Okupansi Hotel Merosot, Pramono: Kami Sekuat Tenaga Menahan agar Tidak Terus Menurun Megapolitan 28 Mei 2025

Okupansi Hotel Merosot, Pramono: Kami Sekuat Tenaga Menahan agar Tidak Terus Menurun
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Mei 2025

Okupansi Hotel Merosot, Pramono: Kami Sekuat Tenaga Menahan agar Tidak Terus Menurun
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Gubernur Jakarta
Pramono Anung
menanggapi kekhawatiran Perhimpunan
Hotel
dan Restoran Indonesia (
PHRI
) mengenai penurunan tingkat hunian
hotel
di Ibu Kota yang berpotensi memicu pemutusan hubungan kerja (
PHK
) massal.
Pramono menyampaikan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta terus berupaya menahan laju penurunan tersebut dengan menggiatkan berbagai kegiatan yang dapat menarik pengunjung dari luar Jakarta.
“Ya ini sudah menjadi hal yang diketahui dan kami di Jakarta dengan sekuat tenaga untuk menahan supaya tingkat hunianya itu tidak terus-menerus turun,” ungkap Pramono saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (28/5/2025).
Ia menilai, sampai saat ini tingkat okupansi hotel di Jakarta masih relatif terjaga jika dibandingkan dengan daerah lain.
Salah satu strategi yang dilakukan Pramono adalah menggelar berbagai acara rutin, mulai dari festival musik, kegiatan olahraga, hingga ajang lari maraton yang terbukti memberi dampak positif bagi hotel di Jakarta
“Contohnya festival musik, olahraga, maraton, setiap hari ada. Dan itu memberikan dampak yang sangat positif bagi UMKM dan sekaligus bagi hotel,” ungkap Pramono.
Pramono mencontohkan terkait salah satu acara musik yang baru saja digelar selama tiga hari di Kemayoran yang dihadiri sekitar 60 ribu penonton.
Diperkirakan 40 persen di antaranya merupakan pengunjung dari luar Jakarta yang tentunya membutuhkan tempat menginap.
“Termasuk bulan Juni ini kan ada tiga acara lari, mulai dari
half
marathon, Jakarta International Marathon, dan satu lagi saya lupa. Itu intinya supaya aktivitas tetap tinggi, hotel-hotel tetap laku,” imbuh Pramono.
Sebelumnya, sebanyak 70 persen pelaku usaha hotel menyatakan kemungkinan akan memangkas jumlah karyawan dalam waktu dekat apabila tidak ada langkah konkret dari pemerintah untuk menyelamatkan sektor ini.
Survei yang dilakukan Badan Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Khusus Jakarta (BPD PHRI DK Jakarta) pada April 2025 mencatat, mayoritas pelaku usaha memprediksi akan mengurangi tenaga kerja antara 10 persen hingga 30 persen.
Bahkan, 90 persen responden telah melakukan pengurangan terhadap pekerja harian (
daily worker
), sedangkan 36,7 persen lainnya memangkas staf tetap.
Ketua BPD PHRI DKI Jakarta Sutrisno Iwantono mengungkapkan bahwa industri ini tengah menghadapi tekanan berat dari berbagai sisi.
Tingkat hunian hotel mengalami penurunan, sedangkan biaya operasional meningkat tajam dan membebani kelangsungan usaha.
Berdasarkan survei yang sama, 96,7 persen hotel di Jakarta mengalami penurunan tingkat hunian pada triwulan pertama 2025.
Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh kebijakan pengetatan anggaran pemerintah, yang mana segmen pasar pemerintahan selama ini menjadi penyumbang utama okupansi.
Segmen pasar pemerintahan kini menyusut drastis. Tercatat, 66,7 persen pelaku usaha menyebut penurunan terbesar berasal dari segmen ini.
Sementara itu, kontribusi wisatawan mancanegara terhadap kunjungan ke Jakarta masih sangat minim. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, dari 2019 hingga 2023, rata-rata kunjungan wisman hanya mencapai 1,98 persen per tahun dibandingkan wisatawan domestik.
Ketimpangan ini mencerminkan belum efektifnya strategi promosi pariwisata untuk menjangkau pasar internasional.
“Ketidakseimbangan struktur pasar menunjukkan perlunya pembenahan strategi promosi dan kebijakan pariwisata yang lebih efektif untuk menjangkau pasar internasional,” ujar Sutrisno Iwantono
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.