Organisasi: ASEAN

  • Indonesia Siap Ekspor Beras ke Malaysia 2.000 Ton Per Bulan

    Indonesia Siap Ekspor Beras ke Malaysia 2.000 Ton Per Bulan

    Jakarta, Beritasatu.com – Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengungkapkan, Malaysia telah mengajukan permintaan ekspor beras dari Indonesia sebanyak 2.000 ton per bulan melalui skema bisnis ke bisnis (B2B). Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut dari pihak Malaysia terkait permintaan tersebut.

    “Bola sekarang ada di pihak Malaysia. Kami sudah menyampaikan kesiapan Indonesia. Kementerian Pertanian juga telah diperintahkan oleh Presiden untuk segera merespons apabila Malaysia menyatakan kesiapannya,” ujar Sudaryono seusai rapat koordinasi terbatas di Kantor Kemenko Pangan, Jumat (13/6/2025).

    Ia menambahkan, pembahasan mengenai rencana ekspor ini telah melibatkan pertemuan antara kementerian pertanian kedua negara serta para pelaku usaha dari Malaysia yang berencana menjadi importir.

    Jika disepakati, lanjut Sudaryono, pasokan beras untuk ekspor akan diambil dari cadangan beras milik Perum Bulog. Ia memastikan bahwa volume permintaan sebesar 2.000 ton per bulan tidak akan berdampak terhadap ketersediaan stok dalam negeri.

    “Stok kita aman. Jumlah itu kecil. Bulog dalam sehari bisa menyalurkan 12.000 hingga 20.000 ton beras. Jadi jika ekspor 2.000 ton per bulan, tidak ada masalah,” tegasnya.

    Sudaryono juga menyebut bahwa permintaan Malaysia tergolong kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan beras Indonesia. Hal ini dinilai wajar mengingat jumlah penduduk Malaysia jauh lebih sedikit dibandingkan Indonesia.

    “Bagi mereka mungkin itu angka yang besar, tetapi buat kita tidak signifikan,” tambahnya.

    Sebelumnya, Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia Datuk Seri Mohammad Bin Sabu, mengajukan kerja sama ketahanan pangan kepada Indonesia.

    Dalam pertemuan dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Malaysia meminta dukungan dalam bentuk pasokan beras serta kolaborasi di bidang teknologi pertanian.

    Menteri Amran menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menyatakan Indonesia siap berbagi teknologi pertanian dengan negara-negara sahabat, khususnya di kawasan ASEAN.

    Bentuk kerja sama yang ditawarkan mencakup pelatihan, riset bersama, dan demonstrasi teknologi secara langsung di lapangan.

  • Menerka Alasan Prabowo Absen KTT G7, Pilih Merapat ke Blok Putin?

    Menerka Alasan Prabowo Absen KTT G7, Pilih Merapat ke Blok Putin?

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketidakhadiran Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan puncak Kelompok Tujuh (G7) negara ekonomi maju di Kanada mengundang perhatian kalangan pengamat.

    Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai pemerintah perlu merespons secara cermat dan strategis agar absensi tersebut tidak ditafsirkan sebagai sinyal politik negatif terhadap mitra strategis Indonesia, terutama negara-negara Barat.

    Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef M. Rizal Taufikurahman, menekankan pentingnya melakukan diplomasi pasca-forum secara proaktif, guna menjaga relasi dan persepsi di level global.

    “Ketidakhadiran Presiden dalam forum G7 sejatinya bukan sekadar soal protokoler, tapi menyampaikan sinyal politik yang penting bagi mitra-mitra strategis Indonesia, khususnya negara-negara ekonomi maju,” ujar kepada Bisnis, Jumat (13/6/2025)

    Menurutnya, Presiden Ke-8 RI itu perlu memastikan bahwa absensinya tidak dimaknai sebagai pengabaian terhadap kemitraan strategis dengan negara-negara G7 seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, Jerman, dan Inggris, yang selama ini menjadi mitra utama dalam hal perdagangan, investasi teknologi tinggi, serta pembiayaan transisi energi.

    Rizal menyarankan pemerintah untuk memperkuat peran diplomatik secara aktif, baik melalui Menteri Luar Negeri, perwakilan tetap di PBB dan negara-negara G7, maupun melalui dialog bilateral strategis di bidang perdagangan, investasi hijau, dan transformasi digital.

    “Indonesia perlu mengoptimalkan kehadirannya dalam forum-forum global lainnya seperti G20, APEC, dan ASEAN, untuk menyeimbangkan persepsi internasional sekaligus menegaskan posisinya sebagai kekuatan menengah (middle power) yang otonom dan konstruktif serta tetap bebas aktif,” katanya.

    Rizal juga menambahkan bahwa secara substansi, G7 adalah forum yang sangat strategis bagi Indonesia untuk memperkuat kanal diplomasi ekonomi dan memperluas akses pasar.

    Absennya Prabowo, menurut Rizal, bisa menimbulkan celah persepsi bahwa Indonesia mulai menjauh dari orbit Barat, meski faktanya sebagian besar arus investasi langsung dan perdagangan berteknologi tinggi masih bersumber dari negara-negara G7.

    “Jika tidak diimbangi dengan strategi diplomasi lanjutan yang aktif dan terukur, absensi ini bisa menurunkan efektivitas posisi Indonesia dalam negosiasi global, serta melemahkan momentum untuk masuk ke dalam rantai nilai strategis yang ditawarkan oleh ekosistem G7—terutama dalam hal pendanaan hijau, digitalisasi, dan supply chain re-engineering pasca-pandemi,” ucapnya

    Ketiadaan fisik Presiden Prabowo dalam forum tersebut juga dinilai membuat posisi Indonesia kurang terdengar saat pembahasan isu-isu strategis global. Terutama berkaitan dengan subsidi hijau, dan digitalisasi, meskipun delegasi Indonesia di Forum G7 tetap berpartisipasi dan hadir.

    Rizal juga menyoroti meningkatnya pengaruh Rusia dan China dalam arah kebijakan luar negeri Indonesia. Dari Rusia, penguatan kerja sama di bidang militer dan pertahanan terlihat dari intensitas pengadaan alutsista dan pelatihan militer.

    Sementara dari China, pendekatan lebih sistematis dilakukan melalui proyek-proyek infrastruktur besar seperti kereta cepat Jakarta–Bandung dan kawasan industri berbasis nikel di Sulawesi, yang masuk dalam kerangka Belt and Road Initiative (BRI).

    “Pendekatan Beijing yang berbasis pada kebutuhan pembangunan dan investasi Indonesia memang menggiurkan, namun mengandung risiko ketergantungan ekonomi dan tekanan politik yang tidak kecil,” imbuhnya.

    Menurutnya, strategi diversifikasi mitra global memang penting, namun harus diimbangi dengan kewaspadaan terhadap dominasi satu blok tertentu, yang bisa merusak prinsip politik luar negeri bebas aktif yang selama ini dipegang teguh Indonesia.

    Indef mengingatkan bahwa diplomasi modern tak cukup hanya dijalankan melalui forum resmi, melainkan juga melalui pengelolaan persepsi dan komunikasi strategis. Ketidakhadiran dalam forum G7 harus diikuti dengan langkah pemulihan diplomatik yang konkret, agar posisi Indonesia tetap kokoh sebagai kekuatan menengah yang dihormati di panggung global.

    Indonesia Tetap Diuntungkan Meski Absen di G7

    Sementara itu, Direktur China-Indonesia Desk dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Muhammad Zulfikar Rakhmat menilai bahwa ketidakhadiran Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 2025 tidak akan memberi dampak signifikan terhadap relasi dagang, investasi, maupun bantuan internasional.

    Menurutnya, posisi Indonesia dalam hubungan internasional tetap kuat karena mengedepankan prinsip bebas aktif dan strategi diversifikasi mitra global.

    “Indonesia masih memiliki hubungan yang baik dengan negara-negara anggota G7, meski tak hadir dalam forum tersebut. Indonesia dikenal dengan kebijakan luar negeri yang bebas dan aktif, yang artinya tetap menjalin hubungan baik dengan berbagai negara, baik di dalam maupun luar G7,” tuturnya kepada Bisnis.

    Lebih lanjut, dia menekankan bahwa Indonesia selama ini dikenal sebagai negara dengan pendekatan luar negeri yang terbuka dan pragmatis.

    Zulfikar menekankan selama ini kebijakan luar negeri pemerintah tidak berpihak ke satu blok kekuatan saja, tetapi menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak.

    Oleh sebab itu, Menurut Zulfikar, meskipun G7 merupakan kumpulan negara-negara ekonomi terbesar dunia, Indonesia memiliki ruang manuver luas di luar forum tersebut, termasuk melalui kerja sama dengan negara-negara non-G7 seperti China, Rusia, dan berbagai negara Asia lainnya.

    “Indonesia memiliki kerjasama yang luas dengan negara-negara non-G7 seperti Rusia, China, dan negara-negara Asia lainnya yang juga memberikan peluang dagang dan investasi,” katanya.

    Selain itu, Indonesia aktif dalam berbagai forum internasional seperti G20, APEC, dan ASEAN, yang dianggap lebih inklusif dan relevan bagi kepentingan pembangunan Indonesia secara keseluruhan.

    Tak hanya itu, dia menilai bahwa di bawah pemerintahan Prabowo Subianto, Indonesia dikatakan makin menekankan strategi diversifikasi dalam menjalin hubungan internasional.

    Apalagi, hubungan pemerintah RI dengan Moskow, kata Zulfikar, mencerminkan upaya konkret untuk memperkuat kerja sama strategis di bidang energi dan pertahanan, yang menjadi dua pilar utama dalam kebijakan luar negeri Indonesia saat ini.

    Sementara itu, kerja sama dengan China terus meluas, terutama di sektor infrastruktur dan manufaktur melalui proyek-proyek Belt and Road Initiative (BRI). China tetap menjadi mitra dagang dan investasi terbesar kedua bagi Indonesia, dengan pengaruh yang terus menguat dalam kebijakan ekonomi nasional.

    Oleh karena itu, Zulfikar menegaskan bahwa pendekatan Indonesia bukanlah berpaling dari G7, melainkan membangun otonomi strategis. Indonesia dinilai tetap menjunjung kepentingan nasional di atas kepentingan geopolitik kelompok tertentu.

    Meskipun negara-negara G7 kemungkinan akan mencermati absensi Indonesia, tetapi dia meyakini bahwa hubungan bilateral tetap dapat dijaga melalui jalur diplomatik lainnya.

    CELIOS menyimpulkan bahwa absennya Presiden Prabowo dari forum G7 bukan berarti langkah menjauh dari negara-negara maju, melainkan bagian dari strategi luar negeri yang lebih seimbang dan adaptif terhadap perubahan global. Indonesia masih memiliki banyak saluran diplomasi dan kerja sama ekonomi yang terbuka baik dengan G7 maupun kekuatan global lainnya selama kepentingan nasional tetap menjadi orientasi utama.

    “Jadi, meskipun absennya Indonesia di KTT G7 mungkin akan diikuti dengan pengamatan dari negara-negara G7, namun Indonesia tetap memiliki banyak jalur untuk menjaga hubungan perdagangan dan investasi yang positif,” pungkas Zulfikar.

    Sekadar informasi, Presiden Prabowo Subianto tidak akan menghadiri outreach session pada perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 yang akan berlangsung di Kanada pada tanggal 17 Juni 2024. Hal itu lantaran Prabowo telah lebih dulu berkomitmen untuk bertandang ke Singapura dan Rusia.

    Sebelumnya, Prabowo telah menerima secara resmi undangan untuk menghadiri salah satu sesi di KTT G7 itu. Namun, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) telah mengonfirmasi bahwa Presiden tidak akan hadir pada pertemuan antara pemimpin negara G7 serta negara nonanggota sekaligus lembaga internasional itu.

    “Karena adanya beberapa komitmen pertemuan Bapak Presiden, baik itu terkait dengan pertemuan di Singapura dan juga dengan partisipasi di forum di Rusia, maka Bapak Presiden tidak dapat hadir pada pertemuan tersebut,” ujar Juru Bicara Kemlu Rolliansyah Soemirat pada taklimat media, Kamis (12/6/2025).

    Meski demikian, pria yang akrab disapa Roy Soemirat itu mengatakan bahwa undangan untuk menghadiri KTT G7 itu sudah diterima dari PM Kanada Mark Carney. Hal itu juga, katanya, menunjukkan bahwa Indonesia dipandang penting dan signifikan pada politik global saat ini kendati bukan negara anggota.

    Di sisi lain, Prabowo juga sudah menyampaikan dukungannya kepada Kanada yang menjadi tuan rumah KTT G7 itu untuk terus mendorong kolaborasi antara negara-negara adidaya serta negara nonanggota maupun lembaga internasional.

    “Dan itu sudah disampaikan langsung oleh Bapak Presiden kepada Perdana Menteri Kanada pada saat berlangsungnya teleponnya antara kedua pimpinan,” kata Roy.

    Agenda Prabowo

    Adapun Prabowo akan mengunjungi dua negara sahabat mulai dari awal pekan depan. Pertama, dia akan menghadiri pertemuan bilateral dan Leaders’ Retreat di Singapura. Pada kunjungan tersebut, Presiden ke-8 RI itu akan bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Singapura serta Presiden Singapura.

    Roy menyebut ini akan menjadi kunjungan pertama Prabowo sebagai presiden ke Singapura, serta menjadi Leaders’ Retreat pertama bagi kedua kepala pemerintahan setelah Pemilu di Singapura pada Mei 2025 lalu.

    “Pada retreat ini akan dibahas berbagai prioritas kerja sama strategis dalam konteks pemerintahan dan kabinet baru dari kedua negara. Isu-isu yang terkait dengan investasi di kedua negara di berbagai bedang juga akan banyak direncanakan, akan banyak dibahas,” paparnya.

    Kedua, Prabowo akan melanjutkan kunjungan kenegaraannya ke Rusia untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin. Ketua Umum Partai Gerindra itu akan terbang ke Saint Petersburg, Rusia pada 18-20 Juni mendatang.

    Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka memenuhi undangan dari Presiden Putin untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia, serta sekaligus menghadiri Saint Petersburg International Economic Forum.

    Di sisi lain, kunjungan Prabowo pertama kali ke Rusia sebagai Presiden ini juga masih dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik dengan Rusia.

    “Dalam pertemuan bilateral nanti, kunjungan ini juga diharapkan akan membahas perkembangan kerja sama bilateral serta melakukan tukar pikiran di antara para leaders terkait dengan isu-isu regional dan global yang menjadi common concern,” ujar Roy.

    Khususnya pada acara Saint Petersburg International Economic Forum itu, Prabowo dijadwalkan untuk menyampaikan pidato pada sesi pembukaan dan sesi pleno bersama dengan Presiden Putin.

    “Ini sebenarnya hal yang sudah pernah dijadwalkan sebelumnya hanya tertunda sehingga baru bisa terlaksana minggu depan bila tidak ada halangan,” terang Roy.

  • Tegas, Said Abdullah Minta Pemerintah Desak PBB Jatuhkan Sanksi ke Israel

    Tegas, Said Abdullah Minta Pemerintah Desak PBB Jatuhkan Sanksi ke Israel

    Jakarta: Ketua Badan Anggaran DPR, Said Abdullah memberikan komentar keras seputar agresi atau serangan terbuka yang dilakukan Israel terhadap beberapa negara. Ia menegaskan, pemerintah Indonesia harus mengambil sikap tegas dan mendesak PBB untuk menghentikan aksi Israel.

    Said menilai, Israel setidaknya telah melancarkan serangan teradap enam negara, antara lain; Palestina, Libanon, Iran, Yaman, Suriah dan Irak. Jika diakumulasi, telah ribuan kali Israel melakukan serangan di enam negara tersebut, dan tidak mendapat sanksi apapun dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

    “Terbaru Israel menyerang fasilitas nuklir Iran. Tindakan Israel yang melakukan serangan sepihak ini jelas bertentangan dengan pasal 4 paragraf 2 Piagam PBB, dan Iran merupakan negara berdaulat dan memiliki hak hukum internasional.” ujar Ketua DPP PDI Perjuangan itu.
     

    Menurutnya, tindakan Israel ini berpotensi memicu perang nuklir di kawasan Timur Tengah, dan berdampak massif terhadap kemanusiaan. Untuk menghindari eskalasi konflik lebih luas dan mematikan, yang dapat mengganggu perdamaian dunia, dan menghindarkan kejahatan terhadap kedaulatan negara dan kemanusiaan, Said mencatat ada 5 poin yang hendaknya ditempuh pemerintah Indonesia.
     
    5 Poin Rekomendasi untuk Pemerintah Indonesia terkait Aksi Israel
    1. Indonesia harus mendesak Sekjen PBB untuk menggunakan artikel 99 dari Piagam PBB, di mana Sekjen PBB diberikan kewenangan untuk menyampaikan peringatan terhadap ancaman perdamaian dan keamanan dunia kepada Dewan Keamanan PBB. Dengan demikian Sekjen PBB dapat mengusahakan pertemuan Dewan Keamanan PBB atas inisiatifnya agar Dewan Keamanan PBB mengambil langkah kongkrit untuk resolusi konflik di Timur Tengah.

    2. Pemerintah perlu mengingatkan pemilik hak veto atas penggunaan hak veto pada Dewan Keamanan PBB lebih selektif, dan tidak bertentangan dengan semangat berdirinya PBB, yakni untuk menjaga perdamaian dan keamanan dunia.

    3. Bersama-sama dengan negara negara konferensi Islam dan ASEAN untuk mendesak dikeluarkannya Israel dari keanggotaan PBB melalui Sidang Majelis Umum.

    4. Mengajak negara negara konferensi Islam da ASEAN melalui PBB untuk memberikan sanksi ekonomi secara langsung kepada Israel, dan atau memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Israel sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan, dan kedaulatan.

    5. Dalam jangka panjang, pemerintah dapat mengajukan peta jalan damai, khususnya di Timur Tengah kepada Majelis Umum, Dewan Keamanan dan Sekjen PBB sebagai proposal perdamaian di Timur Tengah.

    Jakarta: Ketua Badan Anggaran DPR, Said Abdullah memberikan komentar keras seputar agresi atau serangan terbuka yang dilakukan Israel terhadap beberapa negara. Ia menegaskan, pemerintah Indonesia harus mengambil sikap tegas dan mendesak PBB untuk menghentikan aksi Israel.
     
    Said menilai, Israel setidaknya telah melancarkan serangan teradap enam negara, antara lain; Palestina, Libanon, Iran, Yaman, Suriah dan Irak. Jika diakumulasi, telah ribuan kali Israel melakukan serangan di enam negara tersebut, dan tidak mendapat sanksi apapun dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
     
    “Terbaru Israel menyerang fasilitas nuklir Iran. Tindakan Israel yang melakukan serangan sepihak ini jelas bertentangan dengan pasal 4 paragraf 2 Piagam PBB, dan Iran merupakan negara berdaulat dan memiliki hak hukum internasional.” ujar Ketua DPP PDI Perjuangan itu.
     

    Menurutnya, tindakan Israel ini berpotensi memicu perang nuklir di kawasan Timur Tengah, dan berdampak massif terhadap kemanusiaan. Untuk menghindari eskalasi konflik lebih luas dan mematikan, yang dapat mengganggu perdamaian dunia, dan menghindarkan kejahatan terhadap kedaulatan negara dan kemanusiaan, Said mencatat ada 5 poin yang hendaknya ditempuh pemerintah Indonesia.
     
    5 Poin Rekomendasi untuk Pemerintah Indonesia terkait Aksi Israel
    1. Indonesia harus mendesak Sekjen PBB untuk menggunakan artikel 99 dari Piagam PBB, di mana Sekjen PBB diberikan kewenangan untuk menyampaikan peringatan terhadap ancaman perdamaian dan keamanan dunia kepada Dewan Keamanan PBB. Dengan demikian Sekjen PBB dapat mengusahakan pertemuan Dewan Keamanan PBB atas inisiatifnya agar Dewan Keamanan PBB mengambil langkah kongkrit untuk resolusi konflik di Timur Tengah.

    2. Pemerintah perlu mengingatkan pemilik hak veto atas penggunaan hak veto pada Dewan Keamanan PBB lebih selektif, dan tidak bertentangan dengan semangat berdirinya PBB, yakni untuk menjaga perdamaian dan keamanan dunia.
     
    3. Bersama-sama dengan negara negara konferensi Islam dan ASEAN untuk mendesak dikeluarkannya Israel dari keanggotaan PBB melalui Sidang Majelis Umum.
     
    4. Mengajak negara negara konferensi Islam da ASEAN melalui PBB untuk memberikan sanksi ekonomi secara langsung kepada Israel, dan atau memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Israel sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan, dan kedaulatan.
     
    5. Dalam jangka panjang, pemerintah dapat mengajukan peta jalan damai, khususnya di Timur Tengah kepada Majelis Umum, Dewan Keamanan dan Sekjen PBB sebagai proposal perdamaian di Timur Tengah.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ACF)

  • Penyelesaian IEU-CEPA Mundur ke 2026, Berikut Hasil Perundingan Terkini

    Penyelesaian IEU-CEPA Mundur ke 2026, Berikut Hasil Perundingan Terkini

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah memastikan penyelesaian perjanjian dagang Indonesia-Europe Union Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IEU-CEPA baru dapat selesai pada akhir 2026, mundur dari rencana awal kuartal I/2025. 

    Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono menyampaikan target baru tersebut pun merupakan target paling ambisius untuk saat ini. 

    Djatmiko menyampaikan bahwa mundurnya penyelesaian ini karena pihak Uni Eropa membutuhkan waktu yang cukup lama dalam perundingan. 

    “Pak Menko [Menko Perekonomian Airlangga Hartarto] ijin, mungkin tidak bisa tahun ini [selesai] … Kemudian kalau penandatanganan bisa dilakukan pada kuartal kedua atau kuartal ketiga tahun depan. Setelah itu baru masuk ke tahapan ratifikasi,” ujarnya dalam Diseminasi Hasil Perundingan IEU-CEPA di kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (13/6/2025). 

    Djatmiko menjelaskan hal yang menjadi tantangan adalah proses ratifikasi di Indonesia memerlukan waktu yang cukup lama melalui DPR, baik menggunakan Undang-Undang maupun Peraturan Presiden. 

    “Jadi, skenario paling ambisius, ini sudah entry into force [implementasi] di akhir tahun depan, itu sangat ambisius, atau paling tidak di kuartal pertama 2027,” lanjutnya. 

    Untuk diketahui, proses penyelesaian IEU-CEPA telah berlangsung sejak 2016 atau sudah berlangsung sembilan tahun silam dan belum kunjung rampung. 

    Hasil perundingan terkini, utamanya yakni melalui implementasi IEU-CEPA dapat memperluas akses pasar barang.  Apabila telah mulai implementasi, komoditas Indonesia yang masuk ke Uni Eropa bisa mendapatkan tarif hingga 0%. 

    Uni eropa akan memberikan komitmen kurang lebih 98,61% dari seluruh total pos tarif mereka. Artinya, 100% ekspor Indonesia ke Uni Eropa akan mendapatkan preferensi dan 99% diantaranya diberikan tarif nol secara bertahap. 

    Sementara Indonesia, pemerintah akan memberikan komitmen sebanyak 97,4% dari seluruh total pos tarif diberikan preferensi untuk Uni Eropa. 

    “Artinya, 98% impor kita dari Uni Eropa juga akan menikmati preferensi. Nah ini suatu angka yang, menurut saya lebih daripada mitra Uni Eropa yang lain, bahkan dengan Vietnam,” lanjut Djatmiko.

    Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berharap pelaku usaha dapat memanfaatkan IEU-CEPA sehingga ekspor dapat meningkat hingga 50% dalam kurun waktu 3 tahun usai implementasi. 

    Utamanya komoditas prioritas Indonesia ke Uni Eropa, berupa sawit, tekstil, alas kaki, dan perikanan. 

    “Makanya bapak-bapak yang ada di ruangan ini [pengusaha] itu untuk siap-siap. Begitu ini langsung efektif, terutama kalau industri tekstil garmen kan harus bicara dengan buyer-nya. Dan ini sudah dijanjikan nol,” jelas Airlangga. 

    Dalam pembicaraannya dengan Uni Eropa, Airlangga juga telah meminta agar membuat level playing field atau keadilan perdagangan antara Indonesia dan negara-negara di Asean.

    Berikut Hasil Perundingan IEU-CEPA:

    Akses Pasar 

    Liberalisasi Akses Pasar Barang
    Uni Eropa komitmen akses pasar optimal untuk produk prioritas Indonesia (sawit, tekstil, alas kaki, dan perikanan)
    Indonesia komitmen peningkatan akses pasar produk pertaninan dan manufaktur untuk Uni Eropa
    Ekspor Jasa tenaga profesional Indonesia ke Uni Eropa (penasihat hukum, arsitek, konsultan manajemen)

    Kerja Sama

    Ekonomi dan peningkatan kapastias di berbagai sektor (pertanian, perikanan, dan manufaktur) khususnya UMKM
    Dukungan produk ekspor Indonesia dapat memenuhi kebijakan lingkungan di pasar Uni Eropa
    Bidang ketahanan dan keamanan pangan
    Dukungan kimotmen trade and sustainable development
    Dukungan implementasi trade related-sustainability measure (sistem sertifikasi, ketertelusuran, kepatuhan)
    Asistensi teknis, pengembangan kapasitas, business matching, perdagangan suku cadang, dan investasi sektor maintenance-repaired-overhauled (MRO) pesawat terbang

    Fasilitasi 

    Mendorong investasi Uni Eropa ke Indonesia di sektor prioritas termasuk sektor yang mendukung hilirisasi
    Pembentukan mutual recognition arrangement (MRA) di berbagai sektor jasa
    Fasilitasi kemudahan prosedur ekspor impor (deklarasi asal barang)

  • Kabar Baik! Kemenkes Berencana Gratiskan Vaksin HPV Bagi Perempuan Usia 20+

    Kabar Baik! Kemenkes Berencana Gratiskan Vaksin HPV Bagi Perempuan Usia 20+

    Jakarta

    Pemerintah memperluas program sasaran vaksinasi HPV DNA untuk kelompok usia 20 tahun ke atas. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Gertrudis Tandy menyebut vaksinasi di usia dewasa muda baru akan dimulai dua tahun mendatang.

    Pasalnya, pemerintah saat ini fokus menyelesaikan target sasaran vaksinasi HPV DNA pada perempuan dan laki-laki kelas 5 dan 6 SD, juga perempuan berusia 15 tahun. Target sasaran vaksinasi HPV yang ditetapkan oleh Kemenkes adalah mencapai cakupan vaksinasi 90 persen pada anak perempuan usia 15 tahun hingga 2030.

    “Jadi memang sebenarnya dalam program vaksinasi HPV, sudah tercantum pemberian vaksin pada kelompok lebih tua. Pelaksanaan dan implementasinya masih dibahas,” terangnya merespons detikcom dalam konferensi pers Jumat (13/6/2025).

    “Ini akan diberikan untuk 20 tahun ke atas dan rencananya akan kita mulai 2027,” lanjutnya.

    Vaksinasi HPV diprioritaskan untuk usia muda (kelas 5 dan 6 SD, serta usia 15 tahun) karena sistem imun dinilai lebih kuat, menghasilkan lebih banyak antibodi, dan memberikan perlindungan paling baik melawan HPV sebelum terpapar virus tersebut.

    Sebagai catatan, Indonesia menempati peringkat ketiga dengan penyumbang kematian karena kanker terbanyak di ASEAN, setelah Myanmar dan Thailand. Bila dirinci lebih lanjut, dari 240 ribu kematian akibat kanker setiap tahun, sekitar 26 ribu di antaranya diakibatkan kanker serviks.

    Bila tidak ada intervensi yang signifikan, peningkatan kasus kanker di 2050 mencapai 70 persen, sementara untuk kanker serviks di angka 50 persen.

    (naf/kna)

  • Belajar dari Negara Tetangga dalam Memulihkan Industri Otomotif

    Belajar dari Negara Tetangga dalam Memulihkan Industri Otomotif

    Jakarta

    Industri otomotif Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Penjualan mobil belum pulih sepenuhnya. Malah mengalami penurunan.

    Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil pada Mei 2025 sebanyak 60.613 unit secara wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) dan sebanyak 61.339 unit secara retail sales (penjualan dari dealer ke konsumen).

    Jika dibandingkan dengan bulan April 2025, penjualan wholesales Mei 2025 memang naik 18,4 persen dari 51.205 unit. Juga dari segi retail sales naik 7,6 persen dari 57.030 unit. Meski begitu, jika dibandingkan dengan penjualan mobil sebelum April, data penjualan Mei 2025 masih terbilang rendah.

    Sebagai pembanding, pada Januari 2025, Gaikindo mencatatkan penjualan wholesales 61.932 unit dan retail sales 64.029 unit. Lanjut pada Februari wholesales sebanyak 72.336 unit dan retail sales 69.872 unit. Kemudian pada bulan Maret wholesales sebanyak 70.895 unit dan retail sales sebanyak 76.582 unit. Artinya, penjualan mobil pada Mei 2025 masih di bawah angka normal yang biasanya menyentuh 70-80 ribuan unit per bulan.

    Sementara itu, data penjualan mobil year to date dari Januari sampai Mei 2025 mencatatkan angka wholesales sebanyak 316.981 unit. Wholesales Januari-Mei 2025 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 335.405 unit. Begitu juga dengan retail sales. Gaikindo mencatat, retail sales Januari-Mei 2025 sebanyak 328.852 unit. Angka itu turun dari 362.163 unit pada periode yang sama tahun sebelumnya.

    Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara membandingkan kondisi di Indonesia dengan di negara tetangga. Menurut Kukuh, penjualan mobil di negara tetangga seperti Malaysia malah naik.

    “(Penjualan mobil) Malaysia naik. Malaysia itu rankingnya sekarang kedua (di ASEAN) setelah Indonesia (dalam hal) penjualan domestiknya. Geser Thailand. Thailand sekarang nomor tiga. Nah kita harus lihat latar belakang di balik itu, kenapa seperti itu,” ujar Kukuh kepada detikOto, Rabu (11/6/2025).

    Ternyata, kata Kukuh, industri otomotif Malaysia mendapat dukungan dari pemerintahnya. Malaysia tidak menghapus insentif untuk industri otomotif sejak pandemi COVID-19.

    “Ternyata semenjak Covid, Malaysia itu tidak mengubah kebijakan insentif untuk kendaraan bermotornya.Sehingga masyarakat sangat berminat untuk beli mobil. Di sisi lain lagi memang pendapatannya Malaysia lebih tinggi dari Indonesia ya. Nah kemudian Vietnam itu memberikan insentif pajak juga. Jadi insentif-insentif ini bisa mendorong sehingga ekonominya masih bisa tetap jalan. Begitu juga dengan Filipina. Jadi kita harus berkaca sama tiga negara itu ya. Karena Malaysia, Vietnam, dan Filipina, tetangga-tetangga kita semua kan kondisinya nggak jauh-jauh beda amat ya,” ujar Kukuh.

    Selain itu, menurut Kukuh, perpajakan kendaraan di negara tetangga tidak ruwet. Malah, besaran pajaknya tidak terlalu mahal dibanding Indonesia.

    “Di Malaysia mobil yang sama, Avanza misalnya, di sana tuh pajaknya nggak sampai Rp 1 juta (pajak) tahunan. Di Indonesia mobilnya sama ya, pajaknya bisa sampai Rp 4 jutaan (per tahun).Ini kan berat. Di samping tentunya ada masalah-masalah di balik itu lagi yang membuat harga mobil di Indonesia jadi relatif lebih mahal kan. Orang beli mobil harga dari pabrik Rp 100 juta, itu ujung-ujungnya bayarnya kan Rp 150 jutaan kan. Ya (karena) pajak-pajak tadi kan. Ada PPN, ada PPnBM, ada BBNKB, ada PKB, macam-macam lah. Sementara dari beli masyarakat kita lagi turun nih,” katanya.

    Industri otomotif Indonesia sempat terbantu dengan insentif dari pemerintah. Ketika pandemi COVID-19 lalu, pemerintah memberikan insentif PPnBM yang terbukti bisa mendongkrak penjualan mobil.

    “Nah kalau kita melihat dari negara sebelah ya, kurang lebih sama. Tadi Malaysia memberikan insentif pajak. Vietnam juga demikian, sehingga terjaga. Pada waktu COVID-19, waktu itu kita ada harapan. Akhirnya pemerintah memberikan insentif dengan PPnBM. Tahun 2021 itu dari drop yang tinggal 500 ribu unit,langsung balik ke 800-900 ribu. Kemudian yang berikutnya naik lagi kan.Nah ini yang harus segera dilakukan, tindakan itu,” ungkap Kukuh.

    (rgr/dry)

  • Akademisi UGM: Usulan pensiun ASN 70 tahun hambat regenerasi birokrasi

    Akademisi UGM: Usulan pensiun ASN 70 tahun hambat regenerasi birokrasi

    Pertimbangan menaikkan usia pensiun harus melihat kemampuan ekonomi dan jumlah penduduk.

    Yogyakarta (ANTARA) – Dosen Manajemen dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM) Subarsono menilai usulan Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) untuk memperpanjang batas usia pensiun aparatur sipil negara (ASN) hingga 70 tahun berpotensi menghambat regenerasi birokrasi.

    “Indonesia memiliki populasi besar dengan mayoritas penduduknya adalah generasi muda yang sebagian di antaranya bercita-cita sebagai ASN,” ujar Subarsono dalam keterangannya di Yogyakarta, Jumat.

    Usulan itu tersebut sebelumnya telah dilayangkan Korpri kepada Presiden RI Prabowo Subianto, Ketua DPR RI Puan Maharani, dan Menteri PAN-RB Rini Widyantini.

    Korpri beralasan bahwa perpanjangan usia pensiun dari 58 ke 70 tahun akan menjaga fungsi-fungsi keahlian dan meningkatkan kesejahteraan ASN.

    Menurut dia, usulan itu kurang mempertimbangkan kondisi sosial dan ekonomi saat ini.

    Subarsono menilai perpanjangan usia pensiun justru bisa menambah beban terhadap anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

    “Saat ini kondisi ekonomi Indonesia sedang tidak baik-baik saja dengan meningkatnya anggaran tiap tahun. Bahkan, Presiden Prabowo Subianto mencanangkan efisiensi ekonomi untuk kementerian dan pemerintah daerah,” kata dia.

    Ia lantas membandingkan kebijakan pensiun ASN di sejumlah negara ASEAN. Misalnya, di Vietnam, usia pensiun ditetapkan 61 tahun dengan PDB per kapita sekitar 4.282 dolar AS dan di Thailand menetapkan usia pensiun 60 tahun dengan PDB per kapita 7.182 dolar AS dan populasi hanya 71 juta.

    Sementara itu, Indonesia dengan PDB per kapita 4.876 dolar AS dan populasi 285 juta menetapkan usia pensiun 58 tahun.

    “Pertimbangan menaikkan usia pensiun harus melihat kemampuan ekonomi dan jumlah penduduk,” ujar Subarsono.

    Selain itu, dia juga menepis anggapan bahwa memperpanjang usia pensiun akan berdampak langsung pada peningkatan kualitas pelayanan publik.

    Ia berpendapat bahwa pelayanan yang efektif lebih bergantung pada kompetensi ASN, penggunaan teknologi digital, serta empati sosial dalam melayani masyarakat.

    Untuk meningkatkan efektivitas pelayanan publik, menurut Subarsono, lebih pada perubahan mindset (pola pikir) para ASN dari orientasi penguasa menjadi orientasi sebagai pelayan publik.

    Jika Pemerintah ingin mempertimbangkan usulan tersebut, dia menyarankan agar kebijakan dilakukan secara bertahap dan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional.

    Misalnya, pada tahun 2026 ditambah 1 tahun, 2027 ditambah 1 tahun, dan seterusnya. Kebijakan gradual tersebut perlu diambil sejajar dengan perkembangan pertumbuhan ekonomi negara yang naik secara perlahan.

    Dikatakan pula bahwa kebijakan publik harus disusun dengan dasar keberlanjutan ekonomi dan tidak sekadar berorientasi memuaskan semua pihak.

    “Kebijakan publik memang tidak akan dapat memuaskan semua orang, tetapi kebijakan publik harus menjamin ekonomi negara tidak mengalami kemerosotan,” ujar Subarsono.

    Sebelumnya, Ketua Umum Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) sekaligus Kepala Badan Kepegawaian Negara Zudan Arif Fakrullah menyatakan bahwa Korpri secara resmi telah mengusulkan kenaikan batas usia pensiun bagi ASN kepada Presiden, Ketua DPR, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).

    “Pengusulan kenaikan batas usia pensiun ini bertujuan mendorong keahlian dan karier pegawai ASN,” kata Zudan dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (23/5).

    Pewarta: Luqman Hakim
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Video: Canggihnya AI Bantu Digitalisasi Bisnis – Tingkatkan Penjualan

    Video: Canggihnya AI Bantu Digitalisasi Bisnis – Tingkatkan Penjualan

    Jakarta, CNBC Indonesia- Salesforce sebagai anggota dari US-ASEAN Business Council yang bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi dan hubungan dagang antara AS dan 10 Negara Asia Tenggara termasuk Indonesia memastikan komitmen pengembangan bisnisnya di ASEAN.

    SVP & GM ASEAN Salesforce, Sujith Abraham menyebutkan Salesforce di Indonesia berdiri sejak tahun 2023 dan bertepatan dengan peluncuran Hyperforce sebuah platform Salesforce untuk cloud publik yang menggabungkan kekuatan CRM, Aplikasi data dan AI secara bersama-sama.

    Salesforce baru saja meluncurkan sejumlah produk Artificial Intelligence (AI) dan produk pemasaran baru yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung perluasan adopsi AI untuk membantu meningkatkan penjualan. Salah satunya, teknologi AI dimanfaatkan untuk membantu dalam menganalisa calon nasabah yang akan mendapatkan pendanaan.

    Seperti apa AI dan Cloud membantu digitalisasi bisnis RI? Selengkapnya simak dialog Anneke Wijaya dengan SVP & GM ASEAN Salesforce, Sujith Abraham dalam Profit, CNBC Indonesia (Jum’at, 13/06/2025)

  • Israel Serang Iran-Alarm Perang Pecah, Pengusaha Cemaskan 3 Sektor Ini

    Israel Serang Iran-Alarm Perang Pecah, Pengusaha Cemaskan 3 Sektor Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Israel mengonfirmasi telah melancarkan serangan militer besar-besaran ke sejumlah target strategis di Iran, termasuk fasilitas nuklir dan produksi rudal. Menurut pernyataan resmi pemerintah Israel pada Jumat (13/6/2025), operasi yang diberi nama “Rising Lion” itu dimaksudkan untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.

    Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pun telah bersumpah akan memberikan “hukuman berat” kepada Israel karena telah menyerang negaranya. Artinya, tak berlebihan jika hal ini memicu kekhawatiran potensi semakin meluasnya perang di Timur Tengah.

    Menanggapi hal itu, Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI), Anggawira menyebut ketegangan militer yang memuncak antara Israel dan Iran bukan cuma jadi urusan geopolitik kawasan Timur Tengah. Di mata pengusaha Indonesia, ini adalah alarm krisis global yang bisa berdampak langsung pada energi, logistik, hingga industri strategis dalam negeri.

    “Ketegangan militer antara Israel dan Iran bukan hanya isu geopolitik kawasan, tapi berpotensi membawa efek domino global, terutama di sektor energi, keuangan, dan logistik,” kata Anggawira kepada CNBC Indonesia, Jumat (13/6/2025).

    Menurut Anggawira, sektor energi adalah titik rawan paling utama. Jika konflik ini memicu gangguan di jalur strategis seperti Selat Hormuz, harga minyak mentah bisa melonjak tajam. Efeknya? Langsung terasa ke Indonesia yang masih sangat bergantung pada impor BBM.

    “Indonesia yang masih bergantung pada impor BBM tentu akan langsung terdampak, mulai dari biaya energi industri, inflasi transportasi, hingga subsidi energi yang membebani APBN,” jelasnya.

    Tak hanya itu, penerbangan, logistik, dan manufaktur ekspor juga akan mendapat tekanan besar akibat melonjaknya ongkos produksi dan pengiriman.

    Anggawira menyebut, pelaku usaha, terutama perusahaan terbuka dan BUMN strategis, sudah mulai memasukkan skenario geopolitik global dalam peta risiko bisnis sejak pandemi. Namun, tidak semua sektor punya daya tahan yang sama.

    “Perusahaan padat impor, energi-intensif, dan berorientasi pasar ekspor ke Eropa/Timur Tengah akan lebih rentan,” ujarnya.

    HIPMI menilai ada tiga strategi utama yang perlu segera dijalankan pelaku usaha untuk meredam efek domino dari ketegangan Israel-Iran. Pertama, efisiensi energi dan operasional.

    “Termasuk konversi ke energi alternatif, optimalisasi rantai pasok, dan renegosiasi kontrak logistik internasional,” jelas Anggawira.

    Kedua, buka pasar baru. “Terutama ke kawasan Asia Selatan, Afrika, dan ASEAN, untuk mengurangi ketergantungan pada negara-negara terdampak geopolitik,” katanya.

    Ketiga, investasi strategis. “Misalnya pada sektor energi domestik, infrastruktur logistik nasional, dan industri substitusi impor yang bisa mengurangi eksposur risiko global,” tambahnya.

    Pengusaha Butuh Tangan Pemerintah

    Meski dunia usaha punya peran besar dalam bertahan di tengah krisis, Anggawira menekankan, peran pemerintah tetap krusial dalam menjaga stabilitas ekonomi.

    “Dunia usaha tidak bisa bergerak sendiri. Pemerintah juga perlu siapkan fasilitas fiskal dan stimulus insentif yang adaptif terhadap risiko global, seperti penyesuaian harga energi, insentif logistik, dan jaminan pasokan bahan baku esensial,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Anggawira mewakili HIPMI mengingatkan agar pelaku usaha tidak hanya reaktif, tetapi proaktif membangun ketahanan jangka panjang.

    “Ketegangan Israel-Iran adalah pengingat bahwa ketahanan ekonomi Indonesia bukan hanya soal pertumbuhan, tapi juga soal resiliensi terhadap krisis global,” pungkasnya.

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • RI-Singapura Teken 3 Kerja Sama Baru, Termasuk Jual Beli Listrik!

    RI-Singapura Teken 3 Kerja Sama Baru, Termasuk Jual Beli Listrik!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia dan Singapura sepakat melakukan kerja sama setidaknya pada tiga sektor.

    Hal itu tertuang dalam nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng.

    Detail kesepakatan yang ditandatangani tersebut detailnya sebagai berikut ini:

    1. Memorandum of Understanding (MoU) tentang Zona Industri Berkelanjutan

    2. Memorandum of Understanding (MoU) tentang Interkoneksi dan Perdagangan Listrik Lintas Batas, Teknologi Energi Terbarukan dan Rendah Karbon, serta Efisiensi dan Konservasi Energi

    3. Memorandum of Understanding (MoU) tentang Kerja Sama dalam Penangkapan dan Penyimpanan Karbon Lintas Batas

    Bahlil mengungkapkan, ketiga kerja sama bilateral yang dilakukan tersebut sebagai komitmen antara pemerintah Singapura dan Indonesia dalam melakukan pengembangan pada energi hijau.

    “Khususnya ada tiga poin, yaitu adalah perdagangan listrik energi yang bersih, kemudian CCS, dan yang ketiga lagi kita membangun kawasan industri hijau bersama di Kepri,” jelasnya dalam acara penandatanganan MoU Indonesia-Singapura, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

    Lebih lanjut, pihaknya sudah melakukan pembicaraan panjang terhadap ketiga kesepakatan dengan Singapura tersebut. Dia menekankan bahwa kerja sama tersebut harus sama-sama menguntungkan kedua negara.

    “Saya katakan bahwa hubungan kerjasamanya harus kita lakukan, tapi win-win. Kita kirim listrik ke saudara kita di Singapura, sekarang dalam hasil negosiasi, nanti pemerintah Singapura bersama-sama dengan Indonesia untuk membangun kawasan industri bersama,” tambahnya.

    Di lain sisi, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng mengatakan kerja sama tersebut merupakan peluang yang saling menguntungkan kedua negara, dekarbonisasi ekonomi kedua negara secara berkelanjutan, memacu inovasi, dan membuka area pertumbuhan baru.

    “Dan terlebih lagi, kita harus memanfaatkan peluang ini saat ini, ketika ASEAN, seluruh ASEAN, adalah benteng yang sangat stabil yang menawarkan tempat berlindung yang baik untuk pertumbuhan dan peluang. Ini adalah langkah konkret untuk menambatkan kerja sama jangka panjang,” katanya dalam kesempatan yang sama.

    Bahkan dia menyebutkan, Asia Tenggara sendiri berpotensi untuk secara permanen mengunci 133 Giga Ton karbon dioksida atau CO2. Dia mengatakan proyek Singapura yang hanya sebesar 2 juta ton dapat menjadi proyek pelopor bagi negara seperti Indonesia yang berambisi untuk memimpin seluruh kawasan sebagai pusat CCS.

    Detailnya, dalam rencana perdagangan listrik energi baru terbarukan (EBT) lintas batas hingga tahun 2035 sebesar 3,4 Giga Watt (GW) dengan potensi investasi sebesar US$ 30-50 miliar untuk pembangkit panel surya dan US$ 2,7 miliar untuk manufaktur panel surya dan BESS.

    Adapun, potensi tambahan devisa per tahun sebesar US$ 4-6 miliar dan potensi tambahan lapangan kerja baru sebanyak 418 ribu orang.

    (wia)

    [Gambas:Video CNBC]