NGO: UNICEF

  • Gak Cuma Jualan, Jaga Lingkungan Jadi Komitmen Chery di Indonesia

    Gak Cuma Jualan, Jaga Lingkungan Jadi Komitmen Chery di Indonesia

    Jakarta

    PT Chery Sales Indonesia (CSI) menyadari keberlangsungan ekosistem lingkungan menjadi perhatian bersama. Demi mewujudkan lingkungan yang bersih dan berkesinambungan, Chery Sales Indonesia bersama Forum Purna Pejabat (FPP) Pemprov DKI Jakarta, berpartisipasi dalam penanaman pohon produktif di Waduk Karian, Pesantren La Tansa Lebak, Banten.

    Dalam siaran pers yang diterima detikOto, program kesetiakawanan sosial pelestarian lingkungan yang digagas FPP DKI Jakarta, merupakan bagian integral dari upaya kolaboratif dalam menjaga kelestarian alam. Inisiatif ini juga bertujuan untuk mewujudkan kemandirian ekonomi di Pondok Pesantren (Ponpes) La Tansa, yang lokasinya berdekatan dengan Waduk Karian.

    “Chery bersama FPP Pemprov DKI Jakarta dengan penuh semangat menginisiasi gerakan penghijauan melalui penanaman berbagai jenis pohon produktif serta pohon khas Jakarta yang ikonik, seperti Alpukat dan Cempedak yang kaya manfaat,” tutur Head of Brand Department PT Chery Sales Indonesia, Rifkie Setiawan.

    Rifkie menambahkan pemilihan jenis pohon produktif ini diharapkan juga memberikan nilai ekonomi jangka panjang bagi masyarakat Lebak dan sekitarnya.

    “Dengan demikian, program tersebut menciptakan sinergi yang harmonis antara pelestarian lingkungan dan pemberdayaan ekonomi lokal secara berkelanjutan,,” Rifkie menambahkan.

    Sebagai wujud komitmen terhadap mobilitas berkelanjutan dan kepedulian lingkungan, Chery melepas unit kendaraan terbaiknya yang didominasi kendaraan listrik (EV), antara lain Chery OMODA E5 dan Chery J6 yang tampil fenomenal di industri Otomotif Tanah Air. Acara pelepasan dilangsungkan di Balai Kota DKI Jakarta dan diresmikan oleh Asisten Pemerintahan Sekda Provinsi Jakarta, Sigit Wijatmoko.

    Demi mewujudkan lingkungan yang bersih dan berkesinambungan, Chery Sales Indonesia bersama Forum Purna Pejabat (FPP) Pemprov DKI Jakarta, berpartisipasi dalam penanaman pohon produktif di Waduk Karian, Pesantren La Tansa Lebak, Banten. Foto: dok. Chery Sales Indonesia

    Rombongan kemudian bergerak menuju Lebak, Banten, untuk melaksanakan serangkaian kegiatan meliputi penanaman sekitar 300 bibit pohon dan pelepasan 200 bibit ikan. Kegiatan ini menjadi simbolisasi sinergi dan dimulainya aglomerasi dalam upaya pelestarian lingkungan.

    Adapun kegiatan tersebut sejalan dengan visi keberlanjutan global Chery yang mengusung tema For Us For Future. Sebagai perusahaan otomotif yang terus berinovasi dalam menghadirkan kendaraan ramah lingkungan, Chery juga aktif dalam berbagai program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) di berbagai negara.

    Di tingkat global, Chery telah bekerja sama dengan UNICEF untuk peningkatan kesejahteraan anak-anak dan perlindungan lingkungan, terutama di negara-negara berkembang. Sementara di Indonesia, Chery terus memperkuat kontribusinya melalui berbagai program keberlanjutan, termasuk inisiatif bersama FPP Pemprov Jakarta. Diharapkan menjadi awal dari langkah-langkah besar dalam membangun lingkungan yang lebih baik untuk generasi mendatang.

    “Ini adalah wujud nyata dari komitmen Chery dalam mendukung ekosistem berkelanjutan. Tidak hanya melalui teknologi kendaraan ramah lingkungan, melainkan juga melalui aksi nyata dalam pelestarian alam,” tutup Rifkie.

    (lth/rgr)

  • Top 3 Tekno: Penampakan Poco X7 hingga Komdigi Siap Lindungi Anak di Ruang Digital – Page 3

    Top 3 Tekno: Penampakan Poco X7 hingga Komdigi Siap Lindungi Anak di Ruang Digital – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Artikel yang membahas soal penampakan Poco X7 menjadi salah satu artikel terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com pada, Sabtu (15/2/2025), kemarin.

    Untuk diketahui, Poco X7 akan menjadi perangkat terbaru Poco untuk pasar Indonesia. Sama seperti pendahulunya, smartphone ini menawarkan performa yang mumpuni dengan desain menarik.

    Selain soal Poco X7, artikel lain yang juga menarik perhatian pembaca adalah soal aplikasi TikTok yang akan kembali hadir di App Store untuk pasar Amerika Serikat.

    Sekadar informasi, aplikasi TikTok Saat ini belum kembali tersedia di App Store, meski layanan ini sudah kembali bisa diakses oleh pengguna di Amerika Serikat.

    Terakhir, Kementerian Komdigi terus berupaya untuk menjamin keamanan anak di ruang digital. Karenanya, Komdigi menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama KPAI, HIMPSI, Save the Children, UNICEF, ID-COP, LPAI, akademisi, dan praktisi.

    Untuk tahu lebih lengkap, simak informasinya berikut ini.

    1. Intip Penampakan Poco X7 yang Siap Meluncur di Indonesia

    Poco tengah bersiap meluncurkan lini Poco X7 untuk pasar Indonesia. Diketahui, ada dua model yang akan diperkenalkan, yakni Poco X7 Pro dan Poco X7.

    Menjelang peluncurannya, Tekno Liputan6.com pun berkesempatan untuk melihat langsung penampilan Poco X7. Sama seperti pendahulunya, smartphone ini menawarkan performa yang mumpuni dengan desain menarik.

    Dari sisi desain, Poco X7 memang terlihat modern serta lebih premium berkat layarnya yang melengkung. Ini juga membuatnya berbeda dari Poco X6.

    Baca selengkapnya di sini

  • Cek Kesehatan Gratis, Menko Zulhas: Sebelum Sakit Periksa Dulu

    Cek Kesehatan Gratis, Menko Zulhas: Sebelum Sakit Periksa Dulu

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyampaikan bahwa upaya pencegahan jauh lebih baik daripada mengobati.

    “Upaya preventif jauh lebih baik, jadi sebelum sakit kita sudah bisa memeriksa kesehatan,” ujarnya usai melihat langsung pelaksanaan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Puskesmas Taman Sidoarjo, Senin (10/2/2025).

    Ia pun ngobrol dengan para ibu hamil yang sedang antre untuk periksa kandungan. Baginya, upaya pencegahan stunting bisa dilakukan sejak dini, yakni sejak masih di dalam kandungan.

    “Jadi diperhatikan gizinya, nanti bisa terus dipantau perkembangan kandungan serta setelah melahirkan. Pola makannya juga bisa dijaga,” ungkapnya.

    Selain itu, CKG juga menjadi komitmen serta realisasi janji kampanye Presiden Prabowo yang diucapkan pada 8 November 2023, bahwa Pelayanan Kesehatan harus diberikan tanpa bayar alias gratis.

    CKG adalah Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) kedua setelah Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang bertujuan meningkatkan status gizi lebih dari 82 juta orang.

    Ia menambahkan, CKG merupakan PHTC dengan target penerima manfaat terbesar, lebih dari 281 juta orang warga negara. Penerima manfaat dalam program ini adalah terbesar dalam sejarah sektor kesehatan Indonesia.

    “Harapannya nanti semua warga bisa memeriksakan kesehatannya dengan baik,” jelasnya.

    Selain itu, CKG juga mengubah paradigma kesehatan kuratif ke preventif. Sehingga mengubah kebiasaan dari “Sakit Dahulu Baru Berobat” dan “Sehat itu Mahal” menjadi “Cek Kesehatan Dulu Sebelum Jatuh Sakit” serta “Mencegah Lebih Murah Daripada Mengobati”.

    Program ini, lanjutnya, ditujukan untuk 100 persen penduduk Indonesia, untuk semua kategori usia, mulai bayi hingga lansia. Setiap orang, penyandang disabilitas, lansia, petani, nelayan, buruh, dan ASN berhak mendapatkan layanan pemeriksaan kesehatan gratis tanpa kecuali.

    “Sekai lagi, mencegah sebelum jatuhnya sakit jauh lebih baik. Itu yang nanti akan dilakukan terus, sehingga ada upaya baik untuk menjaga kesehatan dan kontrol kesehatan,” jelasnya.

    Sementara itu, Pjs Kepala Kantor UNICEF untuk Pulau Jawa Dr Armunanto menuturkan, pihaknya mendukung penuh kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis yang dilakukan serentak oleh pemerintah RI, termasuk di wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik yang dilakukan oleh Tim Kesehatan dari Puskesmas.

    “Ini sekaligus memastikan kesehatan buat semua ibu dan anak di Indonesia. Seluruh peserta menjalani sejumlah pemeriksaan kesehatan antara lain Berat Badan (BB), Lingkar Perut, Tensi, Cek Gula Darah, Asam Urat dan Kolesterol,” ujarnya.

    “Selain itu tersedia layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) yang merupakan test untuk mengetahui status HIV dan Screening TB dengan memberikan pot sputum,” imbuh Armunanto.

    Penyakit Tidak Menular (PTM), katanya, merupakan penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Timbulnya PTM dipicu berbagai faktor diantaranya gaya hidup tidak sehat seperti merokok, pola makan tidak sehat, dan kurang aktivitas fisik.

    Sebagai langkah awal mencegah PTM adalah dengan melakukan cek kesehatan secara rutin. Hasil pemeriksaan tersebut dapat memberikan gambaran terkini kondisi kesehatan seseorang.

    Termasuk ketika terdapat faktor risiko PTM sehingga dapat dilakukan berbagai upaya pencegahan sedini mungkin agar mendapatkan penanganan sesegera mungkin.

    Kegiatan ini sangat didukung oleh UNICEF karena diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mencegah PTM dan Penyakit Menular.

  • Kak Seto Sebut Perlindungan Anak di Dunia Digital Butuh Orang Sekampung
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        6 Februari 2025

    Kak Seto Sebut Perlindungan Anak di Dunia Digital Butuh Orang Sekampung Nasional 6 Februari 2025

    Kak Seto Sebut Perlindungan Anak di Dunia Digital Butuh Orang Sekampung
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Ketua Lembaga Perlindungan
    Anak
    Indonesia,
    Seto Mulyadi
    menegaskan bahwa perlindungan
    anak
    di dunia digital memerlukan peran aktif “orang sekampung”.
    Sebab, menurut pria yang karib disapa Kak Seto ini, tidak cukup hanya mengandalkan kebijakan pemerintah. Tetapi juga perlu kerja sama dari masyarakat, keluarga, anak-anak sendiri, serta rekan-rekan media.
    “Kita harus melibatkan semua pihak. Melindungi anak bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga orang sekampung,” kata Kak Seto di Kantor Kementerian Komunikasi dan Digital (
    Komdigi
    ), Kamis (6/2/2025).
    “Mulai dari keluarga, sekolah, hingga penyedia layanan elektronik (PSE) dan media. Semua memiliki tanggung jawab dan akuntabilitas,” ujarnya lagi.
    Peneliti Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) Anindito Aditomo menambahkan bahwa meskipun sosial media dan platform digital menawarkan berbagai manfaat positif, manfaat tersebut tidak akan dirasakan jika anak-anak harus menghadapi risiko-risiko serius.
    “Risiko
    bullying
    , kekerasan, paparan pornografi, judi
    online
    , hingga kecanduan game
    online
    dapat menghilangkan potensi positif dari dunia digital bagi anak,” kata Anindito.
    Dis menilai bahwa perlindungan anak tidak hanya terbatas pada pelarangan atau pembatasan usia saja.
    “Kita perlu strategi yang lebih utuh dan komprehensif. Gotong royong antara orang tua, guru, sekolah, dan penyedia layanan elektronik harus disepakati bersama melalui peraturan yang lebih rinci dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) maupun peraturan menteri,” ujar Anindito.
    Sebelumnya, Kementerian Komdigi menggelar rapat pembahasan regulasi perlindungan anak dalam
    ruang digital
    .
    Rapat ini dihadiri oleh Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pengawasan
    Ruang Digital
    di Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Alex Sabar, Dirjen Pendidikan Vokasi dan Layanan Khusus, Kepala Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek, perwakilan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hingga Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPA).
    Turut hadir, Ketua dan anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), akademisi, serta perwakilan dari UNICEF, Himpunan Psikologi Indonesia, Indonesia Child Online Protection, dan Yayasan Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Meutya Hafid akan Sanksi Platform Digital yang Lambat Tindak Konten Pornografi Anak – Page 3

    Meutya Hafid akan Sanksi Platform Digital yang Lambat Tindak Konten Pornografi Anak – Page 3

    “SAMAN adalah bukti komitmen kami untuk menjaga ruang digital tetap sehat dan aman, terutama bagi anak-anak. Ditambah dengan sanksi tegas, kami yakin platform akan lebih bertanggung jawab,” kata Meutya Hafid.

    Berdasarkan laporan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), pada 2021-2023 terdapat 481 kasus anak jadi korban pornografi dan kejahatan siber.

    Data UNICEF mencatat, 1 dari 3 anak di dunia pernah terpapar konten tak pantas di internet. Untuk itulah, mengikuti langkah-langkah seperti Australia dan Uni Eropa, Menkomdigi Meutya Hafid menekankan pentingnya kebijakan untuk keamanan digital.

    “Indonesia tidak boleh tertinggal. Dengan SAMAN, kita mengambil langkah besar dalam melindungi masyarakat dari bahaya konten negatif,” katanya.

    Langkah ini dilakukan untuk menciptakan ekosistem digital lebih aman dan sehat. Hal ini juga menjadi sinyal tegas bahwa pemerintah tidak akan berkompromi terhadap ancaman keamanan digital.

     

  • Sisi Lain Audrey Hepburn Jadi ‘Mata-mata Rahasia’ Selama Perang Dunia II

    Sisi Lain Audrey Hepburn Jadi ‘Mata-mata Rahasia’ Selama Perang Dunia II

    London

    Sebagai seorang remaja yang tumbuh besar di Belanda, aktris peraih Oscar Audrey Hepburn dengan berani menyampaikan pesan atas perlawanan negara itu selama pendudukan Nazi.

    Dalam siniar BBC Radio 4 History’s Youngest Heroes, Nicola Coughlan, menyoroti kisah-kisah luar biasa tentang pemberontakan, bahaya, dan kekuatan radikal kaum muda yang telah mengubah dunia.

    Episode terbaru berpusat pada Audrey Hepburn, yang menjadi ikon film dan mode pada 1950-an dan 1960-an.

    Ia dinominasikan untuk lima Oscar dan memenangkan penghargaan aktris terbaik pada 1953 atas perannya di film komedi romantis, Roman Holiday.

    Namun sebagai seorang remaja selama Perang Dunia Kedua, dia memainkan peran yang sangat berbeda mementaskan pertunjukan balet rahasia dengan tujuan mengumpulkan uang bagi perlawanan Belanda terhadap pendudukan Nazi.

    Hepburn lahir di Brussels pada 1929 dari pasangan seorang baroness (gelar kebangsawanan) Belanda, Ella van Heemstra dan seorang pengusaha Inggris-Austria, Joseph Hepburn-Ruston.

    Di London, orang tuanya tertarik pada Oswald Mosley, pemimpin kelompok British Union of Fascists (BUF) yang terkenal antisemit dan penuh kekerasan.

    Ella van Heemstra rajin menulis sebuah artikel untuk majalah BUF tentang apa yang dia lihat sebagai kejayaan Nazi Jerman.

    Sementara sang suami Hepburn-Ruston memilih meninggalkan keluarganya saat Audrey berusia enam tahun.

    Hepburn-Ruston kemudian ditangkap sebagai “rekan dari fasis asing” dan menghabiskan masa perang di penjara Inggris.

    Hepburn bersama ibunya Ella van Heemstra pada 1946. Hepburn kemudian mengatakan dia tidak pernah memaafkan ibunya karena bersimpati pada kelompok fasis Nazi. (Getty Images)

    Robert Matzen adalah seorang penulis buku Dutch Girl yang mengisahkan kehidupan Audrey Hepburn selama Perang Dunia Kedua.

    Ia bercerita seperti apa sosok Audrey kecil.

    “Saat masa masih kecil, Anda tahu, Audrey seorang ekstrovert, suka tertawa, berakting,” kata Luca Dotti, putra bungsu aktris tersebut kepada Robert Matzen dalam wawancara untuk siniar BBC Radio 4.

    “Kakek saya memanggilnya pecicilan seperti anak kera.”

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    “Ibu Audrey lalu memutuskan bahwa Inggris secara umum dan Kent khususnya, bukanlah tempat bagi sang anak karena ancaman yang membayangi,” ujar Robert Matzen.

    “Tapi tiba-tiba Jerman menyerbu Prancis dan melancarkan invasi ke Inggris.”

    Ella van Heemstra selanjutnya menarik sang putri keluar dari sekolah asramanya di Inggris.

    Audrey Hepburn difoto pada 1955 (Getty Images)

    Mereka pindah ke tanah milik keluarga di Belanda dan Audrey mendaftar di sekolah tari dengan nama yang lebih terdengar seperti orang Belanda: Adriaantje van Heemstra.

    Meski belakangan, Audrey mengubah nama belakangnya menjadi Hepburn saat mulai berakting.

    Sementara ibunya masih mengagumi Adolf Hitler dan meyakini bahwa dia tidak akan pernah menyerang negaranya, Belanda.

    “Pindah ke Belanda bukan berarti pindah rumah. Dia tidak bisa berbicara bahasa Belanda,” tutur Dotti tentang pengalaman sang ibu di Belanda.

    Audrey Hepburn difoto sekitar tahun 1955 (Getty Images)

    “Dia harus bersekolah di sekolah Belanda tanpa mengerti sepatah kata pun dari anak-anak baru yang mengolok-oloknya.”

    Hitler akhirnya menyerbu dan menduduki Belanda pada Mei 1940.

    “Front Timur bagaikan tungku api yang tidak bisa dimasuki dengan cepat.”

    “Jerman membutuhkan makanan untuk pasukannya, mereka memerlukan pakaian, dan semuanya diambil dari Belanda serta negara-negara pendudukan lainnya,” jelas Robert Matzen menceritakan situasi saat itu.

    Baca juga:

    Paman Hepburn, Pangeran Otto van Limburg Stirum, mengambil sikap tegas terhadap Nazi.

    Pada 1942, sebuah kelompok perlawanan berusaha meledakkan kereta api Jerman di dekat Rotterdam.

    Meskipun van Limburg Stirum tidak terlibat, dia ditangkap karena ia adalah tokoh anti-Nazi terkemuka.

    Agen Nazi memboyongnya dan empat orang lainnya ke hutan, menembak mereka, dan membuang mayatnya ke kuburan yang tak bernama.

    Hepburn pada 1958 di puncak ketenarannya di Hollywood, film-film hitnya termasuk Roman Holiday, Breakfast at Tiffany’s dan My Fair Lady (Getty Images)

    Audrey Hepburn mencintai pamannya sebagai ayah pengganti dan sangat terpukul oleh pembunuhan itu.

    “Itu menjadi peristiwa nasional, titik pemicu bagi orang-orang Belanda,” sambung Matzen.

    Nazi lantas mengalihkan makanan dan segala sumber daya dari Belanda.

    Meskipun keluarga Audrey Hepburn memiliki hak istimewa, tapi keluarga van Heemstra tetap kelaparan.

    Saat Audrey Hepburn berusia 15 tahun, ia diperintahkan untuk bergabung dengan Nazi Kulturkammer, sebuah serikat para seniman atau berhenti menari di depan umum.

    Ia memilih untuk berhenti tampil.

    Audrey Hepburn difoto pada 1950 (Getty Images)

    “Lewat tari, dia bisa bermimpi, ia bisa terbang dan melupakan. Itulah cara dia melarikan diri dari kenyataan,” kata Dotti tentang hasrat ibunya.

    Audrey Hepburn kemudian menari di rumah dengan aman karena tirai ditutup dan hanya lilin sebagai penerang tujuannya agar dia tidak ketahuan.

    Sebuah piano dimainkan dengan sangat lembut saat ia tampil tetapi tidak ada suara tepuk tangan. Di akhir pertunjukan, uang dikumpulkan untuk kelompok perlawanan.

    Dari balerina menjadi mata-mata

    Pada musim semi 1944, Audrey Hepburn mengajukan diri sebagai asisten dokter Hendrik Visser ‘t Hooft, seorang anggota perlawanan.

    Meskipun ibu Hepburn secara umum dianggap sebagai kolaborator Nazi, Hendrik Visser ‘t Hooft sangat membutuhkan bantuan untuk mendukung ribuan orang yang bersembunyi dari Nazi.

    Ia cukup mempercayai ibu Audrey untuk membawanya masuk.

    Audrey Hepburn (1929 – 1993) di lokasi syuting ‘Funny Face’, Paris, 1956 (Getty Images)

    Pada 17 September 1944, Audrey Hepburn sedang berada di gereja ketika nyanyian pujian itu terganggu oleh deru mesin.

    Operasi Market Golden yang merupakan rencana Pasukan Sekutu merebut sembilan jembatan yang membentang di Sungai Rhine, telah dimulai dan ketika Audrey berlari keluar dan melihat ke atas, ribuan pasukan Sekutu sedang melayang turun dengan parasut.

    Sayangnya, dua divisi Nazi yang bersenjata lengkap sedang berkumpul kembali di daerah itu.

    Tank-tank Nazi meluncur di depan rumah Ella van Heemstra.

    Audrey Hepburn dan keluarganya bersembunyi di ruang bawah tanah sementara pertempuran berkecamuk selama sembilan hari.

    Saat mereka keluar, terdengar berita bahwa Nazi telah menang.

    Baca juga:

    Audrey pun mendengar teriakan dari sebuah gedung tempat Nazi melakukan pembalasan: menyiksa dan membunuh anggota perlawanan Belanda.

    Ketika penerbang Sekutu yang menuju Jerman harus melakukan pendaratan darurat di Belanda, Hendrik Visser ‘t Hooft mengirim Audrey Hepburn ke hutan untuk menemui seorang penerjun payung asal Inggris dengan menitipkan kata sandi dan pesan rahasia yang disembunyikan di kaus kakinya.

    Ia berhasil menemui si penerjun payung, tapi saat keluar dari hutan, dia melihat polisi Belanda mendekat.

    Dia langsung membungkuk seolah sedang memetik bunga liar, lalu dengan genit menunjukkannya kepada polisi. Mereka terpesona dan tidak menginterogasinya lebih lanjut.

    Setelah itu, ia sering menyampaikan pesan untuk kelompok perlawanan.

    “Ia sangat yakin bahwa ada pergulatan antara kebaikan dan kejahatan dan Anda harus memihak,” ujar Dotti.

    Hepburn di Hanoi pada 1990 sebagai duta besar Unicef, dia memfokuskan tahun-tahun terakhirnya pada aktivitas amal (Getty Images)

    “Orang Jerman tidak menganggap serius anak-anak. Sedangkan orang Belanda cukup praktis untuk melihat anak-anak, karena mereka tidak dicurigai melakukan apa pun, bisa jadi mereka adalah orang yang menyampaikan pesan, atau melakukan hal-hal penting untuk perlawanan…”

    “Dan anak-anak menyukainya. Itu mengasyikkan, sekaligus berbahaya, dan mereka menjadi pahlawan,” jelas Matzen.

    Pada Februari 1945, dilaporkan bahwa 500 orang Belanda mati kelaparan tiap pekan.

    Seperti banyak orang lainnya, Audrey Hepburn dan keluarganya sangat kekurangan makanan.

    Ia jatuh sakit parah: anemia, penyakit kuning, dan edema.

    Baca juga:

    Dengan pertempuran sengit yang kembali terjadi di luar pintu rumah mereka, Audrey Hepburn dan keluarganya bersembunyi di ruang bawah tanah selama tiga minggu.

    Akhirnya pada 16 April 1945, suasana menjadi sunyi.

    Ia mencium bau tembakau, yang tidak mungkin diperoleh di Belanda selama perang.

    Dia lantas menaiki tangga dari ruang bawah tanah dan membuka pintu dan melihat lima tentara Kanada merokok lalu mengarahkan senapan mesin ke arahnya.

    Seketika, Audrey mulai berbicara kepada mereka dalam bahasa Inggris.

    Salah satu dari tentara berteriak: “Kita tidak hanya membebaskan sebuah kota, kita telah membebaskan seorang gadis Inggris!”

    Audrey Hepburn berpose untuk foto promosi film Sabrina (Getty Images)

    Audrey Hepburn kemudian memberitahu putranya bahwa dia tidak pernah memaafkan sang ibu karena bersimpati pada kaum fasis.

    Kala perang berakhir, ia memperoleh beasiswa ke Ballet Rambert di London.

    Meskipun berbakat, kondisi tubuhnya rusak permanen akibat kekurangan gizi dan dia tidak punya stamina untuk menjadi balerina.

    Sebagai gantinya, dia beralih ke dunia akting dengan peran-peran kecil di teater West End dan bermain di film-film seperti The Lavender Hill Mob.

    Pada 1953, ia memenangkan peran utama pertamanya dalam film komedi romantis, Roman Holiday. Film ini meraih kesuksesan besar.

    Audrey Hepburn mengendarai skuter motor di lokasi syuting Roman Holiday (Getty Images)

    Selain Piala Oscar yang diraihnya untuk film itu, Audrey Hepburn terus meraih penghargaan Emmy, Grammy, dan Tony.

    Sepanjang kariernya, ia terus menekuni pekerjaan amal, terutama sebagai duta besar untuk Unicef.

    Audrey Hepburn meninggal pada 1993.

    “Naluri Audrey diasah hingga ke titik yang sangat tajam oleh perang dan semua yang telah dia lalui, ia memiliki begitu banyak pengalaman untuk dimanfaatkan sehingga bisa menempatkan dirinya di berbagai karakter,” ujar Matzen.

    Versi bahasa Inggris dari artikel ini, ‘She believed you have to take sides’: How Audrey Hepburn became a secret spy during World War Two, bisa Anda simak di laman BBC Culture.

    Lihat juga Video: Bos LVMH Bernard Arnault Jadi Saksi Sidang Eks Mata-mata Prancis

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • RI Janji Beri Sanksi Berat bagi Platform Digital yang Tolak Blokir Pornografi

    RI Janji Beri Sanksi Berat bagi Platform Digital yang Tolak Blokir Pornografi

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan bahwa platform digital yang menolak menghapus konten pornografi anak dalam waktu maksimal 1×4 jam setelah menerima laporan akan dikenakan denda administratif besar dan sanksi lain.  

    Meutya menyampaikan bahwa tidak ada toleransi bagi platform yang lalai. Sebab, masalah perlindungan anak bukan hanya soal regulasi, tapi tanggung jawab moral terhadap masa depan generasi muda.

    “Melindungi anak-anak dari dampak negatif internet adalah prioritas utama,” kata Meutya dalam keteranganya, Senin (3/2/2025).

    Laporan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menunjukkan bahwa pada 2021–2023 terdapat 481 kasus anak menjadi korban pornografi dan kejahatan siber. 

    Sementara itu, UNICEF mencatat bahwa 1 dari 3 anak di dunia pernah terpapar konten tidak pantas di internet.  

    Berdasarkan Keputusan Menteri Kominfo Nomor 522 Tahun 2024, Penyelenggara Sistem Elektronik User-Generated Content (PSE UGC) diwajibkan untuk melakukan takedown konten yang melanggar aturan dalam jangka waktu tertentu, sesuai tergantung pada tingkat urgensi pelanggaran.

    Untuk konten yang terkait pornografi anak dan terorisme, PSE UGC (platform digital) harus menghapus konten tersebut dalam waktu maksimal 4 jam sejak pemberitahuan diterima. 

    Kebijakan ini diterapkan untuk memastikan respons cepat terhadap konten yang berpotensi mengancam keselamatan publik dan moralitas anak di ruang digital.

    Selain konten pornografi anak dan terorisme, Pemerintah juga menargetkan penghapusan konten negatif lainnya yang melanggar peraturan seperti pornografi (selain pornografi anak), perjudian, aktivitas keuangan ilegal (termasuk investasi ilegal, fintech ilegal, dan pinjaman online ilegal), serta makanan, obat, dan kosmetik ilegal. 

    Penting untuk dicatat bahwa aturan ini berlaku khusus bagi PSE UGC di lingkup privat, sesuai ketentuan yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kominfo Nomor 522 Tahun 2024.

    Adapun, pemerintah telah meluncurkan SAMAN, sistem pencatatan dan dokumentasi sanksi administratif berupa denda yang nantinya akan dikenakan kepada PSE UGC (platform digital) sebagai bentuk pengawasan terhadap moderasi konten. 

    Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya dalam memperkuat pengawasan pada platform UGC sekaligus menciptakan ruang digital yang aman dan berdaya saing untuk masyarakat Indonesia. 

    “SAMAN adalah bukti komitmen kami untuk menjaga ruang digital tetap sehat dan aman, terutama bagi anak-anak. Ditambah dengan sanksi tegas, kami yakin platform akan lebih bertanggung jawab,” ujar Muetya.

  • Sisi lain Audrey Hepburn yang menjadi ‘mata-mata rahasia’ selama Perang Dunia Kedua – Halaman all

    Sisi lain Audrey Hepburn yang menjadi ‘mata-mata rahasia’ selama Perang Dunia Kedua – Halaman all

    Sebagai seorang remaja yang tumbuh besar di Belanda, aktris peraih Oscar Audrey Hepburn dengan berani menyampaikan pesan atas perlawanan negara itu selama pendudukan Nazi.

    Dalam siniar BBC Radio 4 History’s Youngest Heroes, Nicola Coughlan, menyoroti kisah-kisah luar biasa tentang pemberontakan, bahaya, dan kekuatan radikal kaum muda yang telah mengubah dunia.

    Episode terbaru berpusat pada Audrey Hepburn, yang menjadi ikon film dan mode pada 1950-an dan 1960-an.

    Ia dinominasikan untuk lima Oscar dan memenangkan penghargaan aktris terbaik pada 1953 atas perannya di film komedi romantis, Roman Holiday.

    Namun sebagai seorang remaja selama Perang Dunia Kedua, dia memainkan peran yang sangat berbeda—mementaskan pertunjukan balet rahasia dengan tujuan mengumpulkan uang bagi perlawanan Belanda terhadap pendudukan Nazi.

    Hepburn lahir di Brussels pada 1929 dari pasangan seorang baroness (gelar kebangsawanan) Belanda, Ella van Heemstra dan seorang pengusaha Inggris-Austria, Joseph Hepburn-Ruston.

    Di London, orang tuanya tertarik pada Oswald Mosley, pemimpin kelompok British Union of Fascists (BUF) yang terkenal antisemit dan penuh kekerasan.

    Ella van Heemstra rajin menulis sebuah artikel untuk majalah BUF tentang apa yang dia lihat sebagai kejayaan Nazi Jerman.

    Sementara sang suami Hepburn-Ruston memilih meninggalkan keluarganya saat Audrey berusia enam tahun.

    Hepburn-Ruston kemudian ditangkap sebagai “rekan dari fasis asing” dan menghabiskan masa perang di penjara Inggris.

    Robert Matzen adalah seorang penulis buku Dutch Girl yang mengisahkan kehidupan Audrey Hepburn selama Perang Dunia Kedua.

    Ia bercerita seperti apa sosok Audrey kecil.

    “Saat masa masih kecil, Anda tahu, Audrey seorang ekstrovert, suka tertawa, berakting,” kata Luca Dotti, putra bungsu aktris tersebut kepada Robert Matzen dalam wawancara untuk siniar BBC Radio 4.

    “Kakek saya memanggilnya pecicilan seperti anak kera.”

    “Ibu Audrey lalu memutuskan bahwa Inggris secara umum dan Kent khususnya, bukanlah tempat bagi sang anak karena ancaman yang membayangi,” ujar Robert Matzen.

    “Tapi tiba-tiba Jerman menyerbu Prancis dan melancarkan invasi ke Inggris.

    Ella van Heemstra selanjutnya menarik sang putri keluar dari sekolah asramanya di Inggris.

    Mereka pindah ke tanah milik keluarga di Belanda dan Audrey mendaftar di sekolah tari dengan nama yang lebih terdengar seperti orang Belanda: Adriaantje van Heemstra.

    Meski belakangan, Audrey mengubah nama belakangnya menjadi Hepburn saat mulai berakting.

    Sementara ibunya masih mengagumi Adolf Hitler dan meyakini bahwa dia tidak akan pernah menyerang negaranya, Belanda.

    “Pindah ke Belanda bukan berarti pindah rumah. Dia tidak bisa berbicara bahasa Belanda,” tutur Dotti tentang pengalaman sang ibu di Belanda.

    “Dia harus bersekolah di sekolah Belanda tanpa mengerti sepatah kata pun dari anak-anak baru yang mengolok-oloknya.”

    Hitler akhirnya menyerbu dan menduduki Belanda pada Mei 1940.

    “Front Timur bagaikan tungku api yang tidak bisa dimasuki dengan cepat.”

    “Jerman membutuhkan makanan untuk pasukannya, mereka memerlukan pakaian, dan semuanya diambil dari Belanda serta negara-negara pendudukan lainnya,” jelas Robert Matzen menceritakan situasi saat itu.

    Paman Hepburn, Pangeran Otto van Limburg Stirum, mengambil sikap tegas terhadap Nazi.

    Pada 1942, sebuah kelompok perlawanan berusaha meledakkan kereta api Jerman di dekat Rotterdam.

    Meskipun van Limburg Stirum tidak terlibat, dia ditangkap karena ia adalah tokoh anti-Nazi terkemuka.

    Agen Nazi memboyongnya dan empat orang lainnya ke hutan, menembak mereka, dan membuang mayatnya ke kuburan yang tak bernama.

    Audrey Hepburn mencintai pamannya sebagai ayah pengganti dan sangat terpukul oleh pembunuhan itu.

    “Itu menjadi peristiwa nasional, titik pemicu bagi orang-orang Belanda,” sambung Matzen.

    Nazi lantas mengalihkan makanan dan segala sumber daya dari Belanda.

    Meskipun keluarga Audrey Hepburn memiliki hak istimewa, tapi keluarga van Heemstra tetap kelaparan.

    Saat Audrey Hepburn berusia 15 tahun, ia diperintahkan untuk bergabung dengan Nazi Kulturkammer, sebuah serikat para seniman atau berhenti menari di depan umum.

    Ia memilih untuk berhenti tampil.

    “Lewat tari, dia bisa bermimpi, ia bisa terbang dan melupakan. Itulah cara dia melarikan diri dari kenyataan,” kata Dotti tentang hasrat ibunya.

    Audrey Hepburn kemudian menari di rumah dengan aman karena tirai ditutup dan hanya lilin sebagai penerang—tujuannya agar dia tidak ketahuan.

    Sebuah piano dimainkan dengan sangat lembut saat ia tampil—tetapi tidak ada suara tepuk tangan. Di akhir pertunjukan, uang dikumpulkan untuk kelompok perlawanan.

    Dari balerina menjadi mata-mata

    Pada musim semi 1944, Audrey Hepburn mengajukan diri sebagai asisten dokter Hendrik Visser ‘t Hooft, seorang anggota perlawanan.

    Meskipun ibu Hepburn secara umum dianggap sebagai kolaborator Nazi, Hendrik Visser ‘t Hooft sangat membutuhkan bantuan untuk mendukung ribuan orang yang bersembunyi dari Nazi.

    Ia cukup memercayai ibu Audrey untuk membawanya masuk.

    Pada 17 September 1944, Audrey Hepburn sedang berada di gereja ketika nyanyian pujian itu terganggu oleh deru mesin.

    Operasi Market Golden yang merupakan rencana Pasukan Sekutu merebut sembilan jembatan yang membentang di Sungai Rhine, telah dimulai dan ketika Audrey berlari keluar dan melihat ke atas, ribuan pasukan Sekutu sedang melayang turun dengan parasut.

    Sayangnya, dua divisi Nazi yang bersenjata lengkap sedang berkumpul kembali di daerah itu.

    Tank-tank Nazi meluncur di depan rumah Ella van Heemstra.

    Audrey Hepburn dan keluarganya bersembunyi di ruang bawah tanah sementara pertempuran berkecamuk selama sembilan hari.

    Saat mereka keluar, terdengar berita bahwa Nazi telah menang.

    Audrey pun mendengar teriakan dari sebuah gedung tempat Nazi melakukan pembalasan: menyiksa dan membunuh anggota perlawanan Belanda.

    Ketika penerbang Sekutu yang menuju Jerman harus melakukan pendaratan darurat di Belanda, Hendrik Visser ‘t Hooft mengirim Audrey Hepburn ke hutan untuk menemui seorang penerjun payung asal Inggris dengan menitipkan kata sandi dan pesan rahasia yang disembunyikan di kaus kakinya.

    Ia berhasil menemui si penerjun payung, tapi saat keluar dari hutan, dia melihat polisi Belanda mendekat.

    Dia langsung membungkuk seolah sedang memetik bunga liar, lalu dengan genit menunjukkannya kepada polisi. Mereka terpesona dan tidak menginterogasinya lebih lanjut.

    Setelah itu, ia sering menyampaikan pesan untuk kelompok perlawanan.

    “Ia sangat yakin bahwa ada pergulatan antara kebaikan dan kejahatan dan Anda harus memihak,” ujar Dotti.

    “Orang Jerman tidak menganggap serius anak-anak. Sedangkan orang Belanda cukup praktis untuk melihat anak-anak, karena mereka tidak dicurigai melakukan apa pun, bisa jadi mereka adalah orang yang menyampaikan pesan, atau melakukan hal-hal penting untuk perlawanan…”

    “Dan anak-anak menyukainya. Itu mengasyikkan, sekaligus berbahaya, dan mereka menjadi pahlawan,” jelas Matzen.

    Pada Februari 1945, dilaporkan bahwa 500 orang Belanda mati kelaparan tiap pekan.

    Seperti banyak orang lainnya, Audrey Hepburn dan keluarganya sangat kekurangan makanan.

    Ia jatuh sakit parah: anemia, penyakit kuning, dan edema.

    Dengan pertempuran sengit yang kembali terjadi di luar pintu rumah mereka, Audrey Hepburn dan keluarganya bersembunyi di ruang bawah tanah selama tiga minggu.

    Akhirnya pada 16 April 1945, suasana menjadi sunyi.

    Ia mencium bau tembakau, yang tidak mungkin diperoleh di Belanda selama perang.

    Dia lantas menaiki tangga dari ruang bawah tanah dan membuka pintu dan melihat lima tentara Kanada merokok lalu mengarahkan senapan mesin ke arahnya.

    Seketika, Audrey mulai berbicara kepada mereka dalam bahasa Inggris.

    Salah satu dari tentara berteriak: “Kita tidak hanya membebaskan sebuah kota, kita telah membebaskan seorang gadis Inggris!”

    Audrey Hepburn kemudian memberitahu putranya bahwa dia tidak pernah memaafkan sang ibu karena bersimpati pada kaum fasis.

    Kala perang berakhir, ia memperoleh beasiswa ke Ballet Rambert di London.

    Meskipun berbakat, kondisi tubuhnya rusak permanen akibat kekurangan gizi dan dia tidak punya stamina untuk menjadi balerina.

    Sebagai gantinya, dia beralih ke dunia akting dengan peran-peran kecil di teater West End dan bermain di film-film seperti The Lavender Hill Mob.

    Pada 1953, ia memenangkan peran utama pertamanya dalam film komedi romantis, Roman Holiday. Film ini meraih kesuksesan besar.

    Selain Piala Oscar yang diraihnya untuk film itu, Audrey Hepburn terus meraih penghargaan Emmy, Grammy, dan Tony.

    Sepanjang kariernya, ia terus menekuni pekerjaan amal, terutama sebagai duta besar untuk Unicef.

    Audrey Hepburn meninggal pada 1993.

    “Naluri Audrey diasah hingga ke titik yang sangat tajam oleh perang dan semua yang telah dia lalui, ia memiliki begitu banyak pengalaman untuk dimanfaatkan sehingga bisa menempatkan dirinya di berbagai karakter,” ujar Matzen.

  • Pornografi Anak Tidak Di-take Down 1×4 Jam Langsung Didenda!

    Pornografi Anak Tidak Di-take Down 1×4 Jam Langsung Didenda!

    Jakarta

    Pemerintah mengungkapkan keseriusan melindungi ruang digital dari konten berbahaya. Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan jika platform digital masih gagal menghapus konten pornografi anak dalam waktu maksimal 1×4 jam setelah menerima laporan, maka akan dikenakan denda administratif besar dan sanksi lain.

    Berdasarkan Keputusan Menteri Kominfo Nomor 522 Tahun 2024, Penyelenggara Sistem Elektronik User-Generated Content (PSE UGC) diwajibkan untuk melakukan take down konten yang melanggar aturan dalam jangka waktu tertentu, sesuai tergantung pada tingkat urgensi pelanggaran.

    “Melindungi anak-anak dari dampak negatif internet adalah prioritas utama. Tidak ada toleransi bagi platform yang lalai. Ini bukan hanya soal regulasi, tapi tanggung jawab moral terhadap masa depan generasi muda,” tegas Menkomdigi Meutya dikutip dari siaran persnya, Senin (3/2/2025).

    Untuk konten yang terkait pornografi anak dan terorisme, PSE UGC (platform digital) harus menghapus konten tersebut dalam waktu maksimal 4 jam sejak pemberitahuan diterima. Kebijakan ini diterapkan untuk memastikan respons cepat terhadap konten yang berpotensi mengancam keselamatan publik dan moralitas anak di ruang digital.

    Selain konten pornografi anak dan terorisme, Pemerintah juga menargetkan penghapusan konten negatif lainnya yang melanggar peraturan seperti pornografi (selain pornografi anak), perjudian, aktivitas keuangan ilegal (termasuk investasi ilegal, fintech ilegal, dan pinjaman online ilegal), serta makanan, obat, dan kosmetik ilegal.

    Disampaikan Meutya bahwa ini penting untuk dicatat platform digital karena aturan ini berlaku khusus bagi PSE UGC di lingkup privat, sesuai ketentuan yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kominfo Nomor 522 Tahun 2024.

    Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah meluncurkan Saman, yakni sebuah sistem pencatatan dan dokumentasi sanksi administratif berupa denda yang nantinya akan dikenakan kepada PSE UGC (platform digital) sebagai bentuk pengawasan terhadap moderasi konten.

    Meutya mengatakan keberadaan sistem Saman ini dilakukan sebagai bentuk upaya dalam memperkuat pengawasan pada platform UGC sekaligus menciptakan ruang digital yang aman dan berdaya saing untuk masyarakat Indonesia.

    “Saman adalah bukti komitmen kami untuk menjaga ruang digital tetap sehat dan aman, terutama bagi anak-anak. Ditambah dengan sanksi tegas, kami yakin platform akan lebih bertanggung jawab,” ujar Menkomdigi.

    Laporan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menunjukkan bahwa pada 2021-2023 terdapat 481 kasus anak menjadi korban pornografi dan kejahatan siber. Sementara itu, UNICEF mencatat bahwa 1 dari 3 anak di dunia pernah terpapar konten tidak pantas di internet.

    Mengikuti langkah negara-negara seperti Australia dan Uni Eropa, Menkomdigi Meutya Hafid menekankan arti penting kebijakan progresif untuk keamanan digital. Menurut Meutya, ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem digital yang lebih aman dan sehat, sekaligus menjadi sinyal tegas bahwa Pemerintah tidak akan berkompromi terhadap ancaman keamanan digital.

    “Indonesia tidak boleh tertinggal. Dengan Saman, kita mengambil langkah besar dalam melindungi masyarakat dari bahaya konten negatif,” tutupnya.

    (agt/fay)

  • Inilah Foto Terbaik 2024 Versi UNICEF – Halaman all

    Inilah Foto Terbaik 2024 Versi UNICEF – Halaman all

    Untuk ke-25 kalinya, UNICEF Jerman memilih foto terbaik yang mendokumentasikan realita anak-anak di seluruh dunia sepanjang tahun 2024.

    “Fotografi dokumenter berkualitas tinggi dapat membuka mata kita,” kata Georg Graf Waldersee, Direktur UNICEF Jerman, seperti dirilis badan amal anak-anak milik PBB tersebut. “Karya seni yang mendapat penghargaan setiap tahun dalam kompetisi foto UNICEF benar-benar membuka mata kita terhadap situasi anak-anak di dunia.”

    Sarat trauma dan duka

    Stav, bocah berusia delapan tahun di Israel, selamat dari serangan organisasi teroris Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023 silam. Serangan itu secara tiba-tiba mengakhiri masa kecilnya yang riang. Wajahnya kini mencerminkan rasa sakit dan kehilangan. Fotografer Israel Avishag Shaar-Yashuv memotret Stav dan anak-anak lainnya di tempat penampungan darurat, setelah rumah mereka tidak lagi bisa dihuni. Reportasenya didaulat sebagai karya foto anak terbaik tahun ini.

    Anak-anak di Palestina

    Dareen yang berusia sebelas tahun dan Kinan yang berusia lima tahun berhasil diselamatkan setelah dirawat di sebuah rumah sakit di Qatar. Kedua saudara kandung berasal dari Jalur Gaza. Seluruh keluarga mereka tewas dalam serangan bom oleh Angkatan Udara Israel. Masa depan Dareen dan Kinan pun menjadi tidak pasti.

    Fotografer perempuan Palestina Samar Abu Elouf, yang belajar fotografi secara otodidak dengan kamera pinjaman, telah mendokumentasikan korban perang di Jalur Gaza. Anak-anak kebanyakan tidak lagi memiliki lengan, kaki, atau penglihatan. Dalam semua fotonya, Abu Elouf berhasil memulihkan martabat anak-anak korban perang, bahkan di tengah-tengah tekanan eksistensial. Dia juga mendapat penghargaan sebagai juara pertama.

    Kongo: Ancaman wabah virus

    Japhet baru berusia tujuh bulan ketika terinfeksi virus Mpox, yang lebih dikenal sebagai “cacar monyet”. Meski vaksin untuk Mpox telah dipasarkan, negara-negara miskin seperti Republik Demokratik Kongo, negara asal Japhet, kesulitan menutupi kebutuhan warganya.

    Di antara yang paling berisiko tertular adalah anak-anak. Menurut Uni Afrika, 1.000 orang telah meninggal dunia dan banyak lagi yang sudah terinfeksi. Japhet kecil beruntung. Ibunya membawanya ke pusat kesehatan di mana pustulanya diobati dengan obat antiseptik. Meski tidak dilengkapi dengan baik, klinik tersebut mampu menyelamatkan sang bocah.. Jurnalis foto Prancis Pascal Maitre dianugerahi tempat ke-2 untuk gambar ini.

    Prancis: Perjuangan hidup

    Gabin adalah salah satu dari sepuluh persen anak di seluruh dunia yang lahir prematur, menurut sebuah penelitian oleh Organisasi Kesehatan Dunia, WHO. Dengan berkurangnya waktu di dalam kandungan, proses persalinannya menjadi lebih dramatis. Bocah lelaki itu lahir setelah dikandung kurang dari enam bulan, tetapi memiliki tekad yang kuat untuk bertahan hidup. Fotografer Prancis Maylis Rolland menangkap momen mengharukan ketika Gabin, yang masih mengenakan masker pernapasan, meraih hidung ibunya, Doriane. Juara ke-3 untuk foto ini.

    Selain tiga tempat pertama, juri ahli independen UNICEF juga memberikan penghargaan kehormatan kepada foto-foto lainnya.

    Sudan: Tragedi tak terdeteksi

    Luput dari perhatian dunia adalah bencana kemanusiaan yang sedang terjadi di Sudan. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, lebih dari 14 juta penduduk di negara Afrika Timur itu telah melarikan diri dari perang saudara sejak 2023. Sekolah dan klinik kesehatan dihancurkan, bocah laki-laki direkrut secara paksa menjadi tentara, sementara anak-anak perempuan diperkosa. Kelaparan menjalar di mana-mana. Sekitar 730.000 anak Sudan tercatat mengalami kekurangan gizi parah. Fotografer Irlandia Ivor Prickett, yang juga bekerja untuk Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa, menangkap kesengsaraan masyarakat di tengah perang di Sudan.

    Kanada: Ketika seorang bocah berhenti berbicara

    Milo menderita penyakit langka sejak berusia enam tahun. Di rumah, dia bisa mengobrol riang, tetapi di luar lingkup keluarga mulutnya membisu tanpa alasan.

    Dalam dunia kedokteran, fenomena ini disebut “mutisme selektif” alias kebisuan yang muncul dalam kondisi tertentu. Ibunya, fotografer Kanada-Meksiko Patricia Krivanek, memberi Milo sebuah kamera untuk mengekspresikan perasaannya ke dalam gambar dan sekaligus menuliskan apa yang mengganggunya. Adalah Krivanek pula yang mengambil foto Milo ini.

    Zambia: Masa kecil tanpa orang tua

    Mereka tinggal di panti asuhan atau hidup sendirian di jalanan: Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa sekitar 140 juta anak di seluruh dunia berstatus tuna wisma. Di Zambia, tidak semua orang berduka karena kehilangan sanak saudara karena perang, epidemi, atau kelaparan. Banyak pula yang berasal dari keluarga bermasalah, di mana mereka mengalami kekerasan dan pelecehan. Fotografer Italia Valerio Bispuri ingin memberikan suara kepada orang-orang yang “tak terlihat” ini. Mereka yang hidup tanpa diketahui dan dilupakan seakan “tidak pernah dilahirkan”.

    Nigeria: Menari demi kepercayaan diri

    Balet tidak menyaratkan kemewahan atau panggung mengkilap layaknya Theater Bolshoi di Moskow. Di Lagos, ibu kota Nigeria, sebanyak 20 anak secara rutin berlatih di halaman belakang di bawah bimbingan Daniel Ajala, sambil diawasi hewan ternak. Grup balet ini awalnya dirasa asing bagi warga permukiman kumuh di Lagos. Tapi Ajala ingin memberikan perspektif baru kepada anak-anak. Program ini membantu mereka, katanya, “untuk menyuarakan pendapat dan membela diri.”

    Fotografer Prancis Vincent Boisot menangkap adegan di mana seorang gadis menggantung kostum balet yang baru dicuci di tali jemuran agar kering.

    Prancis: Merangkak ke dalam ponsel

    Ponsel pintar kini sudah menjadi peranti wajib di kamar anak-anak; termasuk di usia balita. Efek negatif pada keterampilan sosial dan komunikasi serta kemampuan belajar anak telah lama terbukti secara ilmiah. Fotografer Prancis Jérôme Gence menangkap kecanduan ponsel melalui kameranya: anak-anak duduk bersama dan menatap ponsel mereka alih-alih berbicara satu sama lain. Beberapa peneliti otak sudah mengatakan bahwa generasi muda menderita “demensia digital,” tidak hanya di Prancis, tetapi di seluruh dunia.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman