NGO: WHO

  • Arti Lirik Lagu Cinnamon Girl – Lana Del Rey, Viral di TikTok: Hold Me, Love Me, Touch Me, Honey

    Arti Lirik Lagu Cinnamon Girl – Lana Del Rey, Viral di TikTok: Hold Me, Love Me, Touch Me, Honey

    TRIBUNJATIM.COM – Inilah arti dan lirik lagu Cinnamon Girl yang dipopulerkan oleh Lana Del Rey.

    Penyanyi asal Amerika Serikat ini merilis Cinnamon Girl pada 30 Agustus 2019.

    Belakangan lagu tersebut viral dan banyak dicari.

    Melansir Genius, lewat lagu ini, Lana Del Rey juga menyinggung kisahnya dengan pria.

    Lana pun mengisahkan tentang kisah cinta toxic yang dialami seseorang.

    Kendai demikian, seseorang tersebut meminta sang terkasih tak menyakitinya.

    Selengkapnya, simak arti dan lirik lagu Cinnamon Girl di bawah ini.

    Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

    arti dan lirik lagu Cinnamon Girl – Lana Del Rey

    Cinnamon in my teeth
    (Kayu manis di gigiku)

    From your kiss
    (Dari ciumanmu)

    You’re touching me
    (Kamu menyentuh aku)

    All the pills that you did
    (Semua pil yang kamu lakukan)

    Violet, blue, green, red to keep me
    (Violet, biru, hijau, merah untuk menjagaku)

    At arm’s length don’t work
    (Sepanjang lengan tidak berfungsi)

    You try to push me out
    (Kamu mencoba mendorong aku keluar)

    But I just find my way back in
    (Tapi aku baru saja menemukan jalan kembali)

    Violet, blue, green, red to keep me out
    (Violet, biru, hijau, merah untuk mengusirku)

    I win
    (aku menang)

    There’s things I wanna say to you
    (Ada hal yang ingin aku katakan padamu)

    But I’ll just let you live
    (Tapi aku akan membiarkanmu hidup)

    Like if you hold me without hurting me
    (Seperti jika kamu memelukku tanpa menyakitiku)

    You’ll be the first who ever did
    (Kamu akan menjadi orang pertama yang pernah melakukannya)

    There’s things I wanna talk about
    (Ada hal yang ingin aku bicarakan)

    But better not to keep
    (Tapi lebih baik jangan disimpan)

    But if you hold me without hurting me
    (Tapi jika kau memelukku tanpa menyakitiku)

    You’ll be the first who ever did
    (Kamu akan menjadi orang pertama yang pernah melakukannya)

    Ah, ah, ah, ah, ah, ah
    Ah, ah, ah, ah, ah, ah

    Hold me, love me, touch me, honey
    (Pegang aku, cintai aku, sentuh aku, sayang)

    Be the first who ever did
    (Jadilah yang pertama yang pernah melakukannya)

    googletag.cmd.push(function() { googletag.display(‘div-Inside-MediumRectangle’); });

    Ah, ah, ah, ah, ah, ah
    Ah, ah, ah, ah, ah, ah

    Hold me, love me, touch me, honey
    (Pegang aku, cintai aku, sentuh aku, sayang)

    Be the first who ever did
    (Jadilah yang pertama yang pernah melakukannya)

    Kerosene in my hands
    (Minyak tanah di tanganku)

    You make me mad, I’m fire again
    (Kamu membuatku marah, aku api lagi)

    All the pills that you take
    (Semua pil yang Kamu minum)

    Violet, blue, green, red to keep me at arm’s length don’t work
    (Violet, biru, hijau, merah untuk menjaga jarak aku tidak bekerja)

    There’s things I wanna say to you, but I’ll just let you leave
    (Ada hal yang ingin aku katakan padamu, tapi aku akan membiarkanmu pergi)

    Like if you hold me without hurting me
    (Seperti jika kamu memelukku tanpa menyakitiku)

    You’ll be the first who ever did
    (Kamu akan menjadi orang pertama yang pernah melakukannya)

    There’s things I wanna talk about, but better not to keep
    (Ada hal yang ingin aku bicarakan, tapi lebih baik tidak disimpan)

    But if you hold me without hurting me
    (Tapi jika kau memelukku tanpa menyakitiku)

    You’ll be the first who ever did
    (Kamu akan menjadi orang pertama yang pernah melakukannya)

    Ah, ah, ah, ah, ah, ah
    Ah, ah, ah, ah, ah, ah

    Hold me, love me, touch me, honey
    (Pegang aku, cintai aku, sentuh aku, sayang)

    Be the first who ever did
    (Jadilah yang pertama yang pernah melakukannya)

    Ah, ah, ah, ah, ah, ah
    Ah, ah, ah, ah, ah, ah

    Hold me, love me, touch me, honey
    (Pegang aku, cintai aku, sentuh aku, sayang)

    Be the first who ever did
    (Jadilah yang pertama yang pernah melakukannya)

    There’s things I wanna say to you, but I’ll just let you leave
    (Ada hal yang ingin aku katakan padamu, tapi aku akan membiarkanmu pergi)

    Like if you hold me without hurting me
    (Seperti jika kamu memelukku tanpa menyakitiku)

    You’ll be the first who ever did
    (Kamu akan menjadi orang pertama yang pernah melakukannya)

    There’s things I wanna talk about, but better not to keep
    (Ada hal yang ingin aku bicarakan, tapi lebih baik tidak disimpan)

    Like if you hold me without hurting me
    (Seperti jika kamu memelukku tanpa menyakitiku)

    googletag.cmd.push(function() { googletag.display(‘div-gpt-ad-zone_middle_2’); });

    You’ll be the first who ever did
    (Kamu akan menjadi orang pertama yang pernah melakukannya)

    —– 

    Berita Jatim dan berita viral lainnya.

  • WHO Masih Pelajari ‘Penyakit Misterius’ yang Tewaskan 60 Orang di RD Kongo

    WHO Masih Pelajari ‘Penyakit Misterius’ yang Tewaskan 60 Orang di RD Kongo

    Jakarta

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menduga penyebab kematian 60 orang di Republik Demokratik Kongo dipicu kontaminasi air di wilayah tersebut. Namun masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan yang pasti.

    Dokter saat ini sedang menyelidiki lebih dari 1.000 penyakit yang kemungkinan menjadi penyebab ratusan warga di provinsi Equateur, Kongo, terjangkit penyakit misterius. Sejauh ini mereka masih belum bisa menyimpulkan penyebabnya.

    Kepala tanggap darurat WHO, Dr Michael Ryan, mengatakan bahwa untuk salah satu desa terdapat “tingkat kecurigaan yang sangat kuat terhadap peristiwa keracunan yang terkait dengan keracunan sumber air.”

    Dr Ryan tidak menjelaskan apakah yang ia maksud adalah kontaminasi karena kecelakaan, kelalaian, atau tindakan yang disengaja. Ia juga tidak menyebutkan desa tempat keracunan tersebut diduga terjadi.

    “Kami tidak akan berhenti menyelidiki sampai kami yakin bahwa penyebab sebenarnya atau penyebab mutlak dari apa yang terjadi di sini diselidiki sepenuhnya,” kata Dr Ryan dikutip dari CNN, Senin (3/3/2025).

    Penyakit misterius ini pertama kali terdeteksi pada akhir Januari di desa Boloko setelah tiga anak memakan kelelawar dan meninggal dalam waktu 48 jam.

    Sebanyak dua belas kasus dan delapan kematian telah tercatat di Boloko, tanpa ada kasus baru yang tercatat sejak Januari, kata para pejabat, seraya menambahkan bahwa hampir setengah dari kematian di sana terjadi dalam beberapa jam setelah timbulnya gejala.

    Desa Bomate di zona kesehatan Basankusu, sekitar 200 kilometer dari Boloko, adalah yang paling terdampak: 98% kasus dan 86% kematian telah tercatat di wilayah tersebut.

    Pemicu lain yang mungkin menjadi penyebab kematian tersebut adalah “peristiwa jenis racun baik dari perspektif biologis seperti meningitis atau dari paparan bahan kimia,” kata kepala kedaruratan WHO itu, mengutip penyelidikan sistematis yang sejauh ini dilakukan oleh para ahli.

    Namun, para pejabat belum dapat memastikan penyebab utama penyakit tersebut, katanya, seraya menambahkan bahwa tingginya angka malaria dan penyakit umum lainnya di desa-desa tersebut membuat sulit untuk menentukan penyebabnya.

    (kna/kna)

  • Kata Onkolog soal Kanker Rektum, Diidap Pria Simalungun di Umur 28 Tahun

    Kata Onkolog soal Kanker Rektum, Diidap Pria Simalungun di Umur 28 Tahun

    Jakarta

    Seorang pria berusia 28 tahun di Simalungun, Sumatera Utara, menceritakan perjuangannya melawan kanker rektum stadium 3B. Penyakit yang diidapnya sejak umur 23 tahun itu berawal dari berat badannya yang turun secara drastis dan masalah buang air besar.

    “Lama-kelamaan, feses tidak keluar sama sekali. Suami lemas dan tidak bisa apa-apa, sehingga kami periksa ke RS di Merauke, Papua. Lalu dibiopsi dan menunggu hasil selama sebulan, dibacakan ternyata tumor ganas di rektum,” kata istri Ary Admaja Sinaga, Desika, kepada detikcom, Sabtu (1/3/2025).

    Kanker rektum merupakan tumor ganas yang berupa massa polipoid besar pada rektum. Terkait usia yang muda, kanker rektum bisa jadi dipicu beberapa hal seperti faktor genetik dan mutasi DNA, gaya hidup tidak sehat, serta riwayat keluarga.

    Spesialis onkologi Dr dr Andhika Rachman SpPD-KHOM juga menyebut berapa faktor genetik dan mutasi DNA seperti sindrom Lynch (kelainan genetik bawaan) dan mutasi pada gen perbaikan DNA bisa memicu pertumbuhan sel kanker di usia muda.

    “Jika ada keluarga dekat yang memiliki kanker rektum atau kanker kolorektal sebelum usia 50 tahun, risiko juga akan meningkat,” kata dr Andhika ketika dihubungi detikcom, Sabtu (1/3/2025).

    Di samping itu juga ada pengaruh dari gaya hidup. Di antaranya pola makan tinggi lemak, rendah serat, obesitas, kekurangan fisik, merokok, serta konsumsi alkohol secara berlebihan yang berkaitan dengan kanker restum.

    “Konsumsi makanan ultra-proses, tinggi daging merah, dan rendah serat bisa meningkatkan risiko kanker rektum. Kelebihan berat badan dan gaya hidup sedentari (kurang gerak) dapat memicu peradangan kronis dan gangguan metabolisme yang berkontribusi terhadap kanker,” ucapnya.

    Dikutip dari laman WHO, kanker rektum sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Pemeriksaan rutin penting dilakukan untuk mendeteksi penyakit ini sejak dini dan memulai pengobatan.

    Gejala umum meliputi:

    perubahan kebiasaan buang air besar seperti diare, sembelit, atau penyempitan tinjadarah dalam tinja (perdarahan rektal), baik berwarna merah terang atau gelap dan seperti tarkram perut, nyeri, atau kembung yang tidak kunjung hilangpenurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan yang terjadi secara tiba-tiba dan kehilangan berat badan tanpa usahamerasa terus-menerus lelah dan kekurangan energi, meskipun sudah cukup istirahatanemia defisiensi zat besi akibat pendarahan kronis, yang menyebabkan kelelahan, kelemahan, dan pucat.

    (kna/kna)

  • Tingkatkan Mutu Obat-SDM, BPOM RI Kolaborasi dengan US Pharmacopeia

    Tingkatkan Mutu Obat-SDM, BPOM RI Kolaborasi dengan US Pharmacopeia

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI melakukan kolaborasi dengan organisasi United States of Pharmacopeia (USP) untuk meningkatkan standar mutu obat dan kapasitas sumber daya manusia. Kepala BPOM RI Taruna Ikrar mengungkapkan ini juga menjadi salah satu langkah yang dilakukan agar BPOM lebih dikenal secara lebih luas.

    “Presiden Prabowo setidaknya memberikan lima perintah kepada Kepala BPOM saat pelantikan Agustus tahun lalu. Yang pertama, membuat BPOM menjadi institusi yang dikenal secara global,” kata Taruna Ikrar dalam siaran pers, Jumat (1/3/2025).

    Ketika bertemu dengan delegasi USP yang dipimpin oleh Vice President of Region and Program Operations Alessandro Slama, Taruna juga mengungkapkan empat perintah Presiden lainnya untuk BPOM. Adapun perintahnya meliputi:

    Memastikan produk makanan yang beredar di Indonesia aman, bergizi, dan sehat untuk dikonsumsi masyarakat.Meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi antar-lembaga yang mendukung sistem pengawasan obat dan makanan.Mendukung kemandirian penyediaan obat di dalam negeri.Mempermudah akses obat yang diperlukan agar lebih terjangkau bagi masyarakat.

    Dalam pertemuan itu, mereka membahas tentang apa saja rencana yang akan dilakukan BPOM ke depan dan terkait rencana kerjasama BPOM dengan USP melalui penandatanganan nota kesepahaman.

    BPOM sudah berhasil menjadi Associate Member dari USP Convention pada tahun ini. Pihak BPOM akan diundang untuk menghadiri USP Convention Meeting dan The Asia Pacific (APAC) Regional Chapter Meeting yang akan diselenggarakan di Rockville, Maryland, Amerika Serikat pada awal Mei 2025.

    Rencananya bakal ada 40-50 regulator dari seluruh dunia berkumpul di pertemuan tersebut. Pertemuan itu akan menjadi media untuk berdiskusi dan interaksi terkait pengawasan obat dan produk biologis.

    Kerja sama antara BPOM dan USP dalam bentuk nota kesepahaman berfokus pada peningkatan standar mutu obat hingga kapasitas sumber daya manusia BPOM, khususnya di bidang adopsi standar atau monografi obat dan peningkatan kapasitas pegawai BPOM, terutama di laboratorium.

    Melalui kerja sama ini, diharapkan USP juga dapat memberikan dukungan teknis kepada BPOM yang tengah berjuang mendapatkan status WHO Listed Authority (WLA). Nota kesepahaman sudah disepakati oleh BPOM dan USP dan bakal ditandatangani dalam waktu dekat.

    (avk/up)

  • Tenaga Medis Hadapi Peningkatan Kasus Penyakit Kronis berupa Jantung, Diabetes hingga Hipertensi – Halaman all

    Tenaga Medis Hadapi Peningkatan Kasus Penyakit Kronis berupa Jantung, Diabetes hingga Hipertensi – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tenaga medis global masih dihadapkan dengan tantangan kesehatan berupa penyakit kronis.

    Penyakit kronis merupakan penyakit yang berlangsung lama dan memerlukan perawatan jangka panjang.

    Setidaknya ada lima penyakit kronis yang menyumbang kasus kematian besar di seluruh dunia.

    Kelimanya berupa obesitas, gangguan ginjal, gangguan jantung, hipertensi serta diabetes melitus.

    Data menunjukkan, prevalensi hipertensi diperkirakan meningkat hingga 29 persen dari populasi dewasa global pada tahun 2025.

    Hipertensi merupakan faktor risiko utama yang berkontribusi pada kerusakan organ vital, seperti otak, jantung, ginjal, retina, pembuluh darah besar (aorta), dan pembuluh darah perifer.

    Sementara itu, Diabetes Mellitus juga menunjukkan tren peningkatan yang kian mengkhawatirkan.

    Prevalensi Diabetes di tahun 2024 diperkirakan Indonesia memiliki lebih dari 20 juta penderita Diabetes Mellitus yang menjadikan Indonesia termasuk dalam lima besar dunia dengan jumlah kasus diabetes tertinggi di dunia.

    Penyakit ini sering kali dikaitkan dengan Hipertensi, yang meningkatkan risiko stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal.

    “Penyakit kronis merupakan salah satu tantangan terbesar dalam dunia kesehatan saat ini. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk memberikan kontribusi dalam meningkatkan pemahaman dokter dan para tenaga medis mengenai pentingnya skrining, deteksi dini, pengelolaan, dan pemantauan penyakit kronis secara holistik,” ujar Routine Product Manager Prodia, Matthew Justyn ditulis Sabtu (1/3/2025).

    Berdasarkan data WHO, lebih dari 17 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit jantung.

    Faktor gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, pola makan yang tidak seimbang, dan kurangnya aktivitas fisik, menjadi pemicu utama meningkatnya prevalensi penyakit jantung di Indonesia. Oleh sebab itu, edukasi kepada tenaga medis dan masyarakat menjadi aspek krusial dalam pencegahan dan penanganan penyakit ini.

    Dalam upaya mendukung pengelolaan penyakit kronis Prodia menggelar Roadshow Seminar Dokter Nasional 2025 di 11 kota besar di Indonesia.

    Mengusung tema “Breaking Barriers, Building Health: The Science of Chronic Disease”, seminar ini menjadi wadah diskusi bagi para dokter dalam menghadapi tantangan di lapangan serta memberikan wawasan baru mengenai inovasi dalam pemeriksaan laboratorium untuk deteksi dini, penanganan, serta pemantauan penyakit kronis secara personal dan holistik.

    Kota Jakarta menjadi tuan rumah pertama dari seminar nasional dengan menghadirkan dr. Johanes Purwoto, SpPD-KEMD, FINASIM sebagai moderator, serta Prof. Sidartawan Soegondo,MD, PhD, DTM&H, FINASIM, FACE dan dr. Ida Gunawan, Ms, Sp. G.K, Subsp. K. M., FINEM sebagai pemateri.

  • Kata WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Baru Mirip COVID, Bisa Menular ke Manusia

    Kata WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Baru Mirip COVID, Bisa Menular ke Manusia

    Jakarta

    Tim ilmuwan di China telah menemukan virus Corona kelelawar baru yang disebut HKU5-CoV-2. Virus tersebut berpotensi menginfeksi manusia dan mengikat reseptor yang sama dengan SARS-CoV-2, virus penyebab pandemi COVID-19.

    Penelitian ini dipimpin oleh ahli virologi terkemuka, Shi Zhengli di Laboratorium Guangzhou bersama dengan para peneliti dari Guangzhou Academy of Sciences, Wuhan University, dan Wuhan Institute of Virology (WIV).

    Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tarik Jašarević mengatakan saat ini pihaknya telah mempelajari dan mendiskusikan terkait penemuan virus tersebut.

    Menurutnya penelitian tentang patogen baru atau muncul kembali sangat krusial untuk merumuskan kebijakan terkait kesehatan masyarakat, begitu juga untuk mencegah wabah.

    “Sekarang tim teknis kami sedang mempelajarinya dan mendiskusikannya,” katanya dalam konferensi Pers Jenewa, Selasa (25/2/2025).

    Ia juga mengatakan bahwa penelitian laboratorium seperti yang dilakukan ilmuwan China harus dilakukan dengan transparan dan aman.

    “Jadi harus ada protokol yang diikuti. WHO telah menerbitkan panduan dan manual keselamatan laboratorium yang benar-benar mengatur tentang bagaimana penelitian ini harus diatur oleh otoritas nasional dan praktik apa yang harus diikuti di tingkat laboratorium,” katanya.

    “Jadi penelitian itu penting tetapi harus aman dan transparan,” sambungnya lagi.

    Di sisi lain, virus yang diidentifikasi sebagai HKU5-CoV-2 itu termasuk dalam subgenus merbecovirus, yang mencakup virus MERS. Strain yang baru diisolasi ini dapat mengikat reseptor ACE2 dalam sel manusia, jalur yang sama yang digunakan oleh virus COVID-19.

    Penelitian terbaru di China ini menyoroti bahwa HKU5-CoV-2 ditemukan menginfeksi sel manusia di lingkungan laboratorium, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang potensinya untuk berpindah spesies. Khususnya, virus ini juga dapat mengikat reseptor ACE2 pada berbagai mamalia, yang menunjukkan bahwa beberapa inang perantara dapat memfasilitasi penularannya ke manusia.

    Meski begitu, para peneliti menekankan bahwa efisiensinya saat ini dalam menginfeksi sel manusia jauh lebih rendah daripada virus COVID-19. Meskipun kemampuannya menginfeksi sel manusia, mereka memperingatkan agar tidak membesar-besarkan ancaman langsungnya terhadap populasi manusia. Pemantauan lebih lanjut diperlukan, tetapi potensi virus untuk menyebabkan pandemi global masih bersifat spekulatif pada tahap ini.

    Berbicara kepada South China Morning Post, tim Shi menegaskan kembali perlunya kewaspadaan dalam melacak virus yang muncul pada populasi kelelawar, karena virus tersebut menimbulkan risiko penularan zoonosis yang terus-menerus.

    Penemuan baru ini muncul pada saat asal-usul pandemi COVID-19 masih menjadi subjek perdebatan sengit, dengan virus corona kelelawar sering diduga sebagai sumber utamanya.

    Shi, yang juga dikenal sebagai “batwoman” atas penelitiannya tentang virus ini, telah membela peran Wuhan Institute of Virology, menolak klaim bahwa virus COVID muncul dari kebocoran laboratorium.

    Laporan tersebut juga mengikuti studi sebelumnya dari University of Washington, yang meremehkan risiko virus HKU5 yang secara efisien mengikat reseptor ACE2 manusia.

    Namun, tim Shi berpendapat bahwa temuan mereka menunjukkan rentang inang yang lebih luas dan potensi yang lebih tinggi untuk infeksi antarspesies.

    (suc/suc)

  • Profil Karen Agustiawan, Eks Dirut Pertamina yang Hukumannya Diperberat MA Jadi 13 Tahun Penjara – Halaman all

    Profil Karen Agustiawan, Eks Dirut Pertamina yang Hukumannya Diperberat MA Jadi 13 Tahun Penjara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut profil Karen Agustiawan, eks Direktur Utama Pertamina yang hukumannya diperberat menjadi 13 tahun penjara.

    Nama Karen Agustiawan saat ini mencuri perhatian.

    Hal ini lantaran mantan Direktur Utama (eks Dirut) Pertamina ini mendapatkan hukuman yang diperberat oleh Mahkamah Agung (MA).

    Hukuman yang dijatuhkan Karen Agustiawan mulanya dari 9 tahun menjadi 13 tahun penjara dalam kasus dugaan korupsi pengadaan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG).

    Dilansir Kompas, putusan tersebut disahkan pada Jumat (28/2/2025) hari ini oleh majelis kasasi MA yang dipimpin Hakim Agung Dwiarso Budi Santiarto dengan anggotanya, Sinintha Yuliansih Sibarani dan Achmad Setyo Pudjoharsoyo.

    Majelis kasasi menolak permohonan kasasi dari pihak Karen dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

    Meski demikian, majelis kasasi menyatakan mengubah putusan pengadilan tingkat banding yang tetap menghukum Karen 9 tahun penjara. 

    Dalam putusan tersebut. majelis kasasi juga memperbaiki kualifikasi dan pidana.

    Karen Agustiawan dinilai melanggar Pasal 2 Ayat 1 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) dalam pengadilan sebelumnya.

    Saat ini, Karen Agustiawan dinyatakan bersalah melanggar Pasal 3 pada undang-undang yang sama.

    Karen agustiawan bahkan juga dihukum membayar denda Rp 650 juta subsidair 6 bulan kurungan disamping menjalani hukuman 13 tahun penjara.

    Sebelumnya, Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta menguatkan hukuman mantan Dirut Pertamina ini 9 tahun penjara.

    Karen Agustiawan dinilai bersalah karena melanggar ketentuan Pasal 2 Ayat 1 UU Pemberantasan Tipikor.

    Lantas siapa Karen Agustiawan sebenarnya ?

    Berikut Tribunnews rangkum profil Karen Agustiawan eks Dirut Pertamina yang hukumannya diperberat menjadi 13 tahun penjara :

    Karen Agustiawan adalah Mantan Direktur Utama Pertamina.

    Dikutip dari Wikipedia, namanya juga pernah muncul dalam Asia’s 50 Power Businesswomen 2011.

    Kehidupan Pribadi

    Karen Agustiawan memiliki gelar Ir. Hj. Karen Agustiawan.

    Perempuan berumur 67 tahun ini diketahui bernama asli Galaila Karen Kardinah.

    Karen Agustiawan lahir pada 19 Oktober 1958 di Bandung.

    Ia merupakan anak dari pasangan Dr. Sumiyatno dan R. Asiah.

    Ayah Karen Agustiawan merupakan utusan pertama Indonesia di World Health Organization dan presiden terdahulu dari Biofarma, perusahaan farmasi.

    Karen Agustiawan menikah dengan Herman Agustiawan.

    Suaminya tak lain adalah mantan pegawai di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang sekarang bekerja di Dewan Energi Nasional.

    Dari pernikahannya tersebut, Karen dan Herman dikaruniai 3 anak.

    Karier

    Perjalanan karier Karen Agustiawan dimulai setelah dirinya lulus dari jurusan Teknik Fisika di Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1983.

    Ia mengawali karier dari tahun 1998 sampai 2002, sebagai profesional di Landmark Concurrent Solusi Indonesia sebagai business development manager.

    Lalu sebagai commercial manager for consulting and project management di Halliburton Indonesia pada 2002-2006.

    Kemudian ia berkarier di PT Pertamina (Persero) sebagai staf ahli direktur utama PT Pertamina (Persero) untuk bisnis hulu (2006-2008), kemudian dipercaya menjabat sebagai direktur hulu sejak 5 Maret 2008 hingga ia ditunjuk oleh pemegang saham untuk memimpin Pertamina sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero) pada 5 Februari 2009. 

    Karen Agustiawan resmi berhenti dari jabatannya sebagai CEO PT Pertamina tertanggal 1 Oktober 2014 dan menjadi dosen guru besar di Harvard University, Boston, AS.

    (TRIBUNNEWS/Ika Wahyuningsih,Kompas)

  • Nenek Moyang Tumbuhan dan Hewan Sama, Peneliti Temukan Buktinya

    Nenek Moyang Tumbuhan dan Hewan Sama, Peneliti Temukan Buktinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sudah sejak lama kita selalu dihadapkan soal pertanyaan evolusi. Misalnya mana yang lebih dulu ayam atau telur?

    Pertanyaan soal evolusi ‘mana yang lebih dulu’ selalu membuat pusing. Namun sebuah penelitian berhasil memecahkan jawaban untuk pertanyaan evolusi.

    Dalam hal evolusi, pertanyaan soal telur dan ayam ditujukan kepada organisme tak bergerak (tanaman) dan organisme bergerak (hewan). Lebih spesifik lagi, soal fotosintesis dan metabolisme aerobik.

    Fotosintesis adalah proses oleh algae dan tanaman untuk mengolah karbon diaoksida dan air dengan energi sinar matahari untuk menghasilkan “bahan bakar” pertumbuhan. Oksigen juga dihasilkan sebagai hasil “sampingan.”

    Hewan kemudian menggunakan oksigen sebagai bahan bakar untuk mengolah “bahan bakar” tubuh kemudian diubah menjadi energi dan membuang karbon dioksida. Proses ini dinamakan metabolisme aerobik.

    “Kami sejak awal menduga ini terkait evolusi fotosintesis dan kemampuan bernapas,” kata Felix Elling, peneliti dari Departemen Bumi dan Ilmu Planet, seperti dikutip dari Phys, Jumat (28/2/2025).

    Elling, who was working in Professor Ann Pearson’s Lab for Molecular Biogeochemistry and Organic Geochemistry, was looking for specific molecules unrelated to questions about the evolution of aerobic metabolism when he discovered something unusual: a slight change in a molecule in a nitrogen-utilizing bacterium, Nitrospirota, that appeared more like something that a plant would need for photosynthesis, rather than a bacterium.

    Elling menjelaskan dirinya mengamati bahwa ada perubahan yang tak kentara dalam molekul Nitrospirota, bakteri yang mengonsumsi nitrogen. Proses ini biasanya muncul dalam tanaman, bukan bakteri.

    Mereka menemukan variasi dari molekul yang disebut kuinon. Molekul ini ada di semua jenis kehidupan. Ada dua variasi kuinon yaitu aerobik yang membutuhkan oksigen dan anaerobik yang tidak.

    Kuinon aerobik terbagi lagi menjadi dua, yakni untuk tanaman lewat fotosintesis dan digunakan bakteri serta hewan untuk menghirup oksigen.

    Ternyata ada jenis ketiga, metyil-plastokuinon, yang kemungkinan merupakan mata rantai yang hilang. 

    Penemuan kuinon terkait fotosintesis di bakteri yang menghirup oksigen, sangat unik. Oleh karena itu, peneliti yakin bahwa metyil-plastokuinon adalah mata rantai yang hilang antara dua jenis proses penting dalam kehidupan (fotosintesis dan pernapasan).

    Mereka kemudian menghubungkan antara temuan ini dengan “Peristiwa Oksidasi Besar” yang terjadi sekitar 2,3 hingga 2,4 miliar tahun lalu. Pada saat itu, ilmuwan menduga algae jenis cyanobacteria muncul dan memproduksi oksigen dalam jumlah besar. Lonjakan jumlah oksigen itu membuka pintu lahirnya organisme yang bernapas (metaboisme aerobik).

    Artinya, awalnya ilmuwan menduga bahwa fotosintesis terjadi sebelum kemunculan makhluk hidup yang “bernapas.” Temuan jenis kuinon baru ini memunculkan hipotesis baru, yaitu sudah ada organisme yang hidup memanfaatkan oksigen jauh sebelum ada ledakan cyanobacteria,

    Ann Pearson dari Lab for Molecular Biogeochemistry and Organic Geochemistry menjelaskan bahwa reaksi biologi yang memanfaatkan oksigen sebetulnya ‘sangat merusak’ dan bisa membutuh sel yang tidak mampu memprosesnya. Oleh karena itu, organisme yang bisa memproses oksigen memiliki sel yang sangat “canggih.”

    “Dengan kata lain, ini adalah cara kita bernapas. Setelah punya. kemampuan bernapas, diversifikasi segala jenis kehidupan di dunia ini terbuka,” kata Pearson.

    Perbedaan berbagai jenis struktur kuinon juga bisa tampak di tubuh manusia. Kuinon di mitokondria manusia berbeda dengan kuinon di tanaman.

    “Apa yang kami temukan adalah ‘nenek moyang’ molekul ini, yang kemudian diadaptasi ke dalam dua bentuk dengan fungsi spesifik di tumbuhan dan dalam bentuk mitokondria,” kata Elling. “Molekul ini adalah sebuah mesin waktu, fosil hidup dari molekul yang bertahan lebih dari dua miliar tahun.”

    (dem/dem)

  • Video WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Penyebab Covid-19

    Video WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Penyebab Covid-19

    Jakarta – Ilmuwan di Institut Virologi Wuhan China menemukan virus corona baru pada kelelawar yang bisa menginfeksi manusia seperti SARS-CoV-2 (virus penyebab Covid-19). Namanya adalah HKU5-CoV-2. Virus ini bisa memasuki sel melalui protein reseptor ACE2 manusia pada permukaan sel. Namun, tidak ada infeksi yang dilaporkan pada manusia sampai saat ini. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) merespons temuan ini…

    (/)

  • Petani Tembakau Curiga Asing Intervensi Aturan Kemasan Rokok Polos – Page 3

    Petani Tembakau Curiga Asing Intervensi Aturan Kemasan Rokok Polos – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) mengaku resah dengan adanya intervensi pihak asing dalam Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), yang memuat soal kebijakan kemasan rokok polos tanpa merek.

    Dugaan muncul bahwa Rancangan Permenkes tersebut mengadopsi agenda asing melalui Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) yang disusun oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    Sekretaris Jenderal DPN Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), Kusnadi Mudi, menilai terdapat intervensi asing yang bermaksud mengacak-acak keberlangsungan pertanian tembakau nasional.

    Keluhan itu muncul akibat langkah Kemenkes yang secara tidak langsung mengadopsi pasal-pasal FCTC dalam Rancangan Permenkes, seperti munculnya wacana penyeragaman kemasan rokok tanpa identitas merek. Padahal, Indonesia sama sekali tidak meratifikasi aturan asing tersebut.

    “Indonesia sebagai negara berdaulat dan mandiri, seharusnya tidak perlu mengikuti aturan dan campur tangan asing dalam mengelola komoditas andalannya,” kata Mudi, Kamis (27/2/2025).

    Menurut dia, niatan kelompok-kelompok tertentu seperti LSM anti-tembakau yang terus mendorong Indonesia untuk meratifikasi FCTC, tidak sesuai dengan kondisi ekosistem pertembakauan nasional. Dimana sektor ini telah menjadi sumber penghidupan bagi sekitar 6 juta tenaga kerja, mulai dari hulu sampai hilir.

    Industri tembakau merupakan industri prioritas padat karya yang menggerakan ekonomi nasional serta melibatkan berbagai unsur mulai dari petani, manufaktur, rantai distribusi, ritel, hingga ekspor.

    “Kami berharap Presiden Prabowo Subianto dapat melihat dan menyadari dorongan ratifikasi FCTC yang diadopsi melalui berbagai aturan yang restriktif di Rancangan Permenkes. Aturan-aturan tersebut tidak sesuai dengan kompleksitas ekosistem pertembakauan di dalam negeri,” ungkapnya.