NGO: WHO

  • Kelaparan Tidak Berkurang di Gaza Sejak Gencatan Senjata

    Kelaparan Tidak Berkurang di Gaza Sejak Gencatan Senjata

    Geneva

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut hanya ada sedikit peningkatan jumlah bantuan yang masuk ke Gaza, Palestina, sejak gencatan senjata diberlakukan. WHO menilai situasi di Gaza masih darurat karena tidak ada pengurangan kelaparan yang signifikan.

    “Situasinya masih sangat buruk karena bantuan yang masuk tidak cukup,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, kepada wartawan di kantor pusat badan kesehatan PBB di Jenewa, dilansir AFP, Kamis (23/10/2025).

    “Sejak gencatan senjata yang ditengahi AS antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada 10 Oktober, tidak ada pengurangan kelaparan, karena tidak ada cukup makanan,” tambahnya.

    Diketahui, Israel berulang kali menghentikan bantuan ke Jalur Gaza selama perang. Hal itu memperburuk kondisi kemanusiaan yang memprihatinkan, karena menyebabkan kelaparan di beberapa bagian wilayah Palestina.

    Namun, meskipun perjanjian yang ditengahi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatur masuknya 600 truk per hari, Tedros menyebut saat ini hanya antara 200 hingga 300 truk yang masuk setiap hari.

    Tedros tetap memuji gencatan senjata yang tetap berlaku di Gaza meskipun ada pelanggaran. Namun, ia memperingatkan bahwa krisis di Gaza masih jauh dari selesai, dan kebutuhan pasokan makanan sangat besar.

    “Meskipun aliran bantuan telah meningkat, itu masih hanya sebagian kecil dari yang dibutuhkan,” ucapnya.

    “Tidak ada rumah sakit yang berfungsi penuh di Gaza, dan hanya 14 dari 36 rumah sakit yang berfungsi. Ada kekurangan obat-obatan esensial, peralatan, dan tenaga kesehatan yang kritis,” kata Tedros.

    Sejak gencatan senjata berlaku, WHO telah mengirimkan lebih banyak pasokan medis ke rumah sakit, dan mengerahkan tim medis darurat tambahan serta berupaya meningkatkan evakuasi medis.

    (fas/rfs)

  • Polusi Mikroplastik Tingkatkan Resistensi Antimikroba

    Polusi Mikroplastik Tingkatkan Resistensi Antimikroba

    Jakarta

    Kontaminasi mikroplastik yang berlebihan dapat memicu antimicrobial resistance (AMR) atau resistensi antimikroba. Sebuah penelitian baru mengungkap, masalah ini semakin meningkat di seluruh dunia.

    Laporan yang diterbitkan dalam The Journal of Hazardous Materials menemukan bahwa plastik berperan sebagai wadah bagi biofilm, komunitas bakteri dan mikroba lain yang menempel pada permukaannya. Biofilm ini dapat mempercepat penyebaran resistensi obat dengan menciptakan lapisan pelindung yang menghalangi masuknya antibiotik ke dalam mikroba, dan membantu gen resistensi untuk bertransmisi lebih mudah dalam komunitas biofilm.

    Plastik menjadi masalah bagi AMR

    Laporan tersebut memperingatkan bahwa plastik dapat berperan dalam mendorong pengembangan dan penularan AMR sepanjang seluruh siklus hidupnya. Selama ekstraksi bahan baku untuk industri bahan bakar fosil, termasuk minyak mentah, gas alam, dan batu bara, biosida digunakan untuk mencegah bakteri mengkolonisasi pipa dan peralatan pengangkut minyak atau cairan tambang.

    Bahan kimia ini dapat terlepas secara tidak sengaja ke lingkungan, memicu AMR di area yang terdampak tumpahan. Paparan mikroba terhadap konsentrasi biosida yang dapat memicu munculnya resistensi dan penyebaran gen resistensi dalam komunitas biofilm.

    Demikian pula, zat aditif yang digunakan untuk meningkatkan kualitas plastik dalam industri kemasan dapat mendorong pertumbuhan mikroba yang resistan terhadap antibiotik, terutama pada orang yang terpapar bahan kimia yang larut dari kemasan makanan melalui saluran pencernaan atau pernapasan.

    Makanan panas, misalnya, meningkatkan pelarutan logam berat dari plastik, yang beberapa di antaranya dapat membantu pertumbuhan mikroba yang resistan. Kekhawatiran utamanya adalah partikel plastik kecil ini bertindak sebagai permukaan bagi mikroorganisme untuk menempel dan membentuk biofilm.

    “Di dalam biofilm ini, bakteri dapat secara selektif mengakumulasi gen resistensi antimikroba dan spesies patogen, menciptakan ekosistem mikroba unik yang berbeda dari perairan di sekitarnya,” kata Keerthi Guruge, ilmuwan dari National Agricultural and Food Research Organization (NARO) Jepang, dikutip dari Nature.

    Tahapan lain dalam siklus hidup plastik juga dapat menjadi tempat berkembang biak yang ideal bagi mikroba yang resistan terhadap obat, termasuk tempat pembuangan sampah dan pabrik daur ulang plastik. TPA mengakumulasi kontaminan kimia, dan curah hujan yang tinggi dapat menyebarkannya ke tanah dan air tanah di sekitarnya, menciptakan reservoir mikroba AMR.

    “Pada tahap ini, sangat sulit untuk mengukur kontribusi relatif mikroplastik dalam mendorong evolusi dan penyebaran AMR,” kata Emily Stevenson dari University of Exeter Medical School di Inggris, yang turut menulis laporan tersebut.

    “Yang kami ketahui adalah bahwa mikroplastik dan entitas AMR seperti gen, bakteri, patogen, dan residu antibiotik hidup berdampingan di beberapa kompartemen lingkungan, terutama air limbah, limbah padat, dan pelarutan TPA,” tambahnya.

    Mikroba menyukai plastik

    Mikroplastik telah menjadi masalah polusi global. Mikroplastik mengapung di laut, sungai, danau, dan bahkan di air minum. Sebuah tinjauan tentang mikroplastik dan AMR dalam sistem perairan yang ditulis oleh Guruge dan rekan-rekannya, dan diterbitkan di NanoImpact pada Mei 2025, melaporkan bahwa gen yang resistan terhadap antibiotik lebih kaya pada mikroplastik dibandingkan pada substrat non-plastik.

    Kesimpulannya adalah bahwa mikroplastik dapat secara selektif mendorong pertumbuhan mikroorganisme patogen dan berperan sebagai pembawa resistensi antibiotik di lingkungan perairan. Kombinasi mikroplastik dengan polutan lain dalam sistem air tawar dapat semakin meningkatkan potensi dampaknya terhadap kesehatan, demikian peringatan laporan tersebut.

    “Kekhawatiran utamanya adalah partikel plastik kecil ini bertindak sebagai permukaan bagi mikroorganisme untuk menempel dan membentuk biofilm,” kata Guruge.

    “Di dalam biofilm ini, bakteri dapat secara selektif mengakumulasi gen resistensi antimikroba dan spesies patogen, menciptakan ekosistem mikroba unik yang berbeda dari perairan di sekitarnya,” tambahnya.

    Pada 2023, sekitar satu dari enam infeksi bakteri yang dikonfirmasi laboratorium di seluruh dunia disebabkan oleh strain yang resistan terhadap antibiotik. Penelitian ini menjelaskan bagaimana plastik yang dilapisi biofilm ini dapat terkumpul dalam ‘plastiome’, menyebarkan kuman dan gen berbahaya yang membuat infeksi lebih sulit diobati.

    Mikroplastik yang tahan lama dan mudah bergerak dapat membawa bakteri dan gen yang resistan terhadap obat lintas batas, dari darat ke laut, bahkan ke dalam rantai makanan. Baik AMR maupun mikroplastik merupakan tantangan lingkungan dan kesehatan masyarakat global.

    “Interaksi keduanya dapat membuat keduanya lebih berbahaya jika digabungkan daripada jika dipisahkan,” ujar Guruge.

    Beberapa negara berisiko lebih tinggi

    Penelitian tentang hubungan antara mikroplastik dan AMR masih dalam tahap awal, dengan studi yang sejauh ini dilaporkan dari Jepang, China, dan beberapa negara Eropa. Namun, karena mikroplastik tersebar secara global, dari Arktik hingga sedimen laut dalam, kemungkinan besar masalah ini tersebar luas di semua wilayah.

    Negara-negara berkembang mungkin sangat rentan, karena terbatasnya fasilitas pengolahan air limbah dan infrastruktur pengelolaan limbah meningkatkan risiko pencemaran mikroplastik dan penyebaran mikroba resistan yang tidak terkendali.

    Para ahli yang menangani AMR menyoroti meningkatnya ancaman di negara-negara dengan sistem kesehatan yang lemah. Laporan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia WHO tentang AMR menggemakan kekhawatiran ini.

    Berdasarkan lebih dari 23 juta infeksi yang dikonfirmasi secara bakteriologis di 104 negara, dan perkiraan resistensi terhadap 22 antibiotik terhadap delapan patogen bakteri umum, ditemukan bahwa pada 2023, sekitar satu dari enam infeksi bakteri yang dikonfirmasi laboratorium di seluruh dunia disebabkan oleh strain yang resistan terhadap antibiotik.

    Resistensi tertinggi terjadi di kawasan Asia Tenggara dan Mediterania Timur (hampir satu dari tiga infeksi), diikuti oleh Kawasan Afrika (satu dari lima), semuanya di atas median global. Resistensi lebih rendah di Kawasan Eropa (satu dari sepuluh) dan terendah di Kawasan Pasifik Barat (satu dari sebelas), menunjukkan disparitas regional yang lebar.

    Mengingat AMR dan mikroplastik hidup berdampingan di tempat pembuangan sampah dan air limbah, hal ini merupakan kondisi yang sangat memprihatinkan, mengingat mikroplastik dapat memengaruhi beban, persistensi, dan penyebaran AMR.

    Artinya, di wilayah dunia yang pengelolaan limbahnya kurang efektif, mungkin terdapat lebih banyak kontaminan, dan karenanya bebannya mungkin lebih besar.

    “Di banyak negara berkembang, antibiotik seringkali diresepkan secara berlebihan, terkadang bahkan ketika tidak diperlukan secara medis,” kata Guruge.

    Emily Stevenson dari Fakultas Kedokteran University of Exeter menyebutkan, pertahanan terkuat adalah meningkatkan pengelolaan limbah untuk menghentikan masuknya kontaminan ini ke lingkungan sejak awal.

    Akses antibiotik yang dijual bebas atau daring semakin memicu penyalahgunaan, menciptakan tekanan selektif yang mendorong bakteri resistan yang membawa gen resistansi antibiotik untuk berkembang biak.

    “Ketika air limbah yang tidak diolah atau diolah dengan buruk dari rumah tangga, rumah sakit, dan industri masuk ke lingkungan, air tersebut membawa residu antibiotik dan bakteri resisten,” ujarnya.

    “Dikombinasikan dengan keberadaan mikroplastik, yang menyediakan permukaan stabil bagi pertumbuhan mikroba, kondisi ini menciptakan lingkungan ideal untuk amplifikasi dan pertukaran gen resistensi, yang memperburuk krisis AMR,” tambahnya lagi.

    Kekhawatiran serupa juga muncul di tempat lain. Misalnya, sebuah studi Jerman baru-baru ini, yang diterbitkan di Nature, mendeteksi jumlah bakteri patogen yang lebih tinggi dalam sampel air Sungai Oder yang terkontaminasi plastik, menggarisbawahi bagaimana polusi dapat mempercepat penyebaran resistensi di ekosistem alami.

    Sebagai prioritas, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami sepenuhnya mekanisme mikroplastik memengaruhi AMR di lingkungan, serta konsekuensinya bagi manusia dan hewan,. Sejauh ini, mitigasi paling sederhana menurut para peneliti adalah meningkatkan pengelolaan sampah untuk mencegah kontaminan ini memasuki lingkungan sejak awal.

    (rns/rns)

  • Gempa Hari Ini Rabu 22 Oktober 2025 Membuat Wilayah Buru Selatan Maluku Bergetar – Page 3

    Gempa Hari Ini Rabu 22 Oktober 2025 Membuat Wilayah Buru Selatan Maluku Bergetar – Page 3

    Tanggap Bencana Gempa Bumi

    Meski tak bisa dicegah, gempa bumi adalah bencana yang bisa dihadapi. Salah satu cara menghadapi gempa bumi adalah tanggap akan bencana gempa bumi.

    Contoh tanggap gempa bumi adalah mengetahui prosedur evakuasi dan mematuhi pedoman keselamatan ketika bencana ini datang.

    Menurut BNPB, gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api atau runtuhan batuan.

    Menurut BMKG, gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.

    Menurut WHO, gempa bumi adalah guncangan hebat dan tiba-tiba dari tanah, yang disebabkan oleh pergerakan antara lempeng tektonik di sepanjang garis patahan di kerak bumi.

    Gempa bumi dapat mengakibatkan goncangan tanah, likuifaksi tanah, tanah longsor, retakan, longsoran, kebakaran dan tsunami.

  • Dinkes DKI Catat 1,9 Juta Kasus Mirip COVID, Pramono Sebut Tak Bakal Jadi Pandemi

    Dinkes DKI Catat 1,9 Juta Kasus Mirip COVID, Pramono Sebut Tak Bakal Jadi Pandemi

    Jakarta

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memastikan bahwa Ibu Kota tak akan ‘dihantam’ pandemi COVID-19 lagi. Ini setelah Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta merilis data lonjakan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang mirip COVID-19.

    “Yang pertama mengenai COVID-19 dan Influenza, kalau di Jakarta saya pastikan bukan menjadi pandemi,” kata Pramono kepada awak media di Jakarta Pusat, Rabu (22/10/2025).

    “Memang ada 1-2 (kasus COVID-19 di DKI) dan saat ini COVID-19 seperti flu. Memang ada beberapa yang akhirnya (dirawat) di Puskesmas, ada yang di rumah sakit dan mereka segera bisa disembuhkan,” sambungnya.

    Meskipun gejala-gejala infeksi yang muncul mirip dengan COVID-19, Pramono mengatakan situasi ini masih bisa dikendalikan.

    ISPA Banyak Dialami Balita

    Senada, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta, dr Ovi Norfiana mengatakan kasus ISPA tercatat banyak dialami oleh balita.

    “Memang, data ISPA di DKI Jakarta saat ini ada peningkatan. Mayoritas memang terjadi pada kelompok balita ya,” kata dr Ovi.

    Sementara itu, untuk kasus COVID-19 di DKI kasusnya menurun.

    “Positivity rate-nya itu di kisaran 4,65 persen tertinggi ya. Tapi kisaran rata-rata di 0,43 persen. Jadi angka positivity ini masih di bawah batas aman 5 persen yang ditetapkan WHO, untuk COVID ya,” katanya.

    Kasus ISPA Tinggi di Puskesmas

    Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, mengungkapkan ISPA saat ini menjadi penyakit dengan jumlah kunjungan tertinggi di puskesmas. Penularan penyakit ini, kata Ani, sangat mudah terjadi melalui percikan droplet dan partikel aerosol di udara.

    “Total kasus ISPA di DKI Jakarta hingga Oktober 2025 sebesar 1.966.308. Peningkatan kasus terlihat mulai bulan Juli,” kata Ani kepada detikcom Kamis (16/10/2025).

    Selain di tengah cuaca yang tak menentu dan polusi udara, peningkatan kasus ISPA disebut Ani juga bisa berkaitan dengan imunitas yang turun di masyarakat. Adapun gejala ISPA di antaranya:

    BatukPilekSakit tenggorokanDemam

    “Gejala lainnya bisa berupa hidung tersumbat, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, bersin, dan suara serak. Pada kasus ISPA yang lebih berat, gejala dapat mencakup sesak napas, yang membutuhkan penanganan segera,” kata Ani.

    Tonton juga video “Menkes saat Konpers KLB gegara MBG: Teringat Covid Dulu” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/kna)

  • Mengenal Varian COVID-19 LF.7 yang Merebak di RI, Ini Gejalanya

    Mengenal Varian COVID-19 LF.7 yang Merebak di RI, Ini Gejalanya

    Jakarta

    Laporan Pengawasan Kasus Influenza dan COVID-19 pada 18 Oktober 2025 atau Minggu ke 42 yang dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), mencatat proporsi positif COVID-19 di Indonesia meningkat menjadi 3 persen dari 1 persen di minggu sebelumnya.

    Berdasarkan laporan mingguan M42 (periode 12-12 Oktober 2025), dari total 258 pemeriksaan yang dilakukan, ditemukan 11 kasus positif COVID-19 yang terdiri atas 7 kasus sentinel SARI dan 4 kasus non-sentinel, dengan tingkat positivitas (positivity rate) sebesar 4,26 persen.

    Adapun varian tengah merebak di Indonesia saat ini adalah XFG (57 persen), LF.7 (29 persen), XFG 3.4.3 (14 persen) di bulan Agustus.

    “Varian dominan COVID-19 yang ada di Indonesia saat ini termasuk dalam kategori varian dengan risiko rendah, sehingga tidak perlu panik, namun tetap penting menjaga protokol kesehatan,” kata laporan Kemenkes, dikutip Rabu (22/10/2025).

    Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman mengatakan LF.7 adalah subvarian Omicron yang awalnya terdeteksi di India, khususnya di Gujarat.

    “Diklasifikasikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai Variant Under Monitoring,” katanya saat dihubungi detikcom, Rabu (22/10).

    Aji mengatakan, gejala LF. 7 serupa dengan varian COVID-19 lainnya, bahkan mirip seperti flu biasa. Varian ini juga tergolong lebih ringan dibandingkan varian Delta.

    Meski demikian, lanjutnya, kewaspadaan tetap diperlukan, terutama bagi kelompok rentan, seperti lanjut usia hingga komorbid.

    “Mirip flu biasa tapi perlu waspada untuk kelompok rentan,” ucapnya lagi.

    Adapun gejala COVID-19 di antaranya:

    Demam atau menggigilBatukSesak napas atau kesulitan bernapasSakit tenggorokanHidung tersumbat atau berairKehilangan rasa atau penciuman baruKelelahanNyeri otot atau badanSakit kepalaMual atau muntahDiare

    Tonton juga video “Menkes saat Konpers KLB gegara MBG: Teringat Covid Dulu” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (suc/kna)

  • ​700 Peserta dari 20 Negara Meriahkan Forum Diplomasi Internasional AWMUN XII

    ​700 Peserta dari 20 Negara Meriahkan Forum Diplomasi Internasional AWMUN XII

    Bali: Asia World Model United Nations XII (AWMUN XII) resmi digelar di Bali, Indonesia, pada 17-20 Oktober 2025. Ajang prestisius ini membuka ruang bagi generasi muda untuk mengenal lebih dekat dunia diplomasi internasional. 

    AWMUN XII dihadiri sekitar 700 peserta dari 20 negara hadir, menjadikannya salah satu simulasi Model United Nations (MUN) terbesar di kawasan Asia Pasifik.

    Konferensi ini dirancang sebagai wadah pembelajaran yang aman, terstruktur, dan inklusif, terutama bagi pemula. Tercatat, sekitar 90 persen peserta AWMUN XII merupakan pelajar dan mahasiswa yang baru pertama kali terjun ke simulasi diplomasi tingkat internasional.

    Selama kegiatan berlangsung, peserta mendapatkan pendampingan dari para ketua dewan (chairs) yang memimpin jalannya sidang di masing-masing council. Pendekatan ini bertujuan menciptakan pengalaman belajar yang suportif tanpa tekanan, serta membangun kepercayaan diri peserta dalam menghadapi forum global.

    Mengusung tema “Encouraging Regional Growth, Promoting Global Stability,” AWMUN XII menghadirkan lima dewan simulasi, yaitu: United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), United Nations Environment Programme (UNEP), United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), World Health Organization (WHO), dan Economic and Social Council (ECOSOC). 

    Penyelenggaraan AWMUN XII berada di bawah naungan International Global Network (IGN), organisasi yang berdiri sejak 2016 dan konsisten memfasilitasi partisipasi pemuda dalam forum-forum internasional. IGN juga dikenal sebagai penyelenggara Asia Youth International Model United Nations (AYIMUN) dan seri AWMUN sebelumnya.
     

    Presiden International Global Network, Muhammad Fahrizal, menegaskan pentingnya AWMUN sebagai ruang pembelajaran dan pembentukan pola pikir global bagi generasi muda.

    “Asia World Model United Nations bukan hanya sebuah simulasi, tetapi landasan peluncuran. Sebuah tempat dimana kalian akan berdiskusi dengan berani, bernegosiasi tanpa rasa takut, mendengarkan dengan dalam, dan berkolaborasi tanpa henti,” ujar Fahrizal dalam sambutannya.

    Pernyataan tersebut merefleksikan semangat AWMUN XII yang menekankan pentingnya keberanian untuk memulai, serta keberanian untuk tumbuh dari proses belajar, termasuk dari kegagalan.

    Tak hanya itu, AWMUN XII juga mendapat dukungan dari sejumlah institusi, termasuk dari sektor swasta. Telkomsel menjadi salah satu mitra yang berperan dalam mendukung partisipasi pemuda, dengan mensponsori 20 anak muda Indonesia untuk mengikuti konferensi ini. 

    Dalam pembukaan konferensi, hadir pula I Gde Yasa Manuadi selaku Penjabat General Manager Region Network Operations and Productivity Bali Nusra Telkomsel, yang memberikan sambutan di hadapan lebih dari 800 peserta.

    Partisipasi dalam AWMUN XII turut diakui oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, yang melihat ajang ini sebagai sarana pengembangan potensi pemuda dalam kancah internasional.

    Melanjutkan komitmennya, IGN telah menyiapkan gelaran selanjutnya yaitu Asia Youth International Model United Nations ke-19 (AYIMUN 19th) yang akan berlangsung pada 21–24 November 2025 di Bangkok, Thailand.

    Bali: Asia World Model United Nations XII (AWMUN XII) resmi digelar di Bali, Indonesia, pada 17-20 Oktober 2025. Ajang prestisius ini membuka ruang bagi generasi muda untuk mengenal lebih dekat dunia diplomasi internasional. 
     
    AWMUN XII dihadiri sekitar 700 peserta dari 20 negara hadir, menjadikannya salah satu simulasi Model United Nations (MUN) terbesar di kawasan Asia Pasifik.
     
    Konferensi ini dirancang sebagai wadah pembelajaran yang aman, terstruktur, dan inklusif, terutama bagi pemula. Tercatat, sekitar 90 persen peserta AWMUN XII merupakan pelajar dan mahasiswa yang baru pertama kali terjun ke simulasi diplomasi tingkat internasional.

    Selama kegiatan berlangsung, peserta mendapatkan pendampingan dari para ketua dewan (chairs) yang memimpin jalannya sidang di masing-masing council. Pendekatan ini bertujuan menciptakan pengalaman belajar yang suportif tanpa tekanan, serta membangun kepercayaan diri peserta dalam menghadapi forum global.
     
    Mengusung tema “Encouraging Regional Growth, Promoting Global Stability,” AWMUN XII menghadirkan lima dewan simulasi, yaitu: United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), United Nations Environment Programme (UNEP), United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), World Health Organization (WHO), dan Economic and Social Council (ECOSOC). 
     

     
    Penyelenggaraan AWMUN XII berada di bawah naungan International Global Network (IGN), organisasi yang berdiri sejak 2016 dan konsisten memfasilitasi partisipasi pemuda dalam forum-forum internasional. IGN juga dikenal sebagai penyelenggara Asia Youth International Model United Nations (AYIMUN) dan seri AWMUN sebelumnya.
     

     
    Presiden International Global Network, Muhammad Fahrizal, menegaskan pentingnya AWMUN sebagai ruang pembelajaran dan pembentukan pola pikir global bagi generasi muda.
     
    “Asia World Model United Nations bukan hanya sebuah simulasi, tetapi landasan peluncuran. Sebuah tempat dimana kalian akan berdiskusi dengan berani, bernegosiasi tanpa rasa takut, mendengarkan dengan dalam, dan berkolaborasi tanpa henti,” ujar Fahrizal dalam sambutannya.
     
    Pernyataan tersebut merefleksikan semangat AWMUN XII yang menekankan pentingnya keberanian untuk memulai, serta keberanian untuk tumbuh dari proses belajar, termasuk dari kegagalan.
     
    Tak hanya itu, AWMUN XII juga mendapat dukungan dari sejumlah institusi, termasuk dari sektor swasta. Telkomsel menjadi salah satu mitra yang berperan dalam mendukung partisipasi pemuda, dengan mensponsori 20 anak muda Indonesia untuk mengikuti konferensi ini. 
     
    Dalam pembukaan konferensi, hadir pula I Gde Yasa Manuadi selaku Penjabat General Manager Region Network Operations and Productivity Bali Nusra Telkomsel, yang memberikan sambutan di hadapan lebih dari 800 peserta.
     
    Partisipasi dalam AWMUN XII turut diakui oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, yang melihat ajang ini sebagai sarana pengembangan potensi pemuda dalam kancah internasional.
     
    Melanjutkan komitmennya, IGN telah menyiapkan gelaran selanjutnya yaitu Asia Youth International Model United Nations ke-19 (AYIMUN 19th) yang akan berlangsung pada 21–24 November 2025 di Bangkok, Thailand.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)

  • Muncul Varian Baru Virus Flu di China, Berpotensi Jadi Pandemi? Ini Kata Epidemiolog

    Muncul Varian Baru Virus Flu di China, Berpotensi Jadi Pandemi? Ini Kata Epidemiolog

    Jakarta

    Baru-baru ini peneliti yang dipimpin oleh Hongbo Bao di China mendeteksi varian baru virus flu yang dikenal sebagai Influenza D virus (IDV) jenis virus yang umumnya ditemukan pada sapi. Tim dari Changchun Veterinary Research Institute mengidentifikasi strain baru bernama D/HY11, yang ditemukan pada sapi di wilayah timur laut China pada tahun 2023.

    Hasil studi menunjukkan strain D/HY11 mampu bereplikasi di sel saluran pernapasan manusia serta jaringan hewan. Temuan ini memunculkan kekhawatiran bahwa virus tersebut berpotensi menyebar antar manusia.

    “Strain IDV yang beredar saat ini sudah menimbulkan potensi ancaman panzootik [padanan hewan dari pandemi manusia],” tulis peneliti.

    Terkait hal tersebut, epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, menjelaskan Influenza D Virus atau IDV biasanya beredar pada sapi dan beberapa hewan ternak. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada 2011, artinya sudah lebih dari 10 tahun yang lalu sehingga bukan dianggap virus baru.

    “Dan yang baru adalah isolasi strain tertentunya yaitu D/HY11 dan bukti eksperimen yang menunjukkan kemampuan replikasi di sel manusia dan ini yang menjadi kebaruannya,” ucap Dicky saat dihubungi detikcom, Senin (20/10/2025).

    Berpotensi Picu Pandemi?

    Sampai saat ini belum ada bukti yang menunjukkan IDV atau influenza D menyebabkan penyakit berat dalam populasi manusia secara luas. Bukti yang ada lebih kuat mengenai reservoir hewan seperti sapi dan paparan pada kelompok kontak hewan.

    Meskipun demikian, Dicky menilai potensi terjadinya wabah atau bahkan pandemi tetap ada secara ilmiah. Hal ini dikarenakan setiap virus yang mengalami perubahan genetik hingga mampu menular secara efisien antar manusia, memiliki peluang untuk memicu terjadinya wabah berskala besar.

    “Tetapi kemungkinan aktualnya kejadiannya bergantung pada bagaimana dia adaptasi genetik untuk replikasi dan transmisibilitas pada manusia. Ini yang masih jadi pertanyaan. Kemudian juga virulensi klinis pada manusia, juga kondisi ekologi, ekonomi yang mendorong spillover, kontak manusia hewan,” ucapnya lagi.

    “Jadi saat ini bukti adaptasi manusianya terbatas, jadi risiko nyatanya belum dapat dikatakan tinggi, tapi kewaspadaan One Health wajib ditingkatkan,” sambungnya.

    Apa Itu Influenza D Virus?

    Dicky menjelaskan virus ini termasuk dalam genus Delta Influenza Virus dan merupakan bagian dari family Orthomyxoviridae, keluarga virus yang juga dikenal serius karena mencakup berbagai virus penyebab penyakit menular pada manusia.

    Menurutnya, keluarga virus ini memiliki kesamaan karakter dengan keluarga coronavirus, yakni sama-sama berpotensi menimbulkan wabah. Pada hewan, IDV diketahui menyebabkan bovine respiratory disease complex, yaitu gangguan pernapasan yang cukup umum di sektor peternakan.

    Sementara pada manusia, hingga kini baru ditemukan jejak genom dan antibodi terhadap virus ini, namun belum ada bukti kuat bahwa IDV menimbulkan penyakit klinis secara luas.

    “WHO sendiri mengakui keberadaan empat jenis influenza, influenza A yang sekarang bersirkulasi dominan dan menyebabkan kasus-kasus, kemudian influenza B, influenza C, dan D,” kata Dicky.

    Di antara keempatnya, influenza A merupakan tipe yang paling dominan bersirkulasi dan paling sering menyebabkan kasus pada manusia, diikuti oleh influenza B.

    Dicky menjelaskan, selama ini, fokus pemantauan dan rekomendasi WHO difokuskan pada influenza A dan B karena bukti penyakitnya pada manusia sudah jelas dan telah memicu berbagai epidemi maupun pandemi sebelumnya. Sementara itu, untuk influenza D (IDV), WHO belum mengeluarkan pernyataan darurat global maupun status kewaspadaan khusus.

    “Dan dokumen teknis WHO masih memusatkan komposisi vaksin pada A, B, dan pemantauan global influenza surveillance (GILS) untuk influenza A vaksin dan juga influenza B vaksin,” lanjutnya.

    baca juga

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Tim Medis Darurat Muhammadiyah Jadi yang Pertama dari RI Terverifikasi WHO
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        20 Oktober 2025

    Tim Medis Darurat Muhammadiyah Jadi yang Pertama dari RI Terverifikasi WHO Yogyakarta 20 Oktober 2025

    Tim Medis Darurat Muhammadiyah Jadi yang Pertama dari RI Terverifikasi WHO
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Emergency Medical Team (EMT) Muhammadiyah menjadi tim medis darurat pertama dari Indonesia yang terverifikasi oleh World Health Organization (WHO) dengan standar internasional.
    Penyerahan Confirmation Letter EMT Global Classification dilakukan oleh Roy Anthony Cosico dari EMT Secretariat WHO HQ pada Minggu (19/10/2025), di Aula Masjid KH Sudja’, PKU Muhammadiyah Gamping.
    Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Syafiq A Mughni, menyatakan bahwa ini merupakan momentum bersejarah dan bukti nyata pelaksanaan program prioritas Muhammadiyah periode 2022–2027.
    Program ini bertujuan untuk memperluas dan melembagakan internasionalisasi Muhammadiyah dalam misi dakwah dan tajdid yang rahmatan lil-‘alamin.
    “Sertifikasi yang kita peroleh hari ini sangat penting karena mencakup tiga aspek utama, yakni komitmen, mindset dan motivasi, serta keterampilan teknis,” ujar Syafiq.
    Ia menambahkan bahwa ketiga aspek tersebut menjadi fondasi utama EMT Muhammadiyah untuk berkembang.
    “Melalui komitmen dan kemampuan teknis yang didukung pengalaman lapangan, kami akan terus memberikan yang terbaik bagi kemanusiaan dan kesejahteraan bangsa,” jelasnya.
    EMT Muhammadiyah telah melalui tahap pre-verification WHO pada 9–10 Juli 2025 di Yogyakarta, dengan pendampingan teknis dari Robert Koch Institute (RKI) dan International Search and Rescue (ISAR) Germany.
    Hasil evaluasi tersebut menunjukkan bahwa EMT Muhammadiyah layak mengikuti proses verifikasi akhir untuk memperoleh status resmi sebagai tim medis darurat internasional.
    Ketua PP Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman, berharap kiprah Muhammadiyah ke depan dapat semakin diperkuat dalam peran internasional.
    “Setelah melalui perjalanan panjang, Muhammadiyah dalam peran kemanusiaan global berhasil melakukan segala proses verifikasi WHO sehingga Muhammadiyah secara resmi memiliki medical team yang terverifikasi untuk pertama kalinya di Indonesia, nomor ke-16 di Internasional,” kata Agus. 
    “Tentu ini akan menghasilkan harapan untuk semakin menguatkan kiprah Muhammadiyah sebagai bagian yang tak terpisahkan dari peran-peran internasionalnya,” lanjutnya.
    MDMC Muhammadiyah juga akan mengembangkan standardisasi tim medis untuk lembaga lainnya di Indonesia.
    “Muhammadiyah juga ikut mengembangkan standardisasi medical team untuk lembaga lainnya di Indonesia. Berikutnya setelah kita terverifikasi internasional, pekerjaan kita tidak hanya di internasional tapi juga menguatkan standardisasi medical timnya di level nasional,” ungkapnya.
    Terkait dengan situasi terkini di Gaza, Corona menyampaikan bahwa pihaknya berencana mengirimkan tim medis ke wilayah tersebut.
    Namun, pengiriman tersebut akan dilakukan setelah keadaan kondusif.
    “Dari jauh-jauh hari kita akan kirim ke Gaza, tapi tentunya melihat risiko keamanan. Dengan adanya kesepakatan gencatan senjata, seharusnya lebih kondusif,” ujarnya.
    “Nanti kita koordinasikan dengan WHO di Kairo, harapannya segera bisa berangkat ke sana. Ya kita lihat dulu, perkirakan akhir tahun atau tahun depan,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Atasi Jenuh, Terpuruk dan Kesepian, KTLH Katolik Malang Berlatih Menulis

    Atasi Jenuh, Terpuruk dan Kesepian, KTLH Katolik Malang Berlatih Menulis

    Malang (beritajatim.com)- Komunitas Lansia Tangguh dan Hepi (KLTH) melakukan pelatihan menulis sebagai upaya untuk menghindari keterpurukan dan menikmati kebebasan dalam menjalani kehidupan, Sabtu (18/10/2025) di Jalan Plongkowati, Kota Malang.

    Dr. Agustinus Indradi, M.Pd KaHumas UKWK Malang mengatakan, tujuan Komunitas Lansia Tangguh dan Hepi (KLTH) adalah kumpulan bapak bapak dan ibu -ibu yang bertujuan sosial dan solidaritas di usia senja setelah banyak mengabdi dalam segi kehidupan atau bekerja.

    “Masa tua sering kali dipandang sebagai fase kemunduran. Tubuh melemah, tenaga berkurang, kesehatan menurun, bahkan ruang sosial semakin menyempit,” ujar Agustinus, Minggu (19/10/2025).

    Apabila manusia menerima usia tua dengan pasrah tanpa usaha untuk mengisi hidup secara bermakna. Sebaliknya, banyak komunitas membuktikan bahwa usia lanjut justru dapat menjadi masa keemasan—bukan sekadar menunggu, tetapi menjemput hari dengan semangat.

    Komunitas Lansia Tangguh dan Hepi, sebuah wadah lansia Katolik yang memilih untuk hidup tangguh, semangat, berkarya, berguna, dan bahagia di masa senja.

    Usia tua bukan akhir, melainkan babak baru untuk tangguh tidak menyerah pada keterbatasan fisik, sementara menjadi hepi berarti tetap mampu menemukan sukacita dalam kesederhanaan hidup.

    Kebahagiaan bukanlah hasil dari keadaan luar semata, melainkan cara seseorang memaknai hidupnya dengan memberikan ruang bagi anggotanya untuk terus memberi makna, bukan sekadar mengisi waktu luang.

    KLTH mengisi hari-hari anggotanya dengan aktivitas positif seperti berdoa sebagai umat Katolik, doa menjadi sumber kekuatan spiritual dan pentingnya dimensi transendensi sebagai sumber makna hidup.

    “doa bersama memperkuat iman sekaligus meneguhkan bahwa mereka tetap dikasihi Allah meski usia menua,” tegasnya.

    Kegiatan KLTH seperti Line dance adalah Aktivitas fisik ringan seperti line dance tidak hanya menjaga kesehatan jasmani, tetapi juga merangsang koordinasi otak dan melatih memori. Menurut WHO (2020), aktivitas fisik teratur dapat mencegah penyakit degeneratif dan menjaga kesehatan mental lansia.

    Ziarah rohani Perjalanan ke tempat-tempat suci bukan sekadar wisata, tetapi juga bentuk kontemplasi. Ziarah menjadi ruang batin untuk merefleksikan perjalanan hidup dan memperkuat solidaritas iman.

    Bakti sosial menjadi berkat bagi sesama karena dengan Kebahagiaan sejati adalah melayani orang lain dengan bakti sosial para lansia membuktikan bahwa mereka masih mampu berbagi tenaga, waktu, dan kasih.

    Anggotanya berasal dari latar belakang beragam profesi yang berbeda, watak yang tidak sama, pengalaman hidup yang penuh warna. Perbedaan bisa memicu gesekan, tetapi di sisi lain bisa menjadi kekayaan.

    Solidaritas sosial—rasa memiliki dan kesediaan untuk saling menopang dalam KLTH, rasa guyub dan semangat kekeluargaan menjadi perekat yang melampaui perbedaan.

    Di sinilah nilai iman Katolik menemukan relevansinya. Yesus sendiri berkata, “Kamu adalah sahabat-Ku, jika kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu” (Yoh 15:14).

    “Persahabatan yang dilandasi kasih Kristiani itulah yang menjadi dasar persaudaraan dalam KLTH, ” ungkapnya.

    Konsep successful agung, yakni penuaan yang sehat, aktif, dan produktif. Tiga unsur utamanya: bebas dari penyakit, tetap terlibat secara sosial, dan menjaga fungsi kognitif. KLTH menjalankan ketiga unsur ini dalam aktivitasnya.

    Erik Erikson (1963) dalam teori perkembangan psikososialnya menyebut bahwa tahap terakhir kehidupan manusia adalah integritas melawan keputusasaan. Lansia yang mampu menerima hidupnya dengan penuh syukur akan mencapai integritas, bukan keputusasaan. KLTH menjadi ruang untuk mencapai integritas itu.

    WHO (2015) mendorong konsep healthy agung yang menekankan kemampuan lansia untuk tetap mandiri, berkontribusi, dan menikmati kualitas hidup. KLTH menjadi praktik nyata dari visi WHO ini di tingkat komunitas basis gereja.

    KLTH tidak hanya berdampak pada anggotanya, tetapi juga pada lingkungan sosial yang lebih luas. Mereka menjadi teladan bahwa usia tua tetap bisa penuh makna. Bagi generasi muda, komunitas ini adalah inspirasi: bahwa masa depan tidak harus menakutkan, karena ada cara untuk tetap tangguh dan bahagia.

    Komunitas sebagai ruang dialogis di mana manusia menemukan identitas dan kebebasan ada ruang dialog antarlansia, sekaligus dialog dengan generasi lebih muda, dengan Gereja, bahkan dengan masyarakat luas.

    Komunitas Lansia Tangguh dan Hepi bukan sekadar perkumpulan lansia Katolik. Ia adalah simbol bahwa usia senja bukan akhir perjalanan, melainkan awal dari babak baru babak syukur, persaudaraan, dan kesaksian. Dengan doa, gerak tubuh, karya sosial, dan ziarah, para lansia menemukan kembali makna hidup yang utuh. Mereka membuktikan bahwa kebahagiaan tidak ditentukan usia, tetapi oleh hati yang mau terus mencinta, berbagi, dan bergembira.

    KLTH bisa mendokumentasikan perjalanan hidupnya menggunakan ketrampilan berbahasa ada empat hal antara lain membaca menulis berbicara dan menyimak.

    “Ini sebagai sarana membantu orang lain bertemu dengan Tuhan,” ucapnya

    Berbahasa yang aktif itu membaca dan menulis maksudnya membaca dan menyimak ini semua itu bisa menjadi sarana untuk membantu orang lain berjumpa dengan Tuhan .

    Sementara itu, Dr. Tengsoe Thahjono, M.Pd , Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia mengaku, para Lansia mempunyai pengalaman hidup yang luar biasa, apabila pengalaman bisa dibaca orang lain terutama dibaca anak -anak muda.

    Menulis sebagai kegiatan positif untuk membebaskan diri dari tekanan, kesepian dari kehidupan rasa berat karena anak anak sudah tidk ada sekitarnya.

    “Menulis itu melepaskan diri suasana tidak nyaman di usia tua, menulis tidak ada batasnya,” pungkasnya. [yog/aje]

  • Waduh! Tombol Komputer Eror, 60.000 Orang Tewas Kena Nuklir

    Waduh! Tombol Komputer Eror, 60.000 Orang Tewas Kena Nuklir

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bencana nuklir merupakan sesuatu yang ditakuti manusia. Hal ini disebabkan efek kematian dan kerusakan yang luas dari zat tersebut.

    Pada 1986, dunia sempat dikejutkan pada tragedi nuklir besar di Chernobyl, Ukraina. Sebanyak 60.000 orang tewas dalam insiden tersebut.

    Mirisnya, korban berjatuhan lantaran kecerobohan manusia. Hal ini menjadi pelajaran penting untuk selalu memitigasi risiko, apalagi jika terkait dengan keselamatan manusia.

    Sebagai informasi, program Chernobyl merupakan wujud ambisi Uni Soviet untuk memiliki nuklir terbesar di dunia. Sejak 1977, pemerintah sukses membuat reaktor nuklir berkekuatan 1.000 megawatt. Kapasitas itu cukup untuk menghidupi listrik satu negara sampai bertahun-tahun lamanya.

    Pengembangan nuklir Soviet terus berlangsung hingga musibah besar menimpa pada 1986. Kala itu, ada 4 reaktor nuklir skala besar di Chernobyl dengan kekuatan sepadan. Sementara itu, ada beberapa reaktor nuklir masih dalam tahap ujicoba.

    Dikutip dari The Guardian, uji coba dilakukan untuk memastikan sistem pendingin bekerja tanpa henti. Reaktor nuklir harus dalam kondisi dingin, sehingga pasokan air harus tersedia 24 jam dalam 7 hari.

    Jika tidak, maka reaktor bisa panas dan memicu ledakan. Dalam ujicoba tersebut, tim nuklir Soviet melakukan aktivasi generator agar turbin terus mengeluarkan air.

    Uji coba terjadi pada 26 April 1986. Secara teori, air akan dikeluarkan turbin untuk mendinginkan inti reaktor secara terus-menerus. Dari sini, tim akan mengetahui berapa lama daya tahan turbin untuk tetap menyala.

    Pemimpin Tak Kompeten

    Sayang, saat melakukan tes, orang-orang yang terlibat tak kompeten. Malah, para pemimpin bersikap tak terbuka dan abai dengan masukan. Setidaknya begitu sikap Deputi Kepala Teknisi Anatoly Stepanovich Dyatlov dan Kepala Teknisi Nicholai Fomin.

    Mengutip Chernobyl: 01:23:40 (2014), Fomin abai dan seakan-akan menutupi bahwa tenaga pendingin cukup. Padahal jauh dari angan-angan. Fomin tahu tenaga reaktor hanya 200 megawatt, kurang dari angka minimal sebesar 700 megawatt.

    Sedangkan Dyatlov ngotot tes harus diadakan hari itu juga. Pada sisi lain, di hari ujicoba, teknisi sudah angkat tangan. Mereka tak mampu melakukannya. Namun, akibat Dyatlov tetap ngotot dan memberikan ancaman mutasi, para teknisi akhirnya manut. Di sinilah petaka dimulai.

    Tombol Komputer Tak Berfungsi

    Ketika malam berganti, teknisi menyalakan generator. Turbin air pun berhasil masuk. Namun, di tengah jalan, tenaga generator menurun drastis. Tak kuat terus menerus menyala. Akibatnya, suhu inti reaktor nuklir dengan cepat meningkat. Ketika ini terjadi, teknisi bergegas menekan tombol SCRAM di komputer.

    Tombol ini merupakan perintah komputer ke sistem untuk menghidupkan generator. Sayang, tombol tak berfungsi akibat tak pernah dicek. Maka, bencana pun terjadi. Reaktor nuklir langsung panas hingga 3.000 derajat Celcius. Tak lama kemudian, nuklir langsung meledak dahsyat.

    Ketika radiasi nuklir meluas, banyak warga masih tertidur lelap. Alhasil, mereka tak bisa melarikan diri dan terpaksa terpapar radiasi super tinggi. Saat itu, radiasi nuklir imbas ledakan tak bisa dideteksi alat. Alatnya tak bisa menentukan derajat radiasi saking tingginya.

    Barulah ketika Matahari nampak, orang-orang kaget ada debu bertebaran. Padahal itu bukan debu biasa, melainkan debu-debu nuklir. Maka, tamatlah orang-orang di sana.

    BBC mencatat ada 90 ribu orang tewas akibat radiasi nuklir dalam jangka panjang. Lalu, ada 600 ribu orang yang terpapar radiasi, tetapi tidak tewas. WHO mencatat, radiasi nuklir mencapai jarak 200 ribu km hingga Eropa. Sementara, Chernobyl sendiri tak bisa dihuni manusia sampai 20.000 tahun lamanya efek radiasi dahsyat.

    Dari musibah ini, bisa diambil beberapa pelajaran penting. Pertama, perlu kepemimpinan yang bijaksana dan kerja sama tim yang sehat untuk menjalankan suatu proyek, apalagi jika risikonya besar terhadap keselamatan jiwa.

    Kedua, uji coba yang detail dengan prosedur yang mumpuni sangat krusial untuk menjalankan suatu proyek besar. Sekali lagi, semoga informasi ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. 

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]