NGO: WHO

  • Pencipta Alat Mata-Mata Israel Dikuasai Amerika

    Pencipta Alat Mata-Mata Israel Dikuasai Amerika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan pencipta alat mata-mata Israel, Paragon, diakuisisi oleh investor Amerika Serikat dalam transaksi senilai US$ 500 juta (Rp 8 triliun).

    Reuters, mengutip Haaretz, melaporkan bahwa NSO Group diakuisisi oleh AE Industrial Partners, yaitu perusahaan investasi yang fokus di industri keamanan, dirgantara, dan layanan industrial. Kesepakatan akuisisi ditandatangani pada 13 Desember 2024.

    Paragon adalah perusahaan yang didirikan pada 2019 oleh sekelompok mantan perwira intelijen Israel dan didukung oleh mantan perdana menteri Israel, Ehud Barak. Perusahaan ini mengklaim mengembangkan “perangkat, sumber daya manusia, dan pengetahuan untuk mendisrupsi ancaman yang tak terlacak” dengan berpegang teguh terhadap etika.

    Berdasarkan laporan lain, nilai kesepakatan akuisisi bisa menggelembung menjadi lebih dari US$ 900 juta (Rp 14,1 triliun). AE Industrial Partners dikabarkan berencana menggabungkan Paragon dengan Red Lattice, perusahaan keamanan siber AS.

    Media Israel melaporkan bahwa kesepakatan akuisisi telah direstui oleh pemerintah AS dan Israel.

    Paragon adalah pesaing utama dari NSO Group, perusahaan yang menciptakan spyware mata-mata Pegasus yang digunakan untuk membobol iPhone pejabat pemerintahan di seluruh dunia.

    Economic Times menyebutkan jika Pegasus sebagai Spyware terkuat yang pernah ada dan bisa masuk ke dalam ponsel baik Android serta iOS.

    Spyware adalah program yang dirancang untuk menembus pertahanan keamanan di HP lewat “pintu belakang”. HP yang terinfeksi Spyware bakal mengirim informasi tentang aktivitas pemilik HP ke pihak ketiga.

    Pegasus mampu mengeksplorasi bug yang belum ditemukan pada sistem operasi terkait. Jadi meski sudah menggunakan tambalan keamanan, keamanan ponsel masih bisa dijebol.

    Keberadaan Pegasus pertama kali dilaporkan oleh 2016 oleh The Citizen Lab, organisasi keamanan siber asal Kanada. Spyware berhasil masuk ke dalam HP milik aktivis hak asasi manusia bernama Ahmed Mansoor. Pada September 2018, organisasi yang sama melaporkan 25 negara sudah terinfeksi Pegasus.

    Kabarnya infeksi tersebut menggunakan teknik spear fishing melalui pesan teks atau email dengan link berbahaya. Tahun 2019, Pegasus dilaporkan menyusup ke WhatsApp dan bisa menghapus riwayat panggilan tidak terjawab.

    Pada tahun yang sama, WhatsApp mengumumkan Pegasus berhasil mengeksploitasi bug di dalam aplikasi. Dalam kejadian itu, ada 1.400 HP Android dan IOS yang menjadi korban.

    iMessage juga jadi aplikasi yang berhasil dimasuki Pegasus. Yakni dengan memasangnya melalui pemancar dan penerima radio di dekat korban. Kasus peretasan itu sempat mencuat saat HP pemilik Amazon, Jeff Bezos kena retas dan terkait kematian jurnalis Kamal Khashoggi pada 2018.

    Bukan hanya itu, sebuah investigasi oleh 17 organisasi media yang dipimpin Forbiden Stories menyebutkan ada 50 ribu nomor telepon jadi target Pegasus. Sejumlah tokoh juga jadi sasaran yakni Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Irak Barham Salih, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa hingga pimpinan WHO Tedros Ghebreyesus

    Tahun lalu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menandatangani peraturan presiden yang melarang penggunaan spyware. Pada 2021, Reuters melaporkan paling tidak ada 9 pegawai Departemen Luar Negeri AS yang menjadi target spyware NSO.

    NSO kemudian dimasukkan ke dalam daftar hitam perusahaan di Departemen Perdagangan AS karena bisnisnya dituduh terkait dengan aktivitas mengincar aktivitas masyarakat sipil dan jurnalis.

    Di sisi lain, Paragon tahun ini menandatangani kontrak senilai US$ 2 juta dengan badan imigrasi AS. Dalam websitenya, Paragon menyatakan bekerja dengan batasan moral sehingga hanya menargetkan percakapan di aplikasi pesan dan hanya mau bekerja dengan entitas yang memenuhi standar demokrasi,

    (dem/dem)

  • WHO Berhasil Beri Bantuan RS di Gaza, Ungkap Kondisi Mengerikan

    WHO Berhasil Beri Bantuan RS di Gaza, Ungkap Kondisi Mengerikan

    Jakarta

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa tim kemanusiaan akhirnya mencapai satu-satunya rumah sakit (RS) yang berfungsi di Gaza utara pada akhir pekan untuk mengirimkan bahan bakar, makanan, dan obat-obatan. Tim WHO pun menemukan kondisi yang mengerikan dari RS tersebut.

    Dilansir AFP, Senin (16/12/2024), Rumah Sakit Kamal Adwan terletak di Beit Lahia, sebuah kota di pusat operasi militer Israel yang intens yang bertujuan untuk mencegah Hamas berkumpul kembali di Gaza utara.

    Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada X bahwa setelah beberapa kali upaya, badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mitranya mencapai fasilitas tersebut “dua hari lalu, di tengah permusuhan dan ledakan di sekitar rumah sakit selama misi tersebut”.

    Tim tersebut, katanya, telah “mengantarkan 5.000 liter bahan bakar, makanan, dan obat-obatan, serta memindahkan tiga pasien dan enam pendamping ke Al-Shifa”, rumah sakit utama di wilayah Palestina.

    Kamal Adwan adalah salah satu fasilitas medis terakhir yang beroperasi di wilayah utara yang dilanda perang, dengan peringatan WHO awal bulan ini bahwa fasilitas tersebut beroperasi pada tingkat “minimum”.

    Badan tersebut mengatakan upaya untuk mengirimkan pasokan yang sangat dibutuhkan telah berulang kali terhambat.

    Awal bulan ini, dikatakan bahwa sebuah misi telah tiba di rumah sakit pada tanggal 30 November setelah berminggu-minggu upaya yang gagal, membawa bantuan dan tim darurat internasional, termasuk ahli bedah dan spesialis lainnya.

    “Hal ini telah membuat rumah sakit tersebut tidak memiliki personel khusus untuk perawatan bedah dan perawatan ibu,” Tedros memperingatkan, seraya menambahkan bahwa serangan tersebut telah mengakibatkan kerusakan lebih lanjut pada fasilitas tersebut dan pasokan oksigen serta listriknya.

    “Kondisi di rumah sakit tersebut sungguh mengerikan,” katanya.

    “Kami mendesak perlindungan perawatan kesehatan dan agar neraka ini berakhir! Gencatan senjata!” ujarnya.

    Perang tersebut dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang mengakibatkan kematian 1.208 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP atas angka resmi Israel.

    Sejak itu, serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 45.000 orang di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut angka dari kementerian kesehatan wilayah yang dikuasai Hamas yang dianggap dapat diandalkan oleh PBB.

    Lihat juga Video: WHO Terkejut Lihat Kondisi RS Nasser Gaza

    (aik/aik)

  • Hari Diabetes Internasional: Diabetes Semakin Mengancam

    Hari Diabetes Internasional: Diabetes Semakin Mengancam

    JAKARTA – Hari ini serentak masyarakat bumi mengampanyekan kesadaran global terhadap diabetes melitus. Diabetes melitus masuk daftar penyakit paling mematikan di dunia, termasuk di Indonesia. 

    Peringatan Hari Diabetes sedunia pertama kali digaungkan oleh Federasi Diabetes Internasional (IDF) pada 1991. Tiap tahunnya, mereka yang fokus mengentaskan penyakit ini, menggelar diskusi. Topik yang dibahas adalah gaya hidup yang berimplikasi terhadap penyakit itu, serta topik yang beririsan dengan penyakit yang diakibatkan karena kekurangan insulin seperti obesitas.

    Peringatan Hari Diabetes internasional ini bertepatan dengan ulang tahun Frederick Banting. Dia bersama rekannya Charles Best dan John James Rickard Macleod, menemukan insulin pada 1922. 

    Ilustrasi (Pixabay)

    Tiap tahunnya pembahasan mengenai diabetes melitus difokuskan kepada topik-topik yang lebih spesifik. Tahun ini, IDF mengangkat tema Keluarga dan Diabetes karena pentingnya kesadaran terhadap diabetes dimulai dari keluarga. Peringatan itu turut menyuarakan peran keluarga dalam manajemen, perawatan, pencegahan, dan pendidikan diabetes, serta meningkatkan kesadaran dampak diabetes pada keluarga. 

    Penelitian IDF pada 2018 menemukan, sebagian besar orang tua memiliki anggota keluarga yang menderita diabetes. Namun empat dari lima orang tua yang mengalami penyakit itu dikhawatirkan mengenali tanda-tandanya. Oleh karenanya menurut temuan tersebut, perlu pendidikan dan kesadaran untuk membantu orang menemukan tanda-tanda peringatan diabetes sejak dini. 

    Penyakit diabetes patut menjadi perhatian publik karena data WHO menyatakan penyakit ini masuk dalam daftar penyakit paling mematikan di dunia. Diabetes –yang masuk ke daftar penyakit tak menular– jadi penyakit nomor 9 paling banyak menyebabkan kematian dengan perkiraan jumlah kematian 1,26 juta, persen kematiannya 2,2 per tahun.

    Apabila dibandingkan dengan penyakit menular, menurut data WHO yang dikaji Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI (2018), penyakit ini menjadi penyebab kematian paling banyak di dunia sebanyak 63,50 persen. 

    Ilustrasi (Pixabay)

    Secara global, diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes pada 2014, dibandingkan dengan 108 juta pada 1980. Prevalensi diabetes di dunia (dengan usia yang distandarisasi) telah meningkat hampir beberapa kali lipat sejak 1980, yang meningkat dari 4,7 persen menjadi 8,5 persen pada populasi orang dewasa.

    Sebagai bagian dari agenda untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB 2030, negara anggotanya telah menetapkan target untuk mengurangi angka kematian akibat penyakit tidak menular termasuk diabetes. Targetnya, menurunkan jumlah tersebut jadi sepertiganya, agar dapat mencapai Universal Health Coverage (UHC) dan menyediakan akses terhadap obat-obatan esensial yang terjangkau pada 2030. 

    Diabetes di Indonesia

    Di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi penyakit tidak menular termasuk diabetes menunjukan kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013. Pada 2013, prevalensi pengidap diabetes melitus tercatat sebesar 6,9 persen, lalu 2018 naik menjadi 8,5 persen. 

    Kemudian, hasil Riskesdas 2018 juga mencatat usia yang paling banyak menderita diabetes melitus berada pada rentang 55-64 tahun dan 65-74 tahun. Selain itu, penderita diabetes melitus di Indonesia lebih banyak berjenis kelamin perempuan (1,8 persen) daripada laki-laki (1,2 persen). 

    Apabila melihat dari kedaerahan, diabetes melitus tertinggi ada di DKI Jakarta dan terendah di NTT. Kemudian untuk daerah domisili lebih banyak penderita diabetes melitus yang berada di perkotaan (1,9 persen) dibandingkan dengan di perdesaan (1,0 persen).

    Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini berhubungan dengan pola hidup, antara lain merokok, konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan sayur.

    Proses pencegahan

    Untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit Diabetes, Kementerian Kesehatan sudah punya program sendiri. Namanya CERDIK.

    Cek kesehatan secara teratur untuk megendalikan berat badan agar tetap ideal dan tidak berisiko mudah sakit, periksa tensi darah, gula darah, dan kolesterol secara teratur.
    Enyahkan asap rokok dan jangan merokok.
    Rajin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, seperti berolah raga, berjalan kaki, membersihkan rumah. Upayakan dilakukan dengan baik, benar, teratur dan terukur.
    Diet yang seimbang dengan mengkonsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, konsumsi buah sayur minimal 5 porsi per hari, sedapat mungkin menekan konsumsi gula hingga maksimal 4 sendok makan atau 50 gram per hari, hindari makanan/minuman yang manis atau yang berkarbonasi.
    Istirahat yang cukup.
    Kelola stres dengan baik dan benar.

  • Segera Skrining Jika Temukan Gejala Awal, Demensia Bisa Dicegah atau Ditunda – Halaman all

    Segera Skrining Jika Temukan Gejala Awal, Demensia Bisa Dicegah atau Ditunda – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Prevalensi demensia di Indonesia diprediksi meningkat seiring pertumbuhan populasi lansia.

    Kondisi ini menjadikan masalah kesehatan ini menjadi mendesak.

    Penelitian menunjukkan bahwa risiko demensia dapat diminimalisasi melalui pendekatan preventif.

    Lancet Commission on Dementia Prevention, Intervention, and Care (2020), mengungkapkan bahwa 40 persen kasus demensia dapat dicegah atau ditunda dengan pengelolaan faktor risiko seperti hipertensi, obesitas, gaya hidup tidak aktif, dan kebiasaan tidak sehat lainnya.

    Namun, pemahaman masyarakat Indonesia tentang demensia, jenis-jenisnya, serta strategi pencegahannya masih sangat terbatas, mengakibatkan banyak pasien baru mendapatkan diagnosis setelah kondisi memburuk.

    Ada skrining yang bisa dilakukan dengan menggunakan metode AD-8 (INA).

    Skrining ini bermanfaat untuk deteksi dini dan menentukan rencana terapi yang tepat.

    Jika ditemukan gejala, skrining awalmemungkinkan orang dengan demensia (ODD) untuk memiliki peran aktif dalam mengambil keputusan terkait masa depannya, serta mendorong pendamping untuk menggali informasi lebih dalam mengenai demensia dan
    cara merawat ODD.

    Dalam sambutannya, Direktur Utama Prodia, Dr. Dewi Muliaty, M.Si., mengatakan pendampingan yang baik memerlukan pemahaman mendalam tentang kondisi ODD.

    Mulai dari kebutuhan fisik hingga emosional.

    Melalui edukasi yang tepat, keluarga dapat lebih percaya diri dalam menghadapi situasi sulit dan menciptakan lingkungan yang aman bagi ODD.

    Oleh karena itu, peran keluarga sebagai pendamping sangatlah penting untuk memberikan rasa aman sekaligus memastikan kebutuhan

    Dewi menambahkan bahwa, penurunan fungsi kognitif yang dialami oleh ODD dapat memicu berbagai risiko.

    Misalnya, ketidakmampuan mengingat jadwal minum obat dapat menyebabkan kesalahan atau overdosis obat.

    Selain itu, disorientasi seperti lupa arah pulang atau salah memperkirakan jarak dengan objek di sekitar sering kali terjadi, yang dapat membahayakan keselamatan mereka.

    “Kami merancang program Health Plan for Dementia untuk membantu pengelolaan kesehatan ODD secara komprehensif, meliputi skrining lanjutan, konsultasi dengan dokter umum dan dokter geriatri, konsultasi nutrisi, pemeriksaan laboratorium, serta sesi edukasi,” kata dr Dewi di Jakarta baru-baru ini.

    Pihaknya telah menginisiasi program 10.000 skrining gratis demensia sejak Juli 2024.

    Adapun orang yang berisiko terkena demensia adalah mereka lansia (usia 60 tahun ke atas), memiliki riwayat penyakit Alzheimer, Parkinson, atau gangguan vaskular serta memiliki gaya hidup tidak sehat.

    Mereka mengalami gejala lupa yang berlebihan, kesulitan berpikir dan menyelesaikan masalah, sulit berkomunikasi, perubahan suasana hati dan perilaku, hingga kehilangan minat dan motivasi.

    Demensia sebagai salah satu gangguan neurodegeneratif paling umum pada lanjut
    usia, telah menjadi perhatian global.

    Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO), terdapat sekitar 55 juta orang di dunia yang hidup dengan demensia, dan jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 78 juta pada tahun 2030. 

    Untuk mengurangi risiko demensia lakukan lima hal berikut ini.

    1. Menjaga kesehatan jantung

    2. Berolahraga atau beraktivitas fisik

    3. Konsumsi gizi seimbang

    4. Stimulasi otak, fisik, mental dan spiritual

    5. Bersosialiasasi dan beraktivitas positif

  • WHO Ungkap 1 dari 5 Orang Dewasa Kena Herpes Genital, Ini Dugaan Pemicunya

    WHO Ungkap 1 dari 5 Orang Dewasa Kena Herpes Genital, Ini Dugaan Pemicunya

    Jakarta

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap sekitar 846 juta orang berusia antara 15 dan 49 tahun hidup dengan infeksi herpes genital. Angka tersebut berarti 1 dari 5 orang di kelompok usia itu secara global terkena herpes genital.

    “Setidaknya 1 orang setiap detik, 42 juta orang setiap tahun diperkirakan tertular infeksi herpes genital baru,” tulis WHO dalam laporannya dikutip Senin (16/12/2024).

    Sering kali, infeksi ini tidak menimbulkan gejala atau hanya menimbulkan sedikit gejala. Namun, bagi sebagian orang, infeksi ini menyebabkan luka dan lepuh genital yang menyakitkan yang dapat kambuh sepanjang hidup, menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan dan sering kali memerlukan beberapa kali kunjungan perawatan kesehatan.

    Penulis penelitian tersebut, yang diterbitkan dalam jurnal Sexually Transmitted Infections, mengatakan bahwa perawatan dan vaksin baru diperlukan untuk mengurangi efek kesehatan yang merugikan dari virus herpes dan mengendalikan penyebarannya.

    “Meskipun sebagian besar orang yang terinfeksi herpes genital hanya mengalami sedikit gejala, dengan begitu banyak infeksi, herpes genital masih menyebabkan rasa sakit dan tekanan bagi jutaan orang di seluruh dunia dan telah membebani sistem kesehatan,” kata Dr Meg Doherty, Direktur Program Global HIV, Hepatitis, dan Infeksi Menular Seksual di WHO.

    Saat ini, belum ada obat untuk herpes, meskipun pengobatan dapat meredakan gejalanya. Selain luka, herpes genital juga terkadang dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk herpes neonatal, kondisi langka yang kemungkinan besar terjadi ketika seorang ibu tertular infeksi untuk pertama kalinya pada akhir kehamilan dan kemudian menularkan virus tersebut kepada bayinya saat melahirkan.

    Ada dua jenis virus herpes simpleks (HSV), yang dikenal sebagai HSV-1 dan HSV-2, yang keduanya dapat menyebabkan herpes genital. Menurut perkiraan, 520 juta orang pada tahun 2020 memiliki HSV-2 genital, yang ditularkan selama aktivitas seksual.

    Dari perspektif kesehatan masyarakat, HSV-2 genital lebih serius karena lebih mungkin menyebabkan wabah berulang, mencakup sekitar 90 persen episode simptomatik, dan dikaitkan dengan peningkatan risiko tiga kali lipat tertular HIV.

    Tidak seperti HSV-2, HSV-1 terutama menyebar selama masa kanak-kanak melalui air liur atau kontak kulit ke kulit di sekitar mulut untuk menyebabkan herpes oral, dengan luka dingin atau sariawan mulut sebagai gejala yang paling umum. Namun, pada mereka yang tidak pernah terinfeksi sebelumnya, HSV-1 dapat ditularkan melalui hubungan seksual untuk menyebabkan infeksi genital pada masa remaja atau dewasa.

    Sekitar 376 juta orang diperkirakan pernah mengalami infeksi HSV-1 genital pada tahun 2020. Dari jumlah tersebut, 50 juta diperkirakan juga mengidap HSV-2 karena kedua jenis tersebut dapat terjadi secara bersamaan.

    Meskipun tidak sepenuhnya efektif untuk menghentikan penyebarannya, penggunaan kondom yang benar dan konsisten mengurangi risiko penularan herpes. Orang dengan gejala aktif harus menghindari hubungan seksual dengan orang lain, karena herpes paling menular saat ada luka.

    WHO merekomendasikan agar orang dengan gejala herpes genital harus ditawarkan tes HIV dan jika perlu, profilaksis prapajanan untuk pencegahan HIV.

    (kna/kna)

  • Kasus Cacar Monyet di Afrika Tembus 65.000, Lebih dari 1.200 Mati

    Kasus Cacar Monyet di Afrika Tembus 65.000, Lebih dari 1.200 Mati

    ERA.id – Jumlah cacar monyet (Mpox) di Afrika sepanjang tahun ini telah melampaui 65.000 kasus, dengan kasus kematian mencapai lebih dari 1.200, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) Afrika.

    Sejak awal tahun ini, benua Afrika telah melaporkan 65.711 kasus Mpox, dengan 14.241 di antaranya merupakan kasus terkonfirmasi, dan 1.237 lebih kasus kematian, demikian disampaikan Direktur Jenderal CDC Afrika Jean Kaseya dalam konferensi pers daring pada Kamis (12/12/2024) malam waktu setempat.

    Selama pekan lalu saja, benua ini melaporkan 3.545 kasus baru, termasuk 467 kasus terkonfirmasi, dan 37 kasus kematian baru, menurut data dari badan kesehatan khusus Uni Afrika tersebut.

    CDC Afrika mengatakan enam negara Afrika, yaitu Gabon, Guinea, Afrika Selatan, Maroko, Zambia, dan Zimbabwe, telah beralih status dari penularan aktif ke tahap yang terkendali.

    Benua Afrika masih kehilangan warga karena wabah Mpox yang sedang merebak, yang sejauh ini telah berdampak pada 20 negara, kata Kaseya, seraya menyerukan upaya bersama untuk melawan wabah tersebut

    Pada pertengahan Agustus, CDC Afrika menyatakan wabah Mpox yang sedang merebak di Afrika sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Mengancam Keamanan Benua (Public Health Emergency of Continental Security/PHECS). Tak lama setelah itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan Mpox sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC), mengaktifkan peringatan global level tertinggi untuk mpox, kedua kalinya dalam dua tahun.

    Mpox pertama kali terdeteksi pada monyet laboratorium tahun 1958. Mpox merupakan penyakit virus langka yang biasanya menular melalui cairan tubuh, percikan cairan saluran pernapasan, dan benda yang terkontaminasi lainnya. Infeksi Mpox biasanya menyebabkan demam, ruam, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

  • Gempa Hari Ini Minggu 15 Desember 2024: Getarkan Tiga Wilayah Indonesia – Page 3

    Gempa Hari Ini Minggu 15 Desember 2024: Getarkan Tiga Wilayah Indonesia – Page 3

    Apa Itu Gempa Bumi?

    Untuk diketahui, gempa bumi adalah bencana alam yang bersifat merusak. Fenomena ini bisa terjadi setiap saat dan berlangsung dalam waktu singkat. Dan Indonesia termasuk wilayah rawan akan bencana gempa.

    Gempa bumi adalah bencana yang bisa menyebabkan kerugian nyawa dan materil.

    Menurut WHO, secara global gempa bumi menyebabkan 750 ribu kematian selama kurun 1998-2017. Lebih dari 125 juta orang terkena dampak gempa bumi selama periode ini.

    Tanggap Bencana Gempa Bumi

    Meski tak bisa dicegah, gempa bumi adalah bencana yang bisa dihadapi. Salah satu cara menghadapi gempa bumi adalah tanggap akan bencana gempa bumi.

    Contoh tanggap gempa bumi adalah mengetahui prosedur evakuasi dan mematuhi pedoman keselamatan ketika bencana ini datang.

    Menurut BNPB, gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api atau runtuhan batuan.

    Menurut BMKG, gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.

    Menurut WHO, gempa bumi adalah guncangan hebat dan tiba-tiba dari tanah, yang disebabkan oleh pergerakan antara lempeng tektonik di sepanjang garis patahan di kerak bumi.

    Gempa bumi dapat mengakibatkan goncangan tanah, likuifaksi tanah, tanah longsor, retakan, longsoran, kebakaran dan tsunami.

  • 8,2 Juta Anak Diperkirakan Miliki Kadar Timbal Melebihi Batas – Halaman all

    8,2 Juta Anak Diperkirakan Miliki Kadar Timbal Melebihi Batas – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) memperkirakan 8,2 juta anak Indonesia pada 2019 memiliki kadar timbal darah (KTD) di atas 5 mikrogram per desiliter (µg/dL).

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri merekomendasikan kadar timbal dalam darah (KTD) tidak melebihi 5 µg/dL untuk intervensi kesehatan masyarakat.

    Paparan timbal sendiri berdampak serius pada kesehatan.

    Terutama pada anak-anak, dengan risiko seperti anemia, gangguan sistem imun, menurunnya poin IQ serta gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. 

    Anak merupakan generasi penerus bangsa, upaya perlindungan terhadap anak-anak dari bahaya timbal perlu diinisiasi.

    Direktorat Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Anas Ma’ruf, MKM mengatakan Indonesia telah membahas dan menekankan pentingnya menghasilkan data berkualitas tinggi untuk membantu memahami paparan timbal dan beban kesehatan pada anak Indonesia.

    “Hal ini akan menjadi langkah awal yang penting menuju pencegahan paparan timbal yang efektif pada masa kanak-kanak bersamaan dengan pengurangan sumber timbal, penguatan sistem kesehatan, dan peningkatan kesadaran,” ungkap dr. Anas dari website resmi, Minggu (15/12/2024).

    Dengan dukungan teknis dari Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Vital Strategies, serta Yayasan Pure Earth Indonesia, Kemenkes merintis upaya untuk membangun sistem pengawasan timbal dalam darah anak di Indonesia dengan menyelenggarakan Surveilans Kadar Timbal Darah (SKTD) tahap pertama sebagai langkah awal.

    Sebelumnya, setidaknya telah dilakukan lebih dari 20 penelitian lokal di Indonesia terkait kadar timbal darah pada anak-anak. 

    Penelitian-penelitian ini memberikan wawasan dan menunjukkan pentingnya pemantauan paparan timbal pada anak-anak.

    Namun, banyak dari penelitian ini dilakukan di wilayah yang terbatas, sumber paparan timbal yang sebagian sudah diketahui dan dengan ukuran sampel yang juga terbatas. 

    Maka, diperlukan SKTD untuk melakukan pemantauan paparan timbal pada anak-anak dengan menggunakan sampel yang representatif di wilayah yang lebih luas dan menyelidiki potensi paparan timbal di rumah.

    Kegiatan Piloting SKTD tahap pertama yang dikoordinasikan oleh Kemenkes ini dijadwalkan pada Januari – Juli 2025 akan mencakup pemeriksaan darah untuk mengetahui KTD pada anak.

    Kegiatan kunjungan ke rumah untuk mengambil sampel berupa debu, tanah, air, dan barang sehari-hari untuk diukur kadar timbalnya.

    Epidemiolog Vital Strategies Edwin Siswono mengungkapkan mengetahui sumber timbal dan siapa yang paling rentan terhadap paparan adalah salah satu langkah awal untuk mengurangi paparan timbal. 

    Data yang dikumpulkan dari surveilans KTD ini akan menunjukkan sejauh mana kadar timbal pada anak-anak di Indonesia.

    “Data juga dapat dijadikan dasar untuk mengidentifikasi sumber utama timbal, serta untuk menyusun kebijakan dan program yang akan memperkuat kemampuan sistem kesehatan dalam melindungi anak-anak dari bahaya timbal,” ungkap Edwin.

    Direktur Yayasan Pure Earth Indonesia Budi Susilorini mengatakan penting bagi orang tua untuk tahu sejak dini apakah ada timbal dalam darah anak dan apa saja potensi sumbernya. 

    Orang tua bisa segera mengambil langkah untuk mencegah anak dari bahaya paparan timbal dan memastikan tumbuh kembangnya berjalan optimal.

    “Oleh karena itu, identifikasi sumber pencemar menjadi komponen penting dalam kegiatan ini dikarenakan dari hasil studi yang pernah dilakukan, termasuk di Indonesia, menunjukkan beragamnya sumber pencemar, bahkan dari produk yang kita gunakan sehari-hari,” pungkasnya. 

  • Sinopsis Drama Korea The Wonder Fools, Drakor Park Eun Bin dan Cha Eun Woo, Jadwal Tayang di Netflix

    Sinopsis Drama Korea The Wonder Fools, Drakor Park Eun Bin dan Cha Eun Woo, Jadwal Tayang di Netflix

    TRIBUNJATIM.COM – Berikut ini sinopsis drama Korea The Wonder Fools.

    Drakor ini dibintangi Park Eun Bin dan Cha Eun Woo.

    Kira-kira kapan akan tayang di Netflix?

    The Wonder Fools merupakan drama aksi, petualangan, fantasi karya sutradara Yu In Sik.

    K-drama tersebut diskenariokan penulis Heo Da Joong dan Kang Eun Kyung.

    Karakter utama di drama ini diperankan Park Eun Bin, Cha Eun Woo, Kim Hae Sook, Choi Dae Hoon.

    Park Eun Bin sebelumnya berperan di drama Extraordinary Attorney Woo, Castaway Diva, Hot Stove League.

    Cha Eun Woo kembali dengan The Wonder Fools setelah Wonderful World, A Good Day to Be a Dog, Island.

    Kim Hae Sook membintangi drama Who Is She, Mr Plankton, My Demon, Tomorrow, dan masih banyak lagi.

    Choi Dae Hoon tampil di drama The Judge from Hell, Captivating The King, Curtain Call, One Dollat Lawyer.

    Netflix menjadwalkan penayangan drama terbarunya pada tahun 2025.

    Selengkapnya, sinopsis The Wonder Fools dilansir dari AsianWiki.

    Sinopsis

    Kisahnya berlatar belakang tahun 1999.

    Beberapa orang saat itu mengira kiamat sudah dekat.

    Eun Chae Ni (Park Eun Bin) tinggal di Kota Haeseong. 

    Satu-satunya kerabatnya adalah neneknya Kim Jeon Bok (Kim Hae Sook), yang mengelola restoran terkenal di Haeseong. 

    Eun Chae Ni adalah orang yang tidak terduga dengan kepribadian yang ceria. 

    Suatu hari, ia terjebak dalam insiden tak terduga dan tiba-tiba memperoleh kekuatan supranatural. 

    Ketika ini terjadi, ia kebetulan bersama tetangganya Son Kyeong Hoon (Choi Dae Hoon) dan Kang Ro Bin (Im Sung Jae). 

    Mereka juga memperoleh kekuatan supranatural mereka sendiri, tetapi kekuatan supranatural mereka tidak sempurna.

    Sementara itu, Lee Woon Jeong (Cha Eun Woo) tiba di Kota Haeseong dari Seoul.

    Lee Woon Jeong telah bekerja sebagai pegawai negeri di balai kota setempat.

    Ia sangat ketat dalam menjaga prinsip-prinsipnya dan kurang memiliki keterampilan sosial dalam pekerjaannya. 

    Di luar balai kota, ia adalah orang yang sedikit misterius. 

    Woon Jeong menghadapi serangkaian kasus penghilangan paksa yang terjadi di Kota Haeseong bersama Eun Chae Ni. 

    Ha Won Do (Son Hyun Joo) tampak seperti orang yang berkepala dingin dan rasional, tetapi ia memiliki hasrat gelap di balik sifatnya itu. 

    Eun Chae Ni bersama Son Kyeong Hoon dan Kang Ro Bin, bertarung melawan penjahat yang mengancam kedamaian Kota Haeseong.

    Pemeran

    Park Eun Bin sebagai Eun Chae Ni

    Cha Eun Woo sebagai Lee Woon Jeong

    Kim Hae Sook sebagai Kim Jeon Bok

    Choi Dae Hoon sebagai Son Gyeong Hoon

    Im Sung Jae sebagai Kang Ro Bin

    Son Hyun Joo sebagai Ha Won Do

    Berita Artis dan Berita Jatim lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • 3 dari 4 Orang yang Akses ‘Hotline’ Bunuh Diri Lebih Pilih Curhat Lewat Teks

    3 dari 4 Orang yang Akses ‘Hotline’ Bunuh Diri Lebih Pilih Curhat Lewat Teks

    Jakarta

    Hanya 40 persen dari total puskesmas di Indonesia yang memiliki layanan kesehatan jiwa. Distribusinya juga relatif tidak merata, baru terpenuhi di banyak kota-kota besar.

    Padahal, kasus bunuh diri dalam kurun satu tahun terakhir meningkat. Mengacu data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 70 ribu kasus meninggal akibat bunuh diri dilaporkan setiap tahun. Sementara di Indonesia, tercatat sebanyak 1.350 kasus pada 2023, naik dari 826 laporan pada tahun sebelumnya.

    “Kasusnya bisa tiga kali lipat lebih banyak dari yang dilaporkan,” beber Direktur Jenderal Kesehatan Jiwa Kemenkes RI, Imran Pambudi, Jumat (13/12/2023).

    Lebih dari 13 persen yang mengalami depresi disebut Imran tidak mendapatkan pengobatan atau pelayanan kesehatan jiwa. Salah satu faktor terbesar pemicu depresi kini mulai terlihat berawal dari lingkungan terdekat, yang semula kerap dianggap sebagai faktor pendukung yakni keluarga.

    “Ini mulai sama seperti tren di China, banyak anak yang depresi dengan tuntutan pendidikan, hingga S1, S2, dan S3, tetapi akhirnya mereka memilih tidak bekerja, dan meminta uang dari orangtuanya, sebagai bentuk depresi, karena mereka berpikir sudah menuruti semua keinginan orangtua mereka,” tandas dia.

    Hal ini sejalan dengan temuan riset WHO Indonesia yang menunjukkan lebih dari 50 persen responden pada sebuah survei, mengaku lebih nyaman menceritakan masalah mental secara daring ke profesional, alih-alih keluarga terdekat.

    “Kita juga melihat data orang-orang yang mencoba melakukan bunuh diri, jadi dia sempat masuk rumah sakit ya Itu tahun 2018 sampai 2023 itu ada yang tercatat ada hampir 5.850 kasus. Nah kemudian dari situ setelah dirawat di rumah sakit, ada sekitar 230 orang meninggal. Sempat tiba di rumah sakit kemudian meninggal,” lanjut Imran.

    Layanan Hotline 119 ext 8 Diperbarui

    Rencananya, mulai akhir Desember 2024, Kemenkes RI akan meresmikan pelayanan pengaduan atau hotline pencegahan bunuh diri secara daring, demi memudahkan pendataan. Di tengah keterbatasan SDM, layanan 119 ext 8 yang sempat tidak bisa berjalan, kini bisa diakses secara online dengan mengunjungi website Healing 119.id.

    “Jadi dulu 119 extension 8 sempat ditutup, ditutupnya karena kita beralih platform, sekarang beralih platformnya ke yang digital,” tuturnya.

    “Tapi mungkin di daerah-daerah yang memang terbatas, kesulitan mengakses daring, kita masih pakai nomor tersebut,” kata dia.

    Peralihan tersebut juga didasari dengan banyaknya pengaduan yang memilih texting, alih-alih menelepon secara langsung. “3 dari 4 yang menghubungi layanan hotline, memilih menceritakan masalahnya secara teks,” kata dia.

    (naf/kna)