NGO: WHO

  • Trump Sebut Akan Mempertimbangkan Kemungkinan AS Jadi Anggota WHO Lagi

    Trump Sebut Akan Mempertimbangkan Kemungkinan AS Jadi Anggota WHO Lagi

    Jakarta

    Presiden AS Donald Trump mengatakan akan mempertimbangkan untuk bergabung kembali dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), beberapa hari setelah memerintahkan AS keluar dari badan kesehatan global tersebut atas apa yang ia gambarkan sebagai kesalahan penanganan pandemi COVID-19 dan krisis kesehatan internasional lainnya.

    “Mungkin kami akan mempertimbangkan untuk melakukannya lagi, saya tidak tahu. Mungkin kami akan melakukannya. Mereka harus membereskannya,” kata Trump dalam sebuah rapat umum di Las Vegas dikutip dari Reuters, Minggu (26/1/2025).

    AS dijadwalkan meninggalkan WHO pada tanggal 22 Januari 2026. Trump mengumumkan langkah tersebut pada hari Senin (20/1) setelah ia dilantik untuk masa jabatan kedua di Gedung Putih.

    Amerika Serikat sejauh ini merupakan pendukung finansial terbesar bagi WHO, menyumbang sekitar 18 persen dari keseluruhan pendanaannya. Anggaran dua tahun terakhir WHO, untuk tahun 2024-2025, adalah sebesar USD 6,8 miliar.

    Trump mengatakan kepada khalayak di Las Vegas bahwa ia tidak senang bahwa AS membayar lebih banyak kepada WHO daripada China, yang memiliki populasi yang jauh lebih besar.

    Keluarnya AS kemungkinan akan membahayakan berbagai program di seluruh organisasi, menurut beberapa ahli di dalam dan luar WHO, terutama mereka yang menangani tuberkulosis, penyakit menular yang menjadi pembunuh terbesar di dunia, serta HIV-AIDS dan keadaan darurat kesehatan lainnya.

    Perintah penarikan yang ditandatangani Trump menyatakan bahwa pemerintah akan menghentikan negosiasi mengenai perjanjian pandemi WHO selama penarikan sedang berlangsung. Personel pemerintah AS yang bekerja dengan WHO akan ditarik dan dipindahtugaskan, dan pemerintah akan mencari mitra untuk mengambil alih kegiatan WHO yang diperlukan, menurut perintah tersebut.

    (kna/kna)

  • 17 Warga India Mendadak Tewas Alami Kerusakan Otak, Ini Temuan Awalnya

    17 Warga India Mendadak Tewas Alami Kerusakan Otak, Ini Temuan Awalnya

    Jakarta

    Otoritas di negara bagian India, Jammu dan Kashmir tengah menyelidiki laporan penyakit misterius yang merenggut sedikitnya 17 nyawa. Laporan diterima pihak berwenang pada Sabtu (25/1/2025).

    Sebanyak 13 di antaranya merupakan anak-anak. Kasus terjadi di desa terpencil Badhaal, wilayah Rajouri, Jammu. Belakangan diketahui, sudah terjadi sejak awal Desember 2024.

    Sementara waktu, pemerintah setempat melakukan karantina sementara. Ada sekitar 230 warga desa yang tengah dikarantina menurut media lokal Press Trust of India (PTI).

    “Semua yang meninggal mengalami kerusakan pada otak dan sistem saraf,” kata Dr. Amarjeet Singh Bhatia, kepala perguruan tinggi kedokteran pemerintah Rajouri.

    “Liburan musim dingin juga telah dibatalkan untuk menangani situasi peringatan medis,” kata Dr. Bhatia seperti dikutip PTI.

    Para korban merupakan anggota dari tiga keluarga yang saling berkaitan.

    Dugaan Awal

    Pemerintah federal telah meluncurkan penyelidikan, Menteri Kesehatan Jitendra Singh mengatakan penyelidikan awal melihat kematian tersebut bukan karena infeksi, virus, atau bakteri apa pun, melainkan racun.

    “Ada serangkaian racun panjang yang sedang diuji. Saya yakin solusinya akan segera ditemukan. Selain itu, jika ada kejahatan atau aktivitas jahat, itu juga sedang diselidiki,” beber PTI mengutip pernyataan Tn. Singh.

    Dalam insiden medis terpisah, pihak berwenang di kota Pune bagian barat mencatat sedikitnya 73 kasus gangguan saraf langka.

    Mereka yang terinfeksi Sindrom Guillain-Barre (GBS) termasuk 26 wanita, dan 14 pasien menggunakan ventilator, PTI mengutip pernyataan seorang pejabat.

    Pada GBS, sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang saraf tepi, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.

    Sindrom ini dapat memengaruhi saraf yang mengendalikan gerakan otot, yang dapat menyebabkan kelemahan otot atau hilangnya sensasi di kaki atau lengan, dan mereka yang terinfeksi mungkin mengalami kesulitan menelan dan bernapas.

    (naf/naf)

  • Ada Lagi Gebrakan AS Era Trump, Bantuan Luar Negeri Dibekukan

    Ada Lagi Gebrakan AS Era Trump, Bantuan Luar Negeri Dibekukan

    Jakarta

    Amerika Serikat (AS) di era Presiden Donald Trump kembali membuat gebrakan baru. Setelah membuat keputusan menarik diri dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pemerintahan AS kini membekukan hampir semua bantuan luar negeri di seluruh dunia.

    Keputusan pembekuan bantuan ini disampaikan Menteri Luar Negeri Marco Rubio. Dia mengirimkan telegram ke semua pos diplomatik AS pada hari Jumat yang menguraikan langkah tersebut.

    Telegram tersebut menyerukan perintah penghentian kerja secepatnya pada bantuan asing yang ada dan menghentikan bantuan baru. Pesan itu mengatakan pada bulan mendatang, pemerintah akan mengembangkan standar untuk meninjau apakah bantuan tersebut selaras dengan agenda kebijakan luar negeri Presiden Trump.

    “Keputusan untuk melanjutkan, mengubah, atau menghentikan program akan dibuat setelah peninjauan ini,” demikian pernyataan telegram tersebut, yang mencatat bahwa peninjauan tersebut harus diselesaikan dalam waktu 85 hari seperti dilansir CNN, Sabtu (25/1/2025).

    Pesan telegram ini menyasar kepada pendanaan miliaran dolar dari Departemen Luar Negeri dan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) untuk program-program di seluruh dunia.

    Keringanan untuk Israel dan Mesir

    Foto Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio: (AFP/ANDREW CABALLERO-REYNOLDS)

    Perintah dari Departemen Luar Negeri memberikan keringanan untuk bantuan pangan darurat serta pembiayaan militer asing untuk Israel dan Mesir. Telegram tersebut tidak secara khusus menyebutkan negara lain yang menerima pembiayaan militer asing seperti Ukraina atau Taiwan.

    Seorang pejabat kemanusiaan mengatakan bahwa jeda tersebut sangat mengganggu dan mengatakan bahwa rincian telegram tersebut hal terburuk yang bisa terjadi.

    Dalam perintah eksekutifnya pada Senin lalu, Trump mengklaim bahwa bantuan asing tidak sejalan dengan kepentingan AS.

    “Industri bantuan asing dan birokrasi AS tidak sejalan dengan kepentingan Amerika dan dalam banyak kasus bertentangan dengan nilai-nilai Amerika,” kata Trump.

    Namun, salah satu pejabat mencatat bahwa program bantuan, seperti yang terkait dengan kesehatan global, yang menjadi sasaran pembekuan tersebut, merupakan kepentingan AS dan telah mendapatkan dukungan bipartisan.

    “Memastikan tidak ada pandemi merupakan kepentingan kami. Stabilitas global merupakan kepentingan kami,” kata pejabat AS.

    Halaman 2 dari 2

    (zap/taa)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Muncul Fenomena Baru! Orang Kota Rama-ramai Kembali ke Desa

    Muncul Fenomena Baru! Orang Kota Rama-ramai Kembali ke Desa

    Jakarta

    Fenomena baru terjadi di Vietnam. Para pekerja perempuan muda di perkotaan berbondong-bondong kembali ke desa. Fenomena ini terjadi lantaran mereka merasa biaya hidup yang semakin tinggi di perkotaan, meskipun mendapat penghasilan tinggi.

    Berdasarkan hasil survei oleh ViecLam Tot pada Agustus 2024, menunjukkan sekitar 30% produsen di perkotaan mengalami kekurangan tenaga kerja. Sementara 75% mengalami kesulitan dalam perekrutan.

    Sementara itu, data dari Departemen Kependudukan dan Perencanaan Kota, jumlah pendatang baru di kota menurun drastis. Dari sebelumnya 180.000 orang pada 2020, turun menjadi 65.000 orang pada 2023.

    Mantan pekerja pabrik sepatu di Kota Ho Chi Minh, Nguyen Thi Hiep telah menghabiskan 16 tahun di hidupnya untuk bekerja di produsen sepatu terbesar dan berpenghasilan tertinggi di Vietnam. Kota Ho Chi Minh merupakan kota metropolitan dengan menawarkan pekerjaan dengan gaji yang tinggi.

    Generasi muda, khususnya perempuan berbondong-bondong bekerja di pabrik garmen dan sepatu. Namun, seiring dengan melonjaknya biaya hidup, Hiep memilih kehidupan yang lebih tenang di kampung halaman. Tidak hanya Hiep, para pekerja di Kota Ho Chi Minh kompak menilai gaji yang diterimanya tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidup.

    “Saya sudah cukup lama tinggal di kota ini. Saya bekerja sepanjang hari, mulai saat matahari terbit dan berakhir saat hari mulai gelap. Namun, saya masih kesulitan membayar sewa,” kata Hiep, dikutip dari South China Morning Post, Sabtu (25/1/2025).

    Hiep mempunyai penghasilan lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata upah minimum nasional, sebesar 10 juta dong atau setara US$ 400 (Rp 4,8 juta dengan kurs Rp 12.000) per bulan. Hiep tinggal bersama dengan suami yang bekerja sebagai sopir taksi dan sang putri yang berusia enam tahun.

    Penghasilannya itu setengahnya dihabiskan untuk membayar sewa rumah, makanan, utilitas, perawatan kesehatan, dan pendidikan yang terus meningkat di seluruh negeri. Dengan kondisi tersebut, Hiep tidak bisa menabung. Alhasil, Hiep dan keluarganya memutuskan untuk pergi ke Provinsi Pegunungan Quang Binh, yang lokasinya 1.000 km dari Kota Ho Chi Minh.

    Senada, seorang yang bekerja di produsen alas kaki di Pou Chen, Truong Thi Le terpaksa mengirimkan putrinya yang berusia 6 tahun untuk tinggal di Quang Binh. Le menilai kualitas udara di kota tersebut buruk sehingga membuat anak-anak rentan sakit. Bahkan melampaui standar kualitas udara baik oleh WHO.

    Penghasilannya bersama sang suami sekitar 16 juta dong per bulan. Meski begitu, dia tetap memilih kembali ke desa. Le mengatakan ia mungkin akan kembali bertani,

    “Kami tidak bisa mewujudkannya dan lingkungan di pedesaan akan lebih baik untuk anak-anakku,” kata Le.

    (fdl/fdl)

  • KAHMI Beri Nurdin Halid Penghargaan Tokoh Inspiratif di Bidang Koperasi

    KAHMI Beri Nurdin Halid Penghargaan Tokoh Inspiratif di Bidang Koperasi

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Nurdin Halid mendapat penghargaan tokoh inspiratif di bidang koperasi. Diberikan oleh Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI).

    Penghargaan tersebut diserahkan dalam rangkaian acara Asian Islamic Fashion and Art (AIFA) dan Insan Cita Award KAHMI yang digelar di Dome, Senayan Park, Jakarta, Jumat (tanggal acara).

    Penghargaan Itu diterima oleh A. Zunnun Armin NH. Putra sulung dari Prof. Dr. H. A. M. Nurdin Halid, yang hadir mewakili ayahnya.

    Dalam sambutannya, Zunnun menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas penghargaan yang diberikan oleh KAHMI. “Ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus melanjutkan perjuangan beliau dalam memajukan koperasi di Indonesia,” ujarnya.

    Asian Islamic Fashion and Art (AIFA) serta Insan Cita Award KAHMI merupakan agenda tahunan yang digelar untuk mengapresiasi tokoh-tokoh yang memberikan kontribusi luar biasa di berbagai bidang.

    Tahun ini, acara tersebut mengusung tema ” An awards for Instreisting individuals who make significant contribusion to the advancement of IndonesiaIndonesia “

    Ketua Panitia Insan Cita Award KAHMI menyebutkan, penghargaan kepada Prof. Nurdin Halid merupakan bentuk penghormatan atas dedikasinya selama puluhan tahun dalam memperjuangkan koperasi sebagai alat pemberdayaan ekonomi masyarakat.

    “Beliau adalah inspirasi bagi generasi muda untuk terus berinovasi di bidang ekonomi,” katanya.

    Acara penghargaan ini juga dihadiri oleh berbagai tokoh nasional, akademisi, dan pelaku usaha. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan terhadap visi KAHMI dalam mendorong kemajuan bangsa melalui kontribusi nyata di berbagai sektor.
    (Arya/Fajar)

  • Warga Thailand Sulit Bernapas di Tengah Ngerinya Polusi, 350 Sekolah Ditutup

    Warga Thailand Sulit Bernapas di Tengah Ngerinya Polusi, 350 Sekolah Ditutup

    Jakarta

    Polusi udara di ibu kota Thailand, Bangkok, semakin memburuk. Jumlah sekolah yang memilih tutup sementara terus bertambah, dari 250 kini tercatat mencapai 350, berdasarkan data yang dihimpun otoritas setempat hingga Jumat (24/1/2025).

    Pejabat Bangkok mengumumkan transportasi umum dinyatakan gratis dalam sepekan ke depan. Hal ini sekaligus menjadi solusi di balik asap knalpot yang memperparah polusi, juga demi menghindari kemacetan lalu lintas.

    Dikutip dari CNA, polusi udara musiman telah lama melanda Thailand, seperti banyak negara di kawasan tersebut, tetapi kondisi berkabut minggu ini telah menutup sebagian besar sekolah/

    “Sulit bernapas. Saya benar-benar merasakan panas di tenggorokan saya,” cerita Benjawan Suknae, 61, seorang penjual minuman di Bangkok, kepada AFP.

    “Saya pikir (penutupan sekolah) dapat membantu sampai titik tertentu.”

    Pemerintah Kota Bangkok mengatakan telah menutup 352 sekolah di 31 distrik karena polusi udara. Pada Kamis, lebih dari 250 sekolah di Bangkok ditutup karena polusi, dan pejabat mendesak orang untuk bekerja dari rumah dan membatasi kendaraan berat di kota tersebut.

    Polusi udara melanda negara Asia Tenggara itu secara musiman, karena udara lebih dingin dan stagnan bercampur dengan asap dari pembakaran tunggul tanaman dan asap kendaraan.

    Pada Jumat, tingkat polutan PM 2,5 partikel mikro penyebab kanker yang cukup kecil untuk memasuki aliran darah melalui paru-paru, mencapai 108 mikrogram per meter kubik, menurut IQAir. Angka tersebut menjadikan ibu kota Thailand sebagai kota besar paling tercemar ketujuh di dunia saat ini.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan paparan rata-rata 24 jam tidak boleh lebih dari 15 mikrogram untuk sebagian besar hari dalam setahun.

    Pada hari Jumat pagi, 352 dari 437 sekolah di bawah Otoritas Metropolitan Bangkok telah ditutup, yang berdampak pada ribuan siswa.

    Menteri Dalam Negeri Anutin Charnvirakul pada hari Kamis memerintahkan larangan pembakaran tunggul, pembakaran sisa tanaman secara sengaja untuk membersihkan ladang, dengan mereka yang bertanggung jawab menghadapi risiko tuntutan hukum.

    Layanan Skytrain, metro, sistem kereta ringan, dan bus di ibu kota akan gratis bagi pengguna mulai hari Sabtu, demikian pengumuman menteri transportasi Suriya Juangroongruangkit mengatakan kepada wartawan.

    “Kami berharap kebijakan ini akan membantu mengurangi polusi.”

    Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra, yang saat ini menghadiri Forum Ekonomi Dunia di Swiss, menyerukan tindakan yang lebih keras untuk mengatasi polusi pada hari Kamis, termasuk membatasi pembangunan di ibu kota dan mencari kerja sama dari negara-negara tetangga.

    “Saya pikir harus ada lebih banyak kesadaran yang ditingkatkan (oleh BMA) dan mungkin kebijakan bekerja dari rumah akan menjadi yang terbaik,” kata pekerja lepas Wisut Kitnarong, 59 tahun.

    Kota-kota di negara tetangga Vietnam dan Kamboja juga menempati peringkat tinggi dalam daftar paling tercemar polusi udara menurut data IQAir pada hari Jumat, dengan Ho Chi Minh di urutan kedua dan Phnom Penh di urutan kelima.

    Kementerian lingkungan Kamboja mengonfirmasi pada Jumat bahwa kualitas udara di Phnom Penh dan tiga provinsi lainnya telah mencapai zona merah, yang menandakan tingginya pencemaran.

    Kementerian mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa polusi udara disebabkan oleh perubahan iklim, pembakaran sampah, dan hutan kebakaran, dan mendesak masyarakat untuk memantau kesehatan mereka dan menghindari aktivitas di luar ruangan.

    Polusi udara telah menutup sekolah-sekolah di berbagai wilayah Asia baru-baru ini, termasuk Pakistan dan India

    Hampir dua juta siswa di dan sekitar New Delhi diminta untuk tinggal di rumah pada bulan November setelah pihak berwenang memerintahkan sekolah-sekolah untuk tutup karena polusi udara semakin memburuk.

    Penutupan sekolah-sekolah di Bangkok terjadi ketika UNICEF mengatakan dalam sebuah laporan bahwa 242 juta sekolah anak-anak terkena dampak guncangan iklim pada 2024.

    Perubahan iklim dapat memperburuk masalah polusi udara yang dianggap sebagai dampak sekunder dari bahaya yang disebabkan oleh iklim, menurut laporan yang diterbitkan pada hari Jumat.

    (naf/naf)

  • Ini Komponen Penting Tarik Investasi di Industri Farmasi dan Kecantikan – Page 3

    Ini Komponen Penting Tarik Investasi di Industri Farmasi dan Kecantikan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar menyatakan jika uji klinis merupakan salah satu komponen penting dalam menarik investasi di industri farmasi dan kecantikan. Dengan uji klinis yang baik, investor akan tertarik pada Indonesia, dan mempercayakan produksinya.

    Dia mengatakan bahwa pada Februari, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan datang guna mengecek kesiapan Indonesia untuk bergabung sebagai salah satu otoritas terdaftarnya (WHO-Listed Authority), sehingga pihaknya bersiap dengan memantau kapasitas sejumlah lab uji klinik.​​​

    Taruna menjelaskan, kemampuan melakukan uji klinis adalah salah satu yang menjadi bahan pertimbangan organisasi internasional itu, selain praktik kebijakan serta produksi obat-obatan yang baik.

    Saat ini, katanya, Indonesia baru mencapai maturitas level 3 dari WHO NRA Benchmarking, dan RI ingin naik jadi tingkat maturitas 4 atau 5.

    “Bulan depan untuk menggapai posisi itu, kita akan dikunjungi langsung dari tim, dari WHO ke Indonesia, ke Jakarta. Kan ini sudah beberapa bulan, hampir 5-6 bulan sudah tiap saat melakukan asesmen lewat online,” kata Taruna.

    Pihaknya berkunjung ke sejumlah laboratorium uji klinis, salah satunya milik Equilab, guna mengecek kesiapan kapasitas uji klinis, misalnya untuk uji kosmetik.

    Equilab, katanya, memiliki reputasi yang sangat bagus di Asia Tenggara. Berdasarkan pengamatannya, lab tersebut sesuai dengan standar BPOM.

    Berbagai regulasi dibuat untuk kemudahan berinvestasi, namun BPOM tetap mengikat perusahaan dengan ketentuan transfer teknologi setelah lima tahun di Indonesia. “Yang kedua dengan cara seperti ini juga bisa menurunkan harga obat,” katanya.

     

     

  • Usai Keluar dari WHO, AS Kini Bekukan Hampir Semua Bantuan Luar Negeri

    Usai Keluar dari WHO, AS Kini Bekukan Hampir Semua Bantuan Luar Negeri

    Jakarta

    Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) membekukan hampir semua bantuan luar negeri di seluruh dunia. Keputusan ini diambil usai perintah eksekutif Donald Trump yang kembali menjabat sebagai Presiden AS.

    Dilansir CNN, Sabtu (25/1/2025), Menteri Luar Negeri Marco Rubio mengirim telegram ke semua pos diplomatik AS pada hari Jumat yang menguraikan langkah tersebut. Pesan itu mengancam pendanaan miliaran dolar dari Departemen Luar Negeri dan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) untuk program-program di seluruh dunia.

    Bantuan luar negeri telah menjadi sasaran kemarahan dari Partai Republik di Kongres dan pejabat pemerintahan Trump, tetapi pendanaan tersebut hanya mencakup sebagian kecil dari keseluruhan anggaran AS. Cakupan perintah eksekutif dan telegram berikutnya telah membuat pejabat kemanusiaan terguncang.

    Telegram tersebut menyerukan perintah penghentian kerja secepatnya pada bantuan asing yang ada dan menghentikan bantuan baru. Pesan itu mengatakan pada bulan mendatang, pemerintah akan mengembangkan standar untuk meninjau apakah bantuan tersebut selaras dengan agenda kebijakan luar negeri Presiden Trump.

    “Keputusan untuk melanjutkan, mengubah, atau menghentikan program akan dibuat setelah peninjauan ini,” demikian pernyataan telegram tersebut, yang mencatat bahwa peninjauan tersebut harus diselesaikan dalam waktu 85 hari.

    Perintah dari Departemen Luar Negeri memberikan keringanan untuk bantuan pangan darurat serta pembiayaan militer asing untuk Israel dan Mesir. Telegram tersebut tidak secara khusus menyebutkan negara lain yang menerima pembiayaan militer asing seperti Ukraina atau Taiwan.

    Seorang pejabat kemanusiaan mengatakan bahwa jeda tersebut sangat mengganggu dan mengatakan bahwa rincian telegram tersebut hal terburuk yang bisa terjadi.

    “Industri bantuan asing dan birokrasi AS tidak sejalan dengan kepentingan Amerika dan dalam banyak kasus bertentangan dengan nilai-nilai Amerika,” kata Trump.

    Namun, salah satu pejabat mencatat bahwa program bantuan, seperti yang terkait dengan kesehatan global, yang menjadi sasaran pembekuan tersebut, merupakan kepentingan AS dan telah mendapatkan dukungan bipartisan.

    “Memastikan tidak ada pandemi merupakan kepentingan kami. Stabilitas global merupakan kepentingan kami,” kata pejabat AS.

    Diketahui sebelumnya Trump mengeluarkan keputusan kontroversional. Trump menarik AS dari keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurutnya, WHO salah menangani persoalan pandemi Covid-19 dan isu kesehatan dunia lainnya.

    Trump menilai WHO gagal bertindak secara independen dari pengaruh politik dan menagih pembayaran yang memberatkan AS. Menurutnya, pengenaan tarif WHO tidak proporsional dibanding negara lain yang lebih besar, seperti China.

    “World Health menipu kita, semua orang menipu Amerika Serikat. Itu tidak akan terjadi lagi,” kata Trump usai menandatangani perintah menarik diri dari WHO, dikutip dari Reuters, Selasa (21/1).

    (lir/dhn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • 300 Ribu Nyawa Hilang Setiap Tahunnya jika Pemerintah Tidak Lakukan Ini

    300 Ribu Nyawa Hilang Setiap Tahunnya jika Pemerintah Tidak Lakukan Ini

    Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa Indonesia termasuk ke dalam salah satu negara dengan prevalensi perokok tertinggi di dunia. Jumlah perokok di Indonesia diprediksi akan meningkat dari 31,7 persen pada 2000, diproyeksikan menjadi 37,5 persen pada 2025. Meningkatnya angka perokok di Indonesia ini turut berpotensi meningkatkan risiko kesehatan dan kematian yang lebih tinggi.

    Menurut WHO, per tahunnya, Indonesia mencatat sekitar 300 ribu jiwa meninggal akibat rokok. Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk menekan jumlah kematian tersebut ternyata belum efektif. Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan strategi lain untuk mengurangi angka kematian akibat merokok, seperti menghadirkan opsi metode alternatif yang lebih rendah risiko.

    Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan menerapkan metode Tobacco Harm Reduction (THR). Hal ini dituangkan dalam laporan ‘Lives Saved Report 2024’ yang diterbitkan pada November 2024 silam. Laporan tersebut merupakan hasil dari kolaborasi berbagai pakar di seluruh dunia, termasuk ahli kesehatan dari Indonesia, Assoc. Prof. Ronny Lesmana.

    Berdasarkan laporan tersebut, pendekatan alternatif THR dapat menyelamatkan 4,6 juta nyawa di Indonesia dari kematian akibat merokok hingga tahun 2060. THR dapat menjadi opsi yang efektif untuk mereka yang kesulitan ‘lepas’ dari rokok, serta memperkecil risiko kematian dari penyakit akibat merokok.

    Apa Itu Tobacco Harm Reduction (THR)?

    THR adalah pendekatan inovatif yang menawarkan penggunaan produk alternatif untuk mengurangi risiko kesehatan yang disebabkan oleh rokok. Mekanisme pembakaran yang terjadi dalam rokok konvensional menghasilkan zat berbahaya, sementara produk dengan mekanisme pemanasan memiliki risiko lebih rendah. Lebih jauh, sebuah studi yang dilakukan oleh Public Health England juga menemukan bahwa produk alternatif dinilai 95 persen lebih rendah risiko dibandingkan rokok konvensional.

    Menurut Ronny, pendekatan THR sudah secara luas diaplikasikan di belahan dunia lainnya dan menjadi pilihan untuk membantu peralihan penggunaan rokok. Keadaan ini turut menunjukkan bahwa memilih alternatif lain sebagai upaya berhenti merokok bukan hal yang tidak mungkin dilakukan.

    “Semua pendekatan secara ilmiah, kebijakan, serta teknologi bisa dilakukan untuk mengurangi perilaku berbahaya, termasuk dalam bagaimana mengurangi efek buruk konsumsi tembakau. Kalau kita lihat, bukan baru-baru ini saja setiap negara berusaha mendorong masyarakat bebas merokok. Ini bukan keadaan mudah sehingga perlu menemukan alternatif lain yang bisa mengurangi risiko merokok tersebut,” ucap Ronny di acara detikHealth Forum 2025, di Jakarta Selatan, Kamis (23/1/2025).

    Pada dasarnya, konsep THR bukanlah sesuatu yang sangat jauh untuk bisa diimplementasikan di Indonesia. Bertujuan sebagai opsi yang bisa diambil sebagai cara beralih dari konsumsi rokok, sasarannya jelas terarah pada masyarakat perokok aktif.

    Keberadaan produk alternatif yang sudah tersedia di Indonesia saat ini harus bisa dimaksimalkan manfaatnya, apalagi jika sudah terbukti membantu perokok mengurangi konsumsinya hingga akhirnya berhenti merokok. Menurutnya, opsi-opsi yang ada tidak bisa dipandang sebelah mata, melainkan perlu dipertimbangkan melalui penelitian lebih lanjut.

    “Tujuan THR adalah memberikan opsi bagi orang yang mau berhenti merokok. Namun, opsi terbaiknya tentu (langsung) berhenti merokok. Sebab, tujuan akhir dari penerapan THR ini juga untuk berhenti merokok,” lanjut Ronny.

    Keuntungan Tobacco Harm Reduction (THR)

    Laporan Lives Saved Report 2024 memperkirakan lebih dari 4,6 juta nyawa di Indonesia dapat diselamatkan hingga 2060. Jumlah ini merupakan hasil proyeksi dari skenario apabila Indonesia mengintegrasikan penerapan THR dalam kebijakan pengendalian tembakau yang diiringi dengan peningkatan akses perawatan kesehatan paru-paru sehingga angka berhenti merokok akan meningkat. Dengan skenario tersebut, jumlah masyarakat yang setiap tahunnya meninggal akibat merokok akan berkurang dari 300 ribu menjadi 83 ribu kematian setiap tahunnya.

    Foto: Dok. Istimewa

    “Kalau diproyeksikan lebih baik, kita bisa melihat angka kematian bisa turun dengan pendekatan THR. Kita punya pengetahuan soal produk rokok turunan yang muncul beberapa dekade belakang, ternyata bisa. Kita perlu meyakinkan lagi, bagaimana THR bisa menurunkan risiko,” kata Ronny.

    Bila ditelusuri secara mendalam, implementasi THR untuk mengurangi dampak risiko kesehatan telah diterapkan di beberapa negara seperti Swedia, Inggris, Jepang, serta Amerika Serikat (AS). Negara-negara tersebut mencatat penurunan signifikan dalam prevalensi perokok melalui pengenalan produk turunan sebagai alat bantu berhenti merokok.

    Untuk mencapai tujuan akhir berhenti merokok, dukungan terhadap metode yang belum pernah digunakan sebelumnya harus dipertimbangkan. Basis penelitian pun diperlukan untuk mendukung penerapannya, yang akan berperan sebagai sumber perumusan kebijakan yang tepat. Opsi-opsi yang ada tidak bisa dibuang begitu saja, termasuk dalam melihat THR sebagai metode yang bisa diimplementasikan.

    “Apa yang dilakukan (untuk mendukung masyarakat berhenti merokok) tidak efektif selama ini. Maka perlu pendekatan lain yang lebih efektif. Ini fakta yang tidak bisa dihindari dan harus dipikirkan. Kita tidak menegasikan kemungkinan untuk mengadaptasi teknologi, termasuk THR,” ujar Ronny.

    Tantangan Tobacco Harm Reduction di Indonesia

    Meskipun produk THR sudah mulai tersedia di Indonesia, saat ini dukungan penerapan THR serta edukasi dan sosialisasi di masyarakat masih perlu diperkuat. Salah satunya melalui aktivasi ahli kesehatan untuk melakukan edukasi mengenai pengurangan risiko, investasi terhadap penelitian dan implementasi THR oleh pemerintah, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat umum, serta melalui pendekatan terhadap kelompok religius untuk mempromosikan THR.

    Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha dan Tenaga Ahli PT Aretha Medika Utama, Prof. Dr. Wahyu Widowati mengatakan perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat untuk mendorong sosialisasi dan pemahaman mengenai THR. Tanpa upaya kolaboratif tersebut, potensi THR dalam mengurangi prevalensi merokok di Indonesia mungkin tidak dapat berjalan maksimal.

    “Saya yakin kalau pemanfaatannya sudah diatur dengan baik, dengan dukungan, dan mungkin ada pengawasan yang tepat, saya yakin masyarakat kita bisa. Jadi antara penyusun kebijakan, akademisi, dan masyarakat Indonesia harus ada kerja sama baik,” kata Prof Wahyu.

    Pemahaman mengenai konsep THR pun perlu digencarkan, terutama dalam membantu mengedukasi masyarakat mengenai apa saja manfaatnya. Keberadaan produk alternatif di Indonesia harus bisa dimanfaatkan dalam upaya menurunkan prevalensi perokok, yang dapat diintegrasikan dalam kebijakan sebagai alternatif, dibandingkan dengan hanya berfokus dengan cara yang ada saat ini.

    Lebih jauh, Wahyu juga menegaskan pentingnya penelitian yang semakin komprehensif mengenai dampak dan implementasi THR di Indonesia. Data dari penelitian tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan yang lebih tepat sasaran, sehingga cita-cita menjadikan masyarakat yang lebih sehat bisa terwujud.

    “Masyarakat Indonesia banyak yang belum memahami (THR), perlu edukasi, sehingga bisa diimplentasikan bahwa produk turunan mengurangi risiko. Sementara, peneliti berperan memberi data yang akurat,” pungkasnya.

    (dpy/suc)

  • 4 Fakta Parahnya Polusi Udara di Thailand

    4 Fakta Parahnya Polusi Udara di Thailand

    Bangkok

    Polusi udara yang menyelimuti Thailand semakin parah. Ratusan sekolah diliburkan hingga muncul imbauan bekerja dari rumah.

    Polusi udara memaksa hampir 200 sekolah di Bangkok, ibu kota Thailand, diliburkan pada hari Kamis (23/1). Otoritas pun mendesak masyarakat untuk bekerja dari rumah dan membatasi kendaraan berat di kota tersebut.

    Polusi udara musiman telah lama melanda Thailand, seperti banyak negara di kawasan tersebut.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (23/1/2025), pada Kamis pagi waktu setempat, ibu kota Thailand tersebut menjadi kota besar paling tercemar keenam di dunia, menurut IQAir.

    Tingkat polutan PM2.5 — partikel mikro penyebab kanker yang cukup kecil untuk memasuki aliran darah melalui paru-paru — mencapai 122 mikrogram per meter kubik.

    Lantas apa saja fakta terkait polusi udara di Thailand? Baca halaman selanjutnya.

    1. 200 Sekolah Diliburan

    Foto: Polusi udara menyelimuti Bangkok, ibu kota Thailand (AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA)

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan paparan rata-rata 24 jam tidak boleh lebih dari 15 untuk sebagian besar hari dalam setahun.

    Awal minggu ini, otoritas Bangkok mengatakan sekolah-sekolah di daerah dengan tingkat PM2.5 dapat memilih untuk diliburkan.

    Dan pada Kamis pagi, 194 dari 437 sekolah di bawah otoritas Otoritas Metropolitan Bangkok (BMA) telah ditutup, yang berdampak pada ribuan siswa.

    Fasilitas tersebut mencakup taman kanak-kanak hingga sekolah menengah dan penutupan berlangsung dari satu hari hingga seminggu.

    Puluhan sekolah lain di ibu kota Thailand tersebut tidak berada di bawah otoritas BMA dan angka penutupan tidak tersedia.

    Angka tersebut merupakan jumlah penutupan sekolah tertinggi sejak 2020, ketika semua sekolah di bawah otoritas BMA ditutup karena polusi udara.

    2. Imbauan WFH

    Foto: Penampakan Thailand Diselimuti Polusi Udara, Ganggu Pariwisata (Lillian Suwanrumpha/AFP/Getty Images)

    Awal minggu ini, otoritas mengimbau orang-orang untuk bekerja dari rumah, tetapi skema tersebut bersifat sukarela.

    Otoritas juga membatasi akses truk roda enam di beberapa bagian ibu kota hingga Jumat malam.

    Para politisi oposisi menuduh Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra — yang saat ini berada di Davos, Swiss untuk menghadiri Forum Ekonomi Dunia — gagal menanggapi masalah ini dengan serius.

    “Sementara perdana menteri menghirup udara segar di Swiss saat ia mencoba menarik lebih banyak investasi ke Thailand… jutaan warga Thailand menghirup udara yang tercemar ke dalam paru-paru mereka,” cetus Natthaphong Ruengpanyawut, pemimpin partai oposisi Partai Rakyat, dalam sebuah postingan di Facebook.

    3. Polusi Udara Makin Parah

    Foto: Bangkok gelap tertutupi polusi (REUTERS/ATHIT PERAWONGMETHA)

    Polusi udara yang menyelimuti Bangkok, ibu kota Thailand, semakin parah. Otoritas kota Bangkok mengumumkan lebih dari 350 sekolah terpaksa diliburkan akibat kondisi udara yang buruk.

    Bangkok, menurut pemantau kualitas udara IQAir seperti dilansir AFP, Jumat (24/1/2025), menduduki peringkat ketujuh sebagai kota besar paling tercemar atau paling mengalami polusi di dunia.

    Polusi udara musiman telah lama melanda Thailand, seperti banyak negara di kawasan sekitarnya. Namun kondisi berkabut pada pekan ini telah menyebabkan sebagian besar sekolah diliburkan — situasi semacam ini berlangsung sejak tahun 2020 lalu.

    “Otoritas Metropolitan Bangkok telah meliburkan 352 sekolah di sebanyak 31 distrik karena polusi udara,” demikian pesan otoritas kota Bangkok yang dibagikan dalam grup LINE resminya pada Jumat (24/1) waktu setempat.

    4. Dilarang Lakukan Pembakaran

    Patung Buddha Raksasa di Bangkok Tertutup Polusi Udara (Foto: REUTERS/CHALINEE THIRASUPA)

    Pada Jumat (24/1) waktu setempat, menurut IQAir, level polutan PM2.5 — mikropartikel penyebab kanker yang cukup kecil untuk memasuki aliran darah melalui paru-paru — mencapai 108 mikrogram per meter kubik.

    Menteri Dalam Negeri Thailand, Anutin Charnvirakul, pada Kamis (23/1) memerintahkan larangan pembakaran tunggul — yang dilakukan secara sengaja untuk membakar sisa tanaman untuk membuka ladang. Bagi para pelanggar larangan itu, berisiko dituntut secara hukum.

    Sementara Perdana Menteri (PM) Thailand, Paetongtarn Shinawatra, yang sedang menghadiri Forum Ekonomi Dunia di Swiss, menyerukan tindakan yang lebih keras untuk mengatasi polusi udara, termasuk membatasi pembangunan di ibu kota dan mencari kerja sama dengan negara-negara terdekat.

    Kota-kota besar di negara-negara tetangga, seperti Vietnam dan Kamboja, juga masuk dalam peringkat 10 kota besar paling tercemar secara global menurut IQAir pada Jumat (24/1) waktu setempat. Ho Chi Minh City berada di peringkat kedua dan Phnom Penh di peringkat kelima dalam daftar tersebut.

    Tonton juga Video Penampakan Kota Hanoi Vietnam Dikepung Polusi Udara

    Halaman 2 dari 5

    (rdp/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu