Orang Tua Harus Waspada, Marak Kasus Penculikan Hingga Sindikat Penjualan Anak Lewat Media Sosial

Orang Tua Harus Waspada, Marak Kasus Penculikan Hingga Sindikat Penjualan Anak Lewat Media Sosial

Untuk meredam keresahan warga dan para orang tua siswa, pihak SDN 1 Burikan melakukan langkah antisipasi. Yakni pihak sekolah setempat memperketat pengawasan para siswa saat jam pulang sekolah.

Selain itu, Ariyani pun meminta semua orang tua untuk menjemput anak anak mereka saat pulang sekolah secara langsung.

“Hari Sabtu itu saya langsung buat pengumuman di grup wali murid, untuk sementara anak-anak yang biasanya jalan kaki supaya dijemput dulu,” ucap Ariyani.

Rasa kekhawatiran pihak orang tua murid juga dialami Indah Susanti. Meski tidak bersekolah di SDN 1 Burikan, namun juga berimbas ke sekolah dimana anak Indah menuntut ilmu.

Santi sapaan akrabnya mengaku, isu dugaan penculikan siswa di SDN 1 Burikan juga terdampak di lingkungan sekolah anaknya yakni di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Manar Kudus.

“Di sejumlah grup wali murid di sekolah putri saya, juga diimbau untuk waspada terhadap keselamatan para siswa sepulang sekolah. Hal ini buntut isu yang terjadi di SDN 1 Burikan, ” terang Santi yang juga bekerja sebagai wartawati surat kabar lokal di Kudus.

Terpisah, santernya kabar dugaan penculikan anak juga sempat didengar oleh Kepala Desa Rendeng, Mohammad Yusuf. Ia mengaku memperoleh laporan dari warganya yang anaknya bersekolah di SD 1 Burikan.

Ia mendengarkan keluhan dan cerita para ibu di grup-grup WhatsApp yang ramai membicarakan dugaan percobaan penculikan tersebut.

“Saya hanya menginstruksikan kepada warga agar anggota keluarga menjemput anaknya sendiri saat pulang sekolah. Jangan biarkan anak-anak berangkat dan pulang sekolah sendirian dulu sampai situasinya benar-benar aman,” terang Yusuf.

Sementara itu, Kapolsek Kudus Kota, AKP Subkhan yang dikonfirmasi pun menegaskan bahwa hingga kini pihak kepolisian masih mendalami dan menyelidiki kebenaran laporan tersebut.

“Terkait adanya isu tentang dugaan penculikan anak di wilayah Kota Kudus, kami masih melakukan pendalaman dan penyelidikan lebih lanjut. Tim kami juga sudah kami turunkan,” ungkap AKP Subkhan.

Subkhan menyebut bahwa hingga saat ini belum ada bukti bukti yang menguatkan adanya kejadian tersebut benar-benar merupakan upaya penculikan.

“Fakta tentang penculikan itu kan juga belum terbukti benar adanya. Sehingga masih sebatas asumsi, dan asumsi itu belum bisa dipertanggungjawabkan,” terang Subkhan.

Namun Subkhan tetap melakukan langkah preventif untuk mengantisipasi keresahan masyarakat.

“Karena isu ini sudah beredar luas dan menimbulkan kekhawatiran, kami dari jajaran kepolisian sudah mengambil langkah-langkah pencegahan,” tegasnya.

Tak hanya itu, pihak Polsek dan Koramil Kudus Kota telah mengerahkan aparat Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk memberikan pendampingan ke sekolah-sekolah, terutama saat jam-jam pulang.

AKP Subkhan juga mengimbau masyarakat dan pihak sekolah, untuk tidak mudah menyebarkan informasi yang belum terverifikasi kebenarannya.

“Kami berharap informasi seperti ini tidak berkembang menjadi seolah-olah sudah fakta kejadian. Isu semacam ini seringkali membesar padahal belum terbukti,” pinta Subkhan.

Pihak Polsek Kudus Kota juga sudah menemui pihak guru SDN 1 Burikan. Selain itu, juga memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi. Hanya saja polisi belum menemukan indikasi kuat adanya tindak pidana penculikan.

“Dari penyelidikan tim kami di lapangan, setelah bertemu pihak sekolah dan mempelajari CCTV di sekitar TKP, kami belum bisa menyimpulkan bahwa itu adalah tindak pidana penculikan,” tegasnya.