NGO: SEJUK

  • Floating Night Market di Lembang, Pilihan Wisata Malam Terbaru di Libur Panjang

    Floating Night Market di Lembang, Pilihan Wisata Malam Terbaru di Libur Panjang

    Bandung Barat, Beritasatu.com – Floating Market Lembang, di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, menyambut libur panjang Isra Mikraj dan Imlek kali ini dengan suasana yang berbeda. Pada liburan kali ini, objek wisata yang dikenal dengan berbagai wahana dan kuliner tersebut buka hingga malam selama tiga hari berturut-turut.

    Mengusung konsep Floating Night Market, pengunjung bisa menikmati wisata malam di tengah kabut Lembang yang sejuk, sambil bercengkrama di pinggir danau alami sambil menikmati berbagai kuliner nusantara yang dijajakan dari atas perahu yang dihiasi lampu warna-warni.

    Public relation Floating Market Lembang, Intania Setiati menjelaskan, Floating Night Market hanya diadakan selama libur panjang Isra Mikraj dan Imlek 2025, dengan tujuan memberikan pengalaman wisata yang berbeda, terutama bagi mereka yang ingin menikmati suasana malam hari di Lembang.

    “Kami ingin memberikan pilihan baru bagi wisatawan untuk menikmati suasana malam di Lembang,” jelas Intania ditemui di Lembang pada Senin (27/1/2025) malam.

    Intania menambahkan, pengunjung tidak hanya bisa menikmati perjalanan menyusuri danau dengan perahu bajak laut, perahu kayu, atau perahu bebek, tetapi juga dapat mencicipi berbagai kuliner khas nusantara, khususnya dari tanah sunda, sambil menikmati hiburan musik yang dibawakan oleh seorang DJ.

    “Semua kuliner di Floating Market dijajakan di atas perahu, dan masakannya juga disiapkan di atas perahu. Kami menyediakan jajanan khas nusantara yang jarang ditemui di kota,” tambahnya.

    Salah satu keunikan lainnya adalah sistem transaksi yang menggunakan koin kayu. Pengunjung harus menukarkan uang mereka dengan koin kayu yang tersedia sebelum bisa berbelanja di pasar apung.

    “Di pasar apung kami menyediakan koin dengan tiga pecahan Rp 5.000, Rp 10.000, dan Rp 20.000. Koin tersebut digunakan untuk transaksi di sini,” ujarnya.

    “Untuk tiket masuk seharga Rp 20.000, pengunjung sudah mendapatkan welcome drink. Kami buka mulai pukul 18.00 WIB hingga 22.00 WIB,” tambah Intania.

    Wisatawan asal Kota Bandung, Syahda dan Aril mengungkapkan, Floating Night Market memberikan pengalaman wisata yang berbeda saat berkunjung ke Lembang. Menyantap kuliner di pinggir danau dengan udara Lembang yang sejuk memberikan ketenangan dan kesan yang unik.

    “Biasanya wisata siang, kali ini coba malam hari. Ternyata lebih tenang dan menyenangkan. Suasana semakin syahdu dengan perahu yang berlalu-lalang di danau. Banyak pilihan makanan, seperti kwetiau, bau, dan oleh-oleh juga ada,” kata Syahda dan Aril.

    “Satai juga ada, dan minuman seperti bandrek dan bajigur sangat pas untuk cuaca dingin seperti ini,” tambah Syahda menikmati kuliner malam di Floating Night Market Lembang.

  • Menghamparkan Tikar di Tebet Eco Park: "Ritual" Wajib Penuh Makna bagi Sejumlah Pengunjung
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 Januari 2025

    Menghamparkan Tikar di Tebet Eco Park: "Ritual" Wajib Penuh Makna bagi Sejumlah Pengunjung Megapolitan 27 Januari 2025

    Menghamparkan Tikar di Tebet Eco Park: “Ritual” Wajib Penuh Makna bagi Sejumlah Pengunjung
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Menghamparkan tikar di atas rerumputan yang ada di
    Tebet Eco Park
    , Jakarta Selatan, seolah menjadi kebiasaan yang sudah melekat bagi sejumlah pengunjung.
    Mereka sengaja membawa tikar dari rumah untuk dijadikan sebagai alas saat berkumpul bersama orang-orang terkasih di taman.
    Tikar yang digelar di tengah taman pun digunakan sesuai keinginan para pengunjung. Ada yang menjadikannya alas untuk piknik bersama keluarga, ada juga yang hanya ingin duduk menikmati suasana taman.
    Bagi sebagian orang, menghamparkan tikar seakan menjadi cara yang paling mujarab untuk melepaskan penat dan mencari kedamaian di tengah hiruk-pikuk kota.
    Ria Riawati (42) misalnya, yang sengaja membawa tikar dari rumah setiap kali berkunjung ke lokasi yang lapang, salah satunya
    Tebet Eco Park
    .
    “Biasanyakan gitu ya, kalau tidak bawa tikar seperti ada yang kurang. Apalagi kalau mainnya ke tempat yang luas, kayak taman Tebet ini,” ucap Ria saat diwawancarai
    Kompas.com
    , Senin (27/1/2025).
    Ria percaya makan bersama di atas tikar membuat hubungan keluarga semakin akrab.
    “Kalau makan di atas tikar itu kita kayak semakin akrab aja, lebih dekat sama keluarga,” ujar Ria.
    Hal serupa juga dikatakan Vini (36) yang merasa suasana di Tebet Eco Park sangat mendukung untuk menggelar tikar.
    Dengan membawa tikar dari rumah, Vini juga tidak perlu khawatir kehabisan tempat karena bisa menggelar tikar di mana saja.
    “Suasana di Tebet juga cocok buat kita ngampar tikar ya, rindang, sejuk. Jadi enak buat tidur tiduran,” kata Vini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Miliki Potensi Tinggi, Wamenpar Dorong Pengembangan Wisata Alam DeLoano Glamping

    Miliki Potensi Tinggi, Wamenpar Dorong Pengembangan Wisata Alam DeLoano Glamping

    KULON PROGO – Wisata alam DeLoano Glamping yang berada di perbatasan Purworejo (Jawa Tengah) dengan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta kini dipromosikan Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa.

    Wamenpar mengajak wisatawan untuk menikmati wisata alam yang memberikan pengalaman berbeda sekaligus kesan mendalam objek wisata itu.

    Wamenpar Ni Luh Puspa dalam keterangannya diterima di Kulon Progo, Minggu, mengatakan kehadirannya ke destinasi tersebut salah satunya untuk memastikan pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana, serta atraksi wisata yang dihadirkan di DeLoano Glamping mampu memberikan kenyamanan sekaligus kesan yang mendalam bagi wisatawan.

    “Saya merasakan pengalaman menghabiskan waktu di DeLoano Glamping yang begitu asri dan sejuk dengan dikelilingi pohon pinus yang menjulang tinggi dan selalu berselimut kabut. Rasa-rasanya tidak salah kalau menikmati akhir pekan di DeLoano Glamping ini,” kata Wamenpar, dikutip dari ANTARA, Minggu 26 Januari.

    Menurut Wamenpar, selain ambience dan atraksi wisata seperti birdwatching, paint ball dan spa, kehadiran pertunjukan seni budaya tradisional juga melengkapi daya tarik DeLoano Glamping.

    Wamenpar Ni Luh dalam kesempatan itu juga memberikan usulan kepada Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB) sebagai pengelola destinasi, supaya merangkul sejumlah komunitas atau kelompok budaya khususnya di desa wisata, agar setiap pekan tampil secara bergantian di DeLoano Glamping.

    Selain itu, Wamenpar Ni Luh Puspa melihat peluang kolaborasi lainnya. Saat menuju ke DeLoano, Wamenpar melewati dua desa wisata yang berada di dalam kawasan zona otorita Borobudur yaitu Desa Wisata Tinalah dan Desa Wisata Ngargosari. Kedua desa wisata ini mendapat predikat 50 besar Anugerah Desa Wisata (ADWI) pada 2021 dan 2022.

    “Letak geografis ini menjadi peluang untuk merancang sebuah travel pattern yang dikemas ke dalam paket-paket wisata,” katanya.

    Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Borobudur Agustin Peranginangin menambahkan saat ini Kementerian Pekerjaan Umum sedang membangun akses jalan sejauh 1 kilometer dari 3,2 kilometer di luar kawasan untuk mendukung aksesibilitas di wilayah tersebut.

    Selain jalan, Agustin berharap juga ada dukungan berupa sumber daya air. Di tahun ini, BPOB segera menyusun rencana detail teknis.

    “Harapan kami sepulang dari sini Ibu Wamenpar menindaklanjuti dan bertemu langsung dengan Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) untuk koordinasi dan sinkronisasi program dukungan Kementerian PU seperti infrastruktur dasar dan aksesibilitas menuju zona otorita,” kata Agustin.

    Selain peningkatan infrastruktur dasar di kawasan zona otorita Borobudur, penyelenggaraan kegiatan juga telah dijadwalkan BPOB di tahun 2025 salah satunya Biosferun pada Oktober 2025 yang ditargetkan diikuti 1.500 pelari trail run.

    Merujuk pada statistik tahun 2023, Agustin mengatakan sekitar 70 persen peserta Biosferun didominasi oleh masyarakat luar Yogyakarta dan Jawa Tengah seperti Jawa Barat, Jawa Timur dan Jakarta.

    “Ini indikasi bahwa mereka mesti menginap sebagai wisatawan. Ini tentu memberikan dampak kepada desa wisata sekitar berupa terisinya amenitas homestay-homestay yang dibangun oleh masyarakat. Jadi tidak hanya bermanfaat untuk kita tapi memberikan pengaruh terhadap kawasan,” pungkasnya.

  • Program Senam Sehat MNC Land dan MNC di KEK MNC Lido City Diapresiasi Komunitas Senam Cigombong dan Kormi

    Program Senam Sehat MNC Land dan MNC di KEK MNC Lido City Diapresiasi Komunitas Senam Cigombong dan Kormi

    loading…

    Senam sehat yang digelar MNC Land dan MNC Peduli di KEK MNC Lido City, Kecamatan Cigombong, Bogor disambut baik oleh masyarakat dan komunitas pegiat olahraga. Foto/Putra Ramadhani Astyawan

    BOGOR – Kegiatan senam sehat yang digelar MNC Land dan MNC Peduli di Soekarno Park Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) MNC Lido City, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor disambut baik oleh masyarakat dan komunitas pegiat olahraga.

    Program ini menggandeng komunitas senam dari Kecamatan Cigombong, Caringin, dan Cicurug, serta mendapat dukungan dari Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (Kormi) Kecamatan Cigombong.

    Ketua Komunitas Senam Cigombong Neneng Yulianti sangat mengapresiasi kegiatan senam bersama yang digelar oleh MNC Land dan MNC Peduli ini.

    “Alhamdulilah sangat antusias sekali masyarakat Cigombong dan sekitarnya. Kami sebagai instruktur sangat bahagia. Ini benar-benar memacu masyarakat sekitar ini ikut berpartisipasi dalam acara senam ini,” kata Neneng, Minggu (26/1/2025).

    Dia menyebut, kawasan KEK MNC Lido City sangat strategis dengan udara dan lingkungan yang nyaman. Sehingga, sangat mendukung untuk kegiatan senam ini.

    “Strategis sekali karena ini pinggir jalan, terus udaranya juga sejuk nyaman terus tempatnya nyaman dekat dengan jalan strategis. Harapannya sering-sering aja, lebih continue. Saya sebagai sebagai tim instruktur dari Kecamatan Cigombong mengucapkan terima kasih banyak kepada MNC Land dan MNC Peduli,” tuturnya.

    Sedangkan Perwakilan Kormi Kecamatan Cigombong Ani Mulyani juga mengaku senang dan berterima kasih kepada MNC Land dan MNC Peduli yang telah memfasilitasi kegiatan senam ini.

  • Habiskan Libur Panjang di Great Asia Afrika Lembang, Nikmati Serunya Sensasi Jelajah 8 Negara

    Habiskan Libur Panjang di Great Asia Afrika Lembang, Nikmati Serunya Sensasi Jelajah 8 Negara

    Bandung Barat, Beritasatu.com – The Great Asia Afrika (TGGA) menjadi pilihan seru untuk menikmati libur panjang Isra Mikraj-Imlek 2025. Destinasi wisata terkenal di Lembang, Kabupaten Bandung Barat ini menawarkan sensasi menjelajah delapan negara di Asia dan Afrika.

    The Great Asia Afrika tak hanya menyajikan pemandangan eksotis, tetapi juga punya beragam replika miniatur ikonik dan budaya dari berbagai negara yang bisa dinikmati wisatawan. Banyak pilihan spot foto instagrammable.

    Memasuki libur panjang Isra Mikraj dan Imlek, The Great Asia Afrika ramai dikunjungi wisatawan. Bukan hanya dari Bandung, namun juga ada dari luar daerah, termasuk Kalimantan.

    “Tujuan ke sini mau jalan-jalan saja. Menurut saya seru banget, pemandangannya indah, dan banyak hal menarik,” kata seorang wisatawan asal Kalimantan Yummi saat ditemui di The Great Asia Afrika, Sabtu (25/1/2025).

    Yummi mengaku sudah traveling ke berbagai negara, termasuk Korea Selatan. Ia pun mengenakan kostum kebudayaan Korea saat menjajal The Great Asia Afrika untuk menikmati suasana khas luar negeri.

    Pengelola The Great Asia Afrika Lembang Intania Setiati mengatakan TGAA menyajikan suasana ikonik dari delapan negara dari dua benua,  seperti Korea Selatan, Thailand, China, India, Timur Tengah, Jepang, Afrika, dan Indonesia.

    “Jadi selain kulinernya bisa juga mencoba kostumnya, kemudian foto-foto di ikon yang ada di negara tersebut,” ucap Intania.

    Untuk menjelajah ke semua negara pengunjung bisa menaiki gondola yang tentunya aman bagi para wisatawan.

    Wisatawan juga banyak berswafoto di miniatur ikonik khas luar negeri di The Great Asia Afrika. 

    “Selain itu juga ada aktivitas-aktivitas lainnya seperti skyrider, kemudian ada kereta pinggir sungai dan berbagai macam aktivitas lainnya yang dapat dinikmati pengunjung bersama keluarga,” ujarnya.

    Wisatawan juga bisa menikmati pemandangan alam dan udara sejuk Lembang di The Great Asia Afrika. 

    Intania mengatakan The Great Asia Afrika bukan hanya sering dikunjungi wisatawan lokal, tetapi juga banyak didatangi oleh turis mancanegara.

    “Yang datang ke sini harinya ribuan, dan kita lihat dahulu dari berbagai macam asal daerah, kebanyakan memang dari Jakarta dan sekitarnya. Tetapi kita lihat juga banyak dari Sumatera, Kalimantan, dan Malaysia,” ujarnya.

    Wisatawan cukup membayar Rp 50.000 untuk berswafoto di miniatur ikonik ala luar negeri di The Great Asia Afrika.

  • Fakta Menarik Durian Baduy, Punya Rasa Unik dan Lezat

    Fakta Menarik Durian Baduy, Punya Rasa Unik dan Lezat

    Liputan6.com, Jakarta – Durian Baduy salah satu buah unggulan dari wilayah Baduy Banten menarik perhatian banyak pencinta durian karena keunikan rasa dan aromanya yang khas.

    Tidak hanya sekadar durian biasa, durian Baduy menyimpan cerita panjang tentang tradisi, keaslian, dan keharmonisan antara manusia dan alam. Sebagai bagian dari kehidupan masyarakat Baduy yang sangat menjunjung tinggi prinsip hidup sederhana dan ramah lingkungan, durian ini tumbuh secara alami tanpa campur tangan bahan kimia atau teknik budidaya modern.

    Proses pertumbuhan yang sepenuhnya organik ini menjadikan rasa durian Baduy begitu istimewa, memberikan pengalaman rasa yang berbeda dibandingkan dengan durian dari daerah lain.

    Salah satu ciri khas dari durian Baduy adalah rasa manis legit yang berpadu dengan sedikit rasa pahit yang lembut, menciptakan keseimbangan rasa yang kompleks namun harmonis.

    Teksturnya lembut dan creamy, dengan warna daging buah yang cenderung kuning keemasan. Aroma durian Baduy juga lebih halus dibandingkan durian pada umumnya, membuatnya lebih cocok bahkan untuk mereka yang biasanya kurang menyukai bau menyengat durian.

    Keunikan rasa ini tidak terlepas dari faktor lingkungan tempat durian tersebut tumbuh. Pohon-pohon durian di wilayah Baduy dibiarkan tumbuh secara alami di tengah hutan yang masih asri, dengan tanah subur yang kaya akan mineral dan tanpa penggunaan pupuk kimia.

    Selain itu, iklim yang sejuk dan curah hujan yang stabil di kawasan ini turut memengaruhi kualitas buah yang dihasilkan. Selain faktor lingkungan, durian Baduy juga memiliki nilai budaya yang kuat.

    Bagi masyarakat Baduy, durian bukan sekadar komoditas, melainkan bagian dari kehidupan sehari-hari dan simbol hubungan erat dengan alam. Proses pemanenan dilakukan dengan cara tradisional dan penuh kehati-hatian, sering kali melibatkan ritual tertentu yang mencerminkan rasa syukur terhadap hasil bumi.

  • Saat Wamenpar Ni Luh Puspa Coba Memerah Susu Kambing Etawa di Purworejo
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        24 Januari 2025

    Saat Wamenpar Ni Luh Puspa Coba Memerah Susu Kambing Etawa di Purworejo Yogyakarta 24 Januari 2025

    Saat Wamenpar Ni Luh Puspa Coba Memerah Susu Kambing Etawa di Purworejo
    Tim Redaksi
    PURWOREJO, KOMPAS.com –
    Di tengah perbukitan sejuk Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah,
    Wakil Menteri Pariwisata
    RI, Ni Luh Puspa, menciptakan momen tak terlupakan dengan mencoba memerah
    susu kambing Etawa
    pada Jumat (24/1).
    Kunjungan ini merupakan bagian dari agenda kerja untuk meninjau potensi pariwisata unggulan di Jawa Tengah.
    Sebelum tiba di
    Desa Wisata Pandanrejo
    , Ni Luh Puspa dan rombongan meninjau tempat wisata De Loano Glamping yang berjarak sekitar 11 kilometer dari lokasi tersebut.
    Kedatangan Wamen di Desa Pandanrejo disambut dengan suasana berkabut, mendung, dan gerimis.
    Warga serta pejabat Pemkab Purworejo telah menunggu sejak siang hari di peternakan milik Sukiswanto, salah satu warga setempat.
    Sekitar pukul 15.30, Ni Luh Puspa, yang mengenakan kaus hitam dan rok bermotif batik bunga, tiba di lokasi.
    Ia langsung disambut oleh warga setempat dan melihat-lihat kambing yang harganya setara dengan mobil.
    Dengan bimbingan seorang peternak, Ni Luh Puspa duduk dan mulai memerah susu kambing.
    Meskipun ini merupakan pengalaman pertamanya, ia tampak santai dan berhasil mengisi wadah susu dengan susu segar.
    “Maaf ya maaf,” ucap Ni Luh Puspa kepada kambing yang diperahnya, disertai gelak tawa dari rombongan.
    “Oke, lumayan lah ya,” tambahnya saat menyudahi aksinya memerah susu.
    Setelah selesai, Wamen memberikan hasil perahannya kepada peternak.
    Ia terkejut ketika peternak menawarkan susu kambing tersebut untuk diminum langsung.
    Meski awalnya ragu, Ni Luh akhirnya mengambil segelas kecil susu hasil perahannya dan meminumnya hingga habis.
    “Rasanya seperti susu pada umumnya ya,” ungkapnya usai meneguk susu kambing Etawa Kaligesing.
    Selain memerah susu, Ni Luh Puspa juga menyaksikan proses pengolahan susu menjadi berbagai produk olahan seperti dalgona susu kambing Etawa, puding susu, dan lain-lain.
    “Yang paling mengagetkan saya tadi adalah nyobain minum susu kambing Etawa Kaligesing, murni langsung diperas dan langsung diminum,” ujar Ni Luh setelah kunjungan.
    Ia berharap Desa Wisata Pandanrejo Kaligesing dapat menjadi tujuan wisata nasional yang semakin berkembang.
    Sensasi memerah susu kambing dan langsung meminumnya di tempat diharapkan menjadi daya tarik yang patut dicoba oleh wisatawan.
    “Itu tadi (perah susu kambing dan langsung minum) pengalaman seperti ini yang harus dirasakan masyarakat lain dan wisatawan,” tutupnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 10 Destinasi Wisata di Sukabumi untuk Liburan Isra Miraj dan Imlek

    10 Destinasi Wisata di Sukabumi untuk Liburan Isra Miraj dan Imlek

    Jakarta, Beritasatu.com – Sebentar lagi akan memasuki liburan Isra Miraj (atau Isra Mikraj) dan Tahun Baru Imlek. Liburan panjang ini bisa dimanfaatkan untuk menjelajahi wisata Sukabumi,

    Sukabumi merupakan sebuah daerah di Jawa Barat yang terkenal dengan keindahan wisata alamnya. Pengunjung bisa menikmati pemandangan alam yang indah hingga bermain air di pantai.

    Berikut ini 10 destinasi wisata Sukabumi yang menarik untuk dikunjungi bersama keluarga atau teman saat liburan Isra Miraj dan Imlek.

    1. Situ Gunung Suspension Bridge
    Terletak di Jalan Kadudampit, Gede Pangrango, Sukabumi, jembatan gantung ini memiliki panjang 535 meter dan merupakan jembatan gantung terpanjang di Asia Tenggara yang berada di tengah hutan. Untuk mengunjunginya, tersedia tiga jenis tiket, untuk akses jalur hijau pengunjung dikenakan tarif Rp 100.000, akses jalur juning sebesar Rp 75.000, dan akses jalur merah sebesar Rp 50.000 per orang, Selain jembatan gantung, terdapat fasilitas seperti flying fox, floating lodge, dan glamping sebagai opsi tempat menginap.

    2. Curug Sawer
    Air terjun ini masih berada di kawasan Situ Gunung dan memiliki tinggi 35 meter. Dengan tiket masuk sebesar Rp 15.000, Anda dapat menikmati suasana alam yang menenangkan. Curug ini hanya berjarak 1,7 kilometer dari pintu masuk utama.

    3. Danau Batu Bacan
    Danau ini terkenal karena airnya yang berwarna hijau, hasil pantulan bebatuan hijau di sekitarnya. Berlokasi di Kecamatan Cikembar, Anda bisa menikmati keindahannya tanpa biaya masuk.

    4. Kampung Ciptagelar
    Destinasi tersebut adalah kampung adat yang masih mempertahankan tradisi lokal. Pengunjung dapat menyaksikan upacara adat seperti Seren Taun dan melihat lumbung tradisional. Tiket masuknya hanya Rp 5.000 per orang, menjadikannya pilihan tepat untuk wisata keluarga dan edukasi sejarah.

    5. Kawah Ratu Sukabumi
    Berada di ketinggian 1.437 mdpl, kawah ini masih tergolong aktif namun aman untuk dikunjungi. Kawah Ratu menawarkan pemandangan yang menakjubkan dan udara yang sejuk, cocok untuk pecinta wisata alam.

    6. Gua Buniayu
    Destinasi Gua Buniayu memiliki tiga gua, tetapi hanya dua yang terbuka untuk umum. Anda dapat menikmati stalaktit dan stalakmit yang indah dengan tiket masuk seharga Rp 5.000 per orang. Lokasinya cocok bagi yang mencari pengalaman wisata unik.

    7. Pantai Cicaladi
    Pantai ini terkenal dengan tebing-tebingnya yang berbatasan langsung dengan laut lepas. Terletak di Sukatani, Kecamatan Sukabumi, Pantai Cicaladi menawarkan pemandangan savana hijau dan suara ombak yang menghantam dinding tebing, menciptakan suasana menenangkan.

    8. Tebing Panenjoan
    Berada di ketinggian 250 meter di atas permukaan laut, Tebing Panenjoan adalah tempat yang tepat untuk berburu foto instagramable. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah sore hari, saat matahari terbenam.

    9. Geopark Ciletuh
    Geopark ini adalah kawasan wisata alam yang mencakup berbagai destinasi menarik, seperti Puncak Darma, Bukit Panenjoan, Pantai Palangpang, dan Curug Cimarinjung. Geopark Ciletuh menawarkan pengalaman wisata yang lengkap dalam satu lokasi.

    10. Pemandian air panas Cisolok
    Terletak di kawasan Pantai Pelabuhan, pemandian air panas Cisolok menawarkan relaksasi dengan air panas alami tanpa kandungan belerang. Air panas ini berasal dari aliran air yang melewati kerak bumi, memberikan sensasi relaksasi yang menenangkan.

    Liburan Isra Miraj dan Imlek kali ini adalah waktu yang tepat untuk menjelajahi keindahan wisata Sukabumi. Dengan berbagai pilihan destinasi alam, Anda dapat menciptakan momen berharga bersama keluarga atau teman sambil menikmati liburan yang menyenangkan.

  • Pemkot Jaktim tebar ribuan benih ikan untuk pemenuhan makanan bergizi

    Pemkot Jaktim tebar ribuan benih ikan untuk pemenuhan makanan bergizi

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur menebar 5.000 bibit ikan Nila di Embung Koco, Setu, Cipayung sebagai upaya pemenuhan makanan bergizi.

    “Nantinya ikan di embung ini bisa dinikmati warga sekitar untuk membantu pemenuhan makanan bergizi,” kata Kepala Sudin KPKP Jakarta Timur Taufik Yulianto saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

    Taufik mempersilahkan masyarakat setempat yang berkeinginan mengonsumsi ikan dari bibit ikan yang sudah ditebar setelah enam bulan kemudian.

    “Silakan warga mengonsumsi ikan yang kami tebar ini. Namun, hanya boleh dipancing setelah enam bulan kemudian,” ujar Taufik.

    Menurut dia, seluruh benih ikan ini merupakan hasil produksi dari Balai Benih Ikan Ciracas yang dikelola Dinas KPKP DKI Jakarta.

    Adapun embung yang dibangun Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Jakarta Timur ini memiliki luas sekitar 2.934,72 meter persegi dengan daya tampung sampai 1.553 meter kubik.

    Embung berada di dalam area Taman Setu Biru ini memiliki luas keseluruhannya mencapai 4.200 meter persegi.

    “Keberadaan embung untuk mengatasi genangan yang terjadi di wilayah RT 04, 05, 06, 07 dan 08 RW 04 Setu,” ucap Taufik.

    Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi meresmikan Taman Setu Biru di Jalan Haji Koco, Kelurahan Setu, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur pada Selasa (21/1).

    Pembangunan ini merupakan komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terhadap penambahan dan perluasan kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Jakarta.

    “Taman Setu Biru ini diharapkan dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai ruang interaksi antarwarga. Taman ini dibangun di atas lahan seluas 4.200 meter persegi dengan konsep pembangunan RTH yang sejuk, asri, dan ramah lingkungan,” kata Teguh.

    Taman Setu Biru ini dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung beragam fungsi seperti ekologis, ekonomi, dan sosial.

    Fasilitas yang dimaksud antara lain embung dengan daya tampung sampai 1.553 meter kubik, jalur lari (jogging track), taman bermain anak, jembatan, pedestrian, dan sejumlah alat olahraga yang dapat menjaga kebugaran dan kesehatan warga sekitar.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Fakta Unik Candi Dieng, Warisan Sejarah di Kaki Gunung Dieng Wonosobo

    Fakta Unik Candi Dieng, Warisan Sejarah di Kaki Gunung Dieng Wonosobo

    Ornamen-ornamen pada candi ini dihiasi dengan ukiran yang detail, menggambarkan elemen-elemen Hindu klasik yang penuh makna filosofis. Selain sebagai tempat ibadah, kompleks Candi Dieng juga diyakini memiliki fungsi astronomi dan ritual.

    Posisi candi yang menghadap ke barat dan pola tata letaknya menunjukkan adanya perhitungan astronomis yang cermat. Masyarakat Hindu kuno di Dieng tampaknya menggunakan kawasan ini untuk kegiatan keagamaan, seperti upacara pemujaan dan perayaan hari besar Hindu.

    Hingga saat ini, masyarakat setempat masih menghormati candi-candi ini sebagai tempat yang sakral. Bahkan, tradisi Dieng Culture Festival yang diadakan setiap tahun turut melestarikan nilai-nilai budaya dan spiritual dari kawasan ini, meskipun dalam konteks yang lebih modern.

    Keindahan Candi Dieng tidak hanya terletak pada sejarah dan arsitekturnya, tetapi juga pada pemandangan alam yang mengelilinginya.

    Kompleks candi ini berada di tengah-tengah dataran tinggi Dieng yang dikelilingi oleh pegunungan hijau dan ladang pertanian. Udara yang sejuk dan pemandangan yang memukau menjadikan kunjungan ke candi ini sebagai pengalaman yang tak terlupakan.

    Saat pagi hari, kawasan ini sering diselimuti kabut tebal, menciptakan suasana mistis yang menambah daya tarik Candi Dieng. Selain itu, wisatawan juga dapat menikmati keindahan Telaga Warna, Kawah Sikidang, dan beberapa objek wisata lainnya yang terletak tidak jauh dari kompleks candi.

    Namun, keberadaan Candi Dieng tidak luput dari tantangan. Kondisi cuaca yang ekstrem, erosi, dan aktivitas manusia menjadi ancaman bagi kelestarian candi-candi ini.

    Upaya konservasi dan pemugaran terus dilakukan oleh pemerintah dan para ahli untuk menjaga warisan ini agar tetap lestari. Selain itu, edukasi kepada masyarakat dan wisatawan juga penting untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga situs bersejarah ini.

    Candi Dieng bukan sekadar bangunan kuno, tetapi sebuah warisan yang menyimpan banyak cerita dan pengetahuan tentang masa lalu.

    Mengunjungi Candi Dieng bukan hanya tentang menikmati keindahan arsitektur dan pemandangan, tetapi juga tentang mengenal lebih dalam sejarah, budaya, dan spiritualitas yang pernah berkembang di tanah Jawa.

    Oleh karena itu, Candi Dieng layak menjadi salah satu tujuan wisata sejarah yang wajib dikunjungi, terutama bagi mereka yang ingin mendalami kekayaan peradaban Nusantara.

     

    Penulis: Belvana Fasya Saad