Organisasi: ASEAN

  • IEU-CEPA Tahap Akhir, Ekspor RI ke Eropa Akan Bebas Hambatan

    IEU-CEPA Tahap Akhir, Ekspor RI ke Eropa Akan Bebas Hambatan

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah Indonesia memastikan bahwa Uni Eropa akan memberikan perlakuan khusus terhadap sejumlah komoditas unggulan Indonesia dalam perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Menyeluruh Indonesia-Uni Eropa atau IEU-CEPA, yang kini telah memasuki tahap akhir.

    Perjanjian strategis tersebut dinilai akan membuka lebih luas akses ekspor Indonesia ke pasar Eropa, menghapus berbagai hambatan tarif maupun non-tarif, dan memperkuat kerja sama ekonomi kedua kawasan.

    “Komisioner Maros menjanjikan akan memberikan perlakuan khusus kepada Indonesia, dan tentunya ini sangat berpengaruh terhadap ekspor andalan Indonesia, terutama produk-produk yang berasal dari hasil hutan,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers daring, Sabtu (7/6/2025), seusai bertemu European Union Commissioner for Trade and Economic Security, Maroš Šefčovič, di Brussels, Belgia.

    Selain komoditas sawit, Indonesia juga berhasil meyakinkan Uni Eropa agar memberikan kesetaraan perlakuan (level playing field) bagi produk perikanan nasional agar mampu bersaing dengan negara ASEAN lain seperti Thailand dan Filipina.

    “Eropa sudah sepakat bahwa khusus untuk produksi perikanan ataupun ekspor perikanan kita akan diberikan level playing field dengan negara-negara sekitar kita,” jelas Airlangga.

    Perundingan IEU-CEPA yang telah berjalan selama sembilan tahun dan melewati 19 putaran ini, saat ini hanya menyisakan penyelesaian dokumen hukum serta proses ratifikasi oleh parlemen kedua pihak. Sebagian besar isu krusial disebut telah mencapai titik kesepakatan.

    Airlangga menjelaskan bahwa bila perjanjian mulai berlaku, sekitar 80% barang ekspor Indonesia ke Eropa akan dikenakan tarif 0 persen. Kebijakan ini diperkirakan mampu mendorong lonjakan ekspor hingga lebih dari 50 persen dalam tiga hingga empat tahun mendatang.

    Adapun sektor-sektor prioritas yang disepakati dalam IEU-CEPA mencakup industri padat karya seperti alas kaki, tekstil, garmen, serta produk perikanan, sawit, dan kehutanan.

    “Industri padat karya itu merupakan satu prioritas bagi Indonesia,” tegas Airlangga.

    Ia juga menambahkan bahwa perjanjian ini membuka peluang investasi yang lebih besar dari Uni Eropa dan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang menerapkan kebijakan yang setara dengan standar global.

    “CEPA juga diharapkan bisa menarik investasi dari Uni Eropa dan juga akan membuat mereka berpendapat bahwa kebijakan yang dilakukan Indonesia adalah kebijakan yang setara dengan kebijakan yang dilakukan oleh negara-negara Eropa,” ujarnya.

    Terkait kekhawatiran Uni Eropa terhadap isu keberlanjutan, Indonesia telah mempersiapkan standar, seperti Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) untuk sawit dan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) untuk produk kehutanan. Pemerintah mendorong agar standar ini diakui secara bersama di tingkat internasional.

    “Ini yang kita akan dorong dengan Uni Eropa agar standar-standar tersebut menjadi standar yang bisa diterima,” tandasnya.

    Sementara itu, untuk produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pemerintah berkomitmen mendorong peningkatan kualitas produk agar sesuai dengan standar internasional dan mampu menembus pasar Eropa.

    “Produk kreativitas dan inovasi yang dihasilkan oleh usaha besar maupun UMKM tentu diharapkan dapat masuk ke pasar Uni Eropa,” kata Airlangga.

    Perjanjian IEU-CEPA dinilai menjadi tonggak penting dalam hubungan ekonomi Indonesia-Uni Eropa, yang saat ini merupakan mitra dagang terbesar kelima bagi Indonesia.

  • Menko Airlangga: Uni Eropa setarakan ekspor perikanan Indonesia

    Menko Airlangga: Uni Eropa setarakan ekspor perikanan Indonesia

    ANTARA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Sabtu (7/6), menyebut Uni Eropa telah menyepakati pemberian level playing field untuk produk ekspor perikanan Indonesia. Dengan demikian, produk perikanan RI mendapatkan perlakuan yang setara dengan negara-negara ASEAN lain seperti Thailand dan Filipina.
    (Cahya Sari/Andi Bagasela/I Gusti Agung Ayu N)

  • Industri Alkes Lokal Digenjot biar RI Nggak Impor Terus

    Industri Alkes Lokal Digenjot biar RI Nggak Impor Terus

    Jakarta

    Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggenjot industri alat kesehatan (alkes) dalam negeri untuk meningkatkan produksi. Langkah ini menjadi bagian penting mengurangi ketergantungan impor, menarik investasi, serta membuka peluang lapangan kerja baru di sektor industri manufaktur.

    Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Setia Diarta menegaskan pemerintah berkomitmen mempercepat penguatan ekosistem industri alat kesehatan (alkes) nasional, mulai dari hulu hingga hilir.

    “Arahan Bapak Presiden Prabowo sudah jelas, termasuk juga tekad Bapak Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, bahwa kita harus bisa berdikari di sektor strategis, seperti industri alat kesehatan,” ujar Setia dalam keterangan tertulis di Jakarta, dikutip Sabtu (7/6/2025).

    Oleh karena itu, Kemenperin mendorong transformasi industri alkes yang inovatif, berbasis teknologi, dan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri secara mandiri.

    Apalagi, industri alkes merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan dalam peta jalan Making Indonesia 4.0. Adapun fokus utama dari peta jalan ini adalah pengembangan industri yang berbasis inovasi, teknologi digital, dan efisiensi rantai pasok.

    “Artinya, industri alat kesehatan memiliki peranan penting sebagai sektor strategis yang diarahkan untuk memperkuat substitusi impor dan meningkatkan kemandirian nasional. Dengan dukungan teknologi manufaktur cerdas dan otomatisasi, industri ini diharapkan mampu menjadi tulang punggung dalam penyediaan alat kesehatan yang berkualitas,” terang Setia.

    Selain terus mendukung untuk substitusi impor, Kemenperin memacu industri alat kesehatan (alkes) nasional berorientasi ekspor ke pasar regional dan global. Beberapa produk unggulan alat kesehatan seperti hospital furniture, jarum suntik, dan alat diagnostik dalam negeri telah mulai menembus pasar ASEAN dan Timur Tengah.

    Kemenperin juga tengah mereformasi tata cara penghitungan dan penerbitan sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk memperkuat industri nasional. Reformasi ini dilakukan agar juga kebijakan TKDN yang saat ini diterapkan menjadi lebih adaptif, transparan, dan memberikan manfaat optimal bagi pelaku industri dalam negeri.

    Produksi CT Scan

    Kemenperin mengapresiasi inisiatif kerja sama yang dijalin antara PT GE HealthCare dengan PT Forsta Kalmedic Global selaku anak perusahaan PT Kalbe Farma untuk memproduksi Computed Tomography (CT) scan berteknologi canggih. Fasilitas produksi ini berlokasi di pabrik Forsta, Bogor, Jawa Barat.

    CT scan merupakan salah satu alat kesehatan diagnostik yang sering digunakan di dunia medis karena kemampuan diagnostiknya yang terperinci untuk berbagai penyakit. Penyediaan mesin CT scan ini termasuk 10 besar alat kesehatan yang diprioritaskan untuk diproduksi secara lokal karena saat ini masih 100% dipenuhi oleh produk impor.

    “Oleh karena itu, membangun fasilitas produksi CT scan di dalam negeri menjadi penting untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang lebih luas dan dapat menciptakan peluang kerja baru,” ungkap Yvone Astri Della Sijabat, Direktur Forsta.

    Kapasitas produksi terpasang CT scan ini sebesar 52 unit per tahun dengan proyeksi kebutuhan mencapai 306 unit hingga tahun 2027. Proses perakitan dilakukan oleh tenaga kerja lokal yang memperoleh pelatihan dari principal GE.

    Kemenperin juga berharap kolaborasi tersebut dapat lebih memacu industri untuk mengembangkan produknya ke arah yang lebih maju, seperti produksi Magnetic Resonance Imaging (MRI) yang saat ini juga masih 100% impor.

    (ily/hns)

  • Perundingan RI & Uni Eropa Hampir Final, Ekspor Barang RI Bisa 0%

    Perundingan RI & Uni Eropa Hampir Final, Ekspor Barang RI Bisa 0%

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menegaskan bahwa perundingan penyelesaian berbagai perjanjian perdagangan strategis atau Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) sudah masuk tahapan akhir perundingan.

    Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, bahwa penyelesaian perundingan itu dapat membawa manfaat konkret bagi masyarakat dan pelaku usaha nasional.

    “Status adalah task perundingan telah selesai dan sejumlah isu teknis mampu diselesaikan dalam putaran terakhir di tingkat Chief Negotiator. Pertemuan ini merupakan komitmen kuat dari Pemerintah Indonesia agar perundingan dengan negara-negara mitra strategis dan potensial bisa diselesaikan,” terang Airlangga dalam Konfrensi Pers Perkembangan Negosiasi Indonesia-EU CEPA di Brussels, Belgia, Sabtu (7/6/2025).

    Lebih lanjut Menko Airlangga menyampaikan bahwa bahasan finalisasi IEU-CEPA tersebut dibahas dalam pertemuan antara Menko Airlangga dengan EU Commissioner for Trade and Economic Security Maroš Šefčovič di Brussels pada Jumat (6/06). Kesepakatan tersebut menandai hampir berakhirnya proses perundingan yang telah berlangsung selama sembilan tahun dan mencakup 19 putaran utama serta dialog intensif dalam beberapa bulan terakhir.

    Perundingan tersebut, kata Airlangga, juga dinyatakan siap untuk diumumkan dan dalam waktu dekat hasilnya akan dilaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto serta kepada Presiden Komisi Eropa.

    Uni Eropa sendiri merupakan mitra dagang terbesar kelima bagi Indonesia, dengan total nilai perdagangan yang mencapai USD30,1 miliar pada tahun 2024. Neraca perdagangan tetap mencatatkan surplus bagi Indonesia, meningkat signifikan dari US$ 2,5 miliar pada tahun 2023 menjadi US$4,5 miliar pada tahun 2024.

    “Indonesia dan Uni Eropa semangat untuk menggunakan momentum situasi yang saat ini penuh ketidakpastian dan tidak bisa diprediksi, komoditas utama Indonesia dan Uni Eropa bersifat saling melengkapi ataupun komplementer, tidak berkait bersaing secara langsung. Tentunya ini sama-sama memperkuat supply chain ataupun rantai pasok pasar dunia sehingga percepatan dari penyelesaian ini menjadi sangat penting,” kata Menko Airlangga.

    Manfaat IEU CEPA

    Salah satu manfaat utama dari implementasi IEU CEPA yakni penghapusan tarif impor secara signifikan. Dalam 1-2 tahun setelah perjanjian berlaku, sebanyak 80% ekspor Indonesia ke Uni Eropa akan menikmati tarif 0%. Komoditas unggulan seperti produk padat karya (alas kaki, tekstil, garmen), minyak sawit, perikanan, serta sektor energi terbarukan dan kendaraan listrik akan mendapat perlakuan preferensial yang lebih adil.

    Selanjutnya Menko Airlangga menyampaikan bahwa Eropa memfokuskan pada beberapa isu termasuk pembahasan mendalam mengenai TKDN, sektor otomotif, critical mineral, serta fasilitas-fasilitas yang dapat diperoleh pada saat melakukan investasi. Komisioner Maros juga memberikan beberapa catatan yang telah dijadikan kesepakatan bersama dan secara prinsip kesepakatan tersebut menjadi hal yang kedua belah pihak telah mengerti.

    Menko Airlangga dalam kesempatan tersebut juga mengapresiasi atas kesepakatan terkait trade and sustainable growth yaitu perdagangan dan pertumbuhan yang berkelanjutan. “Kesepakatan ini dianggap bernilai tinggi karena memberikan keuntungan baik bagi pelaku usaha di Indonesia maupun Eropa, dan kegiatan yang terkait sustainability ini menjadi penting termasuk dalam berbagai perkembangan daripada kebijakan di Eropa terkait dengan produk-produk yang berkelanjutan, dan diharapkan kebijakan ini bisa mengurangi risiko kita terhadap syarat-syarat yang diperlakukan ke depan,” ungkap Menko Airlangga.

    Kemudian Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia mendorong pengembangan produk perikanan sebagai potensi penting dan meminta agar fasilitas ekspor perikanan diberikan perlakuan setara tanpa dibedakan dengan negara-negara ASEAN lain seperti Thailand dan Filipina. Menko Airlangga menyebut bahwa Uni Eropa telah menyepakati pemberian level playing field khusus untuk produksi dan ekspor perikanan Indonesia dengan negara-negara di sekitarnya.

    Selain itu, terkait kebijakan deforestasi, Komisioner Maroš berjanji akan memberikan perlakuan khusus kepada Indonesia yang diyakini akan berdampak positif terhadap ekspor produk hasil hutan Indonesia.

    “Indonesia meminta agar fasilitas untuk ekspor perikanan tidak dibedakan dengan negara ASEAN lain seperti Thailand atau Filipina, dan Eropa sudah sepakat bahwa kita akan diberikan level playing field,” kata Menko Airlangga.

    Dari sisi strategis, perjanjian IEU-CEPA memperkuat posisi tawar Indonesia di kancah global. Dengan terbukanya pasar dan penghapusan hambatan tarif, IEU-CEPA menjadi momentum penting untuk meningkatkan daya saing nasional. Pemerintah optimis bahwa pelaksanaan IEU-CEPA dapat meningkatkan ekspor Indonesia ke Uni Eropa lebih dari 50% dalam tiga hingga empat tahun ke depan. Selain itu, perjanjian tersebut juga membuka peluang investasi strategis dari Eropa ke Indonesia, seiring dengan meningkatnya kepercayaan terhadap sistem hukum dan kebijakan dalam negeri.

    “Kedua belah pihak sudah sepakat untuk segera menyelesaikan dari segi materi dan proses hukum. Tidak ada ganjalan yang tersisa,” pungkas Menko Airlangga

    (pgr/pgr)

  • Ekspor Sepatu hingga Sawit RI ke Eropa Bakal Bebas Bea Masuk, IEU-CEPA Dikebut

    Ekspor Sepatu hingga Sawit RI ke Eropa Bakal Bebas Bea Masuk, IEU-CEPA Dikebut

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) segera rampung setelah melewati negosiasi panjang hampir satu dekade. 

    Dia mengatakan, Perundingan IEU-CEPA yang memakan waktu 9 tahun dan 19 putaran ini telah memasuki tahap akhir, usai pihaknya mengadakan pertemuan bilateral dengan European Union Commissioner for Trade and Economic Security Maros Sefcovic, pada Jumat (6/6/2025) di Berlaymont Building, Brussels, Belgia.

    Perkembangan terbaru ini bisa menjadi angin segar bagi Indonesia untuk meraih peluang lebih luas untuk mengekspor berbagai produk, termasuk alas kaki hingga kelapa sawit ke Uni Eropa tanpa dikenakan bea masuk.

    “Setelah perundingan berlaku, dalam 1 hingga 2 tahun ke depan hampir 80% barang yang diekspor dari Indonesia itu tarif bea masuknya 0%,” ujar Airlangga kepada wartawan, Sabtu (7/6/2025).

    Airlangga menyebut, Uni Eropa juga telah sepakat di berbagai sektor utama yang menjadi kepentingan Indonesia, yaitu energi terbarukan, pengembangan ekosistem kendaraan listrik, hingga produk yang dihasilkan oleh sektor padat karya (labor intensive) seperti alas kaki dan pakaian.

    “Kemudian juga produk unggulan di Indonesia, seperti minyak sawit dan juga produk-produk perikanan. Eropa memfokuskan pada beberapa isu termasuk pembahasan mendalam mengenai TKDN di sektor otomotif, critical mineral serta fasilitas-fasilitas yang dapat diperoleh pada saat melakukan investasi,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Indonesia juga mengupayakan agar Uni Eropa memberikan preferensi kepada produk perikanan, sama seperti yang diberikan kepada negara mitra lainnya di kawasan Asean.

    “Indonesia dan Uni Eropa sepakat untuk segera menyelesaikan isu-isu yang masih tersisa dan siap mengumumkan penyelesaian perundingan secara substansi pada akhir Juni 2025,” tutur Airlangga.

    Adapun, Perundingan IEU-CEPA berpotensi membuka pasar peningkatan perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan, serta mengurangi trade barrier, baik dalam bentuk tarif maupun non-tarif barrier.

    “Indonesia dan Uni Eropa kini bersifat saling melengkapi, tidak bersaing secara langsung. Dan ini sama-sama memperkuat supply chain atau rantai pasok pasar dunia sehingga percepatan dari penyelesaian ini menjadi sangat penting,” katanya.

    Sebagai informasi, populasi penduduk Uni Eropa sekitar 450 juta jiwa dengan PDB sebesar US$19,5 triliun, sedangkan Indonesia memiliki populasi 282 juta jiwa dan ekonomi US$1,4 triliun. Menurut Airlangga, jika digabungkan, hal ini menjadi sebuah potensi pasar yang sangat besar.

    Terlebih, hubungan ekonomi Indonesia dan Uni Eropa terus menunjukkan tren positif dengan nilai perdagangan mencapai US$30,1 miliar pada 2024. Uni Eropa merupakan mitra dagang terbesar kelima bagi Indonesia, sementara Indonesia menempati posisi sebagai mitra dagang ke-33 bagi Uni Eropa. 

    Neraca perdagangan antara kedua pihak tetap surplus bagi Indonesia, dengan peningkatan signifikan dari US$2,5 miliar pada 2023 menjadi US$4,5 miliar pada 2024.

  • Malaysia Minta Thailand dan Kamboja Tahan Diri usai Militer Baku Tembak

    Malaysia Minta Thailand dan Kamboja Tahan Diri usai Militer Baku Tembak

    Jakarta

    Militer Thailand dan Kamboja terlibat baku tembak pada akhir bulan lalu. Malaysia selaku Ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mengimbau Thailand dan Kamboja untuk sama-sama terus menahan diri.

    “Malaysia sangat menghargai hubungan baik kedua negara. Terkait hal ini, saya mengimbau Thailand dan Kamboja untuk terus menahan diri,” ujar Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim dilansir Antara, Sabtu (7/6/2025).

    Anwar Ibrahim menyampaikan hal itu usai menghubungi PM Thailand Paetongtarn Shinawatra dan PM Kamboja Hun Manet.

    Dalam pembicaraan melalui sambungan telepon itu, PM Anwar menyampaikan penghargaan atas komitmen kedua pemimpin dalam menyelesaikan masalah perbatasan yang sedang berlangsung melalui negosiasi dan jalur diplomatik.

    Malaysia sebagai pemegang keketuaan ASEAN menyerukan kedua negara mengambil langkah-langkah untuk meredakan ketegangan, dan berupaya mencapai penyelesaian situasi ini secara damai dan menyeluruh.

    “Sebagai Ketua ASEAN, saya yakin bahwa semangat kerja sama regional dan prinsip penyelesaian damai ASEAN dapat memberikan landasan yang kokoh dalam menyelesaikan setiap perselisihan,” ujar PM Anwar.

    Pasukan tentara Thailand dan Kamboja terlibat dalam pertempuran singkat di wilayah Ubon Ratchathani, Thailand dan wilayah Preah Vihear, Kamboja, pada Rabu (28/5). Pada insiden itu, dikabarkan menimbulkan satu korban dari tentara Kamboja.

    Sementara Thailand dilaporkan telah menegaskan kembali komitmennya untuk menyelesaikan masalah perbatasan dengan Kamboja melalui upaya damai sesuai dengan hukum internasional dan perjanjian serta memorandum terkait.

    Lihat juga Video ‘PMI Diduga Meninggal di Kamboja, Kondisi Terakhir Kerja dengan Tangan Diborgol’:

    (jbr/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Achmad Sadikin Abdurachman Jadi Dirut Baru AirAsia Indonesia (CMPP), Cek Profilnya

    Achmad Sadikin Abdurachman Jadi Dirut Baru AirAsia Indonesia (CMPP), Cek Profilnya

    Bisnis.com, JAKARTA — AirAsia Aviation Group Limited (AAGL) mengumumkan pergantian kepemimpinan di perusahaan Indonesia AirAsia (IAA) setelah Veranita Yosephine resmi mengundurkan diri dari jabatan Direktur Utama per 28 Mei 2025. 

    AirAsia Group kemudian menunjuk Captain Achmad Sadikin Abdurachman sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama IAA guna memastikan stabilitas operasional di tengah masa transisi.

    Selain mengemban jabatan Plt. Direktur Utama IAA, dia juga ditunjuk sebagai Direktur Utama di PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP), entitas induk dari maskapai tersebut. Dalam kapasitasnya saat ini, Achmad Sadikin juga tetap melanjutkan tanggung jawab sebagai Direktur Corporate Safety & Quality.

    Group CEO of AirAsia Aviation Group, Bo Lingam mengatakan, AirAsia menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Veranita atas kontribusi, dedikasi, dan kepemimpinannya selama menjabat. 

    “Di bawah arahannya, Indonesia AirAsia berhasil mencatat berbagai pencapaian penting dalam memperluas konektivitas internasional serta memperkuat posisinya sebagai maskapai pilihan masyarakat Indonesia,” ujar Bo Lingam melalui keterangannya, Jumat (6/6/2025).

    Adapun, Veranita menjabat posisi tertinggi di Indonesia AirAsia sejak Oktober 2019. Selama masa kepemimpinannya, maskapai berhasil melalui tekanan pandemi Covid-19 dan bangkit dengan membuka jaringan internasional baru di luar kawasan Asean. 

    Beberapa rute penting seperti Hong Kong, Perth, Cairns, Darwin, hingga Adelaide menjadi bagian dari ekspansi yang mendorong posisi strategis AirAsia di pasar penerbangan internasional.

    Profil Capt. Achmad Sadikin

    Di lain sisi, Captain Achmad Sadikin menyampaikan kesiapannya untuk memimpin perusahaan selama masa transisi berlangsung. Dia berkomitmen untuk dapat mendukung perusahaan selama masa transisi ini.

    “Kami akan menjaga keunggulan operasional dengan terus menghadirkan layanan penerbangan yang selalu mengutamakan keselamatan, kenyamanan, dan nilai terbaik bagi para tamu,” Achmad Sadikin.

    Menilik profilnya di laman resmi AirAsia, Captain Achmad Sadikin memulai kiprahnya di AirAsia Indonesia sejak 2006. Di lini manajerial, dia menjabat sebagai Director of Corporate Safety & Quality di Indonesia AirAsia sejak 2016 hingga kini. 

    Sebagai pilot berpengalaman, dia pernah mengawaki Airbus A320‑200 sejak 2009 dan Boeing 737‑300 antara 2007–2009, serta tetap aktif sebagai captain dalam operasional maskapai.

    Adapun, pada 1991–1992 Achmad Sadikin menempuh pendidikan pilot di Australian Aviation College. 

    Selanjutnya, pada 1992–2004 dia pernah berkarier di PT Merpati Nusantara Airlines. Kemudian pada 2004–2005 Achmad Sadikin juga sempat berkarier di PT Air Paradise International yang berbasis di Denpasar, Bali.

  • Presiden Prabowo Salat Iduladha di Masjid Istiqlal, Serahkan 985 Sapi Kurban

    Presiden Prabowo Salat Iduladha di Masjid Istiqlal, Serahkan 985 Sapi Kurban

    JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto hadir di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada Jumat, 6 Juni, untuk menunaikan Salat Iduladha 1446 Hijriah bersama sejumlah pejabat negara dan menteri-menteri Kabinet Merah Putih.

    Presiden, yang mengenakan kemeja putih dan kopiah hitam, tiba di lokasi sekitar pukul 06.47 WIB. Kedatangannya disambut langsung oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar.

    Sejumlah pejabat yang turut melaksanakan salat berjemaah di antaranya Ketua MPR Ahmad Muzani, Ketua DPD Sultan Bachtiar Najamudin, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Kepala BIN M. Herindra, Kepala Bakamla Laksamana Madya TNI Irvansyah, Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kepala Staf TNI AL Muhammad Ali, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo, serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. Teddy juga duduk tepat di sebelah Presiden.

    Ribuan jemaah telah memadati Masjid Istiqlal sejak pukul 05.30 WIB. Masjid ini memiliki kapasitas hingga 250.000 orang. Panitia memperkirakan jumlah jemaah tahun ini berkisar antara 100.000 hingga 150.000, seperti tahun-tahun sebelumnya.

    Salat Iduladha dimulai tepat pukul 07.00 WIB dengan imam Ahmad Muzzakir Abdurrahman, seorang penghafal Al-Qur’an yang meraih peringkat ketiga terbaik ASEAN dan Asia Pasifik pada tahun 2010.

    Usai salat, Presiden Prabowo dan jemaah mendengarkan khutbah yang disampaikan oleh Rektor Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Wan Jamaluddin Z. Tema khutbah kali ini adalah “Nilai pengorbanan dan keikhlasan dalam Iduladha”.

    Setelah khutbah, Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dijadwalkan menyerahkan secara simbolis hewan kurban kepada panitia kurban Masjid Istiqlal.

    Dalam kesempatan terpisah, Plt. Imam Besar Masjid Istiqlal, Mulawarman Hannase, menyampaikan bahwa pemotongan hewan kurban dari Presiden dan Wakil Presiden akan dilaksanakan pada Sabtu, 7 Juni.

    Untuk peringatan Hari Raya Iduladha tahun ini, Presiden Prabowo menyerahkan sebanyak 985 ekor sapi yang telah disalurkan ke masjid-masjid di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota.

    Sapi-sapi kurban tersebut memiliki bobot antara 800 kilogram hingga 1,3 ton, terdiri dari berbagai jenis seperti simmental, limousine, peranakan ongole, brahman, angus, dan sapi bali. Seluruh hewan kurban telah melalui pemeriksaan kesehatan dan dinyatakan layak untuk dikurbankan.

  • PT Pos Indonesia Ikut Ajang UPU Innovation Challenge 2025

    PT Pos Indonesia Ikut Ajang UPU Innovation Challenge 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – PT Pos Indonesia (Persero) kembali menegaskan kiprahnya di kancah internasional dengan berpartisipasi dalam ajang bergengsi UPU Innovation Challenge 2025 yang mengusung tema ‘Unlocking The Power of Hyper-Collaboration’.

    Forum ini menitikberatkan pada inovasi reverse logistics dalam mendukung circular economy, khususnya pengelolaan limbah elektronik (e-waste management).

    Dua perwakilan PT Pos Indonesia (Persero), Def Afuww Wildan Everest (Assistant Manager of Freight Forwarding – Logistic Operation) dan Verayanti Corellina Simanullang (Jr. Analyst 3 Solution & Partnership – Enterprise Business), mendapat kehormatan terpilih langsung oleh Universal Postal Union (UPU) untuk tidak hanya hadir sebagai peserta, tetapi juga menjadi bagian dari working group internasional.

    Kelompok kerja ini beranggotakan operator pos dari berbagai negara yang berkolaborasi menyusun langkah konkret pemanfaatan infrastruktur jaringan pos untuk mengelola e-waste secara berkelanjutan.

    Keikutsertaan PT Pos Indonesia (Persero) merupakan langkah strategis dalam mengembangkan sistem reverse logistics yang mampu mendukung pengumpulan dan penanganan limbah elektronik di Indonesia.

    Menurut laporan The Global Waste Monitor 2024 yang dirilis United Nations Institute for Training and Research (UNITAR), total e-waste global pada 2022 mencapai 62 juta ton. Di kawasan ASEAN, e-waste mencapai 4,4 juta ton pada tahun yang sama, dengan Indonesia sebagai penyumbang terbesar sebesar 1,9 juta ton.

    Besarnya angka ini menjadikan Indonesia sebagai pasar sekaligus aktor penting dalam solusi e-waste management global. UPU memandang potensi besar Indonesia untuk mengambil peran sentral, dan mendorong PT Pos Indonesia (Persero) sebagai pelopor dalam integrasi jaringan logistik nasional untuk sistem pengelolaan limbah yang lebih ramah lingkungan.

    “Dengan kepercayaan yang diberikan oleh UPU dan semangat kolaborasi lintas negara, PT Pos Indonesia (Persero) siap mengambil peran strategis dalam mendukung circular economy. Kami yakin, sinergi antara jaringan logistik, teknologi, pemerintah, serta berbagai pemangku kepentingan adalah kunci menciptakan dampak nyata bagi lingkungan dan masyarakat,” ujar Def Afuww Wildan Everest selaku assistant Manager of Freight Forwarding – Logistic Operation.

    Melalui partisipasi aktif dalam UPU Innovation Challenge 2025, PT Pos Indonesia (Persero) meneguhkan komitmennya terhadap agenda keberlanjutan global, sejalan dengan transformasi digital dan visi layanan masa depan perusahaan yang inklusif, inovatif, dan berdampak. [tok/aje]

  • Jalan Rusak, Jadi Penyebab Kecelakaan Maut

    Jalan Rusak, Jadi Penyebab Kecelakaan Maut

    Jakarta

    Pemerintah kini mulai gencar mengkampanyekan zero truk over dimension over load (ODOL). Truk ODOL dinilai menimbulkan banyak kerugian, mulai dari jalan rusak hingga menjadi penyebab kecelakaan maut.

    Jauh sebelum truk bermuatan lebih menelan korban jiwa, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) sudah lama menyuarakan peringatan. Pemerintah juga sempat mencanangkan Indonesia Zero ODOL pada Januari 2023. Tapi, hal itu tak kunjung menjadi kenyataan.

    “Padahal dampaknya tak main-main. Jalan dan jembatan rusak dengan biaya perbaikan dan pemeliharaan yang terus membengkak. Kementerian Pekerjaan Umum mengeluhkan biaya perbaikan jalan akibat beban berlebih yang sudah mencapai Rp 43 triliun lebih per tahun,” demikian dikutip dari siaran pers MTI, Kamis (5/6/2025).

    Belum lagi kerugian akibat kecelakaan truk yang kerap memakan korban jiwa. Kecelakaan truk di Indonesia kini menempati posisi kedua setelah sepeda motor.

    “Fatalitas kematian akibat kecelakaan truk sangatlah tinggi. Nyawa korban tidak ternilai harganya. Dan korban mati bukanlah sekadar angka statistik. Banyak di antaranya adalah kepala keluarga, dan kepergian mereka meninggalkan luka mendalam dan menciptakan kemiskinan bagi keluarga yang ditinggalkan,” sebut MTI.

    Dari sisi ekonomi, truk kelebihan dimensi dan muatan juga tidak memenuhi standar kawasan perdagangan bebas ASEAN. Truk ODOl pun membuat lemah daya saing nasional.

    “Menjadi suatu ironi, di satu sisi sejumlah pengusaha selalu memprotes penertiban truk kelebihan dimensi dan muatan, tetapi masalah yang penertibannya diprotes itu malah menyebabkan daya saing ekonomi kita terus kalah dibanding negara tetangga,” katanya.

    Menurut MTI, problem truk kelebihan dimensi dan muatan bukan semata urusan pelanggaran teknis atau siasat mencari profit. Masalah ini adalah cermin kekacauan tata kelola logistik nasional.

    “Karoseri masih bebas memproduksi truk berdimensi tak wajar. Pemilik barang dengan enteng memaksa sopir memuat lebih demi efisiensi biaya tanpa peduli akan aturan hukum. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan, belum juga membuat regulasi yang memaksa produsen dan pemilik barang bertanggung jawab,” ucapnya.

    “Pasal 184 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 memberi keleluasaan pada cara penetapan tarif angkutan barang melalui kesepakatan antara pengguna dan operator. Akan tetapi dalam praktiknya, liberalisasi tarif justru membiakkan eksploitasi. Regulasi keselamatan dan batas teknis kendaraan tak ditegakkan. Truk kelebihan dimensi dan muatan menjamur. Prasarana jalan dan pelabuhan rusak. Negara merugi,” kata MTI.

    (rgr/riar)