Mengunjungi Teluk Atong Bahari, Pesona Pantai Andalan di Ujung Perbatasan NKRI
Tim Redaksi
KALIMANTAN BARAT, KOMPAS.com —
Desa Wisata Temajuk di Paloh, Sambas, Kalimantan Barat, memikat wisatawan dengan pesona Teluk Atong Bahari.
Terletak di ujung negeri, desa ini menawarkan pantai berpasir putih, deburan ombak yang lembut, dan angin laut yang menyapu pepohonan kelapa, sekaligus menjadi wajah lain dari perbatasan Indonesia–Malaysia.
Desa yang berbatasan langsung dengan Teluk Melano, Malaysia, ini mulai menggeliat sebagai destinasi wisata yang terletak di Jalan Meludin Teluk Melano, sekitar lima kilometer dari gerbang perbatasan Temajuk.
Pantauan
Kompas.com,
jalan menuju desa masih berupa bebatuan dan pasir, dengan beberapa lubang kecil di titik-titik tertentu.
Sesampainya di pintu masuk desa, papan bertuliskan “Selamat Datang di Desa Wisata Temajuk” menandai bahwa pengunjung tiba di ujung negeri.
Dari jalan, terdengar suara deburan ombak perlahan, disertai angin laut yang membawa aroma asin khas pesisir dan gesekan daun kelapa yang menambah kesan alami.
Beberapa penginapan sederhana dan warung makan siap menyambut wisatawan yang ingin singgah lebih lama.
Salah satu destinasi unggulan adalah Pantai Teluk Atong Bahari, yang dibuka sejak 2009. Papan nama besar berwarna merah bertuliskan “Teluk Atong Bahari” berdiri menghadap laut, menjadi spot favorit pengunjung untuk berfoto.
Pengunjung juga dapat duduk di kursi panjang di bawah rindangnya pohon cemara laut dan kelapa, sambil menikmati pemandangan sunset.
Fasilitas pendukung seperti kafe dan warung yang menjual makanan serta minuman ringan pun tersedia. Salah satu minuman favorit wisatawan adalah es kelapa muda dengan tambahan gula khas Malaysia.
Maulid (35), karyawan kafe yang membantu pengembangan kafe milik pamannya sejak 2015, mengungkapkan perkembangan kunjungan wisatawan di Temajuk.
“Pengunjung di sini dulu masih musiman, sekarang tiap minggu pasti ada pengunjung. Buka dari pagi sampai malam. Kalau tamu datang tengah malam pun tetap kami layani walau sudah tutup,” ujarnya.
Pengunjung datang tak hanya dari Sambas, tetapi juga dari Pontianak, Ketapang, hingga Jagoi, bahkan warga Malaysia sesekali melintas untuk berwisata.
Dalam sehari, kawasan ini bisa dikunjungi hingga 50 orang, sementara di akhir pekan jumlahnya bisa lebih dari 100 wisatawan.
Pada momen Lebaran, pengelola menyebut penghasilan bisa mencapai ratusan juta rupiah. Di luar musim liburan, penghasilan rata-rata per bulan berkisar Rp30 juta hingga Rp40 juta.
Salah satu pengunjung lokal, Tom (19), mengatakan bahwa Pantai Teluk Atong Bahari menjadi tempat favorit untuk melepas penat.
“Kalau sore enak sekali, anginnya sejuk dan ombaknya tenang. Cukup sering ke pantai sini, bareng teman-teman juga,” ujarnya.
Maulid menambahkan harapan masyarakat dan pengelola terhadap pemerintah, terutama terkait akses jalan.
“Pemerintah sudah cukup membantu, tinggal perbaikan jalan saja. Kalau jalan lebih bagus, pasti wisata akan lebih ramai,” katanya.
Desa Temajuk kini menjadi wajah lain dari perbatasan Indonesia. Bukan hanya soal garis batas negara, tetapi juga potensi wisata yang dapat menghidupkan ekonomi warga di ujung negeri.
Liputan ekspedisi wilayah perbatasan ini merupakan kerjasama Kompas.com dengan Badan Nasional Pembangunan Perbatasan (BNPP).
Selain di PLBN Aruk, ekspedisi serupa juga dilaksanakan di PLBN Motaain dan PLBN Motamasin.
Anda dapat mengikuti kisah perjalanan kami beserta liputan perayaan ulang tahun Indonesia di topik pilihan
HUT ke-80 RI 2025.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
NGO: SEJUK
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5317774/original/014808500_1755405615-IMG-20250817-WA0095.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Bupati Pati Sudewo ‘Menghilang’ Usai Didemo Besar-besaran
Liputan6.com, Jakarta Bupati Pati Sudewo tiba-tiba menghilang setelah didemo besar-besaran beberapa waktu lalu. Belum tahu persis ke mana Sudewo hari-hari ini. Namun yang pasti, sejumlah agenda penting Bupati Pati Sudewo kini dijalankan sementara oleh Wakil Bupati Risma Ardhi Chandra.
Catatan Liputan6.com, serangkaian agenda seperti rapat paripurna DPRD untuk mendengarkan pidato Presiden Prabowo Subianto hingga pengukuhan Paskibraka, juga diwakilkan kepada Risma Ardhi Chandra.
Tidak hanya itu, inspektur upacara detik detik Proklamasi yang seharusnya dilakukan oleh Sudewo, juga digantikan oleh Wakil Gubernur (Wagub) Jateng, Taj Yasin.
Taj Yasin mengikuti upacara peringatan Kemerdekaan RI ke-80 di Alun-Alun Pati Pati, Minggu (17/8). Orang nomor dua di Provinsi Jawa Tengah ini dijadwalkan bakal bertindak sebagai inspektur upacara.
“Di Pati, insya Allah,” kata Taj Yasin kepada wartawan.
Tidak hanya itu, Sudewo juga tidak tampak dalam acara pembukaan acara Lights Wonderland di Grand Maerakaca, Semarang, Jumat (15/8) malam. Dalam kegiatan yang dibuka Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi ini, digelar dalam mempromosikan Grand Maerakaca sebagai ikon budaya dan pariwisata Jawa Tengah.
Event spektakuler ini berlangsung selama satu bulan penuh, mulai 15 Agustus hingga 14 September 2025, dengan suguhan instalasi lampu yang memanjakan mata pengunjung.
Dalam kesempatan itu, Chandra menyampaikan rasa kagumnya terhadap suasana Grand Maerakaca yang begitu meriah.
“Saya baru di Maerakaca, di sini lampunya meriah sekali dan saya masih berada di Anjungan Kabupaten Pati. Ini ada miniatur Pati di sini. Jangan lupa kawan-kawan Pati, kalau di Maerakaca kunjungi Anjungan Kabupaten Pati,” ajak Chandra.
Sementara itu, Luthfi menekankan bahwa Lights Wonderland menjadi momentum kebangkitan sektor pariwisata Jawa Tengah.
“Kali ini Jawa Tengah akan bangkit lagi terkait pariwisata. Ini adalah wajah-wajah miniatur Provinsi Jawa Tengah yang malam ini kita hias, kita harapkan hiasan lampu ini adalah satu-satunya di Indonesia setelah Jepang. Sehingga 1 bulan full kita lakukan,” tutur Luthfi.
Ia menambahkan, kehadiran Lights Wonderland selaras dengan motto Jawa Tengah dalam meningkatkan investasi dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di sektor pariwisata.
“Harapan kami ekonomi Jawa Tengah akan bergerak, triwulan I 2025. Mari kita datang dengan keluarga, sanak saudara, jangan bicara tegang-tegang, berwisata sambil menikmati suasana yang sejuk,” pungkasnya.
-

Cerita dari Banaran tentang kebun kopi yang menghidupi
Kopi Banaran tumbuh menjadi kebanggaan dan bagian dari kehidupan warga di Pabelan, Jambu, Semarang, Jawa Tengah dan wilayah sejuk lainnya. (ANTARA/HO-PTPN I)
Cerita dari Banaran tentang kebun kopi yang menghidupi
Dalam Negeri
Editor: Calista Aziza
Sabtu, 16 Agustus 2025 – 10:59 WIBElshinta.com – Sore di Desa Kauman Lor, Kecamatan Pabelan, Semarang, Jawa Tengah, datang dengan cahaya yang lembut. Langit merona jingga, berpadu dengan deretan bendera merah putih yang berkibar anggun di tepi jalan.
Umbul-umbul berwarna cerah memandu mata ke sebuah lorong yang ditembus nyala lampu LED merah-putih, menciptakan suasana yang hangat dan penuh semangat.
Agustus di sini selalu menjadi perayaan, bukan sekadar mengenang, tetapi merayakan hidup yang diwariskan dari perjuangan.
Di teras sebuah warung sederhana, Sugeng, lelaki sepuh berusia delapan puluh lima tahun, duduk sambil menyeruput kopi Banaran yang harum.
Ia melayani pembeli bersama keponakannya, Abdul, yang kini menjadi tangan dan kaki dalam menjalankan usaha kecil itu.
Bagi Sugeng, warung ini bukan sekadar tempat berdagang. Ini adalah ruang pertemuan, tempat warga bertukar cerita sambil menikmati gorengan dan kopi hangat.
Kopi yang ia hidangkan bukan sembarang kopi. Ia membawa kisah panjang sejak masa Belanda membuka kebun kopi di Banaran, mengajarkan penduduk menanam dan mengolahnya, lalu berdirilah pabrik yang kini dikenal sebagai Pabrik Kopi Banaran PTPN I Regional 3.
Dari sana, kopi Banaran tumbuh menjadi kebanggaan, tak lagi dimonopoli perusahaan, melainkan menjadi bagian dari kehidupan warga di Pabelan, Jambu, dan wilayah sejuk lainnya.
Meski tidak ada kelas resmi untuk budidaya kopi, pengetahuan itu mengalir begitu saja. Pekerja-pekerja kebun, dari pengambil kebijakan hingga pekerja lapangan, membawa pulang ilmu yang kemudian mereka bagikan kepada kerabat dan tetangga.
Tanpa pamrih, mereka menjadi guru bagi sesama, mengajarkan teknik menanam dan mengolah, memastikan kualitas biji kopi rakyat setara dengan yang dihasilkan perusahaan.
Seperti Sugeng yang menuturkan sejarah kopi Banaran kepada Abdul, pengetahuan diwariskan tidak hanya lewat buku, tetapi lewat obrolan, pengalaman, dan kebersamaan.
Denyut ekonomi
Cerita ini hanyalah sepotong dari mozaik besar tentang bagaimana perkebunan ikut menghidupkan denyut ekonomi di berbagai daerah.
Di Lampung, misalnya, masyarakat pada awalnya belum mengenal karet sebagai komoditas bernilai.
Kehadiran perkebunan menjadi pintu pengenalan, hingga perlahan tumbuh gelombang penanaman yang kini mencakup lebih dari 130 ribu hektare.
Pola serupa terlihat di banyak daerah dengan komoditas berbeda, setiap kali kebun baru dibuka, pengetahuan dan keterampilan juga mengalir ke masyarakat.
Direktur Utama PTPN I, Teddy Yunirman Danas, menyebut peran ini sebagai bukti nyata bahwa perusahaan perkebunan mampu menjadi agen perubahan.
Di tempat-tempat terpencil, kehadiran kebun membuka lapangan kerja, menumbuhkan pusat-pusat ekonomi, dan menggerakkan peredaran uang.
Pasar pun terbentuk secara alami, mengikuti hukum penawaran dan permintaan. Hubungan yang terjalin antara perusahaan dan masyarakat bukan semata hubungan kerja, tetapi juga kemitraan yang saling menguatkan.
Keberadaan unit kerja perkebunan, menurut Teddy, langsung menyerap ribuan tenaga kerja lokal, baik sebagai karyawan tetap maupun pekerja harian. Dampaknya terasa dalam penurunan pengangguran dan peningkatan pendapatan keluarga.
Namun, yang lebih penting adalah ekosistem ekonomi yang tercipta, dari warung kopi di Kauman Lor hingga pasar karet di Lampung, dari pedagang kecil hingga pelaku usaha kreatif yang memanfaatkan bahan lokal.
Pertumbuhan ekonomi
Umumnya komitmen perusahaan perkebunan juga tidak berhenti pada produksi perkebunan. Melalui kemitraan dengan pemerintah daerah, masyarakat, dan pelaku usaha lokal, perusahaan berupaya menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan merata.
Ini selaras dengan visi membangun dari desa, memperluas lapangan kerja, mendorong kewirausahaan, dan mengembangkan industri kreatif. Keberhasilan juga disadari bukan sekadar diukur dari laba, tetapi dari sejauh mana kehadiran perusahaan membuat masyarakat sekitarnya lebih berdaya.
Kisah di Desa Kauman Lor adalah potret kecil dari perubahan yang dibawa kehadiran industri perkebunan. Tidak ada yang serba instan melainkan semuanya butuh waktu, interaksi, dan kesediaan berbagi.
Namun, ketika modal pengetahuan berpadu dengan kerja keras masyarakat, lahirlah kemandirian yang mampu bertahan melewati perubahan zaman.
Warung Sugeng mungkin sederhana, tapi di dalamnya tersimpan nilai ekonomi, sejarah, dan kebanggaan lokal. Kopi yang disajikan Abdul kepada pelanggan adalah hasil dari rantai panjang kerja sama antara perusahaan, petani, dan komunitas.
Ekonomi yang mengalir dari keberadaan sebuah perkebunan di suatu daerah bukan hanya tentang uang. Melainkan tentang keterampilan yang diwariskan, jaringan sosial yang terbentuk, dan identitas lokal yang diperkuat.
Setiap kebun yang dibuka, setiap pabrik yang beroperasi, adalah titik mula bagi lahirnya peluang baru yang memungkinkan pedagang yang mendapatkan lebih banyak pembeli, perajin yang menemukan pasar, anak-anak yang melihat bahwa masa depan bisa dibangun di kampung halaman sendiri.
Seperti senja di Kauman Lor yang perlahan meredup, kehidupan desa juga memiliki irama yang teratur dari masa tanam, panen, pesta rakyat, hingga waktu istirahat.
Dalam ritme itu, kehadiran perkebunan menjadi bagian dari denyut yang membuat desa tetap hidup.
Tidak ada satu pihak yang memegang peran tunggal termasuk perusahaan, masyarakat, dan pemerintah yang saling melengkapi. Inilah yang menjadikan ekonomi wilayah bukan sekadar bertahan, tetapi terus berkembang.
Di banyak tempat, cerita seperti ini mungkin akan terlupakan, terkubur oleh deru pembangunan modern yang kadang mengabaikan akar. Namun di Kauman Lor, cerita itu masih hidup, mengalir dari satu cangkir kopi ke cangkir berikutnya.
Seakan menjadi pengingat bahwa pembangunan sejati adalah yang tumbuh dari tanah sendiri, memberi manfaat kepada mereka yang mengolahnya, dan mengundang dunia untuk merasakan hasilnya.
Sugeng, dengan secangkir kopi di tangan, tahu betul bahwa warungnya adalah bagian kecil dari kisah besar itu. Abdul, yang kini belajar darinya, akan menjadi penerus cerita dan rasa yang menyertainya.
Dan di luar sana, ribuan kisah serupa tengah berlangsung, di mana kehadiran perkebunan yang dikelola dengan baik bisa menjadi pemantik yang membuat ekonomi wilayah benar-benar cair, bergerak, dan menghidupi banyak jiwa.
Sumber : Antara
-

Dua Jempol Jokowi untuk Prabowo
Jakarta –
Presiden Prabowo Subianto mendapatkan pujian usai pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR-Sidang Bersama DPR/DPD. Salah satunya dari Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
Diketahui, Prabowo menyampaikan pidato kenegaraan di gedung Nusantara, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025), Prabowo menghampiri sejumlah anggota DPR untuk bersalaman. Lalu Prabowo menuju tribun deretan mantan Presiden dan Wapres.
Prabowo pertama menyalami Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Keduanya tampak berbincang, menggenggam tangan, dan menepuk bahu.
Lalu Prabowo, menyalami istri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah, hingga Wapres ke-6 RI Try Sutrisno. Di hadapan Try Sutrisno, Prabowo memberi hormat lalu salam komando.
Prabowo kemudian hormat kepada Presiden ke-7 RI Jokowi dan bersalaman. Jokowi memberikan dua jempol kepada Prabowo sambil berbincang sebentar.
Selanjutnya Prabowo bersalaman dengan eks Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) serta Ketum Partai NasDem Surya Paloh. Prabowo juga bersalaman dengan Wapres ke-11 Boediono, terlihat Boediono juga memberikan jempol kepada Prabowo.
Seperti diketahui, Prabowo menyampaikan pidato kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR-Sidang Bersama DPR/DPD. Prabowo menyebut transisi kepemimpinan nasional berjalan baik dan lancar.
“Transisi kepemimpinan nasional dari Presiden Joko Widodo ke pemerintahan yang saya pimpinan berjalan dalam semangat persatuan, penuh kehormatan dan kedewasaan politik,” kata Prabowo.
Presiden Prabowo Subianto menyalami sejumlah mantan Presiden dan Wapres usai menyampaikan pidato kenegaraan Sidang Tahunan MPR-Sidang Bersama DPR/DPD di gedung Nusantara, Jakarta, Jumat (15/8/2025). Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Prabowo menyebut keberhasilan transisi kepemimpinan di Tanah Air diakui dunia. Menurutnya, hal itu menjadi bukti bahwa demokrasi Indonesia matang dan kuat.
“Peralihan kepemimpinan yang diakui dunia sebagai peralihan yang lancar dan sangat baik adalah bukti demokrasi kita matang dan kuat. Tidak semua negara mampu melaksanakan transisi kepemimpinan dengan baik dan lancar seperti kita,” ucapnya.
Dia bercerita ketika berada di luar negeri kerap ditanya oleh para pemimpin negara sahabat terkait keberhasilan transisi kepemimpinan nasional. Prabowo pun menjawab bahwa Indonesia menganut paham demokrasi yang khas, yakni demokrasi sejuk dan mempersatukan.
“Di mana-mana ketika saya berada di luar negeri, banyak pemimpin negara sahabat bertanya kepada saya ‘How did you do it? How did Indonesia manage?’. Saya sampaikan ke mereka, kita berhasil karena kita menganut demokrasi yang khas Indonesia, demokrasi yang sejuk, demokrasi yang mempersatukan, bukan demokrasi yang saling gontok-gontokan, saling menjatuhkan, saling memaki, saling menghujat, bukan demokrasi yang saling membenci,” ujar Prabowo.
“Inilah yang harus kita pegang teguh, demokrasi warisan nenek moyang kita adalah demokrasi yang sesuai dengan budaya kita, budaya kekeluargaan, budaya gotong royong, budaya saling mengisi, budaya saling mendukung, budaya tepos liro, budaya menahan diri, budaya yang iso rumongso bukan rumongso iso,” imbuhnya.
Di kesempatan yang sama, Prabowo juga mengungkit banyak perlawanan saat aparat hendak melakukan eksekusi terhadap putusan pengadilan soal lahan sawit. “Sering terjadi perlawanan. Berani-berani melawan pemerintah NKRI, ya kita hadapi,” ucap Prabowo.
Setelah urusan eksekusi lahan perkebunan yang melanggar aturan, Prabowo menargetkan pemerintahannya akan menertibkan pertambangan. Dia menegaskan tambang yang melanggar aturan akan ditertibkan.
“Setelah ini. Kita akan tertibkan juga tambang-tambang yang melanggar aturan,” ujar Prabowo yang disambut tepuk tangan dari para anggota MPR.
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato kenegaraan perdananya dalam Sidang Tahunan MPR serta Sidang Bersama DPR–DPD di Gedung Nusantara, Jakarta, Jumat (15/8/2025). Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Prabowo mengatakan ada 1.063 tambang ilegal. Ketum Partai Gerindra menyebut tambang-tambang ilegal itu berpotensi menyebabkan kerugian setidaknya Rp 300 triliun.
Prabowo memberi peringatan agar tak ada yang melindungi praktik ilegal. Prabowo menegaskan dirinya tak akan segan menindak pihak yang melanggar hukum.
“Sebagai sesama pimpinan partai, saya ingatkan, anggota-anggota semua partai termasuk partai saya, Gerindra, cepat-cepat kalau terlibat anda jadi justice collaborator, anda laporan aja. Karena walaupun kau Gerindra, tidak akan saya lindungi,” ucapnya.
Dalam pidatonya, Prabowo turut membeberkan surplus produksi beras. Indonesia memiliki cadangan beras 4 juta ton, angka itu tertinggi sepanjang sejarah dan membuat bisa kembali ekspor.
“Hari ini kita surplus produksi beras, stok cadangan beras nasional kita hari ini lebih dari 4 juta ton, ini adalah tertinggi selama sejaran NKRI, untuk pertama kali dalam puluhan tahun Indonesia bisa kembali mengeskpor beras dan jagung,” ujarnya.
Prabowo melihat para petani kini mulai tersenyum dengan kondisi produksi pangan. Sebabnya, harga gabah yang stabil dan meningkat.
“Saya perhatikan di mana-mana, para petani tersenyum karena harga gabah stabil dan penghasilan meningkat,” ujarnya.
Ke depan, Prabowo berkomitmen pemerintahannya terus mewaspadai kecurangan-kecurangan terkait produksi pangan. Prabowo tidak akan ragu menindak tegas perusahaan yang melanggar.
“Untuk melindungi konsumen Indonesia pemerintah yang saya pimpin akan terus mewaspadai kecurangan kecurangan manipulasi, penipuan, upaya penimbunan dan menahan distribusi pangan, pemerintah yang saya pimpin tidak akan ragu-ragu, kami akan selalu tegas pada mereka yang melanggar aturan,” ujarnya.
Pada bidang penegakan hukum, Prabowo juga tidak segan-segan menindak perusahaan yang melakukan manipulasi sehingga menyengsarakan rakyat Indonesia. Prabowo menyatakan pemerintah akan menyita yang bisa disita jika perusahaan melakukan pelanggaran.
“Kami akan selalu tegas kepada mereka yang melanggar aturan, mereka yang mempersulit kehidupan rakyat. Mereka yang mencari keuntungan gila-gilaan di atas penderitaan orang kecil,” kata Prabowo.
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato kenegaraan perdananya dalam Sidang Tahunan MPR serta Sidang Bersama DPR–DPD di Gedung Nusantara, Jakarta, Jumat (15/8/2025). Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Prabowo mengutip dasar hukum dari UUD 1945 dan UU No 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan. Prabowo siap melakukan proses hukum terhadap perusahaan yang manipulatif.
“Saya pastikan perusahaan-perusahaan siapa pun yang berani memanipulasi atau melanggar, kami akan proses hukum,” katanya.
Prabowo tak akan ragu melakukan penyitaan. Sebab, hal ini sudah menjadi wewenangnya.
“Dan berdasarkan wewenang konstitusional yang ada Presiden RI, kami akan sita yang bisa kami sita,” jelasnya.
Sementara dalam hal demokrasi, Prabowo meminta semua pihak bekerja sama untuk memajukan bangsa, termasuk yang di luar pemerintahan. Prabowo mempersilakan pihak di luar pemerintahan untuk terus melakukan kritik.
“Karena itu marilah kita bekerja sama. Kita berbeda-beda boleh, tapi satu tujuan kita, silakan yang berada di luar pemerintah tidak ada masalah, terima kasih kita butuh koreksi, kita butuh pengawasan, kita butuh kritik,” kata Prabowo.
Prabowo mengakui beberapa kritik memang menyesakkan. Tapi dia mengaku kritik itu tetap dibutuhkan pemerintahan.
“Walaupun kadang-kadang kritik itu menyesakkan juga ya, tapi nggak ada masalah, jangan berhenti kritik,” ujarnya.
Tak hanya itu, Prabowo juga meminta pihak yang berada di dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) untuk tetap solid. Dia meminta semua pihak itu untuk tidak merasa kebal hukum.
“Saya juga minta dari koalisi, koalisi kita tetap di dalam koalisi, harus berani mengawasi, harus berani koreksi,” ujarnya.
Halaman 2 dari 6
(isa/isa)
-
/data/photo/2025/08/15/689ee4f2ddd7c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
1 Pidato Prabowo di MPR: Gugurkan Tradisi Baju Adat, Diacungi 2 Jempol Jokowi Nasional
Pidato Prabowo di MPR: Gugurkan Tradisi Baju Adat, Diacungi 2 Jempol Jokowi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Ada sejumlah momen yang menjadi sorotan dalam pidato kenegaraan perdana Prabowo Subianto sebagai Presiden RI di Sidang Tahunan MPR RI, Jumat (15/8/2025) kemarin.
Beberapa momen dalam acara tersebut di antaranya pakaian Prabowo hingga adanya acungan jempol Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Di acara kemarin, hampir seluruh anggota dewan hadir langsung ke lokasi. Tepatnya, 604 anggota dari total 732 anggota MPR RI yang hadir.
Dengan demikian, terdapat 128 anggota MPR yang absen dalam sidang tahunan menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) RI Ke-80.
Sidang tahunan ini turut dihadiri banyak tokoh nasional, termasuk para mantan presiden dan mantan wakil presiden.
Jajaran Kabinet Merah Putih juga tampak duduk mengisi kursi-kursi di ruang sidang.
Tokoh bangsa yang hadir mulai dari Presien ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
Hadir juga istri dari Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yakni Sinta Nuriyah Wahid.
Tak hanya itu, sejumlah wakil presiden terdahulu juga terlihat hadir seperti Try Sutrisno, Jusuf Kalla (JK), Boediono, hingga Ma’ruf Amin.
Sementara Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri tidak terlihat di lokasi acara.
Ketua DPR RI sekaligus putri Megawati mengatakan ibunya tidak bisa hadir karena alasan kondisi kesehatan.
“Kurang sehat,” ujar Puan saat ditanya alasan khusus ketidakhadiran ibunya di Sidang Tahunan, Jumat (15/8/2025).
Meski begitu, Puan dalam pidatonya menekankan bahwa dirinya juga mewakili Ketua Umum PDI-P itu.
Pakaian Prabowo dan Gibran juga menjadi salah satu sorotan lantaran keduanya kompak memakai setelan jas.
Hal ini disorot karena pakaian kedua pemimpin negara dinilai berbeda dari tradisi rutin dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.
Sebab, Presiden sebelumnya yaitu Jokowi, kerap memakai baju adat setiap kali menghadiri acara tahunan tersebut.
Prabowo tampil di MPR tanpa mengenakan busana adat melainkan setelan jas dan peci.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengungkapkan alasan, Prabowo tidak mengenakan baju adat karena undangan dari MPR tidak mewajibkan busana ini.
Prasetyo menegaskan bahwa keputusan Prabowo mengenakan pakaian sipil lengkap (PSL) tidak mengurangi penghormatan terhadap budaya daerah.
“Substansinya bukan di situ ya, bukan berarti tidak menghormati, tidak. Ini hanya masalah kebiasaan dan berdasarkan undangan dari pihak MPR juga di situ tidak mewajibkan untuk mengenakan pakaian adat,” ujar Prasetyo.
Selain itu, Wapres Gibran tiba-tiba mengganti dasinya dalam Sidang Tahunan MPR kemarin.
Berdasarkan pantauan
Kompas.com,
ketika tiba di Kompleks Parlemen, Gibran mengenakan setelan jas warna hitam dengan dasi warna merah.
Gibran tiba lebih awal sebelum Presiden RI yang datang beberapa saat setelahnya dengan setelan jas abu-abu dengan dasi biru muda serta peci hitam.
Saat Prabowo tiba, ia langsung masuk dan berfoto bersama dengan deretan pimpinan DPR, DPD, dan MPR.
Awalnya, Gibran belum terlihat dalam barisan foto bersama tersebut.
Beberapa saat kemudian, Gibran tiba-tiba muncul dengan setengah berlari.
Ketika Gibran menghadap ke kamera, dasi yang dikenakannya pun sudah berubah warna menjadi biru muda, senada dengan Prabowo.
Momen unik lainnya ketika Jokowi memberikan acungan dua jempol untuk Prabowo.
Dua jempol Jokowi ini diberikan kepada Prabowo di akhir acara Sidang Tahunan MPR RI, tepatnya ketika Kepala Negara menyapa para tamu undangan.
Pantauan dari YouTube TV Parlemen, Prabowo sempat menyapa sejumlah anggota Dewan serta para tokoh yang hadir, termasuk Jokowi.
Ketika Prabowo berpapasan dengan Jokowi, keduanya tampak berbincang sebentar.
Di momen ini, terlihat juga Jokowi memberikan acungan jempol di kedua tangannya.
Selain menyapa Jokowi, Prabowo juga menyapa dan berbicara dengan SBY.
Keduanya tampak serius berbicara sembari memegang tangan satu sama lain seraya memberi semangat dan dukungan.
Tampak jugaSBY sempat memegang bahu Prabowo sambil berbicara.
Selain itu, Prabowo juga menyapa tamu lainnya seperti istri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid.
Kepala Negara juga memberikan salam hormat kepada Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno.
Tepat sebelum Prabowo memberikan pidato dalam acara tahunan MPR RI, Presiden RI terlihat sempat membungkukan badannya di hadapan anggota Dewan.
Ketika Prabowo terlihat berjalan dari kursinya menuju podium yang disediakan, ia membalikan badan ke arah pimpinan DPR, MPR, dan DPD RI untuk memberi salam.
Prabowo terlihat mengatupkan tangannya ke depan dada serta menundukkan kepalanya ke arah mereka.
Para pimpinan Dewan itu juga memberikan gestur serupa dan membungkukkan badan.
Setelahnya, Kepala Negara membalikkan badan dan berdiri mengarah ratusan anggota Dewan di lokasi acara.
Kemudian, Prabowo menundukkan badan sebanyak tiga kali ke arah tengah, sisi kiri, dan sisi kanan.
Hal serupa juga dilakukan Prabowo ketika selesai berpidato dan hendak menuju tempat duduknya.
Adapun dalam pidatonya di acara perdana yang dihadirinya kemarin, Prabowo menyorot soal berbagai hal terkait program prioritas dan pencapaiannya.
Dia juga membahas soal pencapaian presiden terdahulu, serta berjanji soal pemerataan kesejahteraan masyarakat.
Di awal pidatonya, Prabowo menyebut bahwa transisi pemerintahan di Indonesia sangat baik.
Ketua Umum Partai Gerindra ini pun menilai transisi kepemimpinan dari era Jokowi ke dirinya berjalan dalam persatuan, penuh kehormatan, dan kedewasaan politik.
Suksesi kepemimpinan di Indonesia diakui dunia sebagai suksesi yang baik.
“Peralihan kepemimpinan yang diakui dunia sebagai peralihan yang lancar dan sangat baik adalah bukti demokrasi kita matang dan kuat,” ungkapnya.
Prabowo menceritakan banyak negara tetangga yang memuji transisi kepemimpinan di Indonesia.
Menurutnya, setiap kali dirinya ke luar negeri, banyak petinggi negara setempat yang menanyakan hal itu.
Sebab, menurut Prabowo, tidak semua negara mampu melaksanakan transisi kepemimpinan dengan baik dan lancar seperti Indonesia.
“Di mana-mana ketika saya berada di luar negeri, banyak pemimpin negara sahabat bertanya kepada saya, ‘How did you do it? How did Indonesia manage?’,” bebernya.
Setiap kali ditanya itu, ia selalu menjawab bahwa Indonesia menganut demokrasi yang khas Tanah Air.
“Demokrasi yang sejuk, demokrasi yang mempersatukan, bukan demokrasi yang saling gontok-gontokan, saling menjatuhkan, saling maki-memaki, saling menghujat, bukan demokrasi yang saling membenci,” ujarnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Prabowo Pamer Transisi Pemerintahan dari Jokowi ke Dirinya Diakui Dunia
Bisnis.com, JAKARTA – Presiden RI Prabowo Subianto mengatakan peralihan kepemimpinan dari Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) ke dirinya diakui dunia. Menurutnya, transisi kepala negara didasari dengan semangat dan penuh kedewasaan politik.
Pernyataan itu disampaikan di depan lebih dari 604 anggota legislatif dan pejabat penting lainnya saat membuka pidato kenegaraan di Gedung MPR/DPR/DPD, Jumat (15/8/2025).
“Saya ingin menyampaikan bahwa transisi kepemimpinan nasional dari Presiden Joko Widodo ke pemerintahan yang saya pimpin berjalan dalam semangat persatuan, penuh kehormatan, dan penuh kedewasaan politik. Peralihan kepemimpinan yang diakui dunia sebagai peralihan yang lancar dan sangat baik adalah bukti demokrasi kita matang dan kuat,” kata Prabowo, Jumat (15/8/2025).
Prabowo menilai tidak semua negara dapat melakukan transisi kepemimpinan yang baik seperti di Indonesia saat ini.
Dia bercerita ketika berkunjung ke negara lain, banyak para pemimpin yang menanyakan bagaimana caranya untuk melakukan pergantian pemimpin negara dengan baik.
“Kita berhasil karena kita menganut demokrasi yang khas Indonesia, demokrasi yang sejuk, demokrasi yang mempersatukan, bukan demokrasi yang saling gontok-gontokan, saling menjatuhkan, saling maki-memaki, saling menghujat, bukan demokrasi yang saling membenci,” ucap Prabowo.
Bagi Prabowo, demokrasi di Indonesia merupakan warisan yang diberikan nenek moyang sehingga sejalan dengan budaya tanah air. Sebab, katanya, Indonesia menganut budaya gotong royong yang mempererat kesatuan dan persatuan.
Ketum Partai Gerindra itu juga menyinggung bahwa sebuah negara membutuhkan pengawasan untuk mencegah dan mengentaskan korupsi serta mendorong transparansi.
“Jika tidak ada kekuasaan yang diawasi maka kekuasaan akan menjadi korup, kekuasaan yang absolut akan menjadi korup secara absolut,” jelasnya .
-

Prabowo: Transisi kepemimpinan dari Jokowi diakui dunia berjalan baik
Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto menyebutkan transisi kepemimpinan nasional dari Presiden Ke-7 RI Joko Widodo ke dirinya berjalan dengan penuh kehormatan dan kedewasaan politik, bahkan diakui dunia sebagai peralihan yang lancar dan sangat baik.
Dalam Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2025, Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2025 di Gedung Nusantara, Kompleks MPR, DPR, DPD RI, Presiden dalam Pidato Kenegaraan perdananya itu menegaskan bahwa transisi kepemimpinan nasional dari Presiden Jokowi itu menjadi bukti bahwa demokrasi di Indonesia matang dan kuat.
“Transisi kepemimpinan nasional dari Presiden Joko Widodo ke pemerintahan yang saya pimpin, berjalan dalam semangat persatuan, penuh kehormatan, dan kedewasaan politik. Peralihan kepemimpinan yang diakui dunia, sebagai peralihan yang lancar dan sangat baik, adalah bukti demokrasi kita matang dan kuat,” kata Presiden Prabowo dalam pidatonya.
Presiden menekankan bahwa tidak semua negara mampu melaksanakan transisi kepemimpinan dengan baik dan lancar seperti itu.
Berdasarkan pengalamannya ketika melakukan kunjungan ke luar negeri, Presiden Prabowo menceritakan banyak pemimpin negara sahabat menanyakan transisi kepemimpinan itu kepadanya.
“Banyak pemimpin negara sahabat bertanya kepada saya, ‘How did you do it?’. ‘How did Indonesia manage?’ Saya sampaikan ke mereka, kita berhasil karena kita menganut demokrasi yang khas Indonesia,” kata Kepala Negara.
Presiden menekankan bahwa demokrasi yang khas dan dianut Indonesia adalah demokrasi yang sejuk, yang mempersatukan, bukan demokrasi yang saling menjatuhkan, saling memaki, menghujat dan membenci. Demokrasi itulah yang harus dipegang teguh oleh bangsa Indonesia.
“Demokrasi warisan nenek moyang kita adalah demokrasi yang sesuai dengan budaya kita. Budaya kekeluargaan. Budaya gotong-royong. Budaya ‘Mikul duwur mendem jero’. Budaya saling mengisi. Budaya saling mendukung. Budaya tepo seliro. Budaya menahan diri. Budaya yang iso rumongso. Bukan rumongso iso,” kata Presiden.
Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2025, Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2025, dan Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam Rangka HUT Ke-80 Kemerdekaan RI digelar di Gedung Nusantara, Kompleks MPR, DPR, DPD RI, Jakarta, Jumat. Acara itu dihadiri oleh 600 lebih anggota dewan, Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka, jajaran menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih, sejumlah tokoh publik, perwakilan negara-negara sahabat, serta pimpinan partai politik.
Dalam acara yang sama, Presiden Ke-7 Joko Widodo, Presiden Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Ke-6 Try Sutrisno, Wapres Ke-10 dan Ke-12 Jusuf Kalla, Wapres Ke-11 Boediono, Wapres Ke-13 KH Ma’ruf Amin juga turut menghadiri Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2025 dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI, serta mendengar langsung Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam Rangka HUT Ke-80 Kemerdekaan RI.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Emiten Alat Kesehatan Bangun Kantor-Gudang Obat, Rampung 2026
Jakarta –
Perusahaan di bidang kesehatan PT Medela Potentia Tbk (MDLA), melalui anak usahanya PT Anugrah Argon Medica (AAM) memulai pembangunan gedung baru di Medan, Sumatera Utara. Gedung tersebut akan digunakan untuk kantor serta gudang obat.
Direktur Utama PT Medela Potentia Tbk, Krestijanto Pandji menegaskan bahwa proyek ini adalah wujud nyata komitmen perusahaan dalam memperkuat infrastruktur distribusi nasional. Gedung ini berdiri di atas lahan sekitar 10.000 m² dan memiliki luas bangunan sekitar 6.500 m².
“Kami berkomitmen memberikan layanan terbaik kepada pelanggan, memastikan obat-obatan yang kami distribusikan selalu terjaga kualitas, khasiat, dan keasliannya hingga sampai ke pasien. Pembangunan gedung baru PT AAM cabang Medan ini akan meningkatkan pelayanan dan akses obat-obatan, sehingga berdampak positif pada kualitas kesehatan masyarakat Sumatera Utara dan sekitarnya,” ujar Krestijanto dalam keterangannya, Selasa (12/8/2025).
Kapasitas gudang yang akan dibangun dapat mengakomodasi kebutuhan penyimpanan yang lebih besar, khususnya di tengah meningkatnya kebutuhan obat-obatan dan produk kesehatan di wilayah Sumatera Utara. Fasilitas ini akan memperkuat jaringan distribusi perusahaan di utara Sumatera, sejalan dengan pertumbuhan permintaan pasar terhadap produk kesehatan.
Rencananya, gudang dirancang untuk memenuhi standar penyimpanan yang mencakup kebutuhan untuk penyimpanan suhu dingin (2°-8°C), suhu sejuk (15°-25°C), dan suhu kamar (
Sementara itu, Operations Director PT Anugrah Argon Medica menambahkan bahwa posisi strategis Medan sebagai gerbang logistik utama Sumatera menjadi faktor penting pembangunan ini.
“Dengan kapasitas penyimpanan yang lebih besar, stok obat-obatan dapat ditingkatkan dan jangkauan distribusi di Sumatera Utara diharapkan semakin luas. Gudang ini akan menjadi titik distribusi baru yang memperkuat jangkauan layanan kami,” jelas Setyawan.
Gedung baru AAM cabang Medan ini ditargetkan selesai pada kuartal III-2026. Dia menyebut fasilitas ini akan menjadi hub distribusi strategis yang tidak hanya memperkuat daya saing AAM, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan industri distribusi farmasi dan alat kesehatan nasional.
(rea/ara)
/data/photo/2025/08/18/68a33c34dd668.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/08/16/68a01f4980e23.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
