NGO: PMI

  • Korban kebakaran di Matraman masih mengungsi di tenda darurat

    Korban kebakaran di Matraman masih mengungsi di tenda darurat

    Jakarta (ANTARA) – Puluhan warga korban kebakaran rumah di Jalan Kebon Kelapa, RT 08/09, Utan Kayu Selatan, Matraman, Jakarta Timur, masih mengungsi di tenda darurat milik Suku Dinas Sosial Jakarta Timur.

    “Warga korban kebakaran di RW 09, Kelurahan Utan Kayu Selatan, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, kini mengungsi di posko pengungsian berupa tenda darurat,” kata Camat Matraman Bambang Pangestu di Jakarta Timur, Rabu.

    Dia menyebutkan sebanyak 10 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 30 jiwa mengungsi di tenda tersebut.

    Selama berada di posko pengungsian, warga mendapatkan makanan siap saji dan air minum kemasan yang didistribusikan dari dapur umum Suku Dinas Sosial Jakarta Timur.

    “Posko untuk tahap satu kita siagakan sampai tiga hari ke depan. Setelah itu kita adakan monitoring dan evaluasi,” ujar Bambang.

    Menurut dia, jika hasil monitoring dan evaluasi tersebut menunjukkan warga masih membutuhkan posko pengungsian, maka tenda darurat itu tetap didirikan.

    Namun, jika hasilnya menunjukkan warga korban kebakaran lebih memilih mengungsi ke rumah kerabatnya, maka posko pengungsian dihentikan.

    “Kan terkadang kalau jumlah warga tidak terlalu banyak itu mengungsi ke rumah kerabatnya. Tapi kalau nanti dari hasil evaluasi masih dibutuhkan posko, kita perpanjang,” jelas Bambang.

    Lebih lanjut, dia mengatakan adanya kemungkinan bantuan bagi warga untuk membangun ulang tempat tinggal mereka lewat program bedah rumah dengan memenuhi syarat-syarat tertentu.

    Permohonan bantuan itu dapat diajukan melalui program bedah rumah Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), maupun program lainnya.

    “Tidak harus melalui Baznas juga, bisa bantuan dari Pemprov DKI. Ada prosesnya untuk pemberian bantuan, seperti tanah tempat tinggal warga itu milik sendiri atau bagaimana,” ucap Bambang.

    Sebelumnya, sebanyak 55 personel Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur dikerahkan untuk memadamkan kebakaran yang melanda lima rumah di Kelurahan Utan Kayu Selatan, Matraman, Jaktim, pada Senin (6/10).

    Kebakaran itu diduga akibat korsleting listrik, dan dipastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

    Suku Dinas Sosial Jakarta Timur bersama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) memberikan bantuan kebutuhan dasar kepada sejumlah warga penyintas kebakaran tersebut.

    Bantuan itu berupa natura, kebutuhan sandang, dan makanan siap santap, di antaranya 10 dus air mineral, 10 dus mi instan, 10 botol kecap manis, dan 20 kantong minyak goreng kemasan 2 liter.

    Kemudian, 20 pack biskuit, 50 kaleng ikan sarden, 10 karung beras kemasan lima kilogram, 10 tas barang (goodie bag), dan 10 kantong kecap manis tambahan.

    Selain itu, ada pula bantuan berupa 10 paket sembako, satu dus popok ukuran M, satu dus popok ukuran L, 10 lembar tikar, dan lima paket perlengkapan sekolah (school kit).

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Mendagri: Perlu Desain Besar dalam Pelindungan Pekerja Migran Indonesia
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        8 Oktober 2025

    Mendagri: Perlu Desain Besar dalam Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Nasional 8 Oktober 2025

    Mendagri: Perlu Desain Besar dalam Pelindungan Pekerja Migran Indonesia
    Penulis
    KOMPAS.com
    – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menerima kunjungan Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin beserta jajarannya di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Selasa (7/10/2025).
    Pertemuan tersebut membahas sejumlah isu strategis, termasuk upaya penguatan pelindungan pekerja migran Indonesia (PMI).
    Dalam kesempatan itu, Tito menekankan pentingnya penyusunan
    grand design
    P2MI sebagai panduan bersama dalam perumusan kebijakan.
    Menurutnya, dengan adanya desain besar tersebut, akan lebih mudah memetakan aktivitas serta keterlibatan pemangku kepentingan di setiap tahapan, mulai dari persiapan, pemberangkatan, penempatan, hingga pascapemulangan.
    Lebih lanjut, Tito menilai perlunya penguatan kelembagaan P2MI, baik dari sisi tata kelola maupun regulasi.
    Ia mencontohkan, optimalisasi Balai Latihan Kerja (BLK) yang telah dijalankan sejumlah pemerintah daerah (pemda) dapat menjadi rujukan dalam memperkuat sistem pelatihan tenaga kerja migran.
    Selain itu, penguatan P2MI juga dapat ditempuh melalui perluasan koordinasi lintas sektor serta pelibatan kementerian/lembaga terkait dalam penyusunan kebijakan yang lebih komprehensif.
    “Kalau pendapat saya, potensi dari pekerja migran ini sangat besar sekali,” ujar Tito dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Rabu (8/10/2025).
    Ia juga menyoroti pentingnya peningkatan kualitas sumber daya pekerja migran. Upaya ini, menurutnya, tidak hanya berdampak pada peningkatan kesejahteraan pekerja, tetapi juga memperkuat daya saing tenaga kerja Indonesia di kancah global.
    Tito menambahkan, mayoritas pekerja migran Indonesia saat ini masih didominasi sektor domestik, sehingga peningkatan kompetensi menjadi hal yang sangat mendesak.
    Selain keterampilan teknis, ia menekankan pentingnya peningkatan kemampuan berbahasa asing.
    Penguasaan bahasa, kata Tito, akan memperkuat citra dan profesionalitas pekerja migran di tingkat internasional.
    Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya membangun sistem pelindungan yang terpadu di sektor pekerja migran.
    Sistem tersebut meliputi pelibatan pemda dalam penjaringan calon pekerja, pembukaan peluang kerja, serta pengembangan sistem edukasi yang mampu membekali calon pekerja migran secara menyeluruh.
    Pandangan Mendagri Tito itu menjadi respons terhadap sejumlah persoalan yang dihadapi Kementerian P2MI dalam pengelolaan pekerja migran di lapangan. Di antaranya:
    Pertama
    , modul pelatihan BLK milik pemda masih beragam antara satu daerah dengan daerah lain dan belum sepenuhnya selaras dengan kebutuhan pasar tenaga kerja migran.
    Kedua
    , regulasi di tingkat daerah yang berkaitan dengan pekerja migran belum sejalan dengan aturan yang lebih tinggi.
    Ketiga
    , aspek kompetensi tenaga kerja masih menjadi persoalan penting. Permasalahan ini tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan (
    skill
    ), tetapi juga menyangkut integritas, kejujuran, serta kedisiplinan.
    Oleh karena itu, diperlukan pendidikan vokasi yang mampu meningkatkan kualitas tenaga kerja pada seluruh aspek tersebut.
    Lebih lanjut, Mukhtarudin juga menyinggung kendala perizinan bagi perusahaan penyedia jasa pekerja migran Indonesia di daerah yang membutuhkan solusi konkret.
    Untuk itu, pihaknya terus menjaring berbagai masukan guna memperkuat sistem pengelolaan P2MI agar semakin efektif dan adaptif terhadap dinamika kebutuhan di lapangan.
    Mukhtarudin menegaskan, pihaknya akan mengundang berbagai pemangku kepentingan untuk merumuskan
    grand design
    yang komprehensif dalam rangka mengoptimalkan sektor P2MI.
    “Sementara pelayanan kepada pekerja migran ini harus tetap dijalankan, maka secara parsial dulu, secara sporadis tetap kami jalankan. Tadi sambil memperkuat regulasi dan koordinasi, tetapi pelayanan tetap kami lakukan,” tandas Mukhtarudin.
    Dalam pertemuan tersebut juga hadir Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri Tomsi Tohir, Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Pembangunan Daerah (Bangda) Kemendagri Restuardy Daud, serta pejabat terkait lainnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Anak 6 Tahun Tewas Tertabrak Mobil Listrik di Jalan Pemukiman Wonokromo Surabaya
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        7 Oktober 2025

    Anak 6 Tahun Tewas Tertabrak Mobil Listrik di Jalan Pemukiman Wonokromo Surabaya Surabaya 7 Oktober 2025

    Anak 6 Tahun Tewas Tertabrak Mobil Listrik di Jalan Pemukiman Wonokromo Surabaya
    Editor
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Bocah berusia usia 6 tahun, inisial NYA meninggal dunia usai tertabrak mobil listrik di kawasan perkampungan Jalan Jagir Sidomukti VI, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim).
    Mobil listrik tersebut, dikemudikan oleh Margaret Anastasya Poernomo (28), warga Villa Vanesia, Lontar, Sambikerep, Surabaya.
    Insiden tersebut terjadi pada Senin (6/10/2025), sekitar pukul 18.29.
    Saat kejadian, korban posisinya sedang berkunjung ke rumah neneknya.
    Lalu korban bermain sendirian di depan rumah neneknya.
    Korban sebenarnya warga Kalibokor Kencana IV.
    Kanit Lantas Polsek Wonokromo, Iptu Mujiono, mengatakan bahwa mobil listrik merek WG bernopol L 1593 DBI yang dikendarai Margaret, awalnya melaju dari arah Jalan Jagir Gang Lebar.
    Begitu berbelok ke gang sempit, mobil langsung menabrak tubuh bocah NYA.
    “Pengemudi mengaku tidak melihat ada anak kecil di depannya,” ujar Iptu Mujiono, Selasa (7/10/2025).
    Benturan keras membuat korban mengalami luka parah di kepala dan tangan kiri patah.
    Warga yang panik sempat berusaha memberikan pertolongan, tapi nyawa bocah itu tak tertolong.
    Petugas PMI mengevakuasi jasad korban ke RSUD dr Soetomo.
    Sementara, Margaret langsung diamankan ke Mapolsek Wonokromo untuk diperiksa lebih lanjut.
    Kasus tersebut, lalu dilimpahkan ke Satlantas Polrestabes Surabaya.
    Warga sekitar berharap, kejadian ini jadi pelajaran agar pengendara lebih waspada, bahkan di jalan kampung yang tampak sepi.
    Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul
    Bocah Usia 6 Tahun di Surabaya Meninggal Tertabrak Mobil Listrik
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kolaborasi BRI Insurance PMI, Strategi Jaga Kesehatan Karyawan

    Kolaborasi BRI Insurance PMI, Strategi Jaga Kesehatan Karyawan

    Jakarta: BRI Insurance menggandeng PMI menggelar donor darah untuk pekerja. Bukan sekadar kegiatan kemanusiaan, kegiatan yang dilakukan secara serentak di seluruh kantor cabang BRI Insurance ini juga bagian dari screening kesehatan karyawan.

    Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko BRI Insurance Heri Supriyadi mengatakan, kegiatan kemanusiaan ini melibatkan seluruh cabang selindo untuk berpartisipasi melakukan kegiatan donor darah.

    “Kami rutin melakukan kegiatan kemanusiaan ini, harapannya dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat dengan target pengumpulan sebanyak 200 kantong donor darah pada hari ini,” ujar Heri

    Direktur Utama BRI Insurance Budi Legowo mengatakan, 200 kantong darah terdiri 125 para karyawan BRI Insurance dan 75 karyawan BRI Gorup lainnya.

    “Saya berharap donor darah hari ini bermanfaat untuk banyak orang yang membutuhkan, meningkatkan kesehatan karyawan,” ujarnya.

    Kegiatan donor darah bermanfaat untuk kesehatan para karyawan BRI Insurance dan masyarakat setempat karena sebelum dilakukan pengambilan darah, para peserta diharuskan mengikuti screening terlebih dahulu.

    Untuk menghindari risiko, pendonor harus dalam kondisi sehat, berusia 17-50 tahun, berat badan minimal 45 kg, istirahat yang cukup minimal 5 jam sebelum donor, serta tekanan darah, denyut nadi, kadar hemoglobin dalam kondisi baik.

    Selain suhu tubuh normal, peserta donor juga menjalani pemeriksaan tekanan darah selain itu donor juga dapat mengurangi risiko penyakit jantung karena jika zat besi yang berlebihan bisa menyebabkan kolesterol, selain itu juga dapat mengurangi jumlah sel darah merah yang berlebihan di dalam tubuh. 

    Perwakilan PMI Christine mengatakan bahwa donor darah sangat bermanfaat untuk banyak orang yang membutuhkan donor.

    “Bahkan satu tetes darah sangat berharga dan bisa membantu banyak nyawa, saya harap kedepannya BRI Insurance dapat lebih sering berkolaborasi dengan PMI,” kata Christine

    Jakarta: BRI Insurance menggandeng PMI menggelar donor darah untuk pekerja. Bukan sekadar kegiatan kemanusiaan, kegiatan yang dilakukan secara serentak di seluruh kantor cabang BRI Insurance ini juga bagian dari screening kesehatan karyawan.
     
    Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko BRI Insurance Heri Supriyadi mengatakan, kegiatan kemanusiaan ini melibatkan seluruh cabang selindo untuk berpartisipasi melakukan kegiatan donor darah.
     
    “Kami rutin melakukan kegiatan kemanusiaan ini, harapannya dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat dengan target pengumpulan sebanyak 200 kantong donor darah pada hari ini,” ujar Heri

    Direktur Utama BRI Insurance Budi Legowo mengatakan, 200 kantong darah terdiri 125 para karyawan BRI Insurance dan 75 karyawan BRI Gorup lainnya.
     
    “Saya berharap donor darah hari ini bermanfaat untuk banyak orang yang membutuhkan, meningkatkan kesehatan karyawan,” ujarnya.
     
    Kegiatan donor darah bermanfaat untuk kesehatan para karyawan BRI Insurance dan masyarakat setempat karena sebelum dilakukan pengambilan darah, para peserta diharuskan mengikuti screening terlebih dahulu.
     
    Untuk menghindari risiko, pendonor harus dalam kondisi sehat, berusia 17-50 tahun, berat badan minimal 45 kg, istirahat yang cukup minimal 5 jam sebelum donor, serta tekanan darah, denyut nadi, kadar hemoglobin dalam kondisi baik.
     
    Selain suhu tubuh normal, peserta donor juga menjalani pemeriksaan tekanan darah selain itu donor juga dapat mengurangi risiko penyakit jantung karena jika zat besi yang berlebihan bisa menyebabkan kolesterol, selain itu juga dapat mengurangi jumlah sel darah merah yang berlebihan di dalam tubuh. 
     
    Perwakilan PMI Christine mengatakan bahwa donor darah sangat bermanfaat untuk banyak orang yang membutuhkan donor.
     
    “Bahkan satu tetes darah sangat berharga dan bisa membantu banyak nyawa, saya harap kedepannya BRI Insurance dapat lebih sering berkolaborasi dengan PMI,” kata Christine

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (FZN)

  • Diduga Sakit Jantung, Seorang Pria Meninggal di Karangploso Malang

    Diduga Sakit Jantung, Seorang Pria Meninggal di Karangploso Malang

    Malang (beritajatim.com)- Seorang pria berinisial A (50), warga Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, ditemukan meninggal dunia di dalam sebuah rumah di Desa Gondanglegiwetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, pada Senin (6/10/2025) siang.

    Dari hasil pemeriksaan Polisi, pihak berwajib memastikan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.

    Peristiwa itu pertama kali diketahui oleh W (37), pemilik rumah, sekitar pukul 14.45 WIB. Saat itu, saksi mendengar suara benda jatuh di dalam rumahnya. Ketika dicek, ia mendapati seorang pria tak dikenal dalam posisi tengkurap di ruang tengah.

    “Saksi sempat mencoba menolong dan memastikan kondisi korban, namun korban sudah tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan,” kata Kasihumas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, Selasa (7/10/2025).

    Saksi kemudian memanggil tetangga dan melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Gondanglegi. Tak lama, petugas gabungan dari Polsek Gondanglegi, Koramil, tenaga medis, dan PMI tiba di lokasi untuk melakukan olah TKP.

    Polisi menemukan sejumlah barang milik korban, di antaranya uang tunai Rp87 ribu, dua bungkus rokok, satu korek api, sebuah topi warna biru dongker, dan satu kartu ATM.

    Dari hasil pemeriksaan awal tim medis, tidak ditemukan tanda kekerasan di tubuh korban. Keluarga korban yang datang ke lokasi juga menyatakan bahwa korban memiliki riwayat penyakit jantung. Mereka menolak dilakukan autopsi dengan membuat surat pernyataan resmi disaksikan Kepala Desa Girimoyo.

    “Dari hasil olah TKP dan pemeriksaan tim medis, diduga kuat korban meninggal karena sakit mendadak. Pihak keluarga juga telah membuat pernyataan menolak autopsi,” tutur Bambang.

    Ia menambahkan, Polres Malang memastikan setiap laporan masyarakat akan ditangani secara cepat dan profesional.

    “Begitu menerima laporan, anggota Polsek Gondanglegi langsung menuju lokasi dan berkoordinasi dengan tim medis serta perangkat desa. Respons cepat ini menjadi bagian dari pelayanan presisi Polri terhadap masyarakat,” ujarnya.

    Saat ini jenazah telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan di tempat asalnya. Polisi juga memastikan tidak ada unsur pidana dalam kejadian tersebut. (yog/ted)

  • BRI Peduli Gelar Program Pemberdayaan Eks PMI di Lombok

    BRI Peduli Gelar Program Pemberdayaan Eks PMI di Lombok

    Jakarta

    Pekerja Migran Indonesia (PMI) berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan keluarga mereka.

    Namun, banyak Purna PMI menghadapi tantangan saat kembali ke Tanah Air, seperti keterbatasan keterampilan usaha, minimnya akses permodalan dan sulitnya mencari peluang ekonomi berkelanjutan.

    Sebagai bentuk upaya dalam mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat, BRI melalui aktivitas Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BRI Peduli kembali meluncurkan Program Pemberdayaan Purna Pekerja Migran Indonesia. Program ini ditujukan khusus bagi para pekerja migran Indonesia yang telah menyelesaikan masa kontrak kerjanya di luar negeri dan kembali ke Tanah Air.

    Corporate Secretary BRI Dhanny mengungkapkan program pemberdayaan Purna PMI bertujuan membekali mereka dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan, seperti memulai usaha secara mandiri atau mendapatkan pekerjaan yang layak di Indonesia.

    “Dengan dukungan mentor yang berpengalaman, Purna PMI akan memiliki kesempatan dalam mengembangkan usahanya secara mandiri atau memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bidang atau keterampilan mereka. Hal ini nantinya dapat mendorong kemandirian dan kesejahteraan serta diharapkan dapat berkontribusi secara aktif dalam pembangunan ekonomi masyarakat,” jelas Dhanny, dalam keterangan tertulis, Selasa (7/10/2025).

    Kali ini, Program Pemberdayaan Purna PMI menyasar purna pekerja migran dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Tercatat sebanyak tiga puluh purna pekerja migran mendapatkan berbagai macam pelatihan yang berlangsung di Desa Loyok, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur.

    Berbagai macam pelatihan diberikan antara lain berupa pelatihan pengembangan produk bambu berbasis tren pasar dan preferensi konsumen, pelatihan teknik anyaman lanjutan dan diversifikasi produk bambu berkualitas ekspor, pelatihan pengelolaan keuangan dan harga pokok penjualan, pelatihan pemasaran dan branding produk serta pelatihan inovasi desain produk. Diketahui, Lombok memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah.

    Adapun, Desa Loyok di Lombok Timur sendiri dikenal sebagai sentra penghasil anyaman bambu. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, para perajin menghadapi tantangan berupa keterbatasan bahan baku serta persaingan dengan produk modern, sehingga pemasaran menjadi kurang optimal.

    Di sisi lain, Desa Loyok yang juga memiliki banyak Purna PMI yang kembali Indonesia, membuat lokasi ini menjadi sangat potensial untuk kegiatan pemberdayaan. Dengan mengintegrasikan program pelatihan kerajinan bambu, inovasi desain, dan strategi pemasaran modern, pemberdayaan di Desa Loyok dapat mengatasi tantangan perajin dan memberdayakan Purna PMI untuk menciptakan peluang usaha baru.

    Melihat tantangan tersebut, program pemberdayaan Purna PMI di Lombok ini difokuskan pada pengembangan keterampilan kewirausahaan berbasis kerajinan bambu. Kerajinan bambu dari Desa Loyok memiliki potensi pasar yang besar.

    Di pasar global, produk kerajinan bambu seperti perabot rumah tangga dan dekorasi terus berkembang, terutama di negara-negara dengan kesadaran tinggi terhadap produk ramah lingkungan. Hal ini tentunya menjadi potensi yang sangat besar.

    Tak kalah penting, para peserta juga mendapatkan pelatihan dalam mengelola keuangan dan usaha dengan lebih baik, serta menjalankan bisnis secara efisien. Di samping itu, juga dilakukan pelatihan pemasaran dan branding untuk membantu peserta memasarkan produk dengan lebih efektif, meningkatkan daya saing di pasar lokal dan global.

    “Program ini pun diharapkan dapat menciptakan ekosistem usaha berbasis komunitas yang dapat memberikan dampak ekonomi secara lebih luas bagi para peserta maupun bagi masyarakat sekitar,” pungkasnya.

    (hnu/ega)

  • Purna PMI Bangkit Bersama BRI Peduli: Dari Pelatihan Bambu Menuju Kemandirian Usaha – Page 3

    Purna PMI Bangkit Bersama BRI Peduli: Dari Pelatihan Bambu Menuju Kemandirian Usaha – Page 3

    Program ini difokuskan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, tepatnya di Desa Loyok, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur. Sebanyak 30 purna pekerja migran mengikuti pelatihan intensif yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan usaha dan kreativitas mereka.

    Materi pelatihan meliputi pengembangan produk bambu berbasis tren pasar dan preferensi konsumen, teknik anyaman lanjutan, diversifikasi produk berkualitas ekspor, pengelolaan keuangan, perhitungan harga pokok penjualan, strategi pemasaran, branding, dan inovasi desain produk.

    Corporate Secretary BRI, Dhanny, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen BRI dalam meningkatkan kapasitas purna PMI agar lebih siap menghadapi dunia kerja atau membuka usaha sendiri.

    “Dengan dukungan mentor yang berpengalaman, purna PMI akan memiliki kesempatan dalam mengembangkan usahanya secara mandiri atau memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bidang atau keterampilan mereka. Hal ini nantinya dapat mendorong kemandirian dan kesejahteraan serta diharapkan dapat berkontribusi secara aktif dalam pembangunan ekonomi masyarakat,” jelas Dhanny.

  • BRI Berdayakan Purna Pekerja Migran Indonesia Lewat Pelatihan Kerajinan Bambu di Lombok Timur

    BRI Berdayakan Purna Pekerja Migran Indonesia Lewat Pelatihan Kerajinan Bambu di Lombok Timur

    Perlu diketahui, Lombok memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah. Adapun, Desa Loyok di Lombok Timur sendiri dikenal sebagai sentra penghasil anyaman bambu. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, para perajin menghadapi tantangan berupa keterbatasan bahan baku serta persaingan dengan produk modern, sehingga pemasaran menjadi kurang optimal.

    Di sisi lain, Desa Loyok yang juga memiliki banyak Purna PMI yang kembali Indonesia, membuat lokasi ini menjadi sangat potensial untuk kegiatan pemberdayaan. Dengan mengintegrasikan program pelatihan kerajinan bambu, inovasi desain, dan strategi pemasaran modern, pemberdayaan di Desa Loyok dapat mengatasi tantangan perajin dan memberdayakan Purna PMI untuk menciptakan peluang usaha baru.

    Melihat tantangan tersebut, program pemberdayaan Purna PMI di Lombok ini difokuskan pada pengembangan keterampilan kewirausahaan berbasis kerajinan bambu. Kerajinan bambu dari Desa Loyok memiliki potensi pasar yang besar. Di pasar global, produk kerajinan bambu seperti perabot rumah tangga dan dekorasi terus berkembang, terutama di negara-negara dengan kesadaran tinggi terhadap produk ramah lingkungan. Ini menjadi potensi besar tentunya.

    Tak kalah penting, para peserta juga mendapatkan pelatihan dalam mengelola keuangan dan usaha dengan lebih baik, serta menjalankan bisnis secara efisien. Di samping itu, juga dilakukan pelatihan pemasaran dan branding untuk membantu peserta memasarkan produk dengan lebih efektif, meningkatkan daya saing di pasar lokal dan global.

  • BRI Peduli Berdayakan Eks Pekerja Migran di Lombok Lewat Pelatihan Kerajinan Bambu – Page 3

    BRI Peduli Berdayakan Eks Pekerja Migran di Lombok Lewat Pelatihan Kerajinan Bambu – Page 3

    Perlu diketahui, Lombok memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah. Adapun, Desa Loyok di Lombok Timur sendiri dikenal sebagai sentra penghasil anyaman bambu. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, para perajin menghadapi tantangan berupa keterbatasan bahan baku serta persaingan dengan produk modern, sehingga pemasaran menjadi kurang optimal.

    Di sisi lain, Desa Loyok yang juga memiliki banyak Purna PMI yang kembali Indonesia, membuat lokasi ini menjadi sangat potensial untuk kegiatan pemberdayaan. Dengan mengintegrasikan program pelatihan kerajinan bambu, inovasi desain, dan strategi pemasaran modern, pemberdayaan di Desa Loyok dapat mengatasi tantangan perajin dan memberdayakan Purna PMI untuk menciptakan peluang usaha baru.

    Melihat tantangan tersebut, program pemberdayaan Purna PMI di Lombok ini difokuskan pada pengembangan keterampilan kewirausahaan berbasis kerajinan bambu. Kerajinan bambu dari Desa Loyok memiliki potensi pasar yang besar. Di pasar global, produk kerajinan bambu seperti perabot rumah tangga dan dekorasi terus berkembang, terutama di negara-negara dengan kesadaran tinggi terhadap produk ramah lingkungan. Ini menjadi potensi besar tentunya.

    Tak kalah penting, para peserta juga mendapatkan pelatihan dalam mengelola keuangan dan usaha dengan lebih baik, serta menjalankan bisnis secara efisien. Di samping itu, juga dilakukan pelatihan pemasaran dan branding untuk membantu peserta memasarkan produk dengan lebih efektif, meningkatkan daya saing di pasar lokal dan global.

    ”Program ini pun diharapkan dapat menciptakan ekosistem usaha berbasis komunitas yang dapat memberikan dampak ekonomi secara lebih luas bagi para peserta maupun bagi masyarakat sekitar”, imbuh Dhanny.

  • 27 Perwira Polri Naik Pangkat, 4 Anggota jadi Resmi Sandang Bintang 3

    27 Perwira Polri Naik Pangkat, 4 Anggota jadi Resmi Sandang Bintang 3

    Bisnis.com, JAKARTA — Sebanyak 27 Perwira Tinggi (Pati) Polri telah mengalami kenaikan pangkat satu tingkat dari sebelumnya.

    Kadivhumas Polri, Irjen Pol Sandi Nugroho mengatakan empat dari 27 Pati Polri itu telah resmi menyandang pangkat Komisaris Jenderal (Komjen).

    “Empat Pati Polri naik pangkat menjadi Komisaris Jenderal,” ujar Sandi dalam keterangan tertulis, Selasa (7/10/2025).

    Sandi merincikan empat Pati Polri yang resmi menjadi jenderal bintang tiga itu adalah Komjen Ramdani Hidayat menjabat sebagai Dankorbrimob Polri.

    Selanjutnya, Komjen Yuda Gustawan menjabat sebagai Kabaintelkam Polri; Komjen Yudhiawan menjabat sebagai Inspektur Jenderal Kementerian ESDM RI; dan Komjen Dwiyono menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.

    Kemudian, kenaikan pangkat Inspektur Jenderal juga telah diberikan kepada 8 personel, tiga di antaranya Irjen Pol Reza Arief Dewan sebagai Wadankorbrimob Polri; Irjen Pol Nanang Rudi Supriatna sebagai Wakabaintelkam Polri; dan Irjen Ahmad Ramadhan sebagai Dosen Kepolisian Utama TK. I Akpol Lemdiklat Polri.

    Sementara itu, 15 Pati Polri lainnya yang menerima kenaikan pangkat menjadi Brigjen Pol salah satunya adalah Ade Safri Simanjuntak selaku Dirtipideksus Bareskrim Polri.

    Melalui kenaikan pangkat ini, 27 Pati Polri itu diharapkan bisa terus memberikan kontribusi terbaik bagi institusi maupun masyarakat.

    “Kenaikan pangkat ini bukan sekadar simbol kehormatan, tapi juga amanah untuk terus meningkatkan profesionalisme dan pelayanan kepada masyarakat. Ini adalah hasil dari kerja keras dan komitmen dalam menjaga keamanan dan ketertiban,” pungkasnya.