Dua Peserta Siksorogo Lawu 2025 Meninggal, Ini Kronologinya
Tim Redaksi
KARANGANYAR, KOMPAS.com –
Dua peserta lomba lari ultra, Siksorogo Lawu Ultra 2025 di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar dilaporkan meninggal dunia, Minggu (7/12/2025).
Keduanya merupakan peserta kategori 15 Km pada perlombaan tersebut.
Keduanya diperkirakan sudah kehilangan nyawa saat tim medis datang untuk melakukan pertolongan pertama.
Hal ini terungkap setelah pihak kepolisian melakukan olah TKP.
PS Kasi Humas Polres
Karanganyar
, Iptu Mulyadi mengatakan, kejadian tersebut dilaporkan ke pihak kepolisian sekitar pukul 11.30 WIB.
Berdasarkan hasil olah TKP dan keterangan saksi, saat kejadian kondisi cuaca hujan lebat.
Korban pertama yang bernama Sigit Joko Poernomo (45) seorang PNS asal Jl. Cemp Baru Timur No. 7, Rt. 13 Rw. 06, Kel. Cempaka Baru, Kec. Kemayoran, Jakarta Pusat dilaporkan pingsan sekitar pukul 10.44 WIB saat melewati Bukit Cemoro Mitis atau Km 12 dalam rute lari 15 Km.
Petugas PMI dan Marsal yang dikerahkan ke lokasi untuk memberikan pertolongan gagal menyelamatkan nyawa korban.
“Korban tidak dapat diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia. Evakuasi korban ke RSUD Kabupaten Karanganyar berhasil dilakukan sekitar pukul 14.30 WIB,” jelasnya.
Korban kedua yang bernama Pujo Buntoro yang juga seorang PNS asal Tegal Winangun, Karanganyar, dilaporkan terkapar di Bukit Cemoro Wayang atau Km 8 dalam rute 15 Km selang 11 menit dari peristiwa pertama atau sekitar pukul 10.55 WIB.
Pujo mengalami gangguan sesak nafas saat berlari. Ia diketahui memiliki riwayat penyakitnya paru-paru.
“Sama seperti kasus pertama, petugas yang tiba di lokasi menemukan korban sudah meninggal dunia. Evakuasi oleh tim relawan
Siksorogo Lawu Ultra
berhasil dilakukan lebih lanjut, dan korban dibawa ke RSUD Kabupaten Karanganyar sekitar pukul 15.30 WIB untuk pemeriksaan lebih lanjut,” bebernya.
Mulyadi menambahkan, kedua jenazah peserta saat ini berada di RSUD Kabupaten Karanganyar untuk proses pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
NGO: PMI
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435552/original/079091900_1765078567-WhatsApp_Image_2025-12-07_at_10.20.24_AM.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
PMI Kirim 1 Ton Abon untuk Pengungsi Banjir Sumatera
Liputan6.com, Jakarta – Palang Merah Indonesia (PMI) kembali mengirimkan bantuan pangan siap konsumsi untuk memperkuat layanan dapur umum di lokasi pengungsian korban banjir di Sumatera Utara dan Aceh. Sebanyak 1 ton abon diberangkatkan dari Jakarta pada Sabtu (6/12/2025) sore melalui Kapal Kemanusiaan PMI kolaborasi bersama Kalla Lines bersama sejumlah bantuan logistik lainnya.
Ketua Umum PMI Pusat Jusuf Kalla menjelaskan, bantuan abon ini dipilih karena praktis, tahan lama, dan dapat langsung dikonsumsi bersama nasi maupun mi instan ataupun bahan pangan utama yang tersedia di pengungsian. “Abon tidak mudah basi, awet, dan harganya terjangkau. Ini sangat membantu pemenuhan kebutuhan gizi penyintas dalam situasi darurat,” ujar JK
Seluruh abon dikemas dalam ukuran 50 gram per paket, sehingga lebih mudah didistribusikan langsung kepada keluarga maupun individu di tenda pengungsian.
Ketua Umum PMI Pusat Jusuf Kalla menugaskan Husain Abdullah, Relawan PMI Provinsi DKI Jakarta, sebagai Koordinator Pengadaan Abon sebanyak 2 ton untuk respons bencana ini. Pada tahap awal, abon dipesan dari sentra UMKM di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Namun pemesanan tersebut dibatalkan karena mitra UMKM tidak mampu memenuhi kebutuhan dalam waktu cepat.
“Untuk memastikan bantuan tiba tepat waktu, PMI akhirnya bekerja sama dengan sentra UMKM di Jakarta yang sanggup menyiapkan 1 ton abon hanya dalam dua hari, termasuk proses produksi dan pengemasan,” jelas Husain
Lebih lanjut Husain menjelaskan Abon tersebut kini sedang dalam perjalanan menuju wilayah terdampak dan akan segera didistribusikan ke titik-titik pengungsian di Sumatera Utara dan Aceh oleh PMI daerah dibantu para relawan di lapangan.
Sebelumnya Palang Merah Indonesia juga telah mengirimkan 100 ribu butir telur asin ke sejumlah wilayah terdampak bencana di Sumater Barat, Sumatera Utara dan Aceh. Proses Pengiriman melalui udara meggunakan pesawat hercules TNI AU melalui Lanud Halim Perdanakusuma dilakukan bertahap, karena sentra produksi telur asin di Brebes Jawa Tengah, hanya mampu memproduksi 10.000 butir telur asin setiap harinya.
-

PMI Jaktim salurkan bantuan penyintas kebakaran di Cakung Timur
Jakarta (ANTARA) – Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Timur memberikan bantuan bagi penyintas kebakaran sembilan unit kontrakan di Jalan Kayu Tinggi, RT 08/05, Cakung Timur, Cakung, pada Rabu (3/12) malam.
“Kita berikan bantuan untuk meringankan beban warga yang sedang terkena musibah di Cakung Timur. Mudah-mudahan bermanfaat,” kata Kepala Seksi Humas dan Komunikasi PMI Jakarta Timur Agus Bastian di Jakarta, Sabtu.
Agus menyebut, bantuan diberikan sebagai tindak lanjut dari permohonan pihak kelurahan setempat
Saat ini penyintas kebakaran yang berjumlah 10 Kepala Keluarga (KK) berada di tenda pengungsian milik Suku Dinas Sosial setempat yang tak jauh dari lokasi kejadian.
Bantuan yang diberikan masing-masing berupa delapan pieces perlengkapan sekolah (school kit), 10 tikar, 10 paket sembako, dan 10 selimut bantuan.
“Semua bantuan ini diterima Ketua RT 08, Cakung Timur sekaligus penanggung jawab posko pengungsian masyarakat terdampak kebakaran,” ujar Agus.
Sebelumnya, Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur mengungkapkan, kerugian akibat kebakaran sembilan pintu kontrakan di Cakung Timur, pada Rabu (3/12) malam mencapai Rp250 juta.
“Objek yang terbakar rumah semi permanen dengan luas sekitar 500 meter persegi milik Pak Amin, pak RT 08. Akibatnya, total kerugian mencapai Rp250 juta,” kata Kepala Seksi Operasional Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur Abdul Wahid saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (4/12).
Abdul menyebutkan, informasi kebakaran disampaikan oleh salah satu warga sekitar melalui pusat panggilan (call center) Dinas Gulkarmat Jakarta melalui layanan darurat sekitar pukul 20.14 WIB.
Petugas Suku Dinas (Sudin) Gulkarmat Jaktim langsung menuju tempat kejadian perkara (TKP) bersama satu unit pemadam kebakaran untuk pengerahan awal.
“Kami terima kabar pukul 20.14 WIB, terus tiba di lokasi sekitar pukul 20.26 WIB. Awal pemadaman kami lakukan pukul 20.27 WIB,” ujar Abdul.
Abdul menyebutkan, api berhasil dilokalisir pukul 20.50 WIB. Waktu pendinginan sekitar pukul 20.59 WIB dan status kebakaran dinyatakan selesai pukul 21.48 WIB.
Sebanyak 12 unit pemadam kebakaran dengan 60 personel Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) Jakarta Timur dikerahkan untuk memadamkan kebakaran rumah tersebut.
Dari hasil penyelidikan awal, api diduga terjadi akibat korsleting listrik di salah satu rumah warga.
Bangunan kontrakan yang berdempetan dan terbuat dari bahan yang sebagian besar mudah terbakar membuat api cepat merembet.
Sebanyak sepuluh kepala keluarga dengan total 30 jiwa berhasil menyelamatkan diri sebelum api membesar.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Geger Bayi Dibuang di Udanawu Blitar: Siswi SMK Melahirkan di Kamar, Tangisan Bayi Ditutupi Musik Kencang
Blitar (beritajatim.com) – Kasus pembuangan bayi yang melibatkan sepasang pelajar SMK di Udanawu, Kabupaten Blitar menyingkap modus operandi yang sangat memilukan. Sang ibu bayi, siswi berinisial VM (16), ternyata melahirkan di kamar pribadi, dengan iiringan musik keras untuk menutupi proses persalinan.
Kapolsek Udanawu, AKP Achmat Rochan, mengungkapkan bahwa proses kelahiran yang tragis itu terjadi di kamar VM tanpa bantuan medis atau siapapun. Siswi SMK tersebut nekat melahirkan tanpa bantuan medis karena malu, anak yang dilahirkan itu adalah hasil hubungan di luar nikah.
“VM melahirkan sendiri di kamar pribadinya usai Maghrib. Untuk menutupi suara tangisan bayi, dia sengaja memutar musik keras-keras,” jelas AKP Achmat Rochan pada Jumat (5/12/2025).
Kondisi ini diperparah oleh situasi keluarga VM yang hanya tinggal bersama ayahnya di rumah. Sang ibu kandung diketahui tengah bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hong Kong.
Kesendirian dan ketakutan VM dalam menghadapi kehamilan akibat hubungan gelapnya dengan MAZ (16), siswa SMK yang merupakan ayah bayi, mendorongnya melakukan persalinan secara diam-diam dan putus asa.
“Selama ini hanya tinggal berdua dengan sang ayah sementara ibunya kerja di luar negeri,” bebernya.
Enam hari pasca-penemuan bayi yang menghebohkan warga, tabir kasus ini akhirnya terkuak. Pengungkapan dimulai setelah Polsek Udanawu menerima informasi krusial dari perangkat desa, yang melaporkan adanya pengakuan dari warga berinisial SH, ayah dari MAZ.
Polisi bergerak cepat mengamankan MAZ di rumahnya, dan dari ‘nyanyian’ MAZ, terungkaplah identitas VM, sang ibu bayi, yang kemudian diamankan di rumah temannya di Wonodadi.
MAZ, selaku eksekutor pembuangan, mengakui sengaja meletakkan bayi di teras rumah warga yang pintunya terbuka di Dusun Sukorejo, berharap ada penghuni rumah yang terjaga dan segera menyelamatkan bayinya.
Mengingat kedua pelaku masih berstatus pelajar di bawah umur, kasus ini kini dilimpahkan penanganannya ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polres Blitar Kota.
Langkah hukum ini menjadi peringatan keras bagi pengawasan orang tua dan institusi pendidikan di Blitar. Kasus tragis ini menyoroti minimnya edukasi pergaulan dan kegagalan sistem pendukung bagi remaja yang terjerumus dalam kondisi hamil di luar nikah, yang berujung pada keputusan ekstrem dan melanggar hukum. [owi/beq]
-
/data/photo/2025/12/03/692f8e5bd9ad9.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
10 Disnaker Ponorogo Tegaskan Dewi Astutik Berangkat sebagai PMI Ilegal Surabaya
Disnaker Ponorogo Tegaskan Dewi Astutik Berangkat sebagai PMI Ilegal
Tim Redaksi
PONOROGO, KOMPAS.com
– Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Suko Kartono, menegaskan bahwa Dewi Astutik tidak pernah tercatat sebagai pekerja migran Indonesia (PMI) resmi.
Dewi Astutik
merupakan warga
Ponorogo
. Ia ditangkap BNN di Kamboja karena diduga menjadi gembong
narkoba internasional
.
Suko memastikan bahwa keberangkatan Dewi tidak melalui prosedur Disnaker maupun jalur resmi penempatan PMI.
“Dia tidak melalui Disnaker. Berarti tidak resmi. Ilegal,” ujarnya ditemui di kantornya pada Kamis (4/12/2025).
Suko mengungkapkan, berdasarkan penelusuran data, riwayat keberangkatan Dewi ke Taiwan pada tahun 2013 maupun masa kerja di luar negeri tidak ada dalam sistem Disnaker.
Ia menjelaskan bahwa praktik keberangkatan ilegal masih banyak terjadi karena para calon PMI sengaja menghindari jalur resmi.
“Kalau PMI mau ke luar negeri secara ilegal, mereka tidak mungkin menghubungi Disnaker. Yang bisa kami lakukan hanyalah sosialisasi agar masyarakat tidak menempuh jalur ilegal,” imbuhnya.
Dewi, perempuan 42 tahun asal Dusun Sumber Agung, Desa Balong, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, diketahui sudah lama bekerja sebagai PMI di Hong Kong, Taiwan dan terakhir Kamboja.
Namun perpindahannya ke Kamboja diduga kuat menggunakan identitas palsu milik anggota keluarganya, sehingga jejak kepergiannya sulit terpantau.
Perempuan yang masuk daftar buronan internasional ini diduga menjadi aktor intelektual di balik penyelundupan dua ton sabu jaringan Golden Triangle yang digagalkan pada Mei 2025.
Ia juga diduga terlibat dalam sejumlah kasus besar pada 2024 yang berkaitan dengan jaringan Golden Crescent.
Aparat menangkap Dewi Astutik saat ia hendak memasuki lobi sebuah hotel di Sihanoukville, Kamboja, melalui operasi terkoordinasi antara Kepolisian Kamboja, KBRI Phnom Penh, Atase Pertahanan RI di Kamboja dan Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Kadin: Industri Bertahap Kurangi Impor Bahan Baku
Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengungkap industri masih terus berupaya mendorong substitusi impor bahan baku dengan mencari alternatif dari dalam negeri. Kendati demikian, prosesnya membutuhkan waktu.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), impor bahan baku/penolong pada Oktober 2025 tercatat sekitar US$15,19 miliar, naik 9,90% dibanding September 2025 sebesar US$13,82 miliar. Namun, secara tahunan, angka tersebut masih lebih rendah atau turun 5,18% dibandingkan Oktober 2024 yang mencapai US$16,02 miliar.
Secara kumulatif Januari–Oktober 2025, impor bahan baku/penolong mencapai US$139,59 miliar, sedikit turun 1,25% dibanding periode yang sama tahun 2024 yang sebesar US$141,58 miliar.
Wakil Ketua Umum Bidang Perindustrian Kadin Saleh Husin mengatakan, penurunan yang terjadi secara tahunan dan kumulatif menunjukkan sebagian sektor mulai meningkatkan penggunaan bahan baku domestik, meski masih terbatas.
“Dengan demikian, sinyal substitusi impor mulai muncul, tetapi bentuknya masih selektif dan belum meluas,” kata Saleh kepada Bisnis, Kamis (4/12/2025).
Namun, Kadin melihat sinyal substitusi impor bahan baku sebagai peluang strategis meskipun penyerapannya masih dilakukan bertahap. Pasalnya, Indonesia belum dapat sepenuhnya lepas dari impor dalam waktu dekat karena kapasitas industri hulu, seperti petrokimia, bahan kimia dasar, dan komponen elektronik belum mencukupi.
“Meski begitu, ketergantungan dapat dikurangi secara nyata jika penguatan industri hulu, konsistensi kebijakan, serta efisiensi energi dan logistik terus dipacu,” jelasnya.
Dengan dorongan investasi dan hilirisasi yang sekarang berlangsung, menurut Saleh, Indonesia berpotensi menekan impor bahan baku secara bertahap dalam beberapa tahun mendatang, meskipun impor tetap diperlukan untuk barang modal dan teknologi.
Dia juga menerangkan penurunan impor bahan baku secara kumulatif 1,25% di tengah Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada November 2025 yang tetap ekspansif pada level 53,5 menunjukkan bahwa industri tidak sedang melemah.
“Sebaliknya, pelaku usaha tampaknya melakukan efisiensi rantai pasok dan optimalisasi stok setelah periode harga yang bergejolak,” tuturnya.
Terlebih, ada kenaikan impor barang modal hingga 18% justru menandakan adanya investasi dan modernisasi mesin sehingga penurunan impor bahan baku lebih mencerminkan penataan ulang struktur input, bukan pelemahan produksi.
Data dari BPS menunjukkan impor bahan baku industri seperti petrokimia, nafta, kimia dasar, dan komponen elektronik menunjukkan dinamika yang beragam sepanjang Januari–Oktober 2025.
Pada komoditas petrokimia, impor oil-cake tercatat mencapai US$1,90 miliar, turun dari periode yang sama tahun 2024 sebesar US$2,16 miliar, atau melemah sekitar US$255,59 juta.
Sementara itu, impor nafta dan petroleum preparations juga meningkat cukup tajam, dari US$895 juta pada Januari–Oktober 2024 menjadi US$1,63 miliar periode yang sama tahun ini.
Di kelompok kimia dasar, tren yang muncul cenderung bervariasi. Impor potassium chloride (KCl) tercatat sebesar US$866 juta pada Januari-Oktober 2024 kemudian naik menjadi US$1,27 miliar pada Januari-Oktober 2025 atau tumbuh 47,12% ctc.
Bahan kimia untuk elektronik yang tercatat sebagai chemical elements doped justru melonjak tajam dari US$226 juta menjadi US$1,22 miliar, atau meningkat hampir US$1 miliar.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5431546/original/008723900_1764741284-pelaku_penculikan_dan_pemerkosaan_remaja_di_lampung.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kasus Wanita Disekap dan Diperkosa, Bupati Lampung Timur Semprot Anak Buah
Liputan6.com, Jakarta – Kasus penculikan dan pemerkosaan yang menimpa remaja perempuan berinisial NA (16) di Kabupaten Lampung Timur, memicu perhatian serius pemerintah daerah. Bupati Lampung Timur, Siti Ela Nuryamah, menegaskan pihaknya menuntut proses hukum maksimal terhadap pelaku.
“Saya minta ke camat, kepala desa, jangan tutup mata. Harus terbuka, jangan menunggu ada korban lagi. Semua waspada, potensi sekecil apa pun harus dimitigasi,” kata Bupati Ela kepada Liputan6.com, Kamis (4/12/2025).
Diketahui, NA menjadi korban penculikan selama enam bulan oleh pelaku Ida Bagus Made Wibawa (27). Motif aksi bejat itu diduga berkaitan dengan utang piutang orang tua korban kepada keluarga pelaku.
“Bapaknya minjam uang ke rentenir. Sudah janji tiga kali cicilan, tapi kondisi ekonomi kurang baik. Sebenarnya bukan jaminan secara lugas dan bapaknya tidak tahu. Anaknya bilang sudah satu minggu di Palembang, ponsel juga aktif,” lanjutnya.
Namun, lanjutnya, komunikasi yang terjalin selama enam bulan itu rupanya dikendalikan langsung oleh pelaku.
“Saat dihubungi ayahnya, yang membalas itu pelaku sambil mengancam korban,” ungkapnya.
Ela memastikan kondisi NA kini berada di rumah aman dan tengah menjalani pemulihan psikologis. Pemerintah daerah telah berkoordinasi dengan tenaga kesehatan dan pendamping untuk mempercepat pemulihan trauma korban.
“Saat ini korban masih disembunyikan supaya trauma healing-nya maksimal. Kita sudah koordinasi dengan rumah sakit. Pelaku harus ditindak sesuai prosedur hukum, karena sudah mengeksploitasi anak dan menodai nilai-nilai kemanusiaan,” bebernya.
Bupati juga mengecam keras praktik kekerasan seksual dan meminta Polres Lampung Timur memproses kasus itu sampai tuntas.
Dia memastikan pemerintah akan membantu mencarikan solusi pembayaran utang yang membelit keluarga korban.
Sebelumnya, seorang remaja perempuan di Lampung Timur, Lampung berinisial NA (16) menjadi korban penculikan selama enam bulan dan pemerkosaan oleh Ida Bagus Made Wibawa (27). Usut punya usut, motif penculikan itu terjadi lantaran orang tua korban tak mampu membayar utang kepada orang tua pelaku. Sehingga NA dijadikan sebagai jaminan.
Kasatreskrim Polres Lampung Timur, AKP Stefanus Boyoh mengatakan korban dijemput paksa di rumahnya, pada Juni 2025 oleh pelaku. Alasannya karena orang tua NA tak kunjung membayar utang.
“Motifnya karena utang piutang, jadi orang tua korban ini punya utang kepada orang tua pelaku. Namun, utang tersebut tak pernah dilunasi oleh orang tua korban, sehingga pelaku ini menjemput paksa korban untuk dibawa ke rumahnya,” ujar Stefanus, Rabu (3/12).
Selama disekap di rumah Ida Bagus, di Kecamatan Labuhan Ratu, korban dijadikan sebagai asisten rumah tangga (ART).
Aksi penculikan itu tidak diketahui oleh orang tua korban. Karena ayah NA bekerja di Sumatera Selatan, sementara ibunya menjadi pekerja imigran Indonesia (PMI) di luar negeri untuk membayar utang kepada orang tua pelaku.
“Orang tua korban tidak mengetahui anaknya diculik oleh pelaku, memang saat dibawa paksa oleh pelaku, korban ini seorang diri di rumahnya di Desa Braja Indah, Kecamatan Braja Selebah. Orang tua korban pun sempat membuat laporan orang hilang, karena anaknya tidak pernah aktif saat dihubungi setelah diculik pelaku,” jelasnya.
Disekap selama 6 bulan, korban diancama akan dibunuh jika nekat melarikan diri. Bahkan, remaja malang itu mendapat kekerasan seksual oleh pelaku.
“Korban diculik sampai enam bulan lamanya, sampai di rumah pelaku korban diancam tidak boleh meninggalkan rumah dengan ancaman akan dibunuh, pada Juni sampai Juli korban disetubuhi oleh pelaku sebanyak dua kali,” bebernya.
Saat ini, Ida Bagus Made Wibawa telah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka persetubuhan terhadap anak di bawah umur dan penculikan.
“Indikasi pelakunya satu orang, tapi kasus ini masih dalam pemeriksaan lebih lanjut. Mohon waktu,” ungkapnya.
Kasatreskrim Polres Lampung Timur, AKP Stefanus Boyoh mengungkapkan kasus itu terungkap setelah orang tua korban dihubungi oleh anaknya menggunakan ponsel warga. Korban disekap di rumah pelaku yang berada di Kecamatan Labuhan Ratu sejak Juni 2025.
“Jadi korban ini berhasil kabur dari rumah pelaku dan meminjam ponsel warga untuk menghubungi ayahnya yang bekerja di Sumatera Selatan, pada Selasa pagi 25 November 2025. Setelah menerima telepon itu, ayah korban langsung menghubungi kerabatnya untuk menjemput korban,” kata Stefanus, Rabu (3/12).
Setelah berhasil menjemput korban, keluarga kemudian melaporkan peristiwa yang dialami bocah malang tersebut ke polisi.
“Pada hari yang sama, Selasa sore (25/11), Tim gabungan dari Polres Lampung Timur dan Polsek Braja Selebah langsung bergerak melakukan penyelidikan dan berhasil mengamankan pelaku di rumahnya tanpa perlawanan,” bebernya.
Pelaku dan orang tua korban saling kenal. NA diculik ketika seorang diri di rumahnya di Desa Braja Indah, Kecamatan Braja Selebah. Sementara orang tuanya, bekerja di Sumatera Selatan.
“Korban diculik saat sendiri di rumahnya, pada Jumat (6/6) lalu. Orang tua korban sempat melaporkan bahwa anaknya hilang beberapa waktu lalu,” jelasnya.
Tersangka telah ditahan dan polisi masih mengungkap terkait motif penculikan serta pemerkosaan yang dilakukan oleh Ida Bagus Made Wibawa.
Karena perbuatan kejinya, tersangka dijerat dengan UU No 17 tahun 2016 tentang penetapan Perpu No 1 tahun 2016 perubahan kedua atas UU no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 UU 17 / 2016 Jo Pasal 82, 83, dan tindak pidana penculikan Pasal 328 KUHP.
“Ancaman maksimal 15 tahun pidana penjara,” tutup dia.
/data/photo/2025/12/07/69353d69afcde.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

