NGO: WHO

  • Cerita Iwan #BeraniGundul untuk Dukung Anaknya yang Jadi Penyintas Leukemia

    Cerita Iwan #BeraniGundul untuk Dukung Anaknya yang Jadi Penyintas Leukemia

    Jakarta

    Kanker dapat menyebabkan rambut rontok karena pengobatan yang dijalani pasien. Kemoterapi dan terapi radiasi dapat menyerang sel-sel yang tumbuh cepat dalam tubuh, termasuk sel-sel rambut.

    Sebagai keluarga penyintas kanker atau masyarakat yang peduli terhadap para cancer survivor, memilih untuk mencukur habis rambut adalah salah satu bentuk dukungan.

    Ini juga yang dilakukan Iwan (74), pria yang berasal dari Jakarta Timur. Saat ini, dirinya tergabung ke dalam Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI).

    “Saya berani gundul sebagai partisipasi saya terhadap anak-anak yang mengidap kanker ya,” kata Iwan kepada detikcom, Sabtu (15/2/2025).

    Bukan tanpa alasan, ternyata Iwan juga merupakan ayah dari seorang penyintas kanker. Sang buah hati divonis mengidap kanker 19 tahun silam.

    “Anak saya divonis kanker pas umur 5 tahun (tahun 2006), leukimia (kanker darah). Sekarang sudah sembuh, usianya sekarang udah 24 tahun,” tutur Iwan.

    Sebagai seorang ayah, ini tentu menjadi pukulan yang keras karena menerima anak tercintanya mengidap penyakit kronis. Namun, dirinya bersama sang istri tidak menyerah demi kesembuhan si buah hati.

    “(Pengobatan) kemoterapi di rumah sakit. Pengobatan hampir sekitar 5 tahun dulu. Sudah beraktivitas normal sekarang,” tutur Iwan.

    Sebagai keluarga penyintas kanker, Iwan berpesan bahwa penyakit ini meskipun terbilang ganas, tetapi masih bisa sembuh. Selama ada keyakinan dan semangat untuk berobat.

    “Penyakit kanker itu bukan segala-galanya. Penyakit kanker bisa diobati dan diupayakan sembuh, asal bisa ditangani dengan baik. Tetap semangat aja bagi para pengidap kanker,” tutur Iwan.

    “Kanker ini juga bisa dibilang mematikan, jadi perlu dukungan dari pemerintah, orang-orang terdekat, untuk kesembuhan (survivor) perlu sekali itu,” tutupnya.

    Iwan merupakan salah satu peserta di aksi #BeraniGundul yang digelar oleh Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) dalam memeringati Hari Kanker Anak Internasional (HKAI). Acara ini digelar di Mal Gandaria City, Jakarta Selatan, Sabtu (15/2).

    Dalam rangka Hari Kanker Anak Sedunia, mari kita tingkatkan kewaspadaan terhadap paparan bahan kimia berbahaya seperti BPA (Bisphenol-A) yang dapat memengaruhi kesehatan anak.

    Dalam rangka Hari Kanker Anak Sedunia, penting untuk meningkatkan kesadaran akan faktor lingkungan yang dapat memengaruhi kesehatan anak, termasuk paparan bahan kimia berbahaya seperti BPA (Bisphenol-A).

    World Health Organization (WHO) telah mengingatkan bahwa BPA berisiko mengganggu sistem hormon dan dapat menyebabkan gangguan perkembangan pada anak-anak. Untuk itu, penggunaan bahan bebas BPA pada kemasan makanan, galon, dan mainan anak sangat dianjurkan demi melindungi kesehatan anak-anak dari paparan zat berbahaya.

    (dpy/kna)

  • Kemenkes Ungkap Tren Kanker Anak Meningkat, Diestimasi Ada 100 Ribu Kasus di RI

    Kemenkes Ungkap Tren Kanker Anak Meningkat, Diestimasi Ada 100 Ribu Kasus di RI

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengestimasi ada sekitar 200.000 kasus kanker pada anak di Indonesia. Namun, saat ini masih kurang dari 10 persen yang mampu terdeteksi.

    “Kalau trennya meningkat. Meningkat ini karena deteksi kita yang semakin baik. Di sisi lain kesadaran orang tua yang lebih baik mengenali jenis kanker ya,” kata Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi saat ditemui di Jakarta Selatan, Sabtu (15/2/2025).

    “Estimasi kami di Indonesia itu ada 100 ribu kasus kanker anak. Tadi saya sampaikan kami baru mendeteksi sekitar 12 ribu kasus,” sambungnya.

    Nadia menambahkan ada beberapa jenis kanker pada anak yang saat ini banyak ditemukan yakni kanker kelenjar getah bening dan kanker mata (retinoblastoma).

    “Penting diketahui bahwa kalau kanker anak itu 90 persen bisa disembuhkan. Jadi itu tadi syaratnya, bisa dideteksi sejak dini, ketemunya pada stadium awal,” kata Nadia.

    Saat ini, pemerintah sedang dihadapkan pada pekerjaan rumah yang cukup besar terkait kanker. Ini karena kebanyakan kasus kanker anak ditemukan sudah pada stadium lanjut, sehingga persentase kesembuhan juga semakin mengecil.

    “Kalau nanti kita atau keluarga kita yang terdiagnosis kanker anak, itu mereka tidak sendiri. Banyak kelompok, banyak orang itu nanti kita bisa bertanya (soal kanker anak),” tutur Nadia.

    Sebagai informasi, Kemenkes hadir mendukung acara peringatan Hari Kanker Anak Internasional (HKAI) setiap tanggal 15 Februari. Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) kembali menggelar aksi #BeraniGundul.

    Pada peringatan International Childhood Cancer Day (ICCD) tahun ini, YKAKI mengusung tema “#BeraniGundul Lawan Kanker pada Anak, Childhood Action-Inspiring Action”. Acara ini digelar di Mal Gandaria City, Jakarta Selatan, Sabtu (15/2/2025).

    Dalam rangka Hari Kanker Anak Sedunia, penting untuk meningkatkan kesadaran akan faktor lingkungan yang dapat memengaruhi kesehatan anak, termasuk paparan bahan kimia berbahaya seperti BPA (Bisphenol-A). World Health Organization (WHO) telah mengingatkan bahwa BPA berisiko mengganggu sistem hormon dan dapat menyebabkan gangguan perkembangan pada anak-anak. Untuk itu, penggunaan bahan bebas BPA pada kemasan makanan, galon, dan mainan anak sangat dianjurkan demi melindungi kesehatan anak-anak dari paparanzatberbahaya.

    (dpy/kna)

  • YKAKI Kembali Gelar #BeraniGundul 2025, Dukung Anak-anak Sembuh dari Kanker

    YKAKI Kembali Gelar #BeraniGundul 2025, Dukung Anak-anak Sembuh dari Kanker

    Jakarta

    Dalam rangka memeringati Hari Kanker Anak Internasional (HKAI) setiap tanggal 15 Februari, Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) kembali menggelar aksi #BeraniGundul. Acara ini sebagai simbol dukungan kepada para anak-anak pejuang kanker.

    Pada peringatan International Childhood Cancer Day (ICCD) tahun ini, YKAKI mengusung tema “#BeraniGundul Lawan Kanker pada Anak, Childhood Action-Inspiring Action”. Acara ini digelar di Mal Gandaria City, Jakarta Selatan, Sabtu (15/2/2025).

    Tema ini diangkat berdasarkan wawasan yang dikumpulkan pada tahun pertama kampanye (2024) yang bertema “Univeiling Challenges”. Fase kedua kampanye mengalihkan fokusnya ke solusi yang dapat ditindaklanjuti.

    Founder YKAKI Ira Soelistyo mengatakan gelaran ini rutin digelar sejak tahun 2014. Menurutnya, ini sebagai salah satu dukungan kepada para anak-anak pejuang kanker di Indonesia.

    “Umumnya kan mereka dibotakin karena rambutnya rontok ya. Jadi mereka dengan bangganya dengan rambut botak,” kata Ira di Jakarta Selatan, Sabtu (15/2/2025).

    “Kalau di luar negeri anak-anak (pejuang kanker) habis botak dikasih topi, jadi mereka senang. Tapi kalau di Indonesia nggak ada yang mau pakai topi, mereka percaya diri,” sambungnya.

    Melalui aksi #BeraniGundul ini, lanjut Ira, anak-anak pengidap kanker bisa lebih semangat untuk mendapatkan kesembuhan.

    “Gundul is cool. Jadi bukan sesuatu yang menakutkan, apalagi bagi anak-anak yang perempuan ya,” katanya.

    Senada, Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan RI, dr Siti Nadia Tarmizi mengapresiasi aksi #BeraniGundul yang digelar YKAKI. Menurutnya, ini bisa sebagai simbol bahwa anak-anak pejuang kanker tidak berjuang sendiri.

    “Untuk anak-anak pengidap kanker membuktikan bahwa kita tidak sendiri. Ada banyak orang tua, anak-anak, adik-adik, dan orang-orang di belakang kita yang mendukung untuk kita menjadi sembuh,” kata Nadia.

    Nadia menambahkan bahwa salah satu pekerjaan rumah Indonesia dalam melawan kanker pada anak adalah terkait pendeteksian. Pasalnya, kasus-kasus kanker anak biasanya ditemukan sudah pada stadium lanjut.

    “Pasti ini akan membutuhkan biaya yang lebih besar karena obatnya pakai yang lebih kuat. Kedua, angka survival-nya menjadi semakin rendah,” kata Nadia.

    Ke depannya, Kemenkes akan memaksimalkan skrining kanker sejak awal seperti di negara-negara maju. Hal ini agar mereka yang mengidap penyakit ini bisa dideteksi lebih dini dan mendapatkan peluang sembuh lebih besar.

    “Upaya yang dilakukan pemerintah adalah melalui cek kesehatan gratis (CKG). Di mana melalui cek kesehatan gratis ini selain bisa cek gula, darah tinggi, tapi juga beberapa penyakit kanker,” tutupnya.

    Dalam rangka Hari Kanker Anak Sedunia, penting untuk meningkatkan kesadaran akan faktor lingkungan yang dapat memengaruhi kesehatan anak, termasuk paparan bahan kimia berbahaya seperti BPA (Bisphenol-A). World Health Organization (WHO) telah mengingatkan bahwa BPA berisiko mengganggu sistem hormon dan dapat menyebabkan gangguan perkembangan pada anak-anak. Untuk itu, penggunaan bahan bebas BPA pada kemasan makanan, galon, dan mainan anak sangat dianjurkan demi melindungi kesehatan anak-anak dari paparan zat berbahaya.

    (dpy/up)

  • Kerjasama dengan Binawan, Kemenkes Targetkan 2.000 Tenaga Kesehatan RI Bekerja di Luar Negeri – Halaman all

    Kerjasama dengan Binawan, Kemenkes Targetkan 2.000 Tenaga Kesehatan RI Bekerja di Luar Negeri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan kebutuhan tenaga kesehatan, terutama perawat dan bidan di dunia mencapai 6 juta orang.

    Pada 2030, International Council of Nurses memperkirakan 13 juta perawat akan dibutuhkan untuk mengisi kebutuhan perawat skala global.

    Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi di Indonesia yang mengalami over supply dan akan mencapai angka 695.217 orang lulusan pada tahun 2025 khususnya tenaga perawat.

    Melihat kondisi tersebut, Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal SDM Kesehatan membuat program penyiapan bagi mahasiswa dan juga alumni untuk bisa bersaing secara global.

    Mereka menjalin perjanjian kerjasama dengan Yayasan Binawan untuk penyediaan program beasiswa pelatihan kerja ke Eropa dengan kuota 400 mahasiswa tingkat akhir profesi dan alumni jurusan keperawatan di 38 Politeknik Kesehatan milik Kemenkes RI.

    Fokus perjanjian kerjasama yang diteken pada Rabu, 12 Februari 2025 ini adalah penyiapan tenaga kesehatan di luar negeri.

    Kerjasama ini meliputi persiapan untuk mahasiswa aktif hingga penempatan alumni dari Poltekkes Kemenkes di seluruh wilayah Indonesia.

    Kerjasama juga mencakup penyelenggaraan Training of Trainers bagi para tenaga pendidik di Indonesia untuk peningkatan kompetensi sesuai standar internasional.

    Ketua Kesehatan Indonesia Ariyanti Anaya mengatakan, perjanjian kerjasama ini bisa berjalan dengan baik dan bisa dilakukan Binawan ke berbagai negara.

    Bukan hanya untuk Poltekkes saja tetapi untuk tenaga kesehatan lainnya.

    Harapannya, selama mereka di luar negeri mereka bisa mengikuti pelatihan via online untuk mengumpulkan SKP sebagai bagian dari perpanjangan izin praktiknya ketika mereka kembali ke Indonesia.

    Saat ini Poltekkes Kemenkes memiliki lulusan tenaga kesehatan di 38 Poltekkes Kemenkes RI dengan total student body sekitar 28.000 per tahun.

    Menteri Kesehatan RI menargetkan, tahun 2025 dapat diserap idealnya 2000 lulusan untuk bisa bekerja di luar negeri.

    Hal ini sejalan dengan visi dan misi dari Yayasan Binawan untuk mempersiapkan tenaga kesehatan profesional yang sudah memiliki pengalaman 48 tahun dalam persiapan dan penempatan bekerja di luar negeri.

    Chairman Binawan Foundation Said Saleh Alwaini menyatakan lembaganya sangat mendukung upaya Kementerian Kesehatan RI merealisasikan target 2.000 tenaga kesehatan RI bisa bekerja di luar negeri. 

    “Kita akan support bagaimana 2.000 itu bisa tercapai. Tapi bukan berarti 2.000 orang itu semua kita yang tempatkan, tetapi Binawan akan bantu juga dalam bentuk penyusunan kurikulum bersama sesuai kebutuhan di negara penempatan, capacity building,” ungkap Said.

    Dia menekankan, kolaborasi antar stakeholder menjadi penting, dan tentunya peran swasta memastikan bahwa ketika nanti di luar negeri perlindungannya aman dan hak-hak yang patut mereka terima itu bisa terjamin.

    Diharapkan upaya ini bisa terus mendapatkan dukungan berbagai pihak, terutama sinergi dengan Kementerian Kesehatan RI untuk bersama membangun ekosistem yang kuat dan sehat dari segi kredibilitas Indonesia sebagai sumber tenaga kesehatan dan menciptakan kemudahan bagi perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya  yang memiliki niat untuk bekerja di luar negeri.

    Dirjen SDM Kesehatan Yuli Farianti menyampaikan, dengan bekerja sama dengan Binawan, Pemerintah selain bisa menempatkan tenaga kesehatan bekerja di luar negeri tetapi menyiapkan  pendidikan dan pelatihan agar tenaga kesehatan RI bisa berkarir di luar neger.

    Antara lain mencakup pengembangan kurikulum, pengembangan kompetensi dan pelatihan serta penguatan dari alumni Poltekkes Kemenkes.

    “Kami bersyukur Binawan mempunyai training center dan memiliki kuota untuk alumni dari Poltekkes Kemenkes,” kata Yuli.

    Kegiatan penandatanganan kerja sama ini dihadiridr. Yuli Farianti, M.Epid  Dirjen Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kemenkes RI; drg. Arianti Anaya, MKM Ketua Konsil Kesehatan Indonesia (KKI), dr. Ika Trisia, Direktur Pendayagunaan SDM Kesehatan Kemenkes RI, serta Anna Kurniati, SKM., MA., PhD Direktur Penyediaan SDM Kesehatan Kemenkes RI dan Said Saleh Alwaini Chairman Binawan Foundation serta para eksekutif Binawan Group.  

    Laporan Reporter: Sri Sayekti | Sumber: Kontan

     

  • Lirik Lagu Heirloom Pain dari Niki dan Terjemahannya

    Lirik Lagu Heirloom Pain dari Niki dan Terjemahannya

    Jakarta, Beritasatu.com – Heirloom Pain adalah lagu dari Nicole Zefanya atau lebih dikenal Niki, penyanyi-penulis lagu asal Indonesia yang berkarier di bawah label 88rising.

    Lagu ini dirilis pada 9 Agustus 2024 sebagai bagian dari album “Buzz” yang menggali pengalaman personal Niki, terutama seputar keluarga, cinta, dan identitas diri.

    Secara makna, lagu Heirloom Pain menggambarkan beban emosional yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam liriknya, Niki berbicara tentang luka keluarga, trauma yang tak terselesaikan, serta ketakutan yang terbentuk dari pengalaman orang tua dan leluhurnya.

    Meski begitu, lagu ini juga mencerminkan keteguhan untuk tetap menjalani hidup, meskipun harus membawa beban tersebut. Lagu Heirloom Pain dari Niki menjadi refleksi tentang bagaimana sejarah keluarga dapat membentuk seseorang, baik secara sadar maupun tidak.

    Berikut ini lirik lagu Heirloom Pain dari Niki dan terjemahannya.

    Lirik Lagu Heirloom Pain dari Niki
    Build a pillow barricade so the ghosts can’t get to me
    Twenty-something instincts, feel like a deadbeat dad
    Never there when it counts and puts you right in therapy
    Life is a gamble, baby, and you’ll have to live with that

    Oh, but I’ll be fine ’cause I always end up
    Just fine, then I call a friend up
    That’s just how it is

    And I wake up tired and vaguely sore
    Stir a pot when I’m feeling bored
    Full-sending a lot, only halfway sure
    Walking around with heirloom pain
    Dad’s temper and Mom’s mistakes
    And always afraid to fall flat on my face
    But doing it anyway

    I’m doing it anyway

    Walls up to the skies, many men have marched around
    To no avail, there’s Achilles, then there’s his God-forsaken heel

    I do the dishes and tend the garden
    Soften up where I used to harden
    And take a moonlit walk (One, two, three)

    And I wake up tired and vaguely sore
    Stir a pot when I’m feeling bored
    Full-sending a lot, only halfway sure, oh
    Walking around with heirloom pain
    Grandma left but her heartache stayed
    And now I’m always afraid to take up space
    Yet doing it anyway

    I’m doing it anyway, oh

    People fall in love and fuck up
    And have kids who fall in love and fuck up
    Who have kids that fall in love
    And have you
    People fall in love and fuck up
    We all fall in love and fuck up
    You will fall in love and fuck up too

    Terjemahan Lirik Lagu Heirloom Pain dari Niki
    Membentengi diri dengan bantal, berharap bayang-bayang masa lalu tak menghantui
    Di usia dua puluhan, kadang terasa seperti ayah yang lalai
    Tak pernah ada di saat penting, hingga akhirnya membawa luka yang butuh disembuhkan
    Hidup ini seperti perjudian, dan aku harus menerima itu

    Tapi tak apa, karena aku selalu bisa bertahan
    Akan baik-baik saja, cukup telepon seorang teman
    Memang begitulah adanya

    Aku terbangun dengan lelah dan sedikit nyeri.
    Kadang mencari masalah hanya karena bosan
    Melakukan segalanya dengan setengah keyakinan
    Hidup sambil membawa trauma generasi
    Amarah ayah, kesalahan ibu,
    Dan ketakutan untuk jatuh terlalu keras
    Tapi tetap melangkah, bagaimanapun juga.

    Aku tetap melangkah, bagaimanapun juga.

    Hatiku tertutup setinggi langit, banyak yang mencoba menembusnya
    Tapi tak ada yang berhasil
    Seperti Achilles dengan tumit lemahnya yang tak terhindarkan

    Aku mencuci piring, merawat taman,
    Mencoba melembutkan hati yang dulu mengeras
    Dan berjalan di bawah sinar bulan

    Aku terbangun dengan lelah dan sedikit nyeri.
    Kadang mencari masalah hanya karena bosan
    Melakukan segalanya dengan setengah keyakinan
    Hidup sambil membawa trauma generasi
    Nenek telah pergi, tetapi lukanya tertinggal.
    Kini aku selalu takut untuk bersuara,
    Namun tetap melakukannya

    Aku tetap melakukannya, bagaimanapun juga.

    Orang jatuh cinta, lalu melakukan kesalahan.
    Punya anak yang juga jatuh cinta dan melakukan kesalahan
    Lalu anak-anak itu punya anak lagi,
    Dan akhirnya, kamu pun lahir
    Kita semua jatuh cinta dan berbuat salah.
    Dan suatu hari nanti, kamu pun akan jatuh cinta dan melakukan kesalahan juga.

    Itulah lirik lagu Heirloom Pain dari Niki yang bisa didengarkan pada platform streaming musik kesayangan Anda.

  • Bio Farma Dipercaya CEPI Bangun Teknologi Vaksin mRNA, Siap Hadapi Kemungkinan Pandemi ke Depan

    Bio Farma Dipercaya CEPI Bangun Teknologi Vaksin mRNA, Siap Hadapi Kemungkinan Pandemi ke Depan

    PIKIRAN RAKYAT – Teknologi canggih telah disiapkan oleh induk holding BUMN Farmasi yakni Bio Farma dalam menghadapi situasi pandemi yang mungkin saja kembali terjadi ke depan. Sebagai garda terdepan, Bio Farma berusaha menghadirkan produksi vaksin mRNA untuk percepatan penanggulangan jika terjadi pandemi melalui teknologi produksi vaksin terkini viral vector dan mRNA Indonesia.

    Bio Farma berkesempatan menerima kunjungan dari Chief Executive Officer (CEO) Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) dan Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI, yang diwakili oleh Direktur Ketahanan Kefarmasian & Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Jeffri Ardiyanto pada 11 Februari 2025 di Bandung.

    Kunjungan ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari investasi yang telah dilakukan oleh CEPI kepada Bio Farma dalam implementasi produksi vaksin mRNA.

    Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI yang diwakili oleh Direktur Ketahanan Kefarmasian & Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Jeffri Ardiyanto menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia melalui Kemenkes RI memberikan dukungan penuh dalam penanggulangan pandemi ke depan, salah satunya dengan penyediaan vaksin.

    “Pemerintah Indonesia memberi dukungan terhadap Bio Farma dalam rangka penyediaan vaksin untuk mempertahankan ketahanan kesehatan di dalam negeri serta memberikan kontribusi positif pada kesehatan di tingkat global. Kami apresiasi kolaborasi yang baik antara CEPI serta Bio Farma,” kata Jeffri.

    Menurut Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya, suatu kehormatan dan keistimewaan bagi Bio Farma mendapat kepercayaan dari CEPI dalam upaya memerangi potensi ancaman pandemi di masa depan.

    “Kunjungan ini merupakan bukti dari kemitraan yang kuat antara Bio Farma dan CEPI, sebuah kolaborasi yang dibangun atas dasar kesamaan visi: memastikan keamanan kesehatan global melalui inovasi dan kesiapsiagaan. CEPI telah menjadi mitra strategis dalam perjalanan kami untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi pandemi. Pelajaran yang dipetik dari tantangan kesehatan global baru-baru ini telah memperkuat urgensi membangun ekosistem yang lebih tangguh dan responsif untuk pengembangan vaksin. Kami menyadari bahwa kesiapsiagaan bukan hanya tentang bereaksi terhadap krisis, tetapi secara proaktif mengembangkan kemampuan yang diperlukan untuk merespons dengan cepat dan efektif terhadap ancaman yang muncul,” ucap Shadiq.

    CEO CEPI, Richard Hatchett takjub dapat melihat secara langsung inovasi yang sedang dilakukan di Bio Farma Indonesia.

    “Kemitraan yang kuat antara CEPI dan Bio Farma, yang berkontribusi terhadap kemajuan ini, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga membantu memposisikan Indonesia sebagai pusat regional untuk keamanan kesehatan yang lebih baik di Asia Tenggara. Dengan kemampuan manufaktur yang semakin maju ini, akan memungkinkan untuk menghadapi wabah di masa depan dengan akses yang cepat dan merata terhadap vaksin yang berpotensi menyelamatkan nyawa bagi masyarakat di wilayah ini,” ungkap Richard.

    “Saya berharap dapat memperdalam kolaborasi kami dengan pemerintah Indonesia dan industri life-science-nya, seiring dengan upaya kami untuk menghilangkan ancaman pandemi,” katanya.

    Pengalaman Bio Farma Puluhan Tahun

    Kolaborasi MSD dan Bio Farma bakal memproduksi vaksin PCV15 sendiri untuk mencegah penyakit pneumonia.

    Wakil Direktur Utama Bio Farma, Soleh Ayubi menyampaikan dalam paparannya bahwa Bio Farma memiliki pengalaman yang matang di pasar global vaksin. Dengan lebih dari 20 tahun pengalaman di bidang produksi vaksin untuk mendukung kebutuhan vaksin global.

    “Sejak tahun 1997, 20 produk vaksin Bio Farma telah telah mendapatkan sertifikat prakualifikasi dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO. Saat ini, Bio Farma merupakan salah satu dari tujuh pemasok WHO teratas berdasarkan volume dengan kapasitas produksi 3,1 Miliar dosis per tahun dan telah menjangkau sebanyak 700 juta pengguna di seluruh dunia. Kedepannya kami harap dapat terus berkontribusi pada pemerataan akses vaksin di tingkat global sebagai upaya keberlanjutan dalam memerangi ancaman pandemi di masa mendatang,” katanya.

    CEPI dan Bio Farma telah berkomitmen untuk melakukan kolaborasi selama 10 tahun dengan penunjukan peran Bio Farma sebagai salah satu manufacturing preferred network CEPI di Global South.

    Kerja sama antara CEPI dan Bio Farma dalam mempercepat produksi vaksin sejalan dengan Asta Cita kedua yaitu emantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa. Kolaborasi ini mendukung kemandirian bangsa dalam sektor kesehatan, khususnya dalam produksi vaksin, yang merupakan bagian dari upaya mencapai swasembada di bidang kesehatan. Dengan demikian, inisiatif ini berkontribusi pada pencapaian cita-cita tersebut.

    CEPI adalah kemitraan inovatif antara organisasi publik, swasta, filantropi, dan organisasi sipil, yang diluncurkan pada tahun 2017, untuk mengembangkan vaksin melawan epidemi di masa depan.

    Misinya adalah untuk mempercepat pengembangan vaksin dan penanggulangan biologis lainnya terhadap ancaman epidemi dan pandemi sehingga dapat diakses oleh semua orang yang membutuhkan.***

     

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Kasus Kanker Diprediksi Meningkat Tahun 2050, Lakukan Deteksi Dini Segera – Halaman all

    Kasus Kanker Diprediksi Meningkat Tahun 2050, Lakukan Deteksi Dini Segera – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Merujuk laporan dari World Health Organization (WHO), kanker saat ini menjadi penyebab kematian kedua terbanyak di dunia.

    Bahkan diperkirakan lebih dari 35 juta orang akan terdiagnosis kanker pada tahun 2050, meningkat 77 persen dibandingkan 20 juta kasus pada tahun 2022.

    Di Indonesia saja, jumlah kasus kanker terus meningkat dan diprediksi melonjak hingga lebih dari 70 persen pada 2050.

    Karenanya penting untuk memperkuat langkah pencegahan dan deteksi dini.

    Seorang penjuang kanker tidak hanya dihadapkan pada tantangan medis tetapi juga masalah sosial dan ekonomi.

    Kanker dapat diobati dengan pengobatan yang tepat dan disiplin.

    Selain dukungan tenaga medis, peran keluarga maupun komunitas sangat penting dalam memberikan semangat untuk mempercepat proses penyembuhan.

    Ikut memperingati Hari Kanker Sedunia yang jatuh pada tanggal 4 Februari 2025, PT PP Properti Tbk (stock code: PPRO), mendukung penyintas kanker melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) bertajuk #MakeHopeHappen, dengan mengunjungi Rumah Singgah Sasana Marsudi Husada (SMH) dibawah naungan Yayasan Kanker Indonesia, pihaknya menegaskan, hadir untuk memberikan dukungan penuh bagi para pejuang kanker.

    Sebagai bagian dari kepedulian sosial dalam memperingati Hari Kanker Sedunia yang jatuh pada tanggal 4 Februari 2025, PPRO mengunjungi Rumah Singgah Sasana Marsudi Husada (SMH) dibawah naungan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) yang berlokasi di Jalan Lebak Bulus Tengah No. 9, Jakarta Selatan, pada Kamis (13/2/2025).

    Melalui inisiatif sosial ini, PPRO bersama dengan Manajemen dan Karyawan memberikan dukungan nyata bagi mereka yang tengah berjuang dalam melawan kanker. 

    Program ini merupakan wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial PPRO sebagai pelaku usaha dalam membantu penyintas kanker yang membutuhkan.

    Sebagai bentuk nyata dari komitmen tersebut, PPRO menyalurkan donasi dalam bentuk uang tunai yang diserahkan langsung secara simbolis oleh Afrilia Pratiwi selaku VP Corporate Secretary PPRO, kepada dr. Siti Annisa Nuhonni, Sp.KFR Ger.(K) selaku Ketua Bidang Pelayanan Sosial YKI Pusat, serta didampingi oleh Dr. dr. Rebecca N. Angka, M. Biomed selaku Sekretaris Eksekutif YKI Pusat dan Penanggung Jawab Klinik Utama dan SMHYKI.

    Bantuan ini ditujukan bagi para pasien kanker di bawah naungan YKI.

    Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada pemberian bantuan finansial, namun bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini dan pencegahan kanker.

    Berdasarkan laporan dari World Health Organization (WHO), kanker saat ini menjadi penyebab kematian kedua terbanyak di dunia. Bahkan, diperkirakan lebih dari 35 juta orang akan terdiagnosis kanker pada tahun 2050, meningkat 77 persen dibandingkan 20 juta kasus pada tahun 2022.

    “Melalui kegiatan ini, kami ingin menegaskan bahwa PPRO bersama Manajemen dan Karyawan hadir untuk memberikan dukungan penuh bagi para pejuang kanker. Kami berharap mereka tetap kuat, bersemangat, dan terus menjalani hidup dengan penuh harapan,” ujar Afrilia Pratiwi, VP Corporate Secretary PPRO ditulis di Jakarta, Jumat (14/2/2025).

    Selaras dengan tema Hari Kanker Sedunia 2025, United by Unique atau “Bersatu Melalui Keunikan”, serta sejalan dengan visi Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam kategori Good Health and Well-Being, PPRO berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan inklusif bagi semua. 

    PPRO percaya bahwa setiap individu memiliki peran penting dalam membangun masa depan yang lebih sehat, setara, dan berkelanjutan.

    Melalui program ini, juga diharapkan dapat menginspirasi dan memberikan dukungan semangat juga motivasi bagi para penyintas kanker. Dengan semangat kebersamaan, PPRO mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut berkontribusi dalam mendukung perjuangan mereka menuju kesembuhan dan kehidupan yang lebih baik.

    Deteksi Dini Kanker

    Dikutip dari Kementerian Kesehatan, sayangnya di Indonesia, banyak pasien datang dalam kondisi stadium lanjut, sehingga tingkat keberhasilan pengobatan menurun dan biaya perawatan meningkat.

    Padahal, hingga 50 persen kasus kanker bisa dicegah dengan pola hidup sehat seperti menjaga pola makan, rutin berolahraga, tidak merokok, menghindari alkohol, serta menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala.

    Sebagai bagian dari strategi nasional, Kementerian Kesehatan telah meluncurkan Rencana Aksi Nasional Kanker 2024-2034 untuk memperkuat skrining dan deteksi dini.

    Rumah Sakit Kanker Dharmais, mengembangkan layanan skrining berbasis risiko melalui inovasi I-Care (Indonesia Cancer Risk Examination).

    Teknologi ini memungkinkan masyarakat melakukan deteksi dini risiko kanker dengan pemeriksaan genetik menggunakan sampel darah, yang dapat mendeteksi risiko kanker payudara, kolorektal, lambung, prostat, dan paru.

    Selain itu, upaya deteksi dini kanker serviks semakin diperluas dengan skrining menggunakan metode HPV DNA yang lebih sensitif dibandingkan metode konvensional.

    Pemerintah juga terus mendorong vaksinasi HPV bagi anak perempuan usia 11-12 tahun untuk mencegah kanker serviks sejak dini. Program ini telah menjadi bagian dari Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dan terus diperluas cakupannya.

    Dukungan moral, empati, dan kepedulian dari lingkungan sekitar sangat dibutuhkan agar pasien dapat menjalani perawatan dengan lebih baik.

    Dengan skrining rutin, pola hidup sehat, serta kolaborasi semua pihak, angka kejadian dan kematian akibat kanker dapat ditekan. (*)

  • Stunting Turut Dipengaruhi Kesehatan Mental Ibu, Bapanas Ingatkan Pentingnya MPASI  – Halaman all

    Stunting Turut Dipengaruhi Kesehatan Mental Ibu, Bapanas Ingatkan Pentingnya MPASI  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – SEAMEO Regional Center for Food and Nutrition (RECFON)-Pusat Kajian Gizi Regional Universitas Indonesia (PKGR UI) menyelenggarakan diseminasi temuan awal studi Action Against Stunting Hub (AASH). 

    Temuan awal studi AASH Indonesia menunjukkan bahwa stunting bukan hanya masalah gizi, tetapi juga terkait dengan faktor epigenetik, kesehatan saluran cerna, infeksi, mikrobiota, serta kesehatan mental ibu. 

    “Kami memang mendedikasikan data-data yang kaya untuk dimanfaatkan, tidak hanya untuk ilmu pengetahuan tetapi juga sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan,” kata Country Lead Studi AASH di Indonesia, Dr. Umi Fahmida melalui keterangan tertulis, Jumat (14/2/2025).

    AASH merupakan studi interdisiplin yang bertujuan menyusun tipologi stunting melalui pendekatan anak secara utuh atau “whole child approach”. 

    Penelitian itu dilaksanakan pada 2019-2024 di tiga negara yakni India, Indonesia dan Senegal. Untuk Indonesia, penelitian tersebut diselenggarakan di Lombok Timur. 

    Ketua Tim Peneliti Sistem Pangan ini mengatakan dari temuan awal lingkungan pangan diketahui responden mengalami kesulitan akut (>70 persen) dalam komponen informasi dan promosi untuk semua jenis makanan padat gizi yang diteliti (sayuran hijau daun, ayam, ikan).

    Berdasarkan kandungan gizi, perlu keragaman sumber protein untuk pemenuhan gizi yang baik, khususnya pada zat gizi yang bermasalah. 

    Selain itu, juga perlunya kombinasi protein hewani, contohnya makanan yang memadukan hati, telur dan tahu atau tempe untuk dapat memberikan asupan zat gizi yang lebih lengkap. 

    “Namun aspek ‘desirability’ pangan padat gizi ini belum optimal dan memerlukan promosi.  Promosi pangan sehat selama ini dilakukan tenaga kesehatan, namun dari analisa Agrifood kami menemukan ternyata pedagang sayur secara spontan mengatakan bisa dititipkan untuk promosi pangan sehat,” kata Umi. 

    Pengolahan pangan padat gizi yang kaya dengan zat besi, kalsium, seng dan folat (disingkat: bekal solat) juga diperlukan, contohnya dibuat abon hati ayam, biskuit ikan teri dan lainnya,” jelas Umi. 

    Terkait keamanan pangan, kontaminasi mikroba pada rantai pangan ditemukan masih tinggi, khususnya pada pedagang eceran. 

    Studi AASH yang didanai oleh United Kingdom Research and Innovation-Global Challenges Research Fund (UKRI-GCRF) bertujuan untuk mempercepat upaya penurunan stunting melalui pendekatan anak secara utuh (Whole Child Approach). 

    AASH Indonesia dikoordinasikan oleh SEAMEO Regional Center for Food and Nutrition (RECFON) – Pusat Kajian Gizi Regional Universitas Indonesia (PKGR UI).

    Studi AASH mengadopsi pendekatan holistik yang fokus pada pendekatan anak secara menyeluruh. 

    Direktur Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Yusra Egayanti, menegaskan pentingnya aspek ketersediaan, keterjangkauan, dan keamanan pangan dalam meningkatkan pola konsumsi masyarakat.  

    Hal tersebut menjadi kunci dalam menjamin kecukupan gizi, terutama dalam upaya pencegahan stunting. 

    Dalam dua tahun terakhir, data menunjukkan bahwa ketersediaan sumber protein hewani masih belum mencukupi kebutuhan nasional. 

    Sesuai dengan rekomendasi WHO, salah satu faktor penyebab stunting adalah kualitas pangan yang kurang memadai, selain faktor lain seperti pola asuh dan pemberian MPASI. 

    Oleh karena itu, intervensi terhadap pola konsumsi menjadi sangat penting guna meningkatkan kualitas pangan bagi masyarakat.

    “MPASI merupakan intervensi penting dalam seribu hari pertama kehidupan. Selain menjaga stabilitas ketersediaan pangan, edukasi dan promosi konsumsi makanan yang seimbang juga diperlukan,” ujar Yusra Egayanti.

    Kualitas konsumsi pangan harus terus dipantau, mengingat skor konsumsi pangan di beberapa daerah masih perlu ditingkatkan. Khususnya dalam hal konsumsi protein hewani yang masih rendah.

    Diseminasi hasil temuan awal tersebut dibuka oleh Direktur SEAMEO RECFON Dr.dr.Herqutanto. MPH., MARS., Sp.KKLP, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Universitas Indonesia Prof. Dr. Hamdi Muluk, M.S, dan Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Keluarga dan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Woro Srihastuti Sulistyaningrum, ST., MIDS.

  • Momentum Menuju Indonesia Emas 2045

    Momentum Menuju Indonesia Emas 2045

    loading…

    Ni Ketut Aryastami – Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) . Foto/Dok pribadi

    Ni Ketut Aryastami
    Peneliti Ahli Utama, Badan Riset dan Inovasi Nasional danPersatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI)

    Revolusi gizi adalah sebuah ide yang untuk sebuah perubahan mendasar dan cepat dalam perbaikan gizi Masyarakat secara lebih holistik. Fokus perbaikan pada kualitas gizi melalui keterjangkauan, kuantitas asupan sesuai dengan kebutuhan tubuh dan kualitas makanan bergizi yang sehat. Goals dalam revolusi gizi adalah dapat terwujudnya generasi sehat, cerdas dan produktif menuju satu abad kemerdekaan Indonesia sesuai misi Indonesia Emas 2045. Revolusi gizi melibatkan transformasi sistemik yang mencakup kebijakan, edukasi, dan inovasi dalam distribusi pangan serta pemberdayaan komunitas menuju tatanan yang lebih baik.

    Gizi adalah fondasi kehidupan. Menurut WHO dengan angka prevalensi stunting diatas 20%, Indonesia memiliki masalah Kesehatan Masyarakat. Tiga beban masalah gizi yang ada yaitu masalah kurang gizi termasuk stunting, masalah lebih gizi/kegemukan yang berdampak pada penyakit tidak menular, dan defisiensi zat gizi mikro yang berimplikasi pada masalah anemia dan defisiensi gizi lainnya.

    Makanan bergizi gratis (MBG) adalah berkah dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045, ikut memberi makna dalam percepatan penurunan stunting. Dalam lima tahun terakhir (2018-2023) prevalensi stunting turun sebesar 9,3%, mencakup 2,6 juta Balita terselamatkan dari gangguan pertumbuhan. Perpres no. 83/2024 menjadi dasar dalam penyelenggaraan MBG yang berimplikasi pada siklus kehidupan. Target MBG adalah siswa sekolah, Balita, ibu hamil dan ibu menyusui. Prinsip penyelenggaraan MBG yakni tepat sasaran, memenuhi kecukupan gizi, berbasis pangan local yang beragam dengan proses yang aman dan terjamin bersih, serta memiliki daya ungkit terhadap penguatan ekonomi Masyarakat.

    Epidemiologi Masalah Gizi
    Prevalensi stunting pada Balita Indonesia pada tahun 2023 sebesar 21,5%. Distribusi masalah tertinggi pada Balita usia 24-39 bulan sebesar 26%, usia 0-5 bulan 12.7%. Indikasi dari masalah tumbuh pendek (stunting) pada bayi dapat berawal dalam kandungan, berat bayi lahir rendah, yang menurut SKI sebesar 6,2%. Pada usia 24-39 bulan stunting dipengaruhi oleh asupan gizi yang tidak optimal, pola asuh, dan penyakit infeksi berulang.

    Kelebihan gizi memiliki risiko yang tidak kalah penting dan berdampak pada Penyakit Tidak Menular (PTM) pada usia dewasa. Masalah kelebihan gizi pada anak juga dapat terjadi sebagai konsekuensi dari pertumbuhan tinggi badan yang terhambat, tetapi asupan gizi berlebih sehingga fisik anak menjadi gemuk pendek. Data SKI 2023 distribusi masalah yang hampir merata pada kelompok usia dengan prevalensi 4,1% (0-23 bulan), 4,2% (Balita), 9,8% (5-12 tahun), 8,1% (13-15 tahun), 6,1% (16-18 tahun) dan 18,9% (usia diatas 18 tahun). Angka tersebut dapat menjadi sinyal waspada bila tidak segera diintervensi. Intervensi melalui promosi makanan bergizi seimbang dan membiasakan berolahraga/aktivitas fisik.

    Defisiensi zat gizi mikro vitamin dan mineral banyak dialami oleh remaja dan ibu hamil. Contoh masalah yang juga dialami di tingkat global adalah rendahnya asupan makanan yang mengandung protein tinggi seperti daging dan ikan. Penyakit terkait dengan masalah ini adalah anemia akibat rendahnya asupan zat gizi besi. Prevalensi anemia di Indonesia mencapai 48,9% pada remaja putri, 37,1% pada ibu hamil. Di Tingkat global, prevalensi anemia pada wanita usia 15-49 tahun pada tahun 2019 mencapai 29,9%, yang artinya Prevalensi di Indonesia masih dalam peringkst rata-rata dunia.

    Anemia pada ibu hamil dapat menjadi pemicu terjadinya pertumbuhan janin tidak optimal, lahir premature, atau lahir dengan berat badan rendah (BBLR) dan atau pendek. Bayi yang lahir BBLR berisiko tinggi tumbuh stunting sehingga dibutuhkan upaya intervensi sejak dini.

    Gizi dalam Siklus Kehidupan
    Masalah gizi dapat terjadi sepanjang siklus kehidupan. Kondisi rawan terjadinya pada wanita hamil. Kebutuhan gizi pada ibu hamil lebih tinggi karena adanya janin yang sedang tumbuh. Janin memperoleh zat gizi melalui plasenta. Bila ibu hamil kurang gizi maka pertumbuhan janin dapat terganggu. Kurang zat gizi makro pada ibu hamil dapat diidentifikasi dari pertambahan berat badan selama hamil, sedangkan kurang zat gizi mikro diketahui dari pemeriksaan hemoglobin untuk mendeteksi anemia.

    Masalah gizi pada bayi akibat kurang gizi dari dalam kandungan adalah BBLR. Bayi BBLR yang dilahirkan secara normal dan kondisi sehat harus diberikan asi secara eksklusif selama 6 bulan. Agar kualitas ASI ibu optimal, maka ibu perlu diberikan makanan tambahan yang mengandung tinggi kalori dan tinggi protein oleh program, termasuk dalam MBG. Bayi tidak boleh diberikan susu formula. Bayi hanya foleh mendapatkan sufor bila ada indikasi medis, ibu meninggal, atau terpisah dengan bayinya. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan no. 39/2013.

  • Kisah Inspiratif Linda Anjasari Seorang Penyintas Kanker, Singgung Pola Makan hingga Gaya Hidup – Halaman all

    Kisah Inspiratif Linda Anjasari Seorang Penyintas Kanker, Singgung Pola Makan hingga Gaya Hidup – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seorang penyintas kanker payudara, Linda Anjasari berbagi kisah inspiratif tentang perjalanan hidupnya dalam melawan kanker stadium 4 sampai dengan sumber pemicunya dinyatakan negatif. 

    Karyawati PLN UPT Bogor ini mengungkapkan bagaimana awal gejalanya muncul pada tahun 2020, berupa luka basah yang mengeluarkan cairan dari payudaranya. Setelah memeriksakan diri ke rumah sakit,

    Linda divonis menderita kanker payudara stadium awal.

    Namun, 2 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2022, setelah menjalani pemeriksaan PET scan, hasilnya menunjukkan bahwa kanker tersebut sudah masuk stadium 4, 3+ (triple positive) dimana sel kanker sudah menyebar ke 3 (tiga) tempat, yaitu tulang iliaka kiri, liver, dan kelenjar getah bening.

    “Saya minta maaf kepada diri saya sendiri karena selama ini saya tidak menjaga tubuh saya mungkin dari pola makan, gaya hidup, dan kelelahan,” ujar Linda saat acara Srikandi Talk: Peduli Kanker Wujudkan Perempuan Sehat dan Produktif yang diadakan Subholding PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) di Jakarta, Rabu (12/2/2025).

    Dalam seminar yang diadakan memperingati Hari Kanker Sedunia dan Bulan K3 Nasional juga menghadirkan dr. Faizal Drissa Hasibuan, SpPD-KHOM, Dokter Subspesialis Hematologi dan Onkologi Medik Penyakit Dalam dari RS MRCCC Siloam Semanggi.

    Linda harus menjalani proses pengobatan melalui kemoterapi sebanyak 6 (enam) kali serta terapi target setiap tiga minggu sampai dinyatakan clean tetapi dokter menyatakan ini belum tentu sudah sembuh sehingga kemoterapi dihentikan dan dilanjutkan dengan terapi target.

    Terapi target dilakukan untuk memantau dan memastikan kesehatannya tetap terjaga.

    Semangat dan keteguhan hati Linda, yang tidak pernah menyerah meskipun menghadapi ujian berat, memberikan harapan dan motivasi kepada banyak orang, terutama para perempuan yang menghadapi tantangan serupa.

    Salah satu hal yang juga turut memperkuat perjuangannya adalah dukungan luar biasa dari keluarga dan lingkungan yang selalu memberikan semangat positif. 

    “Mindset saya selalu saya jaga, saya tidak pernah berkecil hati, saya bertekad untuk sembuh”,  ungkap Linda.

    Dalam sesi pemaparannya, dr. Faizal menekankan pentingnya mengenali dan mewaspadai tanda-tanda kanker payudara sejak dini.

    “Kanker payudara adalah jenis kanker yang paling banyak ditemukan di Indonesia dan juga menjadi penyebab utama kematian akibat kanker di Indonesia menurut Data WHO Global Cancer Observatory Tahun 2022,” katanya. 

    Oleh karena itu, kata dia deteksi dini merupakan langkah yang sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan. 

    “Upaya deteksi dini dengan Pemeriksaan fisik payudara, USG Payudara, atau Mammografi. Dalam usia produktif 5 (lima) tahun sekali, di atasnya setahun sekali. Ingat, kalau ada luka dan benjolan sedikit di daerah payudara cepat di periksa, ungkap Faizal.

    Dokter  Faizal juga membahas mengenai cara pengobatan dan peran penting dukungan keluarga atau orang terdekat dalam proses penyembuhan kanker itu sendiri.

    Seringkali ditemukan kasus dimana seseorang yang mengidap kanker dijauhkan oleh keluarga atau kerabat terdekatnya. Hal tersebut dapat menghambat proses perawatan kanker karena selain pengobatan medis, lingkungan yang suportif dan positif juga dapat mendukung kesembuhan pasien.

    “Yang tidak kalah penting, yaitu terapi suportif, jangan sampai pasien merasa  ditelantarkan. Kita harus tetap support apapun itu keadaannya,” ujarnya.

    Sementara Direktur Management Human Capital dan Administrasi PLN EPI, Dedeng Hidayat mengatakan, kanker tidak hanya mempengaruhi kesehatan, tetapi juga kualitas hidup, produktivitas, dan kesejahteraan keluarga.

    Banyak perempuan kehilangan kesempatan untuk berkontribusi secara ekonomi dan sosial akibat kanker. 

    ”Penting untuk meningkatkan kesadaran perempuan dalam pencegahan kanker agar tetap sehat dan produktif, juga menjaga gaya hidup sehat, seperti menghindari rokok, menjaga pola makan, dan rutin berolahraga,” kata Dedeng.

    Acara ini ditutup dengan penggalangan donasi untuk Yayasan Lilin Pelita Kasih di Jakarta Barat, yang bertujuan untuk membantu para penyintas kanker dan keluarga mereka.

    Hasil dari pengumpulan donasi akan diserahkan langsung oleh perwakilan dari Srikandi PLN EPI pada 14 Februari 2025.

    Donasi ini diharapkan dapat memberikan dukungan lebih lanjut bagi mereka yang membutuhkan, serta memperkuat solidaritas sosial di kalangan pegawai PLN EPI dan masyarakat.(Eko Sutriyanto)