NGO: WHO

  • Lirik Lagu Anxiety Doechii Sedang Viral di Tiktok

    Lirik Lagu Anxiety Doechii Sedang Viral di Tiktok

    TRIBUNJATENG.COM – Anxiety merupakan lagu yang saat ini tengah viral di Tiktok.

    Lagu ini dibawakan oleh penyanyi Doechii.

    Musik Anxiety mengambil instrumental dari lagu hits Gotye tahun 2011 berjudul Somebody Thet I Used To Know.

    Berikut ini lirik lagu Anxiety dari Doechii.

    Anxiety, keep on trying me
    Feel it quietly, tryna silence me, yeah
    Anxiety, shake it off of me
    Somebody’s watching me (Great John on the beat by the way)
    It’s my anxiety

    Look, shit got me trippin’
    Fightin’ with my demons and my demons is winnin’
    I feel like don’t nobody ever feel how I feel
    And I ain’t never sober, baby girl, I get high still

    She said, “Boy, don’t sip lean and pop pills”
    It’s 50 degrees and I can tell that you hot still
    But I don’t know what you on, feels so right to do wrong
    Can’t buy love, it don’t come with a coupon
    And they’ll never catch it, like a nigga with no arms, uh

    Baby, I’m trippin’, my feelings been fryin’ me, uh
    I blame it all on anxiety
    I had two chops with the sticks like I’m Chinese
    Gotta keep it, I know how this life be
    They showing real love, that’s unlikely (yeah, anxiety)

    F**k you, I ain’t ask you to like me
    Watch for that snake, he might bite me, uh
    Watch out for anybody moving spicy
    Do what you do, but just do it precisely, uh
    They gotta talk to you nicely
    Check on your head but it’s nothin’ like Nike
    I just hope you ain’t takin’ it lightly (takin’ it lightly)

    Anxiety, keep on trying me
    Feel it quietly, tryna silence me, yeah
    Anxiety, shake it off of me
    Somebody’s watching me
    It’s my anxiety (prrr)

    Feel like I’m stuck in a maze
    I just try not to feel too amazed
    Stand where I live ’til I lay in a grave
    Sleepin’ on me, been up for some days
    Like how you gon’ shit where you lay? Uh
    You keep the fame, I just wanna get paid
    Jacques Cousteau with the wave, uh
    Free all my niggas, the Harriet way

    Like sometimes I feel like a slave to my feelings
    I can’t really even tell you how I’m feelin’
    Bugged out, they gon’ say I’m trippin’ when I’m chillin’
    Wonder who gon’ hold it down until it’s finished
    This for the record, no Guinness, uh
    You must be drunk if you think I won’t drill ’em
    Praying but they know you sinnin’, uh (yeah, anxiety)
    You gotta lose a lot before the winnin’

    And most of the time I be stuck in my mind
    Made mistakes, ain’t no way to rewind
    But fuck it, we get over shit over time
    It’s all love ’til you get outta line like
    You knew one day you would shine, uh
    You knew one day you would read through the lines
    If they fuckin’ with’ you, it’s fine, uh
    You just make sure you get back like a spine, uh

    Anxiety, keep on trying me
    Feel it quietly, tryna silence me, yeah
    Anxiety, shake it off of me
    Somebody’s watching me
    It’s my anxiety (prrr)
    Somebody’s watching me
    It’s my anxiety (prrr)

     

     

  • Diabetes Tipe 5 Resmi Diakui Secara Medis, Ini Ciri-ciri Pengidapnya

    Diabetes Tipe 5 Resmi Diakui Secara Medis, Ini Ciri-ciri Pengidapnya

    Jakarta

    Diabetes tipe 5 akhirnya secara resmi diakui sebagai bentuk penyakit yang berbeda oleh Federasi Diabetes Internasional atau International Diabetes Federation (IDF).

    Diabaikan selama puluhan tahun dalam penelitian, dan sering salah didiagnosis, butuh waktu lama bagi diabetes tipe 5, yang disebabkan oleh penurunan produksi insulin akibat kekurangan gizi, untuk mendapatkan pengakuan resmi.

    Diabetes tipe 5 adalah bentuk diabetes yang menyerang remaja dan dewasa muda yang kurus dan kurang gizi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

    Dr Nihal Thomas, profesor endokrinologi di Christian Medical College, Vellore, merupakan salah satu anggota Kelompok Kerja Diabetes Tipe 5. Ia mengatakan kepada The Indian Express bahwa penyakit tersebut menyebabkan sel-sel beta pankreas berfungsi secara tidak normal, sehingga menyebabkan produksi insulin tidak mencukupi.

    Hal ini berbeda dengan diabetes tipe 2, yang terjadi akibat resistensi insulin. Sementara pankreas terus memproduksi insulin, tubuh tidak merespons hormon tersebut dengan benar.

    Istilah diabetes ‘Tipe 5’ diperkenalkan dan didukung oleh Prof Peter Schwarz, presiden IDF, pada bulan Januari tahun ini. Pada tanggal 7 April, istilah ini secara resmi diakui pada Kongres Diabetes Dunia ke-75 di Bangkok, Thailand.

    Meski demikian, ini bukanlah penyakit baru. Penyakit ini pertama kali dilaporkan di Jamaika pada awal tahun 1955 dengan sebutan diabetes tipe J. Pada tahun 1985, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan kondisi ini sebagai diabetes melitus yang berhubungan dengan kekurangan gizi.

    Namun klasifikasi ini dihapus pada tahun 1999 karena kurangnya bukti hubungan sebab akibat dengan kekurangan gizi, yang merupakan salah satu ciri pasti dari apa yang sekarang dikenal sebagai diabetes tipe 5.

    Penyakit ini kemudian dilaporkan di banyak negara, seperti India, Sri Lanka, Bangladesh, Uganda, Ethiopia, Rwanda, dan Korea, sebagian besar di belahan bumi selatan. Saat ini, penyakit ini diperkirakan menyerang 25 juta orang di seluruh dunia.

    Pengakuan resminya muncul berdasarkan penelitian terkini, yang telah membawa perhatian baru terhadap dampak kekurangan gizi pada perkembangan pankreas dan fungsi insulin, khususnya pada individu dengan gizi buruk di masa kanak-kanak dan awal dewasa.

    Ciri-ciri Diabetes Tipe 5

    Menurut Dr Thomas, bentuk diabetes unik yang ditemukan pada orang India Asia ini tidak memiliki bukti penyebab autoimun atau genetik. Individu yang terkena diabetes tipe 5 biasanya memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang lebih rendah, bahkan kurang dari 18,5 kg/m2.

    “Dibandingkan dengan yang dilaporkan dalam penelitian India sebelumnya. Sekresi insulin sangat berkurang, jauh lebih rendah dibandingkan diabetes Tipe 2 pada umumnya dan sedikit di atas kadar yang terlihat pada Diabetes Tipe 1,” katanya.

    “Pemindaian tubuh juga menunjukkan persentase lemak tubuh yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan kasus diabetes tipe 2. Selain itu, asupan protein, serat, dan zat gizi mikro esensial dari makanan juga sangat rendah,” imbuh Dr Thomas.

    (suc/up)

  • Diabetes Tipe 5 Kini Diakui Secara Medis, Ancaman Baru yang Mengintai Usia Muda

    Diabetes Tipe 5 Kini Diakui Secara Medis, Ancaman Baru yang Mengintai Usia Muda

    Jakarta

    Jenis diabetes baru yang tidak terkait dengan obesitas tetapi dengan kekurangan gizi telah diakui secara resmi, beberapa dekade setelah pertama kali diidentifikasi di negara-negara berkembang.

    Federasi Diabetes Internasional atau International Diabetes Federation (IDF) telah secara resmi mengakui kondisi tersebut sebagai diabetes tipe 5 atau diabetes pada usia muda atau Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY).

    Bentuk diabetes langka ini diperkirakan menyerang sekitar 25 juta orang di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh rendahnya produksi insulin akibat kekurangan gizi, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda yang kurus dan kurang gizi di rumah tangga berpenghasilan rendah dan menengah.

    Diabetes tipe 5 diakui secara resmi setelah pemungutan suara yang diadakan pada tanggal 8 April 2025 di Kongres Diabetes Dunia IDF di Bangkok, Thailand. Langkah ini diambil setelah bertahun-tahun perdebatan tentang klasifikasinya.

    Meredith Hawkins, profesor kedokteran di Albert Einstein College of Medicine, menjelaskan bahwa diabetes yang berhubungan dengan kekurangan gizi secara historis sangat kurang terdiagnosis dan kurang dipahami.

    “Pengakuan IDF terhadap penyakit ini sebagai diabetes tipe 5 merupakan langkah penting dalam meningkatkan kesadaran terhadap masalah kesehatan yang sangat menghancurkan bagi banyak orang,” katanya dikutip dari diabetes.co.uk.

    Diabetes tipe 5 merupakan bentuk penyakit yang diwariskan dan biasanya berkembang pada masa remaja atau awal dewasa akibat mutasi genetik yang diwariskan dari orang tua kepada anak. Jika salah satu orang tua membawa gen yang terpengaruh, anak-anak mereka memiliki peluang 50 persen untuk mewarisinya.

    Kondisi ini tidak terkait dengan obesitas atau gaya hidup. Para ahli memperkirakan bahwa MODY dapat memengaruhi hingga 25 juta orang di seluruh dunia, terutama pria muda di Asia dan Afrika dengan indeks massa tubuh di bawah 19 kg/m².

    Nihal Thomas, profesor endokrinologi di Christian Medical College di India dan anggota Kelompok Kerja Diabetes Tipe 5, mengatakan kondisi tersebut menyebabkan fungsi sel beta pankreas tidak normal, yang menyebabkan produksi insulin tidak mencukupi.

    “Karena kurangnya pengakuan formal, kondisi ini kurang diteliti dan salah didiagnosis,” tuturnya.

    MODY pertama kali didokumentasikan di Jamaika pada tahun 1955. Tiga dekade kemudian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikannya sebagai diabetes melitus terkait kekurangan gizi tetapi menghapus klasifikasi tersebut pada tahun 1999 karena tidak cukup bukti.

    (suc/up)

  • Wabah Masih Berlanjut, CDC Afrika dan WHO Perbarui Strategi Hadapi Mpox – Halaman all

    Wabah Masih Berlanjut, CDC Afrika dan WHO Perbarui Strategi Hadapi Mpox – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika dan Organisasi Kesehatan Dunia telah memperbarui Rencana Tanggap Kontinental bersama mereka untuk menghadapi keadaan darurat mpox atau cacar monyet.

    Munculnya strategi baru ini karena penyakit tersebut terus menyerang wilayah-wilayah baru. 

    “Strategi yang direvisi tersebut berfokus pada pengendalian wabah. Sekaligus memperluas cakupan vaksinasi dan beralih ke tanggapan yang berkelanjutan dan berjangka panjang,” dilansir dari laman WHO, Jumat (18/4/2025). 

    Mpox adalah penyakit yang disebababkan oleh virus yang menyebar antarmanusia, terutama melalui kontak dekat. 

    Penyakit ini menyebabkan lesi kulit dan mukosa yang menyakitkan. sering kali disertai demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. 

    Penyakit ini dapat melemahkan tubuh dan merusak penampilan seseorang.

    Secara historis, mpox merupakan penyakit zoonosis yang ditularkan dari hewan yang terinfeksi, dan semakin menunjukkan kecenderungan untuk menyebar antarmanusia. 

    Pada tahun 2022, varian virus, klade IIb, mulai menyebar secara global melalui hubungan seksual. 

    Sejak akhir tahun 2023, jenis virus lainnya, klade Ib, mulai menyebar melalui jaringan seksual dan dalam rumah tangga serta melalui kontak dekat.

    Hal ini mendorong CDC Afrika untuk mengumumkan Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat Keamanan Kontinental dan Direktur Jenderal WHO untuk mengumumkan Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia pada bulan Agustus 2024. 

    Pada bulan Agustus 2024, virus tersebut mulai menyebar dari Republik Demokratik Kongo ke 4 negara tetangga.

    Sejak saat itu, 28 negara di seluruh dunia telah melaporkan kasus Mpox akibat klade Ib. Di luar Afrika, kasus sebagian besar masih terkait dengan perjalanan. 

    Namun, di Afrika, selain penularan di Burundi, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Rwanda, dan Uganda, penularan lokal kini telah terdokumentasi di negara-negara tambahan termasuk Republik Kongo, Afrika Selatan, Sudan Selatan, Republik Bersatu Tanzania, dan Zambia. 

    Sejak deklarasi keadaan darurat, dukungan regional dan global telah meningkat, khususnya untuk Republik Demokratik Kongo, episentrum wabah. 

    Rencana Gabungan Mpox CDC Afrika dan WHO telah memandu upaya ini, dengan fokus pada sepuluh pilar utama.

    Koordinasi, komunikasi risiko dan keterlibatan masyarakat, pengawasan penyakit, kapasitas laboratorium, manajemen klinis, pencegahan dan pengendalian infeksi, vaksinasi, penelitian, logistik, dan pemeliharaan layanan kesehatan penting. 

    Upaya vaksinasi sedang berlangsung, dengan lebih dari 650.000 dosis telah diberikan di 6 negara, 90 persen di antaranya telah diberikan di Republik Demokratik Kongo. 

    Secara keseluruhan, lebih dari satu juta dosis telah dikirimkan ke 10 negara, dengan upaya terus dilakukan untuk mengamankan pasokan vaksin tambahan. 

    Kapasitas pengujian diagnostik di Republik Demokratik Kongo telah tumbuh secara signifikan, didorong oleh perluasan infrastruktur laboratorium.

    Jumlahnya dari 2 laboratorium pada akhir tahun 2023 menjadi 23 laboratorium di 12 provinsi saat ini. 

    Dengan pengujian baru yang saat ini sedang diluncurkan di negara tersebut, kapasitasnya diperkirakan akan meningkat lebih jauh. 

    Meskipun ada kemajuan ini, tantangan besar masih ada.

    Konflik dan ketidakamanan yang terus berlangsung di wilayah timur Republik Demokratik Kongo, tempat kejadian mpox masih tinggi, serta pemotongan bantuan kemanusiaan, terus membatasi respons kesehatan masyarakat dan membatasi akses ke layanan penting.

    Di seluruh negara dan mitra, lebih dari US$ 220 juta dibutuhkan untuk mengisi kesenjangan pendanaan untuk melawan mpox.  

    Rencana Respons Kontinental yang diperbarui menyerukan upaya yang lebih intensif untuk mengendalikan wabah.

    Sementara juga mengambil tindakan konkret untuk mengintegrasikan Mpox ke dalam layanan kesehatan rutin.  

    Bersama dengan Rencana Tanggap Kontinental untuk Afrika, WHO telah memperbarui rencana strategis global untuk membatasi dan jika memungkinkan menghentikan penularan mpox antarmanusia. 

    Dalam dua bulan pertama tahun 2025, 60 negara melaporkan kasus mpox, dengan mayoritas kasus dan kematian dilaporkan dari Benua Afrika. 

  • BPOM RI Dorong Kolaborasi Riset di RSHS untuk Percepatan Akses Uji Klinis

    BPOM RI Dorong Kolaborasi Riset di RSHS untuk Percepatan Akses Uji Klinis

    Jakarta

    Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar mendorong percepatan akses dan penguatan uji klinis di Indonesia sebagai fondasi transformasi layanan kesehatan nasional. Hal ini sejalan dengan kerangka kerja sama lintas sektor, konsep academic, business, dan government (ABG).

    Taruna Ikrar juga menyoroti masih rendahnya jumlah uji klinis di Indonesia dibandingkan dengan negara Asia lainnya. Padahal, menurutnya, Indonesia memiliki populasi besar dan keberagaman penyakit yang seharusnya menjadi keunggulan dalam pelaksanaan uji klinis.

    “Standar uji klinik yang kami terapkan sangat ketat agar masyarakat tidak merasa dijadikan kelinci percobaan. BPOM terus mempercepat proses persetujuan uji klinik dan memperluas kerja sama dengan perguruan tinggi. Saat ini sudah ada 185 kerja sama aktif dengan institusi akademik,” jelas Ikrar dalam keterangannya, Jumat (17/4/2025).

    Ia juga mengungkapkan bahwa Indonesia tengah dinilai oleh WHO untuk menjadi bagian dari WHO Listed Authority (WLA), yang akan meningkatkan reputasi dan daya saing produk Indonesia secara global.

    “Jika BPOM masuk dalam WLA, maka hasil uji klinik dari Indonesia akan lebih diakui dunia, dan ini penting untuk membuka akses pasar internasional bagi produk kesehatan dalam negeri,” tambah Ikrar.

    Direktur Utama RSHS Rachim Dinata Marsidi, menegaskan komitmen RSHS sebagai rumah sakit pendidikan dalam mendorong riset yang berdampak pada pelayanan. Ia menambahkan bahwa fasilitas di RSHS telah ditingkatkan setara dengan rumah sakit modern lainnya, namun tetap inklusif bagi pasien pengguna BPJS.

    “RSHS berkomitmen memperkuat kapasitas riset melalui fasilitas Clinical Research Center yang kini telah kami miliki. Kami juga tengah mengembangkan teknologi nuklir seperti siklotron untuk keperluan medis dan riset, yang ditargetkan siap digunakan tahun depan,” beber Rachim.

    Dalam kesempatan tersebut, Kepala BPOM juga melakukan peninjauan pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) RSHS Bandung. Inspeksi ini dimaksudkan untuk memastikan obat yang dikonsumsi pasien aman dan bermutu, tidak hanya saat melakukan pelayanan kesehatan namun penyimpanan dan distribusi obat dilakukan sesuai aturan yang berlaku.

    Saya berharap semua unsur termasuk jajaran rumah sakit untuk menjadi pelopor yang tak hanya mengutamakan pelayanan klinis, tetapi juga mampu menjadi mitra BPOM dalam mendorong transformasi sistem kesehatan nasional,” tutup Ikrar.

    (kna/kna)

  • Bahaya Tidur di Samping HP: Ini Fakta Medis yang Perlu Kamu Tahu

    Bahaya Tidur di Samping HP: Ini Fakta Medis yang Perlu Kamu Tahu

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG — Tidur di samping handphone (HP) sudah menjadi kebiasaan banyak orang. Entah untuk mendengarkan musik, menonton video, atau sekadar mengecek pesan sebelum terlelap, HP seringkali diletakkan di bawah bantal atau di samping kepala. Tapi, pernahkah kamu bertanya-tanya, apakah tidur dekat HP aman bagi kesehatan?

    Berikut penjelasan lengkap mengenai risiko kesehatan tidur dekat HP, berdasarkan informasi dari dokter dan studi medis terbaru.

    Apa Bahayanya?

    Menurut dr. Rizki Azaria, MMR, penggunaan HP memang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, kebiasaan membawanya ke tempat tidur bisa meningkatkan paparan radiasi elektromagnetik, meskipun tergolong rendah.

    HP memancarkan gelombang radiofrekuensi (RF), yaitu bentuk radiasi non-ionisasi, sama seperti yang digunakan pada microwave. Meski tidak sekuat sinar-X (radiasi pengion), paparan RF tetap jadi perhatian ilmuwan karena efek jangka panjangnya masih belum sepenuhnya dipahami.

    Laporan dari International Agency for Research on Cancer (IARC) yang bernaung di bawah WHO menyebutkan bahwa radiasi dari HP termasuk dalam Group 2B, artinya kemungkinan karsinogenik bagi manusia. Artinya, ada potensi risiko kanker otak (glioma), meski bukti ilmiahnya masih dianggap terbatas.

    Selain radiasi, bahaya lain dari tidur dekat HP adalah gangguan kualitas tidur. Cahaya biru yang dipancarkan layar HP bisa menekan produksi melatonin, hormon yang membantu tubuh untuk tidur nyenyak.

    Penelitian dari Harvard Medical School menyebutkan bahwa cahaya biru dapat:

    Menunda waktu tidur,

    Menurunkan kualitas tidur REM,

    Mengganggu ritme sirkadian tubuh.

    Dampaknya? Kamu bisa mengalami insomnia, kelelahan kronis, bahkan gangguan metabolisme bila berlangsung lama.

    Secara umum, tidur di samping HP tidak disarankan karena:

    Bisa meningkatkan paparan radiasi RF,

    Mengganggu kualitas tidur akibat cahaya biru,

    Memicu gangguan tidur dan potensi masalah kesehatan jangka panjang.

    Meski risiko karsinogenik belum terbukti kuat, mengurangi paparan tetap menjadi langkah bijak untuk gaya hidup sehat digital.

  • Komunitas Kretek Minta Pemerintah Tolak Intervensi Asing dalam Kampanye Antirokok  – Halaman all

    Komunitas Kretek Minta Pemerintah Tolak Intervensi Asing dalam Kampanye Antirokok  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Juru Bicara Komunitas Kretek, Khoirul Atfifudin, menyoroti peran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) asing dalam melemahkan industri tembakau nasional, yang merupakan bagian dari sektor padat karya. 

    Dirinya mengklaim ada ana dari yayasan asing untuk kampanye ini. 

    “Beberapa pihak di Indonesia menerima dana ini untuk melakukan kampanye anti-rokok di negara ini,” ujar Khoirul melalui keterangan tertulis, Kamis (17/4/2025).

    Dilansir dari situs resmi Tobacco Control Grants, the Bloomberg Initiative menyasar berbagai negara untuk mendukung upaya pengendalian tembakau di masing-masing negara. 

    Indonesia merupakan salah satu negara yang masuk kategori sepuluh negara prioritas penerima aliran dana pengendalian tembakau tersebut bersama dengan negara penghasil tembakau lainnya seperti Tiongkok dan Brazil.

     
    Menurut Khoirul, agenda-agenda yang disebar melalui berbagai macam cara ini, khususnya di media sosial, mengancam kedaulatan Indonesia. 

    “Kretek, yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari nusantara, kini terancam oleh intervensi LSM asing yang dianggap sebagai bentuk baru penjajahan.”
     
    Tak hanya itu, kebijakan seperti Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 (PP 28/2024) dan Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) dianggap memasukkan agenda Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) secara tidak langsung. 

    FCTC adalah konvensi internasional yang digunakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memengaruhi kebijakan domestik negara-negara di seluruh dunia. 

    Saat ini, WHO sedang berada di bawah sorotan terkait kredibilitas dan independensinya, terutama setelah keluarnya Amerika Serikat sebagai donor terbesarnya, diikuti negara lain seperti Argentina.
     
    Indonesia tidak meratifikasi FCTC, namun kebijakan seperti wacana kemasan rokok tanpa identitas merek. 

    “Presiden Prabowo bicara kedaulatan, tapi kebijakan seperti PP 28/2024 dan Rancangan Permenkes justru mengancam industri tembakau nasional,” kata Khoirul.
     
    Di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil, industri tembakau nasional berpotensi menjadi penyelamat. 

    Kontribusi industri tembakau nasional mencapai 4,22 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun 2024 mencapai Rp216,9 triliun.
     
    Selain dampak ekonomi, agenda lembaga asing ini juga merugikan masyarakat secara keseluruhan. 

     “Pemerintah harus berpikir adil, jangan mau disetir oleh asing dengan mengamini segala hal yang disampaikan oleh asing,” tegasnya.
     
    Khoirul mendorong pemerintah untuk memastikan keberlangsungan sektor industri tembakau nasional dan ekosistemnya, yang menyerap banyak tenaga kerja dari hulu hingga hilir. 

  • Negara Anggota WHO Rampungkan Perjanjian Atasi Pandemi Masa Depan

    Negara Anggota WHO Rampungkan Perjanjian Atasi Pandemi Masa Depan

    Jenewa

    Setelah tiga tahun bernegosiasi, pada Rabu (16/4), 194 negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyelesaikan draf perjanjian bersejarah untuk menangani pandemi di masa depan.

    Draf perjanjian ini kemudian akan diajukan kepada World Health Assembly atau Majelis Kesehatan Dunia – untuk proses pengambilan keputusan di bulan Mei 2025.

    Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan selesainya draf perjanjian tersebut menunjukkan, “multilateralisme masih hidup dan dapat terus berjalan”, dan bahwa di dunia yang kian terpolarisasi ini, negara-negara masih dapat bekerja sama untuk mencari kesamaan, dan bersama-sama menanggapi ancaman besar.”

    Apa saja yang ada di dalam rancangan perjanjian pandemi WHO?

    Perjanjian Pandemi memetakan langkah-langkah untuk mencegah pandemi dan meningkatkan kolaborasi global, merujuk situasi kaos saat wabah COVID-19 melanda.

    Salah satu poin yang diperdebatkan selama negosiasi adalah Pasal 11, yang berkaitan dengan transfer teknologi medis ke negara-negara berkembang.

    Selama pandemi Covid-19 negara-negara berkembang menuduh negara-negara kaya menimbun vaksin dan alat tes. Negara-negara yang memiliki industri farmasi besar, menentang keras gagasan atas kewajiban transfer teknologi.

    Perjanjian yang rampung di hari Rabu(16/5) ini menyerukan, agar transfer teknologi diberi insentif melalui peraturan, kesepakatan lisensi, dan dukungan pembiayaan yang menguntungkan. Perjanjian juga turut menekankan bahwa kompromi dalam transfer teknologi ini haruslah didasarkan pada “kesepakatan bersama”.

    Menghormati kedaulatan negara

    Masing-masing negara memiliki kedaulatan penuh dalam menangani masalah kesehatan di wilayahnya. Hal ini kembali ditegaskan dalam draf perjanjian tersebut, setelah menyebarnya rentetan disinformasi yang mengklaim bahwa WHO akan mencampuri kedaulatan negara dengan pemberlakuan karantina wilayah dan mandat vaksin.

    Dalam draf tersebut turut disebutkan bahwa “tidak ada satu pun poin dalam draf perjanjian ini yang dapat ditafsirkan sebagai pemberian wewenang kepada WHO untuk mengarahkan, memerintahkan, mengubah, atau menetapkan hukum atau kebijakan nasional, atau memberikan mandat kepada negara-negara angora WHO untuk mengambil tindakan tertentu, seperti melarang atau menerima wisatawan, memberlakukan mandat vaksinasi atau tindakan kuratif atau diagnostik atau menerapkan karantina wilayah.”

    Perjanjian ini hanya akan mengikat bagi negara-negara yang memilih untuk meratifikasinya.

    “Pada saat multilateralisme terancam, negara-negara anggota WHO bersatu untuk mengalahkan ancaman pandemi berikutnya dengan satu-satunya cara yang mungkin: dengan bekerja sama,” kata mantan perdana menteri Selandia Baru Helen Clark, salah satu ketua Panel Independen WHO untuk Kesiagaan dan Respons Pandemi.

    Artikel ini pertama kali diterbitkan dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh: Sorta Lidia Caroline

    Editor: Agus Setiawan

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Negara-negara Anggota WHO Sepakati Perjanjian Penanganan Pandemi di Masa Depan

    Negara-negara Anggota WHO Sepakati Perjanjian Penanganan Pandemi di Masa Depan

    Jakarta

    Negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencapai kesepakatan penting terkait perjanjian penanganan pandemi di masa mendatang. Perjanjian ini ditandatangani pada Rabu (16/4/2025).

    Ini adalah kedua kalinya dalam 75 tahun sejarah WHO bahwa negara-negara anggota mencapai kesepakatan yang mengikat, terakhir adalah kesepakatan pengendalian tembakau pada tahun 2003.

    Perjanjian tersebut, yang masih menunggu adopsi oleh Majelis Kesehatan Dunia pada bulan Mei dan ratifikasi oleh para anggota, membahas ketidakadilan struktural tentang bagaimana obat atau vaksin dan alat kesehatan dikembangkan.

    “Setelah lebih dari tiga tahun negosiasi intensif, negara-negara anggota WHO mengambil langkah maju yang besar dalam upaya untuk membuat dunia lebih aman dari pandemi,” kata badan kesehatan itu dalam sebuah pernyataan.

    Apa isi rancangan perjanjian pandemi WHO?

    Dikutip dari DW, WHO Pandemic Agreement atau Perjanjian Pandemi menetapkan pedoman tentang bagaimana komunitas internasional dapat menghadapi krisis kesehatan global berikutnya. Salah satu poin yang diperdebatkan selama negosiasi adalah membahas tentang transfer teknologi medis ke negara-negara berkembang.

    Selama pandemi COVID-19, negara-negara berkembang menuduh negara-negara kaya menimbun vaksin dan tes. Negara-negara dengan industri farmasi besar menentang keras gagasan transfer teknologi wajib.

    Perjanjian ini menyerukan agar transfer teknologi diberi insentif melalui peraturan, perjanjian lisensi, dan kondisi pembiayaan yang menguntungkan. Namun, perjanjian itu mencakup kompromi bahwa setiap transfer harus “disepakati bersama”.

    Draft tersebut juga mengusulkan langkah-langkah seperti membangun akses patogen dan sistem pembagian manfaat. Perjanjian itu juga mencakup “pendekatan One Health” untuk pencegahan pandemi dan pembentukan rantai pasokan global serta jaringan logistik.

    (kna/kna)

  • Dihantam Trump, Presiden China Xi Jinping Serukan Asia Bersatu

    Dihantam Trump, Presiden China Xi Jinping Serukan Asia Bersatu

    JAKARTA – Presiden China Xi Jinping menyerukan negara-negara Asia untuk bersatu dalam melawan konfrontasi geopolitik. Xi ingin memperkuat hubungan dengan beberapa tetangga terdekat Tiongkok di tengah memburuknya hubungan dengan Amerika Serikat.

    Xi berada di Malaysia sebagai bagian dari perjalanan tiga negara Asia Tenggara yang meliputi Vietnam dan Kamboja.

    Tiongkok dan Malaysia mencapai konsensus untuk memperdalam kerja sama di berbagai bidang, kata Xi Jinping setelah menyaksikan pertukaran 31 perjanjian dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, mulai dari perdagangan dan pariwisata hingga transportasi kereta api dan pertanian.

    “Dalam menghadapi guncangan terhadap tatanan internasional dan globalisasi ekonomi saat ini, kedua negara kita akan bersatu dengan negara-negara lain di kawasan ini untuk bersama-sama melawan arus bawah konfrontasi geopolitik dan berbasis kubu, mengatasi arus balik unilateralisme dan proteksionisme, dan menjaga prospek pembangunan yang menjanjikan di rumah bersama kita di Asia,” kata Xi Jinping dalam acara bersama Anwar Ibrahim dilansir Reuters, Rabu, 19 April.

    Pernyataan Xi muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengejutkan pasar dengan mengenakan tarif besar-besaran pada negara-negara di seluruh dunia. Sementara beberapa tarif telah ditunda, Beijing menghadapi bea masuk sebesar 145%.

    Xi tidak secara langsung merujuk ke Amerika Serikat dalam pidatonya di Kuala Lumpur.

    Sebagai bagian dari kebijakan “America First”, Trump juga menarik AS keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia, melemahkan USAID, dan menghentikan bantuan internasional.

    China mengatakan mereka “meruntuhkan tembok” dan memperluas lingkaran mitra dagangnya di tengah perang dagang.

     

    Dengan tarif tambahan sebesar 24% untuk barang yang dikirim ke AS, Malaysia merupakan salah satu dari beberapa negara Asia Tenggara yang menghadapi pungutan besar dari AS sebelum Trump mengumumkan penangguhan selama 90 hari.

    Para pejabat Malaysia mulai menghubungi AS untuk meminta penangguhan.

    Anwar Ibrahim mengatakan Tiongkok tetap menjadi mitra dagang terpenting Malaysia dan terus menjadi sekutu yang “rasional, kuat, dan dapat diandalkan” selama pergolakan geopolitik global.

    “Pada saat multilateralisme berada di bawah tekanan yang luar biasa, ketika beberapa negara mengabaikan prinsip tanggung jawab bersama dan yang lain mempertanyakan komitmen jangka panjang, inisiatif global Tiongkok menawarkan harapan baru,” kata Anwar.