Jakarta, CNN Indonesia —
Partai oposisi Korea Selatan, Partai Demokratik (DP), mengatakan mereka bakal segera mempersiapkan langkah memakzulkan Perdana Menteri Han Duck Soo yang kini menjadi presiden sementara Negeri Ginseng.
Pada Selasa (24/12), salah satu anggota DP, Park Chan Dae, mengatakan langkah ini diambil karena Han menolak meninjau dua rancangan undang-undang yang menyerukan penyelidikan penerapan darurat militer oleh Presiden Yoon Suk Yeol yang telah dimakzulkan parlemen.
Han juga menolak meninjau UU penyelidikan soal dugaan korupsi yang melibatkan istri Yoon sekaligus Ibu Negara Korsel, Kim Keon Hee, pada rapat parlemen yang digelar hari ini.
“Kami akan segera memulai proses pemakzulan terhadap pejabat presiden dan Perdana Menteri Han Duck Soo,” kata Park dilansir kantor berita Korsel, Yonhap.
“Tidak ada cara lain untuk menafsirkan ini selain (sebagai taktik) untuk mengulur waktu dan memperpanjang pemberontakan,” lanjut Park.
Pada rapat tersebut, DP telah mendesak Han untuk segera mengesahkan RUU yang mengizinkan penyelidikan terhadap Presiden Yoon dan istrinya imbas sejumlah skandal yang mereka lakukan. Namun, Han malah mengabaikan desakan tersebut.
Park menilai tindakan yang dilakukan Han ini sebagai cara untuk melindungi Presiden Yoon dan istrinya dari jeratan hukum.
“Bagaimana mungkin penyelidikan atas pemberontakan bisa dikompromikan? Perkataan Han tidak dapat diartikan sebagai apa pun selain upayanya untuk menunda masalah dan mempertahankan (kondisi) pemberontakan,” kata Park dilansir The Strait Times.
Hingga saat ini, DP belum menetapkan waktu pasti kapan mereka bakal melakukan pemakzulan terhadap Han.
Han sendiri resmi menjabat sebagai presiden sementara usai parlemen Korsel resmi memakzulkan Yoon dari jabatannya pada 14 Desember lalu.
Sebagai presiden sementara, Han bertugas untuk menjalankan pemerintahan hingga Presiden Yoon benar-benar lengser dari jabatannya.
Sebab, Yoon baru akan lengser dari jabatannya sebagai Presiden Korsel usai Mahkamah Konstitusi menyetujui pemakzulan yang dilakukan oleh parlemen.
(gas/rds)
[Gambas:Video CNN]