Optimalisasi Pos Timbang di 3 Wilayah untuk Urai Kemacetan Ekstrem Pelabuhan Ketapang Surabaya 1 Agustus 2025

Optimalisasi Pos Timbang di 3 Wilayah untuk Urai Kemacetan Ekstrem Pelabuhan Ketapang
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        1 Agustus 2025

Optimalisasi Pos Timbang di 3 Wilayah untuk Urai Kemacetan Ekstrem Pelabuhan Ketapang
Tim Redaksi
BANYUWANGI, KOMPAS.com
– Kemacetan ekstrem yang kembali melanda Pelabuhan Ketapang mendorong pihak terkait segera menyiapkan solusi, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, menjelaskan bahwa salah satu
solusi jangka pendek
yang akan diterapkan adalah
optimalisasi pos timbang
di wilayah Pasuruan, Probolinggo dan Situbondo.
“Nanti dari pos timbang, akan dipasang stiker warna hijau dan merah,” ungkapnya pada Jumat (1/8/2025).
Dengan adanya stiker tersebut, petugas di Pelabuhan Ketapang dapat dengan cepat melakukan pemilahan kendaraan untuk diarahkan masuk ke pelabuhan atau ke buffer zone.
Kendaraan sumbu dua dengan berat di bawah 35 ton akan dipasangi stiker berwarna hijau dan akan langsung diarahkan masuk ke pelabuhan untuk dimuat di Dermaga MB satu hingga empat.
“Untuk kendaraan dengan kapasitas 35 ton akan ditempel stiker merah dan diarahkan ke buffer zone,” tuturnya.
Selain itu, Kapolresta juga mengungkapkan bahwa kapasitas Dermaga MB empat di Pelabuhan Ketapang akan ditingkatkan menjadi 60 ton sesuai dengan rencana pembangunan.
Juga, akan dilakukan uji kelayakan untuk menentukan batas minimum tonase yang bisa masuk ke MB empat.
Untuk solusi jangka panjang, rencananya akan dibangun jembatan penghubung antara Dermaga Bulusan dengan Dermaga LCM.
Rama menambahkan bahwa pihaknya akan memaksimalkan pengerahan sumber daya manusia (SDM) Polri untuk pengamanan selama terjadinya kemacetan dengan melakukan penguraian dan pemantauan.
Rama juga menyoroti kondisi jalan yang sempit di wilayah Kecamatan Wongsorejo, yang sering dimanfaatkan sopir untuk mendahului.
“Jalur sempit, driver ngeblong menyebabkan stuck dan crowded. Mari kita sama-sama tertib dan ikuti arahan petugas,” ajaknya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.