NGO: SEJUK

  • Prakiraan Cuaca Provinsi Bali Hari Ini, 3 Juli 2025

    Prakiraan Cuaca Provinsi Bali Hari Ini, 3 Juli 2025

    Liputan6.com, Bandung – Provinsi Bali dikenal sebagai salah satu destinasi wisata mempesona di Indonesia yang menarik tidak hanya untuk warga lokal tetapi juga mancanegara. Keindahan alamnya mulai dari pantai-pantai eksotis hingga kawasan pegunungan menjadi daya tarik tersendiri.

    Selain itu, aktivitas wisata yang didominasi kegiatan luar ruangan seperti berjemur, berselancar, trekking atau menikmati suasana alam pedesaan menjadikan informasi prakiraan cuaca sebagai hal yang penting untuk diperhatikan sebelum berlibur.

    Melansir dari situs resmi BMKG, pada hari ini, Kamis, 3 Juli 2025 sebagian besar cuaca di wilayah Bali diprediksi turun hujan ringan hingga sedang. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi masyarakat lokal maupun wisatawan yang tengah atau akan berada di Bali.

    Meskipun diprediksi turun hujan yang tidak besar tetapi hujan ringan juga bisa mengganggu kenyamanan saat melakukan kegiatan di luar ruangan terutama di kawasan alam terbuka seperti pantai atau gunung.

    Adapun cuaca hujan sendiri bukan berarti mengurangi daya tarik Bali sebagai destinasi wisata. Justru, suasana sejuk dan tenang saat hujan turun bisa memberikan nuansa romantis dan berbeda.

    Oleh karena itu, langkah antisipasi sederhana seperti membawa jas hujan, payung, atau mengenakan pakaian yang sesuai sangat dianjurkan. Selain itu, wisatawan juga disarankan untuk memantau informasi cuaca secara berkala melalui platform resmi BMKG.

  • Video: Macam-macam Cara Orang Hadapi Panas Ekstrem di Berbagai Negara

    Video: Macam-macam Cara Orang Hadapi Panas Ekstrem di Berbagai Negara

    Jakarta – Eropa dilanda cuaca panas ekstrem yang bikin wisatawan dan warganya putar otak menghadapi lonjakan suhu yang mencapai di atas 40 derajat Celcius. Ada yang berlindung di bawah naungan pohon sampai nyemplung di Air Mancur Trocadero, Prancis.

    Korban cuaca panas ekstrem nggak cuma manusia, tapi juga hewan. Kebun Binatang Praha, Republik Ceko bahkan sampai bawa es batu untuk hewan-hewan di kandang biar mereka tetap merasa sejuk.

    detikers bisa klik di sini untuk melihat video-video lainnya ya!

    (/)

    cuaca cuaca panas cuaca panas ekstrem eropa eropa dilanda cuaca panas cuaca panas di eropa

  • Mengenal Toko Roti Go, Kuliner Legendaris di Purwokerto

    Mengenal Toko Roti Go, Kuliner Legendaris di Purwokerto

    Liputan6.com, Bandung – Purwokerto merupakan salah satu kota yang berada di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Kota ini dikenal sebagai “Kota Transit” karena menjadi jalur strategis bagi para masyarakat yang hendak menuju ke berbagai daerah di Jawa Tengah dan sekitarnya.

    Selain itu, Purwokerto tidak hanya terkenal karena posisinya yang strategis dan suasananya yang sejuk tetapi juga memiliki kekayaan kuliner yang sayang untuk dilewatkan. Berbagai sajian khas bisa ditemukan dengan mudah di kota ini.

    Terdapat kuliner mulai dari makanan berat hingga jajanan tradisional yang menggoda selera. Kemudian kuliner di Purwokerto memiliki cita rasa yang khas dengan harga yang ramah di kantong.

    Salah satu daya tarik kuliner yang cukup legendaris di Purwokerto adalah hidangan roti. Terdapat sejumlah toko roti tua yang sudah eksis sejak puluhan tahun lalu dan tetap bertahan di tengah gempuran makanan modern.

    Roti buatan lokal ini memiliki rasa autentik, tekstur yang lembut, serta aroma yang menggugah selera membuatnya menjadi camilan favorit lintas generasi. Beberapa toko roti lawas seperti Roti Go, Roti Sanitas, atau Roti Oud Holland dikenal luas oleh masyarakat.

    Adapun melalui artikel ini akan membahas salah satu tempat roti legendaris yang wajib dikunjungi di Purwokerto yaitu Toko Roti Go.

     

    Simulasi Demo Rusuh usai Pilkada 2024 di Pemalang

  • 10 Tahun Hidupnya Dipermudah Ekosistem Teknologi

    10 Tahun Hidupnya Dipermudah Ekosistem Teknologi

    Jakarta

    Di tengah gempuran teknologi yang silih berganti, loyalitas terhadap satu merek menjadi sebuah anomali. Namun, tidak bagi Joe Octavianus.

    Selama lebih dari satu dekade, ia telah menjadi saksi hidup evolusi inovasi Samsung, yang tak hanya menemaninya dari bangku kuliah hingga kini berkeluarga dan meniti karier, tetapi juga mentransformasi cara ia bekerja dan bahkan menyadarkannya akan pentingnya hidup sehat.

    Bermula dari S Pen

    Perjalanan Joe dengan Samsung dimulai pada 2012, saat ia jatuh hati pada Galaxy Note3 karena fitur S Pen-nya. Kala

    “Awalnya saya tertarik dengan Galaxy Note3 karena S Pen-nya. Tapi setelah menggunakannya, saya sadar bahwa produk Samsung bukan hanya memberi fitur, tapi juga kualitas dan kenyamanan,” ujarnya.

    Dari situ, Joe mulai membangun kepercayaannya pada brand asal Korea Selatan ini. Seiring waktu, koleksi perangkat Samsung-nya berkembang: dari smartphone, tablet, earbuds, smartwatch, hingga TV dan perangkat rumah tangga yang semuanya saling terhubung dalam satu ekosistem.

    Joe kini pengguna Galaxy Fold6 Foto: Samsung

    Sebagai profesional dengan jadwal padat, Joe kini mengandalkan Galaxy Z Fold6 untuk mendukungproduktivitasnya. Layar lipatnya memungkinkan multitasking dengan nyaman-membaca dokumen sambil ikut meeting, browsing peta sambil chatting, hingga menulis ide langsung lewat stylus.

    “Chat Assistnya juga bikin fleksibel, saat butuh memberikan variasi jawaban dalam gaya formal atau casual, kita gak perlu repot browsing dulu, apalagi gaya bahasa asing kan tidak bisa kita kuasai dalam sekejap,” ujar Joe.

    Lebih Sehat

    Inovasi Samsung tak berhenti di genggaman Joe. Saat melangkah masuk ke rumahnya, teknologi Samsung kembali berperan untuk menciptakan kenyamanan dan efisiensi. Dengan aplikasi SmartThings, Joe dapat mengontrol berbagai perangkat elektronik rumah tangga seperti mesin cuci, AC, dan air purifier langsung dari smartphone Galaxy miliknya.

    SmartThings Foto: Samsung

    “Sejak pakai ekosistem Samsung, hidup di rumah jadi super nyaman dan hemat! Semua perangkat bisa dipantau dan dikontrol hanya dari smartphone,” ungkapnya antusias. Ia bahkan pernah mendapat notifikasi proaktif dari SmartThings bahwa salah satu komponen mesin cucinya perlu diganti, sebuah kemudahan yang menghindarkannya dari potensi kerusakan yang lebih besar.

    Kemudahan kecil namun berarti juga ia rasakan sehari-hari. “Kadang-kadang kalau pulang malam, saya bisa pasang AC dulu dari jalan, supaya sampai rumah kamar sudah sejuk. Ini kenyamanan yang bikin saya betah untuk terus pakai ekosistemnya Samsung,” kata Joe. Fitur SmartThings Energy Saving bahkan membantunya memantau konsumsi listrik secara real-time, memberikan rekomendasi penghematan yang sesuai dengan kebiasaan keluarganya.

    Ekosistem Samsung makin lengkap digunakan Joe dengan kehadiran perangkat wearables. Awalnya, ia menggunakan Galaxy Watch Ultra selayaknya jam tangan biasa. Namun, fitur pelacak kesehatan yang tersemat di dalamnya perlahan mengubah pandangannya.

    Joe menggunakan Watch Ultra untuk pantau kesehatannya Foto: Samsung

    “Awalnya saya pakai seperti jam biasa, tapi karena di situ ada tracker langkah, olahraga, tidur, saya gunakan juga. Saya lanjutkan pakai Galaxy Ring yang lebih nyaman dibawa tidur. Pas melihat hasilnya, wah ternyata banyak ya yang bisa saya ketahui,” paparnya.

    Data-data seperti detak jantung saat berolahraga, skor tidur, hingga analisis kualitas istirahatnya membuatnya lebih sadar akan gaya hidupnya. “Kalau tidurnya lama, tapi terlalu malam, enggak bagus juga skornya. Lama-lama saya jadi lebih aware, lebih sadar akan apa yang harus diperbaiki dalam gaya hidup saya,” kata Joe.

    Dari sekadar penunjuk waktu, perangkat Samsung di pergelangan tangan dan jarinya telah menjadi pemantik untuk hidup lebih sehat.

    Untuk Joe Octavianus, pengalamannya selama lebih dari satu dekade ini bermuara pada satu kesimpulan. “Hidup belum lengkap tanpa Samsung,” ujarnya mantap.

    Baginya, Samsung telah bertransformasi dari sekadar merek teknologi menjadi seorang partner yang andal, yang selalu ada untuk mendukung setiap babak kehidupannya, baik di luar maupun di dalam rumah.

    (afr/afr)

  • Berwisata ke Pariangan, Desa Terindah di Dunia

    Berwisata ke Pariangan, Desa Terindah di Dunia

    Liputan6.com, Tanah Datar – Jika Anda sedang merencakan liburan atau tengah berkunjung ke Sumatera Barat dan ingin merasakan nuansa alam serta budayanya yang autentik, maka Nagari Pariangan, Kabupaten Tanah Datar adalah jawabannya.

    Daerah ini berada di kaki Gunung Marapi dengan ketinggian 800 – 1000 meter di atas permukaan laut. Di Nagari Pariangan Anda bisa menikmati hamparan sawah berjenjang, deretan rumah gadang, dan udara yang sejuk.

    Letaknya yang jauh dari keramaian kota membuat suasana di sini terasa tenang dan syahdu. Selain keindahan alamnya, Nagari Pariangan juga memiliki sejumlah keunikan yang jarang ditemui di tempat lain.

    Berikut liputan6.com rangkum untuk Anda fakta-fakta unik mengenai Nagari Pariangan, disadur dari website resmi kemenparekraf. 

    1. Nagari Tertua 

    Pariangan adalah sebuah desa yang istimewa. Tambo, tradisi lisan masayarakat Minangkabau, menyebut Pariangan sebagai desa atau nagari tertua tempat nenek moyang dan peradaban mereka bermula.

    Hal ini tertuang dalam pepatah kuno dari mano dating titiak palito, dari telong nan Batali. Dari mano asa nenek moyang kito, dari puncak gunuang Marapi.

    Hingga saat ini, masih ditemukan berbagai bukti peradaban tua Minangkabau di nagari ini seperti Batu Lantak Tigo, Kuburan Panjang Datuak Tantejo Gurhano, Sawah Satampang Baniah, Lurah Indak Barayia dan masih banyak lagi yang lainnya.

     

  • Viral ‘Bekaswiss’, BMKG Sebut Fenomena Kabut di Bekasi Masih Bisa Berlanjut

    Viral ‘Bekaswiss’, BMKG Sebut Fenomena Kabut di Bekasi Masih Bisa Berlanjut

    Jakarta

    ‘Bekaswiss’ belakangan ramai menjadi perbincangan pasca cuaca atau suhu di Bekasi dirasakan lebih dingin dari biasanya. Sejumlah warganet juga menunjukkan wilayah Bekasi di malam dan pagi hari juga tampak sedikit berkabut bagaikan di Swiss.

    Tidak heran, penyematan nama ‘Bekaswiss’ kemudian ramai digunakan warganet. “Ini Bekasi apa Swiss sih? Berkabut bae,” curhat salah satu pengguna TikTok yang diunggah Minggu malam (29/5/2026), menunjukkan kabut yang terlihat di jalan raya sekitar Grand Wisata Bekasi.

    “Berasa di Sentul,” timpal yang lain.

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menegaskan fenomena kabut di Bekasi sebenarnya normal. Mengingat, hal ini terjadi di tengah musim hujan.

    “Ini fenomena normal saat musim hujan dengan angin tenang dan curah hujan tinggi,” jelas Guswanto saat dihubungi detikcom, Senin (30/6/2025).

    Sebagai catatan, kabut terbentuk karena sejumlah faktor, termasuk hujan yang bisa memicu penurunan suhu serta kelembapan udara. Walhasil, kelembapan yang tinggi dapat membuat udara terasa lebih dingin dan berkabut.

    “Pergerakan angin juga membawa udara yang lebih sejuk dan lembap ke wilayah tersebut,” ujar Guswanto.

    Karenanya, tiga faktor meliputi hujan, kelembapan tinggi, dan pergerakan angin, membuat cuaca lebih dingin dan Bekasi tampak sedikit berkabut. Guswanto menyebut fenomena berkabut masih mungkin terjadi dalam beberapa hari mendatang.

    Hujan ringan membuat suhu berada di sekitar 23-24 derajat celcius dengan kelembapan di angka 90 persen.

    “Kabut mungkin akan muncul pada malam hari karena kelembapan yang tinggi dan suhu yang lebih rendah,” terang dia.

    Sebagian masyarakat mengira bahwa kemunculan kabut merupakan pertanda udara yang tercemar atau tingginya tingkat polusi. Namun, Ketua Tim Kerja Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani, menegaskan kehadiran kabut tidak otomatis menunjukkan penurunan kualitas udara.

    Ia menjelaskan bahwa meskipun di daerah perkotaan kabut dapat bercampur dengan partikel polusi, hal tersebut tidak serta-merta berarti udara dalam kondisi tidak sehat.

    “Kabut yang muncul di wilayah dengan aktivitas manusia tinggi tidak selalu mencerminkan kualitas udara yang buruk,” ujarnya, saat dihubungi terpisah.

    BMKG juga memastikan bahwa kabut yang terjadi saat ini tidak berdampak pada aktivitas sehari-hari. Jarak pandang untuk transportasi, baik darat maupun udara, masih berada dalam kategori aman.

    NEXT: Prakiraan Cuaca Bekasi 1 Juli 2025

    Bekasi Timur

    Hujan ringan dengan suhu 23 sampai 28 derajat celsius
    Kelembapan 74 sampai 98 persen

    Bekasi Barat

    Hujan ringan dengan suhu 23 sampai 28 derajat celsius
    Kelembapan 73 sampai 98 persen

    Bekasi Utara

    Hujan ringan dengan suhu 23 sampai 29 derajat celsius
    Kelembapan 73 sampai 98 persen

    Bekasi Selatan

    Hujan ringan dengan suhu 23 sampai 28 derajat celsius
    Kelembapan 74 sampai 98 persen

    Rawalumbu

    Hujan ringan dengan suhu 23 sampai 28 derajat celsius
    Kelembapan 74 sampai 98 persen

    Medansatria

    Hujan ringan dengan suhu 23 sampai 29 derajat celsius
    Kelembapan 74 sampai 98 persen

    Bantargebang

    Hujan ringan dengan suhu 23 sampai 28 derajat celsius
    Kelembapan 74 sampai 98 persen

    Pondokgede

    Hujan ringan dengan suhu 23 sampai 28 derajat celsius
    Kelembapan 73 sampai 99 persen

    Jatiasih

    Hujan ringan dengan suhu 23 sampai 28 derajat celsius
    Kelembapan 74 sampai 99 persen

    Mustikajaya

    Hujan ringan dengan suhu 23 sampai 28 derajat celsius
    Kelembapan 72 sampai 97 persen

    Pondokmelati

    Hujan ringan dengan suhu 23 sampai 28 derajat celsius
    Kelembapan 73 sampai 99 persen

    Simak Video “Video: Penampakan Kabut Asap Beracun Selimuti New Delhi India”
    [Gambas:Video 20detik]

  • BMKG Ungkap Cuaca Dingin di Jabodetabek Masih Berlanjut, Begini Analisisnya

    BMKG Ungkap Cuaca Dingin di Jabodetabek Masih Berlanjut, Begini Analisisnya

    Jakarta

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan cuaca dingin yang terasa di Jabodetabek masih terus berlanjut beberapa hari ke depan. BMKG mencatat cuaca akan terasa lebih dingin pada malam hingga pagi hari.

    “Dalam beberapa hari ke depan, wilayah Jabodetabek masih berpeluang mengalami cuaca yang lembap dan relatif sejuk,” ujar Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, kepada wartawan, Senin (30/6/2025).

    Andri menyebut berdasarkan data BMKG, suhu udara tercatat lebih rendah dari kondisi normal terutama pada malam hingga dini hari. Menurutnya, suhu udara di Kota Baru Cikampek terkonfirmasi 23,1 derajat celsius, kemudian di Jakarta Utara 23,1 derajat celsius, Jakarta Timur 23,3 derajat celsius, Depok 22,1 derajat celsius.

    “Kondisi ini tidak terlepas dari situasi cuaca yang terjadi sejak siang hari sebelumnya. Pada 28 Juni, wilayah Jabodetabek diguyur hujan merata mulai siang hingga malam, kemudian berlanjut pada 29 Juni dengan hujan ringan dan tutupan awan tebal sepanjang hari,” tuturnya.

    Andri menyampaikan kombinasi curah hujan dan tutupan awan tebal sepanjang hari menyebabkan pemanasan permukaan tidak berlangsung optimal. Kemudian, sinar matahari terhalang lapisan awan tebal, sehingga tanah dan udara di sekitar tidak memperoleh cukup energi panas.

    “Proses turunnya hujan juga menunjukkan adanya aliran udara dari lapisan atas atmosfer menuju ke bawah (downdraft), yang membawa udara dingin ke permukaan,” ucap Andri.

    “Kabut ini menjadi indikator bahwa udara di dekat permukaan berada dalam kondisi dingin dan lembap yang stabil,” terangnya.

    Andri menyampaikan berdasarkan analisis dinamika atmosfer, indikator seperti Outgoing Longwave Radiation (OLR), Madden-Julian Oscillation (MJO), dan gelombang Rossby menunjukkan adanya peningkatan aktivitas konvektif yang mendukung pembentukan awan hujan, khususnya di wilayah Jawa bagian barat dan tengah.

    “Dengan kondisi atmosfer yang mendukung tersebut, cuaca sejuk, berawan, dan lembap berpotensi berulang di wilayah Jabodetabek dalam beberapa hari ke depan, terutama pada malam hingga pagi hari,” imbuhnya.

    (idn/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Viral ‘Bekaswiss’, BMKG Sebut Fenomena Kabut di Bekasi Masih Bisa Berlanjut

    Viral ‘Bekaswiss’ Cuaca Bekasi Lebih Dingin dari Biasanya, BMKG Ungkap Pemicunya

    Jakarta

    Cuaca dingin menyelimuti Bekasi sejak akhir pekan kemarin, Minggu (29/6/2025). Bahkan, belakangan warganet ramai menyematkan istilah ‘Bekaswiss’ lantaran cuaca dingin ala Swiss jarang terjadi di wilayah tersebut, terlebih diikuti dengan kabut tipis.

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menyebut hal itu normal terjadi. Fenomena cuaca dingin di Bekasi bisa disebabkan karena sejumlah faktor, termasuk suhu dan kelembapan meningkat saat hujan.

    “Kawasan Puncak Bogor dikenal memiliki iklim yang lebih sejuk karena letaknya yang berada di dataran tinggi. Namun, cuaca di Bekasi dan Depok yang berada di dataran rendah kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lain seperti hujan dan kelembaban tinggi,” terang Guswanto.

    Hujan bisa membuat suhu Bekasi otomatis lebih sejuk di tengah kelembapan yang meningkat. Kondisi kelembapan tersebut walhasil membuat udara jauh lebih dingin dari biasanya.

    Hal itu juga menjadi alasan mulai muncul kabut tipis di wilayah Bekasi. Pengaruh angin di wilayah Depok dan puncak Bogor juga disebutnya ikut berperan.

    “Meskipun anginnya relatif tenang, pergerakan angin juga dapat membawa udara yang lebih sejuk dan lembap ke wilayah tersebut,” jelas Guswanto, saat dihubungi detikcom Senin (30/6/2025).

    Perkiraan BMKG menunjukkan hujan ringan masih akan terus terjadi di malam hari ini, Senin (30/6). Suhu terendah bisa berada di sekitar 23 hingga 24 derajat Celcius dengan kelembapan mencapai 96 persen.

    “Depok dan Bekasi diperkirakan akan mengalami hujan ringan pada malam hari dengan suhu sekitar 23-24 derajat Celsius dan kelembapan tinggi,” tutur dia.

    “Kabut mungkin akan muncul kembali pada malam hari karena kelembaban tinggi dan suhu rendah. Ini fenomena normal saat musim hujan dengan angin tenang dan curah hujan tinggi,” tutup Guswanto.

    (naf/up)

  • Ternyata, Ini Alasan Bekasi Berkabut Kata BMKG

    Ternyata, Ini Alasan Bekasi Berkabut Kata BMKG

    Bisnis.com, JAKARTA – Warga Bekasi pada Minggu 29 Juni 2025 dihebohkan dengan munculnya kabut di wilayah tersebut.

    Hal tersebut membuat warga bertanya-tanya fenomena apa yang membuat kabut itu muncul, padahal biasanya Bekasi cuacanya sangat panas.

    Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan fenomena cuaca di Bekasi, Depok, dan sekitarnya yang berkabut dan sejuk seperti di kawasan Puncak Bogor pada  29 Juni 2025 disebabkan oleh beberapa faktor.

    Pertama, kondisi cuaca dimana Depok diperkirakan akan mengalami hujan pada sore hari dengan suhu sekitar 24-25°C dan kelembaban tinggi mencapai 92-96%. Anginnya relatif tenang dengan kecepatan 0-4 mph.

    Kemudian, pengaruh dari puncak Bogor, dimana kawasan Puncak Bogor dikenal memiliki iklim yang lebih sejuk karena letaknya yang berada di dataran tinggi. Namun, cuaca di Bekasi dan Depok yang berada di dataran rendah kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lain seperti hujan dan kelembaban tinggi.

    – Faktor Penyebab: Beberapa faktor yang dapat menyebabkan cuaca berkabut dan sejuk di Bekasi dan Depok adalah:
    – Hujan: Hujan dapat menyebabkan suhu menjadi lebih sejuk dan kelembaban meningkat.
    – Kelembaban Tinggi: Kelembaban yang tinggi dapat membuat udara terasa lebih dingin dan berkabut.
    – Pergerakan Angin: Meskipun anginnya relatif tenang, pergerakan angin dapat membawa udara yang lebih sejuk dan lembab ke wilayah tersebut.

    Prakiraan Cuaca 
    – Hujan Ringan: Depok diperkirakan akan mengalami hujan ringan pada malam hari dengan suhu sekitar 23-24°C dan kelembaban tinggi.
    – Kabut: Kabut mungkin akan muncul pada malam hari karena kelembaban yang tinggi dan suhu yang lebih rendah.

  • 6
                    
                        Depok dan Bekasi Diselimuti Kabut, Ini Penjelasan BMKG
                        Megapolitan

    6 Depok dan Bekasi Diselimuti Kabut, Ini Penjelasan BMKG Megapolitan

    Depok dan Bekasi Diselimuti Kabut, Ini Penjelasan BMKG
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com –
    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab sejumlah wilayah di Depok dan Bekasi diselimuti kabut karena kelembaban udara yang tinggi, Minggu (29/6/2025).
    Hal itu turut dibersamai dengan intensitas hujan yang sering di beberapa wilayah tersebut.
    “Kawasan Puncak Bogor dikenal memiliki iklim lebih sejuk karena letaknya yang berada di dataran tinggi. Namun, cuaca di Bekasi dan Depok yang berada di dataran rendah kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lain seperti hujan dan
    kelembaban tinggi
    ,” kata Guswanto saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (30/6/2025).
    Berdasarkan catatan BMKG, wilayah Depok sendiri kemarin memiliki kelembaban udara cukup tinggi di angka 92-96 persen.
    Hal ini berkaitan erat dengan intensitas hujan yang turun sejak pagi hari.
    Lalu di Minggu sore, angin di Depok diperkirakan relatif tenang dengan kecepatan 0-4 mph.
    “Meskipun anginnya relatif tenang, pergerakan angin dapat membawa udara yang lebih sejuk dan lembap ke wilayah tersebut,” ujar Guswanto.
    Sementara itu,
    prakiraan cuaca
    BMKG Depok akan turun hujan gerimis mulai siang hingga malam hari ini.
    Meski demikian, Guswanto belum menemukan indikasi adanya cuaca berkabut lagi pada hari ini.
    Sebelumnya diberitakan, wilayah di Jakarta, Depok, Bogor, dan Bekasi diselimuti kabut hampir seharian pada Minggu.
    Beberapa warga yang tinggal di wilayah tersebut melaporkan kemunculan kabut itu, salah satunya Angga (17), seorang warga Depok.
    Ia menceritakan, saat keluar rumah pukul 16.52 WIB, Angga melihat kabut tipis di sekitar tempat tinggalnya.
    “Depok yang biasanya panas jadi adem. Vibe-nya sendu karena berkabut. Jadi rasanya beda,” ungkap Angga kepada Kompas.com, Minggu malam.
    Menurutnya, kabut bisa muncul akibat hujan yang terus mengguyur Kota Depok selama tiga hari berturut-turut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.