NGO: LSI

  • Golput di Pilkada Jakarta Tinggi, Pengamat: Potensi 2 Putaran Realistis

    Golput di Pilkada Jakarta Tinggi, Pengamat: Potensi 2 Putaran Realistis

    loading…

    Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA membeberkan tujuh provinsi memiliki angka golput tertinggi dalam Pilkada 2024. Foto/Arif Julianto

    JAKARTA – Jumlah golput alias masyarakat yang tidak menggunakan hak suaranya di Pilkada Jakarta 2024 tinggi mencapai 3.489.614 orang. Adapun jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 8.214.007.

    Berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, jumlah warga yang mencoblos atau menggunakan hak suaranya sebanyak 4.724.393 orang.

    Dari jumlah tersebut, total suara sah sebanyak 4.360.629, dan total suara tidak sah mencapai 363.764. Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif SPIN Igor Dirgantara menilai dalil yang dibawa kubu Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) ke Mahkamah Konstitusi (MK) cukup kuat.

    Baca Juga

    Misalnya, partisipasi rendah, undangan pencoblosan banyak yang tak sampai kepada pemilih. Igor berpendapat bahwa potensi Pilkada Jakarta masuk ke putaran dua lebih realistis, mengingat tingginya jumlah golput tersebut.

    “Karena memang potensi dua putaran itu lebih realistis mengingat tadi tingkat potensi golputnya juga tinggi, artinya kan itu terkait dengan C6 ya jadi banyak warga DKI Jakarta itu yang enggak menerima surat panggilan untuk mencoblos,” kata Igor saat dihubungi wartawan, Selasa (10/12/2024).

    “Itu kan menunjukkan bahwa kalau tingkat partisipasi politiknya rendah walaupun itu diperbolehkan tetapi itu menunjukkan bahwa pelaksanaan pilkada di DKI Jakarta itu bermasalah,” sambungnya.

    Baca Juga

  • Di Balik Pilwalkot Makassar, Pertarungan Parameter Publik Indonesia Vs Konsultan Raksasa Sekelas LSI Denny JA dan JSI

    Di Balik Pilwalkot Makassar, Pertarungan Parameter Publik Indonesia Vs Konsultan Raksasa Sekelas LSI Denny JA dan JSI

    Saat itu, LSI Denny JA menyebut elektabilitas MULIA tinggal 34,6% sementara SEHATI sudah mendekat di angka 29,5%. Selanjutnya, INIMI 20,4% dan AMAN 1,9%.

    Dengan semua angka-angka yang ia paparkan dan berdasarkan pengalamannya, Toto menyebut calon yang elektabilitasnya turun, cukup berat untuk rebound. Ia pun menyebut MULIA saat itu terancam disalip SEHATI.

    Rilis survei LSI Denny JA itu muncul tiga hari sebelum PPI mengumumkan hasil temuan mereka di Hotel Mercure, Jalan AP Pettarani, Makassar.

    PPI dalam pemaparannya menyebut bahwa berdasarkan simulasi terbuka, elektabilitas MULIA di angka 41,1%, SEHATI 20,7%, INIMI 19,8%, dan AMAN 0,2% dengan responden yang belum menentukan pilihan atau tidak menjawab sebanyak 18,2%.

    Sedangkan dalam simulasi tertutup elektabilitas MULIA 43,9%, SEHATI 23,4%, INIMI 19,5% dan AMAN 0,5% dengan responden yang belum menentukan pilihan atau tidak menjawab sebanyak 12,7%.

    Sementara dalam simulasi surat suara elektabilitas MULIA 44,3%, SEHATI 22,0%, INIMI 18,9% dan AMAN 18,9% dengan 14,3% responden belum menentukan pilihan atau tidak menjawab.

    “Di sisa waktu yang ada posisi MULIA sangat sulit terkejar apalagi kita lihat undecided voters sisa 12,7%. Kalau mau hitung selisih kurang lebih dua kali undecided voters untuk mengejar MULIA atau 4 kali margin of error untuk menyamai posisi MULIA,” tegas Direktur Eksekutif PPI, Ras MD saat itu.

    Pada akhirnya, pertarungan konsultan dan lembaga survei nasional ini dimenangi PPI yang memang secara berkala merilis survei.

    Mereka berhasil menunjukkan kedekatan fakta dan hasil survei dengan sangat akurat di mana MULIA unggul jauh di atas lawan-lawannya dan akhir pekan ini akan diumumkan oleh KPUD sebagai pemenang Pilwalkot Makassar 2024. (Adv)

  • Suara Golput Meningkat di Pilkada 2024, LSI Denny JA Bongkar Alasannya

    Suara Golput Meningkat di Pilkada 2024, LSI Denny JA Bongkar Alasannya

    ERA.id – Lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia Denny Januar Ali (LSI Denny JA) mengungkap data golput mengalami kenaikan pada Pilkada 2024 di 7 provinsi besar. Rata-rata angka golput dari total 7 provinsi besar mencapai 37,63 persen.

    “Data quick count kita menunjukkan bahwa rata-rata angka golput di 7 provinsi ini 37,63 persen. Jadi ini dibikin rata-rata dari golput di 7 provinsi ini,” kata Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby saat konferensi pers, Rabu (4/12/2024).

    Adjie memaparkan perbandingan angka golput di 7 provinsi besar. Di Jakarta, pada Pilkada sebelumnya 20,5 persen. Sedangkan, di tahun ini naik jauh mencapai 46,91 persen. Di Banten, sebelumnya 36,1 persen, kini menjadi 37,78 persen.

    Untuk Jawa Barat, angka golput naik signifikan dari 29,7 persen sebelumnya, menjadi 36,98 persen. Sedangkan, Jawa Tengah turun sedikit dari Pilgub sebelumnya 32,36, menjadi 29,48 persen.

    Sementara itu, angka golput di Jawa Timur naik dari 33,08 persen persen, kini menjadi 34,68 persen. Untuk di wilayah Sumatera Utara dari 38,22 persen naik signifikan menjadi 46,41 persen. Di Provinsi Sulawesi Selatan dari 29,84 persen, kini menjadi 31,14 persen.

    “Tren rata-rata kenaikan golput pada Pilkada 2024 sekitar 6,23 persen,” tuturnya.

    Adjie menyatakan, dari hasil riset, LSI Denny JA menemukan kombinasi empat hal faktor. Pertama, kelelahan Pemilu. Perhatian dan energi sudah terkuras dalam Pilpres dan Pileg 2024. Hal ini membuat pertarungan Pilkada menjadi kurang daya tariknya.

    Kedua, kandidat yang bertarung dianggap kurang pesonanya, terutama di DKI Jakarta dan Sumatera Utara. Kandidat yang lebih favorit di daerah itu, seperti Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama di Jakarta, terhambat maju secara politik.

    Ketiga, semakin tak yakin seberapa besar kepala daerah bisa mengubah hidup mereka. Semakin ada keyakinan keputusan penting yang berdampak dalam hidup mereka lebih ditentukan Pemerintah Pusat.

    “Keempat, bertambahnya apatisme politik. Isu polarisasi politik, korupsi di kemewahan hidup sebagian pejabat negara, membuat apatisme politik meninggi,” jelas Adjie.

    Selain itu, golput juga memperkuat polarisasi. Demokrasi berubah menjadi pertarungan antar kelompok kecil, bukan arena konsensus bersama. Lebih buruk lagi, rendahnya partisipasi mendorong politik elitisme.

    “Pilkada perlu kembali digairahkan. Kampanye edukasi politik harus dilakukan berkesinambungan, menggunakan pendekatan kreatif seperti media sosial, drama, atau influencer. Pesan utamanya adalah: setiap suara adalah investasi untuk masa depan,” pungkasnya.

  • Dadang Supriatna Kalahkan Sahrul Gunawan

    Dadang Supriatna Kalahkan Sahrul Gunawan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Bandung nomor urut 2 Dadang Supriatna-Ali Syakieb tercatat unggul di Pilkada Kabupaten Bandung 2024.

    Menurut rekapitulasi KPU Kabupaten Bandung, Dadang-Ali Syakieb meraup 1.046.344 suara atau 55,85 persen. Sementara itu, pasangan calon nomor urut 1 Sahrul Gunawan-Gun Gun Gunawan hanya mengantongi 827.240 suara atau 44,15 persen.

    Berdasarkan data KPU Kabupaten Bandung, terdapat 1.927.880 warga menggunakan hak pilihnya dari total 2.664.172 warga yang tercantum dalam daftar pemilih tetap (DPT). Jumlah suara terhitung sah sebanyak 1.873.584 suara dan 54.296 tercatat tidak sah.

    Dadang Supriatna merupakan Bupati Bandung petahana. Ia dan Ali Syakieb meraup suara tertinggi di 23 dari 31 kecamatan di Kabupaten Bandung.

    Sedangkan Sahrul-Gun Gun hanya menang di delapan kecamatan, yaitu Kecamatan Cimenyan, Cilengkrang, Margahayu, Banjaran, Cimaung, Baleendah, Soreang dan Cangkuang.

    Menurut hasil hitung cepat atau quick count LSI Denny JA sebelumnya, Dadang-Ali telah diprediksi unggul dengan perolehan suara 56,82 persen. Sementara Sahrul-Gungun yang hanya meraih 43,18 persen suara.

    Dadang-Ali pun sudah mendeklarasikan kemenangan terlebih dulu dengan mengacu pada hasil quick count.

    Adapun Sahrul Gunawan dan Ali Syakieb merupakan di antara selebritas yang turut berlaga dalam Pilkada Serentak 2024.

    Sahrul dikenal sebagai aktor dan penyanyi sebelum berkecimpung di dunia politik. Ia sempat menduduki kursi Wakil Bupati Bandung mendampingi Dadang Supriatna pada periode sebelumnya. Sementara itu, Ali merupakan pemain sinetron baru saja terjun ke dunia politik.

    Pada Pilbup Bandung 2024, Dadang-Ali diusung oleh Partai NasDem, Gerindra, Demokrat, PKB, dan PDIP. Sedangkan paslon Sahrul-Gun Gun didukung gabungan Partai Golkar, PKS, PPP, Hanura, Partai Ummat, serta Partai Garuda.

    (arn/tsa)

    [Gambas:Video CNN]

  • Petahana Mak Rini Kalah di Pilbup Blitar Karena Uang? Ini Kata Pengamat

    Petahana Mak Rini Kalah di Pilbup Blitar Karena Uang? Ini Kata Pengamat

    Blitar (beritajatim.com) – Calon petahana Rini Syarifah atau Mak Rini kalah dalam Pemilihan Bupati (Pilbup) Blitar 2024. Dalam hitung cepat Lingkaran survei Indonesia (LSI) Denny JA, posisi Mak Rini berada di bawah Rijanto.

    Mak Rini kalah telak dari Rijanto. Calon petahana tersebut hanya mendapatkan suara 21,38 persen. Sementara rivalnya yakni Rijanto unggul mutlak sebanyak 78,68 persen suara.

    Isu yang berhembus di masyarakat, menyebut bahwa kekalahan Mak Rini adalah imbas kurangnya modal atau uang untuk menghadapi Pilkada 2024. Kurangnya uang yang dimiliki Mak Rini dan pasanganya Ghoni pun disinyalir menjadi penyebab berbaliknya suara rakyat sehari jelang pencoblosan.

    Lantas benarkah uang menjadi faktor kekalahan Mak Rini di Pilbup Blitar 2024 ini. Pengamat sosial politik sekaligus dosen Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar, Muhammad Iqbal Baihaqi menilai uang bukan satu-satunya faktor kekalahan Mak Rini.

    Menurut Iqbal, ada 2 faktor utama yang membuat petahana Rini Syarifah tumbang di tangan Rijanto-Beky. Kedua faktor itu adalah kejenuhan masyarakat serta mesin politik yang tak berjalan.

    “Kekalahan petahana ini disebabkan oleh satu kejenuhan masyarakat akan tokoh dan figur tersebut, mesin politik yang tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya,” ungkap Iqbal, Kamis (5/12/2024).

    Kejenuhan terhadap tokoh atau figur petahana menjadi penyebab utama kenapa incumbent bisa tumbang di Pilkada. Menurut Iqbal kejenuhan masyarakat terhadap figur ini merupakan dampak dari tidak adanya program yang menonjol selama petahana menjabat sebagai kepala daerah.

    Hingga akhirnya masyarakat menghendaki adanya perubahan atau inovasi yang bisa membawa angin segar bagi jalannya pemerintahan dan kepentingan publik. Itu bisa dijadikan celah oleh lawan dari incumbent untuk mengambil hati rakyat.

    “Selain itu kejenuhan masyarakat akan tokoh ini juga disebabkan oleh tingkah dan perilaku incumbent selama menjabat,” tegasnya.

    Ketika petahana tumbang itu juga membuktikan bahwa mesin politik yang dimiliki oleh sejumlah partai pengusungnya berjalan kurang maksimal. Sehingga kemenangan yang seharusnya diraih lebih mudah oleh petahana, terasa menjadi lebih sulit bahkan bisa gagal seperti yang terjadi di incumbent Bupati Blitar.

    Disinggung soal uang dan modal yang kurang, menurut Iqbal hal itu bukan lah yang paling krusial. Andaikan petahana kurang modal atau uang, maka kemungkinan kekalahannya pun tidak akan telak atau mutlak.

    “Kalau suaranya bagus tidak mungkin perbandingan yang terlalu signifikan dalam proses hitung suaranya,” tutupnya. [owi/beq]

  • Tim Petahana Mak Rini Buka-Bukaan Tumbang di Pilbup Blitar

    Tim Petahana Mak Rini Buka-Bukaan Tumbang di Pilbup Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Pemilihan Bupati (Pilbup) Blitar telah usai digelar. Meski hasil rekapitulasi belum keluar, namun dari sejumlah hitung cepat menunjukkan Cabup Blitar petahana, Rini Syarifah, kalah dari Rijanto.

    Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA adalah salah satu lembaga survei yang telah merilis hasil hitung cepat Pilbup Blitar 2024. Hasil hitung cepat LSI Denny JA menunjukkan pasangan nomor urut 01, Rijanto-Beky unggul mutlak dari pesaingnya, Rini-Ghoni yang berstatus sebagai petahana.

    Diketahui Rijanto-Beky mendapatkan suara sebanyak 78,68 persen suara. Sementara petahana Rini-Ghoni hanya memperoleh suara sebanyak 21,38 persen. Survei LSI Denny JA ini memiliki margin eror sebesar 8 persen.

    Hasil hitung cepat lain yang dimiliki oleh internal PDIP juga menunjukkan hal serupa. Pada hitung cepat PDIP, Rijanto-Beky memperoleh suara sebesar 78,56 persen.

    Rijanto-Beky pun unggul jauh dari sang rival yakni Rini Syarifah-Abdul Ghoni yang hanya mendapatkan 21,54 persen. Dengan kondisi tersebut kemungkinan besar sang petahana yakni Rini Syarifah yang kini berpasangan dengan Abdul Ghoni bakal tumbang di Pilkada 2024 ini.

    Ketua Tim Pemenangan Rini-Ghoni, M. Rifa’i pun buka-bukan penyebab petahana tumbang di tangan rivalnya. Menurut Rifa’i penurunan dukungan untuk petahana Rini-Ghoni terjadi sehari sebelum pencoblosan.

    Sehari pencoblosan banyak suara yang sebelumnya mendukung petahana berbalik arah. Hasilnya suara Rini-Ghoni hancur di hari pencoblosan.

    “Sebenarnya respon masyarakat selama ini bagus, kita juga tidak mau menyalahkan orang lain artinya masyarakat yang berpindah haluan gitu aja,” ungkap Rifa’i yang juga menjabat sebagai Sekretaris PKB Kabupaten Blitar tersebut, Rabu (4/12/2024).

    Sebenarnya petahana dan tim telah berupaya maksimal, namun semua upaya itu sia sia sehari jelang pencoblosan. Bahkan dari beberapa survei internal, suara petahana masih cukup bagus. Rifa’i pun nampak tidak memprediksi petahana Mak Rini bakal tumbang dengan selisih yang cukup jauh.

    “Upaya sudah maksimal waktu surveinya juga bagus tapi di H-1 jelang Pencoblosan itu sudah berbalik arah semuanya,” imbuhnya.

    Atas kekalahan ini, Tim Rini-Ghoni pun tidak mau menyalahkan pihak lain. Pihaknya pun menerima kekalahan ini sebagai bentuk bahwa masyarakat Kabupaten Blitar sudah tidak berkehendak lagi dengan kepemimpinan Mak Rini.

    “Ya itu saja kalau saya memaknai masyarakat sudah tergiur untuk berbelok arah,” imbuhnya.

    Rifa’i pun menepis isu keretakan hubungan antara Mak Rini dengan Abdul Ghoni di detik-detik terakhir pencoblosan. Menurut Rifa’i selama proses hingga hari pencoblosan Rini-Ghoni dan tim tetap solid.

    “Kita tetap solid, kok,” tegasnya.

    Pihaknya pun mengakui bahwa jelang hari pencoblosan, mesin politik petahana kurang maksimal baik itu secara kinerja maupun permodalan. Hal itulah yang disinyalir menjadi penyebab berbaliknya arah dukungan masyarakat jelang hari pencoblosan.

    “Ada modal tapi tidak maksimal,” tandasnya.

    Mak Rini pun kini harus bersiap menghadapi kenyataan dirinya bakal tumbang di pertemuan keduanya melawan Rijanto. Sebelumnya pada Pilkada 2020 lalu, Mak Rini berhasil menumbangkan Rijanto yang kala itu berstatus petahana. [owi/beq]

  • Calon Petahana Tumbang di Pilkada Jombang, Pengamat Ungkap Penyebabnya

    Calon Petahana Tumbang di Pilkada Jombang, Pengamat Ungkap Penyebabnya

    Jombang (beritajatim.com) – Calon petahana Mundjidah Wahab-Sumrambah tumbang dalam Pilkada Jombang yang digelar 27 November 2024. Sang penantang, H Warsubi-KH Salmanudin Yazid (Warsubi-Gus Salman) atau Warsa, menang telak dengan selisih cukup tinggi.

    Tentu saja, kalahnya calon petahana ini cukup mengejutkan. Betapa tidak, Mundjidah-Sumrambah adalah Bupati-Wakil Bupati Jombang periode 2018-2023. Mereka kembali berpasangan mengikuti kontestasi Pilkada 2024.

    Sesuai hasil quick count atau hitung cepat Lingkar Survei Indonesia (LSI), Warsubi-Salman meraih suara 74,49 persen dan Mundjidah-Sumrambah 25,51 persen suara. Hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan real count dari Tim Warsubi-Salman.

    Hingga Kamis (28/11/2024) pukul 00.00, telah masuk suara dari 1942 TPS se Kabupaten Jombang (100%). Perolehan suara untuk Warsubi-Salman adalah sebanyak 550.500 (75,07%). Sementara Mundjidah-Sumrambah memperoleh suara 182.848 (24,93%).

    Hal senada juga nampak dalam rapat pleno terbuka pengitungan suara Pilkada serentak 2024 yang dilakukan oleh KPU Jombang, Selasa (3/12/2024) malam. Pasangan Mundjidah-Sumrambah tertinggal jauh. Sang penantang Warsubi-Salman menyapu bersih kemenangan di 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Jombang.

    Warsubi-Salman mendulang 515.880 suara. Sedangkan Mundjidah-Sumrambah hanya meraup 173.098 suara. Selanjutnya, suara sah 688.978 dan tidak sah 33.063 suara. Jumlah DPT (Daftar Pemilih Tetap) Pilkada Jombang sebesar 1.012.800 orang.

    Jubir (Juru Bicara) pasangan WarSa, Muhammad Subaidi Muchtar berpandangan, kemenangan Warsubi-Salman adalah karena kepercayaan yang tinggi masyarakat terhadap program-program WarSa yang betul-betul menjadi kebutuhan masyarakat.

    “Abah Warsubi dan Gus Salman merasa terharu atas tingginya kepercayaan masyarakat Jombang kepada Warsa. Kepercayaan yang tinggi tersebut artinya, program yang di tawarkan Warsa memang betul-betul yang menjadi kebutuhan dan harapan masyakat,” ungkapnya.

    Tingkat Kepuasan Menurun

    Pernyataan Subaidi ini selaras dengan hasil survei yang dilakukan LSI Denny JA pada pertengahan November 2024. Lembaga ini mengungkap fakta mengejutkan bahwa 70,9% masyarakat Jombang ingin ganti bupati.

    Hasil survei ini meneguhkan temuan Pusdeham Unair dimana 77,7% masyarakat Jombang menginginkan hadirnya pemimpin baru yang jujur dan amanah. Saat didalami alasan kenapa masyarakat Jombang ingin ganti bupati, kedua lembaga kredibel ini sama-sama menemukan fakta di lapangan bahwa tidak ada legacy yang bisa berdampak pàda perbaikan ekonomi masyarakat.

    Justru kepemimpinan lama hanya memproduksi kemiskinan dan pengangguran. Survei tersebut juga mengungkap bahwa tingkat kepuasan kinerja Mundjidah-Sumrambah rendah. Padahal keduanya memimpin Jombang selama lima tahun, yakni 2018 sampai 2023.

    Peneliti LSI (Lingkaran Survei Indonesia) Denny JA Fadhli Fakhri Fauzan dalam siaran persnya merinci, secara personal kesukaan terhadap Warsubi di angka 95,4% dan Salmanudin di angka 95,2%. Sementara Mundjidah di angka 86,8% dan Sumrambah di angka 89,1%.

    “Kondisi ini juga turut didasari oleh tingkat kepuasaan terhadap kinerja dan tingkat keberhasilan Mundjidah Wahab-Sumrambah sebagai kepala daerah sebelumnya yang semakin menurun,” jelasnya.

    Angka kepuasan dan keberhasilan yang rendah ini, lanjutnya, menjadi penyebab tingkat menginginkan kembali pasangan petahana menjadi rendah. Yakni, hanya di angka 31,8% dibanding yang tidak menginginkan di angka 55,9%.

    Pengamat politik Jombang Mukari menyampaikan pernyataan yang tidak jauh berbeda. Menurutnya, hasil Pilkada Jombang sangat mengejutkan, yakni tumbangnya calon petahana Mundjidah-Sumrambah. Padahal kedua sosok tersebut memilik basis massa yang solid, juga ketokohannya cukup kuat.

    Namun demikian, menurut Mukari, untuk mengoreksi petahana cukup mudah. Kelemahannya bisa dipelajari banyak orang. Karena mereka sudah menjabat selama lima tahun.

    Mukari melanjutkan bahwa masyarakat memilik tiga hal yang perlu dijelaskan. Pertama, persoalan masyarakat yang bisa diatasi, kemudian kebutuhan yang bisa dipenuhi, serta harapan masyarakat kedepan.

    “Nah, ketika petahana tidak bisa memenuhi tiga unsur kebutuhan masyarakat tersebut, maka mereka akan memilih calon yang lain. Mereka meninggalkan petahana dan memilih pendatang baru,” kata dosen Fisipol Undar (Universitas Darul Ulum) Jombang ini, Selasa (3/12/2024).

    Mukari menambahkan bahwa konteks Pilkda hari ini tidak bisa berdiri sendiri. Artinya, sangat tergantung dengan kondisi politik nasional. Yakni, semacam pertarungan antara partai penguasa dengan kubu yang menempatkan diri sebagai oposisi.

    Pilkada Jombang digelar 27 November 2024. Ada dua pasangan calon yang ditetapkan oleh KPU. Yaitu, nomor urur 01 Mundjidah Wahab-Sumrambah (MuRah). Pasangan ini diusung PDIP (10 kursi), PPP (4 kursi), Partai Demokrat (6 kursi). Totalnya 20 kursi. Pasangan ini juga didukung partai non-parlemen, Hanura.

    Kemudian, paslon nomor urut 02 H Warsubi-KH Salmanudin Yazid (WarSa). Pasangan ini diusung oleh sejumlah partai. Di antaranya, Partai Gerindra (8 kursi), PKB (12 kursi), Partai Golkar (5 kursi), PKS (3 kursi), serta Partai Nasdem (2 kursi). Totalnya 30 kursi.

    Sedangkan partai non-parlemen yang memberikan rekomendasi untuk pasangan ini adalah PAN (Partai Amanat Nasional), PSI (Partai Solidaritas Indonesia) dan Partai Gelora. [suf]

  • Beri Ucapan Selamat Atas Kemenangan Warsa, Ratusan PKL Jombang Datangi Kediaman Warsubi

    Beri Ucapan Selamat Atas Kemenangan Warsa, Ratusan PKL Jombang Datangi Kediaman Warsubi

    Jombang (beritajatim.com) – Ratusan PKL (Pedagang Kaki Lima) yang tergabung dalam Spekal (Serikat Pedagang Kaki Lima) Jombang mendatangi kediaman Cabup Warsubi yang ada di Desa Mojokrapak Kecamatan Tembelang.

    Kedatangan mereka untuk memberikan ucapan secara langsung kepada Warsubi yang merauh suara signifikan dalam Pilkada Jombang 27 November 2024 lalu. Tentu saja, ratusan motor berderet antre untuk masuk ke rumah mantan kepala desa Mojokrapak 3 periode itu.

    Ketua Spekal Jombang Joko Fattah Rochim mengaku ingin memberikan selamat secara langsung kepada Warsubi sebagai bupati terpilih. Meski belum ada pengumuman resmi dari KPU, Fattah yakin bahwa perolehan suara yang cukup besar dari quick count Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA tersebut tidak akan jauh berbeda dengan real count KPU.

    “Saya yakin Abah Warsubi dan Gus Salman mutlak menang dalam Pilkada Jombang kali ini. Dengan hasil perhitungan suara yang cukup njomplang itu tentu tidak akan jauh berbeda hasilnya dengan perhitungan suara dari KPU nanti,” ungkapnya, Senin (3/12/2024) malam.

    Bagi Fattah, Warsubi yang selama ini merupakan pembina Spekal adalah sosok yang selalu peduli pada nasib para PKL. Karena itu, banyak anggota Spekal yang biasanya harus berjualan kuliner di malam hari rela untuk tidak berjualan demi menyambangi calon bupati yang mereka cintai.

    “Semoga Abah Warsubi tetap peduli dengan nasib para PKL di Jombang. Keinginan kami, Jombang dengan pemimpin baru ini bisa memberikan kebijakan yang baik untuk semua lini. Termasuk juga bagi teman-teman kesenian jaranan yang hari ini juga ikut untuk menyampaikan selamat pada Abah,” tambahnya.

    Fattah menambahkan, ke depan ia ingin Warsubi bisa terus menjalin komunikasi yang baik dengan para PKL dan komunitas kesenian tradisional di Jombang. Selain itu juga mewujudkan program-program yang sudah dicanangkan. Sehingga Jombang semakin maju dan sejahtera.

    “Semoga Abah bisa jadi pemimpin yang amanah. Bisa membawa kemajuan dan kesejahteraan Jombang dengan melibatkan seluruh pihak. Dan semoga komunikasi kami dengan Abah tetap terjalin baik,” pungkas Fattah. [suf]

  • LSI Denny JA Bongkar Penyebab Dedi Mulyadi Menang Telak di Jabar

    LSI Denny JA Bongkar Penyebab Dedi Mulyadi Menang Telak di Jabar

    Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga survei LSI Denny JA mengungkap sejumlah faktor yang membuat pasangan calon Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan meraih kemenangan telak di Pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat atau Pilkada Jabar 2024. 

    Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA Toto Izul Fatah mengatakan sesuai dengan hitung cepat (quick count) LSI Denny JA, pasangan Dedi-Erwan unggul dengan raihan suara sebanyak 61,85%.

    Hasil hitung cepat tersebut disampaikan setelah data masuk 100% dan dengan tingkat partisipasi pemilih (VTO) sebesar 63,2%.

    “Dengan margin of error plus minus 1%, hasil hitung cepat selama ini tak pernah berbeda jauh dengan hasil real count KPU, yang pada saatnya nanti akan diumumkan secara resmi,” ujarnya dilansir Antara, Senin (2/12/2024). 

    Dari hitung cepat yang dilakukan LSI Denny JA, tiga pasangan yang tertinggal jauh dibawah Dedi-Erwan adalah Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie yang diusung PKS dan Nasdem dengan 18,78%. 

    Kemudian, pasangan Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwinatarina  yang diusung PKB mencapai 10,40%, dan paling bawah ialah pasangan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja yang diusung PDIP meraih 8,98%.

    Toto menyebutkan ada empat faktor utama yang membuat tiga pasangan calon tersebut tertinggal jauh dari raihan Dedi-Erwan. Pertama, sosok Dedi Mulyadi yang sudah memiliki tingkat pengenalan dan kesukaan yang cukup tinggi, yakni sudah dikenal oleh sekitar 92,1% dan disukai oleh sekitar 88,6%.

    “Itu adalah angka ideal seorang kandidat yang punya potensi kuat untuk menang,” katanya. 

    Toto membandingkan dengan tiga pasangan calon lainnya, yang rata-rata masih terkendala problem pengenalan. Bahkan, ketiga paslon tersebut belum memenuhi standar pengenalan minimal 70%, termasuk Ahmad Syaikhu. Sementara, dua pasangan lainnya, rata-rata baru dikenal oleh sekitar 50%.

    Kedua, kata Toto, adanya ekspresi kesukaan mayoritas publik kepada Dedi Mulyadi yang tergambar dari pemilih militan (strong supporter) yang cukup tinggi, yaitu 55,4%.

    “Itu angka strong supporter yang jarang terjadi. Sedangkan dengan tiga pasangan lain yang pemilih militannya di bawah 10%,” ucapnya. 

    Faktor ketiga, karena dukungan kuat  mayoritas publik kepada pasangan yang diusung Gerindra, Golkar, Demokrat dan PAN itu cukup merata di aneka segmen demografis, mulai dari suku, agama, gender, tingkat penghasilan, pendidikan, profesi, pilihan Ormas dan Parpol. Termasuk, unggul juga di seluruh Dapil dan kabupaten.

    Terakhir, dia menilai Dedi Mulyadi punya kemampuan melakukan kapitalisasi seluruh kegiatan dan pesan kampanyenya dengan massif. Tentunya, lewat aneka platform sosial media, berita online, dan TV dengan news value yang kuat. Hal itu dilakukannya dari jauh hari sebelum masuk  masa kampanye.

    “Dari rangkaian kegiatan dengan kemasan yang news value dan berefek emosional publik itu, sangat  wajar kalau Kang Dedi sudah punya modal pengenalan dan kesukaan yang paling tinggi sebagai salah satu hukum besi untuk menang,” imbuhnya. 

    Ditanya peran sejumlah parpol yang tergabung dalam KIM Plus dalam mendongkrak popularitas dan elektabilitas Dedi Mulyadi, Toto hanya menyampaikan hal itu tak pernah berbanding lurus antara kemenangan dan dukungan banyak partai politik.

    “Dalam konteks Pilgub Jawa Barat, kemenangan Dedi Mulyadi lebih karena faktor personal figur yang memang sudah kokoh, sejak bupati Purwakarta dua periode dan caleg DPR RI dengan perolehan suara terbanyak di Jabar, bukan karena dukungan banyak parpol,” kata dia.

    Toto mencontohkan kasus di sejumlah daerah, banyak kandidat yang kalah di Pilkada meskipun didukung banyak partai. Sebaliknya, calon yang didukung hanya satu dan dua partai saja bisa menang. 

    Calon Gubernur Dedi Mulyadi menyampaikan pidato kemenangan usai keunggulan telak di hasil quick count sejumlah lembaga survei dalam Pilgub Jabar 2024.

    Dedi Mulyadi mengatakan pihaknya menyampaikan terima kasih pada seluruh warga Jawa Barat yang sudah menyalurkan hak pilihnya pada Rabu (27/11/2024) ini. Menurutnya Pilkada Serentak di Jabar berlangsung aman, lancar dan tertib dan penuh suasana yang gembira.

    “Ini adalah pencapaian keberadaan demokrasi yang ada di Provinsi Jawa Barat,” katanya dalam keterangan yang disampaikan kepada media.

    Menurutnya meskipun perhitungan suara belum selesai, namun berdasarkan aspek ilmiah yang sudah biasa dipakai dalam perhelatan demokrasi di Indonesia, hasil quick count yang sudah di atas 70% stabil tidak mengalami perubahan.

    “Biasanya hasil real count tidak pernah jauh berbeda. Selisihnya real count di kisaran margin error 2 atau 3 persen atau maksimal 4 persen. Itu pun kalau jaraknya dekat, tetapi secara kebetulan kita bisa melihat bersama saat ini pasangan nomor urut 4 Kang Dedi Mulyadi dan Kang Erwan Setiawan sudah meraih angka 61% lebih,” katanya.

    Menurutnya dengan data masuk 78%, hal tersebut sudah bisa dijadikan fakta bahwa pihaknya akan memenangkan Pilgub Jabar.

    “Kami sudah menganggap pasangan nomor urut 4 sudah menjadi pemenang, semoga ini bisa menjadi kabar baik bagi seluruh masyarakat Jawa Barat,” katanya.

  • Infografis Peta Politik dan Parpol Pemenang di 9 Provinsi Barometer Pilkada Serentak 2024 – Page 3

    Infografis Peta Politik dan Parpol Pemenang di 9 Provinsi Barometer Pilkada Serentak 2024 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Usai sudah penyelenggaraan Pilkada serentak 2024. Partai politik maupun gabungan parpol bertarung sengit di 545 daerah pada Rabu 27 November 2024. Terdiri dari 37 provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kota.

    Ada 1.556 pasangan calon atau paslon bertarung di Pilkada 2024 memperebutkan kursi kepemimpinan daerah. Rinciannya, 103 paslon gubernur-wakil gubernur, 1.168 paslon bupati-wakil bupati, serta 284 paslon wali kota-wakil wali kota.

    Bisa dikatakan, pilkada serentak kali ini tak hanya menjadi ajang perebutan kekuasaan bagi para calon kepala daerah. Namun, sekaligus menjadi barometer kekuatan parpol di Tanah Air.

    Komisi Pemilihan Umum atau KPU akan mengumumkan secara resmi hasil Pilkada serentak 2024 pada 15 Desember mendatang. Proses ini memakan waktu lantaran melibatkan banyak tahapan, mulai dari penghitungan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) hingga rekapitulasi di tingkat provinsi.

    Sekalipun klaim kemenangan dari beberapa paslon maupun parpol telah muncul, masyarakat diimbau bersabar menunggu hasil akhir yang diumumkan KPU. Dengan mengikuti jadwal yang telah ditetapkan, diharapkan proses ini dapat berjalan transparan dan demokratis.

    Sebelumnya, berbagai lembaga survei telah merilis hasil quick count atau hitung cepat Pilkada Serentak 2024. Liputan6.com pun merangkum hasil quick count Pilkada 2024 dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA di 9 provinsi yang dianggap sebagai barometer kekuatan politik nasional.

    Seperti apa peta kekuatan parpol di Pilkada Serentak 2024? Parpol mana saja pemenang di 9 provinsi saat Pilkada 2024? Simak selengkapnya dalam rangkaian Infografis berikut ini: