NGO: WHO

  • Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 7 Halaman 120 121 Kurikulum Merdeka: Let’s Clean Up!

    Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 7 Halaman 120 121 Kurikulum Merdeka: Let’s Clean Up!

    Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 7 Halaman 120 121 Kurikulum Merdeka: Let’s Clean Up!

    TRIBUNJATENG.COM- Berikut kunci Jawaban Bahasa Inggris kelas 7 semester 1 halaman 120 121.

    Artikel ini akan memudahkanmu dalam mengerjakan soal-soal Bahasa Inggris.

    Materi pada bagian ini membahas tentang soal yang terdapat buku Bahasa Inggris Kelas 7 halaman 120 121, Kurikulum Merdeka sesuai dengan buku siswa bahasa Inggris yang berjudul English for Nusantara edisi 2022.

    Pada bagian ini, membahas tentang materi section 3.

    Simak ulasan selengkapnya di sini.

    Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 10 Halaman 120 121

    Soal Halaman 120 121

    Unit 2. My House Chores

    Section 2 – Reading

    a. Look at Picture 3.7 and answer the following questions.

    1. Who takes out the trash?

    Jawaban:

    Galang takes out the trash.

    2. Who cleans the window?

    Jawaban:

    Pak Rahmansyah cleans the window.

    3. Who mops the floor?

    Jawaban:

    Shinta mops the floor

    4. Who puts the toys away?

    Jawaban:

    Tamara puts the toys away

    b. Read the text about house chores. See the Wordbox.

    Let’s Clean Up!

    The Rahmansyahs work together to keep the house clean. In the morning, everyone in the family makes the bed.

    Every day, Sinta sweeps and mops the floor and Galang takes out the trash. Each of them takes turns to wash the dishes every night.

    Ibu Posma cooks everyday. While she cooks, Ara usually plays with her toys. When she finishes playing, she puts away the toys.

    Pak Rahmansyah does the laundry every other day. He cleans the windows and the furniture every Saturday. The Rahmansyahs are busy every day.

    c. Complete the sentences based on the text.

    1. Galang __________ the trash every day.

    Jawaban:

    Takes out

    2. Sinta __________ the floor every day.

    Jawaban:

    Mops

    3. Sinta and Galang take turns to __________ the dishes.

    Jawaban:

    Wash

    4. Ara __________ away her toys every other day.

    Jawaban:

    Puts

    5. Pak Rahmansyah __________ the windows twice a week

    Jawaban:

    Cleans

    d. Work with your friend. Put a check mark in the table below based on the text above

    Disclaimer

    – Jawaban di atas hanya digunakan oleh orangtua untuk memandu proses belajar anak.

    – Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.

     

  • Trump Setop Pasokan Obat HIV, TBC, dan Malaria di Negara Miskin, RI Ikut Terdampak

    Trump Setop Pasokan Obat HIV, TBC, dan Malaria di Negara Miskin, RI Ikut Terdampak

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut Indonesia kemungkinan besar ikut terdampak keputusan Presiden AS Donald Trump yang menyetop pasokan medis dan obat-obatan tuberkulosis (TBC), HIV, dan Malaria di negara miskin. Beruntungnya, selama ini Indonesia sudah mulai mendapatkan banyak dana hibah dari negara lain. Tidak hanya bergantung pada AS.

    Menkes Budi juga menyebut kini membuka kerja sama bersama banyak pihak termasuk Arab Saudi dan India. Salah satunya dalam upaya pemenuhan tenaga kesehatan dan obat-obatan untuk menangani sejumlah penyakit, utamanya jantung.

    “Itu memang Amerika tuh freeze semua bantuan, Indonesia juga terasa, kita beruntung bahwa sumber hibah Indonesia sudah diversifikasi, bukan hanya dari AS, tetapi juga ada negara-negara lain, itu sebabnya pak Prabowo kan sudah keluarkan dari APBN sendiri untuk cover misalnya tuberkulosis,” terang Menkes Budi saat ditemui di RS Harapan Kita, Jumat (30/1/2025).

    “Pasti akan ada dampaknya dari yang langsung masuk dari CDC atau US, atau secara tidak langsung lewat WHO, Gavi, yang sebagian besar juga masih tergantung pada AS,” lanjut dia.

    Menkes mengaku tengah menghitung seberapa besar dampak dari pembekuan dana hibah AS, untuk kemudian mencari sumber pendanaan lain. Dalam waktu dekat, Menkes menyebut akan mengunjungi Australia untuk pendanaan tambahan kebutuhan pengobatan pasien di Indonesia.

    “Saya Insya Allah minggu depan ke Australia untuk melihat apakah bisa ditambah bantuan dari sana, untuk bisa bantu kita,” pungkas dia.

    Sebelumnya diberitakan, Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) mulai menerima memo untuk segera menghentikan bantuan dan pasokan medis terkait TBC, malaria, dan HIV, kepada negara miskin. Perintah Donald Trump tersebut otomatis memperluas pembekuan bantuan pendanaan AS untuk banyak negara berkembang.

    “Memo ini mencakup pekerjaan firma pada HIV, malaria, dan tuberkulosis serta kontrasepsi dan perlengkapan kesehatan ibu juga anak,” kata seorang sumber USAID dan seorang mantan pejabat USAID kepada Reuters.

    “Ini bencana besar,” respons Atul Gawande, mantan kepala kesehatan global di USAID yang meninggalkan badan tersebut bulan ini.

    “Sumbangan obat-obatan menyelamatkan 20 juta orang yang hidup dengan HIV. Itu berakhir hari ini.”

    (naf/kna)

  • WHO: Kematian Akibat Tenggelam Bisa Dicegah, Anak-anak Perlu Keterampilan Berenang  – Halaman all

    WHO: Kematian Akibat Tenggelam Bisa Dicegah, Anak-anak Perlu Keterampilan Berenang  – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Organisasi kesehatan dunia atau WHO melaporkan, sejak tahun 2000, angka kematian akibat tenggelam di dunia telah turun hingga 38 persen.

    Dari 6,1 menjadi 3,8 per 100.000 penduduk.

    “Penurunan signifikan dalam kematian akibat tenggelam sejak tahun 2000 adalah berita bagus dan bukti bahwa intervensi sederhana dan praktis yang direkomendasikan WHO berhasil,” kata Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, mengutip laman WHO, Rabu (29/1/2025).

    Meskipun ada kemajuan ini, kematian akibat tenggelam tetap menjadi krisis kesehatan masyarakat yang dapat dicegah.

    Anak-anak kecil memiliki risiko tenggelam yang sangat tinggi karena kemampuan mereka yang belum berkembang untuk menilai risiko, dan kurangnya keterampilan berenang serta keselamatan di air. 

    Risiko tenggelam meningkat ketika anak-anak berinteraksi dengan air di luar pengawasan aktif orang dewasa.

    Anak-anak dan dewasa muda berusia 0–29 tahun menyumbang lebih dari separuh (57 persen) dari semua kematian akibat tenggelam. 

    Angka kematian tenggelam tertinggi per populasi terjadi pada anak-anak berusia 0–4 tahun. Pada tingkat regional, angka kematian tenggelam pada anak-anak berusia 0-4 tahun tertinggi terjadi di Wilayah Mediterania Timur WHO dengan 16,8 kematian per 100.000 populasi. 

    Di Wilayah Pasifik Barat WHO, anak-anak berusia 5–14 tahun lebih sering meninggal karena tenggelam daripada penyebab lainnya.

    Ada banyak tindakan untuk mencegah tenggelam. 

    Seperti menutup sumur, menggunakan penghalang pintu dan tempat bermain, memagari kolam renang, dan mengendalikan akses ke sumber air dapat mengurangi risiko dan paparan bahaya air.

    Pengasuhan anak berbasis masyarakat yang diawasi untuk anak-anak prasekolah dapat mengurangi risiko tenggelam dan memiliki manfaat kesehatan lain yang terbukti. 

    Mengajarkan anak-anak usia sekolah dasar-dasar berenang, keselamatan air, dan keterampilan penyelamatan yang aman adalah pendekatan lain. 

    Namun, upaya ini harus dilakukan dengan penekanan pada keselamatan, dan manajemen risiko menyeluruh yang mencakup kurikulum yang teruji keselamatan, area pelatihan yang aman, penyaringan dan pemilihan siswa, dan rasio siswa-instruktur yang ditetapkan untuk keselamatan.

    Mengajarkan keterampilan berenang dasar kepada anak-anak, akan mencegah 774.000 anak yang dipreduksi tenggelam antara tahun sekarang dan 2050. 

    Lebih jauh lagi, 178.000 anak lainnya akan terhindar dari cedera parah yang mengancam jiwa akibat tenggelam yang tidak berakibat fatal selama periode yang sama. 

    “Tenggelam terus menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama, tetapi kemajuan mungkin terjadi, terutama jika pemerintah bekerja sama dengan mitra yang kuat di tingkat lokal,” kata Duta Besar Global WHO untuk Penyakit dan Cedera Tidak Menular Michael R. Bloomberg.

  • Fakta-fakta CIA Bersikeras Tuduh Lab Wuhan Jadi Sumber Pandemi COVID-19    
        Fakta-fakta CIA Bersikeras Tuduh Lab Wuhan Jadi Sumber Pandemi COVID-19

    Fakta-fakta CIA Bersikeras Tuduh Lab Wuhan Jadi Sumber Pandemi COVID-19 Fakta-fakta CIA Bersikeras Tuduh Lab Wuhan Jadi Sumber Pandemi COVID-19

    Jakarta

    Sejak awal COVID-19 merebak, para pimpinan politik, spesialis penyakit menular, hingga masyarakat awam ramai-ramai memperdebatkan asal muasal virus SARS-CoV-2 tersebut.

    Walhasil, hingga kini muncul dua hipotesis atau dugaan sumber COVID-19. Pertama, virus berpindah dari hewan ke manusia di pasar basah Wuhan, tempat virus pertama kali teridentifikasi. Kemungkinan kedua, bocor dari laboratorium Wuhan, yakni Institut Virologi Wuhan.

    Meski begitu, hingga kini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berulang kali memastikan asal muasal COVID-19 lebih mungkin terjadi secara ilmiah, yakni loncatnya virus yang bermula dari kelelawar ke hewan lain, hingga akhirnya menular ke manusia.

    Pernyataan WHO tersebut juga masih diperdebatkan, terutama dari pihak Amerika Serikat. Salah satunya dari Badan Intelijen AS (CIA). Pada 25 Januari 2025, CIA mengungkap COVID-19 lebih mungkin berasal dari kebocoran laboratorium, ketimbang terjadi penularan secara alami, seperti dari kelelawar atau hewan lain, di pasar basah Wuhan.

    Dikutip dari TIME, kesimpulan tersebut sebenarnya tidak berasal dari bukti baru. Hanya didapatkan dari tinjauan ulang terhadap data yang ada. Hal ini menandakan analisis CIA didasarkan pada data yang tidak lengkap.

    Oleh karena itu, CIA mengatakan akan terus mengevaluasi setiap laporan intelijen baru yang kredibel atau informasi sumber terbuka yang dapat mengubah penilaian CIA. Pengumuman CIA merupakan pukulan keras bagi China, yang telah lama bersikeras menekankan laboratorium Wuhan bukan sumber COVID-19.

    Menanggapi pengumuman CIA, pemerintah China buka suara.

    “Penelusuran asal-usul adalah masalah sains dan penilaian apa pun tentangnya harus dibuat dalam semangat berbasis sains dan oleh para ilmuwan. Sangat tidak mungkin pandemi itu disebabkan oleh kebocoran laboratorium,” kata juru bicara kementerian luar negeri Mao Ning pada konferensi pers.

    “AS perlu segera berhenti mempolitisasi dan menjadikan penelusuran asal-usul sebagai senjata, dan berhenti menjadikan orang lain kambing hitam.”

    Latar belakang politik

    Hanya satu hari sebelum pernyataan CIA, direktur lembaga yang baru saja dilantik, John Ratcliffe, mengisyaratkan posisi baru tentang asal-usul COVID-19 akan segera diambil.

    “Salah satu hal yang sering saya bicarakan adalah mengatasi ancaman dari China di sejumlah bidang, dan itu kembali ke mengapa satu juta orang Amerika meninggal dan mengapa Badan Intelijen Pusat telah duduk di pinggir lapangan selama lima tahun dengan tidak membuat penilaian tentang asal-usul COVID,” katanya dalam sebuah wawancara dengan Breitbart News.

    “Itu hal yang baru bagi saya.”

    Pendekatan konfrontatif terhadap Beijing itu konsisten bagi Ratcliffe, yang menjabat sebagai Direktur Intelijen Nasional selama masa jabatan pertama Presiden Donald Trump. “Kebocoran laboratorium adalah satu-satunya teori yang didukung oleh sains, intelijen, dan akal sehat,” katanya pada, 2023.

    Posisi yang baru diumumkan itu melampaui batas politik. Temuan itu dicapai selama hari-hari terakhir pemerintahan Biden, di bawah kepala CIA saat itu William Burns, menurut laporan oleh New York Times, dan Ratcliffe memerintahkan agar temuan itu dideklasifikasi dan dirilis.

    Perdebatan sengit

    Pada awal pandemi 2021, Organisasi Kesehatan Dunia mencapai kesimpulan berbeda. Melalui kerja sama dengan ahli epidemiologi China, mereka melakukan kajian mendalam tentang kemungkinan asal-usul virus COVID-19 dan melihat penularan alami dari hewan inang ke manusia sebagai rute penularan yang paling mungkin terjadi.

    Kontaminasi rantai dingin pasokan makanan, dengan virus yang mungkin bertahan di makanan dingin pada suatu tempat dalam jalur produksi serta pengiriman, juga dipertimbangkan. Teori laboratorium tidak banyak mendapat perhatian.

    “Penularan melalui insiden laboratorium dianggap sebagai jalur yang sangat tidak mungkin,” demikian simpulan laporan tersebut.

    Mao Ning, juru bicara kementerian luar negeri, mengutip temuan itu dalam konferensi persnya pada 27 Januari, yang menggambarkannya sebagai kesimpulan resmi yang dicapai oleh para ahli misi gabungan WHO-China berdasarkan sains setelah kunjungan lapangan mereka ke laboratorium di Wuhan dan komunikasi mendalam dengan para peneliti.

    Namun, ini bukanlah kesimpulan akhir. Para ilmuwan dari AS dan tempat lain tidak memiliki peran dalam penelitian itu, dan penelitian itu dilakukan saat pandemi masih memanas, dengan banyak hal tentang virus itu yang masih belum diketahui. Pada 2023, Departemen Energi AS (DOE) mencapai kesimpulan yang mirip dengan kesimpulan CIA yang baru, bahwa kebocoran laboratorium menjadi penyebab pandemi, meskipun mereka juga dapat mengatakannya dengan keyakinan yang rendah.

    Pada tahun yang sama, mantan Direktur FBI Christopher Wray menyuarakan kesimpulan DOE, meskipun dengan sedikit lebih percaya diri, mengatakan kepada Fox News, “FBI telah lama menilai bahwa asal mula pandemi kemungkinan besar adalah potensi insiden laboratorium di Wuhan.”

    Kementerian luar negeri China juga menyerang balik saat itu. “Dengan mengulang teori kebocoran laboratorium,” kata Mao Ning, “AS tidak akan berhasil mendiskreditkan Tiongkok, dan sebaliknya, hal itu hanya akan merusak kredibilitasnya sendiri.”

    NEXT: Mengapa AS ‘Bersikeras’ Tuduh Lab Wuhan?

    Masalah dengan posisi kebocoran laboratorium adalah bahwa AS tidak pernah memiliki akses ke laboratorium Wuhan dan dengan demikian tidak dapat mencapai jawaban yang pasti selama lebih dari lima tahun. Sekarang setelah CIA akhirnya sampai pada kesimpulan, tidak semua ilmuwan yakin dengan apa yang telah dilaporkan, melihat hasilnya sebagai sumber ilmiah yang tipis.

    “Kami memiliki setidaknya setengah lusin makalah ilmiah di jurnal ilmiah terbaik, termasuk Cell dan Science, yang secara meyakinkan menunjukkan bagaimana virus SARS-2 muncul melalui penularan zoonosis,” kata Dr. Peter Hotez, dekan Sekolah Kedokteran Tropis Nasional di Baylor College of Medicine, dalam email kepada TIME. “

    “Sebaliknya, saya belum melihat satu pun makalah ilmiah yang diterbitkan tentang kebocoran laboratorium, bahkan tidak ada penjelasan ilmiah yang serius [tentang] bagaimana hal itu bisa terjadi mengingat bukti ilmiah yang ada hingga saat ini. Jadi saya tidak mengerti bagaimana CIA sampai pada kesimpulannya.”

    Perdebatan ini lebih dari sekadar perdebatan akademis. Jika virus memang menyebar di pasar basah Wuhan, tujuh juta kematian di seluruh dunia yang diakibatkannya menjadi alasan kuat untuk mengatur interaksi kita dengan ekosistem dengan lebih baik, seperti di pasar makanan luar ruangan. Sebaliknya, jika pandemi adalah hasil dari apa yang terjadi di laboratorium, maka China, AS, dan negara lain yang melakukan rekayasa biologis seperti itu sangat membutuhkan pengawasan lebih untuk membuat laboratorium ini lebih aman.

    Seperti yang telah diperdebatkan para ilmuwan selama bertahun-tahun, yang terpenting adalah mencegah dua kemungkinan tersebut terjadi di masa depan, terlepas dari bagaimana COVID-19 berasal.

    Simak Video “Video: Respons China ke WHO soal Tudingan Tutupi Data Asal-usul COVID-19”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Cara Sederhana Cegah Skoliosis, Hindari Pakai Tas Berat Bertumpu di Satu Bahu – Halaman all

    Cara Sederhana Cegah Skoliosis, Hindari Pakai Tas Berat Bertumpu di Satu Bahu – Halaman all

    Laporan Willem Jonata

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Skoliosis atau tulang punggung bengkok seperti hurup C atau S  bisa terjadi pada siapa saja. Bukan hanya anak-anak, tapi juga orang dewasa.

    Dengan kata lain, lengkungan pada tulang punggung adalah suatu kondisi yang tak hanya berkembang selama masa anak-anak atau remaja, tetapi nyatanya kondisi ini juga bisa muncul di usia dewasa. 

    Ada dua bentuk skoliosis, yakni skoliosis idiopatik dan skoliosis degeneratif.

    Mengutip Swiss Surgery, skoliosis idiopatik terjadi pada pasien muda. Asal usulnya tidak diketahui, oleh karena itu disebut “skoliosis remaja idiopatik”.

    Anak perempuan umumnya lebih mungkin terkena daripada anak laki-laki.

    Beberapa ahli berteori bahwa skoliosis idiopatik bisa berkembang akibat genetik dan bisa berasal dari lembutnya ligamen, lemahnya otot, atau perkembangan abnormal dari tulang. 

    Sementara itu, skoliosis degeneratif disebabkan oleh atrisi atau karena proses pengikisan pada tulang.

    Karena atrisi, tulang kehilangan bentuk lurusnya, yang menyebabkan skoliosis.

    Badan Kesehatan Dunia atau WHO mencatat prevalensi skoliosis di Indonesia mencapai tiga sampai lima persen dari jumlah populasi.

    Skoliosis yang berat dapat mengganggu kesehatan, menimbulkan keluhan yang dapat mengganggu produktivitas, menyebabkan berbagai komplikasi, seperti nyeri punggung, kesulitan bernapas, dan gangguan pada organ dalam.

    Kurangnya wawasan mengenai pentingnya peduli dengan kesehatan tulang belakang, membuat penderita skoliosis makin tahun makin bertambah.

    Dalam seminar edukasi yang digelar Holywings Peduli baru-baru ini, dr. Singgih, MKM dari RS Siloam Mampang, Jakarta Selatan, menjelaskan serba-serbi tentang skoliosis.

    Khususnya mengenai langkah-langkah pencegahan.

    Menurut dia, pencegahan skoliosis bisa dimulai dari perubahan kecil dalam gaya hidup seperti mengonsumsi berbagai nutrisi baik, dan melakukan olahraga secara rutin.

    “Sebaiknya juga hindari menggunakan tas dalam kondisi berat terlalu sering menggunakan satu bahu saja,” jelasnya.

    Selain seminar edukasi, digelar pula kegiatan cek kesehatan gratis. Termasuk mengecek kondisi tulang.

    Kegiatan tersebut digelar di HW Livehouse dan Tiger Kemang, untuk warga RW 01 kelurahan Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

    Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan antara lain pengukuran gula darah, kolesterol, tekanan darah, hingga konsultasi medis yang langsung dilakukan oleh tenaga medis dari RS Siloam Mampang.

    Selain itu, 50 peserta yang mengikuti medical check up gratis ini juga mendapatkan obat-obatan atau vitamin sesuai hasil pemeriksaan.

    Andrew Susanto, Komisaris Utama Holywings Group sekaligus Ketua Program CSR Holywings Peduli, berharap acara ini bisa menjadi inspirasi bagi warga untuk lebih peduli pada kesehatan mereka.

    “Kami ingin acara ini memotivasi masyarakat agar lebih rutin menjaga kesehatan dan menjalani gaya hidup sehat. Ini adalah bagian dari komitmen Holywings Peduli untuk mendukung kesehatan masyarakat,” ujarnya.

    Cek kondisi tulang punggung yang dilakukan oleh tim medis RS Siloam Mampang mengunakan metode pemeriksaan fisik menggunakan skoliometer.

    Pada setiap peserta Skoliometer diletakan melintasi deformitas tulang belakang. Kemudian akan dibaca sudut rotasi batang tubuh yang ditunjukkan oleh skoliometer.

    Pemeriksaan dianggap positif jika angka yang ditunjukkan skoliometer lebih dari 7 derajat. 

    Kegiatan ini disambut antusias oleh para peserta yang hadir di HW Livehouse dan Tiger Kemang.

    Seorang warga, Nurhayati, menilai acara ini punya manfaat penting.

    “Banyak dari kami belum pernah melakukan pemeriksaan tulang belakang sebelumnya. Dengan bantuan ini, kami jadi lebih paham akan kondisi tubuh dan tulang punggung kami. Terima kasih atas perhatian yang luar biasa ini,” katanya.

  • Penderita Diabetes Diprediksi Meningkat, Ketahui Batas Konsumsi Gula untuk Cegah Risiko – Halaman all

    Penderita Diabetes Diprediksi Meningkat, Ketahui Batas Konsumsi Gula untuk Cegah Risiko – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Diabetes menjadi perhatian karena jumlah kasus yang tinggi serta perannya sebagai faktor risiko utama penyakit jantung dan pembuluh darah.

    Data dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukan Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak, yakni 19,5 juta penderita di tahun 2021.

    Masih menurut IDF, penderita diabetes di Indonesia diprediksi akan menjadi 28,6 juta pada 2045 jika masyarakatnya tak menerapkan pola hidup sehat. 

    Seperti diketahui, World Health Organization (WHO) dan Kementerian Kesehatan Indonesia memiliki pedoman mengenai batas konsumsi gula harian.

    WHO sendiri menyarankan agar asupan gula tambahan per hari tidak melebihi 10 persen dari total kalori harian untuk manfaat kesehatan yang signifikan, termasuk penurunan risiko obesitas dan penyakit lainnya.

    “Kami memiliki bukti bahwa membatasi asupan gula hingga kurang dari 10 persen dari total asupan energi harian, juga dapat mengurangi risiko diabetes, obesitas, dan kerusakan gigi,” kata Dr. Francesco Branca, Direktur Departemen Nutrisi untuk Kesehatan dan Pembangunan WHO seperti dikutip dari situs resmi WHO. 

    Membatasi konsumsi gula hingga kurang dari 10 persen dari total kalori harian mengurangi beban penyakit tidak menular.

    Kementerian Kesehatan Indonesia menyarankan batas konsumsi gula, yakni 50 gram atau 4 sendok makan per hari. 

    Dikutip Health dan WebMD, manfaat mengurangi konsumsi gula sangat signifikan untuk kesehatan.

    Pertama, menurunkan berat badan. Membatasi asupan gula per hari dapat meningkatkan rasa kenyang sehingga berat badan akan cenderung turun dan lingkar perut akan mengecil.

    Kemudian menstabilkan kadar gula darah. Apalagi dibarengi perubahan pola makan serta rutin olahraga. Hal itu meningkatkan sensitivitas insulin sehingga kadar gula darah lebih stabil.

    Mengurangi konsumsi gula per hari juga menurunkan tekanan darah, kolesterol, dan trigliserida, sehingga risiko penyakit jantung akan berkurang.

    Selain itu, dapat meningkatkan kesehatan gigi dan mulut. Gula diketahui membuat bakteri di dalam mulut memproduksi asam yang dapat merusak permukaan gigi, menyebabkan gigi berlubang dan infeksi gusi. 

    Membatasi asupan gula membantu untuk mengurangi jerawat dan menyehatkan kulit sehingga munculnya tanda-tanda penuaan dini dapat dicegah. Mengurangi asupan gula juga membantu menurunkan risiko penyakit lever.

    Karenanya, kampanye gaya hidup sehat pun digaungkan berbagai pihak.

    Bukan hanya aktif berolahraga, tapi juga pemenuhan nutrisi, termasuk membatasi konsumsi gula.

    “Kami percaya bahwa kampanye ‘Jadi Lebih Baik’ bisa dimulai dari memilih asupan yang bermanfaat bagi tubuh, salah satunya adalah susu,” kata Dhony Pratama, CEO Susu Mbok Darmi.

    Pihaknya mendukung gaya hidup sehat dan berusaha menginspirasi agar masyarakat semakin produktif dalam berbagai aktivitas. 

    Kampanye “Jadi Lebih Baik” merupakan wujud komitmen mereka dalam memberikan pilihan positif bagi masyarakat, seperti mengatur level manis dalam berbagai varian susu.

    Sebagai negara nomor tiga yang banyak mengkonsumsi gula di Asia Tenggara, masyarakat di Indonesia perlu memiliki kesadaran untuk mengubah gaya hidup.

    Mengurangi kadar asupan gula dapat menjadi awal dari resolusi tahun baru untuk memiliki tubuh yang lebih sehat. 

    “Melalui kampanye ini, kami tidak hanya ingin memperkenalkan cara konsumsi susu yang lebih sehat tetapi juga memotivasi untuk memulai kebiasaan positif yang memberikan kualitas hidup lebih baik,” tutup Dhony.
     
     
     
     
     
     

  • Gerakan Nurani Bangsa Dorong 10 PR Pemerintah Jelang HUT Ke-80 Indonesia

    Gerakan Nurani Bangsa Dorong 10 PR Pemerintah Jelang HUT Ke-80 Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA – Gerakan Nurani Bangsa menyampaikan 10 pesan kebangsaan menjelang 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.

    Perwakilan Gerakan Nurani Bangsa Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid mengatakan bahwa dalam 80 tahun Indonesia berdiri berbagai pekerjaan rumah masih harus diselesaikan.

    Misalnya, pada 2023, deforestasi Indonesia mencapai 257.384 Ha. Posisi penyangga paru-paru dunia ketiga terbesar dan ruang hidup masyarakat terancam karena penggundulan hutan atau perubahan fungsi kawasan hutan.

    Terdapat 118 dari 450 Daerah Aliran Sungai dalam kondisi kritis. Deforestasi telah berdampak pada rusaknya ekosistem hutan tropis dan tersingkirnya masyarakat adat yang berada di sekitarnya.

    “Belum lagi persoalan lingkungan dan agrarian lainnya seperti sampah, banjir, kerusakan ekosistem pantai, kesulitan air bersih, pemanasan global dan konflik agraria di pesisir pantai dan pulau kecil,” ujarnya lewat rilisnya, Selasa (28/1/2025).

    Belum lagi, sektor Kesehatan tidak kalah mendesak untuk diberi perhatian khusus. Menurut data Kementerian kesehatan, rasio dokter terhadap jumlah penduduk pada tahun 2024 adalah 0,47 per 1000 penduduk. Sangat rendah dibandingkan standar WHO yaitu 1 per 1000 penduduk. Demikian juga isu kesehatan perempuan.

    Alih-alih menurun, sistem pencatatan kematian ibu Kementerian Kesehatan mencatat angka kematian ibu Indonesia pada tahun 2022 mencapai 4.005 dan di tahun 2023 meningkat menjadi 4.129, yang berarti setiap 2 jam seorang Ibu meninggal saat persalinan.

    Kondisi yang sama dijumpai dalam kualitas Pendidikan. OECD menilai hanya sekitar 25,46 persen siswa Indonesia yang memiliki kompetensi dasar membaca dengan kemampuan interpretasi teks sederhana. Angka tersebut jauh di bawah rata-rata negara OECD yang mencapai 73,75 persen.

    Dilihat dari angka partisipasi sekolah, usia sekolah dasar mencapai 99,19%, usia sekolah menengah pertama 96,17 %, usia sekolah menengah atas dan kejuruan 74,64 %, sementara usia perguruan tinggi 19–23 tahun hanya mencapai 29,01 %.

    Penduduk yang bekerja masih didominasi oleh pekerja berpendidikan SD ke bawah (36,5 %). Budaya kekerasan, terutama kekerasan di dunia pendidikan dan kekerasan berbasis gender (KBG), terus meningkat. Terdapat 573 kasus kekerasan di dunia pendidikan pada 2024, naik 100% dari jumlah kasus 2023.

    Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mencatat bahwa selama tahun 2024 terdapat 24.596 kasus kekerasan terhadap perempuan dari total 28.350 jumlah kasus kekerasan di Indonesia.

    Selain KBG, persoalan keterwakilan perempuan dalam politik juga menjadi tantangan dalam memastikan perspektif keadilan gender dalam penyusunan kebijakan publik.

    Gerakan Nurani Bangsa meyakini perlunya upaya khusus untuk merawat bangsa dan negara Indonesia, utamanya di awal kepemimpinan baru Indonesia dan menjelang 80 tahun Indonesia sebagai negara berdaulat.

    1. Demokrasi sebagai manifestasi ‘dari, oleh, dan untuk rakyat’ merupakan hal mendasar dalam menjaga dan menata kehidupan bersama berbangsa dan bernegara di tengah masyarakat kita yang majemuk. Demokrasi merupakan wujud kedaulatan rakyat di mana peningkatan kualitas penerapannya menjadi keniscayaan. Penyelenggara Negara perlu mengawal perspektif ini dalam setiap langkahnya.

    2. Semua elemen bangsa (penyelenggara negara, pemerintah, masyarakat dan pelaku bisnis) perlu menjaga dan merawat nilai-nilai kebangsaan dan kemasyarakatan demi keutuhan dan kesatuan bangsa Indonesia, sebagaimana amanat konstitusi.

    3. Seluruh agenda berbangsa dan bernegara perlu disandarkan pada kemaslahatan rakyat dan masa depan negara bangsa secara berkelanjutan, tidak terjebak pada kepentingan segelintir orang dan kepentingan jangka pendek.

    4. Presiden dan para pembantunya agar menjalankan program dan kebijakan yang mampu memperbaiki kualitas pendidikan, layanan kesehatan, kelestarian lingkungan dan sumber daya alam serta penyediaan lapangan kerja, sehingga kualitas hidup warga tetap terjaga dan kian meningkat.

    5. Seluruh penyelenggara pemerintahan, khususnya aparat keamanan dan aparat penegak hukum, harus melindungi dan menjaga kebebasan berpendapat dan berekspresi warga negara di era demokrasi, yang merupakan hak asasi yang dijamin konstitusi serta menegakkan hukum secara profesional, berintegritas dan berkeadilan.

    6. Para penyelenggara negara di jajaran eksekutif, legislatif, yudikatif, serta pada semua institusi negara dan instansi pemerintahan, haruslah benar-benar menjadi contoh dalam pemberantasan korupsi dengan menerapkan nilai-nilai anti-korupsi.

    7. Presiden dan pembantunya, serta para pemimpin daerah, agar bekerja dengan sungguh-sungguh memberikan teladan melalui efektivitas dan efisiensi birokrasi, mewujudkan pemerintahan yang bersih, menjunjung tinggi nilai etik dan moral demi kebaikan dan kesejahteraan bersama.

    8. Pemerintah dan lembaga legislatif hendaknya membuat dan mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) secara lebih adil dan bijak. Setiap kebijakan fiskal haruslah berorientasi pada kesejahteraan sosial.

    9. Terkait situasi khusus Papua, agar seluruh pihak terkait mampu membangun Papua yang damai dan adil dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup dan ruang hidup warga berdasar kearifan lokal.

    10. Semua penyelenggara negara menjadikan ajaran universal agama dan nilai luhur bangsa, khususnya yang terkristalisasi pada Pancasila, sebagai dasar sekaligus orientasi dalam mengemban amanah bangsa. Dengan demikian kepercayaan masyarakat terus terjaga, berpartisipasi bersama mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

  • Selandia Baru Menuju Negara Bebas Asap Tahun 2025, Ini Cara Tekan Angka Perokok Remaja – Halaman all

    Selandia Baru Menuju Negara Bebas Asap Tahun 2025, Ini Cara Tekan Angka Perokok Remaja – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Pemerintah Selandia Baru mengumumkan akan menjadi negara bebas asap pada tahun 2025 (Smoke-free 2025).

    Cara yang ditetapkan pemerintah Selandia Baru menggunakan regulasi berbasis pendekatan rendah risiko kesehatan.

    Pihak terkait memanfaatkan produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik (vape) dan produk tembakau yang dipanaskan.

    Direktur Action on Smoking and Health Foundation (ASH) Selandia Baru, Ben Youdan, menjelaskan, pemerintah Selandia Baru pernah gagal dalam mencapai target untuk mengurangi tingkat perokok dewasa menjadi 10 persen pada tahun 2018.

    Saat itu, Pemerintah Selandia mengimplementasikan kampanye dan tindakan berdasarkan Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), namun hasilnya tidak membawa perubahan apapun

    Pemerintah Selandia Baru mulai melihat penurunan tajam dalam jumlah perokok ketika produk tembakau alternatif diperkenalkan.

    “Tingkat merokok turun menjadi sekitar 6,86 persen. Ini merupakan perubahan jelas yang menunjukkan bahwa penggunaan produk tembakau alternatif semakin meningkat dalam mengurangi jumlah perokok,” papar Ben dalam diskusi publik The E-Cigarette Summit UK 2024 di London, beberapa waktu lalu.

    Melalui implementasi regulasi menuju negara Bebas Asap 2025, pemerintah Selandia Baru lebih terbuka dalam memberikan ragam pilihan produk tembakau rendah risiko bagi perokok untuk beralih dari kebiasaan merokok, seperti produk tembakau alternatif.

    Pada akhir Desember 2024, pemerintah Selandia Baru telah mengumumkan pembagian peralatan rokok elektronik gratis bagi perokok yang ingin beralih dari kebiasaan merokok.

    Program ini juga sudah diimplementasikan di negara Inggris dengan menawarkan vape kit gratis kepada satu juta perokok pada 2023 lalu.

    Selain mengupayakan berkurangnya jumlah perokok, Ben menambahkan, pemerintah Selandia Baru juga mengantisipasi terhadap pertumbuhan pengguna produk tembakau alternatif di kalangan remaja.

    Di Indonesia pemerintah terus berupaya menurunkan jumlah perokok.

    Sekretaris Jenderal Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) Garindra Kartasasmita menjelaskan komitmen asosiasi industri yang hanya menjual produk pada konsumen dewasa demi mencegah perokok baru.

    “Kami berkomitmen untuk hanya menjual produk kepada konsumen dewasa dan tidak menjual kepada yang di bawah umur. Kami akan memastikan bahwa seluruh anggota asosiasi mematuhi peraturan dan regulasi yang berlaku terkait penjualan produk ini,” ujarnya, seperti dikutip Selasa (28/1/2025).

    Senada dengan Garindra, Ketua Asosiasi Vaper Indonesia (AVI) Johan Sumantri mengatakan, produk tembakau alternatif hanya diperuntukkan bagi usia 18 tahun ke atas dan perokok aktif yang ingin beralih.

    “Hak-hak konsumen pengguna juga penting untuk diberikan perlakuan yang berbeda dengan perokok seperti membedakan aturan kawasan tanpa rokok dan akses penggunaan rokok,” ungkapnya.

  • Donald Trump Tanda Tangani 4 Perintah Eksekutif Baru, Termasuk Mengamanatkan Pengembangan Iron Dome – Halaman all

    Donald Trump Tanda Tangani 4 Perintah Eksekutif Baru, Termasuk Mengamanatkan Pengembangan Iron Dome – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden AS Donald Trump menandatangani empat perintah eksekutif baru serta satu proklamasi pada Senin (27/1/2025).

    Keempat perintah eksekutif tersebut meliputi:

    – Melarang “radikalisme gender di militer.”

    – Menghapus program Keberagaman, Kesetaraan, dan Inklusi (DEI) dari militer.

    – Mengamanatkan proses pengembangan “American Iron Dome.”

    – Mengembalikan anggota militer yang diberhentikan karena menolak vaksin.

    Selain itu, terdapat satu proklamasi yang memperingati ulang tahun ke-80 pembebasan kamp konsentrasi Auschwitz.

    Trump menyatakan bahwa ia menandatangani perintah eksekutif tersebut saat berada di dalam pesawat Air Force One dalam perjalanan kembali ke Washington dari Florida, mengutip CNN.com.

    Menteri Pertahanan Pete Hegseth diperintahkan untuk menyusun dan menerapkan kebijakan setelah Trump menandatangani perintah tersebut.

    Donald Trump menandatangani serangkaian perintah eksekutif pada hari pertamanya menjabat, Senin 20 Januari 2025 di Gedung Putih. Seminggu kemudian, Trump menandatangani perintah eksekutif baru. (Instagram @whitehouse @potus)

    Radikalisme Gender di Militer

    Mengutip France24, salah satu perintah eksekutif yang ditandatangani Trump berjudul “Penghapusan Radikalisme Gender di Militer.”

    Hal ini tampaknya merujuk pada keberadaan pasukan transgender di militer, meskipun teks lengkap dari perintah tersebut belum tersedia.

    Pada masa jabatan pertamanya, Trump pernah mengumumkan bahwa ia akan melarang pasukan transgender untuk bertugas di militer.

    Namun, larangan tersebut tidak sepenuhnya diterapkan.

    Trump hanya menghentikan perekrutan pasukan transgender tetapi tetap mengizinkan personel yang telah bertugas untuk melanjutkan tugas mereka.

    Joe Biden kemudian membatalkan keputusan tersebut setelah ia menjabat pada tahun 2021.

    Menurut data Departemen Pertahanan AS, sekitar 1,3 juta personel aktif bertugas di militer.

    Aktivis pembela hak transgender memperkirakan terdapat sekitar 15.000 anggota angkatan bersenjata yang transgender, sementara pejabat menyatakan jumlahnya hanya beberapa ribu.

    Program DEI di Militer

    Mengutip New York Post, perintah eksekutif yang membahas DEI di angkatan bersenjata mengarahkan pelarangan terhadap “sistem preferensi berbasis ras atau jenis kelamin” di seluruh elemen Angkatan Bersenjata, Departemen Pertahanan, dan Departemen Keamanan Dalam Negeri.

    Setiap contoh “diskriminasi” yang terkait dengan praktik DEI akan tunduk pada tinjauan internal oleh Menteri Pertahanan Pete Hegseth.

    Iron Dome Amerika

    Donald Trump juga menandatangani perintah eksekutif yang mengharuskan pengembangan ‘American Iron Dome,’ sebuah sistem pertahanan udara jarak pendek.

    Sistem Iron Dome awalnya dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems dari Israel dengan dukungan dari Amerika Serikat.

    Sistem ini berfungsi untuk mendeteksi apakah roket yang diluncurkan akan menghantam daerah berpenduduk.

    Jika roket diperkirakan akan jatuh di area yang tidak berpenghuni, sistem akan mengabaikannya dan membiarkannya jatuh tanpa ancaman.

    Pengembangan sistem serupa di Amerika Serikat diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun untuk diterapkan.

    Pengembalian Anggota Militer yang Menolak Vaksin

    Perintah eksekutif ini juga akan memulihkan tugas bagi anggota militer yang diberhentikan karena menolak mematuhi mandat vaksin selama pandemi COVID-19.

    Mengutip Al Jazeera, sekitar 8.000 anggota militer telah diberhentikan karena menolak vaksin antara Agustus 2021 hingga Januari 2023.

    Daftar Perintah Eksekutif yang Sudah Ditandatangani

    mengutip Al Jazeera, di hari pertamanya menjabat, Senin (20/1/2025), Donald Trump telah menandatangani 26 perintah eksekutif, yaitu:

    1. Pemerintahan – Mengganti Nama Gunung Denali, Teluk Meksiko

    2. Kebijakan luar negeri – Menetapkan kartel dan organisasi internasional sebagai Organisasi Teroris Asing

    3. Sosial – Mereformasi perekrutan federal untuk memprioritaskan prestasi, keterampilan, dan dedikasi konstitusional

    4. Sosial – Mengakhiri program “keberagaman, kesetaraan, dan inklusi” serta program terkait di pemerintahan federal

    5. Gender – Hanya mengakui jenis kelamin biologis dalam kebijakan federal, mengakhiri ideologi identitas gender

    6. Pemerintahan – Membentuk Departemen Efisiensi Pemerintah untuk memodernisasi teknologi federal

    7. Kebijakan luar negeri – Memprioritaskan kepentingan AS dalam semua keputusan kebijakan luar negeri

    8. Imigrasi – Memperkuat proses pemeriksaan untuk mencegah “teroris asing” dan ancaman masuk ke AS

    9. Energi – Mendorong pengembangan sumber daya Alaska seperti minyak, gas, dan mineral

    10. Imigrasi – Memperkuat penegakan hukum imigrasi

    11. Kebijakan luar negeri – Menunda bantuan luar negeri AS selama 90 hari untuk meninjau dan memastikan keselarasan dengan kepentingan AS

    12. Energi – Mendeklarasikan keadaan darurat energi nasional untuk meningkatkan pasokan energi AS

    13. Peradilan pidana – Mengembalikan hukuman mati untuk kejahatan berat

    14. Keamanan perbatasan – Mengamankan perbatasan AS dengan membangun lebih banyak tembok dan menegakkan hukum imigrasi yang ketat

    15. Imigrasi – Mengubah aturan untuk mencegah kewarganegaraan otomatis bagi anak-anak yang lahir di AS jika orang tua mereka berada di negara tersebut secara ilegal atau sementara

    16. Imigrasi – Menghentikan sementara penerimaan pengungsi baru guna memastikan program tersebut sejalan dengan kepentingan AS

    17. Energi – Menghapus peraturan untuk meningkatkan produksi energi AS; menghilangkan “mandat kendaraan listrik (EV)”

    18. Keamanan perbatasan – Mengarahkan militer untuk fokus pada pengamanan perbatasan AS, menghentikan imigrasi ilegal, dan perdagangan narkoba

    19. Pemerintahan – Mencabut izin keamanan mantan pejabat yang terlibat dalam campur tangan pemilu

    20. Komunikasi – Mempermudah pemecatan pegawai federal yang berkinerja buruk atau bertindak melawan kebijakan

    21. Pemerintahan – Menarik diri dari Organisasi Kesehatan Dunia karena “penanganan yang salah” terhadap pandemi COVID-19

    22. Peraturan – Menunda penegakan larangan TikTok selama 75 hari untuk meninjau masalah keamanan

    23. Lainnya – Mencabut perintah eksekutif sebelumnya dan tindakan yang dianggap berbahaya, serta berjanji untuk memulihkan “akal sehat”

    24. Komunikasi – Pemerintah federal akan berhenti menyensor ucapan orang secara daring

    25. Pemerintahan – Berhenti menggunakan lembaga federal untuk menargetkan lawan politik

    26. Lingkungan – Menarik diri dari Perjanjian Paris dan komitmen iklim internasional lainnya

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Dongeng Pengantar Tidur Bahasa Inggris Anak Tentatng Persahabatan: Whispers of Friendship

    Dongeng Pengantar Tidur Bahasa Inggris Anak Tentatng Persahabatan: Whispers of Friendship

    TRIBUNJATENG.COM – Once upon a time, in a cozy little village surrounded by rolling hills and fragrant meadows, there lived a cat named Oliver.

    Oliver was no ordinary cat.

    He had soft, velvety fur the color of caramel, and eyes as green as fresh spring leaves.

    But what truly made Oliver special was his unusual fondness for mice.

    While other cats in the village loved to chase mice, Oliver found them fascinating and friendly.

    Oliver lived in a charming little cottage with his human family, the Browns.

    The cottage had a lush garden with flowers that bloomed in all the colors of the rainbow, and a big oak tree that stood proudly in the middle.

    Beneath the roots of this oak tree was a tiny, magical world where the mice lived.

    The mice had built an entire village, complete with little homes, shops, and even a tiny castle.

    One breezy evening, Oliver was lounging on the warm stone path in the garden when he heard the faint sound of music.

    Curious, he followed the melody, which led him to the base of the oak tree.

    As he peered closer, he noticed a tiny door hidden amongst the roots.

    With a gentle nudge of his paw, the door creaked open, revealing a wondrous sight.

    Inside, the mice were having a grand celebration. Little lanterns hung from the branches, casting a warm glow over the scene.

    Mice in colorful clothes danced around, nibbling on bits of cheese and fruit. In the center of it all, on a tiny throne made of acorns and leaves, sat Saskia, the queen of the mice.

    She was a petite, delicate mouse with shimmering silver fur and a crown made of tiny, twinkling stars.

    Oliver watched in awe, his heart filled with joy at the sight of the happy mice.

     Just then, Saskia noticed him. With a graceful leap, she approached Oliver, her eyes sparkling with curiosity.

    “Hello there, big cat,” Saskia said with a friendly smile. “What brings you to our celebration?”

    Oliver hesitated for a moment, worried that the mice might be afraid of him.

    But Saskia’s warm demeanor put him at ease. “Hello, Queen Saskia,” he replied, bowing his head respectfully.

    “I heard the music and wanted to see where it was coming from. I promise I mean no harm.”

    Saskia’s smile widened. “We welcome all friends here,” she said. “Would you like to join us?”

    Oliver’s heart leaped with excitement. “I would love to!” he said, his whiskers twitching with delight.

    And so, Oliver joined the mice in their festivities. He danced with them, careful not to step on their tiny paws, and shared stories of his adventures in the village.

     The mice, in turn, told him tales of their own, including the time they outsmarted a pesky owl and the great cheese feast of last winter.

    As the night wore on, Oliver and Saskia found themselves sitting under the oak tree, gazing at the stars.

    “I’ve never met a cat like you,” Saskia said softly. “Most cats chase mice, but you… you’re different.”

    Oliver nodded. “I’ve always felt that mice were meant to be friends, not foes,” he said. “I’m glad I found your village. It’s like a hidden treasure.”

    Saskia’s eyes glimmered with a mixture of gratitude and admiration. “You have a kind heart, Oliver. We are lucky to have you as a friend.”

    From that night on, Oliver and Saskia became the best of friends.

    Every evening, Oliver would visit the mice village, bringing with him little gifts like bits of yarn for the mice to play with or pieces of cheese he had saved from his dinner.

    In return, the mice shared their stories, songs, and laughter with him.

    One sunny morning, as Oliver was making his way to the oak tree, he noticed a commotion in the mice village.

    The mice were scurrying around, their tiny faces filled with worry. “What’s wrong?” Oliver asked, his heart pounding with concern.

    Saskia rushed to him, her eyes wide with fear. “Oliver, we need your help,” she said urgently. “A group of rats has invaded our village.

    They are bigger and stronger than us, and we don’t know how to protect ourselves.”

    Without a moment’s hesitation, Oliver sprang into action. He followed Saskia to the village, where he saw the rats causing havoc.

    They were knocking over houses and stealing food, their beady eyes gleaming with malice.

    Oliver stepped forward, his fur bristling with determination. “Leave this village at once,” he commanded, his voice firm and unwavering.

    The rats laughed, underestimating the caramel-colored cat. “And what will you do if we don’t?” one of them sneered.

    With a swift and graceful movement, Oliver swiped his paw at the closest rat, sending it tumbling backward.

    The other rats, seeing their companion defeated, quickly realized they were no match for the brave cat.

    With a series of angry squeaks, they fled the village, disappearing into the shadows.

    The mice cheered, their tiny voices ringing with joy. “Hooray for Oliver! Our hero!” they shouted, dancing around him in circles.

    Saskia approached Oliver, her eyes filled with gratitude. “You saved us,” she said softly. “Thank you, Oliver. We are forever in your debt.”

    Oliver smiled, his heart swelling with pride. “That’s what friends are for,” he replied. “I’ll always be here to protect you.”

    From that day on, the bond between Oliver and the mice grew even stronger.

    The mice built a special house for Oliver at the edge of their village, so he could visit them whenever he wanted.

    And every year, on the anniversary of the night they first met, they held a grand celebration in his honor.

    As the seasons changed and the years passed, Oliver and Saskia’s friendship remained unwavering.

    They shared countless adventures, from exploring hidden tunnels beneath the village to discovering secret gardens filled with rare flowers.

    And every night, as the stars twinkled above, they would sit under the oak tree and talk about their dreams and hopes.

    One day, as the sun set behind the hills, casting a golden glow over the village, Saskia turned to Oliver with a thoughtful expression.

     “Oliver,” she said, her voice gentle, “you have brought so much happiness to our lives. I wish there was a way we could repay you.”

    Oliver shook his head, his eyes filled with warmth. “Your friendship is the greatest gift I could ever ask for,” he said.

    “Being a part of your world has brought me more joy than I could ever imagine.”

    Saskia smiled, her heart filled with affection for her feline friend. “Then let us make a promise,” she said.

    “No matter what happens, we will always be there for each other. As long as the stars shine in the sky, our friendship will endure.”

    Oliver nodded, his heart brimming with love and gratitude. “I promise,” he said softly.

    And so, under the ancient oak tree, with the stars as their witnesses, Oliver and Saskia made a vow of eternal friendship.

    It was a bond that no distance or time could ever break, a testament to the power of kindness and understanding.

    As the years went by, Oliver continued to be a beloved protector and friend to the mice.

    He watched over their village, ensuring their safety and happiness. And in return, the mice filled his life with laughter, love, and countless adventures.

    And so, in the cozy little village surrounded by rolling hills and fragrant meadows, the story of Oliver, the cat who loved mice, and Saskia, the queen of the mice, became a cherished legend.

    It was a tale that parents told their children, a story of unexpected friendships and the magic that happens when hearts are open and kind.

    And every night, as the stars twinkled in the sky, Oliver and Saskia would sit together under the oak tree, their hearts forever linked by the promise they made.

    And in the gentle breeze that rustled the leaves, one could almost hear a whispered promise, carried on the wind:

    “Forever friends, forever true, Under the stars, just me and you.” (*)