Organisasi: ASEAN

  • Seberapa Laris Motor TVS di Indonesia?

    Seberapa Laris Motor TVS di Indonesia?

    Jakarta

    Penasaran berapa banyak penjualan motor TVS di Indonesia? Faktanya produksi TVS Indonesia justru lebih banyak diminati luar negeri.

    TVS merupakan salah satu perusahaan manufaktur roda dua terbesar di dunia. Indonesia ditunjuk di kawasan Asia Tenggara untuk membangun fasilitas manufaktur terintegrasi yang berlokasi di kawasan industry Surya Cipta di Karawang Jawa Barat dengan kapasitas produksi 300.000 sepeda motor.

    “Di Indonesia, kita bertumbuh secara year on year, tahun lalu pabrik sudah memproduksi lebih dari 143 ribu unit,” kata Vishal Mehta, Regional Division Business Head ASEAN TVS Motor Company saat ditemui di Jakarta Selatan, belum lama ini.

    Dalam presentasi yang disampaikan Vishal, TVS mengalami peningkatan penjualan dari tahun ke tahun:

    Fiscal Year (FY) 2024-2025: 143 ribuFiscal Year (FY) 2023-2024: 120 ribu
    Fiscal Year (FY) 2022-2023: 80 ribu

    TVS mengakui angka jualannya tidak sebesar pabrikan Honda dan Yamaha di Indonesia.

    “Kita kurang lebih rata-rata sebulan itu bisa di domestik itu 700-an (unit),” kata DGM Business Development & Electric Vehicles TVS Motor Company Indonesia Rizal Tandju.

    “Callisto (penjualan paling laris di Indonesia),” jelas dia.

    TVS punya pabrik perakitan dengan status completely knock down (CKD) di Karawang, Jawa Barat. Menariknya, motor-motor yang dirakit di sana, mayoritas malah diminati negara lain.

    “Kalau di kita adalah produktivitas tahun, domestik sekitar 5 persen dari ekspor kita, 95 persen adalah ekspor,” kata Tandju.

    Line up motor TVS di Indonesia terbilang lengkap. Selain skuter matik, mereka juga memasarkan motor bebek, motor naked, motor retro, motor hobi, hingga motor listrik. Hampir seluruhnya dirakit secara completely knock down (CKD) di pabrik Karawang, Jawa Barat.

    (riar/dry)

  • Buku karya Prabowo berjudul “Kepemimpinan Militer” terbit di Rusia

    Buku karya Prabowo berjudul “Kepemimpinan Militer” terbit di Rusia

    Lebih dari sekadar literatur militer, buku ini menjadi simbol pertukaran nilai-nilai kepemimpinan dan kebangsaan antara dua negara.

    Jakarta (ANTARA) – Buku karya Presiden RI Prabowo Subianto berjudul Kepemimpinan Militer terbit di Rusia bertepatan dengan momentum kunjungan kenegaraan Kepala Negara ke negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin tersebut.

    Sebagaimana keterangan yang diterima, Kamis, buku yang merangkum gagasan dan filosofi kepemimpinan militer Prabowo ini secara resmi diterbitkan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia di Saint Petersburg dalam versi bahasa Rusia.

    “Bapak Prabowo memiliki bakat sastra yang luar biasa. Beliau menulis cukup banyak materi dan buku yang sangat menarik,” ujar Wakil Direktur Sains Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia Vladimir Sautov.

    Bagi Sautov, penerbitan buku ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan bagian dari kerja sama intelektual dan strategis yang mendalam.

    “Beliau mempercayakan kami untuk menerjemahkan buku ini ke dalam bahasa Rusia. Bersama agen Indonesia, kami menandatangani perjanjian untuk melindungi hak kekayaan intelektual,” tambahnya.

    Penerjemahan dan penyuntingan buku ini melibatkan sejumlah tokoh dan ahli yang memiliki kedekatan dengan Indonesia. Buku tersebut diterjemahkan oleh seorang diplomat Rusia yang fasih berbahasa Indonesia, dan disunting oleh tim editor Rusia berpengalaman.

    Menariknya, sebelum diterbitkan secara luas, pihak penerbit telah mengajukan permohonan kepada Staf Umum Federasi Rusia agar karya ini dikaji secara khusus oleh kalangan militer dan ilmuwan strategis.

    “Memoar ini ditulis oleh Bapak Prabowo Subianto saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia. Sebuah tugas diberikan kepada akademi militer Kepala Staf Umum,” ucap Sautov.

    Sejumlah nama besar turut terlibat dalam proyek penerbitan ini, termasuk mantan Duta Besar Rusia untuk Indonesia dan ASEAN Alexander Anatolievich Ivanov yang berkontribusi dalam penyusunan dan adaptasi naskah.

    Kontributor penting lainnya adalah Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Vladimir Morozov yang dikenal luas di Indonesia karena pernah bertugas selama 11 tahun dan fasih berbahasa Indonesia.

    “Kami membentuk tim yang mengambil pendekatan informal terhadap pekerjaan ini. Maksud saya bahwa kami berusaha—dan bersyukur—kami berhasil menjadwalkan penerbitan buku ini bertepatan dengan kunjungan kenegaraan Presiden Indonesia,” pungkas Sautov.

    Penerbitan ini menjadi tonggak baru dalam diplomasi budaya dan pertahanan antara Indonesia dan Rusia. Lebih dari sekadar literatur militer, buku ini menjadi simbol pertukaran nilai-nilai kepemimpinan dan kebangsaan antara dua negara yang kian erat menjalin kerja sama strategis.

    Pewarta: Fathur Rochman
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kontroversi Fadli Zon “Rewrite” Sejarah, Perihal Ekonomi Absen?

    Kontroversi Fadli Zon “Rewrite” Sejarah, Perihal Ekonomi Absen?

    Bisnis.com, JAKARTA- Penulisan sejarah resmi bukan saja wajib memuat peristiwa pelanggaran HAM, melainkan pula kegagalan kebijakan ekonomi termasuk pada akhir kekuasaan Orde Baru.

    Sejarah adalah ‘kaca benggala’, begitu ungkap Soekarno. Maksudnya, lintasan masa lalu bisa memantulkan bayangan agar masa depan tak mengulang kesalahan yang sama, termasuk dalam hal kebijakan ekonomi.

    Pada kenyataannya, peristiwa ekonomi dan momen politik seringkali bersinggungan dalam satu waktu.

    Peristiwa sebelum dan sesudah kejatuhan Orde Baru, misalnya, bertalian erat dengan krisis moneter serta terbitnya berbagai kebijakan yang lebih liberal.

    Tapi sayangnya, selain fakta adanya pelanggaran Hak Asasi Manusia hingga perkosaan massal, kenyataan gagalnya kebijakan ekonomi pun cenderung tak tercatat dalam proyek sejarah resmi kali ini.

    Proyek ‘sejarah resmi’ yang kini digaungkan Menteri Kebudayaan Fadli Zon inipun menuai banyak polemik. Kerangka narasi resmi itupun banyak disorot kalangan sejarawan, hingga sekarang muncul banyak versi yang belum terkonfirmasi.

    “Sejauh ini ada banyak rancangan naskah sejarah resmi itu, tim sejarawan yang terlibat pun belum menunjukkan versi sebenarnya. Alasannya masih butuh masukan banyak kalangan,” ungkap Sejarawan sekaligus Peneliti Para Syndicate Virdika Rizky Utama kepada Bisnis, Kamis (19/6/2025).

    Menurut Virdika, selain pelanggaran HAM wajib masuk dalam rancangan sejarah resmi itu, persoalan ekonomi pun patut dimuat. Lengsernya Presiden Soeharto tak lepas dari krisis moneter yang membuka gelombang protes massal.

    “Sayangnya, sejauh yang saya amati dari beberapa versi rancangan penulisan sejarah resmi, soal ekonomi pada periode itu [Orde Baru] tidak digarap, bahkan soal IMF,” jelas jebolan Jiao Tong University itu.

    Menukil ‘Ekonomi Indonesia dalam Lintasan Sejarah’ karya Mantan Presiden Boediono, krisis moneter pada 1997 merupakan peristiwa yang tak pernah diantisipasi. Saat itu, tulisnya, seluruh indikator ekonomi nasional sangat baik, bahkan kurs rupiah cukup kuat, dan cadangan devisa tebal.

    Namun hanya dalam rentang waktu tiga bulan, stabilitas ekonomi jungkir balik. Dalam catatan Boediono, kondisi panik massal akibat mata uang negara-negara Asean yang ambrol, ditambah respon kebijakan tak tepat, serta tentunya praktik buruk perbankan membuat Indonesia masuk jurang krisis.

    KRISIS MONETER

    Menurut Virdika, upaya mengupas krisis moneter yang membelit, serta menyoal kebijakan ekonomi Orde Baru, setidaknya berbagai potensi konflik horizontal ke depan bisa dihindari. Masyarakat perlu dibekali hal demikian.

    “Andaikata masyarakat bisa dijelaskan bahwa kemiskinan dan kesenjangan sosial karena kegagalan kebijakan konglomerasi atau tetesan ke bawah pada era Orba, tidak lagi ada kefrustrasian sosial yang dilampiaskan kepada etnis tertentu seperti dulu. Karena masyarakat dari etnis apapun sama-sama jadi korban,” jelasnya.

    Pembahasan soal ekonomi dalam penyajian sejarah memang langka. Padahal, kata Virdi, setiap peristiwa politik selalu bertautan dengan kondisi ekonomi ataupun ekses kebijakan.

    “UU PMA yang membolehkan Freeport masuk, itu lahir setelah adanya peristiwa 1965. Begitupun liberalisasi ekonomi, ataupun kehadiran konglomerasi yang ada saat ini, tak terlepas dari sejarah politik maupun kebijakan ekonomi,” ungkapnya.

    Dari sisi akademisi, ulasan persoalan ekonomi dalam membangun sejarah resmi juga dirasa penting.  Setidaknya, sebagaimana disinggung Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda, memuat wajah ekonomi dalam sejarah bisa mencerahkan publik terkait kebijakan yang telah dicetuskan pada masa lalu.

    Lebih jauh, dia menyebutkan untuk menjelaskan kemunculan krisis politik, amat perlu pembahasan persoalan ekonomi yang melatari. Nailul mengatakan justru dalam studi ekonomi, peristiwa seperti krisis moneter 1997 itu dikaji sebab dan akibatnya.

    “Subyek ekonomi dalam sejarah ini akan mampu mencerahkan masyarakat atas persoalan ekonomi masa kini, adakah problem yang sama, dan jangan sampai terulang!” simpulnya.

     

  • Pertamina bangun pabrik panel surya dukung ekspor listrik ke Singapura

    Pertamina bangun pabrik panel surya dukung ekspor listrik ke Singapura

    Jakarta (ANTARA) – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) akan membangun pabrik panel surya bersama perusahaan China untuk mendukung rencana Indonesia mengekspor listrik hijau ke Singapura.

    “Bagaimana posisi kami untuk ekspor listrik ke Singapura ? Dalam waktu dekat ini, kami akan groundbreaking untuk kerja sama dengan salah satu tier-1 manufaktur tenaga surya,” ucap Direktur Perencanaan Strategi dan Pengembangan Bisnis Pertamina NRE Fadli.

    Rahman dalam konferensi pers setelah penandatanganan share subscription agreement atau perjanjian pengambilan bagian saham di Jakarta, Kamis.

    Fadli menyampaikan bahwa pembangunan pabrik tersebut akan menjadi poin utama dukungan Pertamina NRE terhadap rencana pemerintah mengekspor listrik ke Singapura.

    “Tentu saja kami sambil mengeksplor potensi kami bergerak sebagai developer (pengembang industri listrik), tetapi setidaknya kami mulai dulu dari manufacturing,” kata Fadli.

    Dalam kesempatan tersebut, CEO Pertamina New and Renewable Energy (NRE) John Anis juga menyinggung soal ASEAN Power Grid yang akan menjadi potensi perdagangan listrik hijau di kawasan Asia Tenggara.

    ASEAN Power Grid dapat dimanfaatkan oleh Indonesia untuk menjadi salah satu sumber pemasukan negara ke depannya.

    “Mungkin belum dalam 1–2 tahun ke depan, tapi kita jangan sampai ketinggalan,” ucap John.

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait ekspor listrik bersih ke Singapura dengan kapasitas sebesar 3,4 gigawatt (GW) hingga 2035.

    MoU tersebut ditandatangani oleh Bahlil bersama Menteri Energi dan Ilmu Pengetahuan & Teknologi Singapura Tan See Leng sebelumnya telah menandatangani tiga MoU terkait pengembangan energi ramah lingkungan antar kedua negara, yang dilaksanakan pada Jumat (13/6/2025) di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta.

    Kerja sama energi ini dituangkan dalam 3 MoU, yaitu MoU Zona Industri Berkelanjutan (Sustainable Industrial Zone/SIZ); MoU Interkoneksi dan Perdagangan Listrik Lintas Batas, Teknologi Energi Terbarukan dan Rendah Karbon, serta Efisiensi dan Konservasi Energi; dan MoU Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon Lintas Batas.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Adi Lazuardi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • EDGNEX Investasi Rp37 Triliun, Sinyal Kepercayaan Investor Global ke RI Meningkat

    EDGNEX Investasi Rp37 Triliun, Sinyal Kepercayaan Investor Global ke RI Meningkat

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) merespons positif investasi besar senilai US$2,3 miliar atau sekitar Rp37 triliun oleh perusahaan EDGNEX dari Dubai untuk pembangunan pusat data (data center) berskala jumbo di Indonesia. 

    Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengatakan, investasi ini menjadi bagian penting dari upaya percepatan transformasi digital nasional. Terlebih, data center merupakan bagian dari tulang punggung transformasi digital Indonesia.

    “Kehadiran EDGNEX kami pandang sebagai sinyal positif terhadap meningkatnya kepercayaan investor global terhadap ekosistem digital di Tanah Air,” ujar Meutya Hafid dalam keterangannya, Kamis, (19/6/2025).

    Secara terperinci, investasi EDGNEX akan digunakan untuk membangun infrastruktur pusat data modern di atas lahan seluas 12 hektare di kawasan industri Cikarang, Jawa Barat. Fase awal proyek ditargetkan rampung pada 2026 dan akan terus berkembang hingga 2028.

    Adapun, kapasitas pusat data nasional pada awal masa kerja pemerintahan ini masih berada di angka 180 megawatt (MW). Kini telah meningkat menjadi 290 MW. 

    Sebagai perbandingan, kapasitas pusat data Malaysia sekitar 400 MW. Namun, Indonesia berpotensi tumbuh lebih cepat, berdasarkan data lahan siap bangun (land clearing) yang telah terpantau, kapasitas nasional diproyeksikan melonjak menjadi 900 MW pada akhir 2025.

    “Peningkatan kapasitas yang cepat menandakan bahwa Indonesia tengah mengejar posisi strategis di kawasan. Ini harus terus dipercepat,” katanya.

    Pemerintah akan terus membuka seluas-luasnya peluang investasi baru, mengingat proyeksi kebutuhan pusat data Indonesia yang diperkirakan mencapai 1,5 hingga 2 gigawatt (GW) dalam dua tahun ke depan. 

    Jika target ini tercapai, Indonesia berpotensi besar menjadi pusat data digital (digital data hub) utama di kawasan Asean.

    Meutya berharap tingkat kepercayaan investor, baik dari dalam maupun luar negeri terus meningkat untuk mendukung ekosistem infrastruktur digital nasional yang tangguh dan inklusif. Selain itu, Komdigi juga mengingatkan pentingnya dampak sosial dari setiap investasi.

    “Kami mendorong agar investasi seperti EDGNEX tidak hanya besar dalam skala, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Termasuk mendukung digitalisasi UMKM dan pemanfaatan kecerdasan buatan [AI] di sektor pangan, perikanan, dan kesehatan,” ujarnya.

    Sebelumnya, pada Selasa (3/6/2025), Komdigi juga telah meresmikan pusat data berbasis AI tercanggih di Asean yang dibangun oleh perusahaan lokal, DCI Indonesia, di kawasan Cibitung. Adapun, PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) merupakan emiten yang terafiliasi konglomerat Toto Sugiri.

    “Komdigi membuka diri untuk dialog dan kerja sama yang memperkuat kepentingan nasional dalam membangun infrastruktur digital yang inklusif dan berkelanjutan,” pungkas Meutya.

  • Daya Saing RI Merosot 13 Peringkat, Malaysia Malah Melesat

    Daya Saing RI Merosot 13 Peringkat, Malaysia Malah Melesat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Institute of Management Development (IMD) kembali merilis peringkat daya saing negara-negara di dunia dalam World Competitiveness Ranking (WCR) 2025. Hasilnya, untuk daya saing Indonesia turun 13 peringkat menjadi peringkat 40 dari total 69 negara dunia yang masuk pemeringkatan.

    Direktur World Competitive Center (WCC) IMD Arturo Bris menjelaskan, peringkat daya saing Indonesia yang turun itu beriringan dengan sejumlah negara ASEAN lain, meski masih ada yang naik seperti Malaysia. Penyebab penurunan ialah efek perang tarif dagang yang diterapkan Presiden AS Donald Trump.

    “Pasca pandemi, Indonesia merupakan salah satu negara dengan performa daya saing terbaik dalam peringkat WCR yang naik 11 peringkat. Kenaikan peringkat daya saing ini didongkrak dari nilai ekspor migas dan komoditi. Namun, saat ini peringkat daya saing Indonesia dan sejumlah negara Asia Tenggara anjlok imbas dari perang tarif yang ditujukan ke kawasan ini,” kata Arturo dikutip dari siaran pers, Kamis (19/6/2025).

    Negara lain yang juga turun 13 peringkat seperti Indonesia ialah Turki. IMD mencatat Turki dan Indonesia merupakan dua negara yang mengalami penurunan peringkat terburuk di banding negara-negara lain dalam WCR 2025.

    “Untuk Turki, kemerosotan peringkat daya saing negara itu imbas buruknya kondisi ekonomi negara itu, khususnya terkait krisis mata uang,” ucap Arturo.

    Selain itu, tiga dari lima negara Asia Tenggara yang diukur dalam survei pun turun peringkat; Thailand turun 5 peringkat dan Singapura turun satu peringkat. Namun di sisi lain, posisi Malaysia berhasil meroket 11 peringkat dan Filipina naik satu peringkat. Kenaikan peringkat kedua negara ini didorong oleh kebijakan industri dan investasi digital yang strategis.

    Berikut peringkat lima besar negara dengan daya saing terbaik di kawasan Asia Tenggara dibanding tahun lalu:

    1. Singapura peringkat 2 turun 1 peringkat

    2. Malaysia peringkat 23 naik 11 peringkat

    3. Thailand peringkat 30, turun 5 peringkat

    4. Indonesia peringkat 40, turun 13 peringkat

    5. Filipina peringkat 51, naik 1 peringkat

    Riset WCR 2025, mengukur tingkat daya saing 69 negara dunia menggunakan data keras dan hasil survei. WCC memperhitungkan 262 informasi berupa 170 data eksternal dan 92 respons survei terhadap 6.162 responden eksekutif di tiap negara.

    Berdasarkan survei, 66,1% eksekutif Indonesia menganggap kurangnya peluang ekonomi menjadi pendorong polarisasi. Artinya, masalah ekonomi mendasar seperti infrastruktur yang tidak memadai, lembaga yang lemah, dan keterbatasan talenta SDM (sumber daya manusia) mesti mendapat porsi perhatian yang besar.

    Pembangunan yang dilakukan negara dianggap tidak inklusif membuat ketimpangan struktural, angka pengangguran yang tinggi, dan pembangunan yang tidak merata. Minimnya penciptaan lapangan kerja baru ini membuat warga frustasi karena mempersulit mereka untuk “naik kelas”.

    (arj/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kartika Jala Krida dan APCS tingkatkan kemampuan diplomasi taruna AAL

    Kartika Jala Krida dan APCS tingkatkan kemampuan diplomasi taruna AAL

    Jakarta (ANTARA) – Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata mengatakan ajang latihan praktik Kartika Jala Krida dan Asean Plus Cadet (APCS) 2025 berguna untuk mengasah kemampuan taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) dalam membangun jejaring dan hubungan diplomasi dengan taruna angkatan laut dari negara-negara sahabat.

    “Kegiatan ini untuk melatih kemampuan tarua AAL dalam berlayar sekaligus membangun interaksi antar peserta APCS dengan Taruna AAL,” kata Denih kepada ANTARA, di Jakarta, Rabu.

    Menurut Denih, interaksi itu perlu dibangun sejak dini lantaran para taruna AAL dan taruna dari negara sahabat lain akan menjadi pemimpin militer di masa depan.

    Dengan demikian, menurut dia, perwira TNI AL di masa depan sudah memiliki pondasi hubungan yang kuat dengan negara lain, sehingga akan lebih mudah dalam membangun kolaborasi ataupun kerja sama militer.

    Selain untuk melatih kemampuan diplomasi, kata Denih, latihan Kartika Jala Krida juga bertujuan untuk melatih kemampuan bernavigasi taruna AAL dan mempromosikan budaya serta tempat wisata Indonesia.

    Denih menjelaskan ajang ini akan digelar pada Agustus mendatang, dan pihaknya akan mengerahkan dua kapal utama yakni KRI Bima Suci dan KRI Semarang-594.

    KRI Bima Suci direncanakan akan berlayar selama 60 hari yakni sejak 1 Agustus hingga 30 September 2025. KRI tersebut akan melewati beragam rute yakni Surabaya, Jakarta, Padang, Penang, Sattahip, Brunei Darussalam, Tarakan, Makassar hingga Surabaya.

    “KRI Bima Suci akan membawa taruna AAL 97 dan APCS 50 orang yang terdiri dari taruna dari beberapa negara antara lain Malaysia, Vietnam, Laos, Timor Leste, Kamboja, Filipina, Singapura, Thailand, Australia, Jepang, India, Italia, Turki, Jerman, UK, Rusia, China dan Korea,” kata Denih,

    Sedangkan KRI Semarang-594 akan membawa 107 taruna AAL untuk berlayar selama 35 hari dari 11 Agustus sampai dengan 15 September 2025 dengan rute Surabaya, Lombok, Timor Leste, Bitung, Brunei Darussalam.

    Demi memastikan ajang ini berjalan dengan baik, pihaknya sudah menyiapkan beragam persiapan diantaranya memeriksa kondisi kapal, penyiapan logistik untuk keperluan berlayar hingga melatih prajurit dan taruna AAL untuk mendukung keberhasilan pelayaran.

    Denih berharap ajang ini bisa menjadi wadah untuk mengasah kemampuan para Taruna AAL agar layak menjadi pemimpin di masa depan.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Transjakarta akan gelar Jakarta Sky Fun Run 2025 pada bulan depan

    Transjakarta akan gelar Jakarta Sky Fun Run 2025 pada bulan depan

    Ilustrasi Jakarta Sky Fun Run (JSFR) 2025 yang akan digelar Transjakarta pada 6 Juni mendatang. ANTARA/HO-Transjakarta.

    Transjakarta akan gelar Jakarta Sky Fun Run 2025 pada bulan depan
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 18 Juni 2025 – 13:03 WIB

    Elshinta.com – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) akan menggelar Jakarta Sky Fun Run (JSFR) edisi kedua tahun ini pada 6 Juli 2025.

    “JSFR 2025 sejalan dengan semangat menuju 500 tahun kota Jakarta dalam rangkaian semarak hari Ulang Tahun Kota Jakarta ke-498 yang jatuh pada 22 Juni 2025 mendatang,” kata Kepala Humas dan CSR Transjakarta Ayu Wardhani di Jakarta, Rabu.

    Lebih lanjut Ayu menjelaskan JSFR tahun ini hadir dengan konsep jadul (jaman dulu) penuh nostalgia dengan mengusung tema “Semangat 80-an di Blok M & Lintas Melawai”.

    Melalui JSFR 2025, kata Ayu, Transjakarta ingin mengajak semua warga Jakarta untuk menghidupkan kembali ikon-ikon kota seperti Blok M dan Lintas Melawai era 80-an.

    “Sekaligus menjadi bentuk apresiasi terhadap warisan budaya dan sejarah Jakarta yang membentuk identitas kotanya saat ini,” kata Ayu.

    Ayu menjelaskan JSFR 2025 juga menawarkan berlari dengan latar belakang kota, menyajikan rute lari yang dirancang untuk memberikan pemandangan cityscape Jakarta yang memukau, termasuk melewati atau menampilkan ikon-ikon terkenal dan bersejarah (ASEAN, Taman Kota, Gedung Peruri) hingga menampilkan integrasi transportasi publik kota Jakarta yang inklusif.

    Menurut Ayu, kegiatan ini sangat cocok untuk semua kalangan, termasuk disabilitas, anak-anak, dan keluarga yang belum pernah mengikuti event lari. Untuk masyarakat yang ingin bergabung di dalam keseruan JSFR dapat membeli tiket melalui aplikasi TJ:Transjakarta yang mulai dapat dibeli pada 31 Mei 2025 – 26 Juni 2025. Informasi lebih lanjut dapat dilihat melalui Media sosial resmi : @jkt_skyfunrun.

    Sumber : Antara

  • Seberapa Laris Motor TVS di Indonesia?

    Motor TVS iQube S 2025 Meluncur di Indonesia, Harganya Turun Rp 23 Juta

    Jakarta

    Produsen sepeda motor asal India, TVS, resmi merilis motor listrik iQube S di Indonesia. Harganya malah turun jauh dari yang pernah diperkenalkan pada tahun 2024 lalu.

    Vishal Mehta, Regional Division Business Head ASEAN TVS Motor Company menyebut TVS iQube S ini merupakan motor listrik yang sudah laris lebih dari 600 ribu unit di dunia.

    “iQube akan menjadi produk bagus untuk Indonesia,” kata Vishal Meta saat peluncuran di Jakarta Selatan, Selasa (17/6/2025).

    DGM Business Development & Electric Vehicles TVS Motor Company Indonesia Rizal Tandju mengatakan iQube S akan menggunakan baterai yang dirakit di Indonesia. Harganya bisa terpangkas lebih murah. Ada selisih Rp 23 juta.

    TVS iQube S Foto: Ridwan Arifin

    Motor ini memiliki Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 30 persen.

    “Kita sedang mempersiapkan assembly baterai,” ujar Rizal Tandju.

    “Harganya memang bisa lebih turun ini berkaitan komponen-komponen,” kata dia.

    TVS iQube S Foto: Ridwan Arifin

    Dia menjelaskan meski harganya turun, motor listrik ini tidak mengalami pengurangan spek teknis secara signifikan.

    Skuter ini menawarkan jarak tempuh maksimal di 115 km dengan sekali pengisian daya, berdasarkan klaim pabrikan. iQube S memiliki pilihan mode ECO dan POWER, dan kecepatan tertinggi 78 km/jam. Akselerasinya 0-40 km/jam hanya dalam 4,2 detik sehingga ideal untuk perjalanan di perkotaan.

    Dengan baterai lithium ion dual pack yang kuat dan pengisi daya portabel 950 Watt terbaik di kelasnya, TVS iQube S dapat diisi daya dari 0-80% hanya dalam 3 jam, sehingga nyaman dan andal. Ruang penyimpanan yang luas sebesar 32 liter lebih meningkatkan pengalaman perjalanan yang nyaman.

    TVS iQube juga memiliki sejumlah fitur canggih yang terhubung melalui teknologi SmartXonnect, termasuk klaster TFT 7 inci, kontrol pemutar musik bawaan, dan penerimaan panggilan. Fitur cerdas lainnya meliputi pengecekan ‘kesehatan kendaraan’, peringatan keselamatan, geofencing, dan bantuan Q-Park.

    TVS iQube S bakal dirakit di fasilitas manufaktur PT TVS Motor Company di Karawang Timur dan akan tersedia dalam tiga warna, yaitu Mercury Grey, Mint Blue, dan Copper Bronze. Harga perkenalan sebesar Rp 29,9 Juta untuk TVS iQube S untuk waktu yang terbatas.

    (riar/rgr)

  • QRIS, Jembatan Pemerataan Ekonomi & Kemandirian Nasional

    QRIS, Jembatan Pemerataan Ekonomi & Kemandirian Nasional

    Bisnis.com, JAKARTA – Kini, tidak membawa ponsel seringkali lebih membuat kita panik dibanding tertinggal dompet. Ponsel telah berubah menjadi alat multifungsi, termasuk sebagai dompet digital yang memudahkan transaksi di seluruh lini kehidupan, dari pusat perbelanjaan modern hingga pedagang kaki lima.

    Transformasi ini tak lepas dari peran QR Code Indonesian Standard (QRIS) yang diluncurkan oleh Bank Indonesia pada 17 Agustus 2019.

    QRIS telah menjadi katalis penting dalam memperluas sistem pembayaran digital yang lebih efisien, aman, dan inklusif, terutama bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Data Bank Indonesia mencatat, hingga akhir 2024, jumlah pengguna QRIS mencapai 55,4 juta dengan 35,9 juta merchant terdaftar—mayoritas di antaranya merupakan UMKM. Persebaran pengguna juga sudah merata dari Jawa hingga Papua, menandakan penetrasi digital yang meluas dan merata.

    Tingginya pertumbuhan dan akseptasi digitalisasi sistem pembayaran, dapat mendorong pendapatan para pelaku usaha UMKM. Sebab, transaksi menjadi semakin mudah. Tentunya, jika terjadi peningkatan transaksi secara nilai maupun volume akan mendorong kontribusi ke perekonomian dan pendapatan masyarakat. Menurut catatan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia pada tahun 2023, pelaku usaha UMKM yang mencapai sekitar 66 juta berkontribusi hampir 61% terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan mampu menyerap sekitar 117 juta pekerja atau setara 97% dari total tenaga kerja di Tanah Air.

    Digitalisasi sistem pembayaran terbukti mendorong pertumbuhan ekonomi secara langsung maupun tidak langsung. Bagi pelaku UMKM, kemudahan transaksi lewat QRIS tidak hanya meningkatkan omzet, tetapi juga memberikan rekam jejak digital yang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh pembiayaan formal. Bagi pemerintah daerah, adopsi pembayaran digital juga dapat meningkatkan efisiensi penerimaan pendapatan asli daerah (PAD), sekaligus memperbaiki tata kelola keuangan publik.

    Namun, keberhasilan QRIS di tingkat domestik juga menimbulkan dinamika baru secara internasional. Beberapa pihak dari Amerika Serikat telah menyampaikan kekhawatiran atas menurunnya penggunaan jaringan pembayaran global di Indonesia. Meski tidak dalam bentuk kritik terbuka, sinyal tersebut muncul dari berkurangnya volume transaksi jaringan internasional akibat meningkatnya penggunaan QRIS dan dompet digital lokal.

    Menurut laporan industri keuangan dan data ritel, sejak 2022 hingga 2024, penggunaan kartu kredit dan debit asing di sektor ritel domestik tercatat menurun. Hal ini seiring dengan bertumbuhnya preferensi konsumen dan merchant terhadap QRIS yang menawarkan biaya transaksi lebih rendah dan interoperabilitas antar-penyedia layanan. Bagi UMKM, infrastruktur lokal ini lebih menguntungkan karena meringankan beban biaya, khususnya dengan adanya kebijakan MDR 0% untuk transaksi mikro hingga Rp500.000.

    Di tengah keberhasilan ini, penting untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan sistem pembayaran domestik dan keterbukaan terhadap ekosistem global. QRIS tidak dimaksudkan untuk menggantikan sistem internasional, melainkan memperkuat fondasi ekonomi nasional dengan membangun infrastruktur sistem pembayaran yang sesuai dengan kebutuhan lokal. Inisiatif interkoneksi QRIS lintas negara, seperti dengan Thailand, Malaysia, dan negara Asean lainnya, adalah langkah penting untuk menjamin bahwa sistem lokal tetap terhubung dengan jaringan internasional.

    Digitalisasi sistem pembayaran bukanlah upaya eksklusif, melainkan jalan untuk inklusi keuangan yang lebih luas. Dengan indeks inklusi keuangan Indonesia yang mencapai 75,02% dan literasi keuangan sebesar 65,43% pada 2024 (BPS dan OJK), ruang pengembangan QRIS masih terbuka lebar. Kolaborasi antara Bank Indonesia, OJK, pemerintah daerah melalui Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD), serta pelaku industri keuangan menjadi krusial dalam memastikan seluruh lapisan masyarakat—termasuk di pelosok—ikut menikmati manfaat digitalisasi ini.

    QRIS telah menjadi jembatan antara ekonomi informal dan sistem keuangan formal. Ke depan, tantangannya adalah memastikan sistem ini tetap inklusif, aman, dan adaptif terhadap dinamika global. Dengan arah kebijakan yang seimbang dan kolaboratif, QRIS tidak hanya menjadi simbol transformasi pembayaran, tetapi juga kekuatan strategis dalam membangun ekonomi nasional yang mandiri dan berdaulat. Ini juga sejalan dengan misi Asta Cita dalam hal mendukung pemerataan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.