NGO: World Bank

  • Digempur Israel Setahun Lebih, Bangun Gaza Butuh Dana Satu Triliun Rupiah

    Digempur Israel Setahun Lebih, Bangun Gaza Butuh Dana Satu Triliun Rupiah

    PIKIRAN RAKYAT – PBB, Uni Eropa, dan Bank Dunia mengumumkan bahwa membangun Gaza kembali membutuhkan dana lebih dari $50 juta. Hal ini disampaikan pada hari Selasa, 19 Februari 2025.

    Rinciannya yaitu $29,9 juta untuk pembangunan infrastruktur, dan $19,1 juta untuk membangun sektor pelayanan masyarakat seperti kesehatan, pendidikan, dan perdagangan.

    Pembangunan kembali ini membutuhkan waktu 10 tahun. Tiga tahun pertama pembangunan dibutuhkan dana sebesar $20 juta.

    Israel menggempur Gaza sebagai balasan serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023. Serangan ini menewaskan1.200 orang. Selain itu lebih dari 250 orang warga sipil Israel disandera.

    Gaza saat ini porak poranda akibat digempur Israel selama 15 bulan. Sebanyak 48.000 warga sipil Palestina tewas. Selain itu, 292.000 rumah hancur.

    Saat ini, negara Zionis ini menghentikan serangan. Sebabnya, sedang dalam perjanjian gencatan senjata. Dalam perjanjian ini, ada juga kesepakatan pemulangan sandera yang telah dilaksanakan kedua pihak.

    Namun, Hamas menyebut Israel melanggar kesepakatan tersebut. Organisasi garis keras perjuangan Palestina ini meminta komunitas internasional untuk menekan Israel agar mematuhinya.

    Sementara itu, Hamas dan Israel dikabarkan akan melanjutkan tahap kedua gencatan senjata. Pembicaraan ini semula dijadwalkan tanggal 4 Februari 2025. Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar menyebut pembicaraan ini akan diselenggarakan pekan ini. Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir akan menjadi mediator.

    Trump Akan Membeli Gaza?

    Sementara itu, beberapa waktu lalu, publik internasional dihebohkan oleh pernyataan Donald Trump. Presiden Amerika Serikat ini akan membeli wilayah tersebut.

    Ia menyebut akan membangunnya kembali. Trump pun mengajak negara lain untuk berkontribusi. Wilayah ini dinamakan Riviera Timur Tengah. Sedangkan warga Palestina akan direlokasi ke tempat yang indah dan nyaman.

    Pernyataan Trump tersebut dikecam oleh komunitas internasional, termasuk juga Indonesia. Negara-negara Arab, yang juga menolaknya, mengadakan pertemuan untuk membuat rencana tandingan terhadap masa depan Gaza.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Bertemu IMF & Bank Dunia, Airlangga Bawa Kabar Baik Soal JETP

    Bertemu IMF & Bank Dunia, Airlangga Bawa Kabar Baik Soal JETP

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pendanaan untuk energi terbarukan, seperti Just Energy Transition Partnership (JET-P) tetap berlanjut ke negera seperti Indonesia. Komitmen JET-P diluncurkan di sela-sela KTT G20 di Bali, Indonesia, 16 November 2022 lalu.

    “Kita tahu bahwa Trump 2.0 mencabut investasi ini, tapi saya telah bertemu dengan IMF dan Bank Dunia, mereka masih berkomitmen untuk melakukan ini. Jadi JET-P dan ASEC (Asian Zero Emission Community) mereka masih melakukan ini ,” kata Airlangga, di Indonesia Economic Summit, Selasa (18/2/2025).

    Menurut Airlangga pembiayaan ini masih bisa terus dilakukan, melalui proyek pembangkit listrik panas bumi di Muara Laboh, Sumatera Barat dan juga proyek Waste to Energy di Langkawai dan lainnya.

    “Saya kira kita akan terus maju untuk JET-P ini, serta untuk ASEC yang didukung oleh pemerintah Jepang,” katanya.

    JETP merupakan kemitraan pemerintah Indonesia dengan International Partners Group (IPG) untuk pembiayaan transisi energi di Indonesia. Dimana IPG yang tergabung dalam pemerintah Jepang, Amerika Serikat, serta serta negara lain di Uni Eropa, hingga Inggris berkomitmen memberikan pendanaan transisi energi mencapai US$ 20 miliar di Indonesia.

    (emy/mij)

  • Tidak Akan Ada Baterai Tanpa Sumber Daya Indonesia

    Tidak Akan Ada Baterai Tanpa Sumber Daya Indonesia

    Jakarta

    Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bicara tentang potensi besar Indonesia sebagai pemain besar di industri kendaraan listrik. Dalam hal ini, Indonesia punya sumber daya bahan baku baterai listrik yang melimpah.

    Airlangga mengatakan, Indonesia masuk ke dalam negara yang punya daya saing tinggi karena ekosistem kendaraan listrik melalui industri baterai ini. Menurutnya, baterai tidak hanya dibutuhkan untuk kendaraan listrik, tetapi juga untuk energi terbarukan.

    Baterai sendiri diperlukan untuk tempat penyimpanan energi tersebut, apalagi mengingat energi terbarukan terbilang tidak tersedia secara terus-menerus. Hal ini menurutnya membuat baterai menjadi faktor kunci dari ketersediaan energi terbarukan.

    “Kita harus yakin bahwa tidak akan ada baterai tanpa sumber daya Indonesia. Jadi dunia membutuhkan Indonesia,” kata Airlangga, dalam sambutannya di acara Indonesia Economic Summit by IBC di Shangri-La Hotel Jakarta, Selasa (18/2/2025).

    Airlangga mengatakan, Indonesia sendiri bukan hanya kuat dari sisi nikel, tetapi juga dalam produksi produk berbasis lithium. Impor lithium dilakukan dari Australia dan Democratic Republic of Congo (DRC) atau Kongo, sedangkan Ri melakukan perakitan dan manufakturnya.

    Proses manufaktur ini dilakukan di Morowali, Sulawesi Tengah, dan di teluk Weda, Maluku Utara. Sedangkan untuk produksi anoda, RI menggunakan aspal berbasis karbon hitam.

    “Saat ini kami adalah salah satu yang terbesar di dunia, dengan fasilitas di Kendal, 80.000 ton per tahun, dan akan ditingkatkan. Saya kira, menjelang akhir tahun ini, menjadi sekitar 160.000 ton,” ujarnya.

    Oleh karena itu, Airlangga menekankan, Indonesia masih berkomitmen penuh untuk mendorong terwujudnya transisi energi, selaras dengan peluncuran Just Energy Transition Partnership, (JETPI) di Bali beberapa waktu lalu.

    Meski Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menarik investasi AS dari komitmen transisi energi tersebut, Airlangga tetap yakin pendanaan masih akan tetap berlanjut.

    “Kita tahu bahwa Trump 2.0 menarik kembali investasi ini, tetapi saya telah bertemu dengan IMF (International Monetary Fund) dan Bank Dunia, mereka masih berkomitmen untuk melakukan ini (pendanaan JETPI). Jadi JEPI dan AZEC (Asia Zero Emission Community), mereka masih melakukan ini,” kata dia.

    Tonton juga Video: Momen Jokowi Resmikan Pabrik Baterai Mobil Listrik di Karawang

    (kil/kil)

  • Efesiensi APBN: Menuju Budaya Fiskal yang Berkualitas

    Efesiensi APBN: Menuju Budaya Fiskal yang Berkualitas

    Jakarta

    Adalah tidak lazim bagi seorang presiden mendatangi Kementerian Keuangan untuk memantau kegiatan tutup buku APBN pada akhir tahun 2024. Seperti yang dikemukakan Sri Mulyani, Presiden Prabowo Subianto menaruh perhatian detail pada realisasi Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN). Kunjungan ini kemudian ditindak lanjuti dengan Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2025 yang memerintahkan penghematan anggaran sebesar minimal Rp 306.6 triliun (8.4% Rencana Belanja Negara tahun 2025). Tindak lanjut instruksi ini diharapkan dapat diselesaikan pada tanggal 14 Februari 2025.

    Kebijakan penghematan patut diapresiasi karena 2 hal. Pertama penulis belum pernah menemukan seorang presiden yang mau “menguliti” rimba angka di belakang APBN. Di banyak negara, presiden cukup memberikan “petunjuk” dan “tahu beres” soal detailnya. Dari kegiatan “menguliti” tadi presiden dan timnya mendapati banyak program yang disemati gelar “konyol” serta menitahkan agar program semacam itu dihapus. Dalam perkembangannya kemudian tidak hanya program yang “konyol”; pemangkasan juga meliputi program lain seperti “cipaka cipiki”, konsumsi rutin, perjalanan dinas, training dan konsultasi. Kedua, dibutuhkan suatu keberanian dan energi besar untuk mengubah arah dari mesin raksasa birokrasi apalagi untuk “berhemat”.

    Pemerintah yang baru memiliki janji politik yang sangat ambisius. Target pertumbuhan ekonomi tahun 2029 sebesar 8% (angka yang terakhir terlihat pada tahun 1996). Tentu memerlukan dukungan “super” dari APBN. Penghematan yang diperoleh akan disalurkan kepada program-program andalan seperti Makanan Begizi Gratis (MBG), Hilirisasi Industri, Swasembada Pangan dan Energi. Semua program tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tentunya pihak swasta dan luar negeri dapat dilibatkan untuk pembiayaan ekonomi ini, tetapi pemerintah harus tetap jadi motornya.

    Kondisi kesehatan fiskal Indonesia saat ini tidak dapat dikatakan prima tetapi juga tidak mengalami penyakit berat. Defisit total (headline deficit) dalam 20 tahun terakhir kecuali era Covid dapat dijaga di bawah 3%, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Namun demikian sejak tahun 2012, APBN sering mengalami primary deficit (penerimaan lebih kecil dari pengeluaran, di luar cicilan utang: pokok dan bunga). Hal ini disebabkan karena belanja pemerintah yang besar terutama untuk infrastruktur dan subsidi. Defisit primer adalah masalah serius yang menunjukkan bahwa pemerintah tidak dapat menutupi kebutuhan operasional sehari-hari sehingga harus berhutang. Keberadaan primary deficit memiliki implikasi tambahan utang pemerintah.

    Rasio utang pemerintah (% Produk Domestik Bruto; PDB) per November 2024 adalah sebesar 39.20%. Rasio ini dapat dikatakan cukup prudent dari standar internasional (rekomendasi Bank Dunia) yang sebesar 60% PDB. Rasio ini harus disikapi secara hati-hati karena lonjakan tiba-tiba dapat terjadi terutama jika memiliki denominasi valas dan kepercayaan investor anjlok secara tiba-tiba. Sekitar 28% utang pemerintah memiliki denominasi valas. Melihat indikator defisit primer fiskal serta utang pemerintah dapat dikatakan ada urgensi bagi penghematan yang sebaiknya dilakukan dalam dosis sedang (moderate).

    Pemerintah memiliki peran kunci bagi pertumbuhan ekonomi melalui fungsi penyediaan barang publik, stabilisasi dan kesejahteraan sosial (Stiglitz, 2000). Dampak langsung (melalui belanja operasional dan modal), porsi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB) berada pada kisaran 10%-15%. Dampak tidak langsung melalui multiplier effect diperkirakan lebih besar lagi. Dampak multiplier terjadi melalui penciptaan nilai ekonomi baru terkait (umumnya) realisasi investasi pemerintah (misalnya jalan dan bendungan). Dime et al (2021) memperkirakan porsi multiplier ini mencapai 12%-28% dari pertumbuhan ekonomi.

    Langkah penghematan (8.4% total belanja) ini belum dapat dikatakan drastis (austerity) hingga dampak terhadap perekonomian mestinya tidak besar. Tujuan pengalihan dana; di atas kertas, merupakan program yang mulia. Kurang gizi (apalagi stunting) hanya pantas terjadi pada negara gagal (atau sedang perang). Demikian pula hilirisasi, banyak anekdot di mana Indonesia mengkonsumsi suatu produk impor yang input pentingnya justru banyak diproduksi di dalam negeri (contoh LNG, gula, garam dan olahan mineral). Urgensi swasembada pangan dan energi tidak perlu dipertanyakan lagi.

    Terdapat beberapa catatan kritis untuk program ini. Pertama perhatian pada aspek teknis. Isu terbesar APBN terletak pada “hutan angkanya” (The Devil is in the details). Perlu ada tim pada level kementerian/lembaga yang dedicated, terlatih dan “ikhlas” membedah angka-angka tersebut untuk memastikan tidak ada “kecolongan”. Kedua pemangkasan harus dilakukan dengan pertimbangan yang komprehensif (serta forward looking). Efisiensi beberapa jenis pos misalnya perawatan jalan, kesehatan dan pendidikan justru menimbulkan kerugian yang jauh lebih besar di masa depan (dibandingkan manfaat penghematannya kini).

    Ketiga, dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dapat dikurangi dengan bauran kebijakan penyeimbang (counter cyle) seperti penurunan policy rate (berkoordinasi dengan Bank Indonesia) dan stimulus fiskal. Keempat, efisiensi harus disertai dengan peningkatan penerimaan utamanya perpajakan. Tulang punggung kebijakan fiskal adalah perpajakan yang optimal yang disertai dengan belanja yang berkualitas (Stiglitz dan Rosengard, 2015). Yang terpenting, Prabowo telah memberikan sinyal kuat bahwa kebijakan efisiensi APBN akan menjadi suatu budaya. Dengan demikian Suri Teladan adalah hal yang mutlak dan ini harus berasal dari RI-1. Javier Milei (Argentina), Joachim Gauck (Jerman) dan John Magufuli (Tanzania) adalah segelintir pimpinan negara yang mampu walk the talk sehingga membawanya sukses melakukan reformasi fiskal.

    Momen efisiensi anggaran dapat dijadikan langkah awal budaya fiskal yang berkualitas (anggaran hemat tetapi efektif). Pemerintah memang telah lama dikenal dan dimodelkan sebagai agen ekonomi yang boros dan tidak efisien. Tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara maju. Niskanen (1971) memandang pemerintah lebih mengutamakan besarnya budget dibandingkan efektivitasnya sehingga terjadi misalokasi dalam sumberdaya. Wolf (1979) menambahkan bahwa inefisiensi tersebut disebabkan tidak adanya “pesaing”. Teori Leviathan dari Brennan dan Buchanan (1980) mengemukakan peran prestise dan privilese politik yang diperoleh dari peningkatan ukuran suatu instansi pemerintah. Afonso et al (2013), Hood dan Dixon (2015) serta Afonso dan Kazemi (2017) adalah beberapa studi empiris utama yang mendukung teori-teori tersebut.

    Literatur di atas menunjukkan akar masalah (root cause) dari inefisiensi anggaran sehingga perlu menjadi perhatian, agar APBN yang efisien dan berkualitas dapat menjadi budaya. Negara adi daya seperti Amerika Serikat saja sampai harus membentuk “Kementerian Efisiensi-DOGE” yang dipimpin taipan teknologi besar dunia: Elon Musk. Bagaimana ceritanya Indonesia masih tenang dengan business as usual?

    Moch. Doddy Ariefianto
    Pengamat Ekonomi
    Dosen Binus University

    (fas/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Deretan Negara yang Pernah Pangkas Anggaran

    Deretan Negara yang Pernah Pangkas Anggaran

    Jakarta: Dalam dunia ekonomi, pemangkasan anggaran sering menjadi solusi cepat bagi negara yang menghadapi defisit dan utang menumpuk.
     
    Namun, kebijakan ini bisa menjadi pedang bermata dua. di satu sisi, membantu memperbaiki kondisi fiskal, tetapi di sisi lain, jika tidak diimbangi dengan strategi yang tepat, dapat memperburuk kondisi ekonomi dan sosial.
     
    Merangkum berbagai sumber seperti IMF, World Bank, dan OECD serta Antara, artikel ini akan membahas mengenai pemangkasan anggaran yang dilakukan berbagai negara.
    Argentina dan pemangkasan anggaran ekstrem
    Argentina saat ini sedang menjadi sorotan dunia dengan kebijakan pemangkasan anggaran besar-besaran oleh Presiden Javier Milei.
     
    Pemotongan subsidi, pengurangan belanja negara, hingga reformasi besar-besaran di sektor publik adalah langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi inflasi yang melonjak dan defisit fiskal yang besar.
     

    Negara lain yang pernah melakukan pemangkasan anggaran
    Argentina bukan satu-satunya negara yang menerapkan kebijakan pemangkasan anggaran drastis.
     
    Beberapa negara lain juga pernah melakukan langkah serupa, tetapi dengan pendekatan yang lebih hati-hati dan berimbang:
     
    Irlandia (2010-an): Setelah krisis keuangan global, Irlandia memangkas belanja negara secara signifikan, tetapi tetap mempertahankan insentif investasi. Hasilnya? Dalam waktu kurang dari lima tahun, ekonominya bangkit dan kembali tumbuh pesat.
     
    Chili (1980-an): Mengadopsi kebijakan ekonomi pasar bebas, Chili berhasil menekan inflasi tanpa mengorbankan kesejahteraan masyarakat secara drastis. Reformasi yang dilakukan mampu menciptakan stabilitas ekonomi jangka panjang.
     
    Swedia (1990-an): Berhasil mengurangi utang negara dengan kombinasi pemangkasan belanja dan reformasi pajak. Yang menarik, Swedia tetap mempertahankan jaring pengaman sosial yang kuat sehingga angka kemiskinan tidak meningkat secara signifikan.
     
    Vietnam dan Kebijakan ??i M?i (1986): Pada tahun 1986, Vietnam meluncurkan reformasi ekonomi yang dikenal sebagai ??i M?i untuk beralih dari ekonomi terpusat ke ekonomi pasar. Langkah ini berhasil mengendalikan inflasi dan menarik investasi asing, menjadikan Vietnam salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di Asia.
     
    Jerman (2000-an): Reformasi Hartz di Jerman, yang dimulai pada awal 2000-an, berfokus pada restrukturisasi pasar tenaga kerja dan pengurangan belanja kesejahteraan. Meskipun awalnya kontroversial, reformasi ini membantu Jerman keluar dari stagnasi ekonomi dan menjadi kekuatan ekonomi utama di Eropa.
     
    Itu lah beberapa negara yang pernah melakukan kebijakan pemangkasan anggaran. Apakah ada lagi negara lainnya?
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Dalam World Gov’t Summit, Prabowo ungkap strategi hemat anggaran

    Dalam World Gov’t Summit, Prabowo ungkap strategi hemat anggaran

    Presiden RI Prabowo Subianto memberikan pidato pada World Governments Summit 2025 melalui tayangan video dari akun YouTube Sekretariat Presiden yang disaksikan di Jakarta, Jumat (14/2/2025). (ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden)

    Dalam World Gov’t Summit, Prabowo ungkap strategi hemat anggaran
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 14 Februari 2025 – 07:03 WIB

    Elshinta.com – Presiden Prabowo Subianto pada Kamis mengungkap strateginya menghemat anggaran kepada negara-negara peserta World Governments Summit di Dubai, Uni Emirat Arab. Dalam pidatonya, Presiden menyebut pemerintahan yang dia pimpin berhasil menghemat Rp327 triliun atau sekitar 20 dolar AS, yang setara dengan 10 persen dari anggaran tahunan. 

    “Dana yang berhasil dihemat ini, semula digunakan untuk membiayai program tanpa strategi yang jelas. Sekarang, uang itu akan digunakan untuk membiayai lebih dari 20 program strategis bernilai miliaran dolar yang akan mengubah negara ini,” kata Prabowo saat berbicara melalui konferensi video dari kediamannya di Hambalang, Jawa Barat, Kamis, pada acara puncak World Governments Summit. 

    Program-program yang disinggung Prabowo itu antara lain investasi untuk hilirisasi nikel, bauksit, tembaga, dan mineral penting lainnya, kemudian pengembangan industri petrokimia yang substansial, dan pembangunan pusat data berbasis kecerdasan buatan (AI). Presiden yakin investasi-investasi itu dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan serta taraf hidup masyarakat. 

    Presiden menambahkan, anggaran yang berhasil dihemat itu juga bakal disalurkan untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan Indonesia.  Prabowo menargetkan Indonesia sebagai negara pengekspor pangan dalam beberapa tahun ke depan.

    “Bersama dengan inisiatif untuk meningkatkan produksi protein, mendukung aquaculture (budidaya berbasis air), dan mengembangkan proyek energi bersih dan terbarukan, dan memanfaatkan sumber daya mineral dan terbarukan kami yang melimpah,” kata Presiden menyebut program-program pemerintah yang akan menerima suntikan dana dari hasil penghematan APBN.

    Oleh karena itu, Prabowo yakin kebijakan penghematan anggaran yang ditetapkan dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja APBN dan APBD 2025 dapat bermanfaat untuk kepentingan  dan kesejahteraan rakyat. World Governments Summit merupakan konferensi tingkat tinggi yang digelar rutin tiap tahun oleh Uni Emirat Arab di Dubai. 

    Dalam forum itu, pemimpin dari berbagai negara berkumpul bersama lembaga-lembaga dunia seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF), para ahli dari berbagai sektor, organisasi masyarakat sipil, industri, dan sektor swasta. 

    Forum itu pertama digelar pada 2013 di Dubai, sedangkan untuk tahun ini, delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

    Sumber : Antara

  • Sri Mulyani Pastikan Gaji PNS Aman, Gak Kena Pangkas!

    Sri Mulyani Pastikan Gaji PNS Aman, Gak Kena Pangkas!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan kebijakan efisiensi anggaran sebesar Rp 8,99 triliun pada tahun ini tidak akan mempengaruhi gaji Pegawai Negari Sipil (PNS) di instansinya. Hal ini ditegaskan oleh mantan pejabat Bank Dunia tersebut dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Kamis (13/2/2025).

    “Belanja gaji tidak dilakukan efisiensi tapi belanja barang dan barang modal dilakukan penelitian sangat tajam untuk efiensi termasuk Perjadin, ATK, seremonial dan peringatan,” ungkap Sri Mulyani dalam Raker dengan Komisi XI DPR RI, Kamis (13/2/2025).

    Dia juga memastikan bahwa efisiensi anggaran tidak akan menganggu peran penting Kemenkeu, yakni mengumpulkan penerimaan negara.

    “Kemenkeu punya peran penting untuk kumpulkan penerimaan negara sehingga untuk bisa lakukan tugas-tugas penting seperti penerimaan negara, patroli tetap kita dukung, tapi tetap dihitung secara presisi dan efisien,” ungkapnya.

    Sri Mulyani pun menegaskan sistem Kemenkeu saat ini sudah berfungsi untuk mendukung penerimaan seperti Indonesia National Single Window (INSW) dan sistem inti administrasi perpajakan (Coretax), CEISA dan lainnya tidak akan terpengaruh dengan efisiensi anggaran. Namun, dia memastikan jajarannya tetap meneliti anggarannya secara detail dan presisi.

    Belanja yang akan dipangkas Kemenkeu a.l. Alat Tulis Kantor (ATK), seminar, Bimtek-Diklat, acara seremonial, dan perjalanan dinas (Perjadin).

    Dia bahkan mengungkapkan kegiatan seremonial akan dihapuskan. Semua percetakan, souvenir, banner, dan konsumsi rapat dihapuskan. Kemudian, semua Diklat dan Bimtek dilakukan secara online atau luring. Efisiensi seremonial, seminar, dan lainnya mencapai Rp 58,2 miliar, dari sebelumnya Rp 298,5 miliar.

    “Diklat-Bimtek bukan gak ada, tapi daring sehingga biayanya turun,” tegas Sri Mulyani.

    Lalu, perjalanan dinas (Perjadin) akan dibatasi dan belanja barang modal yang tidak urgent dilakukan penundaan. Khusus Perjadin, dia menegaskan hal ini dilakukan hanya untuk kegiatan penting dan tugas negara saja. Anggarannya dipangkas dari semula Rp 1,526 triliun menjadi Rp 708,97 miliar.

    Begitupun dengan belanja layanan jasa dan pemeliharaan gedung serta peralatan mesin, yang tidak prioritas, dilakukan penundaan.

    “Penggunaan peralatan kantor secara sharing, penggunaan BMN juga pakai standar dalam hal ini tidak ada lagi ruang-ruang tersendiri yang bsia digunakan bersama,” ungkap Sri Mulyani.

    (haa/haa)

  • Tak hanya BRICS, Presiden tegaskan keinginan Indonesia gabung OECD

    Tak hanya BRICS, Presiden tegaskan keinginan Indonesia gabung OECD

    Kami berusaha untuk mendengarkan sebanyak yang kami katakan, menjalin kemitraan berdasarkan kepercayaan, dan saling menghormati

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto kembali menegaskan keinginan Indonesia untuk bergabung sebagai anggota penuh OECD dan forum-forum kerja sama ekonomi lainnya.

    Presiden, saat berpidato dalam World Governments Summit 2025, menyebut keinginan itu merupakan upaya Indonesia untuk non-blok dan tidak memihak kelompok mana pun.

    “Pendekatan (non-blok) ini memandu partisipasi Indonesia dalam banyak organisasi internasional. Tidak hanya BRICS, kami juga mengajukan permohonan untuk bergabung menjadi anggota OECD, CPTPP, dan Forum Indo-Pasifik,” kata Presiden Prabowo saat berbicara dalam forum multilateral itu melalui sambungan video conference dari kediamannya di Hambalang, Jawa Barat, Kamis.

    Presiden melanjutkan forum-forum kerja sama itu diyakini mengedepankan semangat untuk berdialog dengan setara, dan menghindari berbagai permusuhan.

    Bagi Presiden, sikap Indonesia itu merupakan cerminan politik bebas aktif Indonesia yang tidak berpihak kepada satu kelompok kuat tertentu, termasuk kelompok-kelompok yang dipimpin oleh Amerika Serikat ataupun China.

    “Kami berusaha untuk mendengarkan sebanyak yang kami katakan, menjalin kemitraan berdasarkan kepercayaan, dan saling menghormati,” ujar Presiden.

    Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo juga menegaskan keinginannya untuk memperkuat peran Indonesia menjaga stabilitas di kawasan, sekaligus menjadi jembatan antara negara-negara maju di belahan utara dunia (Global North) dan negara-negara berkembang di belahan selatan dunia (Global South).

    Demi mewujudkan itu, Presiden menyebut Indonesia harus lebih dulu menjaga stabilitas di dalam negeri.

    “Kami harus mengerjakan pekerjaan rumah kita sendiri. Kemampuan dan pengaruh kami di dunia internasional, termasuk kontribusi kami terhadap stabilitas global terkait dengan kekuatan kami, ketahanan kami sendiri, serta kemajuan ekonomi dan kesejahteraan sosial bangsa dan rakyat kami,” tutur Prabowo.

    Oleh karena itu, Presiden pun menekankan keinginannya mewujudkan Indonesia sebagai negara modern dan maju, mengingat Indonesia memiliki aset-aset dan kekayaan alam yang melimpah.

    World Governments Summit merupakan konferensi tingkat tinggi yang digelar rutin tiap tahun oleh Uni Emirat Arab di Dubai. Dalam forum itu, pemimpin dari berbagai negara berkumpul bersama lembaga-lembaga dunia seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF), para ahli dari berbagai sektor, organisasi masyarakat sipil, industri, dan sektor swasta.

    Forum itu pertama digelar pada 2013 di Dubai. Untuk pertemuan tahun ini, delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Chandra Hamdani Noor
    Copyright © ANTARA 2025

  • Presiden ajak negara-negara bantu Gaza bangkit di World Gov’t Summit

    Presiden ajak negara-negara bantu Gaza bangkit di World Gov’t Summit

    Indonesia mendukung upaya-upaya menuju penyelesaian yang adil dan langgeng, yang berlandaskan kepada solusi dua negara.

    Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto mengajak kembali negara-negara yang menghadiri forum World Governments Summit di Dubai, Uni Emirat Arab, Kamis, untuk membantu Gaza bangkit setelah kota Palestina itu luluh lantak dibombardir oleh militer Israel.

    Prabowo, yang berbicara melalui sambungan video conference (vicon) dari kediamannya, Hambalang, Jawa Barat, menilai gencatan senjata yang saat ini berlaku di Gaza belum cukup untuk menghentikan kekerasan yang dilakukan oleh militer Israel kepada rakyat Palestina.

    “Gaza sudah cukup menderita! Sekarang saatnya membangun kembali rumah-rumah, membuka kembali sekolah-sekolah, dan memulihkan keadaan yang normal,” kata Presiden Prabowo saat berpidato dalam forum World Governments Summit.

    Presiden menekankan kembali bahwa Indonesia tetap berkeyakinan perdamaian abadi di Gaza hanya dapat terwujud jika rakyat Palestina sepenuhnya merdeka, dan solusi dua negara segera disepakati oleh Palestina dan Israel.

    “Indonesia mendukung upaya-upaya menuju penyelesaian yang adil dan langgeng, yang berlandaskan kepada solusi dua negara,” kata Presiden Prabowo.

    Prabowo juga menilai retorika tak cukup untuk mendukung tercapainya tujuan perdamaian di Gaza.

    Presiden memandang perlu ada langkah-langkah konkret yang dilakukan oleh negara-negara dan komunitas internasional untuk memastikan Israel tak menggempur Gaza serta menyiksa rakyat Palestina.

    “Dunia tidak boleh membiarkan siklus kekerasan terus berlanjut. Krisis di Ukraina, Gaza, Kongo Timur, dan wilayah Afrika lainnya mencerminkan stabilitas global yang terkikis. Indonesia berkeyakinan retorika saja tak cukup untuk menghadapi tantangan ini,” ujar Presiden.

    Presiden Prabowo lantas mengingatkan negara-negara peserta World Governments Summit jika krisis itu dibiarkan, perubahan yang tak terkendali akan mengancam stabilitas dunia.

    “Negara-negara, sebesar apa pun ukurannya, harus menjunjung tinggi prinsip-prinsip ini, dan melindungi dunia dari konflik yang tak terkendali, baik di Ukraina, Gaza, maupun krisis yang muncul di Afrika seperti di Kongo,” kata Prabowo.

    World Governments Summit merupakan konferensi tingkat tinggi yang digelar rutin tiap tahun oleh Uni Emirat Arab.

    Dalam forum itu, pemimpin dari berbagai negara berkumpul bersama lembaga-lembaga dunia seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF), para ahli dari berbagai sektor, organisasi masyarakat sipil, industri, dan sektor swasta.

    Forum itu pertama digelar pada tahun 2013 di Dubai.

    Untuk pertemuan tahun ini, delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

    Dalam pertemuan puncak World Governments Summit, Kamis, Presiden Prabowo sempat mengucapkan minta maaf karena tak dapat hadir secara langsung.

    “Saya berharap bisa hadir secara langsung, tetapi jadwal saya tidak memungkinkan. Beberapa jam yang lalu, saya baru saja terpilih untuk 5 tahun ke depan sebagai ketua umum partai politik saya,” kata Presiden merujuk kepada Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Gerindra di Hambalang, Jawa Barat, Kamis.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Dorong Industri Beralih ke Energi Hijau, Kemenperin akan Terbitkan Green Loan – Halaman all

    Dorong Industri Beralih ke Energi Hijau, Kemenperin akan Terbitkan Green Loan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mendorong terciptanya industri lebih bersih, Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong industri untuk beralih ke energi hijau sebagai bentuk upaya penurunan emisi. 

    Satu langkah yang akan dilakukan ialah dengan menerbitkan green loan. 

    Green loan merupakan pinjaman yang digunakan untuk mendanai proyek-proyek ramah lingkungan dan berkelanjutan.

    Kemenperin menilai, Green loan menjadi satu solusi dari akan adanya kebijakan retstriktif mengenai dekarbonisasi.

    Dimana dekarbonisasi pada sektor industri berarti mengutamakan penggunaan teknologi rendah karbon. Langkah tersebut tentu bersinggungan dengan masalah biaya yang akan menjadi tantangan bagi industri. 

    “Bapak-Ibu pasang solar panel contohnya, itu perlu capex, perlu keluar uang lagi. Dua kali biaya jadi konsekuensi logisnya. Satu buat verifikasi, satu implementasi teknologi rendah karbon,” kata Kepala Pusat Industri Hijau BSKJI Kemenperin Apit Pria Nugraha di acara Beyond Zero: Mobilitas untuk Netralitas Karbon di IIMS 2025, JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (13/2/2025).

    Oleh karenanya, Kemenperin berencana untuk menerbitkan green loan. Apit mengatakan, green loan nantinya diterbitkan dengan bunga yang murah, di bawah rate yang ditetapkan oleh perbankan atau lembaga pembiayaan lainnya.

    “Kami sedang membangun namanya ekosistem industri hijau. Green loan ini sebetulnya esensinya adalah kita ingin memobilisasi, menawarkan green funding. Tapi cost of fund-nya itu jauh di bawah conventional rate,” imbuhnya. 

    Saat ini rencana green loan masih dalam tahap penyusunan kriteria yang dapat memperoleh pembiayaan. 

    “Inilah yang sedang kami susun, membangun mekanismenya, bisnis modelnya, supaya uang itu bisa digunakan untuk membiayai dekarbonisasi sektor industri. Jadi Bapak-Ibu mau pasang solar panel, dibayarin dulu pake green loan,” ungkapnya.

    Adapun pinjaman yang difasilitasi akan berasal dari lembaga keuangan internasional seperti World Bank hingga International Monetary Fund (IMF).