Saya juga tidak tahu apa saya masih punya harapan masa depan atau tidak.”

    Apa alasan IOM memangkas dana bantuan untuk pengungsi?

    Perwakilan IOM di Jakarta menjelaskan pemotongan dana bantuan untuk pengungsi ini dilatari oleh keputusan Presiden AS Donald Trump yang menghentikan sementara pendanaan bantuan luar negeri.

    Karenanya, IOM mengaku harus mematuhi kebijakan tersebut dan menerapkannya.

    “Keputusan ini sedianya juga berdampak pada staf, kegiatan, dan orang-orang yang kami layani.”

    “Tapi IOM tetap berkomitmen untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang sangat diperlukan dan terus terlibat secara konstruktif dengan donor dan mitratermasuk Amerika Serikatuntuk mempertahankan layanan penting.”

    Data terbaru UNHCR menyebutkan ada sekitar 2.800 pengungsi Rohingya di Indonesia. Pada 2025, tercatat ada 400 lebih pengungsi tiba.

    UNHCR bersama IOM mengeklaim telah memberikan bantuan kepada para pengungsi yang mencakup tempat tinggal, sanitasi, layanan kesehatan, makanan, dan barang-barang non-makanan.

    Pengungsi Rohingya menghadapi situasi kritis

    Pengamat kebijakan hubungan internasional dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Dafri Agussalim, sangat menyayangkan keputusan Presiden AS Donald Trump yang menghentikan pendanaan bantuan luar negerinya.

    Sebab banyak lembaga internasional yang perhatian pada persoalan kemanusiaan, pengungsi, hak asasi manusia, dan demokrasi, bergantung pada dana tersebut.

    Pendanaan ini pun, kata dia, sebetulnya menjadi upaya diplomasi AS untuk menunjukkan dirinya sebagai “role model” bagi negara-negara lain.

    “Tapi dengan penghentian pendanaan ini menunjukkan soft power Amerika Serikat mulai mundur. AS tidak bisa lagi bicara soal hak asasi manusia dan seterusnya, atau mengajari negara-negara lain kalau dia sendiri tidak peduli dengan masalah-masalah tersebut,” jelas Dafri Agussalim kepada BBC News Indonesia, Senin (25/02).

    Getty ImagesAnak-anak dan relawan berpose dengan spanduk Hari Migran Internasional di kamp pengungsi Rohingya di Padang Tiji, provinsi Aceh, Indonesia pada 18 Desember 2024.

    “Dan dicabutnya bantuan untuk WHO dan IOM misalnya, itu contoh bahwa AS sudah mengalami degradasi dari sisi moral publik internasional.”

    Direktur Eksekutif ASEAN Studies Center UGM ini juga menilai dengan kondisi begini para pengungsi Rohingya kini menghadapi situasi kritis. Mereka dan negara-negara yang menampung para pengungsi harus “kena getahnya”.

    Di Indonesia, menurut Dafri, bisa saja terjadi kriminalitas jika para pengungsi terdesak oleh kebutuhan hidup mereka.

    Pasalnya saat ini saja di beberapa wilayah seperti Aceh, masyarakat setempat sudah mulai resah lantaran ada dugaan kasus pelecehan di antara sesama pengungsi.

    Selain itu, beberapa pengungsi ketahuan melarikan diri ke Malaysia menggunakan jaringan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

    “Jika Indonesia tidak bisa menangani pengungsi itu dengan baik, maka dampaknya terhadap Indonesia. Di mata internasional, Indonesia dianggap gagal atau lalai dalam mengurus masalah kemanusiaan ini.”

    “Dan itu tidak baik, tentunya.”

    Dafri Agussalim berkata sebetulnya ada jalan keluar yang bisa ditempuh pemerintah Indonesia untuk membantu para pengungsi ini, yakni mengupayakan diplomasi dengan negara-negara ASEAN agar mendapatkan dukungan berupa dana bantuan.

    Cara lain, mempekerjakan para pengungsi di sektor-sektor informal seperti yang dilakukan Malaysia.

    Meskipun, diakuinya, langkah itu bakal ditentang oleh masyarakat di tengah kondisi banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK).

    Selain itu secara hukum pun, katanya, Indonesia yang belum meratifikasi Konvensi Pengungsi 1951 sehingga tak ada kewajiban mengurus pengungsitermasuk memberikan pekerjaan.

    “Kendati dari sisi idealisme, enggak ada masalah. Itu bisa memberi ruang kepada pengungsi untuk dapat hidup. Tapi dari sisi praktiknya, pasti akan ada penolakan dari masyarakat lokal.”

    Solusi terakhir, menurutnya, dalam keadaan darurat sekarang ini IOM bisa meminta tambahan dana ke negara-negara pendonor selain AS.

    Lihat juga Video: Imigrasi Aceh Usul Pulau Khusus untuk Menampung Pengungsi Rohingya

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Komisi VII: WNA akan dikenakan pajak wisata lewat RUU Kepariwisataan

    Komisi VII: WNA akan dikenakan pajak wisata lewat RUU Kepariwisataan

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Komisi VII DPR RI yang Saleh Partaonan Daulay mendorong Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Kepariwisataan, mengatur agar warga negara asing (WNA) yang masuk ke Indonesia dan bertujuan ke destinasi wisata, akan dikenakan pajak.

    Menurut dia, hal itu menjadi fokus dari Komisi VII DPR RI dalam pembahasan RUU Kepariwisataan demi meningkatkan pendapatan negara melalui sektor pariwisata. Misalnya, kata dia, nantinya ada pajak individual yang dikenakan terhadap orang asing.

    “Jadi sehingga orang datang ke Bali nggak free-free gitu saja, tapi dia tetap bayar pajak. Berapa jumlahnya dan sebagainya, nanti akan diperhitungkan,” kata Saleh kepada ANTARA di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa.

    Saat ini, kata dia, berbagai kalangan orang asing bisa dengan mudah mengunjungi destinasi-destinasi wisata di Indonesia. Padahal, kata dia, orang-orang yang datang itu hanya membawa uang seadanya dan tidak terlalu berdampak pada pendapatan negara.

    “Ternyata nggak punya duit juga, nggak cukup banyak duit, hanya duit seadanya sudah bisa wisata di sana. Jadi ini harus dipikirkan bagaimana supaya pendapatan dari negara dari wisata meningkat,” kata dia.

    Selain itu, menurut dia, RUU tersebut juga hendak mengembangkan pariwisata di daerah-daerah pedesaan, atau yang disebut desa wisata. Dengan berkembangnya desa wisata, maka pendapatannya akan dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar yang juga bisa berdampak kepada ekonomi.

    Masyarakat pun, kata dia, akan lebih tersadarkan terkait potensi ekonomi dari sektor pariwisata. Dengan begitu, dia berharap agar Indonesia mengejar ketertinggalan sektor pariwisata dari negara-negara lainnya di ASEAN.

    “Kita ini kan masih tertinggal dengan beberapa negara, seperti Thailand Jadi kita harus kejar itu,” katanya.

    Di samping itu, dia pun menginginkan agar sektor pariwisata Indonesia menjadi diplomasi budaya dengan negara-negara di dunia. Sehingga ciri khas atau identitas tanah air bisa lebih dikenal melalui pariwisatanya.

    “Bahkan kalau perlu wisata itu bisa jadi diplomasi budaya di luar negeri, di seluruh kedutan besar Republik Indonesia yang ada, itu bisa dijadikan sebagai tempat mereka untuk diplomasi,” kata dia.

    Namun, kata dia, usulan mengenai pariwisata sebagai diplomasi budaya itu tidak mudah karena belum dikehendaki oleh Kementerian Luar Negeri. Sebab, kata dia, kegiatan diplomasi negara hanya bisa dilakukan oleh kementerian tersebut.

    “Nah sekarang Kita sedang berpikir kalimat apa yang paling tepat untuk melakukan tugas yang tadi,” katanya.

    Komisi VII DPR RI membidangi perindustrian, ekonomi kreatif, pariwisata, UMKM dan sarana publikasi.

    Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • DPR Kejar Penyelesaian RUU EBT, Indonesia Siap Pimpin Transisi Energi di ASEAN – Page 3

    DPR Kejar Penyelesaian RUU EBT, Indonesia Siap Pimpin Transisi Energi di ASEAN – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Rancangan Undang-Undang tentang Energi Baru Terbarukan (RUU EBT), kembali masuk dalam agenda pembahasan DPR RI, setelah sempat tertunda di periode sebelumnya. Regulasi ini menjadi bagian krusial dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045.

    Pendapat ini dikemukakan Ketua Komisi XII DPR RI, Bambang Patijaya saat menjadi narasumber dalam Forum Legislasi bertajuk “RUU EBT Kembali Dibahas, Menanti Energi Terbarukan Sebagai Solusi Energi”, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (25/2/2025).

    Bambang juga meyakini kalau RUU ini akanmendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8%. Dengan target pembangunan 107 GW energi dalam 15 tahun ke depan, di mana 75% di antaranya berasal dari energi baru terbarukan. Karenanya, ia menilai RUU EBT sebagai langkah strategis dalam memastikan ketahanan energi nasional dan menjawab tantangan global menuju Net Zero Emission.

    “Sebenarnya, pembahasan RUU EBT sebelumnya sudah hampir rampung pada periode 2019-2024 di Komisi VII DPR RI. Namun, karena alasan teknis, pembahasannya harus dilanjutkan ke periode saat ini,” ujarnya.

    Menurut Bambang, pembahasan RUU EBT menjadi prioritas Komisi XII DPR RI,sebagai bagian dari Program Legislasi Nasional (Prolegnas). Ia juga menekankan bahwa regulasi ini sejalan dengan visi pemerintahan Prabowo-Gibran dalam mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8% agar Indonesia bisa keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap) dan menjadi negara industri maju.

    “Selain sebagai strategi ketahanan energi, RUU EBT juga bertujuan untuk menjawab tantangan global, khususnya komitmen Indonesia terhadap Net Zero Emission. Hal ini semakin relevan dengan proyeksi kebutuhan energi Indonesia yang diperkirakan mencapai 107 GW dalam 15 tahun ke depan, dengan 75 GW berasal dari sumber energi baru terbarukan,” tuturnya lagi.

    Dalam kaitannya dengan kebijakan energi nasional, Komisi XII DPR RI juga telah mengesahkan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Kebijakan Energi Nasional. PP ini memberikan landasan bagi pemerintah dalam menyusun kebijakan strategis terkait pemenuhan energi.

     

  • Arsjad Rasjid : Kolaborasi Swasta dan Pemerintah Kunci Pondasi Ekonomi yang Kuat dan Berkelanjutan – Halaman all

    Arsjad Rasjid : Kolaborasi Swasta dan Pemerintah Kunci Pondasi Ekonomi yang Kuat dan Berkelanjutan – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Dewan Pengawas Indonesia Business Council, Arsjad Rasjid mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan inklusif hanya bisa dicapai dengan kolaborasi erat antar sektor.

    Sinergi sektor swasta dengan pemerintah dan masyarakat adalah kunci untuk menciptakan pondasi ekonomi yang kuat dan berkelanjutan.

    “Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan tren positif, namun tantangan seperti ketimpangan sosial dan kesenjangan antarwilayah masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan,” kata Arsjad Rasjid di acara Indonesia Economic Summit (IES) 2025 di Jakarta belum lama ini.

    Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2021-2025 ini menjelaskan, kolaborasi antarsektor dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah ini.

    “Kita tidak bisa bergerak sendiri. Pemerintah membutuhkan dukungan dari sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja, sementara sektor swasta membutuhkan kebijakan yang pro-investasi dari pemerintah,” kata Arsjad.

    Di sisi lain, masyarakat juga harus dilibatkan agar pertumbuhan ekonomi benar-benar dirasakan oleh semua lapisan.

    Ketua Dewan Penasihat Bisnis ASEAN (ASEAN BAC) yang juga memimpin penyusunan ASEAN Business Roadmap untuk memperkuat posisi Indonesia di tingkat regional ini menyoroti pentingnya peran sektor swasta dalam mendorong inovasi dan penciptaan nilai tambah.

    Ia mencontohkan, industri teknologi dan energi terbarukan dapat menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi jika didukung oleh kebijakan yang tepat dari pemerintah.

    “Investasi di sektor energi terbarukan, digitalisasi, dan infrastruktur adalah contoh nyata di mana kolaborasi antara pemerintah dan swasta telah membuahkan hasil. Namun, kita perlu memperluas kolaborasi ini ke sektor-sektor lain, seperti pendidikan, kesehatan, dan UMKM,” ujarnya.

    Selain kolaborasi antara pemerintah dan swasta, Arsjad, yang terus memperkokoh peran Kadin sebagai mediator dalam penyelesaian sengketa bisnis dan berfokus pada penyusunan White Paper Arah Pembangunan Ekonomi 2024-2029, juga menekankan pentingnya melibatkan masyarakat dalam proses pembangunan ekonomi.

    Program-program pemberdayaan masyarakat, pelatihan keterampilan, dan akses ke pembiayaan mikro harus menjadi prioritas agar pertumbuhan ekonomi benar-benar inklusif.

    “Pertumbuhan ekonomi tidak boleh hanya dinikmati oleh segelintir orang. Kita harus memastikan bahwa masyarakat di pelosok negeri juga merasakan manfaatnya. Ini hanya bisa terjadi jika semua pihak bekerja sama,” katanya.

    Meski optimistis dengan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia, Arsjad mengakui masih banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti ketergantungan pada sumber daya alam, rendahnya produktivitas tenaga kerja, hingga dampak perubahan iklim.

    Pengusaha yang memperkenalkan WikiExport dan Kadinpedia AI, dua platform berbasis digital yang membantu UMKM terhubung dengan pasar global serta memberikan data penting bagi pengambilan kebijakan di tingkat nasional, ini meyakini bahwa dengan kolaborasi yang kuat, tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi.

    “Kita memiliki sumber daya manusia yang besar dan sumber daya alam yang melimpah. Yang kita butuhkan sekarang adalah kesadaran bersama bahwa kolaborasi adalah jalan menuju masa depan yang lebih baik,” katanya.

     

    KETIMPANGAN SOSIAL – Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan tren positif, namun tantangan seperti ketimpangan sosial dan kesenjangan antarwilayah masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan,” kata Ketua Dewan Pengawas Indonesia Business Council, Arsjad Rasjid saat gelaran Indonesia Economic Summit (IES) 2025 di Jakarta belum lama ini. Foto dok Arsjad Rasjid

  • RI Jajaki Pasar Timur Tengah hingga Eropa Timur, Buka Peluang Baru

    RI Jajaki Pasar Timur Tengah hingga Eropa Timur, Buka Peluang Baru

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) akan memperluas perjanjian perdagangan bilateral dengan menyasar kawasan Timur Tengah hingga Eropa Timur sebagai langkah membuka peluang baru di pasar nontradisional.

    Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan bahwa saat ini perdagangan bilateral Indonesia didominasi dengan China. Selain Negeri Tirai Bambu, dia menyebut Eropa dan AS juga memiliki porsi perdagangan bilateral yang besar terhadap Indonesia.

    “Tetapi kita tentu selalu membuka peluang mencari pasar. Salah satu pasar yang selalu kita cari adalah pasar di Timur Tengah, Afrika, dan juga di Eropa Timur. Itu adalah pasar non-tradisional yang selalu kita cari dan kita buka, karena potensinya memang ada,” kata Arrmanatha saat ditemui di sela-sela acara IVFA Gathering 2025: 70th Anniversary of Indonesia—Vietnam Diplomatic Relations di Hotel Raffles, Jakarta, Senin (24/2/2025).

    Apalagi, di tengah ketidakpastian dunia, Arrmanatha memandang bahwa Indonesia harus mencari pasar lain dan memperkuat keberadaan Indonesia di pasar-pasar tradisional, seperti Eropa, AS, China, Asia Tenggara. “Tapi kita juga harus membuka dan mencari pasar nontradisional lainnya,” ujarnya.

    Misalnya saja, dengan Vietnam, pemerintah menargetkan perdagangan bilateral antara Indonesia dengan Vietnam akan mencapai US$18 miliar atau sekitar Rp292,95 triliun (asumsi kurs Rp16.280 per dolar AS) pada 2028.

    “Tapi kalau melihat trennya, saya yakin target itu bisa tercapai sebelum 2028,” imbuhnya.

    Arrmanatha memandang, target yang akan tercapai sebelum 2028 itu seiring dengan perkembangan dan hubungan yang baik antara Indonesia dan Vietnam.

    Adapun, perdagangan bilateral antara Indonesia—Vietnam mencapai US$16 miliar atau sekitar Rp260,4 triliun pada 2024.

    Sementara itu, Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia—Vietnam (IVFA) sekaligus Managing Director Ciputra Group Budiarsa Sastrawinata mengatakan Indonesia menjadi magnet investor untuk menanamkan investasi di Tanah Air, termasuk Vietnam.

    Dalam hal sektor, misalnya, Budiarsa menyebut kendaraan listrik (electric vehicle/EV) hingga energi hijau saat ini menjadi gaya hidup, sekaligus membuka peluang untuk menggelontorkan investasi di Indonesia.

    “Buktinya investasi VinFast itu besar sekali. Karena mereka melihat peluang di Indonesia besar. Makanya mereka berani membangun pabrik VinFast di sini. VinFast juga sudah mulai membuka layanan taksi,” ujarnya.

    Budiarsa menyampaikan bahwa Vietnam melihat Indonesia sebagai peluang yang besar, seiring dengan 280 juta populasi. “Yang besar kan di ASEAN hanya tiga, Indonesia, Filipina, Vietnam. Jadi, mereka melihat satu sama lain sebagai peluang,” ungkapnya.

    Asal tahu saja, 2024 menjadi tonggak penting bagi investasi luar negeri Vietnam. Di Indonesia dengan nilai investasi yang mencapai US$41,81 juta, dengan kontribusi terbesar yang berasal dari ekosistem kendaraan listrik VinFast. Investasi ini ditandai dengan peresmian pabrik di Subang pada Juli serta peluncuran layanan taksi listrik Xanh SM pada Desember 2024.