NGO: WHO

  • WHO Nyatakan Negara Georgia Bebas Malaria

    WHO Nyatakan Negara Georgia Bebas Malaria

    Jakarta – Negara Georgia dinyatakan bebas malaria oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 23 Januari 2025. Georgia pun resmi menambah daftar negara-negara yang bebas malaria. Saat ini ada 45 negara dan 1 wilayah yang terbebas menurut WHO.

    (/)

  • Ngerinya Polusi di Thailand, 8 Kali Lipat di Atas Batas Aman WHO!

    Ngerinya Polusi di Thailand, 8 Kali Lipat di Atas Batas Aman WHO!

    Jakarta

    Buntut polusi udara, lebih dari 250 sekolah di Bangkok tutup pada Kamis (23/1/2025). Para pejabat setempat juga mendesak setiap orang untuk sementara bekerja dari rumah dan membatasi penggunaan kendaraan.

    Polusi udara musiman telah lama melanda Thailand, seperti banyak negara di kawasan tersebut. Penyebabnya, udara yang lebih dingin dan stagnan berpadu dengan asap dari pembakaran tunggul tanaman, serta polusi dari kendaraan.

    Pada Kamis pagi, ibu kota Thailand menjadi kota paling tercemar keenam di dunia, menurut data IQAir.

    Tingkat polutan PM2,5 yakni partikel mikro penyebab kanker yang cukup kecil untuk memasuki aliran darah melalui paru-paru, mencapai 122 mikrogram per meter kubik, delapan kali lipat dari anjuran aman WHO.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan paparan rata-rata 24 jam tidak boleh lebih dari 15 mikrogram untuk sebagian besar hari dalam setahun.

    Pihak berwenang Bangkok mengatakan awal pekan ini sekolah-sekolah di daerah dengan tingkat PM 2,5 yang tinggi dapat memilih untuk tutup sementara. Pada Kamis pagi, 194 dari 437 sekolah di bawah otoritas Otoritas Metropolitan Bangkok telah ditutup, yang berdampak pada ribuan siswa.

    Angka tersebut merupakan penutupan sekolah tertinggi sejak 2020, terkait polusi udara. Sebanyak 58 sekolah lain dari 156 sekolah di bawah Kantor Pendidikan Dasar, badan pemerintah pusat, juga telah memutuskan untuk tutup pada Kamis.

    Ada beberapa sekolah lain di ibu kota yang berada di bawah otoritas yang berbeda, dan lembaga swasta, tetapi datanya tidak tersedia.

    Anak-anak sangat rentan terhadap dampak polusi udara, tetapi para pembela hak asasi memperingatkan bahwa penutupan sekolah secara tidak proporsional memengaruhi siswa yang paling rentan.

    Pemerintah telah mengumumkan insentif untuk menghentikan pembakaran tunggul tanaman dan bahkan menguji coba metode baru untuk mengatasi polusi udara dengan menyemprotkan air dingin atau es kering ke udara di atas kabut asap.

    Namun, tindakan tersebut sejauh ini hanya berdampak kecil, dan politisi oposisi menuduh Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra, yang saat ini berada di Davos untuk Forum Ekonomi Dunia, gagal menanggapi masalah tersebut dengan serius.

    “Sementara perdana menteri menghirup udara segar di Swiss saat ia mencoba menarik lebih banyak investasi ke Thailand, jutaan orang Thailand menghirup udara yang tercemar ke dalam paru-paru mereka,” tuduh Natthaphong Ruengpanyawut, pemimpin Partai Rakyat, dalam sebuah posting Facebook.

    Aktivis udara bersih telah mendorong undang-undang yang dapat disahkan akhir tahun ini.

    “Anda benar-benar memerlukan undang-undang yang komprehensif mengenai semua dimensi krisis yang berbeda,” kata Guillaume Rachou, direktur eksekutif Save the Children Thailand.

    “Ini sulit, tetapi saya pikir dengan Undang-Undang Udara Bersih, kita akan sampai di sana,” katanya kepada AFP.

    (naf/kna)

  • Ini Negara yang Paling Terdampak Buntut AS Keluar dari Keanggotaan WHO

    Ini Negara yang Paling Terdampak Buntut AS Keluar dari Keanggotaan WHO

    Jakarta

    Afrika disebut menjadi negara paling terdampak dari keluarnya Amerika Serikat terkait keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hal ini disebut membahayakan pembiayaan kesehatan masyarakat.

    Ada kekhawatiran Donald Trump dapat memotong atau menarik dukungan untuk rencana darurat Presiden AS pada bantuan AIDS (PEPFAR), sebuah dana penjangkauan bagi sebagian besar orang Afrika yang hidup dengan HIV/AIDS di benua itu.

    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (Africa CDC) menyebut negaranya perlu ‘memutar otak’ untuk mengamankan pembiayaan terkait.

    “Kami tahu peran yang telah dimainkan WHO di benua itu untuk benar-benar meningkatkan penyediaan program perawatan kesehatan masyarakat di Afrika. Dan ya, pengurangan pendanaan AS pasti akan berpengaruh,” kata Ngashi Ngongo, pejabat senior CDC Afrika, dikutip dari Reuters Jumat (24/1/2025).

    “Namun, sekali lagi, inilah saatnya bagi negara-negara anggota Afrika untuk memikirkan kembali pembiayaan untuk kesehatan masyarakat,” lanjut Ngongo.

    CDC Afrika menyebut dalam dua tahun terakhir telah mendorong sejumlah wilayah untuk secara mandiri mengembangkan pembiayaan kesehatan publik di level lokal, agar tidak mengganggu penanganan penyakit maupun wabah.

    Proses permintaan keluarnya AS dari WHO secara regulasi, baru bisa diresmikan setahun setelah diajukan, yakni Januari 2025. WHO menyesalkan keputusan tersebut, mengingat telah banyak kerja sama dan kontribusi AS sebagai penyumbang terbesar di pendanaan WHO.

    “Kami berharap Amerika Serikat akan mempertimbangkannya kembali,” kata juru bicara badan kesehatan PBB, Tarik Jasarevic.

    AS bergabung dengan WHO pada 1948 setelah resolusi bersama disahkan oleh kedua kamar Kongres, yang mengharuskan negara tersebut memberikan pemberitahuan satu tahun untuk meninggalkan organisasi tersebut.

    (naf/kna)

  • Upaya Uni Eropa Meredam Trump

    Upaya Uni Eropa Meredam Trump

    Davos

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menerapkan sejumlah kebijakan terkait hubungan AS dengan negara lain. Kebijakan Trump itu langsung disikapi oleh Uni Eropa.

    Dilansir Deutsche Welle, Kamis (23/1/2025), Trump memang belum mengumumkan tarif impor apa pun terhadap produk Uni Eropa. Namun selama kampanye, Trump mengancam akan mengenakan tarif baru sebesar 10 hingga 20% pada produk impor dari UE.

    Eropa memang bukan prioritas paling atas pada jam-jam pertama masa jabatan kedua Trump seperti yang juga dicatat di Parlemen Uni Eropa pada hari Selasa (21/1). Akan tetapi, UE juga tengah mempersiapkan strategi untuk menghadapi pemerintahan baru Trump.

    Pada Forum Ekonomi Dunia di Davos di Swiss, Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen berbicara mendukung langkah-langkah pragmatis. Prioritas utama, katanya, ialah membahas kepentingan bersama antara AS dan UE serta bersikap terbuka terhadap negosiasi

    “Kami akan bersikap pragmatis, tetapi kami akan selalu berpegang pada prinsip kami,” ujarnya.

    Pada hari Senin (20/1), Trump mengatakan ingin menyeimbangkan defisit perdagangan dengan UE baik melalui tarif atau melalui ekspor energi yang lebih besar, seperti minyak dan gas alam. Komisaris Perdagangan Maro Efovi menekankan Uni Eropa sudah menjadi importir terbesar gas alam cair dari AS.

    Sekitar 50% gas LNG di UE berasal dari AS. Namun, delegasi dari Slovakia mengatakan mereka siap memperluas kerja sama strategis ini dengan pemerintahan Trump yang baru dan mempertimbangkan kemungkinan negosiasi. Namun, mereka juga siap membela kepentingan sah jika diperlukan.

    Pendekatan ini kemungkinan besar adalah apa yang disebut sebagai ‘strategi ganda’ oleh Ketua Komite Perdagangan Uni Eropa, Bernd Lange. Menurut politisi beraliran Demokrat Sosial itu, UE harus bernegosiasi jika memungkinkan dan mempertahankan diri terhadap serangan jika perlu.

    Dalam wawancara dengan DW, Ketua Komite Urusan Luar Negeri di Parlemen Uni Eropa, David McAllister, menekankan Komisi Uni Eropa lebih siap untuk masa jabatan kedua Trump. Selain itu, mereka berhubungan dengan pemerintahan baru sejak awal dan menjelaskan bahwa penerapan perang tarif akan menimbulkan situasi yang merugikan semua pihak, tegasnya.

    Selain itu, ada kesepakatan luas di antara anggota parlemen bahwa eskalasi konflik perdagangan dengan Trump harus dicegah. Delegasi dari Spanyol, Francisco Jose Milln Mon, menekankan perang dagang tidak akan menguntungkan siapa pun.

    UE juga harus berupaya menjalin hubungan perdagangan dengan AS. Selain itu, Eropa harus bertindak bersama-sama dan tidak mencoba mencari kesepakatan secara terpisah dengan Washington.

    Pujian dan Kritik untuk Trump dari UE

    Donald Trump (Foto: Reuters)

    Anggota Parlemen Partai Hijau, Anna Cavazzini, juga percaya ‘Eropa bersatu’ harus menjadi jawaban untuk membuat Amerika hebat kembali. Ini juga berarti tidak sedikit pun melepaskan kendali pengaturan atas perusahaan teknologi besar.

    Cavazzini mengimbau Komisi Uni Eropa untuk menggunakan pengaruh yang tersedia berdasarkan Undang-Undang Layanan Digital. Terutama dengan latar belakang Trump dan kedekatannya dengan pemilik Platform X, Elon Musk.

    UE merasa hal itu menjadi momentum berdiskusi tentang cara memastikan bahwa perusahaan teknologi besar mematuhi aturan. Undang-Undang Layanan Digital menetapkan tindakan harus diambil terhadap konten yang melanggar hukum dengan ancaman denda.

    Ada juga kata-kata yang jelas tentang Greenland, khususnya dari anggota parlemen Denmark seperti Stine Bosse. Anggota kelompok liberal Renew menekankan masa depan Greenland hanya dapat ditentukan oleh penduduk Greenland. Trump sendiri menegaskan AS membutuhkan Greenland untuk keamanan internasional.

    Sosial Demokrat Vytenis Povilas Andriukaitis mengkritik keputusan Trump untuk menangguhkan perjanjian iklim Paris, menyebutnya sebagai aib. Pihak Lithuania juga menyesalkan Ukraina tidak disebutkan dalam pidato pelantikan.

    Namun, ada juga pujian terhadap tindakan Donald Trump yang datang dari kubu sayap kanan. Misalnya, anggota partai ekstremkanan Jerman Alternative fr Deutschland (AfD), Christine Anderson, yang memuji pidato pelantikan Trump sebagai angin segar. Dia merasa Trump akan memulihkan keamanan dalam negeri dengan menutup perbatasan dan mendeportasi semua migran ilegal.

    Di akhir perdebatan, Komisaris Perdagangan efovi menyatakan keyakinannya bahwa tidak ada masalah antara dua mitra dekat seperti AS dan Eropa yang tidak dapat diselesaikan dengan cara yang bersahabat dan kooperatif.

    Kebijakan ‘America First’ Era Trump

    Bendera AS (Foto: AP/Alex Brandon)

    Trump telah tancap gas di hari pertamanya menjabat. Ada sejumlah kebijakan terkait hubungan AS dan dunia internasional yang dibuat Trump.

    Trump secara resmi menarik AS keluar dari perjanjian iklim Paris, mengeluarkan AS dari WHO dan menegaskan kebijakan ‘America First’ atau Amerika yang utama dalam hubungan luar negeri.

    “Mulai hari ini dan seterusnya, kebijakan luar negeri Amerika Serikat akan mengutamakan kepentingan inti Amerika dan selalu mengutamakan Amerika dan warga negara Amerika,” ujar Trump dalam perintah eksekutifnya.

    Dia mengatakan kebijakan ini berlaku sesegera mungkin. Dia memerintahkan Menteri Luar Negeri AS mengeluarkan panduan kebijakan America first.

    “Sesegera mungkin, Menteri Luar Negeri akan mengeluarkan panduan yang menyelaraskan kebijakan, program, personel, dan operasi Departemen Luar Negeri dengan kebijakan luar negeri America First, yang mengutamakan Amerika dan kepentingannya,” ujar Trump.

    Halaman 2 dari 3

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Korban Tewas Akibat Kasus Virus Marburg di Tanzania Jadi 9 Orang

    Korban Tewas Akibat Kasus Virus Marburg di Tanzania Jadi 9 Orang

    Jakarta

    Tanzania diserang wabah virus Marburg. Badan kesehatan Afrika melaporkan total sembilan orang tewas akibat virus ini.

    Dilansir kantor berita AFP, Jumat (24/1/2025), Negara Afrika Timur itu pada mengonfirmasi wabah kedua virus mematikan itu dalam sejarahnya, menyusul wabah tahun 2023 yang menewaskan enam orang.

    Dalam pengarahan mingguan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Uni Afrika (Africa CDC) mengatakan ada 10 kasus yang telah dilaporkan, sembilan di antaranya telah meninggal dunia.

    “Ada 10 kasus yang telah dilaporkan, sembilan di antaranya telah meninggal,” ujarnya.

    Ngashi Ngongo, kepala staf dan kepala kantor eksekutif CDC Afrika, mengatakan bahwa angka tersebut mencerminkan tingkat kematian kasus Marburg yang sangat tinggi. Dia menyebut pihaknya bersama organisasi kesehatan dunia akan melakukan segala cara untuk menangani virus ini.

    “Kami melakukan segala yang kami bisa bersama WHO dan semua mitra,” ujarnya.

    Peristiwa ini terjadi sebulan setelah WHO mengumumkan berakhirnya wabah Marburg selama tiga bulan di negara tetangga Rwanda yang menewaskan 15 orang.

    Virus ini menyebabkan demam berdarah yang sangat menular. Penyakit ini ditularkan dari kelelawar buah dan termasuk dalam famili virus yang sama dengan Ebola.

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Video: Dampak Keluarnya AS dari WHO Terhadap Indonesia

    Video: Dampak Keluarnya AS dari WHO Terhadap Indonesia

    Video: Dampak Keluarnya AS dari WHO Terhadap Indonesia

  • Respons positif pasar atas pidato Trump jadi pemicu penguatan rupiah

    Respons positif pasar atas pidato Trump jadi pemicu penguatan rupiah

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Respons positif pasar atas pidato Trump jadi pemicu penguatan rupiah
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 21 Januari 2025 – 18:34 WIB

    Elshinta.com – Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan pemicu utama penguatan nilai tukar (kurs) rupiah karena respons positif pasar terhadap pidato pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    “Memang pemicu utama dan mungkin satu-satunya penyebab rupiah menguat adalah pelemahan dolar AS oleh respons positif pasar atas pidato Trump yang memberikan kesan yang lebih lembut pada kebijakan tarif,” ujarnya kepada Antara di Jakarta, Selasa.

    Dalam pidatonya, Trump disebut tak menyinggung penerapan tarif secara universal. Presiden AS itu hanya mengatakan bakal mempertimbangkan tarif 25 persen kepada Meksiko dan Kanada.

    Kebijakan tersebut juga belum disampaikan kepada China. Trump hanya menyinggung terkait kesepakatan kepemilikan TikTok yang akan mempengaruhi kebijakan tarif kepada Negeri Tirai Bambu ke depannya.

    “Namun, beberapa hal lain yang lebih kontroversial, contohnya pencaplokan Kanal/Terusan Panama dan Greenland, keluar dari WHO (World Health Organization), kesepakatan tarif, umumnya disambut negatif oleh pasar,” kata dia.

    Lukman menilai pula bahwa pernyataan terkait tarif hanya kelegaan sesaat. “Ancaman tarif masih akan menghantui ke depannya, tidak sepenuhnya berakhir,” ungkapnya.

    Nilai tukar rupiah (kurs) pada penutupan perdagangan hari ini menguat 25 poin atau 0,15 persen menjadi Rp16.343 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.368 per dolar AS.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa juga menguat ke level Rp16.331 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.372 per dolar AS.

    Sumber : Antara

  • Donald Trump Ingin AS Keluar dari Keanggotaan, WHO Ingatkan ‘Kenangan Manis’ saat Atasi Cacar – Halaman all

    Donald Trump Ingin AS Keluar dari Keanggotaan, WHO Ingatkan ‘Kenangan Manis’ saat Atasi Cacar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM,JENEWA — Keputusan mengejutkan diungkapkan Donald Trump, Presiden Amerika Serikat (AS), Senin (20/1/2025). Ia memerintahkan negara yang sekarang dipimpinnya keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

    WHO pun buka suara terkait pernyataan yang diungkapkan Trump usai resmi dilantik sebagai Presiden AS.

    Melalui keterangan tertulis, WHO merespon pernyataan Trump. 

    WHO menyesalkan pengumuman penarikan diri Amerika Serikat dari organisasi tersebut. Lembaga ini bahkan ungkap ‘kenangan manis’ bersama negara besar ini dalam upaya pemeberantasan penyakit dan membangun sistem kesehatan global.

    Berikut ulasan Tribunnews.com.

    Amerika dan Perannya Pada Sejarah Berdirinya WHO

    Masih dikutip dari keterangan tertulisnya, WHO mengenang sejarah berdirinya lembaga ini dan peran Amerika Serikat.

    Amerika termasuk jajaran negara anggota WHO yang berperan dalam terbentuknya organisasi ini pada tahun 1948.

    Terhitung sejak tahun itu, Amerika Serikat dan telah berpartisipasi dalam membentuk dan mengatur kerja WHO.

    Amerika bersama dengan 193 Negara Anggota lainnya memiliki peran penting. 

    Termasuk melalui partisipasi aktifnya dalam Majelis Kesehatan Dunia dan Dewan Eksekutif.

    Kenangan Manis WHO dan Amerika Serikat

    WHOt. (CBS News)

    WHO menjelaskan bagaimana kolaborasi Amerika di Lembaga ini begitu banyak meninggalkan ‘kenangan manis’.

    WHO bersama negara-negara anggota termasuk Amerika memainkan peran penting dalam melindungi kesehatan dan keamanan masyarakat dunia.

    Perlindungan ini juga dirasakan manfaatnya untuk warga Amerika.

    WHO menandai kolaborasi ini salah satunya ialah upaya merespons keadaan darurat kesehatan seperti wabah penyakit.

    Selama lebih dari tujuh dekade, WHO dan Amerika Serikat telah menyelamatkan banyak nyawa dan melindungi warga Amerika dan semua orang dari ancaman kesehatan.

    Diantara kenangan manis iyu adalah pemberantasan wabah cacar dan polio.

    Monkeypox atau cacar monyet (freepik)

    “Bersama-sama, WHO dan AS mengakhiri penyakit cacar, dan bersama-sama kita membawa polio ke ambang pemberantasan. Institusi-institusi Amerika telah berkontribusi dan memperoleh manfaat dari keanggotaan WHO,” tulis WHO dilaman resminya, Selasa (22/1/2025).

    Data berbagai sumber, pada 2022 lalu, Amerika tercatat sebagai satu dari kawasan yang paling terdampak wabah cacar monyet.

    Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan di Jenewa pada Rabu (27/7/2022) menyatakan hal ini.

    Pada tahun sama, di bulan Agustus mengutip Our World in Data, kasus positif cacar monyet di skala global Amerika Serikat menjadi negara dengan kasus terkonfirmasi tertinggi dalam skala global.

    Dengan partisipasi Amerika Serikat dan Negara Anggota lainnya, WHO selama 7 tahun terakhir telah menerapkan rangkaian reformasi terbesar dalam sejarahnya, untuk mengubah akuntabilitas, efektivitas biaya, dan dampaknya di berbagai negara.

    Oleh sebab itu, WHO berharap Amerika Serikat tetap ada di organisasi ini. 

    “Kami berharap Amerika Serikat akan mempertimbangkan kembali dan kami berharap dapat terlibat dalam dialog konstruktif untuk mempertahankan kemitraan antara Amerika Serikat dan WHO, demi kepentingan kesehatan dan kesejahteraan jutaan orang di seluruh dunia,” lanjut keterangan tersebut.

    AS Keluar dari Keanggotaan WHO Adakah Dampaknya untuk Indonesia?

    Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin(18/11/2024). (Tribunnews/Jeprima)

    Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, penarikan diri Amerika Serikat dari keanggotaan WHO tidak memiliki dampak langsung terhadap Indonesia.

    Sekalipun soal pendanaan, Budi menyebut hal ini tidak signifikan berdampak kepada Indonesia.

    Indonesia hanya mendapat porsi sedikit pembiayaan tersebut.

    Diketahui, Amerika Serikat banyak menyumbang WHO untuk melakukan pencegahan penyakit menular dinegara-negara berkembang di Asia Tenggara .

    “Itu berdampak pada pendanaan WHO. Di RI nggak terlalu banyak dapat dari WHO,” kata dia saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (22/1/2025).

    Trump Kritik WHO, Merasa Ditipu Soal Covid-19 dan Memilih Keluar 

    Ramai sebelumnya, pernyataan mengejutkan dari Donald Trump. Ia Trump mengumumkan AS keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

    Pernyataan resmi ini dilontarkan dari Gedung Putih pada Senin (20/1/2025) waktu setempat. 

    Mengutip dari BCC, kebijakan itu diumumkan pada Senin (20/1/2025) melalui penandatangan perintah eksekutif.

    Apa dampaknya pada kelangsungan sistem kesehatan dunia? Berikut ulasannya

    Banyak yang menduga jika efek pertama keluarnya Amerika Serikat (AS) sebagai anggota WHO ialah pada pendanaan dan anggaran WHO.

    Induk kesehatan dunia milik PBB itu berulang kali dikritik Trump atas penanganannya terhadap pandemi Covid-19.

    Beberapa jam setelah pelantikan, Trump berujar bahwa AS membayar jauh lebih banyak ke WHO daripada China.

    “(Badan) Kesehatan Dunia menipu kita,” lanjutnya, dikutip Kompas.com.

    Trump sering mengkritik cara badan internasional tersebut menangani Covid-19 dan memulai proses penarikan diri dari lembaga yang berbasis di Jenewa tersebut selama pandemi.

    Sayangnya saat masa Presiden Joe Biden, Biden membatalkan keputusan itu.

    “WHO sangat menginginkan USA kembali, jadi  dilihat saja apa yang terjadi,” kata Trump.

    Trump beralasan jika AS menarik diri karena kesalahan organisasi tersebut dalam menangani pandemi Covid-19 yang muncul di Wuhan, Tiongkok, dan krisis kesehatan global lainnya, kegagalan organisasi tersebut untuk mengadopsi reformasi yang sangat diperlukan, dan ketidakmampuannya untuk menunjukkan kemandirian.

    Trump menuduh WHO bias terhadap Tiongkok dalam cara mereka mengeluarkan pedoman selama wabah ini terjadi.

    Jadi Penyandang Dana Terbesar, Trump Pernah Berupaya Bawa AS Keluar dari WHO

    Tindakan ini merupakan kali kedua Trump memerintahkan AS keluar dari WHO.

    Awalnya, ia berupaya membawa AS keluar dari WHO saat masa jabatan pertamanya.

    Trump sebagai presiden ke-45 AS menuduh WHO dipengaruhi China selama awal pandemi.

    Sehari setelah dilantik, Presiden AS Donald Trump mempertimbangkan rencana untuk memberlakukan tarif sebesar 10 persen pada impor barang-barang buatan Tiongkok, berlaku  mulai 1 Februari 2025. (CNBC International)

    Namun, upaya Trump dibatalkan oleh Joe Biden setelah politisi Demokrat itu menang pemilihan presiden atau pilpres AS 2020.

    AS Jadi Donatur Terbesar, Trump Perintahkan Stop Transfer Dana ke WHO

    Pada keputusannya kali ini, Trump meneken perintah eksekutif yang memerintahkan badan-badan terkait menghentikan sementara transfer dana, dukungan, atau sumber daya Pemerintah AS ke WHO.

    Amerika Serikat adalah donatur terbesar bagi organisasi yang berkantor pusat di Jenewa, Swiss, tersebut. 

    Dukungan finansial AS sangat penting bagi operasional WHO.

    Di bawah pemerintahan Biden, AS terus menjadi penyandang dana terbesar bagi WHO dan pada tahun 2023 menyumbang hampir seperlima anggaran badan tersebut. 

    Anggaran tahunan organisasi ini adalah $6,8 miliar (£5,5 miliar).

    Efek untuk Amerika Jika Keluar dari WHO

    Pakar kesehatan masyarakat mengkritik keputusan Trump untuk keluar dari WHO, dan memperingatkan bahwa mungkin ada konsekuensi bagi kesehatan masyarakat Amerika.

    Beberapa orang berpendapat bahwa langkah ini memutus kemajuan AS dalam memerangi penyakit menular seperti malaria, tuberkulosis, dan Hiv & Aids.

    “Ini adalah keputusan presiden yang sangat dahsyat. Penarikan diri dari program ini merupakan luka yang sangat menyedihkan bagi kesehatan dunia, namun luka yang lebih dalam bagi Amerika Serikat,” kata pakar kesehatan masyarakat global dan profesor di Universitas Georgetown, Lawrence Gostin.

    Jika Amerika keluar dari WHO, akan memicu restrukturisasi besar-besaran lembaga itu dan dapat mengganggu rencana-rencana kesehatan global.

    Pengamat kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama. (istimewa)

    Kabinet Trump juga mengumumkan rencana meninjau dan membatalkan Strategi Keamanan Kesehatan Global AS 2024, yang dirancang Biden untuk mencegah, mendeteksi, serta menanggapi ancaman penyakit menular.

    AS keluar dari WHO saat kekhawatiran dunia meningkat mengenai pandemi flu burung (H5N1). Puluhan orang terinfeksi dan satu pasien meninggal di Amerika Serikat.

    Negara-negara anggota WHO sejak akhir 2021 merundingkan perjanjian pertama di dunia tentang pencegahan, kesiapsiagaan, dan tanggapan pandemi.

    Dengan keluarnya AS, negosiasi akan dilanjutkan tanpa partisipasi Washington.

    Amerika Keluar dari WHO Bakal Berdampak pada Situasi Kesehatan Dunia?

    Keputusan Presiden Trump yang mengeluarkan Amerika Serikat dari keanggotaaan WHO menimbulkan kekhawatiran pada situasi kesehatan global.

    Hal ini disampaikan Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Selasa (21/1/2025).

    Ia menuturkan, Amerika Serikat mempunyai berbagai pusat kajian kesehatan yang diakui dunia seperti Center of Diseases Control and Prevention (CDC), National Institute of Health (NIH) dan lainnya.

    “Bagaimana peran berbagai organisasi ini sesudah Amerika Serikat menarik diri dari WHO,” ujar Prof Tjandra.

    Banyak pakar Amerika Serikat yang aktif dalam kesehatan global, termasuk bekerja di World Health Organization (WHO).

    Ada berbagai Universitas ternama di Amerika Serikat yang bergerak dalam kesehatan global pula.

    “Tentu patut ditelusuri bagaimana peran para pakar ini di kesehatan global kelak, sehubungan dengan kebijakan Trump di hari pertama kerjanya ini,” kata dia.

    Lebih jauh, aspek pendanaan dan anggaran WHO terkena dampak cukup bermakna jika kontribusi dari Amerika Serikat dihentikan.

    Amerika Serikat sudah lama dikenal sebagai donatur WHO.

    Imbasnya, apakah kondisi setelah ini tetap bisa terjaga kesehatan dunia.

    Situasi kesehatan dunia akan jadi perhatian penting karena besarnya jumlah penduduk Amerika Serikat, yang juga banyak melakukan perjalanan ke berbagai negara di dunia.

    Kondisi ini membawa dampak dalam pengawasan perjalanan kesehatan internasonal.

    “Harus ditunggu bagaimana implementasi atau eksekusi keputusan itu, apakah akan ada waktu tertentu sampai ini benar-benar terlaksana. Pernah ada informasi bahwa prosesnya akan memakan waktu 1 tahun, tetapi mungkin saja situasinya berbeda kini,” kata direktur pascasarjana RS YARSI ini.

     

    (Tribunnews.com/Anita K Wardhani/Rina Ayu/Rizki Sandi Saputra/BBC/Kompas.com)

  • The Script Tampil Tanpa Sang Drumer untuk Konser di Indonesia

    The Script Tampil Tanpa Sang Drumer untuk Konser di Indonesia

    JAKARTA – The Script akan tampil dalam dua pertunjukan di Indonesia dalam rangka tur konser bertajuk “Satellites World Tour”. Danny O’Donoghue cs akan tampil di ICE BSD City pada 14 Februari dan Jatim Expo pada 16 Februari.

    Dalam kunjungannya ke Indonesia kali ini, The Script dipastikan tampil tanpa sang drumer, Glen Power.

    Melalui pengumuman di akun Instagram resmi, band yang dikenal lewat lagu hits – seperti “The Man Who Can’t Be Moved” dan “Breakeven” – menyatakan sang drumer tidak dapat bergabung dalam tur mereka di Australia dan Asia.

    “Karena keadaan pribadi, Glen tidak dapat bergabung dengan kami untuk tur The Satellites World Tour di Australia dan Asia mendatang,” tulis The Script, mengutip keterangan unggahan, Rabu, 22 Januari.

    Tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai alasan Power yang tidak ikut bergabung, namun The Script tetap dipastikan tampil sesuai jadwal yang direncanakan.

    “Danny dan anggota band lainnya masih berharap untuk menggelar tur di Australia dan melanjutkannya ke Asia sesuai rencana. Terima kasih atas pengertian dan dukungan Anda — sampai jumpa!”

    Adapun, “Satellites World Tour” di Australia akan dimulai dengan pertunjukan di Hunter Valley pada 25 Januari. Kemudian, mereka akan melanjutkan pertunjukan di Brisbane, Wollongong, Sydney, Geelong, Adelaide, dan Perth.

    Tur akan berlanjut ke Asia dengan pertunjukan di Singapura pada 6 Februari. Kemudian, The Script akan tampil di Kuala Lumpur, Manila, Jakarta, Surabaya, dan Bangkok.

  • Kenapa Trump Tarik Amerika Serikat Keluar dari WHO? Ini Penjelasannya

    Kenapa Trump Tarik Amerika Serikat Keluar dari WHO? Ini Penjelasannya

    Jakarta

    Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) merupakan salah satu dari beberapa lembaga global yang dibangun setelah Perang Dunia II. Pasca dunia terkoyak oleh nasionalisme dan konflik, negara-negara sepakat untuk mengorbankan beberapa aspek kedaulatan mereka demi kebaikan bersama.

    Dikutip dari CNN, badan kesehatan tersebut didirikan pada tahun 1948 dalam upaya untuk melindungi kesehatan dunia. Konstitusinya, yang ditandatangani oleh semua anggota PBB saat itu, memperingatkan bahwa “pembangunan yang tidak merata” dalam sistem kesehatan di berbagai negara merupakan “bahaya bersama”.

    Tujuan organisasi tersebut adalah “pencapaian tingkat kesehatan setinggi mungkin oleh semua orang”.

    Saat ini, WHO bekerja di lebih dari 150 lokasi di seluruh dunia, memimpin upaya untuk memperluas cakupan kesehatan universal, dan mengarahkan respons internasional terhadap keadaan darurat kesehatan, mulai dari demam kuning hingga kolera dan Ebola.

    Mengapa AS Keluar dari WHO?

    Presiden AS Donald Trump pertama kali mencoba keluar dari WHO selama masa jabatan pertamanya pada tahun 2020, menuduh organisasi tersebut “sangat salah mengelola dan menutupi” penyebaran COVID-19.

    Trump telah lama mengatakan bahwa ia yakin virus corona berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan, China, yang berusaha disamarkan oleh Beijing. Khususnya, WHO telah menyampaikan beberapa kekhawatiran Trump dan pada bulan Desember, lima tahun sejak kasus pertama Covid-19 terdeteksi, menyerukan agar Tiongkok lebih transparan untuk membantu dunia memahami bagaimana pandemi ini bermula.

    Selama kampanye pemilihan terakhirnya, Trump lebih berani, menyebut organisasi itu “tidak lebih dari penipuan globalis yang korup” yang “secara memalukan menutupi jejak Partai Komunis China.”

    Alan Bernstein, direktur inisiatif Kesehatan Global di Universitas Oxford, mengatakan WHO sangat penting dalam meyakinkan China untuk merilis urutan genetik pada awal tahun 2020, yang menjadi dasar vaksin yang dikembangkan di AS.

    “Anda tidak dapat melawan pandemi secara efektif tanpa semacam meja global tempat negara-negara di seluruh dunia dapat bertemu dan berdiskusi serta saling menekan untuk merilis data,” kata Bernstein kepada CNN.

    Ada juga aspek finansial dari permusuhan Trump. Presiden sebelumnya mengatakan bahwa AS menyumbang sekitar USD 500 juta per tahun untuk WHO, dibandingkan dengan USD 40 juta yang diberikan China, meskipun jumlah penduduknya jauh lebih besar.

    Saat menandatangani perintah eksekutif hari Senin, Trump ditanya apakah, sebagai presiden selama COVID-19, ia menghargai pentingnya lembaga seperti WHO.

    “Ya, tetapi tidak ketika Anda ditipu seperti kami,” jawabnya.

    (kna/kna)