NGO: WHO

  • Israel Sengaja Bikin Kelaparan di Gaza Bentuk Genosida

    Israel Sengaja Bikin Kelaparan di Gaza Bentuk Genosida

    Jakarta

    10 pakar hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan Israel sengaja menciptakan kondisi kelaparan di Gaza hingga membuat banyak warga meninggal dunia. Pakar independen PBB itu mengatakan langkah dari Israel termasuk bentuk dari perbuatan genosida.

    “Kampanye kelaparan yang disengaja dan ditargetkan oleh Israel terhadap rakyat Palestina adalah bentuk kekerasan genosida dan telah mengakibatkan kelaparan di seluruh Gaza,” kata 10 pakar independen PBB dalam sebuah pernyataan dilansir AFP, Selasa (9/7/2024).

    Salah satu ahli bernama Michael Fakhri mengatakan saat ini bencana kelaparan telah terjadi di Gaza. Dia mengatakan ada puluhan warga di Gaza meninggal dunia akibat kekurangan gizi sejak Oktober tahun lalu atau setelah militer Israel menyerang Gaza.

    “34 warga Palestina telah meninggal karena kekurangan gizi sejak 7 Oktober, mayoritas adalah anak-anak,” kata para ahli tersebut, yang ditunjuk oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB, namun tidak berbicara atas nama PBB.

    Para ahli PBB mencatat setidaknya ada tiga anak di Gaza yang baru-baru ini meninggal dunia akibat kurang gizi. Salah satu korban bernama Fayez Ataya yang masih berusia enam bulan meninggal akibat kelaparan pada 30 Mei lalu.

    Korban lainnya bernama Abdulqader Al-Serhi berusia 13 tahun telah meninggal akibat kekurangan gizi pada 1 Juni 2023 di Rumah Sakit Al-Aqsa Gaza. Lalu korban bernama Ahmad Abu Reida yang masih berusia Sembilan tahun meninggal pada 3 Juni di sebuah tenda pengungsian.

    “Dengan kematian anak-anak ini karena kelaparan meskipun telah mendapat perawatan medis di Gaza tengah, tidak ada keraguan bahwa kelaparan telah menyebar dari Gaza utara ke Gaza tengah dan selatan,” kata ahli PBB.

    “Ketika seorang bayi berusia dua bulan dan Yazan Al Kafarneh yang berusia 10 tahun meninggal karena kelaparan masing-masing pada tanggal 24 Februari dan 4 Maret, hal ini menegaskan bahwa kelaparan telah melanda Gaza Utara,” kata mereka.

    “Seluruh dunia seharusnya melakukan intervensi lebih awal untuk menghentikan kampanye genosida kelaparan Israel dan mencegah kematian tersebut.”

    Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan ada 60 kasus malnutrisi akut di jalur Gaza. Kasus itu mulai terdeteksi sejak pekan lalu di rumah sakit anak Kamal Adwan di bagian utara Jalur Gaza.

    Sementara itu, pihak berwenang Hamas mengeluarkan pernyataan terbaru yang menggambarkan “bencana kemanusiaan dan meningkatnya kelaparan”. Hamas menilai Israel melanjutkan “kebijakan kelaparannya” dan mencegah masuknya truk bantuan makanan selama 64 hari berturut-turut.

    “Perang kelaparan yang terus berlanjut mengancam bencana kemanusiaan dan hilangnya lebih banyak anak-anak yang tidak bersalah,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

    (ygs/taa)

  • 21 Pasien Kanker di Gaza Lewati Perbatasan Kerem Shalom untuk Dirawat di UEA

    21 Pasien Kanker di Gaza Lewati Perbatasan Kerem Shalom untuk Dirawat di UEA

    Jakarta

    21 pasien kanker menyeberang dari jalur Gaza ke Mesir melalui perbatasan Kerem Shalom. Puluhan pasien itu menuju Uni Emirat Arab (UEA) untuk menjalani perawatan.

    “Mereka akan diangkut ke Uni Emirat Arab untuk mendapatkan perawatan,” kata sumber medis di Kota El-Arish Mesir dilansir AFP, Jumat (28/6/2024).

    Puluhan pasien itu berangkat pada Kamis (27/6) waktu setempat. Ini merupakan evakuasi pertama dari Gaza sejak penyeberangan perbatasan Rafah ditutup sejak awal Mei usai militer Israel mengambil alih terminal di sisi Palestina.

    Negosiasi untuk membuka kembali penyeberangan Rafah berulang kali menemukan jalan buntu. Penyeberangan Rafah diketahui merupakan jalur utama bantuan dan evakuasi di perbatasan Gaza dengan Mesir.

    Pihak Mesir berulang kali menolak untuk melanjutkan operasi melalui penyeberangan tersebut selama pasukan Israel masih menguasai wilayah Palestina.

    Pejabat senior di Kementerian Kesehatan Gaza, Mohammad Zakut, mengatakan hamper 5.000 pasien telah dievakuasi sejak serangan Israel di Gaza berlangsung Oktober 2023. Namun, ia menyebut masih ada 25.000 pasien di Gaza memerlukan perawatan di luar negeri.

    “Di antara mereka terdapat 10.200 kasus kanker, termasuk hampir seribu anak-anak – 250 di antaranya “harus segera meninggalkan Gaza,” kata Zakut.

    Direktur Regional Mediterania Timur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Hanan Balkhy, menyambut baik berita evakuasi medis anak-anak yang sakit kritis dari Gaza.

    “Tetapi lebih dari 10.000 pasien masih memerlukan perawatan medis di luar Gaza,” katanya di platform media sosial X.

    (ygs/ygs)

  • Program Ganti Nama Jadi Makan Bergizi Gratis, Bagaimana Dengan Susu dan Kandungan Gizinya?

    Program Ganti Nama Jadi Makan Bergizi Gratis, Bagaimana Dengan Susu dan Kandungan Gizinya?

    Hasiolan EP/Tribunnews.com

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden terpilih Prabowo Subianto disebutkan akan mengubah nama program Makan Siang Gratis menjadi Makan Bergizi Gratis.

    Perubahan istilah itu berdasarkan berbagai hasil pengkajian.

    Salah satu alasannya, karena anak sekolah dasar mayoritas masuk pagi, sehingga kalau makan siang, terlalu menunggu lama.

    Bahkan, di berbagai wilayah, siswa sekolah TK dan SD bisa saja pulang sekolah sebelum waktu jam makan siang.

    Dengan mengubah menjadi Makan Bergizi Gratis, siswa bisa tetap mendapatkan makanan tanpa harus menunggu siang. Alhasil, waktunya bisa lebih fleksibel, tidak harus jam makan siang, yaitu 12-13, bisa lebih pagi juga.

    Selain mengubah nama, Prabowo juga akan memberikan susu gratis, menggunakan berbagai potensi yang ada.

    Nantinya, penerapan program susu gratis akan disesuaikan pada potensi pangan yang dimiliki masing-masing daerah.

    Manfaat dan Perbedaan Jenis Susu 

    Bicara soal susu, ternyata ada banyak manfaat dan perbedaan dari susu.

    Misalnya, Susu UHT, dikenal karena proses pemanasan ultra tinggi untuk membunuh bakteri dan memperpanjang masa simpan, memang praktis dan mudah ditemukan di pasaran.

    Namun, dibandingkan dengan susu pertumbuhan, kandungan nutrisi dalam susu UHT cenderung terbatas. Umumnya, susu UHT yang merupakan salah satu sumber protein hewani mengandung lemak, protein, gula, garam, vitamin, kalium, kalsium, magnesium, fosfor, dan zinc.

    Selain itu juga ada Susu Pertumbuhan yang berbentuk bubuk, dirancang khusus untuk kebutuhan anak berusia di atas 1 tahun.

    Susu Pertumbuhan ini tidak hanya mengandung nutrisi yang sama dengan susu UHT, tetapi juga diperkaya dengan zat gizi tambahan seperti zat besi, DHA, serta omega 3 dan 6.

    Nutrisi yang sesuai dengan usia anak dapat memberikan dukungan yang diperlukan untuk kemampuan belajar, perkembangan dan kreativitas anak.

    Ada juga Susu Murni atau Susu Pasteurisasi. Susu Murni adalah susu sapi yang 100 persen segar, baru saja diperah dan didinginkan.

    Proses pasteurisasi pada susu ini dilakukan dengan pemanasan manual pada suhu 72-75 derajat Celcius guna menghilangkan bakteri sehingga aman untuk dikonsumsi.

    Menurut laporan WHO, produk-produk susu adalah bagian dari ragam makanan yang dapat menyumbang pemenuhan kebutuhan protein hewani.

    Kandungan Zat Besi di Susu Pertumbuhan

    Pakar gizi klinis lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Juwalita Surapsari, M. Gizi, Sp. GK., menyatakan jika anak-anak membutuhkan asupan gizi tambahan, susu pertumbuhan tetap bisa diberikan asal sesuai dengan kebutuhan anak.

    Salah satu keunikan susu pertumbuhan adalah telah difortifikasi dengan nutrisi tambahan berupa gizi makro dan mikro yang dibutuhkan anak.

    Hal ini dapat membantu meningkatkan nilai gizi makanan sehingga lebih bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan.

    “Keuntungan fortifikasi, berarti ia bisa membantu untuk mencukupi kebutuhan si anak. Jadi, susu yang sudah difortifikasi dengan zat besi bisa menjadi salah satu cara mencukupi kebutuhan zat besi,” ujar Juwalita, dikutip Rabu (26/6).

    “Ya, bisa setiap hari dikonsumsi untuk membantu mencukupi kebutuhannya. Sebab, kunci dari pemenuhan nutrisi adalah memberikan makanan yang bervariasi dan lengkap,” katanya.

    Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang, susu merupakan salah satu dari kelompok lauk pauk sumber protein selain ikan, telur, unggas, daging, dan kacang-kacangan serta hasil olahannya, seperti tahu dan tempe. Pangan jenis ini perlu diimbangi dengan pangan jenis lain agar kecukupan gizi tercapai.

    WHO dan UNICEF telah menetapkan delapan kelompok makanan utama untuk anak-anak yang meliputi ASI; makanan daging (daging, ikan, unggas, dan hati/jeroan); produk susu (susu, yogurt, keju); telur; kacang-kacangan; buah-buahan dan sayuran yang kaya vitamin A; buah-buahan dan sayuran lainnya; serta biji-bijian, akar-akaran, dan umbi-umbian. (*/)

  • Seru dan Kocak, 7 Film Komedi Thailand yang Bikin Ngakak!

    Seru dan Kocak, 7 Film Komedi Thailand yang Bikin Ngakak!

    Surabaya (beritajatim.com) – Industri film Thailand dikenal dengan ragam genre yang memikat, namun komedi Thailand memiliki tempat istimewa di hati penikmat film. Dikenal dengan humor nyeleneh yang khas dan cerita yang menghibur, film komedi Thailand menawarkan hiburan segar yang tak kalah dengan film-film dari negara lain.

    Berdasarkan data yang dihimpun oleh beritajatim Selasa (21/05/2024) berikut adalah beberapa rekomendasi film Thailand komedi yang wajib Anda tonton, nikmati cerita yang segar dan humor yang khas, film-film ini menjadi pilihan tepat untuk mengisi waktu luang Anda dengan tawa.

    1. Pee Mak (2013)

    “Pee Mak” adalah salah satu film komedi horor yang paling sukses di Thailand. Dibintangi oleh Mario Maurer dan Davika Hoorne, film ini menggabungkan elemen horor dengan komedi yang kocak. Cerita berfokus pada Mak, seorang prajurit yang kembali dari perang bersama teman-temannya, hanya untuk menemukan bahwa istrinya mungkin adalah hantu. Humor segar dan chemistry antar pemain membuat film ini menjadi tontonan yang sangat menghibur.

    2. ATM: Er Rak Error (2012)

    Film ini mengisahkan persaingan antara dua karyawan bank yang juga sepasang kekasih, Sua dan Jib. Ketika sebuah mesin ATM error dan mengeluarkan uang lebih, mereka harus bersaing untuk menyelesaikan masalah tersebut tanpa mengorbankan pekerjaan dan hubungan mereka. Dibintangi oleh Chantavit Dhanasevi dan Preechaya Pongthananikorn, adegan-adegan lucu dan situasi yang kocak dalam film ini berhasil mencuri perhatian penonton dengan humor yang segar.

    3. I Fine.. Thank You.. Love You (2014)

    Film ini bercerita tentang seorang pria bernama Yim yang harus belajar bahasa Inggris untuk mengejar cintanya yang pindah ke luar negeri. Ia kemudian belajar dengan seorang guru bahasa Inggris yang diperankan oleh Preechaya Pongthananikorn. Komedi situasional dan akting natural dari Sunny Suwanmethanont sebagai Yim membuat film ini sangat menghibur. Film ini juga memberikan pesan tentang cinta dan usaha yang manis.

    4. Hello Stranger (2010)

    “Hello Stranger” adalah film komedi romantis yang bercerita tentang dua orang Thailand yang bertemu di Korea Selatan dan memutuskan untuk berlibur bersama tanpa saling mengetahui identitas satu sama lain. Dibintangi oleh Chantavit Dhanasevi dan Nuengthida Sophon, film ini menampilkan humor yang segar dengan latar belakang pemandangan indah Korea. Alur ceritanya yang ringan dan penuh tawa membuat film ini menjadi pilihan yang tepat untuk ditonton bersama teman atau pasangan.

    5. SuckSeed (2011)

    Film ini mengisahkan tentang sekumpulan remaja yang membentuk sebuah band dengan harapan menjadi populer. Namun, mereka seringkali menghadapi kegagalan yang kocak. Dibintangi oleh Jirayu La-ongmanee, Pachara Chirathivat, dan Nattasha Nauljam, “SuckSeed” berhasil menggabungkan komedi dengan elemen musikal yang enerjik, membuatnya sangat digemari oleh penonton muda. Selain itu, film ini juga menyajikan pesan tentang persahabatan dan semangat pantang menyerah.

    6. May Who? (2015)

    “May Who?” mengisahkan tentang seorang gadis SMA bernama May yang memiliki kekuatan listrik setiap kali detak jantungnya meningkat. Ketika dia jatuh cinta pada seorang pria populer di sekolah, berbagai kejadian lucu pun terjadi. Dibintangi oleh Sutatta Udomsilp dan Thiti Mahayotaruk, film ini menawarkan humor yang unik dan cerita yang manis tentang cinta dan penerimaan diri.

    7. Brother of the Year (2018)

    Film ini mengisahkan hubungan kakak-adik antara Chut dan Jane yang penuh dengan kekonyolan. Ketika Jane mulai berkencan dengan pria idamannya, Chut harus belajar untuk melepaskan adiknya. Dibintangi oleh Sunny Suwanmethanont, Urassaya Sperbund, dan Nichkhun, dengan komedi yang berasal dari interaksi keluarga dan situasi sehari-hari, “Brother of the Year” menawarkan tontonan yang hangat dan menghibur. [aje]

  • Tertunda Keluar, Tim Relawan MER-C Tertahan di Rafah

    Tertunda Keluar, Tim Relawan MER-C Tertahan di Rafah

    Jakarta

    Tertunda keluar akibat serangan darat Israel pekan lalu, belasan anggota tim relawan Emergency Medical Team (EMT) MER-C Indonesia saat ini masih di Rafah, Gaza Selatan. Mereka semestinya bertukar masa dinas dengan tim MER-C berikutnya yang telah menunggu untuk masuk ke Gaza dari Kairo, Mesir.

    “Kami tidak bisa keluar dan tim dari Kairo juga belum bisa masuk,” ujar bidan dan perawat Ita Muswita yang bertugas di Rafah.

    “Sementara itu sejak pertama datang bulan lalu saya tugas di RS El Hilal El Mirati, tapi kini sudah zona merah. Jadi tak boleh masuk lagi ke sana. Di sana saya membantu persalinan dan juga korban luka,” paparnya.

    Tim Mer-C terdiri dari dokter spesialis bedah orthopedi, dokter layanan primer dan perawat. Tim MER-C bertugas bersama Tim EMT dari Mercy Malaysia membantu tenaga medis lokal memberikan pertolongan kepada para korban serangan.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Ditugaskan ke RS lain

    Para EMT MER-C kini diarahkan oleh badan kesehatan dunia WHO untuk bertugas di Rumah Sakit Al Kuwaiti. Selain di RS Kuwaiti, relawan EMT MER-C lainnya, yaitu dua perawat juga masih bertugas di klinik Tal Al-Sultan Primary Health Care Center.

    Sementara itu, RS An Najjar yang biasa menjadi lokasi tugas TIM EMT MER-C, saat ini juga sudah berhenti beroperasi.

    Tetap bekerja

    Sejauh ini tim MER-C masih dalam kondisi aman dan melanjutkan tugas layanan mereka. “Kami bisa bantu mereka sebelum border (perbatasan) dibuka. Doakan kami tetap istiqomah dalam tugas,” tutur Ita.

    Saat ini tersisa 12 relawan MER-C di Gaza. Hari pekan lalu, aktivitas medis relawan MER-C sempat dihentikan karena meningginya ketegangan di Rafah. Hal ini juga mengakibatkan pergerakan masuk dan keluar Gaza untuk semua Tim EMT di bawah koordinasi WHO teritunda, termasuk Tim EMT MER-C.

    (Sumber rilis MER-C, wawancara dengan para relawan MER-C di Rafah)

    Lihat Video ‘Jalanan Rafah Kosong Setelah Penduduk Gaza Tinggalkan Kota’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 49 Mayat Ditemukan di RS Al-Shifa Gaza yang Pernah Diserbu Israel

    49 Mayat Ditemukan di RS Al-Shifa Gaza yang Pernah Diserbu Israel

    Gaza City

    Para pekerja medis di Jalur Gaza menemukan sedikitnya 49 jenazah di kompleks Rumah Sakit Al-Shifa, yang pernah diserbu pasukan Israel beberapa waktu lalu. Temuan puluhan jenazah didapat pada area yang diyakini sebagai kuburan massal ketiga yang ditemukan di kompleks rumah sakit, beberapa bulan terakhir.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Kamis (9/5/2024), militer Israel telah berulang kali menargetkan RS Al-Shifa, yang merupakan rumah sakit terbesar di wilayah Jalur Gaza, dan fasilitas-fasilitas medis lainnya dalam perang melawan Hamas yang berkecamuk sejak Oktober tahun lalu.

    Tel Aviv menuduh Hamas memanfaatkan rumah sakit di Jalur Gaza sebagai pusat komando, dan lokasi penahanan para sandera yang diculik sejak tahun lalu. Tuduhan itu telah dibantah keras oleh Hamas.

    “Kuburan massal ketiga ditemukan di dalam rumah sakit ini,” ucap kepala unit gawat darurat RS Al-Shifa, Motassem Salah, saat berbicara kepada wartawan.

    Kantor media pemerintah Gaza mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa setidaknya 49 jenazah ditemukan dari kompleks RS Al-Shifa pada Rabu (8/5) waktu setempat.

    Dalam pernyataannya, kantor media pemerintah Gaza menuduh Israel telah melakukan “pembunuhan… di dalam dan di luar rumah sakit”. Tidak dijelaskan lebih lanjut kondisi jenazah-jenazah yang ditemukan.

    Militer Israel belum memberikan komentar atas temuan jenazah tersebut.

    Rekaman video AFP dari RS Al-Shifa menunjukkan setidaknya selusin jenazah dibungkus kantong jenazah berwarna hitam.

    Lihat Video ‘Israel Serang Rafah, Sejumlah Anak Terluka Dilarikan ke RS’:

    Salah yang berbicara kepada wartawan sambil berdiri di depan reruntuhan rumah sakit, mengatakan bahwa beberapa jenazah telah membusuk. RS Al-Shifa mengalami kehancuran akibat pertempuran sengit selama dua pekan pada Maret lalu.

    Temuan jenazah di kompleks RS Al-Shifa ini bukan yang pertama kalinya. Bulan lalu, sekitar 30 jenazah didapati terkubur di dua area kuburan massal lainnya yang ditemukan di halaman rumah sakit.

    Setelah pasukan Israel menyerbu RS Al-Shifa pada Maret lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut rumah sakit itu telah menjadi abu, meninggalkan “cangkang kosong” dengan banyak mayat.

    Pasukan Israel bertempur melawan militan Palestina di rumah sakit tersebut, bahkan saat banyak pasien terjebak di sana. Militer Israel sebelumnya mengklaim 200 militan tewas dan ratusan militan ditahan, sedangkan otoritas Pertahanan Sipil Gaza melaporkan sedikitnya ada “300 martir” dalam pertempuran dua minggu itu.

    Pada Rabu (8/5) waktu setempat, kantor media pemerintah Gaza mengatakan bahwa para petugas medis terus menemukan mayat-mayat di kompleks rumah sakit.

    Sejauh ini, menurut kantor media pemerintah Gaza, total 520 jenazah ditemukan dari “tujuh kuburan massal” yang ditemukan di tiga rumah sakit berbeda di Jalur Gaza dalam beberapa pekan terakhir.

    Lihat Video ‘Israel Serang Rafah, Sejumlah Anak Terluka Dilarikan ke RS’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 49 Mayat Ditemukan di RS Al-Shifa Gaza yang Pernah Diserbu Israel

    Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

    Gaza City

    Seorang dokter bedah ternama asal Gaza dilaporkan meninggal dunia saat ditahan di penjara Israel. Kelompok advokasi Palestina yang melaporkan kematian sang dokter, mencurigai dokter Palestina itu disiksa selama dalam penahanan Israel.

    Seperti dilansir AFP, Jumat (3/5/2024), dokter Palestina bernama Adnan Ahmed Atoiya al-Barsh yang berusia 50 tahun itu merupakan seorang dokter bedah ternama dan menjabat kepala ortopedi pada Rumah Sakit Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Jalur Gaza.

    Dia ditangkap bersama sekelompok dokter lainnya pada Desember tahun lalu, saat berada di Rumah Sakit Al-Awda yang terletak dekat kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza bagian utara.

    Kematian dokter Barsh dilaporkan oleh dua kelompok advokasi Palestina, Komite Urusan Tahanan Palestina dan Klub Tahanan Palestina, yang merilis pernyataan bersama pada Kamis (2/5) waktu setempat.

    Disebutkan kedua kelompok itu bahwa dokter Barsh meninggal bulan lalu di dalam penjara Ofer yang dikelola Israel di wilayah Tepi Barat.

    Saat ditanya AFP soal laporan kematian dalam tahanan, militer Israel menjawab: “Kami saat ini tidak mengetahui adanya insiden seperti itu.”

    Menurut kedua kelompok advokasi Palestina tersebut, yang mengutip otoritas Palestina, dokter Barsh meninggal dunia pada 19 April lalu. “Jenazahnya masih ditahan,” sebut kedua kelompok tersebut.

    Dalam pernyataannya, kedua kelompok advokasi Palestina itu juga menyebut bahwa seorang tahanan lainnya dari Gaza yang bernama Ismail Abdel Bari Rajab Khadir, yang berusia 31 tahun, juga tewas dalam tahanan Israel.

    Lihat Video ‘PBB: 72 Persen Perumahan di Gaza Telah Hancur’:

    Namun jenazah Khadir telah dikembalikan ke Gaza pada Kamis (2/5) waktu setempat, sebagai bagian dari pemulangan rutin para tahanan oleh militer Israel melalui perlintasan perbatasan Kerem Shalom.

    Lebih lanjut disebutkan oleh kedua kelompok advokasi Palestina tersebut bahwa bukti-bukti menunjukkan dokter Barsh dan Khadir meninggal “akibat penyiksaan”.

    Kedua kelompok itu menyebut kematian dokter Barsh sebagai “bagian dari penargetan sistematis terhadap dokter dan sistem kesehatan di Gaza”.

    Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikuasai Hamas, menyebut kematian dokter Barsh sebagai “pembunuhan”.

    Disebutkan oleh Kementerian Kesehatan Gaza bahwa kematian dokter Barsh menambah jumlah tenaga medis yang terbunuh di Jalur Gaza menjadi 492 orang sejak perang berkecamuk hampir tujuh bulan lalu.

    Menurut dua kelompok advokasi Palestina itu, kematian terbaru ini menjadikan jumlah kematian dalam tahanan Israel menjadi 18 orang sejak perang dimulai pada Oktober tahun lalu.

    Operasi militer Israel yang dilakukan tanpa henti banyak melanda rumah-rumah sakit di Jalur Gaza hingga memicu kerusakan parah. Fasilitas medis dilindungi berdasarkan hukum kemanusiaan internasional, namun militer Israel menuduh Hamas menjadikan rumah sakit sebagai markas operasi mereka. Tuduhan itu telah dibantah oleh Hamas, yang menguasai Jalur Gaza.

    Rumah Sakit Al-Shifa, yang menjadi tempat dokter Barsh sebelum ditahan Israel, telah hancur menjadi puing-puing akibat operasi militer Israel berulang kali. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkan rumah sakit terbesar di Jalur Gaza itu bagaikan “cangkang kosong”.

    Lihat Video ‘PBB: 72 Persen Perumahan di Gaza Telah Hancur’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Cerita Dokter Amerika Tak Bisa Melupakan Kengerian di Gaza

    Cerita Dokter Amerika Tak Bisa Melupakan Kengerian di Gaza

    Jakarta

    Sam Attar mengaku bahwa dia meninggalkan sebagian jiwanya di Gaza. Bagian dari dirinya yang melihat begitu banyak penderitaan dan tidak bisa dia lupakan.

    Sudah tiga minggu Attar pulang ke Chicago, AS, usai memberikan bantuan kesehatan sebagai dokter di Gaza. Tapi, dia merasa seperti baru terjadi kemarin.

    Waktu terus berputar tapi wajah-wajah dari Gaza terus membayanginya.

    Salah satu wajah yang tidak dia lupakan adalah Jenna, seorang gadis kecil yang terbaring lemah, terlihat pucat pasi di ranjang rumah sakit. Ibu Jenna menunjukkan kepada Sam sebuah video pada ponselnya yang merekam ulang tahun terakhir sang bocah.

    Itu adalah hari-hari bahagia Jenna sebelum malapetaka terjadi.

    Peringatan: Artikel ini berisi detail dan gambar yang mungkin mengganggu sebagian pembaca.

    Sam juga masih mengingat jelas seorang ibu lain yang kehilangan putranya yang masih berusia 10 tahun.

    Lalu ada pria berusia 50-an tahun di sebuah sudut ruangan. Kedua kakinya telah diamputasi.

    “Dia kehilangan anak-anaknya, cucu-cucunya, rumahnya,” kenang Sam.

    “Dan dia sendirian di sudut rumah sakit yang gelap ini, belatung keluar dari luka-lukanya dan dia berteriak: ‘Cacing-cacing itu memakanku hidup-hidup, tolong bantu aku.’ Itu hanya satu saja dari Saya tidak tahu, saya berhenti menghitung.”

    “Tapi itulah orang-orang yang masih saya pikirkan karena mereka masih di sana.”

    Sam adalah pria sensitif yang berusia 40-an. Kedua orang tuanya berprofesi sebagai dokter. Sam lahir dan besar di Chicago dan bekerja sebagai ahli bedah di rumah sakit Northwestern.

    Selama memberikan pertolongan di Gaza, dia membuat video harian dan merekam pengalamannya.

    Selama dua minggu pada Maret dan April atas nama LSM Palestinian American Bridge ia bekerja di rumah sakit Gaza yang sangat kekurangan segalanya kecuali pasien yang terluka parah.

    Pada hari dia memasuki Gaza kali ini, dia langsung dihadapkan pada krisis kelaparan.

    “Kami hanya dikerumuni orang yang menggedor-gedor mobil, ada yang mencoba melompat ke atas mobil. Mereka tidak berhenti karena jika berhenti maka orang-orang akan melompat ke dalam mobil. Mereka tidak mencoba untuk menyakiti kami. Mereka hanya meminta makanan.”

    ReutersSebagian besar wilayah Gaza hancur dan sangat sedikit bantuan yang mencapai wilayah utara.

    Sam menceritakan pengalamannya dengan tenang, seperti yang mungkin Anda harapkan dari seorang pria yang terlatih untuk membuat pasien merasa nyaman.

    Sam berkata, setiap hari ada tekanan tanpa henti untuk melakukan triase, memutuskan siapa yang bisa diselamatkan, siapa yang tidak.

    Sam mengenang saat pasien terbaring di lantai rumah sakit dikelilingi oleh darah dan perban yang terlepas, udara dipenuhi tangisan kesakitan dan kerabat yang berduka.

    Tidak ada yang bisa menghapus kengerian seperti itu – sekalipun seorang dokter yang sangat terlatih dengan pengalaman di zona perang seperti Ukraina, Suriah dan Irak.

    “Saya masih memikirkan semua pasien yang saya rawat,” katanya,

    “Semua dokter yang masih ada di sana. Ada sedikit rasa bersalah dan malu saat keluar karena masih banyak yang harus dilakukan. Kebutuhannya sangat besar. Dan Anda menjauh dari orang-orang yang masih ada dan masih menderita.”

    Perjalanan terakhirnya yang ketiga ke Gaza sejak perang dimulai membawanya bergabung dengan tim medis internasional pertama yang ditempatkan di sebuah rumah sakit di Gaza utara di mana malnutrisi berada pada tingkat paling akut.

    Misi tersebut diselenggarakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang telah memperingatkan akan terjadinya kelaparan.

    Sekitar 30% anak-anak di bawah usia dua tahun dilaporkan mengalami kekurangan gizi akut, dan 70% penduduk di Gaza utara menghadapi apa yang disebut PBB sebagai “bencana kelaparan”.

    Baca juga:

    Bulan lalu ketua Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, menuduh Israel berpotensi melakukan kejahatan perang karena krisis pangan di Gaza.

    “Besarnya pembatasan yang dilakukan Israel terhadap masuknya bantuan ke Gaza, serta cara mereka terus melakukan peperangan, mungkin sama saja dengan menggunakan kelaparan sebagai metode perang,” katanya.

    Israel menyangkal hal ini dan menyalahkan PBB serta badan-badan bantuan atas lambatnya atau tidak memadainya pengiriman bantuan.

    Pemerintah Israel mengatakan perhitungan PBB mengenai kelaparan didasarkan pada “berbagai kelemahan faktual dan metodologi, beberapa di antaranya serius.”

    Pemerintah Israel juga mengeklami telah menelusuri laporan media bahwa pasar makanan di Gaza, termasuk wilayah utara, memiliki persediaan yang melimpah.

    “Kami langsung menolak tuduhan apa pun yang menyatakan bahwa Israel sengaja membuat penduduk sipil di Gaza kelaparan,” kata sebuah pernyataan dari COGAT Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah tersebut.

    Sam Attar mengenang seorang perempuan berusia 32 tahun yang menderita gizi buruk. Dia mengalami itu bersama dengan putranya, ibu dan ayahnya.

    Dia menjalani CPR upaya untuk memacu jantungnya yang berhenti tetapi tidak dapat diselamatkan.

    “Saya harus menyebut itu,” kata Sam. Ibu muda itu terbaring di bangku, lengan kirinya menjuntai ke lantai, mata menatap ke atas pada saat kematiannya.

    Di seberang ruangan, seorang perawat menghibur ibu dari perempuan itu yang menangis.

    Lalu ada seorang anak perempuan kecil, Jenna Ayyad, berusia tujuh tahun.

    Kondisi kesehatannya seperti “hanya tinggal kerangka dan tulang”. Ibunya berharap untuk pergi ke selatan di mana tersedia fasilitas medis yang lebih baik.

    Jenna mengalami trauma akibat perang dan terlihat sangat kekurangan gizi. Dia menderita fibrosis kistik, yang membuat pencernaannya lebih sulit.

    Kondisinya diperburuk oleh perang dan dia juga menderita trauma.

    Dalam rekaman yang diambil oleh juru kamera BBC, pandangan Jenna tampak kosong dan kini hanya berbicara kepada ibunya.

    “Apa yang bisa saya lakukan? Dia tidak bisa diobati,” kata Nisma Ayyad.

    “Kondisi mentalnya sangat sulit. Dia tidak berbicara sama sekali setiap ada orang yang berbicara dengannya. Situasinya buruk, dan sebagai seorang ibu, saya tidak dapat melakukan apa pun.”

    Dr Attar mengatakan bahwa saat timnya bersiap untuk kembali ke Gaza selatan, ibu Jenna mendekatinya.

    “Ibu Jenna mendatangi saya dan berkata, ‘Saya pikir kami akan ikut bersamamu apa yang terjadi? Mengapa kamu pergi dan kami tetap di sini?”

    Sam harus menjelaskan bahwa konvoi ke selatan hanya disetujui untuk pengiriman bahan bakar dan makanan, bukan untuk membawa pasien.

    Namun sebelum berangkat Sam dan rekan-rekannya mengisi surat-surat yang diperlukan untuk memindahkan Jenna. Prosesnya akan memakan waktu berhari-hari tetapi mereka akan memastikan dokumennya sampai ke kantor yang tepat.

    Ketika Sam pergi untuk berbicara dengan ibu Jenna, ibu-ibu lain memperhatikan.

    “Ruangannya terbuka dan digunakan bersama, mungkin ada 10 pasien dalam satu ruangan. Jadi ketika semua ibu lain melihat saya berbicara dengannya, mereka semua mengerumuni saya.”

    Jenna dipindahkan dan sekarang dirawat di rumah sakit Korps Medis Internasional dekat Rafah.

    Menurut perkiraan PBB bulan lalu, mayoritas korban tewas dalam perang tersebut adalah perempuan dan anak-anak: 13.000 anak-anak, 9.000 perempuan.

    Perang kini memasuki bulan ketujuh.

    Negosiasi untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera terhenti.

    Setiap siang dan malam, korban luka dan kekurangan gizi tiba di beberapa rumah sakit yang masih berfungsi.

    WHO mengatakan hanya 10 dari 36 rumah sakit di Gaza yang masih berfungsi.

    Bepergian di Gaza bisa sangat berbahaya bagi pekerja kemanusiaan. Seperti kematian tujuh pekerja kemanusiaan, termasuk tiga warga Inggris, ketika militer Israel menyerang konvoi mereka dengan serangan rudal pada tanggal 1 April.

    Sam juga menggambarkan antrean berjam-jam di pos pemeriksaan Israel.

    “Kami sering menunggu satu hingga empat jam tergantung berapa lama waktu yang dibutuhkan Israel untuk menyetujui jalur tersebut karena mereka sedang melakukan operasi militer.”

    Dokter berwarga negara AS ini berharap adanya upaya terpadu untuk memberikan lebih banyak bantuan ke wilayah utara Gaza.

    “Wilayah utara memerlukan lebih banyak akses, lebih banyak makanan, lebih banyak bahan bakar, lebih banyak air, jalan-jalan perlu dibuka Dan ada begitu banyak pasien yang perlu dievakuasi dari utara ke selatan dan masalahnya wilayah selatan juga sibuk. Maksud saya, rumah sakit di sini meledak.”

    Sam mengaku akan kembali. Segera, demikian harapannya.

    Ada ikatan persahabatan yang memanggilnya untuk kembali ke Gaza.

    Paramedis Nabil, yang Sam lihat setiap hari, membawa korban luka untuk berobat, hingga akhirnya dia sendiri menjadi korban dan harus ditarik dari reruntuhan oleh rekan-rekannya. Dia masih hidup tetapi tidak akan bisa meninggalkan Gaza.

    Lalu ada seorang dokter yang putrinya terbunuh namun dia bermurah hati untuk menghibur seorang ibu yang putranya masih balita menderita cedera otak akibat pecahan bom.

    Dan, ada pasien dan keluarga mereka yang melihat dokter, perawat dan paramedis bukan hanya mencari kemungkinan bantuan kesehatan praktis, namun juga sorotan kesopanan manusia di tempat yang penuh teror dan kerusakan.

    Mereka adalah orang-orang yang ada dalam benak Sam Attar. Mereka semua.

    Laporan tambahan oleh Alice Doyard, Annie Duncanson, Haneen Abdeen, dan Nik Millard

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ada Banyak Jasad di RS Gaza, PBB Serukan Penyelidikan Internasional

    Ada Banyak Jasad di RS Gaza, PBB Serukan Penyelidikan Internasional

    Jakarta

    Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan penyelidikan internasional terhadap laporan adanya kuburan massal di dua rumah sakit Gaza yang hancur saat pengepungan Israel. PBB mengatakan bahwa kejahatan perang mungkin telah dilakukan.

    Kantor hak asasi manusia PBB mengatakan mereka “ngeri” dengan hancurnya rumah sakit terbesar di Gaza, Al-Shifa di Kota Gaza, dan rumah sakit terbesar kedua, Kompleks Medis Nasser di Khan Yunis.

    Pada hari Senin (22/4), badan Pertahanan Sipil wilayah Palestina mengatakan para petugas kesehatan telah menemukan lebih dari 200 jasad yang dikuburkan di rumah sakit Nasser, yang dikepung oleh pasukan Israel bulan lalu.

    Sebelumnya pada awal April lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Al-Shifa telah dihancurkan dalam pengepungan Israel, meninggalkan “cangkang kosong” yang berisi banyak mayat.

    Kantor hak asasi manusia PBB pada hari Selasa (23/4) menuntut “penyelidikan independen, efektif dan transparan atas kematian tersebut”.

    “Mengingat iklim impunitas yang ada, hal ini harus melibatkan penyelidik internasional,” kata ketua hak asasi manusia PBB Volker Turk dalam sebuah pernyataan.

    Rumah sakit, yang dilindungi hukum internasional, telah berulang kali menjadi sasaran pemboman Israel selama lebih dari enam bulan perang di Gaza.

    “Rumah sakit berhak mendapatkan perlindungan yang sangat khusus berdasarkan hukum kemanusiaan internasional,” kata Turk.

    Dia mengatakan bahwa pembunuhan yang disengaja terhadap warga sipil, tahanan, dan lainnya adalah kejahatan perang.”

    Kantor hak asasi manusia PBB mengatakan mereka tidak memiliki akses terhadap informasi independen mengenai apa yang terjadi di kedua rumah sakit di Gaza tersebut.

    Namun juru bicara kantor hak asasi manusia PBB, Ravina Shamdasani mengatakan bahwa upaya sedang dilakukan untuk menguatkan laporan dan rincian yang diberikan oleh otoritas Gaza.

    Laporan terbaru menyebutkan bahwa 283 jenazah ditemukan dari rumah sakit Nasser, termasuk 42 jenazah yang telah diidentifikasi.

    “Korban dilaporkan terkubur jauh di dalam tanah dan ditutupi sampah,” kata Shamdasani kepada wartawan di Jenewa, Swiss.

    Orang-orang lanjut usia, perempuan dan orang-orang yang terluka dilaporkan termasuk di antara korban tewas, katanya.

    Yang lainnya diduga “ditemukan dengan tangan terikat dan pakaiannya dilucuti”.

    Sedangkan untuk Al-Shifa, militer Israel mengatakan sekitar 200 warga Palestina tewas dalam operasi militernya di rumah sakit tersebut.

    Shamdasani menunjuk pada laporan yang menunjukkan bahwa jumlah korban jiwa ini “mungkin terlalu rendah”.

    Sekitar 30 jenazah dilaporkan ditemukan terkubur di dua kuburan di halaman RS Al-Shifa.

    “Dan ada laporan bahwa tangan beberapa jenazah tersebut juga diikat,” kata Shamdasani.

    Sejauh ini, katanya, PBB “tidak dapat mengkonfirmasi angka pasti” jumlah korban tewas di kedua rumah sakit tersebut, dan menggarisbawahi: “Inilah sebabnya kami menekankan perlunya penyelidikan internasional”.

    “Jelas ada banyak mayat yang ditemukan,” ujarnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pj Wali Kota Mojokerto Ajak Masyarakat Kurangi Sampah 

    Pj Wali Kota Mojokerto Ajak Masyarakat Kurangi Sampah 

    Mojokerto (beritajatim.com) – Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro mengajak seluruh masyarakat mengurangi sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) melalui berbagai upaya sederhana. Seperti memisahkan sampah sesuai jenisnya, mengelola sampah organik dan anorganik, serta melakukan reduce, reuse, dan recycle.

    Hal tersebut disampaikan jelang peringatan Hari Bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April. Hari Bumi dinilai menjadi pengingat untuk terus meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap bumi sebagai tempat tinggal kita, salah satunya dengan mengurangi sampah. Pasalnya, sektor limbah dan sampah merupakan salah satu sumber penghasil gas rumah kaca.

    Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global dan berakibat pada perubahan iklim. Menurut World Health Organization (WHO), dunia menghasilkan sampah sekitar 2 miliar ton per tahun. Sebagian besar dari jumlah tersebut tidak didaur ulang yang kemudian menyebabkan kerusakan lingkungan.

    Tidak hanya itu, timbunan sampah padat yang tidak didaur ulang juga menyebabkan emisi karbon yang besar. Pada tahun 2050, jumlah sampah secara global diperkirakan akan meningkat mencapai 3,4 miliar ton. Sampah sebanyak itu akan menghasilkan gas rumah kaca berbahaya yang berkontribusi pada perubahan iklim.

    “Kita punya bank sampah, serta program budidaya maggot. Mari kita optimalkan itu sebagai upaya mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA. Guna optimalisasi Bank Sampah, Pemkot Mojokerto juga mensinergikan dengan program Bapak Samerto (Bayar Pajak Pakai Sampah di Kota Mojokerto),” ungkapnya, Minggu (21/4/2024).

    Program Bapak Samerto yang kini telah ditransformasikan berbasis digital dengan inovasi Bajak Sambal Terasi  (Bayar Pajak pakai Sampah Langsung Terintegrasi). Selain bank sampah, upaya pengurangan timbunan sampah juga dilakukan dengan menerapkan budidaya maggot. Inovasi ini cukup efektif untuk menekan produksi sampah jenis organik di skala rumah tangga.

    Dimana sampah basah dapat digunakan untuk pakannya maggot. Seperti nasi sisa kemarin, sayur sisa kemarin, kulit buah-buahan, dan lain sebagainya. Maggot ini juga bisa menghasilkan uang karena bernilai ekonomi. Maggot bisa digunakan untuk pakan ikan dan unggas menggantikan pelet yang merupakan produksi pabrikan.

    Dengan adanya maggot yang dibudidaya sebagai pakan ikan seperti lele, biaya produksi juga dapat menurun. Sehingga keuntungan menjual lele yang telah dibudidaya akan lebih besar, karena biaya membeli pakan menurun namun harga jualnya tetap.

    “Skema untuk mengurangi sampah sudah kita buat sedemian rupa, jika kesadaran masyarkat akan kebersihan dan pengelolaan sampah sudah baik, tentu nantinya volume sampah akan bisa berkurang dengan sendirinya,” tegasnya. [tin/suf]