NGO: KontraS

  • Penyakit Stroke Ternyata Bisa Cepat Ditangani, Ini Caranya Penyembuhannya! 

    Penyakit Stroke Ternyata Bisa Cepat Ditangani, Ini Caranya Penyembuhannya! 

    JABAR EKSPRES – Stroke, sebuah kondisi yang menyerang secara tiba-tiba, memerlukan penanganan cepat dan tepat untuk memaksimalkan peluang pemulihan.

    Dalam dunia medis, waktu adalah segalanya, terutama dalam golden periode, yaitu 4,5 jam pertama setelah serangan stroke terjadi.

    Semakin dini penanganan dilakukan, semakin kecil kemungkinan kerusakan otak yang lebih parah.

    Siloam Hospitals Bogor kini menjadi pionir dalam pengobatan stroke di kawasan tersebut dengan status sebagai Stroke Ready Hospital.

    Rumah sakit ini tidak hanya dilengkapi fasilitas mutakhir, tetapi juga didukung oleh tim medis yang siaga 24/7.

    BACA JUGA: Stroke Ancaman Serius bagi Kesehatan, Siloam Hospitals Bogor Siap Tangani dengan Cepat

    Penanganan yang komprehensif diberikan mulai dari diagnosis hingga rehabilitasi medis, memastikan pasien dapat kembali menjalani aktivitas seperti biasa.

    Selain itu, kini terdapat teknologi terbaru yang semakin mempercepat dan meningkatkan akurasi diagnosis dan terapi stroke, yaitu Digital Subtraction Angiography (DSA).

    DSA merupakan prosedur semi-invasif yang memungkinkan dokter memetakan penyumbatan atau kelainan pembuluh darah di otak.

    Dokter Spesialis Neurologi Intervensi Siloam Hospitals Bogor, Dr. Ricky C.Kohar menjelaskan, teknologi ini sangat bermanfaat dalam kasus stroke sumbatan maupun perdarahan.

    “Metode DSA dilakukan dengan membuat sayatan kecil di pangkal paha atau pembuluh darah tangan, kemudian kateter dimasukkan menuju target kelainan,” katanya, Kamis (27/3).

    BACA JUGA: Heart to Heart Gathering Siloam Hospitals Lippo Village : Memperkuat Hubungan Dokter- Pasien

    Ia mengatakan, prosedur ini biasanya memakan waktu 30 menit hingga 1 jam, dengan pasien dalam kondisi sadar dan hanya mendapatkan bius lokal.

    Meskipun memiliki banyak manfaat, dr. Ricky juga mengingatkan bahwa prosedur ini tidak cocok bagi pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau alergi terhadap media kontras yang mengandung iodium.

    “DSA menjadi bagian dari pendekatan holistik terhadap stroke, melengkapi pentingnya menjaga pola hidup sehat, rutin kontrol ke dokter, serta mengelola faktor risiko seperti stres,” ujarnya.

    “Teknologi ini memungkinkan kami tidak hanya mengatasi stroke pada tahap awal, tetapi juga mencegah serangan kedua,” sambungnya.

    Sekedar informasi, bagi masyarakat yang membutuhkan, Siloam Hospitals Bogor siap memberikan layanan terbaik.

  • Mengungkap Dampak dan Implikasi Sosial Indonesia Gelap

    Mengungkap Dampak dan Implikasi Sosial Indonesia Gelap

    loading…

    Ressa Uli Patrissia. Foto/Istimewa

    Ressa Uli Patrissia
    Business Support Manager Provisio Consulting sekaligus mahasiswi S3 Doktor Ilmu Komunikasi Universitas Sahid Jakarta

    TIDAK dapat disangkal bahwa lanskap sosial Indonesia belakangan ini dibentuk oleh munculnya Dark Indonesia atau Indonesia Gelap, sebuah fenomena yang mencerminkan kompleksitas identitas, politik, dan agama di Indonesia. Di tengah kerumitan itu, manipulasi informasi – terutama dalam media dan platform digital – menjelma menjadi alat ampuh pembentukan persepsi dan perasaan publik. Celakanya, informasi yang salah dan narasi sensasional dapat memengaruhi keseimbangan kekuatan politik.

    Sudah banyak pihak yang secara teoritis menjelaskan bagaimana realitas yang dibangun melalui media dapat mendorong perpecahan dan menyebabkan masyarakat mengambil posisi ekstrem yang selaras dengan ketakutan dan prasangka mereka. Penyebaran narasi yang agresif terkait dengan Indonesia Gelap sering kali menarik perasaan tersebut. Mereka lalu menggunakannya sebagai daya ungkit. Tidak hanya untuk menggalang dukungan, tetapi juga untuk meminggirkan suara-suara pembangkang.

    Jika kita kaitkan pada dampak budaya, kemunculan media alternatif memainkan peran penting dalam memfasilitasi diskusi tentang sistem identitas dan kepercayaan. Ketika individu berlayar dalam interaksi kompleks kepercayaan dan narasi sosial mereka, mereka sering mencari sudut pandang yang kontras yang menantang ideologi konvensional.

    Pencarian narasi alternatif ini menyoroti ketegangan yang melekat dalam masyarakat Indonesia – di mana kebutuhan akan ekspresi individu dimulai dengan identitas kolektif yang dibentuk oleh budaya dan agama bersama selama berabad-abad. Bentuk-bentuk media alternatif menyediakan platform bagi suara-suara yang seharusnya dapat dibungkam sehingga memperkaya wacana nasional tentang apa artinya menjadi orang Indonesia dalam lanskap yang penuh dengan narasi gelap.

    Selain itu, implikasi budaya dari rasa takut sangat penting untuk memahami kebangkitan Indonesia Gelap. Dengan menerapkan gagasan adaptasi budaya dari instrumen kepribadian gelap, penting untuk kita perhatikan bagaimana lingkungan sosial budaya Indonesia membentuk ketakutan individu dan kolektif, mengubah persepsi tentang keselamatan, komunitas, dan rasa memiliki. Ketakutan ini biasanya terwujud dalam xenofobia, kekerasan sektarian, dan rasa tidak percaya yang mengganggu hubungan antarkomunitas.

    Saat warga negara menghadapi ketakutan ini, mereka ditekan untuk memperkuat identitas mereka, yang biasanya mengarah pada pencemaran nama baik dan mereka yang tidak sesuai dengan aturan atau kepercayaan yang ditetapkan. Akibatnya, Indonesia Gelap melampaui sekadar representasi media; Ia menguat sebagai kekuatan budaya yang berdampak. Kekuatan ini pun dapat memolarisasi masyarakat dan pada saat yang sama menyalakan percakapan kritis tentang inklusi, toleransi, dan pemahaman.

    Dengan menavigasi dimensi kompleks Indonesia Gelap ini, kita tidak dapat mengabaikan implikasi signifikan bagi agensi politik. Cara di mana ketakutan dan identitas saling terkait dapat memungkinkan gerakan ekstremis yang berusaha mengeksplorasi kerentanan ini untuk mendapatkan keuntungan politik.

    Meskipun demikian, harus kita akui bahwa hal itu juga menghadirkan peluang bagi hukum dan pendidikan, karena memahami dinamika ini dapat menginspirasi gerakan dasar untuk mempromosikan empati dan memerangi misinformasi. Oleh karena itu, eksplorasi Indonesia Gelap di sini bukan hanya usaha akademis. Sebaliknya, ini adalah pencarian yang berupaya untuk menyelidiki dan memahami dampak sosial terdalam yang dipertaruhkan, membuka jalan bagi kewarganegaraan yang lebih terinformasi dan narasi yang lebih inklusif tentang apa artinya menjadi bagian dari Indonesia.

  • Demo mahasiswa menolak UU TNI menjalar ke berbagai kota – Halaman all

    Demo mahasiswa menolak UU TNI menjalar ke berbagai kota – Halaman all

    Mahasiswa di berbagai kota bangkit menolak Revisi UU TNI yang telah disahkan DPR pada 20 Maret lalu. Aksi unjuk rasa tak hanya berlangsung di kota-kota besar semacam Jakarta, Semarang, Bandung, dan Surabaya, tapi juga dilakukan di Tasikmalaya, Sukabumi, Jember, Majalengka, Lumajang, Kupang, Ende, dan Blitar. Aksi demonstrasi diwarnai intimidasi, kekerasan, dan penangkapan oleh aparat keamanan—yang melibatkan tentara.

    Di Karawang, Jawa Barat, demonstrasi berpusat di Gedung DPRD dan dihelat oleh Komite Rakyat Sipil Karawang, pada Selasa (25/03). Tidak sekadar menolak UU TNI, mereka juga menuntut pembatalan kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan TNI.

    “Perjanjian kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) mencakup berbagai sektor strategis, mulai dari pembangunan infrastruktur, pengelolaan sumber daya alam, hingga ketahanan pangan dan mitigasi bencana,” kata mereka dalam rilis yang diterima BBC Indonesia.

    Keterlibatan TNI dalam sektor sipil, menurut para mahasiswa di Karawang, menimbulkan kekhawatiran mengenai meningkatnya peran militer dalam urusan publik.

    Di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) ratusan mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat NTB menggelar demonstrasi memprotes pengesahan revisi UU TNI di depan Gedung DPRD Provinsi NTB.

    Aksi ini berlangsung sejak pagi dan berlangsung di bawah penjagaan yang ketat dari kepolisian.

    Di Kediri, Jawa Timur, aksi demonstrasi dipusatkan di Taman Sekartaji dengan mengadakan mimbar rakyat.

    Di Balikpapan, Kalimantan Timur, mahasiswa memusatkan aksi demonstrasi mereka di Taman Bekapai. Aksi dimulai pada pukul 12.00.

    Di Sukabumi, Jawa Barat, seorang jurnalis mengalami intimidasi dari aparat keamanan saat meliput demonstrasi mahasiswa pada Senin lalu (24/03).

    Di Lumajang, Jawa Timur, aksi demonstrasi juga diwarnai pemukulan aparat terhadap salah seorang demonstran seperti yang terekam di dalam video yang beredar di media sosial.

    Di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, sekitar 200 mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD. Mereka membakar kardus dan merangsek ke dalam gedung DPRD sekira pukul 13.00 WITA.

    Massa sempat meluapkan emosi karena tidak ada satu pun perwakilan anggota DPRD yang menemui mereka. Akibat aksi ini beberapa pintu kaca hancur dan meja lobi juga sempat dirusak, seperti yang dilaporkan wartawan Eliazar Robert untuk BBC News Indonesia.

    Aksi kericuhan kemudian berlanjut dengan pemukulan oleh seorang pegawai DPRD terhadap mahasiswa.

    “Saya dipukul pakai tempat sampah kemudian ditonjok,” kata mahasiswa bernama Melianus Maimau sembari menunjukkan pelipisnya yang lecet.

    Tak lama setelah insiden itu, massa pengunjuk rasa kemudian diterima dan berdialog dengan ketua DPRD dan Wakapolda NTT.

    Di Surabaya, Jawa Timur, ratusan mahasiswa berdemonstasi di depan Gedung Negara Grahadi.

    Dalam aksi tersebut, mereka membawa berbagai poster, membakar ban di tengah jalan, dan bergantian berorasi menolak UU TNI yang telah direvisi.

    Gedung Grahadi sendiri telah dijaga ketat kepolisian lengkap dengan kawat berduri, seperti dilaporkan wartawan Roni Fauzan untuk BBC News Indonesia.

    Menjelang sore, peserta demonstrasi mulai merobek umbul-umbul dan melakukan pelemparan.

    Polisi membalasnya dengan semburan dari meriam air ke arah demonstran.

    Aparat keamanan sudah memberi peringatan kepada aksi massa untuk mundur, namun massa masih melakukan perlawanan dengan melempar botol air mineral ke arah petugas yang menjaga Gedung Grahadi.

    Selama aksi tersebut, sebanyak 25 orang pendemo ditahan serta dua jurnalis mengalami kekerasan dan intimidasi aparat keamanan, menurut KontraS Surabaya dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya.

    Sebanyak 25 demonstran tersebut kemudian dibebaskan pada Selasa (25/03) pagi, menurut keterangan pendamping dari LBH Surabaya.

    Sementara itu, dua jurnalis menjadi korban kekerasan dan intimidasi polisi. Kedua wartawan itu adalah Wildan Pratama, wartawan Suara Surabaya, serta Rama Indra, wartawan Beritajatim.com.

    Dari kronologi yang diterima AJI Surabaya, Wildan dipaksa oleh seorang polisi untuk menghapus foto puluhan pendemo yang ditangkap dan dikumpulkan di sebuah ruangan di Gedung Negara Grahadi.

    Adapun Rama, jurnalis Beritajatim.com, mengaku dipukul dan dipaksa menghapus rekaman video saat dirinya merekam tindakan sejumlah polisi berseragam dan tidak berseragam memukul dua pendemo di Jalan Pemuda. Kejadian itu terjadi sekitar pukul 18.28 WIB.

    Menanggapi kejadian tersebut, Ketua AJI Surabaya, Andre Yuris, mengecam keras intimidasi dan kekerasan yang dilakukan polisi terhadap jurnalis Suara Surabaya dan Beritajatim.com.

    “Tindakan polisi tersebut membuktikan bahwa polisi tidak paham tugas jurnalis. Apa yang dilakukan polisi melanggar Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers,” kata dia, Senin (24/03).

    Mapolrestabes Surabaya belum memberikan respons atas rangkaian insiden tersebut.

    Di Kota Malang, Jawa Timur, demonstrasi mahasiswa berlangsung pada Minggu (23/03). Dalam demonstrasi tersebut, ada enam orang yang ditahan kepolisian. Kini, seluruh mahasiswa yang ditahan telah dibebaskan.

    Proses pembebasan itu melibatkan Daniel Alexander Siagian dari LBH Surabaya Pos Malang yang mendampingi tiga mahasiwa yang tersisa di dalam tahanan.

    Pengacara publik dari LBH Pos Malang, Tri Eva Oktaviani, mengonfirmasi kabar pembebasan tersebut kepada BBC News Indonesia. “Sudah keluar semua, tiga orang itu.”

    Selain penangkapan, sebanyak 10 orang menjadi korban kekerasan aparat terhadap demonstran aksi menolak Undang-Undang TNI, pada Minggu (23/03) malam. Ke-10 orang itu dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, Sementara itu satu orang lainnya cedera serius pada bagian rahang, tengkorak kepala, dan gigi.

    Lembaga Bantuan Hukum Pos Malang menyebut puluhan orang yang menjadi bagian dari tenaga medis mengalami tindakan pemukulan dan intimidasi aparat. Pemukulan juga dilakukan terhadap jurnalis meski mereka telah menunjukkan kartu identitasnya.

    ‘Aku ditarik, dipukul, dan diinjak-injak’

    Ramdan bersama rekan-rekannya dari Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia Kota Malang mengaku menjadi korban pemukulan aparat.

    “Dari teman-teman pers mahasiswa ada delapan anak yang kena pukul. Beberapa di antaranya sudah menunjukkan kartu pers. Ada juga yang sudah mau balik, tapi tetap dipukul,” katanya kepada BBC News Indonesia.

    “Kemarin aku diseret. Hampir dibawa,” kata Ramdan yang mengalami luka-luka di kedua tangannya.

    Dia mengaku kakinya agak sulit untuk digerakkan akibat pemukulan tersebut. “Aku merekam saat aparat bergerak maju.”

    Saat terdesak Ramdan mengaku tak punya opsi lain selain mundur. “Aku mundur, lari. Tapi enggak lama ada yang narik dari belakang. Lalu aku dipukuli di tempat sama beberapa aparat yang tidak pakai seragam.”

    Ramdan mengeklaim dirinya diinjak-injak aparat yang bertameng dan berpentungan, walau mengaku pers.

    “Jadi waktu dipukuli aku teriak-teriak. ‘Aku pers, aku pers’. Aku cuma bisa teriak-teriak. Terus ada teman-teman pers mahasiswa yang ngomong, ‘itu pers’. Akhirnya aku dilepaskan,” paparnya.

    Di zona aman dia mengaku menyaksikan korban pemukulan lainnya. “Ada ibu-ibu pemulung juga kena pukul.”

    Dia juga mendengar pemukulan aparat terhadap tenaga kesehatan.

    “Ini jelas bentuk kekerasan terhadap jurnalis. Harusnya aparat bisa mengevaluasi dengan tegas bagamana cara pengamanan demonstran. Bagaimana membedakan massa, jurnalis, dan medis,” tutupnya.

    Bagaimana kronologi kejadian di Malang?

    Unjuk rasa menentang pengesahan revisi UU TNI ini dimulai pada Minggu (23/03) pukul 15.45 WIB.

    Aksi berjalan dengan relatif lancar, kata Ramdan. Namun, usai berbuka puasa, barulah aksi kekerasan itu meletus.

    “Habis magrib muncul mereka yang memakai tameng. Aku juga lihat tentara,” kata Ramdan lagi.

    Kronologi dari LBH Pos Malang menyebut bentrokan mulai terjadi sekitar pukul 18.20 WIB saat sekelompok orang merangsek ke dalam Gedung DPRD lewat Pintu Utara. Selang 10 menit kemudian polisi dibantu tentara mulai memukul mundur massa.

    Dalam video-video yang beredar di media sosial, polisi dilengkapi tameng dan tongkat pemukul dibantu tentara terlihat mengejar massa dan melayangkan tongkat berwarna kuning beberapa kali kepada seseorang yang tidak tampak di dalam video—karena telah dikerubungi aparat keamanan.

    Dalam video lainnya sebuah titik api yang besar dapat terlihat di dekat sebuah pos keamanan yang menjadi sasaran pengrusakan.

    Video lainnya memperlihatkan seorang anak muda berjaket biru yang kepalanya luka dan dibalut perban dalam keadaan terborgol saat hendak dibawa ke ambulans.

    Polisi dan tentara, dalam video lainnya juga terlihat mengerubungi beberapa orang yang tampak memakai atribut medis.

    Kepala Humas Polresta Malang, Yudi Risdiyanto, telah merespons pesan BBC NewsIndonesia untuk permintaan wawancara.

    Namun Yudi tidak memberikan keterangan tambahan karena dia masih menunggu arahan dari kepala Polresta, “…karena semua satu pintu di Pak Kapolresta,” tulis Yudi dalam pesannya.

    Mengapa demonstrasi menolak UU TNI menjalar ke berbagai kota?

    Redaktur Jurnal Prisma dan Senior Research Fellow LP3ES, Rahadi Wiratama, menyebut menyebarnya aksi demonstrasi penolakan revisi UU TNI ke berbagai wilayah tidak lepas dari tumbuhnya kelompok-kelompok kritis di berbagai kota di seluruh Indonesia.

    “Itu satu tanda bahwa kelompok atau kelas kritis itu relatif menyebar di Indonesia,” sebutnya.

    Dia juga menyebut konsolidasi demokrasi ini adalah semacam buah setelah 25 tahun Reformasi.

    Para mahasiswa yang menjadi motor utama gerakan ini juga lahir setelah era Reformasi.

    “Mereka tidak mengalami masa transisi dari Orde Baru ke Orde Transisi. Mereka sudah menikmati ‘kebebasan relatif’ yang diperoleh dari Reformasi,” jelasnya.

    Menurut Rahadi, ketika kebebasan para mahasiswa terancam dengan menguatnya peran militer dan revisi UU TNI, maka muncullah aksi-aksi ini.

    Tapi Rahadi mengingatkan masih banyak kendala setelah 25 tahun Reformasi.

    “Di tengah jalan kita menyaksikan kebalikannya. Alih-alih mengonsolidasi demokrasi, [kita malah seperti] menuju sistem politik yang gejalanya mirip dengan otoritarianisme Orba,” ujarnya.

    Dia juga melihat banyak pihak yang tampaknya berusaha memadamkan isu kembalinya militerisme.

    “Ada kekuatan-kekuatan yang mencoba untuk mewacanakan ‘kita sudah tidak butuh kebebasan sipil, supremasi sipil, tapi butuh sandang pangan’,” ungkapnya.

    Hal ini, menurutnya, adalah penanda bahwa kesadaran publik mengenai ancaman terhadap demokrasi masih terdistorsi sehingga isu-isu kebebasan sipil masih hanya bersirkulasi di kelompok-kelompok kritis di kampus dan lembaga swadaya masyarakat.

    Menjaga momentum

    Kembalinya militer pada jabatan-jabatan sipil, menurut Rahadi, adalah ancaman serius bagi supremasi sipil.

    “Prinsip supermasi sipil merupakan elemen fundamental dalam negara demokratis untuk memastikan bahwa militer dan lembaga keamanan tetap tunduk pada kontrol politik yang sah dan tidak mengambil alih peran pemerintahan,” tegasnya.

    Meski begitu, Rahadi optimistis situasi buruk yang terjadi di Orde Baru tidak akan kembali 100%.

    “Bahwa ada indikasi otoritarianisme melalui UU TNI, iya betul. Tapi akan sulit untuk dinyatakan bahwa [situasi] akan berulang persis sama seperti Orde Baru,” paparnya.

    Rahadi menilai hal ini disebabkan masih ada sebagian publik yang melek politik.

    Kekuatan itu juga bisa berasal dari media sosial. Kata dia, sulit untuk membendung arus informasi.

    “Efek komunikasi dan efek media sosial di masyarakat susah dibendung. Jadi, semua informasi publik yang terkait dengan UU TNI muncul bersamaan hari itu juga di Indonesia di seluruh dunia. Enggak terhalang,” tuturnya.

    Di media sosial juga muncul semacam solidaritas untuk memelihara momentum dengan berbagai macam cara.

    Beberapa akun media sosiall, misalnya, menyerukan untuk memasang stiker di sepanjang jalan-jalan untuk membangukan kesadaran warga.

  • RUU Polri Lebih Bahaya dari RUU TNI? Ini Deretan Pasal Kontroversial yang Dipermasalahkan

    RUU Polri Lebih Bahaya dari RUU TNI? Ini Deretan Pasal Kontroversial yang Dipermasalahkan

    PIKIRAN RAKYAT – Setelah pengesahan RUU TNI 2025, kini Rancangan Undang-Undang Kepolisian Republik Indonesia (RUU Polri) menjadi sorotan publik. RUU ini mengusulkan revisi terhadap UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

    Akan tetapi, beberapa pasal dalam draf tersebut menuai polemik karena dianggap memberikan kewenangan berlebihan kepada Polri. Berikut penjelasan lengkapnya.

    DPR Belum Jadwalkan Pembahasan RUU Polri

    Komisi III DPR menyatakan siap membahas revisi UU Polri jika dinilai mendesak, meski saat ini masih memprioritaskan RUU KUHAP. Ketua DPR Puan Maharani menegaskan bahwa belum ada Surat Presiden (Surpres) yang diterima untuk memulai pembahasan.

    “DPR belum berencana melakukan revisi UU Polri,” ujar Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad pada Senin, 24 Maret 2025.

    Meski begitu, revisi ini sudah masuk dalam daftar rancangan undang-undang inisiatif DPR sejak 2024.

    Isi RUU Polri Terbaru

    Berdasarkan dokumen di laman resmi DPR, revisi UU Polri mencakup perubahan pada pasal-pasal berikut:

    Pasal 1 tentang Ketentuan Umum Pasal 6 tentang Peran dan Fungsi Polri Pasal 7 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pasal 14 tentang Tugas Pokok Anggota Polri Pasal 16 tentang Penyelenggaraan Tugas Polri Pasal 30 tentang Usia Pensiun Maksimum Anggota Polri Pasal 35 tentang Pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Dan lainnya…

    Namun, beberapa pasal memicu penolakan dari publik karena dinilai berpotensi mengekang kebebasan sipil dan memperluas kewenangan Polri tanpa pengawasan ketat.

    Deretan Pasal Kontroversial

    Pasal 16 Ayat 1 Huruf Q

    Pasal ini memberikan kewenangan Polri untuk melakukan penindakan, pemblokiran, pemutusan, hingga perlambatan akses ruang siber demi keamanan dalam negeri.

    Koalisi Masyarakat Sipil menilai ketentuan ini berpotensi membatasi kebebasan berpendapat dan berisiko tumpang tindih dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

    Pasal 16A dan 16B (Sisipan Baru)

    Pasal 16A menyebutkan bahwa Intelkam Polri bisa melakukan pengawasan intelijen. Ini memicu kekhawatiran soal kewenangan Polri untuk meminta data intelijen dari BIN, BSSN, hingga BAIS.

    Pasal 16B juga mengandung istilah “Kepentingan Nasional” yang tidak didefinisikan secara jelas. Istilah ini dikhawatirkan bisa digunakan Polri untuk mengawasi kegiatan masyarakat dengan alasan menjaga kepentingan nasional.

    Pasal 14 Ayat 1 Huruf G dan O

    Huruf G memberi Polri wewenang melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik PNS, serta bentuk pengamanan swakarsa. Ini dikhawatirkan membuka peluang “bisnis keamanan” dan pelanggaran HAM melalui pengamanan swakarsa.

    Huruf O mengizinkan Polri melakukan penyadapan dalam lingkup tugas kepolisian. PSHK menyoroti bahwa Polri tidak memerlukan izin, berbeda dengan KPK yang harus mendapat persetujuan Dewan Pengawas.

    Pasal 30 Ayat 2

    Pasal ini mengatur usia pensiun:

    58 tahun bagi bintara dan tamtama. 60 tahun bagi perwira. 65 tahun bagi pejabat fungsional.

    Usulan ini dianggap menghambat regenerasi dalam tubuh Polri dan mempertahankan personel yang seharusnya sudah pensiun.

    Reaksi Masyarakat dan Lembaga Sipil

    Ketua YLBHI Muhammad Isnur menegaskan, pihaknya menolak keras revisi UU Polri berdasarkan inisiatif DPR tersebut.

    “Kami menolak keras revisi UU Polri berdasarkan inisiatif DPR ini!” ucapnya.

    Muhammad Isnur mendesak DPR dan pemerintah memprioritaskan pembahasan RUU PPRT, RUU Perampasan Aset, RUU KUHAP, RUU Penyadapan, hingga RUU Masyarakat Adat.

    Menurut laporan KontraS, dalam periode 2020–2024 tercatat ratusan kasus kekerasan melibatkan anggota Polri. Komnas HAM pun mencatat Polri sebagai lembaga negara dengan laporan pelanggaran HAM tertinggi pada 2023.

    Polri Menuju “Superbody”?

    Revisi UU Polri menuai kritik karena berpotensi menjadikan Polri sebagai lembaga “superbody” dengan kekuasaan luas tanpa pengawasan memadai. Beberapa pasal memperlihatkan kecenderungan ke arah otoritarianisme baru dengan pembatasan kebebasan sipil dan penguatan fungsi intelijen kepolisian.

    Jika RUU ini disahkan tanpa revisi signifikan, Indonesia terancam mundur dari semangat reformasi dan demokrasi. Polri seharusnya berfungsi sebagai alat negara yang profesional dan akuntabel, bukan menjadi lembaga dengan kekuasaan absolut.

    Publik kini menanti apakah DPR akan mendengarkan suara rakyat atau tetap melanjutkan pembahasan RUU ini secara diam-diam. Apakah RUU Polri ini memperbaiki institusi kepolisian atau justru membuka jalan bagi lahirnya negara dalam negara?***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Gelombang Penolakan Tak Kunjung Padam, Masih Bisakah UU TNI Dibatalkan?

    Gelombang Penolakan Tak Kunjung Padam, Masih Bisakah UU TNI Dibatalkan?

    Gelombang Penolakan Tak Kunjung Padam, Masih Bisakah UU TNI Dibatalkan?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Gelombang penolakan terhadap Undang-Undang (UU) TNI yang telah direvisi masih terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.
    Aksi demonstrasi pun dilakukan oleh mereka yang menolak UU TNI yang baru ini.
    Padahal, pengesahan terhadap Revisi UU TNI sudah diketok oleh DPR sejak pekan lalu.
    Misalnya, di Malang, demo UU TNI berakhir ricuh, dan bahkan beberapa orang dilaporkan hilang.
    Selain itu, demo di Surabaya juga mengalami kericuhan, di mana massa sampai melempar molotov ke polisi.
    Aksi unjuk rasa menolak Rancangan Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (RUU TNI) di Kota Malang, Jawa Timur, berujung ricuh pada Minggu (23/3/2025) malam.
    Massa aksi yang berkumpul di depan Gedung DPRD Kota Malang terlibat bentrokan dengan aparat keamanan, hingga menyebabkan kebakaran akibat lemparan molotov.
    Menurut rilis dari Aliansi Suara Rakyat (ASURO), sejumlah korban berjatuhan dalam insiden tersebut.
    Hingga pukul 21.25 WIB, diperkirakan ada 6 hingga 7 orang peserta aksi yang dilarikan ke rumah sakit akibat luka-luka.
    Selain itu, sekitar 10 orang massa aksi dilaporkan hilang kontak, sementara 3 orang lainnya telah diamankan oleh pihak kepolisian.
    Kericuhan juga menyebabkan korban di pihak aparat keamanan.
    Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdiyanto, mengonfirmasi bahwa tujuh aparat mengalami luka-luka akibat bentrokan tersebut.
    “Iya benar, ada 7 personel yang terluka. Terdiri dari 6 anggota polisi dan satu orang TNI,” ujar Yudi saat dikonfirmasi pada Minggu malam.
    Dengan demikian, total korban luka-luka dari kedua belah pihak mencapai sekitar 14 orang.
    Lalu, untuk di Surabaya, setidaknya 25 orang demonstran ditangkap oleh aparat kepolisian ketika menggelar aksi tolak UU TNI di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (24/3/2025).
    Demonstrasi tersebut mulai memanas sekitar pukul 17.00 WIB.
    Kemudian, sejumlah aparat kepolisian pun mulai mendatangi para pedemo.
    Tampak beberapa anggota polisi yang mengenakan seragam maupun pakaian sipil menangkap dan membawa sejumlah demonstran masuk ke dalam Gedung Grahadi.
    Aparat kepolisian terus melakukan penangkapan ketika massa aksi mulai mundur ke Jalan Pemuda.
    Selanjutnya, puluhan orang itu dikumpulkan di halaman sisi timur Gedung Grahadi.
    Mengenai hal itu, Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) Surabaya, Fatkhul Khoir, mengatakan total ada sekitar 25 orang massa aksi Tolak RUU TNI yang ditangkap.
    “Sementara kami data yang di Mapolrestabes (Surabaya) ada 25 orang. Tapi identitasnya belum dapat detail semua, baru dua yang berhasil kami identifikasi,” kata Fatkhul saat dikonfirmasi, Senin.
    “Kami sempat koordinasi dengan pihak penyidik, cuma memang belum diberikan akses untuk masuk karena memang belum ada kuasa,” imbuh dia.
    Lantas, bagaimana seharusnya Pemerintah bersikap dalam menanggapi gelombang
    penolakan UU TNI
    ini?
    Pakar hukum tata negara Feri Amsari menegaskan, Presiden
    Prabowo Subianto
    sebenarnya dapat melakukan upaya khusus untuk menyikapi gelombang penolakan dari masyarakat terhadap UU TNI.
    Feri menyebut, Prabowo bisa mengeluarkan Perppu untuk mencabut UU TNI.
    “Tentu saja Presiden dapat melakukan upaya khusus untuk membatalkan ketentuan undang-undang itu. Presiden bisa mengeluarkan Perppu pencabutan terhadap UU TNI,” ujar Feri saat dihubungi Kompas.com, Selasa (25/3/2025).
    Menurut Feri, penting bagi Prabowo untuk memperlihatkan bahwa dirinya peduli kepada masyarakat.
    Dia meminta Prabowo mendengarkan kehendak publik yang masif ini.
    “Nah ini penting untuk memperlihatkan bahwa Presiden peduli, dan memang gagasan militeristik yang dipaksakan ini tidak terjadi karena mendengarkan kehendak publik,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Demo Anarkis di Surabaya, Mahasiswa Antre di McD Ditangkap, Kepala Polisi Diinjak-injak, Mobil Remuk – Halaman all

    Demo Anarkis di Surabaya, Mahasiswa Antre di McD Ditangkap, Kepala Polisi Diinjak-injak, Mobil Remuk – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA –  Unjuk rasa menolak UU TNI yang berlangsung di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Senin (24/3/2025) berakhir ricuh.

    Hingga menjelang malam, massa terus melakukan aksi tolak UU TNI yang baru disahkan dalam rapat paripurna DPR pekan lalu.

    Polisi terpaksa membubarkan massa dengan menembakkan water cannon.

    Namun massa tak terima hingga melempari polisi.

    Kericuhan pun terjadi, polisi berpakaian sipil mulai menangkapi satu per satu pengunjuk rasa yang berbuat onar.

    Titik kericuhan pun makin meluas. 

    Bukan lagi di depan Gedung Negara Grahadi namun juga meluas sampai di kawasan Taman Apsari, Kota Surabaya.

    Semakin malam demo terus memanas.

    Terutama ketika massa aksi mulai melempar batu, botol minuman, membakar ban, petasan, hingga bom molotov.

    25 Orang Ditangkap

    Polrestabes Surabaya menangkap 25 orang pasca kerusuhan demo tolak UU TNI di depan Gedung Grahadi Surabaya kemarin.

    Saat ini mereka sedang diintrogasi di Gedung Anandita.

    Di pelataran Gedung Anandita tampak sejumlah mahasiswa, KontraS, dan orang tua peserta demo tolak UU TNI mulai berdatangan.

    Mereka datang berniat ingin memastikan keamanan para demonstran.

    Salah seorang mahasiswa, Roofi, menceritakan penangkapan seorang temannya yang tengah mengantre makanan di restoran cepat saji McDonald’s Delta Plaza setelah demonstrasi.

    Ada dua temannya mampir untuk membeli makanan berbuka puasa saat sejumlah polisi melakukan penyisiran.

    “Ada kabar intelijen menyisir hingga kawasan kampus Jalan Srikana,” ujarnya.

    Dia menyayangkan penangkapan tersebut.

    Roofi menekankan bahwa temannya telah berkompromi dan tidak melakukan tindakan anarkis.

    Ia pun meminta agar temannya segera dibebaskan.

    Fatkhul Khoir  datang ke Polrestabes Surabaya karena ada laporan ada penangkapan 25 demonstran.

    Dari puluhan orang sudah terpantau dua di antaranya adalah mahasiswa.

    “Ada Solikin, satunya Revalino anak Fisip Unair jurusan Sosiologi. Sedangkan yang lain belum diketahui,” ungkapnya.

    “Identitas lainnya masih dalam proses pengecekan. Kami memastikan bahwa ke-25 demonstran dapat didampingi oleh KontraS, asalkan memberikan kuasa,” imbuhnya.

    Polisi diinjak-injak

    Kasie Humas Polrestabes Surabaya, AKP Rina Shanty Nainggolan, mengatakan bahwa ada 15 polisi yang mengalami luka-luka karena kericuhan unjuk rasa itu.

    Rinciannya satu anggota dari Polres Pelabuhan Tanjung Perak, satu anggota Krimsus, Reskrim, dan 12 personel Dalmas Polrestabes Surabaya.

    Kata dia ada satu polisi yang dirawat serius di rumah sakit karena terluka.

    “Ada satu polisi sampai sekarang sampai opname di Rumah Sakit Bhayangkara karena luka kepala karena diinjak-injak di depan Grahadi,” tandasnya.

    Mobil dihancurkan, massa anarkis

    Unjuk rasa anarkis membuat sebuah mobil Toyota Agya nopol AG 1630 ZJ dirusak massa di depan Gedung Grahadi, rumah dinas Gubernur Jatim di Kota Surabaya.

    Massa juga sempat membakar water canon milik polisi.

    Aksi anarkis meluas hingga ke depan Delta Plaza di Jalan Pemuda.

    Pasca kerusuhan, halaman Gedung Grahadi tampak porak-poranda.

    Puing-puing bata merah dan besi berserakan.

    Billboard di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) depan Grahadi juga terkena semprotan water canon.

    Informasi yang beredar menyebutkan sejumlah massa sempat memasuki Delta Plaza.

    Sekitar pukul 19.00 WIB, massa berhasil dibubarkan.

     

     

  • Fakta Unik Misro, Kuliner Tradisional Manis Gurih Khas Jawa Barat

    Fakta Unik Misro, Kuliner Tradisional Manis Gurih Khas Jawa Barat

    Singkong yang baik untuk membuat Misro adalah singkong yang tidak terlalu tua, karena jika terlalu tua, hasilnya bisa menjadi keras dan kurang enak. Misro sering disamakan dengan jajanan khas Sunda lainnya yang juga terbuat dari singkong, yaitu Comro (oncom di jero), yang memiliki bentuk serupa tetapi dengan isian berbeda.

    Jika Misro memiliki isian manis dari gula merah, maka Comro diisi dengan oncom yang telah dibumbui sehingga menghasilkan rasa gurih dan pedas. Perbedaan ini membuat kedua makanan tersebut menjadi pasangan camilan yang sempurna, terutama saat disajikan bersamaan dalam satu hidangan.

    Banyak orang menyukai kombinasi keduanya karena menawarkan sensasi rasa yang kontras tetapi tetap harmonis. Tidak heran jika di banyak tempat di Jawa Barat, Misro dan Comro sering dijajakan secara bersamaan oleh para pedagang gorengan.

    Dalam perkembangannya, Misro tidak hanya ditemukan di Jawa Barat, tetapi juga mulai dikenal di berbagai daerah di Indonesia. Beberapa inovasi modern telah dilakukan untuk memberikan variasi rasa, seperti menambahkan keju, cokelat, atau bahkan kacang sebagai isian alternatif.

    Namun, bagi para pecinta kuliner tradisional, versi asli dengan gula merah tetap menjadi favorit karena mempertahankan cita rasa khas yang telah dikenal sejak lama. Selain sebagai camilan sehari-hari, Misro juga kerap dijadikan sajian khas saat acara keluarga, arisan, atau sekadar teman minum teh di sore hari.

    Keberadaan Misro sebagai makanan tradisional menunjukkan kekayaan budaya kuliner Indonesia, khususnya dari tanah Sunda. Meskipun tergolong makanan sederhana, kelezatan dan keunikannya membuat Misro tetap eksis dan diminati hingga kini.

    Bahkan, dalam beberapa festival kuliner, Misro sering menjadi salah satu makanan yang paling dicari karena keotentikannya. Dengan bahan yang mudah didapat dan cara pembuatan yang relatif sederhana, siapa saja bisa mencoba membuatnya di rumah dan menikmati kelezatan khas dari makanan tradisional yang satu ini.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Hisense Mini-LED AI TV U6Q Dirilis, Tawarkan Sensasi Bioskop di Rumah

    Hisense Mini-LED AI TV U6Q Dirilis, Tawarkan Sensasi Bioskop di Rumah

    Jakarta

    Hisense kembali menghadirkan inovasi terbaru dengan meluncurkan Mini-LED AI TV U6Q, sebuah televisi cerdas yang mengusung teknologi artificial intelligence (AI) untuk memberikan pengalaman hiburan maksimal, baik untuk menonton film maupun bermain game, terutama menyambut momen Hari Raya. Produk ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan kualitas gambar, suara, dan desain yang superior.

    “Kami terus berkomitmen untuk menghadirkan produk berkualitas dengan teknologi mutakhir. Saat ini, dengan teknologi AI yang semakin pintar dan membantu kegiatan sehari-hari pengguna, kami menerapkan dalam produk-produk yang kami tawarkan. Salah satunya pada Mini-LED AI TV U6Q untuk hasil maksimal pada warna, gambar, dan juga suara dalam kegiatan entertainment di rumah,” ujar Edison Li, President Director Hisense Indonesia.

    Hisense Mini-LED AI TV U6Q hadir dengan sederet fitur canggih berbasis AI, seperti ULED Mini-LED, 114Hz Game Mode PRO, 2.1 Stereo Sound, serta desain yang stylish dan compact. TV ini tersedia dalam berbagai ukuran layar, mulai dari 55 inch hingga 85 inch, sehingga konsumen dapat memilih sesuai kebutuhan.

    Teknologi multi-partisi ULED Mini-LED memungkinkan kontrol gambar dan gradasi warna yang lebih halus. Ditambah dengan Hi-View AI Engine, TV ini mampu mengidentifikasi lingkungan, konten, dan pemandangan secara otomatis untuk menghasilkan kualitas gambar terbaik.

    Hisense U6Q Foto: Hisense

    Dengan teknologi peredupan hibrida 12-bit dan kecerahan puncak hingga 800 nits, U6Q menawarkan resolusi tinggi, kontras tajam, serta warna yang kaya untuk pengalaman visual yang mendalam. Tak hanya itu, fitur QLED Colour memastikan volume warna optimal, sementara teknologi Dolby Vision IQ dan HDR 10+ secara cerdas mengoptimalkan pengaturan gambar sesuai kondisi pencahayaan ruangan-baik di siang hari yang terang maupun malam hari yang redup-untuk gambar yang realistis dan memukau.

    Bagi pecinta game, U6Q dilengkapi 114Hz Game Mode PRO dan Game Bar dengan dukungan VRR (Variable Refresh Rate), ALLM (Auto Low Latency Mode), serta EARC. Fitur ini memberikan pengalaman bermain game yang super cepat dan mulus. Teknologi HSR 240 bahkan memungkinkan sensasi mendekati 240Hz pada panel 144Hz. Setelah tersambung ke HDMI, menu Game Bar akan muncul, menyediakan fungsi khusus yang memudahkan gamer selama bermain.

    Beda Mini LED dan konvensional Foto: Hisense

    Untuk penggemar olahraga, AI Sport Mode menjadi andalan dengan kemampuan mendeteksi gerakan cerdas, menghasilkan gambar yang jernih dan mulus tanpa jitter atau blur. Fitur ini memberikan sensasi kehadiran langsung di lapangan, menjadikan pengalaman menonton lebih seru dan menarik.

    Selain performa unggul, Hisense Mini-LED AI TV U6Q juga hemat energi. Dengan kontrol kecerahan tingkat piksel yang cepat dan efisien, konsumen dapat menikmati tampilan memukau tanpa khawatir tagihan listrik membengkak. TV ini juga didukung VIDAA OS, sistem operasi ringan yang dirancang untuk kemudahan navigasi dan akses ke ribuan aplikasi hiburan terbaik.

    Hisense U6Q Foto: Hisense

    Desainnya pun tak kalah menarik dengan slim back design, cangkang belakang ramping yang menyatu dengan subwoofer, serta bezel super tipis yang memberikan kesan modern dan elegan di ruang keluarga.

    “Kami berharap Hisense Mini-LED AI TV U6Q dapat menjadi pilihan terbaik konsumen Indonesia. Terlebih lagi, pada momen Lebaran kali ini, kami harap TV ini dapat menjadi salah satu hiburan baru yang maksimal bagi keluarga serta teman dekat yang berkunjung ke rumah,” tutup Edison Li.

    Hisense U6Q Foto: Hisense

    Hisense Mini-LED AI TV U6Q tersedia di Brandstore Hisense, mitra resmi, toko ritel di berbagai daerah di Indonesia, serta secara online melalui Official Account Hisense Indonesia di berbagai platform e-commerce. Harganya sebagai berikut:

    Hisense Mini-LED AI TV U6Q 55 inch Rp 10.349.000Hisense Mini-LED AI TV U6Q 65 inch Rp 13.349.000Hisense Mini-LED AI TV U6Q 75 inch Rp 18.349.000Hisense Mini-LED AI TV U6Q 85 inch Rp 26.349.000

    (afr/afr)

  • 12 Warna Rambut untuk Menutupi Uban, Cek Rekomendasinya di Sini

    12 Warna Rambut untuk Menutupi Uban, Cek Rekomendasinya di Sini

    YOGYAKARTA – Seiring bertambahnya usia, uban mulai bermunculan dan kerap membuat rasa percaya diri menurun. Salah satu solusi praktis dan efektif adalah dengan memilih warna rambut untuk menutupi uban. Tidak hanya mampu menyamarkan rambut putih, warna yang tepat juga bisa memberikan kesan lebih segar dan awet muda.

    Warna Rambut untuk Menutupi Uban

    Menyadur laman Hairmagazine, berikut beberapa warna rambut yang dapat menyamarkan uban:

    Bronze

    Bronze atau warna perunggu merupakan campuran antara coklat dan merah dengan sentuhan metalik. Penggunaan cat rambut dengan warna bronze dapat memberikan kesan mewah dan dapat menutupi uban dengan baik.

    Beige Blonde

    Rekomendasi warna rambut untuk menutupi uban yang berikutnya adalah beige blonde. Ini adalah warna pirag yang lebih lembut dengan nuansa netral. Warna pirang beige dapat menghasilkan tampilan yang elegan dan natural, serta bisa menyamarkan uban dengan halus.

    Violet Black

    Violet black atau warna hitam keunguan menghasilkan efek gelap dengan sentuhan warna ungu yang dalam. Warna ini dapat menutupi uban dengan baik dan memberikan tampilan yang uni serta misterius.

    Steel Grey

    Steel grey atau warna abu-abu baja merupakan warna abu-abu dengan nuansa metalik. Warna ini sangat cocok diaplikasikan pada rambut beruban, sebab bisa memberikan kesan elegan dan sophisticated.

    Dark Blonde

    Pada rambut beruban, pengaplikasian warna dark blonde (pirang gelap), menghasilkaan kesan rambut yang tebal dan sehat.

    Mahogany

    Warna ini merupakan campuran antara coklaat dan merah tua. Warna mahogany menghasilkan tampilan yang kaya dan intens serta sangat efektif dalam menutupi uban.

    Espresso Brown

    Warna rambut untuk menutupi uban yang lainnya adalah espresso brown. Coklat espresso adalah warna coklat yang sangat gelap, hampir mendekati hitam. Penggunaan warna ini menghasilkan kesan yang dalam dan kaya serta dapat menutupi uban dengan sangat baik.

    Hitam

    Cat rambut warna hitam menjadi pilihan utama untuk menutupi uban. Warna ini memberikan tampilan yang sangat kontras dengan uban, sehingga uban tidak tampak sama sekali.

    Selain itu, penggunaan warna hitam juga memberikan kesan rambut yang tebal dan sehat.

    Burgundy

    Burgundy atau merah tua keunguan juga termasuk warna yang cocok untuk menutupi uban. Warna ini memberikan efek kilau yang indah pada rambut. Cocok untuk mereka yang ingin tampil berani dan berbeda.

    Copper Red

    Berikutnya, Anda juga bisa menggunakan warna merah tembaga (copper red) untuk menutupi uban. Penggunaan warna ini menghasilkan tampilan yang hangat dan menarik, cocok untuk mereka yang ingin tampil menonjol.

    Sand Blonde

    Ini adalah warna pirang yang lebih lembut dan natural. Penggunaan warna ini bisa menyamarkan uban dengan cara yang halus dan elegan.

    Chocolate Brown

    Warna coklat kokoa, dikenal juga sebagai cinnamon, sangat efektif untuk menutupi uban. Penggunaan warna ini menghasilkan tampilan rambut yang tebal dan sehat.

    Demikian informasi tentang warna rambut untuk menutupi uban. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.

  • LG Rilis Monitor Lengkung Terjangkau untuk Gamer Pemula, Ini Harganya – Page 3

    LG Rilis Monitor Lengkung Terjangkau untuk Gamer Pemula, Ini Harganya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – LG Electronics Indonesia (LG) memperluas jajaran produk monitornya dengan meluncurkan LG Monitor U421A, monitor lengkung yang dirancang khusus untuk gamer pemula.

    Monitor ini menawarkan desain lengkung 1500R yang imersif, bertujuan untuk meningkatkan pengalaman pengguna dalam berbagai aktivitas, mulai dari bekerja hingga bermain game.

    Prema Dipta selaku Product Manager IT – Media Entertainment Solution LG Electronics Indonesia, menekankan bahwa desain lengkung ini tidak hanya estetis, tetapi juga fungsional.

    “Desain monitor lengkung tidak hanya menambah estetika, tetapi juga mengurangi distorsi gambar dan ketegangan mata, menjadikannya pilihan yang lebih nyaman untuk sesi penggunaan yang lama,” ujarnya, dikutip Minggu (23/3/2025).

    Menariknya, LG menawarkan monitor lengkung ini dengan harga yang relatif terjangkau, yaitu sekitar Rp 1.599.000 untuk ukuran 24 inci dan Rp 1.899.000 untuk ukuran 27 inci.

    LG Monitor U421A hadir dengan panel FHD (1920 x 1080) yang menghasilkan kualitas gambar tajam dan detail.

    Selain itu, monitor ini memiliki kecerahan 250 nits dan rasio kontras 3000:1, serta dukungan RGB 99% dan HDR10 untuk reproduksi warna yang kaya dan akurat.