Liputan6.com, Jakarta – Kamu yang tumbuh remaja hingga dewasa di tahun 2000-an pasti kenal dengan ponsel BlackBerry. Sebelum eranya iPhone atau Android, BlackBerry selalu di hati.
Bagaimana tidak, ponsel pintar BlackBerry turut menemani hari-hari penggunanya. Ketimbang ponsel lain di zamannya, BlackBerry dulu bisa dipakai untuk chat melalui aplikasi chatting bawaan BlackBerry Messenger (BBM-an).
Khusus untuk sesama pengguna BlackBerry, BBM ini juga memungkinkan pengguna update status. Sesuatu yang kini terasa biasa saja karena semua media sosial dan aplikasi pesan punya fitur ini. Tapi kalau dulu jadi hal yang istimewa.
BlackBerry booming di awal tahun 2000-an. Kesuksesannya terbukti dari pangsa pasar hampir 50 persen di Amerika Serikat dan 20 persen secara global. Namun, waktu mengubah segalanya.
Tombol keyboard qwerty BlackBerry alias BB yang nyaman untuk mengetik berbagai hal pun harus kalah dengan touchscreen alias layar sentuh yang diperkenalkan iPhone dan Android. Akhirnya, BlackBerry harus menyerah total tahun 2022.
Uniknya, baru-baru ini The New York Times membuat artikel tentang berbagai hal (dan benda) yang pernah terkenal bagi generasi milenial, dan kini mulai dikenal lagi. Salah satunya, tentunya ada BlackBerry.
Blackberry disuntik mati oleh perusahaannya sendiri. Sebelum iPhone dan Android mendominasi, Blackberry pernah jadi raja smartphone dengan beragam layanan dan fitur. Begini perjalanan Blackberry di Indonesia.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/657496/original/bb9900.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)