Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Orangtua Mengamuk Pisahkan Fidya dari Anaknya, Klaim 10 Tahun Tak Jumpa Dibantah, Mediasi Acap Gagal – Halaman all

Orangtua Mengamuk Pisahkan Fidya dari Anaknya, Klaim 10 Tahun Tak Jumpa Dibantah, Mediasi Acap Gagal – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Atlet taekwondo Fidya Kamalinda yang dikabarkan hilang oleh orang tuanya, Hindarto (59) dan Khodijah (50), sejak 2015, akhirnya muncul.

Hindarto dan Khodijah saat menyampaikan kabar tersebut mengaku 10 tahun tidak bertemu putrinya.

Namun, Fidya Kamalinda yang ternyata bukan korban penculikan, kabur dari rumah karena mengaku mendapat kekerasan dari orang tuanya. 

Dan ia membantah pernyataan Hindarto dan Khodijah, sudah tak bertemu putrinya selama 10 tahun.

Pada 2016, rupanya Fidya Kamalinda dan orangtuanya pernah bertemu di Polda Jabar untuk mediasi.

Fidya Kamalinda yang kala itu sudah menikah dan hamil mengaku bolak-balik ke Polda Jabar agar masalahan dengan orangtuanya selesai.

Namun mediasi buntu. Pihak Polda Jabar mengerti alasan Fidya Kamalinda memilih kabur dan enggan kembali ke rumah orangtuanya.

Fidya Kamalinda kembali bertemu orang tuanya. Kala itu ia sudah menjadi ibu. Anaknya berusia 3 tahun.

Ia kembali bertemu dengan orangtuanya di Disdukcapil Kota Bandung. Suasananya menegangkan.

Hindarto dan Khodijah berusaha memisahkan Fidya Kamalinda dengan anaknya yang masih balita.

Mereka membawa paksa Fidya Kamalinda pulang ke rumah.

Namun, Fidya berontak. Ia menolak dipisahkan dengan anaknya.

Orang tua Fidya.

 

“Kalian berteriak di sana ingin memisahkan saya dan anak saya, akhirnya membuat saya terpisah dengan anak saya. Saya dibawa pergi,” ucapnya.

Fidya dibawa ke rumah orang tuanya. Namun, ia tak bisa meninggalkan anaknya yang masih kecil hingga akhrinya kembali kabur.

“Karena saya adalah ibu ya saya kembali lagi keluar karena kemauan saya sendiri. Saya ingin keluar dari rumah itu,” sambungnya.

Kala itu, Fidya Kamalinda berharap orangtuanya dapat menerima dirinya yang sudah berkeluarga, punya suami dan anak.

“Saya terus berdoa untuk kalian semua. Saya hanya ingin kalian menerima saya dan keluarga saya. Saya memiliki suami yang saya cintai, anak yang saya cintai. Itu saja. Jangan memaksakan keinginan. Saya juga punya kehidupan yang saya inginkan.” 

Korban penganiayaan

Masa kecil Fidya Kamalinda tidak bahagia. Sudah berkali-kali ia jadi korban penganiayaan ayahnya. Hidupnya selalu dalam tekanan.

Fidya Kamalinda menyebut pertama kali dianiaya ayahnya di usia 5 tahun. Dan itu selalu berulang hingga ia beranjak dewasa.

Ia menduga ayahnya berambisi agar anaknya bisa menghasilkan uang sebagai atlet Taekwondo.

“Usahanya tidak mengalami kemajuan pada saat itu mungkin sampai sekarang,” ujar Fidya.

Saking ambisinya sang ayah, Fidya Kamalinda mengaku kerap dibawa ke dukun setiap hendak bertanding.

Ia dianiaya jika kalah bertanding. Padahal sebagai anak butuh ditenangkan dan didukung secara moril agar tidak patah semangat.

Terakhir, Fidya Kamalinda dianiaya saat ia kalah pada laga POPDA Riau 2014.

“Saya mendapatkan tekanan fisik dan lisan dari ayahku. Saya dipukul habis-habisan,” akunya.

Seluruh uang yang didapatkannya dari hasil pertandingan Taekwondo juga dikuasai oleh orangtuanya. 

Dalih orang tuanya untuk membiayai sekolah Fidya hingga ke perguruan tingggi.

“Tapi apa buktinya?” ucap Fidya Kamalinda.

Sejak SMP hingga SMA, Fidya Kamalinda mengklaim mendapatkan beasiswa.

Kuliah pun, ia membiayai sendiri dengan bekerja, jualan online. Hingga usianya menginjak 21 tahun, Fidya memilih  kabur dari rumahnya.

 

 

Sumber: Tribun Jakarta

Merangkum Semua Peristiwa