Organisasi: AFC

  • Pakar pemerintahan: Erick Thohir tidak perlu mundur dari Ketum PSSI

    Pakar pemerintahan: Erick Thohir tidak perlu mundur dari Ketum PSSI

    Jakarta (ANTARA) – Pakar ilmu pemerintahan Achmad Baidowi menilai tidak ada kewajiban bagi Erick Thohir untuk mundur dari jabatan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) meskipun kini menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).

    “Dalam perspektif hukum tata pemerintahan tidak ada larangan bagi Menpora sekaligus menjadi Ketum PSSI,” kata Achmad Baidowi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

    Ia menjelaskan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan menugaskan pemerintah pusat melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga melalui kebijakan, pendidikan, pelatihan, hingga evaluasi. Ketentuan itu berlaku secara proporsional untuk semua cabang olahraga.

    Dengan demikian, kata dia, Menpora memang memiliki tugas mengayomi seluruh cabang olahraga tanpa terkecuali, termasuk di dalamnya adalah sepak bola yang saat ini dipimpin Erick Thohir melalui PSSI.

    Baidowi juga menegaskan statuta FIFA maupun statuta PSSI tidak melarang rangkap jabatan antara ketua umum federasi sepak bola dengan pejabat pemerintah. Menurut dia, aturan hanya menekankan larangan konflik kepentingan.

    “Dalam statuta PSSI syarat ketua umum mencakup warga negara Indonesia, pengalaman mengelola sepak bola, pengetahuan tata kelola dan hukum sepak bola, pengalaman di posisi strategis pemerintahan atau swasta, serta keselarasan dengan program PSSI, FIFA, dan AFC,” ujarnya.

    Ia menilai kekhawatiran sebagian pihak mengenai intervensi pemerintah dalam sepak bola nasional tidak relevan. Selama ini, Erick Thohir yang sebelumnya menjabat Menteri BUMN justru memperlihatkan dukungan nyata pemerintah terhadap pengembangan sepak bola Indonesia.

    Sebagai bukti, Baidowi menyinggung pernyataan Presiden FIFA Gianni Infantino yang memberikan ucapan selamat dan dukungan kepada Erick Thohir ketika terpilih sebagai Ketua Umum PSSI.

    Hal itu, menurut dia, menandakan tidak ada masalah dengan rangkap jabatan selama tidak terjadi konflik kepentingan.

    “Yang penting syaratnya satu, tidak boleh ada konflik kepentingan. Jika itu terpenuhi, maka rangkap jabatan tidak menjadi persoalan,” ujar Baidowi.

    Atas dasar itu, ia menegaskan bahwa dalam perspektif hukum tata pemerintahan, tidak ada larangan bagi Erick Thohir untuk menjalankan tugas sebagai Menpora sekaligus Ketua Umum PSSI, terutama demi keberlanjutan pembinaan sepak bola nasional.

    Pewarta: Aria Ananda
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Daftar 17 Negara Lolos ke Piala Dunia 2026

    Daftar 17 Negara Lolos ke Piala Dunia 2026

    JAKARTA – Sebanyak 17 negara sudah memastikan diri tampil di Piala Dunia 2026 yang akan berlangsung di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Berikut daftar negara yang lolos Piala Dunia 2026.

    Setelah pertandingan yang digelar Sabtu, 6 September dini hari WIB, Maroko menjadi negara terbaru yang memastikan tiket ke Piala Dunia 2026. Hal itu diraih setelah Maroko menang meyakinkan 5-0 atas Niger dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Afrika.

    Dengan hasil itu, Maroko tercatat berhasil menuntaskan enam laga dengan kemenangan sempurna di Grup G tanpa sekalipun menelan kekalahan. Kepastian ini menambah daftar peserta resmi Piala Dunia 2026 dari berbagai konfederasi.

    Sebelumnya, zona CONMEBOL juga melahirkan tiga wakil baru, yakni Paraguay, Kolombia, dan Uruguay.

    Hasil imbang Paraguay melawan Ekuador, kemenangan 3-0 Kolombia atas Bolivia, dan kemenangan Uruguay 3-0 atas Peru memastikan jatah enam tim dari Amerika Selatan sudah terpenuhi. Tiga tim itu menyusul Argentina, Brasil, dan Ekuador yang lebih dulu lolos.

    Dari Asia (AFC), hingga saat ini sudah ada enam negara yang memastikan diri melaju, yaitu Australia, Iran, Jepang, Yordania, Korea Selatan, dan Uzbekistan. Menariknya, Yordania dan Uzbekistan akan mencatatkan debut mereka di ajang Piala Dunia.

    Sementara itu, dari Oseania (OFC), Selandia Baru memastikan diri sebagai satu-satunya wakil langsung. Zona CONCACAF juga sudah memiliki tiga wakil otomatis, yaitu Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat sebagai tuan rumah bersama.

    Hingga kini, zona UEFA (Eropa) masih belum memiliki perwakilan karena kualifikasi yang masih berjalan. Nantinya akan ada total 48 tim yang tampil di Piala Dunia 2026.

    Berikut Daftar 17 Negara yang Lolos Piala Dunia 2026:

    AFC (6):

    Australia

    Iran

    Jepang

    Yordania (debut)

    Korea Selatan

    Uzbekistan (debut)

    CONCACAF (3):

    Kanada (co-host)

    Meksiko (co-host)

    Amerika Serikat (co-host)

    CONMEBOL (6):

    Argentina

    Brasil

    Kolombia

    Ekuador

    Paraguay

    Uruguay

    OFC (1):

    Selandia Baru

    CAF (1):

    Maroko.

  • Gerald Vanenburg Ingatkan Timnas Indonesia U-23 Tetap Fokus dan Tidak Remehkan Laos

    Gerald Vanenburg Ingatkan Timnas Indonesia U-23 Tetap Fokus dan Tidak Remehkan Laos

    Liputan6.com, Jakarta Pelatih Timnas Indonesia U-23, Gerald Vanenburg meminta anak asuhnya agar tidak menganggap remeh Laos. Menurutnya, fokus dan konsistensi menjadi kunci penting dalam meraih kemenangan.

    “Lawan siapapun, yang terpenting adalah fokus dan persiapan. Kita harus memenangkan pertandingan besok melawan Laos, lalu menghadapi Makau, dan kemudian Korea Selatan. Semua lawan harus dihormati, tapi target utama adalah menang di setiap laga,” kata Gerald dalam sesi jumpa pers di Surabaya, Selasa (2/9).

    Pelatih asal Belanda itu mengatakan, timnya telah dipersiapkan melalui seleksi yang ketat sehingga ia optimistis mampu bersaing.

    Dia juga menekankan pentingnya motivasi, komunikasi dan mentalitas bertanding untuk menjaga konsistensi di sepanjang turnamen.

    “Turnamen tidak bisa dimenangkan hanya dengan satu pertandingan. Pemain harus terus menjaga motivasi dan komunikasi. Kalau tidak fokus, tekanan bisa datang dari lawan maupun diri sendiri,” ucapnya.

    Dia menegaskan bahwa kondisi fisik dan mental para pemainnya jauh lebih siap dibandingkan sebelumnya.

    Hal ini tidak lepas dari para pemain yang telah kembali berlatih secara rutin bersama klub masing-masing sebelum bergabung ke pemusatan latihan timnas.

    “Kondisi para pemain lebih baik daripada sebelumnya karena mereka sudah berlatih di klub. Jadi secara fisik mereka siap. Sekarang tinggal bagaimana mereka menunjukkan permainan besok,” ujarnya.

    Hal senada juga disampaikan pemain belakang Timnas U-23, Mikael Alfredo Tata. Dia menyatakan kesiapan seluruh skuad menghadapi laga perdana.

    Menurutnya, bermain di Sidoarjo memberi motivasi lebih karena mendapat dukungan penuh dari suporter setia Bonek dan Bonita.

    “Semua pemain dalam kondisi baik dan siap untuk pertandingan malam nanti. Kami sudah mempersiapkan diri di latihan untuk bisa mengalahkan Laos,” ucapnya.

    “Bermain di Sidoarjo tentu sangat menyenangkan karena kami mendapat dukungan penuh dari Bonek dan Bonita,” ujar Mikael.

    Diketahui, Timnas Indonesia U-23 akan memulai perjuangan di Kualifikasi Piala Asia AFC U-23 dengan menghadapi Laos U-23 pada laga perdana yang digelar Rabu (3/9/2025) malam di Stadion Gelora Delta Sidoarjo.

    Timnas Indonesia U-23 tergabung di Grup G bersama Laos, Makau, dan Korea Selatan. Hanya juara grup dan empat runner-up terbaik dari 11 grup yang berhak lolos ke putaran final Piala Asia AFC U-23 2026 mendatang.

    Laga Indonesia melawan Laos di Gelora Delta Sidoarjo akan menjadi langkah awal penting sebelum Garuda Muda menghadapi Makau dan lawan terberat Korea Selatan.

  • Prabowo Tak Bahas Penciptaan Lapangan Kerja dalam Nota Keuangan, CSIS: Sudah Lemah Lumayan Lama

    Prabowo Tak Bahas Penciptaan Lapangan Kerja dalam Nota Keuangan, CSIS: Sudah Lemah Lumayan Lama

    JAKARTA – Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menyayangkan isu penciptaan lapangan kerja tak dibahas di dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2026.

    Peneliti Departemen Ekonomi CSIS Riandy Laksono menilai, seharusnya pemerintah menaruh perhatian serius terhadap isu penciptaan lapangan kerja lantaran diyakini bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi RI.

    “Memang isu penciptaan lapangan kerja sudah lemah untuk waktu lumayan lama dan ini tidak menjadi perhatian di dalam RAPBN ataupun pidato kenegaraan yang menjadi arah kebijakan (pemerintah) ke depannya,” ujar Riandy dalam media briefing bertajuk RAPBN 2026: Menimbang Janji Politik di Tengah Keterbatasan Fiskal, dipantau secara daring, Senin, 18 Agustus.

    Terlebih, kata Riandy, saat ini industri manufaktur sebagai mesin pencipta lapangan kerja utama pun belum benar-benar pulih sejak asian financial crisis (AFC) atau Krisis Finansial Asia 1997.

    Pasalnya, setelah Krisis Finansial Asia 1997, pertumbuhan industri manufaktur RI sudah tak mampu lagi tumbuh double digit di kisaran 10-12 persen.

    “Kenapa kami ingin sekali meng-highlight isu penciptaan lapangan kerja? Karena memang ini menjadi perhatian dan menjadi isu di lapangan sekarang ini, kenapa? Karena manufaktur sebagai mesin pencipta lapangan kerja utama ini belum benar-benar pulih sejak asian financial crisis (AFC),” katanya.

    Menurut Riandy, belum pulihnya pertumbuhan industri manufaktur itu yang menyebabkan stagnasi terhadap pertumbuhan ekonomi RI dalam kurun waktu terakhir ini.

    “Jadi, back in the day manufaktur ini menjadi ular ekonomi growth (pertumbuhan), tumbuh double digit sekitar 10-12 (persen). Itu yang menyebabkan ekonomi kami tumbuh dan penerapan tenaga kerja banyak. Sekarang pertumbuhan manufaktur kami nggak lagi secepat itu, sehingga pertumbuhan ekonomi juga ikut lambat,” terang Riandy.

    Riandy menilai, pemerintah seharusnya menaruh perhatian lebih ke industri pengolahan. Pasalnya, sektor tersebut yang mampu menyediakan lapangan pekerjaan cukup banyak ketimbang sektor-sektor lainnya.

    “Kenapa lagi-lagi industri pengolahan, karena industri pengolahan atau manufaktur adalah pencipta lapangan kerja berkualitas nomor satu di Indonesia dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya kalau kami bisa agregasi secara kecil-kecil,” jelas Riandy.

    Namun demikian, lanjut dia, pihaknya menyayangkan isu penciptaan lapangan kerja tak menjadi pembahasan yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto saat berpidato dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2026 belum lama ini.

    “Jadi, dapat dipahami kenapa isu lapangan kerja ini menjadi makin bermasalah sekarang ini,” pungkasnya.

  • Siap-Siap Voting, Timnas Indonesia Sumbang Lima Nama Pemain di AFC Dream XI di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia

    Siap-Siap Voting, Timnas Indonesia Sumbang Lima Nama Pemain di AFC Dream XI di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA – – Federasi sepakbola Asia (AFC) mengeluarkan nominasi kesebelasan impian atau AFC Dream XI di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

    Dari daftar ini, lima pemain Timnas Indonesia menjadi pilihan bergabung ke AFC Dream XI di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

    Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) merilis 41 nama untuk dikerucutkan menjadi kesebelasan terbaik.

    Nantinya, para suporter diberi kebebasan untuk memberikan suara ke para pemain tentunya sejarah objektif memilih berdasarkan performa.

    Dari 41 pemain yang tersedia, ada lima pemain Timnas Indonesia. Di sektor penjaga gawang, ada Maarten Paes yang bersaing dengan sejumlah kiper seperti Mathew Ryan (Australia), dan Utkir Yusupov (Uzbekistan).

    Kemudian masuk ke lini belakang, Skuad Garuda menyumbang dua nama yaitu sang kapten Jay Idzes dan Sandy Walsh.

    Dua pemain ini nanti bersaing dengan Kim Min-jae (Korea Selatan), dan Ko Itakura (Jepang).

    Di lini tengah Indonesia kembali menyumbang pemain, dimana wonderkid Marselino Ferdinan masuk dalam nominasi.

    Dia menghadapi nama-nama besar seperti Takefusa Kubo (Jepang), dan Jackson Irvine (Australia).

    Pada sektor penyerangan, Ole Romeny juga menjadi satu-satunya striker Timnas Indonesia. Dia bersaing dengan Aymen Hussein (Iran), hingga Son Heung-min (Korea Selatan).

    (Erfyansyah/fajar)

  • Erick Thohir Ikuti Arah FIFA, Kluivert Santai Soal Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia

    Erick Thohir Ikuti Arah FIFA, Kluivert Santai Soal Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia

    Menunggu Kejelasan, Erick dan Kluivert Tetap Tenang Soal Tuan Rumah

    Isu siapa yang bakal jadi tuan rumah putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia zona Asia terus jadi pembahasan. Banyak yang penasaran apakah Indonesia akan kembali menggelar laga kandang atau harus bermain di tempat netral. Di tengah ketidakpastian itu, Ketua Umum PSSI Erick Thohir memilih bersikap realistis dan mengikuti arahan dari FIFA serta AFC. Sementara pelatih timnas, Patrick Kluivert, terlihat lebih santai dalam menanggapi situasi ini.

    Dari pantauan donghan.co.id Keduanya menunjukkan bahwa soliditas antara manajemen dan pelatih tetap terjaga, meski urusan non-teknis seperti venue pertandingan masih mengambang. Fokus utama mereka tetap pada persiapan tim dan membangun performa terbaik jelang laga-laga krusial mendatang.

    Erick Thohir Realistis, Tunggu Arahan FIFA

    Dalam beberapa pernyataan, Erick Thohir menegaskan bahwa PSSI tidak bisa bertindak sepihak dalam menentukan venue pertandingan putaran keempat nanti. Semua keputusan berada di tangan AFC dan FIFA sebagai otoritas tertinggi. Sebagai federasi, PSSI hanya bisa menyiapkan skenario terbaik sesuai dengan kebijakan yang ada.

    Erick juga menyebutkan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan pengelola stadion. Tapi, semua upaya itu tetap bergantung pada lampu hijau dari pihak internasional.

    Bagi Erick, yang terpenting saat ini adalah memastikan tim nasional tetap dalam jalur persiapan yang optimal, baik secara fisik, mental, maupun teknis. Soal tempat bertanding, ia percaya keputusan terbaik akan datang di waktu yang tepat.

    Patrick Kluivert Fokus pada Tim, Tidak Mau Terlalu Pusing

    Sikap berbeda justru ditunjukkan oleh Patrick Kluivert. Pelatih asal Belanda itu tampak cuek soal urusan venue. Baginya, yang lebih penting adalah bagaimana tim bisa tetap fokus dan tampil konsisten di lapangan, di mana pun mereka bertanding nanti.

    Menurut Kluivert, tim harus siap bermain di kondisi apa pun. Ia menekankan pentingnya mentalitas dan adaptasi pemain, terutama saat harus bertanding di luar negeri atau stadion netral. Kluivert yakin anak asuhnya punya kemampuan untuk menghadapi tantangan tersebut.

    Dengan gaya khasnya yang tenang tapi tegas, Kluivert mengajak publik dan media untuk lebih memperhatikan progres tim ketimbang meributkan hal yang belum pasti. Ia ingin fokus tim tidak terganggu oleh hal-hal di luar kendali mereka.

    Dukungan dari Publik Tetap Dibutuhkan

    Meski tempat bertanding belum jelas, baik Erick maupun Kluivert sepakat bahwa dukungan dari suporter tetap dibutuhkan. Apalagi jika ternyata timnas harus bermain di luar negeri, kehadiran suporter Indonesia di tribun bisa jadi penambah semangat.

    Erick Thohir sendiri mengisyaratkan bahwa PSSI siap memfasilitasi kebutuhan tim, termasuk akomodasi dan logistik, jika harus bermain di negara lain. Ia juga berharap masyarakat tetap memberikan dukungan moril, baik dari dalam negeri maupun diaspora di luar negeri.

    Bagi Kluivert, kehadiran suporter di stadion memberi dampak langsung pada motivasi pemain. Ia berharap publik Indonesia bisa terus memberi energi positif, terutama di masa-masa penting seperti saat ini.

    Persiapan Timnas Tetap Jalan Terus

    Meski belum ada kejelasan soal venue, skuad Garuda tetap menjalani program latihan dan evaluasi. Tim pelatih bersama PSSI tengah menyusun program uji coba dan pemusatan latihan agar pemain tetap dalam kondisi prima.

    Kluivert juga terus memantau performa pemain di liga domestik. Ia menyadari bahwa kekuatan timnas tidak hanya ditentukan oleh nama besar, tapi juga konsistensi dan kerja keras di lapangan. Dengan banyaknya pemain muda yang mulai menunjukkan performa apik, harapan untuk tampil baik di putaran keempat kualifikasi semakin besar.

    PSSI sendiri sudah menyiapkan beberapa stadion sebagai opsi kandang, andai izin dari FIFA turun. Namun jika harus ke luar negeri, semua sudah disiapkan agar tim tidak kesulitan beradaptasi.

    Menanti Kepastian, Sambil Menjaga Fokus

    Situasi yang belum pasti memang tidak ideal. Namun baik Erick Thohir maupun Patrick Kluivert sudah membuktikan bahwa profesionalisme tetap jadi pegangan. Mereka memilih untuk tidak terjebak dalam spekulasi, dan lebih fokus pada hal-hal yang bisa mereka kendalikan.

    Keputusan soal tuan rumah memang penting, tapi tidak boleh mengganggu arah dan semangat tim. Dalam sepak bola, adaptasi dan kesiapan mental justru jadi kunci utama dalam menghadapi situasi sulit.

    Apapun keputusan FIFA nanti, satu hal yang pasti: Timnas Indonesia akan bertanding demi merah putih. Baik di rumah sendiri, atau di tempat netral, semangat perjuangan tak akan surut. Erick Thohir sebagai ketua federasi dan Patrick Kluivert sebagai pelatih punya satu visi yang sama — membawa Garuda terbang lebih tinggi.

    Bagi masyarakat Indonesia, saatnya menunjukkan bahwa dukungan tidak terbatas oleh jarak. Entah di stadion GBK, atau di stadion asing, Garuda tetap butuh sorak-sorai kita. Karena ketika tim dan suporter bersatu, kemenangan akan selalu terasa lebih dekat.

  • Arab Saudi dan Qatar Ditunjuk Sebagai Tuan Rumah Ronde Keempat, Akmal Marhali: Mereka Bukan Pemain Baru di Panggung Sepakbola Asia

    Arab Saudi dan Qatar Ditunjuk Sebagai Tuan Rumah Ronde Keempat, Akmal Marhali: Mereka Bukan Pemain Baru di Panggung Sepakbola Asia

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) secara resmi menunjuk dan mengumumkan Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026

    Adapun penunjukkan dua negara ini sebagai tuan rumah zona Asia bukan sekadar keputusan teknis.

    Penunjukkan ini kemudian disorot tajam oleh salah satu pengamat sepakbola Indonesia, Akmal Marhali.

    Akmal Marhali menyebut penunjukkan Qatar dan Arab Saudi ada kaitannya dengan para politisi yang punya kepetingan.

    “Menurut saya hal itu adalah keputusan politis yang sarat kepentingan. Dalam format kompetisi yang hanya mempertemukan tiga tim per grup dalam sistem round-robin satu kali, keuntungan sebagai tuan rumah menjadi sangat menentukan,” kata Akmal.

    “Dan kini, dua negara yang juga peserta justru mendapat hak istimewa itu,” ujarnya.

    Akmal pun menyebut Qatar dan Arab Saudi merupakan dua negara yang punya kekuasaan khususnya di sepakbola Asia.

    “Perlu kita ketahui bersama, Qatar dan Arab Saudi bukan pemain baru dalam panggung kekuasaan sepak bola Asia,” tuturnya.

    “Qatar telah membuktikan kapasitasnya sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022, dengan investasi infrastruktur mencapai USD 67 miliar dan menghasilkan sport tourism senilai USD 220 miliar,” tambahnya.

    “Sementara Arab Saudi, melalui Public Investment Fund (PIF), membangun Saudi Pro League dengan mendatangkan bintang-bintang dunia seperti Cristiano Ronaldo, Neymar, dan Karim Benzema,” sebutnya.

    “Tak hanya itu, Arab Saudi juga telah ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Asia 2027 dan berbagai turnamen kelompok usia hingga 2028. Bahkan, negeri petro dollar itu sudah ditetapkan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034,” lanjutnya.

  • Qatar dan Arab Saudi jadi Tuan Rumah Ronde Keempat, Coach Justin Sebut Keputusan ini tidak Make Sense

    Qatar dan Arab Saudi jadi Tuan Rumah Ronde Keempat, Coach Justin Sebut Keputusan ini tidak Make Sense

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Tuan rumah untuk Ronde Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia secara resmi diumumkan.

    Konfederasi Sepak Bola Asia atau AFC resmi mengumumkan Qatar dan Arab Saudi yang akan menjadi venue Ronde keempat ini.

    Keputusan tersebut tertuang dalam Surat Nomor 59 Tahun 2025 dari AFC. 

    Putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 akan digelar pada 8-14 Oktober 2025.

    Pengumuman ini sekaligus mematahkan gelombang protes yang dilakukan Federasi Sepak Bola Irak dan Uni Emirat Arab agar AFC lebih transparan dalam pemilihan tuan rumah ronde keempat.

    Dimana, untuk Ronde keempat ini nantinya akan ada enam negara yang memperebutkan dua tiket tersisa untuk slot Asia.

    Melihat penunjukkan dua negara Timur Tengah ini sebagai tuan rumah, pengamat sepakbola, Justinus Lhaksana atau yang akrab disapa Coach Justin mengakui ini akan berat.

    Ia memiliki trauma dari sejumlah pertandingan yang pernah dialami oleh negara selain Timur Tengah.

    “Gue punya trauma, gue masih ingat Qatar lawan India bola sudah out 30 cm di tiang kedua masih nggak di peluit ball out,” ungkap Coach Justin pada tayangan YouTube pribadinya.

    Salah satu yang tentunya paling membekas diingatan saat Timnas Indonesia bermain menghadapi Bahrain.

    “Kita (Timnas Indonesia) lawan Bahrain, injury time 6 menit di kasih ekstra 50% jadi 90 menit. Sementara, nggak ada pelanggaran signifikan selama 6 menit jadi (seharusnya) tidak ada alasan untuk kasih 3 menit berikutnya,” ujarnya. 

    Bukan hanya itu, mantan pelatih futsal ini juga mempertanyakan keputusan AFC yang menjadikan Arab Saudi dan Qatar sebagai tuan rumah.

  • UEA, Irak, dan Oman Protes ke FIFA serta AFC

    UEA, Irak, dan Oman Protes ke FIFA serta AFC

    JAKARTA – Asosiasi Sepak Bola Uni Emirat Arab (UEA FA) meminta agar FIFA dan AFC bersikap netral. Hal ini terkait keputusan menunjuk tuan rumah Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. 

    Sudah ada enam negara yang bakal melanjutkan perjuangan di Putaran Keempat. Mereka adalah Indonesia, UEA, Irak, Qatar, Oman, dan Arab Saudi. 

    Nantinya, keenam tim ini akan dibagi dalam dua grup. Juara masing-masing grup akan melaju ke Piala Dunia 2026, sementara tim di posisi runner-up akan melanjutkan asa lewat Putaran Kelima. 

    Pembagian tim ini akan ditentukan lewat undian atau drawing yang akan digelar di Osaka, Jepang, pada 17 Juli 2025. Agenda ini juga akan menentukan tuan rumah masing-masing grup.

    Sebelum drawing digelar, nyatanya AFC telah memastikan bahwa Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 akan digelar di dua negara kontestan. Arab Saudi dan Qatar digadang-gadang yang akan menjadi kandidat kuat tuan rumah. 

    Ternyata situasi ini diprotes oleh UEA FA yang meminta agar FIFA dan AFC bisa bersikap netral dalam memilih negara tuan rumah.

    “Asosiasi Sepak Bola (UEA) meminta FIFA dan AFC bersikap netral saat memilih negara tuan rumah untuk pertandingan play-off Asia.”

    “Hal itu tertuang dalam surat resmi yang dikirimkan Asosiasi Sepak Bola UEA kepada FIFA dan Konfederasi Sepak Bola Asia, yang menegaskan pentingnya keadilan dan transparansi dalam proses seleksi, yang harus sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang menjamin hak seluruh tim nasional peserta play-off Asia,” tulis UEA FA dalam rilisnya yang diunggah di Instagram dikutip pada Jumat, 13 Juni 2025.

    UEA juga telah resmi mengajukan permohonan untuk menjadi tuan rumah pertandingan Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.

    “UEA juga telah resmi mengajukan permohonan untuk menjadi tuan rumah pertandingan di salah satu dari dua grup, dalam batas waktu yang ditetapkan oleh Konfederasi Kontinental (AFC).”

    “UEA telah mencapai keberhasilan signifikan dalam menjadi tuan rumah turnamen dan acara olahraga serta sepak bola internasional besar.”

    “Perlu dicatat, tim nasional kami (UEA) dianggap sebagai tim dengan peringkat terbaik di antara tim-tim peserta play-off Asia, setelah finis di posisi ketiga grupnya dengan 15 poin,” tulis UEA FA.

    Sebelumnya, Asosiasi Sepak Bola Irak (IFA) juga mendukung pernyataan yang meminta FIFA serta AFC untuk transparan dalam pemilihan tuan rumah Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.

    Hal itu diungkapkan IFA melalui pernyataan resmi yang diunggah melalui akun Instagram resmi asosiasi pada Minggu, 8 Juni 2025. 

    “Hari ini, Asosiasi Sepak Bola Irak (IFA) mengirim surat resmi ke FIFA dan AFC, mendesak transparansi dan keadilan dalam proses pemilihan tuan rumah Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2024,” tulis IFA membuka pernyataan.

    “Lewat surat ini, IFA mengkonfirmasi bahwa Irak sudah secara resmi mengajukan permintaan untuk menjadi salah satu tuan rumah dari dua grup berdasarkan jendela waktu yang sudah dibuat AFC,” sambung IFA.

    Selain Irak, Oman juga menyuarakan kepada FIFA dan AFC agar penunjukan tuan rumah Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 bisa dilakukan dengan adil.

  • Diusulkan Jadi Dewan Kehormatan PSSI, Prabowo Setuju?
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        4 Juni 2025

    Diusulkan Jadi Dewan Kehormatan PSSI, Prabowo Setuju? Nasional 4 Juni 2025

    Diusulkan Jadi Dewan Kehormatan PSSI, Prabowo Setuju?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Ketua Umum (Ketum) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (
    PSSI
    ) Erick Thohir mengatakan, Presiden
    Prabowo
    Subianto menyetujui usulan menjadi Dewan Kehormatan PSSI.
    Hal itu disampaikan Erick Thohir usai bertemu
    Presiden Prabowo
    di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (4/6/2025).
    “Salah satu yang kita bicarakan di Kongres adalah tentu dengan senang tadi Bapak Presiden juga menerima beliau akan menjadi Dewan Kehormatan di PSSI,” kata Erick Thohir.
    Oleh karena itu, dia mengatakan, usulan itu akan disahkan dalam
    Kongres Biasa PSSI
    2025 yang berlangsung di Jakarta pada Rabu ini.
    “Jadi, Alhamdulillah tadi makanya habis ini langsung di kongres kita akan usulkan. Salah satu memang sudah masuk ke statuta,” ujarnya.
    Lebih lanjut, Erick Thohir mengungkapkan posisi Prabowo sebagai Dewan Kehormatan PSSI sangat penting.
    Sebab, menurut dia, dengan keberadaan Prabowo maka pemerintah dan FIFA berjalan selaras sehingga sepak bola Indonesia semakin baik.
    Sebagaimana diketahui,
    Kongres Biasa PSSI 2025
    digelar di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta pada 4 Juni 2025.
    Dalam kongres rencananya bakal dibahas mengenai amandemen statuta federasi. Oleh karenanya, dihadiri 92 perwakilan yang terdiri dari 38 Asprov; 18 klub Liga 1; 16 klub Liga 2; 15 klub Liga 3; dan 5 Asosiasi.
    Selain itu, hadir juga jajaran Exco PSSI, petinggi atau perwakilan AFC dan FIFA, serta Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan KONI.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.