NGO: MAKI

  • Zelensky Ngaku Dukungan Trump Masih Penting Meski Adu Mulut

    Zelensky Ngaku Dukungan Trump Masih Penting Meski Adu Mulut

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa negaranya masih membutuhkan dukungan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Meskipun Trump, mencaci-maki Zelensky dalam konfrontasi yang disiarkan televisi sehari sebelumnya.

    Dilansir AFP, Minggu (1/3/2025), Trump menuduh Zelensky tidak ‘berterima kasih’ atas bantuan militer AS, kemudian menulis bahwa Presiden Ukraina telah “tidak menghormati Amerika Serikat di Ruang Oval yang disayanginya.”

    “Sangat penting bagi kami untuk mendapatkan dukungan Presiden Trump. Dia ingin mengakhiri perang, tetapi tidak seorang pun menginginkan perdamaian lebih dari kami,” kata Zelensky dalam sebuah unggahan di media sosial X.

    Zelensky telah berencana untuk menandatangani kesepakatan pembagian mineral yang telah lama ditunggu-tunggu dengan Washington pada kunjungan tersebut, tetapi pejabat Trump memerintahkannya untuk pergi setelah konfrontasi tersebut, media AS melaporkan.

    “Kami siap untuk menandatangani perjanjian mineral, dan itu akan menjadi langkah pertama menuju jaminan keamanan,” kata Zelensky.

    Para pemimpin dan politisi Eropa bergegas membela Zelensky setelah pertikaian itu, dengan Presiden Ukraina itu mendarat untuk berunding di London sebelumnya.

    “Beberapa orang berharap saya mengkritik Zelensky. Namun tidak, tidak akan ada kritik, karena ini bukan yang dibutuhkan negara saat ini,” katanya.

    Namun ia menambahkan: “Kami benar-benar berharap Presiden Zelensky memiliki rencana B.”

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Terlibat Cekcok dengan Trump hingga Diusir, Zelensky Optimis Hubungan Ukraina-AS Dapat Diperbaiki – Halaman all

    Terlibat Cekcok dengan Trump hingga Diusir, Zelensky Optimis Hubungan Ukraina-AS Dapat Diperbaiki – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terlibat cekcok dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, selama pertemuan di Ruang Oval Gedung Putih di depan pers, Jumat (28/2/2025).

    Ketika berada di Gedung Putih, Volodymyr Zelensky mempertanyakan kecondongan Donald Trump ke arah Rusia.

    Trump lantas menuduh Zelensky bersikap tidak sopan saat perbedaan pendapat di antara mereka meletus menjadi adu mulut.

    Diberitakan Al Arabiya, Trump bersikeras Zelensky kalah dalam perang Ukraina dan berkata, “orang-orang sekarat, kalian kekurangan tentara.”

    Sementara itu, Zelensky mengatakan hubungannya dengan Amerika Serikat masih dapat diperbaiki.

    Presiden Ukraina tetap optimis, bahkan setelah Donald Trump meneriakinya dalam kemarahan di Gedung Putih, dan menuduhnya menolak berdamai dengan Rusia.

    “Tentu saja,” kata Zelensky saat ditanya dalam wawancara Fox News apakah hubungan dengan Trump dapat diselamatkan, Jumat.

    “Hubungan AS-Ukraina melibatkan lebih dari dua presiden,” katanya.

    Zelensky menambahkan, Ukraina sangat membutuhkan bantuan Washington dalam perang melawan militer Rusia yang jauh lebih besar dan lebih bersenjata.

    “Akan sulit tanpa dukungan Anda,” kata Zelensky di Fox — saluran berita favorit Trump.

    Batal Tanda Tangani Kesepakatan Mineral

    Selama kunjungannya dengan Trump, Zelensky diharapkan menandatangani kesepakatan yang memungkinkan AS memperoleh akses lebih besar ke mineral tanah jarang Ukraina dan mengadakan konferensi pers bersama.

    Namun, rencana itu dibatalkan setelah perbincangan sengit antara para pemimpin di depan awak media.

    Tidak jelas apa arti kegagalan itu bagi kesepakatan yang menurut Trump penting untuk membayar AS atas lebih dari $180 miliar bantuan Amerika yang dikirim ke Kyiv sejak dimulainya perang.

    Pemimpin Ukraina diminta meninggalkan Gedung Putih oleh penasihat utama Trump tak lama setelah Trump meneriakinya, menunjukkan penghinaan terbuka.

    “Anda mempertaruhkan Perang Dunia III, dan apa yang Anda lakukan sangat tidak menghormati negara ini, negara yang telah mendukung Anda jauh lebih banyak daripada yang dikatakan banyak orang,” kata Trump kepada Zelensky, dikutip dari AP News.

    Tujuan utama Zelensky dalam aksi duduk itu adalah untuk menekan Trump agar tidak meninggalkan negaranya dan memperingatkan agar tidak terlalu dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Sebaliknya, ia malah dibentak-bentak sementara Trump tampak mempermainkan drama di depan kamera.

    Di sisi lain, mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, menyebut Zelensky sebagai “babi kurang ajar” yang telah menerima “tamparan keras di Ruang Oval.”

    Partai Republik Trump menggemakan Rusia dalam menyalahkan Zelensky.

    Sebelumnya, Ukraina tampak bersatu di belakang Zelensky, dengan panglima militernya berjanji untuk mendukungnya sementara menteri luar negeri memuji “keberaniannya.”

    Keruntuhan itu terjadi setelah Trump mengatakan Ukraina harus membuat “kompromi” dalam gencatan senjata dengan Rusia, yang telah menduduki sebagian besar wilayah negara itu.

    Zelensky mengatakan tidak boleh ada “kompromi dengan pembunuh di wilayah kami.”

    Setelah dia menunjukkan, upaya perdamaian yang didukung Barat sebelumnya telah gagal menghalangi agresi Rusia, Vance menyela dan menyebutnya “tidak sopan.”

    Sesi itu kemudian memanas saat Trump dan Wakil Presiden AS JD Vance mencaci-maki pemimpin Ukraina itu dengan keras.

    PERDEBATAN PANAS – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Presiden AS Donald Trump, dan Wakil Presiden AS J.D. Vance berbicara di Gedung Putih, Jumat, (28/2/2025). Zelensky dilaporkan diminta angkat kaki dari Gedung Putih. (Tangkapan layar YouTube Fox News)

    Zelensky duduk dengan jelas dalam keadaan tidak nyaman saat tuan rumahnya berbicara.

    Trump telah membuat Kyiv dan sekutu Eropa khawatir dengan perubahan kebijakan AS yang tiba-tiba, menampilkan dirinya sebagai mediator antara Putin dan Zelensky dan menolak untuk mengutuk invasi Rusia.

    Trump menyebut Zelensky sebagai “diktator” minggu lalu dan mengatakan dia percaya Putin akan “menepati janjinya” mengenai gencatan senjata.

    Trump mengatakan kepada Zelensky, sebagai mediator, dia tidak dapat mengkritik salah satu pihak utama.

    Namun, saat berbicara kepada Fox News, Zelensky mengatakan ia berharap Trump “benar-benar lebih berpihak pada kita.”

    Sementara itu, serangan Rusia terhadap Ukraina terus berlanjut.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

  • Politisi Demokrat Tuding Trump Serang Zelensky-Memihak Putin

    Politisi Demokrat Tuding Trump Serang Zelensky-Memihak Putin

    Washington DC

    Para politisi Partai Demokrat menuduh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Wakil Presiden JD Vance memihak Presiden Rusia Vladimir Putin, setelah mereka terlibat adu mulut dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pertemuan di Gedung Putih.

    Zelensky, pada Jumat (28/2), terlibat adu mulut dengan Trump dan Vance. Zelensky mempertanyakan condongnya Trump pada Rusia dan mempertanyakan “diplomasi” yang diserukan Vance dalam pertemuan itu, dengan menyinggung pelanggaran komitmen yang dilakukan Moskow selama bertahun-tahun di panggung global.

    Trump kemudian menyebut Zelensky “mempertaruhkan nyawa jutaan orang” dan “bertaruh dengan Perang Dunia III”, serta menuduh Presiden Ukraina itu “sangat tidak menghormati negara ini”. Sedangkan Vance menuduh Zelensky “tidak tahu berterima kasih”.

    Pemimpin minoritas Senat AS, Chuck Schumer, dari Partai Demokrat, seperti dilansir AFP, Sabtu (1/3/2025), menuduh Trump dan Vance melakukan “pekerjaan kotor” Putin setelah keduanya mencaci-maki Zelensky di depan banyak wartawan.

    “Trump dan Vance melakukan pekerjaan kotor Putin. Senat Demokrat tidak akan pernah berhenti memperjuangkan kebebasan dan demokrasi,” ucap Schumer dalam pernyataan via media sosial.

    Senator Maryland Chris Ven Holen dari Partai Demokrat dalam pernyataannya menyebut cekcok antara Trump dan Zelensky di Ruang Oval Gedung Putih “sungguh memalukan”.

    “Apa yang kita lihat di Ruang Oval hari ini sungguh memalukan. Trump dan Vance mencaci-maki Zelensky — dengan menunjukkan kebohongan dan informasi keliru yang akan membuat Putin tersipu — adalah hal yang memalukan bagi Amerika dan pengkhianatan terhadap sekutu-sekutu kita,” kecamnya.

    Kecaman serupa disampaikan pemimpin minoritas DPR AS, Hakeem Jeffries, dari Partai Demokrat. “Presiden Trump dan pemerintahannya terus mempermalukan Amerika di panggung dunia,” sebutnya.

    “Pertemuan di Gedung Putih hari ini dengan Presiden Ukraina sangat mengerikan, dan hanya akan semakin menguatkan Vladimir Putin, seorang diktator brutal,” ucap Jeffries.

    Whip Minoritas Senat AS, Dick Durbin, dari Partai Demokrat yang juga salah satu Ketua Kaukus Ukraina menyampaikan permintaan maaf kepada Zelensky atas cekcok yang terjadi dengan Trump.

    “Kita tidak bisa membiarkan Presiden Trump menulis ulang sejarah atau mengubah kemitraan yang sudah terbukti dengan dukungan bipartisan selama puluhan tahun. Saya menyampaikan permintaan maaf yang tulus kepada Presiden Zelensky dan sekali lagi menegaskan kembali dukungan saya untuk teman-teman kita di Ukraina,” ucapnya.

    Politisi Partai Republik Memuji Trump

    Pujian dilontarkan para politisi Partai Republik kepada Trump yang terlibat cekcok dengan Zelensky. Partai Republik menilai Trump sudah benar jika menuduh Zelensky kurang berterima kasih terhadap dukungan AS selama perang berkecamuk melawan Rusia.

    “Terima kasih kepada Presiden Trump — hari-hari di mana Amerika dimanfaatkan dan tidak dihormati telah BERAKHIR… Apa yang kita saksikan di Ruang Oval hari ini adalah Presiden Amerika yang mengutamakan Amerika,” sebut Ketua DPR AS Mike Johnson dari Partai Republik.

    “Zelensky harus melakukan perubahan mendasar atau hengkang. Saya tidak percaya kebanyakan orang Amerika, setelah apa yang mereka lihat hari ini, ingin bermitra dengan Zelensky,” kata Senator South Carolina Lindsey Graham.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Tersangka Kasus Korupsi Pertamina, Ahok Ngaku Pernah Maki-maki dan Ancam Pecat Riva Siahaan

    Tersangka Kasus Korupsi Pertamina, Ahok Ngaku Pernah Maki-maki dan Ancam Pecat Riva Siahaan

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku pernah memaki-maki Riva Siahaan. Direktur Utama (Dirut) Pertamina Patra Niaga yang ditetapkan tersangka dugaan korupsi oplosan Bahan Bakar Minyak (BBM).

    “Saya sudah teriak berapa kali gue pecat lu,” kata Ahok dikutip dari YouTube Narasi TV, Sabtu (1/3/2025).

    Di momen saat jadi Komisaris Utama (Komut) itu, Ahok bahkan mengatakan hal tersebut dilakukannya bukan hanya sekali. Tapi nyaris tiap pekan.

    “Maki-maki hampir tiap minggu,” ujarnya.

    Ia lalu menjelaskan beberapa momen yang dimaksud. Yakni saat Ahok memerintahkan Riva agar pembayaran tunai ditiadakan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

    “Saya kasih contoh ya. Saya minta tunai dihilangkan di SPBU,” tuturnya.

    Ketika Riva ditetapkan tersangka oleh Kejaksaan Agung (Kejagung). Ia mengaku tak terlalu kaget.

    “Iya (tidak kaget). Tapi saya tidak pernah berpikir dia kena kasus markup markup. Karena bukan ranah saya. Tapi kalau marah karena mereka tidak kerjakan, saya sudah marah berkali-kali karena lambat masuk digital,” jelansya.

    Selama ia menjabat Komut Pertamina, Ahok mengatakan sudah bekerja semaksimal mungkin. Namun ia keterbatasan wewenang, karena hanya menjabat Komut, bukan Direktur Utama (Dirut).

    “Kenapa gak bisa sikat semua? Lo kasih gue Dirut dong. Gue pecatin-pecatin tiap Minggu,” terangnya.
    (Arya/Fajar)

  • Detik-detik Trump Bertengkar dengan Presiden Ukraina di Gedung Putih, Zelensky Dicap ‘Kurang Ajar’ – Halaman all

    Detik-detik Trump Bertengkar dengan Presiden Ukraina di Gedung Putih, Zelensky Dicap ‘Kurang Ajar’ – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, AS – Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terlibat adu  mulut di Ruang Oval, Gedung Putih, pada Jumat (28/2/2025) waktu AS.

    Dalam pertemuan itu, Trump menuduh Zelensky “bertaruh dengan Perang Dunia III” dan “tidak tahu berterima kasih” kepada AS.

    Sementara Wakil Presiden AS JD Vance yang hadir dalam pertemuan ikut nimbrung dan  menyebut Zelensky “kurang ajar”.

    Detik-detik pertengkaran diawali ramah tamah

    Dikutip dari BBC, sejumlah wartawan lainnya menyaksikan secara langsung kejadian itu di Ruang Oval, Gedung Putih.

    Hari itu dimulai dengan rutinitas ramah-tamah seperti yang biasa dilakukan Gedung Putih saat menyambut tamu kehormatan asing yang berkunjung.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky disambut oleh Presiden AS Donald Trump di pintu Sayap Barat dengan barisan kehormatan.

    Kedua pemimpin lantas berjabat tangan dengan sopan.

    Wartawan berada di Ruang Oval sebagai bagian dari kelompok media dari Ukraina, menyaksikan formalitas yang terlatih dengan baik serta pembicaraan sopan selama sekitar setengah jam.

    Zelensky memberikan Trump sabuk juara petinju Ukraina, Oleksandr Usyk.

    Trump lalu memuji pakaian Zelensky.

    Sejauh ini, sangat diplomatis.

    Namun beberapa menit kemudiah sungguh belum pernah terjadi sebelumnya.

    Nada ramah berubah menjadi suara-suara meninggi, mata melotot, dan lontaran cercaan.

    Semua itu terjadi di depan kamera TV dunia.

    Presiden dan wakil presiden AS mencaci maki Zelensky, menuduhnya tidak tahu berterima kasih atas dukungan AS kepada Ukraina.

    Vance ikut nimbrung

    Ketegangan meningkat ketika Wakil Presiden AS, JD Vance, memberi tahu Zelensky bahwa perang harus diakhiri melalui diplomasi.

    “Diplomasi macam apa,” tanya Zelensky.

    Vance kemudian berujar kepada bahwa Zelensky “kurang ajar” datang ke Ruang Oval dan menyampaikan pendapatnya di depan media Amerika.

    JD Vance lalu menuntut agar Zelensky berterima kasih kepada Trump atas kepemimpinannya.

    Para wartawan di ruangan itu menyaksikan rentetan kejadian itu dengan mulut ternganga.

    “Anda sudah cukup bicara. Anda tidak akan menang,” kata Trump kepada Zelensky.

    “Anda harus bersyukur. Anda tidak punya kartu.”

    “Saya tidak bermain kartu,” jawab Zelensky. “Saya sangat serius, Tuan Presiden. Saya presiden dalam keadaan perang.”

    “Anda bertaruh dengan Perang Dunia Ketiga,” jawab Trump. “Dan apa yang Anda lakukan sangat tidak menghormati negara, negara ini, yang telah mendukung Anda jauh lebih banyak daripada yang seharusnya.”

    JD Vance membalas “Apakah Anda pernah mengucapkan ‘terima kasih’ selama pertemuan ini? Tidak.”

    Dubes Ukraina Sampai Bingung

    Duta Besar Ukraina untuk AS menyaksikan rangkaian adegan itu sambil memegangi kepalanya sendiri.

    Suasana telah berubah total—dan semuanya disaksikan semua wartawan di ruangan.

    Wartawan-wartawan AS berkomentar bahwa mereka belum pernah melihat kejadian seperti ini.

    “Situasi seperti ini tidak terbayangkan di Gedung Putih,” kata salah seorang wartawan kepada saya.

    Saat semua wartawan keluar dari Ruang Oval, banyak yang terdiam dalam keadaan terkejut.

    Wartawan tak percaya

    Di ruang pers di Gedung Putih, rekaman video kejadian itu diputar ulang. 

    Seluruh wartawan yang tidak berada di Ruang Oval menyaksikan dengan tatapan tak percaya.

    Kebingungan pun terjadi.

    Ada pertanyaan apakah konferensi pers Trump dan Zelensky jadi digelar dan apakah kepakatan yang sangat dinanti-nantikan antara AS dan Ukraina mengenai sumber daya mineral akan ditandatangani.

    Beberapa menit kemudian, Trump menulis di Truth Social bahwa Zelensky dapat “kembali ketika dia siap untuk perdamaian”.

    Konferensi pers dan upacara penandatanganan kesepakatan—yang sedianya akan berlangsung di Ruang Timur Gedung Putih—secara resmi dibatalkan.

    Tak lama kemudian Zelensky melangkah keluar dari Gedung Putih dan masuk ke dalam kendaraan SUV yang sudah menunggu, sementara duta besarnya membuntutinya.

    Dunia melihat secara langsung bagaimana negosiasi antara AS dan Ukraina berlangsung: negosiasi itu sulit, emosional, dan menegangkan.

    Jelas bahwa ini adalah negosiasi yang sulit bagi kedua belah pihak.

    Hadiah sabuk petinju Ukraina Oleksandr Usyk tentu saja tidak menyelamatkan situasi.

    Setelah adu argumen di Gedung Putih ini, pertanyaannya sekarang adalah apa arti kejadian tersebut bagi perang di Ukraina dan bagaimana masa depan Zelensky.

    Para pemimpin dunia langsung menanggapi pertengkaran Trump dengan Zelensky:

     PERDANA MENTERI KANADA JUSTIN TRUDEAU PADA X

    “Rusia secara ilegal dan tidak beralasan menginvasi Ukraina. Selama tiga tahun terakhir, rakyat Ukraina telah berjuang dengan keberanian dan ketangguhan. Perjuangan mereka untuk demokrasi, kebebasan, dan kedaulatan adalah perjuangan yang penting bagi kita semua. Kanada akan terus mendukung Ukraina dan rakyat Ukraina dalam mencapai perdamaian yang adil dan abadi.”

    KANSELIR JERMAN OLAF SCHOLZ

    “Tidak ada yang lebih menginginkan perdamaian daripada warga Ukraina! Itulah sebabnya kami bersama-sama mencari jalan menuju perdamaian yang langgeng dan adil. Ukraina dapat mengandalkan Jerman – dan Eropa.”

    PRESIDEN PRANCIS EMMANUEL MACRON KEPADA WARTAWAN DI PORTUGAL:

    “Rusia adalah agresor, dan Ukraina adalah orang-orang yang diserang. Saya pikir kita semua benar membantu Ukraina dan memberi sanksi kepada Rusia tiga tahun lalu, dan terus melakukannya. Kita, yaitu Amerika Serikat, Eropa, Kanada, Jepang, dan banyak lainnya. Dan kita harus berterima kasih kepada semua orang yang telah membantu dan menghormati mereka yang telah berjuang sejak awal. Karena mereka berjuang untuk martabat mereka, kemerdekaan mereka, anak-anak mereka, dan keamanan Eropa. Ini adalah hal-hal sederhana, tetapi baik untuk diingat pada saat-saat seperti ini, itu saja.

    PERDANA MENTERI ITALIA GIORGIO MELONI

    “Setiap perpecahan di Barat membuat kita semua lebih lemah dan menguntungkan mereka yang ingin melihat kemunduran peradaban kita. Bukan karena kekuatan atau pengaruhnya, tetapi karena prinsip-prinsip yang mendasarinya, terutama kebebasan. Perpecahan tidak akan menguntungkan siapa pun. Yang dibutuhkan adalah pertemuan puncak segera antara Amerika Serikat, negara-negara Eropa, dan sekutu untuk berbicara terus terang tentang bagaimana kita bermaksud menghadapi tantangan besar saat ini, dimulai dengan Ukraina, yang telah kita bela bersama dalam beberapa tahun terakhir, dan tantangan yang akan kita hadapi di masa mendatang. Ini adalah usulan yang ingin disampaikan Italia kepada mitranya dalam beberapa jam mendatang.”

    JURU BICARA PERDANA MENTERI INGGRIS KEIR STARMER

    “Ia tetap memberikan dukungannya yang teguh terhadap Ukraina dan memainkan perannya untuk menemukan jalan menuju perdamaian abadi, yang didasarkan pada kedaulatan dan keamanan bagi Ukraina.”

    PERDANA MENTERI AUSTRALIA ANTHONY ALBANESE

    “Kami akan terus mendukung Ukraina selama diperlukan, karena ini adalah perjuangan negara demokrasi melawan rezim otoriter yang dipimpin oleh Vladimir Putin, yang jelas-jelas memiliki rencana imperialis, bukan hanya terhadap Ukraina, tetapi juga di seluruh wilayah tersebut.”

    MENTERI LUAR NEGERI KANADA MELANIE JOLY PADA X

    “Kanada tetap berkomitmen untuk memberikan bantuan yang diperlukan guna memastikan keamanan, kedaulatan, dan ketahanan Ukraina.”

    MENTERI LUAR NEGERI DENMARK LARS LOKKE RASMUSSEN DI FACEBOOK

    “Ini pukulan telak bagi Ukraina. … Harus ada ruang untuk perbincangan yang hangat – bahkan antarteman. Namun, jika hal itu terjadi di depan kamera seperti itu, hanya ada satu pemenang. Dan dialah yang duduk di Kremlin.”

    Sumber: BBC/Reuters

  • Trump-Zelensky Cekcok di Ruang Oval Gedung Putih, Apa yang Terjadi?

    Trump-Zelensky Cekcok di Ruang Oval Gedung Putih, Apa yang Terjadi?

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, terlibat adu argumen “yang belum pernah terjadi sebelumnya” di Ruang Oval, Gedung Putih, pada Jumat (28/02).

    Dalam pertemuan itu, Trump menuduh Zelensky “bertaruh dengan Perang Dunia III” dan “tidak tahu berterima kasih” kepada AS. Adapun Wakil Presiden AS, JD Vance, menyebut Zelensky “kurang ajar”.

    Beberapa wartawan BBC bersama sejumlah wartawan lainnya menyaksikan secara langsung kejadian itu di Ruang Oval, Gedung Putih.

    Hari itu dimulai dengan rutinitas ramah-tamah seperti yang biasa dilakukan Gedung Putih saat menyambut tamu kehormatan asing yang berkunjung.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky disambut oleh Presiden AS Donald Trump di pintu Sayap Barat dengan barisan kehormatan. Kedua pemimpin lantas berjabat tangan dengan sopan.

    Kami berada di Ruang Oval sebagai bagian dari kelompok media dari Ukraina, menyaksikan formalitas yang terlatih dengan baik serta pembicaraan sopan selama sekitar setengah jam.

    Zelensky memberikan Trump sabuk juara petinju Ukraina, Oleksandr Usyk. Trump lalu memuji pakaian Zelensky.

    Nada ramah berubah menjadi suara-suara meninggi, mata melotot, dan lontaran cercaan. Semua itu terjadi di depan kamera TV dunia.

    Presiden dan wakil presiden AS mencaci maki Zelensky, menuduhnya tidak tahu berterima kasih atas dukungan AS kepada Ukraina.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Ketegangan meningkat ketika Wakil Presiden AS, JD Vance, memberi tahu Zelensky bahwa perang harus diakhiri melalui diplomasi.

    “Diplomasi macam apa?” tanya Zelensky.

    Vance kemudian berujar kepada bahwa Zelensky “kurang ajar” datang ke Ruang Oval dan menyampaikan pendapatnya di depan media Amerika.

    JD Vance lalu menuntut agar Zelensky berterima kasih kepada Trump atas kepemimpinannya.

    Para wartawan di ruangan itu menyaksikan rentetan kejadian itu dengan mulut ternganga.

    “Anda bertaruh dengan Perang Dunia Ketiga,” kata Trump kepada Zelensky (Reuters)

    “Anda sudah cukup bicara. Anda tidak akan menang,” kata Trump kepada Zelensky. “Anda harus bersyukur. Anda tidak punya kartu.”

    “Saya tidak bermain kartu,” jawab Zelensky. “Saya sangat serius, Tuan Presiden. Saya presiden dalam keadaan perang.”

    “Anda bertaruh dengan Perang Dunia Ketiga,” jawab Trump. “Dan apa yang Anda lakukan sangat tidak menghormati negara, negara ini, yang telah mendukung Anda jauh lebih banyak daripada yang seharusnya.”

    JD Vance membalas: “Apakah Anda pernah mengucapkan ‘terima kasih’ selama pertemuan ini? Tidak.”

    Duta Besar Ukraina untuk AS menyaksikan rangkaian adegan itu sambil memegangi kepalanya sendiri.

    Suasana telah berubah total dan semuanya disaksikan semua wartawan di ruangan.

    Wartawan-wartawan AS berkomentar bahwa mereka belum pernah melihat kejadian seperti ini.

    “Situasi seperti ini tidak terbayangkan di Gedung Putih,” kata salah seorang wartawan kepada saya.

    Saat semua wartawan keluar dari Ruang Oval, banyak yang terdiam dalam keadaan terkejut.

    Di ruang pers di Gedung Putih, rekaman video kejadian itu diputar ulang. Seluruh wartawan yang tidak berada di Ruang Oval menyaksikan dengan tatapan tak percaya.

    Kebingungan pun terjadi. Ada pertanyaan apakah konferensi pers Trump dan Zelensky jadi digelar dan apakah kesepakatan yang sangat dinanti-nantikan antara AS dan Ukraina mengenai sumber daya mineral akan ditandatangani.

    Beberapa menit kemudian, Trump menulis di Truth Social bahwa Zelensky dapat “kembali ketika dia siap untuk perdamaian”.

    Konferensi pers dan upacara penandatanganan kesepakatan yang sedianya akan berlangsung di Ruang Timur Gedung Putih secara resmi dibatalkan.

    Wakil Presiden AS, JD Vance, menyebut Zelensky “kurang ajar” (EPA)

    Tak lama kemudian Zelensky melangkah keluar dari Gedung Putih dan masuk ke dalam kendaraan SUV yang sudah menunggu, sementara duta besarnya membuntutinya.

    Mereka menjauh saat dunia baru mulai mencerna momen yang luar biasa itu.

    Meskipun ada argumen yang kuat, kesepakatan mineral mungkin akan terjadi cepat atau lambat.

    Namun satu hal yang pasti: kunjungan Zelensky ini akan dikenang karena alasan yang sama sekali berbeda.

    Dunia melihat secara langsung bagaimana negosiasi antara AS dan Ukraina berlangsung: negosiasi itu sulit, emosional, dan menegangkan.

    Jelas bahwa ini adalah negosiasi yang sulit bagi kedua belah pihak.

    Hadiah sabuk petinju Ukraina Oleksandr Usyk tentu saja tidak menyelamatkan situasi.

    Setelah adu argumen di Gedung Putih ini, pertanyaannya sekarang adalah apa arti kejadian tersebut bagi perang di Ukraina dan bagaimana masa depan Zelensky.

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Detik-detik Trump Bertengkar dengan Presiden Ukraina di Gedung Putih, Zelensky Dicap ‘Kurang Ajar’ – Halaman all

    Zelensky dan Trump Terlibat Adu Mulut, Presiden AS Sebut Ukraina Berjudi dengan Perang Dunia III – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Debat panas terjadi antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Wapres JD Vance.

    Perang kata tersebut terjadi saat Volodymyr Zelensky melakukan kunjungan ke Gedung Putih untuk membahas perdamaian Ukraina dengan Donald Trump, Jumat (28/2/2025).

    Dalam adu mulut tersebut, Donald Trump memperingatkan Volodymyr Zelensky bahwa ia telah “berjudi dengan Perang Dunia Ketiga”.

    Trump memperingatkan Zelensky untuk kembali “ketika ia sudah siap untuk perdamaian”.

    Dalam momen adu mulut itu, Wapres AS JD Vance juga ikut menyerang Zelensky terkait perang dengan Rusia. Trump dan Vance bergantian mencaci maki Zelensky.

    Bahkan, Vance menuduh Zelensky melakukan “tur publisitas dan Trump mengatakan bahwa ia tidak dalam posisi yang baik saat ini.

    “Apakah kamu pernah mengucapkan ‘terima kasih’ sekali?” tanya Vance, dikutip dari The Guardian.

    “Menurutmu, apakah tindakan yang terhormat untuk datang ke Ruang Oval Amerika Serikat dan menyerang pemerintahan yang berusaha mencegah kehancuran negaramu?” cecar Trump.

    Trump kemudian menyampaikan ultimatum kepada Zelensky, dengan mengatakan kepadanya bahwa Ukraina harus “membuat kesepakatan atau kita keluar”.

    Ultimatum itu mengisyaratkan bahwa AS dapat meninggalkan negosiasi dan menghentikan dukungan kepada Kyiv.

    “Jangan beri tahu kami apa yang akan kami rasakan. Kami sedang mencoba memecahkan masalah,” ungkap Trump.

    “Anda tidak dalam posisi untuk mendikte apa yang akan kami rasakan. Kami akan merasa sangat baik. Anda tidak memiliki kartu saat ini bersama kami, Anda akan mulai mengalami masalah saat ini,” lanjutnya.

    Trump pun mengakhiri pertemuan tersebut dengan mengatakan bahwa Zelensky tidak “bertindak penuh rasa terima kasih” dan “itu bukan hal yang baik”.

    “Ini akan menjadi acara televisi yang hebat,” pungkasnya.

    Kepala angkatan bersenjata Ukraina, Oleksandr Syrskyi, mengunggah pernyataan di Telegram yang menegaskan bahwa pasukannya mendukung Zelensky.

    Warga Ukraina yang cemas mengikuti dari jauh sebagian besar berkumpul di sekitar pemimpin mereka, tetapi khawatir tentang prospek kelanjutan aliran bantuan militer AS yang diandalkan negara tersebut.

    Para pemimpin Eropa, yang merasa khawatir akan dampak perang di seluruh benua, berlomba-lomba membela Zelensky.

    Dikutip dari Reuters, Presiden Prancis Emmanuel Macron hingga kandidat kanselir Jerman Friedrich Merz mengatakan “kita tidak boleh mencampuradukkan antara agresor dan korban dalam perang yang mengerikan ini”.

    Di Kongres AS, reaksi dari Partai Republik Trump beragam, sementara Demokrat mengecam penanganannya terhadap pertemuan tersebut.

    Kepala kebijakan luar negeri Eropa, Kaja Kallas mengatakan bahwa Eropa akan meningkatkan dukungannya terhadap Ukraina “agar mereka dapat terus melawan agresor tersebut”.

    “Hari ini, menjadi jelas bahwa dunia bebas membutuhkan pemimpin baru. Terserah kepada kita, orang Eropa, untuk menerima tantangan ini,” kata Kallas.

    Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen ikut memuji Zelensky setelah melihat adu mulut tersebut.

    “Martabat Anda menghormati keberanian rakyat Ukraina. Jadilah kuat, jadilah pemberani, jadilah tak kenal takut,” tulisnya di media sosial X.

    “Kami akan terus bekerja sama dengan Anda untuk perdamaian yang adil dan abadi,” lanjutnya.

    (*)

  • Horor di Angkot Bogor: Dari ‘Kunaon Sia’ hingga ‘Sia Ngalunjak’

    Horor di Angkot Bogor: Dari ‘Kunaon Sia’ hingga ‘Sia Ngalunjak’

    Bogor Raya

    Dua peristiwa di dalam angkot di wilayah Bogor Raya membuat para penumpang ketakutan. Penumpang ada yang histeris, ada juga yang turun karena ketakutan.

    Dirangkum detikcom, Kamis (27/2/2025), ada dua peristiwa yang terjadi di dalam angkutan kota (angkot) wilayah Bogor ini. Satu terjadi di Kota Bogor dan satu kejadian lainnya terjadi di Kabupaten Bogor.

    Dua kejadian ini membuat penumpang panik hingga histeris. Bahkan ada yang akhirnya memutuskan untuk turun dari angkot.

    Kejadian pertama di sebuah angkot di Lingkar Kebun Raya, Kota Bogor. Keributan terjadi antara pengamen dengan sopir angkot dipicu ucapan ‘kunaon sia’.

    Sementara itu, peristiwa dalam angkot di wilayah Leuwiliang, Kabupaten Bogor beda persoalannya. Kali ini dua sopir angkot cekcok mulut diwarnai teriakan ‘sia ngalunjak’.

    Pengamen Tersinggung Ucapan ‘Kunaon Sia’

    Aksi kekerasan terjadi di dalam angkot di Lingkar Kebun Raya, Kota Bogor pada Jumat (21/2). Pelaku melakukan aksi kekerasan karena tersinggung ucapan ‘kunaon sia’.

    Pelaku akhirnya ditangkap polisi setelah bikin onar di angkot. Dia ditangkap tak lama setelah video itu viral.

    “Alhamdulillah, pelakunya sudah ditangkap,” ujar Kapolresta Bogor Kota Kombes Eko Prasetyo, kepada detikcom, Sabtu (22/2).

    Usai peristiwa ini terjadi, masyarakat langsung melaporkan peristiwanya melalui nomor aduan Lapor Pak Kapolres Polresta Bogor Kota dan media sosial Polresta Bogor Kota. Polisi pun langsung bergerak merespons aduan warga tersebut dan melakukan penangkapan terhadap pelaku.

    Pelaku diketahui bernama Darmadiansyah Putra (24). Dia ditangkap oleh anggota Unit Reskrim Polsek Bogor Tengah di rumahnya, di Babakan Pasar, Bogor Tengah, Kota Bogor, Sabtu (22/2) sekitar pukul 17.30 WIB.

    Kapolsek Bogor Tengah Kompol Agustinus Manurung mengatakan Darma adalah seorang pengamen. Dia mengaku tersinggung dengan ucapan kernet ‘kunaon sia’.

    “Ketika menyanyi, kondektur angkot menegur dengan bahasa sunda ‘kunaon sia ningalikeun aing wae, emang aing cau’ (kenapa kamu lihatin saya terus, emang saya pisang),” jelas Agustinus.

    Baca selanjutnya: sopir teriak ‘sia ngalunjak’

    Ilustasi media sosial (Edi Wahyono/detikcom)

    Ribut Sopir Angkot hingga Teriak ‘Sia Ngalunjak’

    Perkara lainnya yang terjadi di atas angkot adalah keributan antar sesama sopir. Diduga karena sepi penumpang, sopir angkot di Leuwiliang, Kabupaten Bogor sampai cekcok hingga teriak-teriak ‘sia ngalunjak’.

    Kejadian ini viral di media sosial. Dalam rekaman video amatir yang beredar, terlihat kedua angkot berhenti. Kedua angkot berkelir biru itu saling berdempetan.

    Seorang sopir angkot terdengar memaki-maki rekan sesama sopir angkot. Dia juga terlihat mencoba meraih sopir angkot lawannya sampai melewati penumpang di sampingnya.

    “Ari sia… sia ngalunjak ka aing. Sia ngalunjak ka aing ti baheula (kamu ngelunjak sama saya dari dulu),” teriak sopir angkot berkaus warna oranye.

    Beberapa warga kemudian terlihat melerai percekcokan kedua sopir angkot tersebut.

    Disebutkan peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Cibeber, Leuwiliang, Bogor, Jawa Barat. Belum jelas apa penyebabnya, tapi dari narasi media sosial disebutkan percekcokan terjadi karena salah satu sopir merasa iri lantaran sepi penumpang.

    Peristiwa itu sendiri disebut terjadi pada hari Selasa (25/2) kemarin. Terlihat penumpang yang berada di dalam angkot menjadi ketakutan dan hendak turun.

    Dikonfirmasi perihal video tersebut, Kapolsek Leuwiliang Kompol Maryanto mengatakan pihaknya sedang menyelidikinya. Anggotanya sudah dikerahkan.

    “Anggota lagi selidiki,” kata Maryanto.

    Halaman 2 dari 2

    (mea/mea)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kasus Mayat Dalam Karung di Tanah Datar Sumbar, Pelaku Mengaku Rudapaksa Korban Setelah Dibunuh – Halaman all

    Kasus Mayat Dalam Karung di Tanah Datar Sumbar, Pelaku Mengaku Rudapaksa Korban Setelah Dibunuh – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi akhirnya mengungkap misteri kasus mayat dalam karung yang ditemukan di Kecamatan Sungai Tarab, Tanah Datar, Sumatera Barat, Rabu (19/2/2025).

    Dalam kasus ini, polisi menangkap dua orang pelaku masing-masing berinisial N (26) dan B (27).

    Korban yang diketahui berinisial CNS (15), siswi MTs di Tanah Datar tersebut dibunuh dan dirudapaksa pelaku N (26).

    Korban dan pelaku N merupakan kenalan lama, sedangkan B berteman dengan N dan baru mengenal CNS sekitar satu minggu sebelum kejadian.

    Peristiwa pembunuhan bermula saat korban dijemput pelaku B dari kediamannya pada Selasa (18/2/2025) malam menngunakan sepeda motor.

    Kemudian pelaku B membawanya ke Lapangan Cindua Mato, Tanah Datar, di mana N sudah menunggu.

    Selanjutnya, korban dan kedua pelaku kembali bertemu di sebuah taman kanak-kanak di Salimpaung sesuai yang telah disepakati sebelumnya.

    Di tempat tersebut lah, N membunuh dan merudapaksa CNS.

    Kasat Reskrim Polres Tanah Datar, AKP Surya Wahyudi mengatakan berdasarkan keterangan pelaku, ia melakukan pembunuhan dan rudapaksa di satu sekolah yang berada di daerah Malintang, Kecamatan Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

    Selanjutnya, kata Surya, setelah pelaku N membunuh dan merudapaksa koban, N kemudian menghubungi pelaku B untuk memintanya membawakan sesuatu untuk menutupi korban.

    Kemudian pelaku B datang kembali dengan membawa sebuah karung.

    “Kemudian mereka berdua memasukan korban ke dalam karung dan menaikannya ke motor pelaku N,” ujarnya.

    Setelah itu, pelaku N dan pelaku B berpisah.

    Untuk barang bukti berupa handphone korban, pelaku membuangnya.

    Diketahui dalam kasus ini, polisi menyita dua sepeda motor yang digunakan pelaku untuk membunuh korban.

    Dua sepeda motor tersebut merupakan milik B yang digunakan untuk menjemput korban dan sepeda motor milik N yang digunakan untuk membuang mayat korban.

    Motif Sakit Hati

    Pembunuhan tersebut diketahui bermotif sakit hati.

    Pelaku emosi setelah dimaki-maki korban dengan perkataan kotor.

    “Diduga akibat adanya unsur sakit hati. Berdasarkan keterangan sementara dari inisial B yang sudah diamankan di Polres Tanah Datar, korban meninggal dunia akibat dicekik lehernya oleh inisial N,” ungkap Surya.

    Pelaku B mengaku kepada polisi, ia tidak ikut mengeksekusi korban.

    B hanya hadir dan melihat pelaku N mencekik korban.

    “Di mana pada saat kejadian, inisial B mengaku tidak ikut, akan tetapi melihat kejadian tersebut,” jelas Surya.

    Hasil Autopsi Korban

    Hasil autopsi terhadap jasad korban CNS, menunjukan bahwa di leher korban ada bekas cekikan.

    Selain itu, di bagian rahim dan kemaluan korban ditemukan sel sperma.

    “Untuk hasil autopsinya sudah keluar, di leher korban ditemukan bekas cekikan dan di bagian rahim dan kemaluan korban ditemukan bekas sel sperma,” kata AKP Surya Wahyudi.

    Polisi saat ini masih menunggu hasil tes kecocokan sperma yang di rahim korban untuk dicocokan dengan pelaku B.

    “dari hasil tes sperma itu ninti diketahui apakah B ikut memperkosa korban atau tidak,” ujarnya.

    Atas perbuatannya N terancam dijerat pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana juncto pasal 80, 81, 82 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

    Sementara B dijerat dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.

    Ibu Korban Tak Kenal Pelaku

    Ibunda CNS, Liza Delka mengaku tak mengenal kedua pelaku.

    “Saya tidak mengenal mereka, sebanyak ini teman-teman anak saya tapi saya tidak ada mengenal satupun dari mereka,” kata Liza saat ditemui dirumahnya di Nagari Sumanik, Kecamatan Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar, Rabu (26/2/2025).

    “Melihatnya pun lewat di sekitar sini juga tidak pernah, mungkin karena bukan orang sekitar makanya saya tidak pernah lihat,” sambungnya.

    Liza juga mengungkapkan rasa syukurnya karena para terduga pelaku yang tega menghabisi nyawa anak kesayangannya itu akhirnya berhasil ditangkap.

    “Dengan tertangkapnya para pelaku tentunya saya cukup lega. Tapi seperti masih ada yang mengganjal di hati saya, kenapa mereka tega menghabisi nyawa anak saya yang masih sekecil itu,” ungkapnya sambil menahan tangis.

    “Ibu mana yang rela melihat anak gadisnya mati dalam keadaan terbunuh,” sambungnya.

    Liza berharap agar para pelaku bisa dihukum dengan seberat-beratnya.

    “Kalau bisa mereka itu dihukum seberat-beratnya, kalau bisa nyawa dibalas nyawa,” tegasnya.

    Liza juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran Kepolisian serta yang turut serta dalam membantu menangkap pelaku pembunuhan anaknya.

    “Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada seluruh polisi yang telah membantu dan semua orang yang telah membantu menangkap pelaku, semoga ini bisa menjadi amal ibadah bagi semuanya,” pungkasnya. (Tribunpadang.com/ Fajar Alfaridho Herman/ kompas.com/ Tribunnews.com)

     

  • Sosok Noval Pembunuh Cinta Novita Siswi MTs Tewas dalam Karung: Sakit Hati Dihina

    Sosok Noval Pembunuh Cinta Novita Siswi MTs Tewas dalam Karung: Sakit Hati Dihina

    Sosok Noval Pembunuh Cinta Novita Siswi MTs Tewas dalam Karung: Sakit Hati Dihina

    TRIBUNJATENG.COM -Polres Langsa menangkap 2 pelaku pembunuh Cinta Novita Sari Mista (15 tahun) siswi MTs yang jasadnya dibungkus dalam karung di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar). 

    Pelaku utama dalam kasus ini adalah Noval Julianto (26), ditangkap Polres Langsa di rumah warga di Gampong Teungoh, Kecamatan Langsa Kota, Aceh, Selasa (24/2/2025) malam. Pekerjaan Noval adalah buruh harian lepas.

    Polisi juga telah menangkap pelaku lain berinisial BM.

    Noval tega menghabisi nyawa Cinta Novita yang merupakan siswi MTsN 2 Tanah Datar pada 19 Februari 2025.

    Noval memasukan jenazah Cinta Novita ke dalam karung lalu dibuang di pinggir jalan.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, tersangka NJ mengaku telah mencekik korban hingga tewas.

    Penyebabnya diduga karena pelaku emosi serta sakit hati pada Cinta Novita.

    Kapolres Langsa AKBP Andy Rahmansyah, mengungkap motif sementara pembunuhan. Berdasarkan hasil pemeriksaan, Noval membunuh Cinta karena tidak terima dengan perkataan korban.

    “Karena (pelaku) dimaki-maki (korban) dengan perkataan kotor. Itu menyebabkan emosi. Keterangan sementara saat interogasi,” kata Andy saat konferensi pers, Selasa (25/2).

    Sebelumnya diberitakan, Cinta Novita Sari Mista siswi MTs Tanah Datar ditemukan tewas dalam karung di pinggir jalan  di Nagari Sungai Tarab, Tanah Datar, Sumatera Barat, pada Rabu (19/2/2025).

    Kasat Reskrim Polres Tanah Datar, AKP Surya Wahyudi, menyebutkan bahwa korban adalah seorang siswi dari MTsN.

    Cinta beralamat di Nagari Sumanik, Kecamatan Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar.

    Korban bernama Cinta Novita Sari Mista, berusia 15 tahun.

    (*)