NGO: WHO

  • 4 Cara Agar Orang Tidak Bisa Chat WhatsApp Tanpa Blokir Nomor

    4 Cara Agar Orang Tidak Bisa Chat WhatsApp Tanpa Blokir Nomor

    Jakarta, CNBC Indonesia – Saat tidak ingin menerima pesan dari seseorang di WhatsApp, kebanyakan orang biasanya memilih untuk memblokir kontak tersebut.

    Namun, ternyata ada cara lain agar Anda tidak terus-menerus dihubungi oleh nomor tertentu tanpa harus melakukan blokir.

    Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengarsipkan chat. Melalui fitur arsip, percakapan akan dipindahkan ke folder khusus sehingga tidak muncul di daftar utama obrolan.

    Bukan hanya itu, kontak juga akan dibisukan atau mute. Artinya tidak akan ada notifikasi yang masuk saat pesan baru masuk, kecuali nama kita di-mention dan membalas chat.

    Untuk menggunakannya, pilih kontak yang akan diarsipkan. Berikutnya pilih Archived, dan chat akan masuk ke folder dengan nama yang sama.

    Selain mengarsipkan chat, Anda juga bisa berubah menjadi kontak yang offline untuk menghindari chat orang-orang tertentu. Berikut beberapa caranya:

    1. Matikan Last Seen

    Fitur Last Seen adalah informasi sebuah kontak terakhir kali menggunakan WhatsApp. Untuk terlihat offline, Anda dapat mematikannya.

    Cara menonaktifkannya adalah sentuh ikon tiga titik. Berikutnya pilih Settings dan akun berikutnya klik Privasi, masuk ke menu Who Can See My Personal Info, klik Last Seen dan pilih Nobody. Opsi tersebut untuk semua orang, pada kontak yang disimpan atau tidak.

    2. Matikan Centang Biru

    Centang biru adalah tanda orang sudah menerima pesan. Jadi Anda akan terlihat offline serta bisa membaca pesan tanpa ketahuan dengan mematikannya. Ini cara mematikannya:

    Klik ikon tiga titik di pojok kanan atas WhatsApp
    Pilih Setting
    Tekan Akun > Privasi
    Geser toggle untuk pilihan Laporan Dibaca atau Read Receipts
    Centang biru sudah non-aktif

    3. Sembunyikan Status

    Cara lainnya adalah menyembunyikan status atau hanya kontak tertentu yang bisa membacanya. Caranya masuk ke menu Settings > Privasi > Status.

    Berikutnya pilih pada menu siapa Status dibagikan, ada “Kontak Saya”, “Kontak Saya Kecuali…”, dan “Hanya Bagikan Dengan…”. Pilih sesuai yang diinginkan.

    4. Buat Status

    Anda juga bisa membuat status untuk mengingatkan tidak ingin diganggu atau ingin dikirim pesan pada waktu tertentu. Caranya buka menu ikon tiga titik > Settings > nama profil WhatsApp > About, berikutnya klik ikon pensil dan tuliskan status untuk memberitahu orang lain jika akun tersebut akan offline dalam waktu tertentu. Terakhir jangan lupa klik Save.

    5. Matikan Background Data

    Anda tetap akan menerima pesan jika WhatsApp berjalan di background. Jadi matikan Background Data untuk menghindarinya.

    Namun cara ini hanya untuk ponsel Android. Caranya masuk ke Settings, berikutnya buka opsi data, dan pilih nonaktifkan Background Data.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Peneliti Jepang Teliti Kebiasaan Makan Ramen, Temuannya Nggak Terduga

    Peneliti Jepang Teliti Kebiasaan Makan Ramen, Temuannya Nggak Terduga

    Jakarta

    Sebuah penelitian terbaru di Prefektur Yamagata, Jepang utara, menemukan bahwa konsumsi ramen tiga kali atau lebih dalam seminggu dapat meningkatkan risiko kematian sekitar 1,52 kali lipat.

    Penelitian ini dilakukan bersama oleh peneliti dari Universitas Yamagata dan Universitas Ilmu Gizi Prefektur Yamagata Yonezawa. Prefektur Yamagata dikenal sebagai kota yang menempati peringkat pertama di Jepang untuk pengeluaran rumah tangga tahunan untuk ramen selama tiga tahun berturut-turut.

    Studi ini menargetkan 6.725 orang di prefektur tersebut yang berusia 40 tahun ke atas dan menjalani pemeriksaan kesehatan. Hasilnya didasarkan pada data dari “Studi Kohort Yamagata” yang melacak individu dari tahun 2009 hingga 2023.

    Subjek dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan frekuensi makan ramen:

    “Kurang dari sekali sebulan””Satu hingga tiga kali sebulan””Satu atau dua kali seminggu””Tiga kali atau lebih seminggu”

    Kelompok yang mengonsumsi ramen “tiga kali atau lebih dalam seminggu” memiliki risiko kematian 1,52 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok “sekali atau dua kali seminggu”.

    Meskipun demikian, para peneliti mencatat bahwa hasil ini dilaporkan tidak cukup signifikan secara statistik untuk menyatakan ramen sebagai “bahaya yang pasti.”

    Faktor Gaya Hidup Penyebab Risiko Tinggi

    Peningkatan risiko kematian kemungkinan besar dipengaruhi oleh kebiasaan gaya hidup yang umum ditemukan pada pemakan ramen yang sering, seperti:

    Asupan garam berlebihan (terutama dari kuah).Konsumsi alkohol.Merokok.

    Analisis lebih lanjut menunjukkan risiko kematian yang lebih tinggi ditemukan di antara kelompok yang meliputi pria, mereka yang berusia di bawah 70 tahun, mereka yang meminum lebih dari setengah kuah ramen, dan peminum alkohol yang sering.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan batas maksimal asupan natrium harian adalah 2.000 mg (2 gram). Berbagai studi menunjukkan bahwa satu mangkuk ramen di restoran Jepang atau satu porsi ramen instan (lengkap dengan kuah/bumbu) dapat mengandung natrium antara 2.000 mg hingga 4.000 mg.

    Miho Suzuki, seorang dosen di Universitas Ilmu Gizi Yonezawa dan anggota tim peneliti, memberikan saran untuk penikmat ramen. Kata dia, penting untuk membatasi asupan ramen dalam sepekan.

    “Saya berharap orang-orang akan menikmati ramen dengan menahan diri untuk tidak mengonsumsi terlalu banyak kuah untuk mengurangi konsumsi garam dan mempertimbangkan keseimbangan nutrisi dengan menambahkan sayuran dan topping lainnya,” ucap Miho.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Risiko Kesehatan yang Bisa Terjadi Saat Menopause”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • Operasi Zebra Semeru 2025 di Gresik Kembali Digelar Fokus 5 Pelanggaran

    Operasi Zebra Semeru 2025 di Gresik Kembali Digelar Fokus 5 Pelanggaran

    Gresik (beritajatim.com)- Menjelang tutup tahun, Satlantas Polres Gresik kembali menggelar Operasi Zebra Semeru 2025. Operasi yang berlangsung selama 14 hari mulai 17 hingga 30 November difokuskan pada lima pelanggaran.

    Adapun pelanggaran yang dimaksud diantaranya menggunakan ponsel saat berkendara. Melawan arus, dan kecepatan berlebih. Tidak memakai helm atau sabuk keselamatan. Kemudian bonceng lebih dari satu dan pengendara di bawah umur. Serta Knalpot brong maupun pelanggaran kendaraan Over Dimension Over Loading (ODOL).

    Sebelum menggelar operasi tersebut, Polres Gresik melakukan kegiatan
    lat pra operasi untuk menciptakan kondisi aman sebelum dimulainya Operasi Zebra Semeru 2025.

    Kabag Ops Polres Gresik, Kompol Yusis Budi Krismanto mengatakan, seluruh personel yang akan bertugas diberi penguatan tugas dalam menjaga Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran Lalu Lintas (Kamseltibcarlantas) di wilayah Kabupaten Gresik.

    Dalam arahannya, Kompol Yusis menegaskan pentingnya operasi ini, mengingat angka kecelakaan lalu lintas masih menjadi persoalan besar, bahkan disebut WHO sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia.

    “Operasi tersebut mengedepankan fungsi lalu lintas sebagai leading sector melalui kegiatan preemtif, preventif, dan penegakan hukum,” katanya, Sabtu (15/11/2025).

    Selain fokus pada lima pelanggaran lanjut Yusis, beberapa titik rawan juga menjadi prioritas operasi, mulai jalur arteri, Kawasan Tertib Lalu Lintas (KTL), terminal bayangan, pasar tumpah, kawasan wisata, hingga pintu tol.

    Sementara itu, KBO Sat Lantas Polres Gresik, Ipda Arif menuturkan, operasi juga memasukkan antisipasi terhadap kerawanan khusus, seperti distribusi BBM, bahan kimia/peledak, konvoi perguruan silat atau moge, balap liar, hingga pengawalan VIP/VVIP.

    “Kolaborasi lintas instansi menjadi kunci utama keberhasilan operasi saat pelaksanaan nanti,” tuturnya.

    Dari sisi intelijen, Kanit IV Sat Intelkam, Ipda Hendry Nurdiansyah menyatakan situasi kamtibmas Gresik diarahkan pada potensi gesekan sosial budaya, fluktuasi ekonomi, serta dinamika publik seperti mobilitas pekerja industri, aksi unjuk rasa.

    “Dinamika masyarakat sangat dinamis. Kondisi ini yang menjadi perhatian kami di lapangan,” ungkapnya. (dny/ted)

  • Aturan Baru Trump soal Visa, Orang Obesitas Dilarang Masuk AS

    Aturan Baru Trump soal Visa, Orang Obesitas Dilarang Masuk AS

    Jakarta

    Pemerintahan Presiden Donald Trump mengintruksikan petugas visa untuk mempertimbangkan obesitas, beserta kondisi kesehatan kronis lainnya seperti jantung, kanker, dan diabetes sebagai proses penilaian. Kondisi-kondisi tersebut bisa dijadikan alasan penolakan visa untuk warga asing yang masuk ke Amerika Serikat.

    Dikutip dari laman The Washington Post, menteri luar negeri AS, Marco Rubio menyampaikan kepada konsulat dan kedutaan besar AS di seluruh dunia tentang perubahan kebijakan penerimaan visa. Langkah itu memperluas pemeriksaan medis yang sebelumnya hanya berfokus pada penyakit menular serta memberi alasan baru bagi petugas visa untuk menolak pemohon. Hal ini sebagai bagian dari upaya terbaru pemerintahan Donald Trump yang membatasi arus imigrasi.

    “Anda harus mempertimbangkan kesehatan pelamar,” demikian isi kabel Departemen Luar Negeri.

    “Kondisi medis tertentu-termasuk, namun tidak terbatas pada, penyakit kardiovaskular, penyakit pernapasan, kanker, diabetes, penyakit metabolik, penyakit neurologis, dan kondisi kesehatan mental-dapat memerlukan biaya perawatan senilai ratusan ribu dolar.”

    Konsulat kemudian disarankan untuk mempertimbangkan obesitas dalam menentukan pemberian visa. Disebutkan bahwa obesitas bisa menyebabkan sleep apnea, tekanan darah tinggi, dan depresi klinis.

    “Pedoman ini memberikan keleluasaan kepada petugas konsuler untuk menolak visa imigran maupun nonimigran berdasakan kondisi kesehatan umum yang selama ini tidak pernah dianggap sebagai alasan diskualifikasi,” kata pengacara imigrasi di Reston, Virginia.

    Sementara itu, juru bicara Gedung Putih, Anna Kelly mengatakan selama 100 tahun, kebijakan Departemen Luar Negeri mencakup kewenangan untuk menolak pemohon visa yang akan menimbulkan beban keuangan bagi pembayar pajak, seperti individu yang mencari perawatan kesehatan yang didanai publik AS. Hal ini juga semakin menguras sumber daya perawatan kesehatan dari warga negara Amerika.

    “Pemerintahan presiden Trump akhirnya sepenuhnya menegakkan kebijakan ini, dan mengutamakan rakyat Amerika.” katanya.

    Panduan Departemen Luar Negeri juga mengarahkan petugas visa untuk mempertimbangkan pelamar yang tidak memenuhi syaat untuk beberapa alasan baru. Mulai dari apakah mereka sudah melewati usia pensiun, berapa banyak tanggungan, seperti anak-anak atau orang lanju usia, hingga apakah ada tanggungan yang memiliki kebutuhan khusus atau disabilitas.

    Menurut WHO, sekitar 16 persen orang dewasa di seluruh dunia tergolong obesitas pada tahun 2022. Sementara, sebanyak 14 persen mengidap diabetes.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Wamenkes: Anak Gemuk Belum Berarti Sehat”
    [Gambas:Video 20detik]
    (elk/suc)

  • Ketua DPD dan pakar global bahas transportasi perkotaan di forum UNEP Brasil

    Ketua DPD dan pakar global bahas transportasi perkotaan di forum UNEP Brasil

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan Baktiar Najamudin bersama sejumlah pakar global membahas transportasi perkotaan dalam forum United Nations Environment Programme (UNEP) di Belem, Brasil pada Rabu (12/11).

    Hadir juga pembicara lainnya dalam diskusi panel tersebut, antara lain: Hala Omar, Manajer Keberlanjutan di Dar, Gabriel Feriancic, Manajer Negara (Country Manager) TYLin untuk Brasil, Marcel Martin, Manajer Umum ICCT untuk Brasil, Ricardo Assumpção, Kepala Keberlanjutan (Chief Sustainability Officer) dan Pimpinan Bidang Keberlanjutan untuk Amerika Latin, Gabriela Elizondo Azuela, Manajer Praktik di ESMAP, Bank Dunia, Luciane Ferreira Monteiro Machado, Wakil Direktur Pelaksana Bidang Persiapan Proyek serta Luke Upchurch, Direktur Pelaksana Komunikasi di C40 Cities.

    Dalam forum itu Sultan menyebutkan ketidakseimbangan komposisi kendaraan serta minimnya transportasi publik telah menyebabkan pemborosan bahan bakar 79,2 juta kiloliter per tahun dan memicu polusi udara 30,49 juta ton serta emisi gas rumah kaca 295,12 juta ton CO₂e setiap tahun.

    “Kondisi itu menjadi lonceng bahaya bagi kota-kota besar,” ujar Sultan, seperti dikutip dari keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.

    Dia menyoroti kualitas udara Jakarta yang hampir seluruh parameter pencemarnya telah melampaui standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan standar nasional.

    Akibat polusi tersebut, warga Jakarta harus menanggung biaya kesehatan hingga Rp51,2 triliun per tahun, terutama untuk penyakit pernapasan seperti asma dan ISPA.

    Menurut Sultan, emisi sektor transportasi tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga memperburuk intensitas bencana global akibat fenomena El Niño dan La Niña, seperti banjir, longsor, badai, serta meningkatnya suhu ekstrem yang memicu urban heat island atau pulau panas perkotaan.

    Meski upaya pengendalian emisi telah berjalan sejak Protokol Kyoto hingga agenda pembangunan berkelanjutan, dirinya menilai tantangan urbanisasi, pertumbuhan penduduk, dan industrialisasi membuat kebijakan reduksi karbon di kawasan perkotaan menjadi semakin mendesak.

    Ia juga menyoroti kebijakan mobilitas DKI Jakarta melalui strategi Avoid–Shift–Improve, termasuk pembatasan kendaraan pribadi, peralihan ke kendaraan listrik dan transportasi umum, serta penerapan kebijakan baru seperti tarif parkir progresif, jalan berbayar elektronik atau electronic road pricing, dan pajak berbasis emisi.

    “Kebijakan itu telah memberi efek berantai dan mulai direplikasi kota-kota lain di Indonesia hingga Asia Pasifik,” tuturnya.

    Integrasi Bus Raya Terpadu (BRT), Lintas Rel Terpadu (LRT), Moda Raya Terpadu (MRT), elektrifikasi bus pengumpan, serta layanan first-last mile dinilai menjadi landasan sistem mobilitas rendah karbon.

    Di sisi lain, dia menekankan pembangunan fisik harus dibarengi perubahan gaya hidup masyarakat. Digitalisasi transportasi, termasuk ride-sharing (berbagi tumpangan) dan ride-hailing (jasa transportasi daring), disebut menjadi pendorong efisiensi dan inklusivitas mobilitas perkotaan.

    Dikatakan bahwa Indonesia telah memulai langkah konkret menuju pembangunan kota yang tangguh dan berkelanjutan. Transformasi tersebut tidak hanya soal teknologi, tetapi juga perubahan perilaku menuju gerakan karbon nol bersih atau net-zero carbon.

    Sultan menutup pidatonya dengan menyerukan kolaborasi lintas negara dan lintas sektor.

    “Mari kita terus bergerak bersama membangun kota yang lebih tangguh bagi generasi mendatang,” ucap Sultan.

    Pewarta: Agatha Olivia Victoria
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Nuklir Meledak Gara-gara Tombol Komputer Eror, 60.000 Tewas Seketika

    Nuklir Meledak Gara-gara Tombol Komputer Eror, 60.000 Tewas Seketika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pengembangan energi nuklir menuntut ketelitian luar biasa. Sedikit saja ada perangkat yang tidak bekerja sempurna atau petugas yang kurang kompeten, risikonya bisa berubah menjadi bencana besar yang menelan korban jiwa dalam hitungan detik.

    Jangan sampai kelalaian membuat tragedi Ledakan Nuklir Chernobyl yang terjadi pada 26 April 1986 dan menewaskan sekitar 60.000 orang terulang kembali. Peristiwa tersebut seketika menjadi bukti bahwa satu tombol komputer yang gagal berfungsi dapat memicu malapetaka dahsyat. Ratusan ribu warga pun akhirnya harus meninggalkan kampung halamannya untuk waktu yang diperkirakan mencapai puluhan ribu tahun.

    Sebagai wawasan, situs nuklir Chernobyl adalah ambisi Uni Soviet untuk mempunyai nuklir terbesar di dunia. Sejak 1977, pemerintah sukses membuat reaktor nuklir berkekuatan 1.000 megawatt. Ini cukup untuk menghidupi listrik satu negara sampai bertahun-tahun lamanya.

    Dari sini, Soviet terus mengembangkan nuklir. Sampai 1986, ada 4 reaktor nuklir skala besar di Chernobyl dengan kekuatan serupa. Hanya saja, ada beberapa reaktor nuklir masih dalam tahap ujicoba.

    Dikutip dari The Guardian, ujicoba yang dimaksud adalah soal pendinginan tanpa henti. Reaktor nuklir harus dalam kondisi dingin, sehingga pasokan air harus tersedia 24 jam dalam 7 haru. Jika tiada, maka reaktor bisa panas dan memicu ledakan.

    Dalam kasus Chernobyl, tim nuklir Soviet berupaya melakukan ujicoba aktivasi generator akan turbin terus mengeluarkan air untuk mendinginkan reaktor nuklir. Ujicoba terjadi pada 26 April 1986. Secara teori, air akan dikeluarkan turbin untuk mendinginkan inti reaktor secara terus-menerus. Dari sini, tim akan mengetahui berapa lama daya tahan turbin untuk tetap menyala.

    Sayang, saat melakukan tes, orang-orang yang terlibat tak kompeten. Malah, bersikap denial dan tak terbuka atas masukan. Ini terjadi dalam diri Deputi Kepala Teknisi Anatoly Stepanovich Dyatlov dan Kepala Teknisi Nicholai Fomin.

    Mengutip Chernobyl: 01:23:40 (2014), Fomin abai dan seakan-akan menutupi bahwa tenaga pendingin cukup. Padahal jauh dari angan-angan. Fomin tahu tenaga reaktor hanya 200 megawatt, kurang dari angka minimal sebesar 700 megawatt.

    Sedangkan Dyatlov ngotot tes harus diadakan hari itu juga. Pada sisi lain, di hari ujicoba, teknisi sudah angkat tangan. Mereka tak mampu melakukannya. Namun, akibat Dyatlov tetap ngotot dan memberikan ancaman mutasi, para teknisi akhirnya manut. Di sinilah petaka dimulai.

    Ketika malam berganti, teknisi menyalakan generator. Turbin air pun berhasil masuk. Namun, di tengah jalan, tenaga generator menurun drastis. Tak kuat terus menerus menyala. Akibatnya, suhu inti reaktor nuklir dengan cepat meningkat. Ketika ini terjadi, teknisi bergegas menekan tombol SCRAM di komputer.

    Tombol ini merupakan perintah komputer ke sistem untuk menghidupkan generator. Sayang, tombol tak berfungsi akibat tak pernah dicek. Maka, bencana pun terjadi. Reaktor nuklir langsung panas hingga 3.000 derajat Celcius. Tak lama kemudian, nuklir langsung meledak dahsyat.

    Ketika radiasi nuklir meluas, banyak warga masih tertidur lelap. Alhasil, mereka tak bisa melarikan diri dan terpaksa terpapar radiasi super tinggi. Saat itu, radiasi nuklir imbas ledakan tak bisa dideteksi alat. Alatnya tak bisa menentukan derajat radiasi saking tingginya.

    Barulah ketika matahari nampak, orang-orang kaget ada debu bertebaran. Padahal itu bukan debu biasa, melainkan debu-debu nuklir. Maka, tamatlah orang-orang di sana.

    BBC mencatat ada 90 ribu orang tewas akibat radiasi nuklir dalam jangka panjang. Lalu, ada 600 ribu orang yang terpapar radiasi, tetapi tidak tewas. WHO mencatat, radiasi nuklir mencapai jarak 200 ribu Km hingga Eropa. Sementara, Chernobyl sendiri tak bisa dihuni manusia sampai 20.000 tahun lamanya efek radiasi dahsyat.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Atur Ketat Penjualan Rokok Elektrik Dkk

    Atur Ketat Penjualan Rokok Elektrik Dkk

    Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan perokok dua kali lebih berisiko terkena Tuberkulosis (TBC). Dan untuk melawan penyakit tersebut, kita harus melawan tembakau.

    Namun, kini produk tembakau muncul beragam jenis, termasuk rokok elektrik dan nicotine pouch. Tedros bilang produk-produk kayak gitu terbukti sama bahayanya kayak produk tembakau konvensional. Karena itu, Tedros mengingatkan semua negara untuk memperketat aturan rokok elektrik dkk seketat produk konvensional.

  • Blokir Chat dari Nomor Tak Dikenal, WhatsApp Punya Fitur Baru Ini

    Blokir Chat dari Nomor Tak Dikenal, WhatsApp Punya Fitur Baru Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – WhatsApp punya fitur baru yang akan memberi pengguna kontrol lebih besar atas siapa yang bisa mengirim pesan. Fitur ini disebut akan membantu mencegah pesan dari orang tak dikenal langsung masuk ke chat utama.

    Dilansir dari WABetaInfo, fitur yang saat ini sedang diuji di versi WhatsApp Beta untuk Android 2.25.33.11 ini memungkinkan pesan dari nomor yang tidak tersimpan di kontak pengguna secara otomatis masuk ke folder khusus bernama “Requests”.

    Melalui folder ini, pengguna bisa meninjau lebih dulu pesan yang datang dari nomor asing sebelum memutuskan untuk membalas, menghapus, memblokir, atau melaporkannya. Pendekatan ini mirip dengan fitur Message Requests yang sudah lama ada di Instagram.

    WhatsApp juga tengah menambahkan pengaturan privasi baru bertajuk “Who can message me” atau “Siapa yang bisa mengirim pesan”.

    Dalam opsi ini, pengguna dapat memilih dua mode, yakni “Everyone” (semua orang), yang memungkinkan siapa pun mengirim pesan seperti biasa, atau “My Contacts”, di mana pesan dari nomor tak dikenal akan otomatis masuk ke folder Requests.

    Dengan cara ini, pengguna bisa menghindari pesan spam, promosi, atau pesan dari akun bisnis tak dikenal yang kerap mengganggu.

    Selain itu, fitur ini juga akan mendukung sistem komunikasi baru berbasis username yang sedang disiapkan WhatsApp. Nantinya, pengguna bisa saling menghubungi tanpa perlu berbagi nomor telepon, cukup dengan username unik masing-masing.

    WhatsApp disebut masih menyempurnakan tampilan dan sistem keamanan fitur ini sebelum merilisnya ke publik. Fitur Requests akan hadir terlebih dahulu untuk pengguna beta, sebelum tersedia secara global dalam pembaruan mendatang.

    Langkah ini menjadi cara memperkuat perlindungan privasi, sekaligus mengurangi risiko spam dan pesan tak diinginkan di WhatsApp.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video Laporan WHO: RS Al-Khair di Gaza Kembali Beroperasi

    Video Laporan WHO: RS Al-Khair di Gaza Kembali Beroperasi

    Video Laporan WHO: RS Al-Khair di Gaza Kembali Beroperasi

  • Perkuat Inovasi Bidang Farmasi, BPOM Gandeng CSPC di China

    Perkuat Inovasi Bidang Farmasi, BPOM Gandeng CSPC di China

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) belum lama melakukan kunjungan kerja ke China. Kepala BPOM Taruna Ikrar juga mendatangi China Shijiazhuang Pharmaceutical Company (CSPC) Pharmaceutical Co Ltd pada Kamis (6/10/2025).

    Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama inovasi farmasi dan memastikan keamanan, khasiat, serta mutu obat. Dalam kesempatan tersebut, Taruna menyampaikan apresiasi atas sambutan dan kesempatan yang diberikan CSPC untuk meninjau fasilitas produksi modern milik perusahaan.

    “Kunjungan ini menjadi langkah penting untuk memperkuat hubungan antara regulator dan industri. Kami berharap, ada pertukaran pengetahuan yang bisa menjamin mutu serta keamanan obat-obatan inovatif bagi pasien,” terang Taruna dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Selasa (11/11).

    Taruna menjelaskan hingga kini BPOM terus memperkuat kapasitas ilmu regulasi, khususnya di bidang bioteknologi, terapi gen, dan produk terapi lanjut (advanced therapy medicinal products/ ATMPs).

    Selain itu, ia menyebut Indonesia juga telah menerapkan sistem inspeksi berbasis risiko yang sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pharmaceutical Inspection Cooperation Scheme (PIC/S).

    “Melalui kunjungan ini, BPOM ingin belajar dari kemajuan teknologi CPSC untuk memperkuat kebijakan regulasi dan mendorong inovasi farmasi nasional,” tutur Taruna.

    “BPOM akan terus menjaga komunikasi dengan CSPC dan mitra lain untuk memperkuat perlindungan kesehatan masyarakat serta mendorong inovasi bagi kepentingan bersama,” tambahnya.

    Di kesempatan yang sama, Executive Director CSPC NBP Pharmaceutical Co Ltd Xuejun Zhang menyampaikan bahwa CSPC NBP Pharmaceutical dibangun sesuai standar Food and Drug Administration (FDA). Bahkan, seluruh laboratorium perusahaan telah menggunakan Laboratory Information Management System (LIMS) demi menjaga integritas data.

    Perlu diketahui, CSPC dikenal sebagai salah satu produsen kafein, vitamin C, dan vitamin B12 terbesar di China. Kini, perusahaan tengah memproduksi obat dengan kandungan n-butylphthalide (NBP) dalam bentuk tablet dan injeksi, yang digunakan untuk terapi stroke iskemik.

    “Kami sudah lulus inspeksi FDA secara berkala dan berhasil meluncurkan kapsul lunak benzonatate di pasar Amerika Serikat,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/up)