Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Oknum TNI AL Ngaku Dikeroyok sebelum Tembak Bos Rental, Pangkoarmada RI: Kill or To Be Killed – Halaman all

Oknum TNI AL Ngaku Dikeroyok sebelum Tembak Bos Rental, Pangkoarmada RI: Kill or To Be Killed – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Pangkoarmada RI, Laksdya TNI Denih Hendrata, mengungkap pemicu anggota TNI AL nekat menembak bos rental, Ilyas Abdurrahman (48), hingga tewas di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak, Banten, Kamis (2/1/2025).

Diketahui, terdapat tiga anggota TNI AL yang terlibat dalam aksi penembakan terhadap Ilyas.

Ketiga anggota TNI AL itu adalah Sertu AA, Sertu RH, dan KLK (Kepala Kelasi) BA.

Berdasarkan pemeriksaan sementara, Denih menyebutkan ketiga oknum TNI AL tersebut mengaku dikeroyok di TKP penembakan.

“Mereka mengalami pengeroyokan oleh sekitar 15 orang tak dikenal, di Rest Area KM 45 Tol Merak-Tangerang,” ujar kata Denih dalam konferensi pers, Senin (6/1/2025), dikutip Tribunnews.com dari YouTube KOMPASTV.

Denih lantas mengakui, ada satu anggota TNI AL yang menembak Ilyas.

Penembakan itu diketahui juga melukai rekan Ilyas, Ramli.

“Dalam insiden tersebut, diakui bahwa salah satu anggota melakukan tindakan penembakan.”

“Setelah diketahui kemudian, mengakibatkan korban satu orang meninggal dunia dan satu orang luka-luka,” jelas Denih.

Adapun terkait adanya dugaan pengeroyokan, Denih mengatakan penggunaan senjata api oleh oknum TNI AL ini diduga sebagai langkah membela diri.

“Tapi sebetulnya karena pengeroyokan juga kan tidak berpikir risiko kalau orang yang akan dikeroyok itu mati,” ucapnya

“Jadi kembali lagi, apalagi mungkin karena tentara juga sudah dilatih bagaimana faktor kecepatan, insting segala macam, kita sering dengar ada (istilah) ‘Kill or To Be Killed’ (membunuh atau dibunuh),” tambahnya.

Lebih lanjut, Denih menjelaskan kepemilikan senjata api milik pelaku penembakan telah sesuai standar operasional prosedur (SOP).

Sebab, pelaku diketahui bertugas sebagai seorang ajudan.

“Senjata itu, senjata inventaris yang melekat karena jabatan dari AA itu adalah ADC, ADC kan ajudan,” sebut Denih.

“Sehingga ketika dia dapat tugas, itu sudah SOP senjata itu melekat,” sambungnya.

Meski demikian, Denih memastikan pihaknya akan tetap melakukan evaluasi terkait penggunaan senjata api oleh anggotanya.

“Kita akan evaluasi. Tapi penggunaan senjata yang melekat itu adalah untuk pengamanan diri dan siapa yang menjadi tanggung jawab pengamanan atasannya itu.”

“Karena kalau misalkan terjadi suatu terhadap atasannya, maka orang yang pertama melekat itulah yang mengamankan. Kita bicara masalah SOP tadi,” paparnya.

“Nah kalau seandainya dihadapkan pada pengeroyokan, berarti kan sebetulnya, kan sama-sama enggak tahu siapa yang akan mati.”

“Kita saja kalau misalkan terdesak dikeroyok pasti akan mencari, akan bela diri. Akan mencari suatu benda yang mungkin bisa untuk membela diri, mengamankan,”

“Nanti kita akan evaluasi bagaimana ke depan untuk penggunaan senjata api ini,” imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, insiden penembakan ini berawal dari adanya kecurigaan korban, mobil rentalnya digelapkan oleh seorang penyewa berinisial AS yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka.

AS kemudian menjual mobil hasil penggelapan itu kepada oknum TNI AL.

Terkait tudingan oknum TNI AL membekingi aksi komplotan penggelapan mobil, Denih membantahnya.

Ia mengatakan anggotanya yang terlibat dalam kasus penembakan bos rental ini murni sebagai pembeli.

“Sementara ini, kita melihatnya ini murni sebagai pembeli karena ingin memiliki sebagai kendaraan untuk pribadi,” terang Denih.

Bahkan, sebut Denih, anggotanya sempat membatalkan pembelian mobil tersebut karena pelaku tidak dapat menunjukkan dokumen kendaraan yang hendak dijual tersebut.

“Awal pembelian itu kan dari online seharga Rp135 juta, karena si penjual tidak bisa memberikan STNK dan BPKB maka perjanjian sebetulnya sudah mau di-cancel,” jelasnya.

Namun karena ada bujuk rayu pelaku, mobil tersebut tetap terjual seharga Rp40 juta.

Kronologi Penembakan Bos Rental Mobil

Insiden penembakan terhadap Ilyas Abdurrahman bermula saat korban bersama timnya melacak mobil Honda Brio yang disewa tersangka AS, dan diduga akan digelapkan.

Anak korban, Agam Muhammad Nasrudin, mengungkapkan AS telah mencopot dua dari tiga perangkat GPS yang terpasang di kendaraan tersebut. 

“Jadi kronologinya, si Ajat (tersangka AS) ini sewa Brio tiga hari, dari tanggal 31 Desember-2 Januari. Nah, waktu hari pertama (1 Januari 2025), kami cek GPS-nya, ternyata ada dua GPS yang sudah dipotong di daerah Pandeglang, sehingga sisa satu GPS,” ungkap Agam saat ditemui, Jumat (3/1/2025).

Setelah mengetahui keberadaan kendaraan melalui GPS terakhir, Ilyas bersama Agam dan tim mengejar mobil tersebut.

Saat berusaha menghentikan kendaraan di pertigaan Saketi, pelaku yang berada di dalam mobil mengeluarkan senjata api dan mengaku sebagai anggota TNI AU.

Adapun diketahui kemudian bahwa oknum TNI tersebut bukan dari AU melainkan AL.

“Tiba-tiba orang di dalam mobil mengeluarkan senjata api dan bilang, ‘Siapa lo, saya dari anggota TNI AU nih, awas enggak lo,’ sambil nodong senjata,” ujar Agam.

Situasi semakin kacau saat mobil lain, Daihatsu Sigra hitam, menabrakkan kendaraannya ke tim Makmur Jaya.

Kedua mobil pelaku kemudian melarikan diri, sementara Ilyas dan tim melanjutkan pengejaran hingga ke kawasan Anyer.

“Kami inisiatif ke Polsek terdekat untuk minta pendampingan karena tahu dia bawa senpi. Tapi Polsek menolak mendampingi setelah konfirmasi ke Kapolsek,” papar Agam.

Pengejaran berlanjut hingga rest area Balaraja, tempat mobil Brio berhenti di depan sebuah minimarket. Ilyas bersama tim mencoba mengadang pelaku, tetapi situasi berubah menjadi bentrokan senjata.

“Terjadi tembakan kurang lebih empat sampai lima kali. Saya kabur mencari perlindungan, tetapi ketika kembali, saya mendapati ayah saya sudah terkena tembakan,” jelasnya.

Ilyas mengalami luka tembak di dada dan tangan. Meski sempat dilarikan ke RSUD Balaraja, nyawanya tidak dapat diselamatkan.

Insiden penembakan oleh seorang oknum TNI AL ini juga mengakibatkan satu anggota tim rental lainnya yakni R (59) dengan luka tembak serius.

(Tribunnews.com/Nina Yuniar) (Kompas.com/Intan Afrida Rafni/Irfan Maullana)