Oknum Polisi Pemalang Tipu Rp1,4 Miliar dengan Janji Masuk Kepolisian, Korban Malah jadi Tukang Sapu
TRIBUNJATENG.COM- Seorang pria paruh baya menjadi korban penipuan anggota polres Pemalang yang menjanjikan anaknya bisa menjadi polisi.
Awalnya, pria tersebut memberi pelaku yang diketahui anggota polisi sebesar 300 juta dan sertifikat tanah, namun pelaku sempat menolak.
“Sempat mau ngasih uang dan sertifikat tanah, tapi ditolak. Karena kalau ngasih Rp200 atau Rp300 juta anak bapak itu tidak diterima” ujar pria yang diduga pelapor melalui sambungan telpon.
Akhirnya korban tersebut memberikan uang kepada oknum polisi tersebut dengan total Rp1,4 miliar.
“Total penipuan si oknum polisi itu 900 juta bukan?” ujar pria yang mengaku sebagai pengacara korban.
“Iya, Kayaknya hampir Rp1,4 Miliar” jawab pelapor.
Diketahui total uang Rp1,4 Miliar diberikan kepada Kapolda Semarang Rp500 juta, kemudian polres pemalang 400 juta, dan masih banyak lagi.
“Rp1,4 miliar itu mencakup kapolda semarang 500 juta, kemudian polres pemalang 400 juta, tapi ATM dan buku rekening ludes diminta pelaku” kata pelapor.
“Pelaku pangkatnya Briptu dan sekarang masih aktif” ungkap pelapor.
Selain itu pilunya, anak korban bukannya jadi anggota polisi tapi jadi tukang sapu di Kapolres Pemalang bergaji Rp600 ribu/bulan.
“Kata kapolresnya, karena korban menyerahkan sertifikat tanah berupa tanah rel anak ini kerja di kapolres jadi tukang sapu-sapu bergaji 600 ribu/bulan” sahut pelapor.
“Kan masuk polisi ga ada yang bayar, harus diproses itu” kata pengacara.
Selain itu kasus penipuan berkedok dijanjikan masuk anggota polisi juga menimpa selebgram asal Makassar.
Gonzalo Algazali, seorang pemuda kaya asal Makassar, menjadi korban penipuan dengan kerugian hingga Rp 4,9 miliar.
Penipuan tersebut dilakukan oleh seorang wanita berinisial AFR yang menjanjikan Gonzalo bisa lolos seleksi Akademi Kepolisian (Akpol) melalui jalur khusus. AFR mengaku memiliki koneksi dengan pejabat dan politisi terkenal, bahkan sempat menjanjikan pertemuan langsung dengan Kapolri.
AFR meminta uang secara bertahap, dimulai dengan Rp 1 miliar yang kemudian terus meningkat hingga mencapai Rp 4,9 miliar. Namun, setelah uang tersebut diberikan, Gonzalo tetap tidak lolos seleksi Akpol.
Kasus ini telah dilaporkan oleh keluarga Gonzalo ke pihak berwajib, dan AFR saat ini sedang dalam proses hukum.
Untuk mengelabuhi korban, AFR mengaku mengenal sejumlah jenderal di kepolisian dan juga anggota Komisi III DPR RI, sehingga menawarkan akan membantu Gonzalo lolos seleksi.
“Dia mengaku mengenal (pejabat) sejumlah instansi dan (bapak Ahmad Sahroni) juga dia sebut. Bapak itu yang akan bantu anak saya, dan dia minta uang bertubi-tubi,” kata ibu korban, Citra Insani di akun Instagramnya.
Nenek korban, Rosdiana mengatakan kasus ini bermula ketika korban, Gonzalo hendak mendaftar seleksi penerimaan taruna Akpol 2024 lalu. Kemudian bertemu dengan pelaku yang mengaku dapat membantu anak korban untuk dapat lolos seleksi taruna Akpol.
“Dia bilang bisa membantu Gonzalo masuk Akpol, dia tawarkan jasanya. Tindakan Andi Fatmasari sangat merugikan keluarga kami dengan total kerugian mencapai Rp4,9 miliar, termasuk emas batangan,” kata Rosdiana kepada wartawan, Rabu lalu.
Pelaku meminta uang kepada keluarga Gonzalo.
“(Kerugian) Rp4,9 miliar, diambil secara bertahap. Diambil dulu Rp1,5 miliar baru menyusul lagi, Rp1,5 itu transfer, katanya dia mau kasih pengurus untuk dok pol, irwasda karena banyak saingan,” jelasnya.
Bukan hanya itu, untuk meyakinkan pihak keluarga korban, pelaku sempat membawa Gonzalo ke Jakarta dengan alasan untuk bertemu dan makan malam bersama Kapolri. Kemudian pelaku membawa korban lagi ke Semarang agar terlihat aksi pelaku tersebut benar-benar mengurus korban untuk lolos seleksi taruna Akpol.
“Tidak lolos malah di bawa ke Semarang kurang lebih satu bulan. Gonzalo minta pulang ini, karena ada temannya yang lulus dan memberikan info kelulusan, katanya ‘kau di mana Gonzalo tidak ada namamu’,” tutur Rosdiana.