NGO: WHO

  • Eks Pejabat WHO Ikut Soroti Kasus Cacingan di Balita Sukabumi, Wanti-wanti Ini

    Eks Pejabat WHO Ikut Soroti Kasus Cacingan di Balita Sukabumi, Wanti-wanti Ini

    Jakarta

    Belum lama ini balita di Sukabumi, Jawa Barat, dilaporkan terkena infeksi cacing nyaris di seluruh tubuhnya. Ia dalam kondisi kekurangan cairan berat saat mendatangi IGD RSUD Syamsudin.

    dr Irfan yang menangani balita bernama Raya tersebut, semula bahkan menemukan cacing keluar dari hidungnya. Endah (30), ibu Raya mengaku tidak pernah mengetahui riwayat infeksi cacing yang dialami anaknya, sebelum meninggal dunia.

    Raya kala itu diduga memiliki riwayat penyakit tuberkulosis (TBC).

    “Iya ada cacing, katanya ada yang ukuran sekilo, berarti udah besar dalam perut. Nggak tahu dari makanan atau dari mana itu cacingnya,” cerita Endah, kepada detikJabar, dikutip Rabu (20/8/2025).

    Pemeriksaan menunjukkan adanya cacing gelang atau ascaris lumbricoides di tubuh Raya, memicu kondisi tak stabil hingga meninggal.

    Menurut dr Irfan, infeksi bisa terjadi ketika telur cacing tertelan, baik melalui makanan, minuman, ataupun tangan yang kotor. “Telur akan menetas di usus, lalu berkembang menjadi larva yang bisa menyebar lewat aliran darah ke organ-organ, bahkan otak. Itu sebabnya pasien bisa tidak sadar,” jelas dr Irfan.

    Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama ikut menyoroti kasus terkait. Menurutnya, perlu ada pemantauan atau tindak lanjut pada sekitar pemukiman tempat raya tinggal.

    Terlebih, saat mengetahui adanya infeksi cacing. “Ini melihat kemungkinan cacing di lingkungan sekitarnya dan penanganan segera supaya tidak ada kasus yang menyedihkan lagi,” tandas dia, dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom Rabu (20/8).

    Mengacu penjelasan WHO, Prof Tjandra menekankan penyakit cacing merupakan infeksi yang dipicu berbagai jenis parasit cacing. Salah satunya seperti yang dilaporkan pada kasus Raya, yakni cacing gelang ‘Ascaris lumbricoides.

    Adapula cacing cambuk Trichuris trichiura dan cacing tambang yang dapat berupa “Necator americanus” serta “Ancylostoma duodenale”.

    Ia mewanti-wanti penularan bisa terjadi melalui telur cacing yang ada dalam tinja kemudian mengkontaminasi tanah, utamanya saat sanitasi di daerah setempat relatif buruk.

    “Telur cacing tersebut dapat tertelan oleh anak-anak yang bermain di tanah yang terkontaminasi, lalu memasukkan tangan mereka ke dalam mulut tanpa mencucinya. Tentu saja ada cara penularan lain seperti melalui air yang tercemar dan lain-lain,” wanti-wantinya.

    Gangguan nutrisi anak yang cacingan

    Anak-anak yang terpapar infeksi cacing disebut Prof Tjandra bisa mengalami gangguan fisik dan nutrisi. Artinya, gizi tidak bisa diserap dengan baik.

    “Untuk penanganan kecacingan ini maka WHO menyampaikan setidaknya ada empat pendekatan, yaitu konsumsi obat cacing secara berkala, penyuluhan kesehatan, memperbaiki sanitasi dan kalau sudah terjadi penyakit maka sebenarnya sudah tersedia obat yang aman dan efektif untuk mengobatinya,” saran dia.

    WHO sudah mencanangkan target global pengendalian kecacingan pada 2030, ia juga berharap Indonesia memberikan target eliminasi kasus yang jelas atas laporan kecacingan.

    “Apalagi kalau kita akan menyongsong Indonesia Emas 2045 yang tentu tidak elok kalau masih ada masalah kecacingan di masa itu nantinya,” pungkas dia.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Sesuai Standar WHO, Menkes Naikkan Wajib Periksa Kehamilan di RI Jadi 8 Kali

    Sesuai Standar WHO, Menkes Naikkan Wajib Periksa Kehamilan di RI Jadi 8 Kali

    Jakarta

    Antenatal care (ANC) atau pemeriksaan kehamilan bakal dinaikkan menjadi delapan kali, buntut tingginya angka kematian ibu dan anak. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga menyebut perubahan ini menyesuaikan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    Angka kematian bayi di Indonesia tercatat lebih dari 30 ribu dalam setahun. Ketiga pemicu terbanyak adalah sepsis, gangguan pernapasan, dan kelainan bawaan (kongenital), yang menurutnya bisa dicegah dengan penilaian risiko sedini mungkin sebelum persalinan.

    “Soal kematian ibu dan anak yang masih tinggi, ini ANC-nya kita akan naikkan, ANC di kita itu sebelumnya 6 kali, itu kita naikkan menjadi 8 kali sesuai standar WHO,” beber Menkes dalam peringatan World Patient Safety Day 2025, Selasa (19/8/2025).

    “Supaya kita bisa lihat secara lebih dini, karena ada waktu 9 bulan untuk menjaga kesehatan si ibu dan bayi, kalau 9 bulan nggak ketemu ini keterlaluan kita, karena secara science bisa dicegah,” lanjutnya.

    Kenaikan jumlah pemeriksaan ibu hamil demi mencegah risiko kematian saat persalinan. Walhasil, saat ini hampir setiap bulan ibu hamil wajib menjalani pemeriksaan.

    Menkes juga akan mengatur regulasi persalinan agar tidak selalu melahirkan di rumah sakit. Persalinan normal diarahkan untuk bisa dilakukan dengan bidan, berkoordinasi bersama Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

    Dalam pengkategorian, bidan diberikan bintang tertentu sesuai kemampuannya, untuk bisa melakukan persalinan normal. Bila dalam empat kali pemeriksaan, nihil risiko yang ditemukan pada bayi dan si ibu, persalinan diarahkan untuk dilakukan dengan bidan.

    Lain halnya bila ditemukan risiko sedang hingga tinggi karena komplikasi dan kondisi bayi, disarankan untuk melakukan persalinan dengan dokter di fasilitas kesehatan puskesmas hingga rumah sakit.

    “Dari 6 jadi 8, jadi hampir setiap bulan periksa kondisi bayinya. Diharapkan nanti kita bisa mengkategorisasikan secara lebih dini, ini kondisi normal biar bidan yang urus, ini agak berisiko, dokter yang handle, berisiko tinggi digeser langsung ke rumah sakit,” pungkasnya.

    (naf/naf)

  • Epidemiolog Wanti-wanti Tren Virus Nipah di India, Soroti Potensi Wabah di RI

    Epidemiolog Wanti-wanti Tren Virus Nipah di India, Soroti Potensi Wabah di RI

    Jakarta

    Wabah virus Nipah kembali dilaporkan di India. Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) melaporkan empat kasus terkonfirmasi di negara bagian Kerala antara 17 Mei hingga 12 Juli 2025. Dua di antaranya meninggal dunia. Angka kematian kasus ini mencapai 50 persen, jauh lebih tinggi dibanding banyak penyakit infeksi lain, termasuk COVID-19.

    Kasus ditemukan di dua distrik, Malappuram dan Palakkad. Investigasi epidemiologi menunjukkan setiap kasus tidak saling berhubungan. Artinya, kemungkinan besar terjadi penularan langsung dari reservoir alami, yakni kelelawar pemakan buah.

    Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, menegaskan Nipah memang berpotensi memicu wabah besar. Namun, berbeda dengan COVID-19, kemungkinan menjadi pandemi global masih rendah.

    Virus Mematikan

    Sejak pertama kali terdeteksi pada 1998 di Malaysia, virus Nipah sudah dikenal sebagai penyakit dengan karakteristik yang mematikan. Tingkat fatalitas kasus bervariasi antara 40 hingga 100 persen, bergantung pada kualitas deteksi dan layanan kesehatan di suatu negara.

    Virus ini memiliki inang yang luas:,bisa menginfeksi kelelawar, babi, hingga manusia. Penularannya beragam, langsung dari hewan ke manusia, melalui makanan terkontaminasi air liur atau urine kelelawar, serta dari manusia ke manusia lewat kontak erat.

    Kondisi ini membuat Nipah kerap dipandang sebagai kandidat ‘wabah berikutnya’ di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara. Meski begitu, ada beberapa faktor yang menahan laju ancamannya. Penularan antarmanusia relatif terbatas, nilai reproduksi biasanya di bawah 1, dan gejalanya cenderung muncul cepat, sehingga pasien bisa segera diidentifikasi dan diisolasi.

    “Inilah yang membedakan Nipah dengan SARS-CoV-2. Kalau COVID-19 mudah menyebar karena bisa menular bahkan saat tanpa gejala, Nipah membutuhkan kontak dekat, sehingga lebih mungkin dicegah jika deteksi dini berjalan baik,” jelas Dicky kepada detikcom, ditulis Selasa (19/8/2025).

    Bayangan Ancaman di Indonesia

    Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Menurut Dicky, situasi di Tanah Air layak mendapat sorotan serius. Populasi kelelawar pemakan buah tersebar luas di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua. Pola interaksi manusia dengan satwa ini, baik melalui konsumsi buah dan nira segar, perdagangan satwa liar, maupun wisata gua kelelawar membuka peluang terjadinya penularan.

    “Ekologi kita cocok untuk munculnya penyakit seperti Nipah. Dengan interaksi manusia dan satwa liar yang tinggi, risiko itu selalu ada,” katanya.

    Selain itu, masih banyak masyarakat di daerah endemis kelelawar yang mengonsumsi buah atau nira tanpa pengolahan panas. Adapula peternakan babi yang berdekatan dengan habitat kelelawar. Jika virus semacam Nipah bersirkulasi di alam, maka rantai penularan bisa terbentuk.

    WHO sendiri menyebut bahwa risiko impor kasus dari India ke Indonesia saat ini rendah. Namun, Dicky menekankan kewaspadaan tetap penting. Mobilitas internasional membuat penyakit menular bisa berpindah negara dalam hitungan jam.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Korban Tewas Akibat Agresi Israel di Gaza Tembus 62 Ribu Jiwa, 263 di Antaranya karena Kelaparan

    Korban Tewas Akibat Agresi Israel di Gaza Tembus 62 Ribu Jiwa, 263 di Antaranya karena Kelaparan

    JAKARTA – Korban tewas akibat agresi Israel dan kelaparan serta malnutrisi lantaran blokade di Jalur Gaza, Palestina kembali bertambah pada Hari Senin.

    Sumber medis di Gaza mengonfirmasi, jumlah korban tewas di Gaza hingga Hari Senin telah mencapai 62.004 jiwa, mayoritas anak-anak dan perempuan, sementara korban luka-luka mencapai 156.230 orang, seperti melansir WAFA 18 Agustus.

    Konflik terbaru di Gaza pecah usai kelompok militan Palestina menyerang wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023, menyebabkan 1.200 orang tewas dan 251 lainnya disandera menurut perhitungan Israel, dikutip dari Reuters.

    Itu dibalas Israel dengan melakukan blokade, serangan udara hingga operasi militer di wilayah Jalur Gaza.

    Israel dan kelompok militan Palestina menyepakati gencatan senjata serta pertukaran sandera dan tahanan pada 19 Januari. Setidaknya 20 dari 50 sandera yang tersisa di Gaza diyakini masih hidup. Mayoritas sandera awal telah dibebaskan melalui negosiasi diplomatik, meskipun militer Israel juga telah membebaskan beberapa sandera.

    Pada 2 Maret, Israel kembali melakukan blokade total terhadap Gaza dengan dalih menekan kelompok militan Palestina untuk menyepakati gencatan senjata usulan Amerika Serikat dan pertukaran sandera-tahanan. Seiring berakhirnya kesepakatan gencatan senjata, Israel kembali menggelar operasi militer di Gaza pada 18 Maret.

    Sumber medis mengonfirmasi, sejak gencatan senjata berakhir sedikitnya 10.460 warga sipil telah tewas dan 44.189 lainnya terluka.

    Juga pada Hari Senin, rumah sakit Jalur Gaza mencatat lima kematian akibat kelaparan dan malnutrisi dalam 24 jam terakhir, termasuk dua anak-anak, sehingga total korban tewas akibat kelaparan dan malnutrisi mencapai 263 jiwa, termasuk 112 anak-anak. 

    Sebelumnya, Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) telah memperingatkan, malnutrisi di antara anak-anak balita meningkat dua kali lipat antara Maret dan Juni akibat blokade yang sedang berlangsung.

    Sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi, tingkat malnutrisi di Gaza telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, dengan hampir satu dari lima anak balita di Kota Gaza menderita malnutrisi akut.

  • Bagi kelompok sensitif, hati-hati! Hari ini kualitas udara Jakarta tidak sehat

    Bagi kelompok sensitif, hati-hati! Hari ini kualitas udara Jakarta tidak sehat

    Ilustrasi – Aktivis Greenpeace Indonesia membentangkan poster yang menampilkan angka indeks kualitas udara yang buruk saat menggelar aksi di kawasan Bundaran HI, Jakarta. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU/am.

    Bagi kelompok sensitif, hati-hati! Hari ini kualitas udara Jakarta tidak sehat
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 18 Agustus 2025 – 08:05 WIB

    Elshinta.com – Kualitas udara Kota Jakarta tercatat tidak sehat bagi kelompok sensitif sehingga mereka disarankan mengenakan masker saat berada di luar rumah, demikian seperti dinyatakan dalam laman IQAir dengan pembaruan pada pukul 05.00 WIB, Senin.IQAir mencatat kualitas udara Jakarta berada pada poin 112 dengan tingkat konsentrasi polutan PM 2,5 sebesar 39,8 mikrogram per meter kubik atau delapan kali lebih tinggi nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    PM 2,5 merupakan partikel berukuran lebih lebih kecil 2,5 mikron (mikrometer) yang ditemukan di udara termasuk debu, asap dan jelaga. Paparan partikel ini dalam jangka panjang dikaitkan dengan kematian dini, terutama pada orang yang memiliki penyakit jantung atau paru-paru kronis.

    Rekomendasi kesehatan terkait kualitas udara saat ini bagi kelompok sensitif selain mengenakan masker, juga menghindari beraktivitas di luar ruangan, menutup jendela demi menghindari udara luar yang kotor, dan menyalakan penyaring udara.

    Adapun kualitas udara Jakarta tercatat berada pada urutan kedua terburuk di Indonesia, setelah Tangerang Selatan; Banten dengan poin 118. Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mendorong kerja sama konkret dengan daerah-daerah penyangga untuk bersama-sama menurunkan emisi, khususnya dari sektor industri yang aktivitasnya turut memengaruhi udara di Jakarta.

    Upaya lain yang juga dilakukan yakni penegakan hukum terhadap kendaraan berat yang tidak lolos uji emisi. Upaya ini, kata Pemprov DKI menjadi bentuk nyata keseriusan kami dalam menjaga kualitas udara. Ke depan, Pemprov DKI Jakarta akan memperluas pelaksanaan uji emisi dan penindakan bagi kendaraan kategori N dan O sebagai bagian dari komitmen mewujudkan Jakarta yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.

    Pemprov DKI Jakarta sudah melakukan uji emisi secara gratis terhadap sebanyak 1.692.618 kendaraan roda empat maupun roda dua sejak tahun 2020 hingga 2024. Dari jumlah ini sebanyak 1.544.773 merupakan kendaraan roda empat. Sedangkan sisanya, yakni 147.845 adalah kendaraan roda dua

    Tingkat kelulusan untuk kendaraan roda empat yang diuji mencapai 98,2 persen, sementara kendaraan roda dua sebesar 82,3 persen. Uji emisi dilakukan guna mengukur kepatuhan masyarakat khususnya pemilik kendaraan bermotor terkait kelayakan efisiensi pembakaran mesin kendaraan dan kadar polutan yang dihasilkan. Di sisi lain, pemerintah ingin membangun kesadaran warga tentang andil mereka terhadap kondisi kualitas udara.

    Sumber : Antara

  • Kualitas udara Jakarta Senin tidak sehat bagi kelompok sensitif

    Kualitas udara Jakarta Senin tidak sehat bagi kelompok sensitif

    Jakarta (ANTARA) – Kualitas udara Kota Jakarta tercatat tidak sehat bagi kelompok sensitif sehingga mereka disarankan mengenakan masker saat berada di luar rumah, demikian seperti dinyatakan dalam laman IQAir dengan pembaruan pada pukul 05.00 WIB, Senin.

    IQAir mencatat kualitas udara Jakarta berada pada poin 112 dengan tingkat konsentrasi polutan PM 2,5 sebesar 39,8 mikrogram per meter kubik atau delapan kali lebih tinggi nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    PM 2,5 merupakan partikel berukuran lebih lebih kecil 2,5 mikron (mikrometer) yang ditemukan di udara termasuk debu, asap dan jelaga. Paparan partikel ini dalam jangka panjang dikaitkan dengan kematian dini, terutama pada orang yang memiliki penyakit jantung atau paru-paru kronis.

    Rekomendasi kesehatan terkait kualitas udara saat ini bagi kelompok sensitif selain mengenakan masker, juga menghindari beraktivitas di luar ruangan, menutup jendela demi menghindari udara luar yang kotor, dan menyalakan penyaring udara.

    Adapun kualitas udara Jakarta tercatat berada pada urutan kedua terburuk di Indonesia, setelah Tangerang Selatan; Banten dengan poin 118.

    Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mendorong kerja sama konkret dengan daerah-daerah penyangga untuk bersama-sama menurunkan emisi, khususnya dari sektor industri yang aktivitasnya turut memengaruhi udara di Jakarta.

    Upaya lain yang juga dilakukan yakni penegakan hukum terhadap kendaraan berat yang tidak lolos uji emisi. Upaya ini, kata Pemprov DKI menjadi bentuk nyata keseriusan kami dalam menjaga kualitas udara.

    Ke depan, Pemprov DKI Jakarta akan memperluas pelaksanaan uji emisi dan penindakan bagi kendaraan kategori N dan O sebagai bagian dari komitmen mewujudkan Jakarta yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.

    Pemprov DKI Jakarta sudah melakukan uji emisi secara gratis terhadap sebanyak 1.692.618 kendaraan roda empat maupun roda dua sejak tahun 2020 hingga 2024.

    Dari jumlah ini sebanyak 1.544.773 merupakan kendaraan roda empat. Sedangkan sisanya, yakni 147.845 adalah kendaraan roda dua

    Tingkat kelulusan untuk kendaraan roda empat yang diuji mencapai 98,2 persen, sementara kendaraan roda dua sebesar 82,3 persen.

    Uji emisi dilakukan guna mengukur kepatuhan masyarakat khususnya pemilik kendaraan bermotor terkait kelayakan efisiensi pembakaran mesin kendaraan dan kadar polutan yang dihasilkan.

    Di sisi lain, pemerintah ingin membangun kesadaran warga tentang andil mereka terhadap kondisi kualitas udara.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 5 Makanan yang Manfaatnya Nggak Kaleng-kaleng Buat Jantung, Mudah Ditemukan

    5 Makanan yang Manfaatnya Nggak Kaleng-kaleng Buat Jantung, Mudah Ditemukan

    Jakarta

    Sekitar 17,9 juta orang meninggal setiap tahun akibat penyakit kardiovaskular atau cardiovascular diseases (CVD). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), CVD merupakan penyebab kematian utama di seluruh dunia.

    Menjaga kesehatan jantung sangatlah penting, dan pola makan berperan besar dalam hal ini. Dikutip dari Times of India, berikut daftar makanan yang dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung.

    1. Sayuran Berdaun Hijau

    Sayuran berdaun hijau seperti bayam, kale, dan Swiss chard adalah sumber gizi yang luar biasa. Sayuran ini kaya akan vitamin K, yang berperan melindungi arteri serta membantu proses pembekuan darah secara normal.

    Sebuah studi terbaru dari Edith Cowan University (ECU), University of Western Australia, dan Danish Cancer Institute menunjukkan, konsumsi satu setengah cangkir sayuran hijau dapat membantu mencegah penyakit pembuluh darah aterosklerotik atau Atherosclerotic Vascular Diseases (ASVD)

    Penelitian tersebut menemukan asupan vitamin K1 yang lebih tinggi dapat menurunkan risiko ASVD.

    “Sayuran hijau dan sayuran cruciferous seperti bayam, kale, dan brokoli mengandung vitamin K1 yang dapat membantu mencegah proses kalsifikasi pembuluh darah, salah satu ciri utama penyakit kardiovaskular. Kabar baiknya, sayuran ini mudah sekali dimasukkan ke dalam menu makan harian Anda,” kata peneliti utama.

    2. Gandum Utuh

    Gandum olahan adalah musuh terbesar bagi kesehatan jantung. Sebagai gantinya, pilihlah gandum utuh seperti oat, quinoa, beras merah, dan gandum utuh. Makanan ini kaya serat, yang membantu menurunkan kadar kolesterol sekaligus menjaga kestabilan gula darah.

    Sebuah studi pada tahun 2021 menunjukkan konsumsi lebih banyak gandum olahan dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular serius, seperti serangan jantung, stroke, bahkan kematian. Sebaliknya, konsumsi gandum utuh justru dikaitkan dengan risiko lebih rendah terhadap penyakit jantung.

    baca juga

    3. Beri

    Siapa sangka, mengonsumsi buah beri yang lezat ternyata bisa meningkatkan kesehatan jantung. Jenisnya antara lain blueberry, stroberi, dan raspberry. Buah-buahan ini mengandung flavonoid, senyawa yang dapat menurunkan tekanan darah serta mengurangi stres oksidatif.

    Sebuah studi tahun 2019 oleh peneliti dari University of East Anglia menemukan, mengonsumsi satu cangkir blueberry setiap hari dapat menurunkan faktor risiko penyakit kardiovaskular.

    “Studi sebelumnya menunjukkan bahwa orang yang rutin makan blueberry memiliki risiko lebih rendah terkena berbagai penyakit, termasuk diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular. Hal ini mungkin karena blueberry kaya akan senyawa alami yang disebut antosianin, yaitu flavonoid yang memberi warna merah dan biru pada buah. Kami menemukan bahwa mengonsumsi satu cangkir blueberry per hari dapat memperbaiki fungsi pembuluh darah dan mengurangi kekakuan arteri secara berkelanjutan-cukup signifikan untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 12 hingga 15 persen,” jelas para peneliti.

    4. Alpukat

    Alpukat kaya akan lemak tak jenuh tunggal, yang membantu menurunkan kolesterol jahat (LDL) sekaligus meningkatkan kolesterol baik (HDL).

    Sebuah studi tahun 2022 yang diterbitkan di Journal of the American Heart Association menemukan, konsumsi alpukat dua porsi atau lebih setiap minggu berhubungan dengan risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular.

    Peserta penelitian yang rutin mengonsumsi setidaknya dua porsi alpukat per minggu tercatat memiliki risiko 16 persen lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular dan 21 persen lebih rendah mengalami penyakit jantung koroner, dibandingkan mereka yang jarang atau tidak pernah makan alpukat.

    5. Ikan Berlemak

    Ikan berlemak seperti salmon, makarel, sarden, dan trout kaya akan asam lemak omega-3, yaitu eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA), yang terbukti dapat mengurangi peradangan sekaligus meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan.

    Sebuah studi tahun 2023 oleh peneliti dari Karolinska Institute menunjukkan, konsumsi lebih banyak ikan berlemak dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Orang dengan riwayat keluarga dekat yang pernah mengalami penyakit kardiovaskular juga dapat memperoleh manfaat dari kebiasaan makan ikan berlemak secara teratur.

    Halaman 2 dari 3

    (suc/suc)

  • HUT RI, kualitas udara Jakarta urutan keempat terburuk di dunia 

    HUT RI, kualitas udara Jakarta urutan keempat terburuk di dunia 

    Jakarta (ANTARA) – Kualitas udara di Jakarta pada Minggu, bertepatan dengan HUT Ke-80 RI masuk kategori tidak sehat dan menduduki peringkat keempat sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.

    Menurut situs pemantau kualitas udara IQAir yang dipantau di Jakarta, Minggu, pukul 06.30 WIB, kualitas udara di Jakarta masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif dengan angka 157 mengacu pada penilaian PM2,5 dengan nilai konsentrasi 64 mikrogram per meter kubik.

    Konsentrasi sebanyak itu setara 12,8 kali nilai panduan kualitas udara tahunan organisasi kesehatan dunia (WHO). PM 2,5 adalah partikel udara yang berukuran kecil dari 2,5 mikron (mikrometer).

    Situs tersebut merekomendasikan terkait kondisi udara di Jakarta, di mana kelompok sensitif sebaiknya tidak beraktivitas di luar ruangan.

    Selain itu, bagi kelompok sensitif juga sebaiknya menggunakan masker. Dan bagi masyarakat umum ketika beraktivitas di luar ruangan lebih baik menggunakan masker.

    Laman resmi yang sama menyatakan bahwa Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk di dunia urutan keempat sementara posisi puncak yaitu Kota Baghdad (Irak) dengan angka 181, disusul Lahore (Pakistan) 165, dan Kinshasa (Kongo) di angka 163.

    Sementara itu, situs resmi milik Pemprov DKI yaitu udara.jakarta.go.id menunjukkan bahwa rerata kualitas udara di Jakarta pada hari yang sama masuk kategori sedang dan baik.

    Kondisi tersebut terpantau dari 111 titik stasiun pemantau kualitas udara (SPKU) dengan angka 25-98.

    Sedangkan dari 111 titik hanya ada satu titik yang masuk kategori tidak sehat yaitu di SPKU Rusun Marunda dengan angka 101.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Banyak Dilakukan Anak Sekolah, Studi Ungkap Sering Nge-Game Bisa Bikin Depresi

    Banyak Dilakukan Anak Sekolah, Studi Ungkap Sering Nge-Game Bisa Bikin Depresi

    Jakarta

    Sebuah studi terbaru mengungkapkan kecanduan game atau binge gaming berkaitan langsung dengan kecemasan, depresi, dan gangguan tidur anak muda, khususnya pada usia sekolah. Anak laki-laki menjadi kelompok yang paling terdampak.

    Peneliti dari Hong Kong melakukan survei terhadap 2.592 pelajar sekolah dan remaja. Mereka menemukan 31 persen dari mereka mengalami kecanduan main game. Peneliti mendefinisikan binge gaming sebagai orang yang bermain game konsol atau komputer selama lima jam atau lebih secara berturut-turut.

    Dikutip dari Daily Mail, secara spesifik 30 persen responden mengaku melakukan binge gaming setidaknya sekali sebulan. Prevalensinya 14,3 persen lebih tinggi pada anak laki-laki.

    Pada kedua kelompok jenis kelamin, anak yang melakukan binge gaming mengalami lebih banyak depresi, kecemasan, stres, kesepian, dan gangguan tidur. Peneliti juga menemukan adanya keterkaitan binge gaming dengan penurunan kepercayaan diri terhadap kemampuan akademis dibanding dengan seseorang yang bukan pemain game.

    Peneliti melaporkan tingkat kecanduan game yang lebih tinggi, secara medis dikenal dengan istilah internet gaming disorder (IGD).

    “Binge gaming dapat menandakan fase awal perkembangan IGD dan masalah sosial, fisik, serta kesehatan mental yang lebih parah,” tulis peneliti.

    Meski begitu, mereka juga menambahkan faktor risiko lain yang dapat memicu perkembangan IGD, seperti kondisi attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan autisme.

    Gangguan bermain game telah dikategorikan sebagai kondisi kesehatan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pada Juni, sebuah studi menemukan remaja yang menghabiskan waktu lebih dari dua jam sehari untuk scrolling ponsel atau tablet berisiko dua kali lipat mengalami kecemasan dan empat kali lebih besar mengalami depresi.

    Screen time yang berkepanjangan menyebabkan peningkatan kecemasan, depresi, agresivitas, dan sifat impulsif pada remaja yang mengikuti studi selama 9 bulan.

    Ahli saraf menyebutkan 45 persen remaja usia 12-17 tahun yang diteliti sebelumnya tidak memiliki masalah kesehatan mental. Namun, mereka kini justru mengalami gejala psikiatris yang membutuhkan evaluasi medis lebih lanjut.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/up)

  • Mpok Alpa Meninggal karena Kanker, Jalani Pengobatan Sejak Hamil Anak Kembar

    Mpok Alpa Meninggal karena Kanker, Jalani Pengobatan Sejak Hamil Anak Kembar

    Jakarta

    Komedian dan presenter Mpok Alpa meninggal dunia pada Jumat (15/8/2025). Mpok Alpa dikabarkan meninggal karena sakit kanker.

    “Jadi memang dia ini sakit kanker ya sudah beberapa bulan ini mengeluh sakit karena penyakit yang diidapnya,” ungkap Raffi Ahmad di FYP, Trans7, Jakarta Selatan, Jumat (15/8/2025).

    Raffi Ahmad menceritakan Mpok Alpa sudah menjalani pengobatan kanker sejak hamil anak kembar. Belum diinformasikan jenis kanker yang diidap Mpok Alpa.

    Menyoal penyakit kanker

    Dikutip dari laman WHO, kanker adalah penyakit yang dapat bermula di hampir semua organ atau jaringan tubuh ketika sel-sel abnormal tumbuh tak terkendali, melampaui batas normalnya, menyerang bagian tubuh di sekitarnya, dan/atau menyebar ke organ lain.

    Proses yang terakhir ini disebut metastasis dan merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Neoplasma dan tumor ganas adalah sebutan umum lainnya untuk kanker.

    Kanker merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di dunia, dengan perkiraan 9,6 juta kematian, atau 1 dari 6 kematian, pada tahun 2018.

    Kanker paru-paru, prostat, kolorektal, lambung, dan hati adalah jenis kanker yang paling umum pada pria, sementara kanker payudara, kolorektal, paru-paru, serviks, dan tiroid adalah yang paling umum pada wanita.

    Apa Penyebab Kanker?

    Kanker adalah kelainan genetik. Namun, bukan berarti kanker diwariskan. Kanker terjadi ketika gen yang mengatur aktivitas sel bermutasi (berubah). Mutasi ini menciptakan sel-sel abnormal yang membelah dan berkembang biak, yang pada akhirnya mengganggu fungsi tubuh.

    Sel-sel ini membentuk gugusan kanker atau tumor. Sel-sel kanker dapat melepaskan diri dari tumor dan berpindah ke area lain di tubuh melalui sistem limfatik atau aliran darah.

    Misalnya, tumor di payudara dapat menyebar ke paru-paru, sehingga menyebabkan kesulitan bernapas. Pada beberapa jenis kanker darah, sumsum tulang menghasilkan sel-sel darah abnormal yang berkembang biak tak terkendali. Akhirnya, sel-sel abnormal tersebut menggantikan sel-sel darah normal.

    Lihat Video ‘Innalillahi, Mpok Alpa Meninggal Dunia’:

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)