NGO: IPO

  • MR D.I.Y. Siap Go Public

    MR D.I.Y. Siap Go Public

    Jakarta: PT Daya Intiguna Yasa Tbk atau yang lebih dikenal dengan brand MR. D.I.Y. peritel perlengkapan rumah tangga berencana menggelar Initial Public Offering (IPO).
     
    Langkah IPO diyakini manajemen sebagai langkah strategis mempercepat ekspansi dan memperkokoh posisi sebagai pemimpin di industri ritel berbasis non-grocery.
     
    Langkah tersebut merupakan tonggak sejarah penting dalam perjalanan MR. D.I.Y. sejak memasuki pasar Indonesia pada 2017.
    “Kami memiliki visi untuk terus memperluas jangkauan agar dapat melayani lebih banyak pelanggan di seluruh Indonesia, menghadirkan produk berkualitas dengan nilai terbaik yang terjangkau untuk semua kalangan,” ujar Presiden Direktur Daya Intiguna Yasa, Edwin Cheah dikutip dari siaran pers, Rabu, 27 November 2024.
     

    Lepas 10% saham
    MR. D.I.Y. berencana melepas saham ke publik melalui IPO sebesar 2.519.039.400 saham atau setara 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
     
    Saham akan ditawarkan dengan rentang harga Rp1.650 hingga Rp1.870 per saham.
     
    Adapun penawaran awal atau bookbuilding dimulai pada Senin, 25 November sampai dengan Selasa, 3 Desember 2024.
    Rencananya, MR. D.I.Y. akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari Kamis, 19 Desember 2024 dengan kode saham MDIY. MR. D.I.Y. menunjuk PT CIMB Niaga Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
     
    Melalui IPO ini, MR. D.I.Y. berpotensi meraih dana hingga Rp4,71 triliun. Jumlah ini terdiri dari Rp471,06 miliar dari penawaran saham baru dan Rp4,24 triliun dari penawaran saham Pemegang Saham Penjual.
     
    Perusahaan akan mengalokasikan dana yang diperoleh dari IPO untuk beberapa keperluan. Sekitar 60 persen akan digunakan untuk pembayaran pokok utang, 30 persen dialokasikan untuk biaya pembukaan toko-toko baru di wilayah Jabodetabek, Jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, dan Kepulauan Maluku. Sedangkan sisa sekitar 10 persen akan digunakan sebagai modal kerja operasional.
    Laporan keuangan perusahaan
    Pendapatan perusahaan pada periode 2021 hingga 2023 mengalami pertumbuhan dengan CAGR sebesar 109 persen, meningkat dari Rp894 miliar menjadi Rp3,9 triliun.
    Selain itu, laba bersih menunjukkan perubahan signifikan, dari rugi sebesar Rp80 miliar pada 2021 menjadi laba sebesar Rp353 miliar pada 2023.
     
    Peningkatan efektivitas operasional dan strategi ekspansi yang dijalankan perusahaan menghasilkan arus kas yang sehat, meningkat menjadi Rp291 miliar pada akhir 2023, dibandingkan Rp132 miliar pada 2022.
     
    Per 30 Juni 2024, perusahaan telah membukukan pendapatan sebesar Rp3,2 triliun dan laba bersih sebesar Rp534 miliar, dengan posisi arus kas yang kuat sebesar Rp361 miliar.
     
    “IPO ini bukan hanya tentang pertumbuhan bisnis, tetapi juga tentang menciptakan dampak positif bagi masyarakat Indonesia,” ucap dia. 
     
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Dukungan Anies sumbang tambahan suara buat Pramono Anung-Rano Karno

    Dukungan Anies sumbang tambahan suara buat Pramono Anung-Rano Karno

    dukungan mantan Gubernur DKI Jakarta itu bagaikan “durian runtuh”

    Jakarta (ANTARA) – Pengamat Politik dari Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai dukungan Anies Baswedan akan meningkatkan elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur (cagub-cawagub) DKI Jakarta nomor urut 1 Pramono Anung-Rano Karno.

    “Dukungan terbuka Anies Baswedan ke Pramono memang cukup memberi dampak positif pada elektabilitas Pramono, mengingat pemilih Anies merupakan kelompok berbeda, ini bisa membuat Pramono mendapatkan tambahan suara signifikan,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

    Baca juga: Jakarta bakal berwajah Betawi di tangan Pram-Doel

    Ia bahkan menyebut dukungan mantan Gubernur DKI Jakarta itu bagaikan “durian runtuh” bagi pasangan yang populer dikenal sebagai Mas Pram dan Bang Doel.

    Selain Anies, pasangan yang diusung PDIP itu juga sudah disokong mantan Gubernur DKI Jakarta Basuka Tjahaja Purnama atau Ahok dan kelompok pendukungnya.

    “Situasi ini membuat Pramono seolah mendapat gabungan suara dari banyak kelompok, ini membuat peluang kemenangan Pramono lebih besar dibanding kandidat lain,” kata Dedi.

    Di sisi lain, dukungan mantan Presiden Jokowi kepada pasangan nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) dinilai tidak sebanding dengan dukungan dari Anies.

    Dedi menilai dukungan Jokowi lemah karena Presiden RI ke-7 itu tidak turun langsung berkampanye. Walaupun demikian, ia menilai pemilih Jokowi memang sudah ada di Ridwan sejak awal.

    Sementara itu, Ketua Umum Jaringan Pramono (Jakpram) Wisnu Permadi mengatakan pihaknya telah mempersiapkan langkah strategis untuk mengamankan dukungan “Anak Abah” kepada Pramono-Rano di Pilgub Jakarta 2024.

    Wisnu meyakini dukungan mayoritas pendukung Anies dapat memperkuat tingkat keterpilihan paslon nomor urut 3.

    “Jakpram hadir untuk menjadi rumah baru bagi para pendukung Anies yang kini melihat masa depan Jakarta ada pada kepemimpinan Pramono Anung dan Rano Karno. Saya optimis, 90 persen suara anak Abah akan memilih pasangan ini,” ujar Wisnu.

    Jakpram sendiri merupakan wadah yang menghimpun berbagai elemen masyarakat yang sebelumnya mendukung Anies Baswedan.

    Dalam struktur organisasi ini, terdapat organisasi kemasyarakatan, organisasi keumatan, hingga kelompok adat Betawi yang semuanya bekerja sama untuk memastikan kemenangan pasangan Pram dan Rano.

    Pewarta: Ade irma Junida
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • Kisah Pendiri Napster Sean Parker, Berawal dari Peretas hingga Jadi Miliarder – Page 3

    Kisah Pendiri Napster Sean Parker, Berawal dari Peretas hingga Jadi Miliarder – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Sean Parker, salah satu pendiri Napster dan presiden pertama Facebook (sekarang disebut Meta Platforms) kini telah mencapai kekayaan bersih sebesar USD 3 miliar atau sekitar Rp 47,54 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.848).

    Kekayaan Sean Parker itu berdasarkan data Forbes. Sebagai seorang peretas di masa remaja hingga kini berhasil menjadi pengusaha dan miliarder, karier Sean Parker telah mencakup usaha teknologi revolusioner, filantropi, dan sumbangan politik.

    “Tantangan terbesar Anda sebagai seorang pengusaha bukanlah menyembunyikan ide Anda dari orang lain atau merahasiakan ide Anda. Sebenarnya, meyakinkan orang lain bahwa Anda tidak gila dan Anda bisa melakukannya.” Sebuah kutipan yang menggambarkan pola pikir kewirausahaannya. Dilansir dari Benzinga pada Rabu (18/11/2024).

    Dari Peretas hingga Napster

    Lahir di Herndon, Virginia, perjalanan Parker dimulai dengan peretasan.Ketika berusia remaja dia telah berhasil membobol sistem universitas dan perusahaan Fortune 500, meskipun hal ini membawanya pada pengabdian masyarakat setelah penyelidikan FBI.

    Pada usia 19 tahun, dia mendirikan Napster bersama Shawn Fanning pada 1999, Napster merupakan sebuah platform berbagi berkas yang merevolusi konsumsi musik. Meskipun akhirnya ditutup setelah gugatan hukum, Napster mengukuhkan reputasi Parker sebagai inovator teknologi.

    Facebook dan Selanjutnya

    Pada 2004, Parker bergabung dengan Facebook sebagai presiden pertamanya pada usia 24 tahun. Dia memegang peranan penting dalam mengamankan investasi awal dan membentuk arah platform tersebut. Kepemilikan awal Parker sebesar 4% di Facebook meroket nilainya setelah perusahaan melakukan IPO pada 2012, yang memperkuat posisi keuangannya.

    Meskipun mengundurkan diri pada 2005 setelah penangkapan yang kontroversial, pengaruh Parker di Facebook tetap ada. Selain Facebook, Investasi Parker juga berperan penting dalam mempertahankan kekayaan. Pada 2010, dia menginvestasikan USD 15 juta dalam 5% saham di Spotify Inc. dan menjabat di dewan direksi hingga 2017.

    Pada Juni 2024, dia memilih bergabung dengan Stability AI yaitu sebuah perusahaan AI generatif, sebagai ketua dewan eksekutif, yang menandakan keyakinannya yang berkelanjutan pada teknologi transformatif.

     

     

  • Harga Oyo Naik 38 Persen, Masih Jauh Lebih Murah dari Dulu

    Harga Oyo Naik 38 Persen, Masih Jauh Lebih Murah dari Dulu

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pendiri Oyo, Ritesh Agarwal, dikabarkan berencana menambah modal perusahaan jaringan kamar penginapan tersebut dari kendaraan investasi miliknya.

    Tech Crunch mengabarkan bahwa perusahaan investasi milik Agarwal yang bernama mengusulkan penanaman modal tambahan senilai US$ 65,1 juta ke Oyo.

    Investasi yang akan dikucurkan lewat Redsprig Innovation Partners akan mendongkrak harga perusahaan manajemen hotel itu menjadi US$ 3,8 miliar atau sekitar Rp 60 triliun.

    Artinya, valuasi Oyo naik dari valuasi pada ronde pendanaan sebelumnya yang juga dipimpin oleh Redsprig. Saat itu, Redsprig mengucurkan US$ 100 juta dari total pendanaan senilai US$ 175 juta pada valuasi perusahaan US$ 2,8 miliar.

    Namun, valuasi terbaru Oyo masih jauh dari valuasi tertinggi Oyo yang dicapai sebelum pandemi. Total harga saham perusahaan asal India tersebut sempat mencapai US$ 10 miliar atau sekitar Rp 158 triliun.

    Berdasarkan data Tracxn, Oyo sejak berdiri telah mengumpulkan dana senilai US$ 3,4 miliar dalam bentuk suntikan modal dan utang. Salah satu pemegang saham Oyo adalah investor startup kelas kakap SoftBank.

    Pendanaan terbaru ke Oyo ini menimbulkan banyak pertanyaan buat para investor. Pasalnya, Agarwal diketahui masih punya utang US$ 2 miliar sejak 2019. Ia berutang untuk membeli kembali saham Oyo dari dua investor pemegang saham, Peak XV dan Lighspeed India.

    Pendukung Agrawal dalam pendanaan terbaru lewat Redsprig belum diketahui.

    Oyo juga masih berkomitmen untuk menjual saham mereka di bursa saham meskipun sudah berkali-kali gagal. Manajemen Oyo diketahui kembali mengajukan permintaan ke otoritas bursa untuk memulai proses penawaran umum perdana saham dalam dua bulan ke depan.

    Pengajuan tersebut adalah pengajuan IPO ketiga Oyo dalam 2 tahun terakhir.

    (dem/dem)

  • Banyak Masalah, Harga Induk TikTok Ternyata Segini

    Banyak Masalah, Harga Induk TikTok Ternyata Segini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Induk TikTok asal China, ByteDance, mengklaim valuasi perusahaan mencapai US$300 miliar atau setara Rp 4.753 triliun. Baru-baru ini, ByteDance dilaporkan mendekati para investor untuk melancarkan program pembelian kembali saham (buyback), menurut dua orang yang familiar dengan hal tersebut dan sebuah dokumen yang dilihat Reuters.

    ByteDance menghubungi para investor dalam beberapa pekan terakhir. Raksasa China itu menawarkan harga buyback US$180,70 per lembar saham, kata sumber dalam

    Harga tawaran itu meningkat 12,9% dibandingkan harga per lembar US$160 pada program buyback sebelumnya, dikutip dari Reuters, Senin (18/11/2024).

    Kabar soal valuasi ByteDance dilaporkan pertama kali oleh Wall Street Journal.

    ByteDance belum memiliki rencana IPO dalam waktu dekat, menurut salah satu sumber. Ia mengatakan program buyback merupakan langkah untuk meningkatkan likuiditas ByteDance.

    Ini merupakan program buyback ketiga yang dilakukan ByteDance. Sebelumnya, buyback sudah dilakukan sejak 2022 silam.

    Pada Desember 2023, ByteDance menawarkan buyback saham senilai US$5 miliar dari investor pada harga US$160 per lembar. Hal tersebut membuat perkiraan valuasi ByteDance mencapai US$268 juta.

    Program buyback ini digencarkan di tengah masalah bertubi-tubi yang dihadapi ByteDance dari pemerintah Amerika Serikat (AS). Belum jelas juga apakah ByteDance akan menghadapi tekanan lebih besar dengan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS.

    Pendapatan ByteDance pada tahun lalu naik 30% menjadi US$110 miliar, meski menghadapi gugatan hukum dari AS. ByteDance diminta melakukan divestasi terhadap TikTok, atau layanan tersebut diblokir secara nasional dan permanen.

    Kebijakan yang diteken Presiden AS Joe Biden pada 24 April 2024 lalu memberikan waktu kepada ByteDance hingga 19 Januari 2025 untuk menjual TikTok.

    Gedung Putih mengatakan ingin melepas kepemilikan TikTok dari entitas dari China untuk menghindari adanya risiko terhadap keamanan nasional.

    Selain itu, TikTok juga menghadapi perlawanan dari beberapa negara terkait dampaknya bagi kesehatan mental generasi muda.

    (fab/fab)

  • Siapa Pemilik Pakuwon Mall Bekasi yang Dibuka Minggu Depan?

    Siapa Pemilik Pakuwon Mall Bekasi yang Dibuka Minggu Depan?

    Jakarta

    Pakuwon Mall Bekasi direncanakan siap beroperasi minggu depan, Jumat (22/11). Pusat perbelanjaan ini merupakan bagian terintegrasi dari superblok Pakuwon City Bekasi.

    Dilansir dari situs resmi perusahaan, Jumat (15/11/2024), Pakuwon Mall Bekasi dimiliki dan dikelola langsung oleh PT Pakuwon Jati yang merupakan salah satu anak induk dari Pakuwon Group. Pakuwon Group, yang kita ketahui merupakan perusahaan besar di Indonesia yang dimiliki oleh konglomerat, Alexander Tedja.

    Dalam catatan detikcom, Alexander Tedja mengawali bisnis industri film dengan mendirikan PT ISAE Film. Kemudian pada 1977, ia juga berhasil mendirikan Menara Mitra Cinema Corp. Ia juga mendirikan PT Pan Asiatic Film pada 1991 silam.

    Alexander baru mulai membangun PT Pakuwon Jati Tbk pada 20 September 1982. Ia memulai langkahnya di industri properti dengan membeli sebidang tanah di Jalan Basuki Rahmat, Surabaya. Tanah itu pun kemudian menjadi lokasi berdirinya Tunjungan Plaza I, pusat perbelanjaan modern pertama di Surabaya yang beroperasi sejak tahun 1986.

    Bisnis pemilik Pakuwon Mall Bekasi ini pun terus berkembang di Surabaya, hingga dalam beberapa dekade. Hingga pada akhirnya Alexander mampu membuka Superblok Tunjungan City dan Pakuwon City.

    Pada 1989, Alexander Tedja menjadikan Pakuwon Group sebagai perusahaan publik (Initial Public Offering/IPO) dan berhasil menembus Bursa Efek Indonesia dengan kode saham PWON.

    Semakin sukses dengan bisnis malnya, ia kemudian mulai merambah bisnis properti seperti Sheraton Hotel Surabaya, Kondominium, Regensi, dan Menara Mandiri yang seluruhnya mulai beroperasi pada tahun 2002.

    Makanya, Pakuwon juga dikenal dengan sebutan pengembangan mixed-use yang menggabungkan kondominium, hotel, mal, dan perkantoran di Jakarta dan Surabaya. Termasuk Pakuwon Mall Bekasi yang siap beroperasi pada Jumat (22/11) mendatang dan menjadi bagian terintegrasi dari Pakuwon City Bekasi.

    Saat ini Pakuwon Group memiliki 8 pusat perbelanjaan dan kuliner di Surabaya, seperti Tunjungan Plaza, Pakuwon Mall, dan sebagainya. Selain itu juga Pakuwon Group memiliki 3 mal besar di Jakarta yakni Kota Kasablanka, Gandaria City, dan Blok M Plaza.

    Berkat bisnis propertinya yang sangat besar itu, Alexander tercatat memiliki kekayaan sebesar US$ 997,1 juta atau Rp 15,85 triliun per hari ini berdasarkan perhitungan Forbes Real Times Billionaires.

    Dengan kekayaan sebanyak itu, pemilik Pakuwon Mall Bekasi ini tercatat sebagai orang paling kaya ke-47 di Indonesia pada 2022 kemarin. Kemudian dirinya saat ini juga tercatat sebagai orang terkaya ke-2.768 di dunia.

    Lihat juga Video ‘Cerita Penghuni Perumahan Mewah di Atas Mal’:

    (fdl/fdl)

  • Bos CGAS Sebut Transisi Energi Jadi Potensi Besar Penggunaan Gas

    Bos CGAS Sebut Transisi Energi Jadi Potensi Besar Penggunaan Gas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah terus mendorong percepatan transisi energi di dalam negeri untuk mencapai target net zero emission pada 2060 atau lebih cepat. Salah satu langkah yang digencarkan adalah mengganti energi fosil dengan energi ramah lingkungan seperti gas.

    Presiden Direktur PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS) Andika Purwonugroho mengatakan saat ini penggunaan gas baru 20% dari total energi. Untuk itu transisi energi dibutuhkan untuk menuju ke energi bersih, salah satunya dengan penggunaan nitrogas.

    “Itu berasal dari bumi Indonesia, itulah kenapa pemerintah menggaungkan swasembada energi, salah satunya untuk mengakses sumur gas yang bisa dikembangkan namun terkendala infrastruktur. Karena itu kunci pengembangan energi bersih,” kata Andika dalam Road to CNBC Indonesia Awards ‘Best IPO’, Kamis (14/11/2024).

    Untuk itu, menurutnya strategi pemerintah swasembada menuju energi bersih memiliki potensi besar dengan memanfaatkan sumber daya alam gas.

    Andika juga mengharapkan pemerintah mampu membuat regulasi yang tepat dalam rangka transisi energi. Dia mencontohkan station butuh regulasi yang mampu merealisasikan kolaborasi antara kementerian dan stake holder.

    Sayangnya, hingga kini pihaknya seringkali menghadapi kendala dari sisi perizinan. Selain itu, dia mengharapkan pertumbuhan ekonomi bisa sesuai target pemerintah dengan energi menjadi salah satu penopang utama.

    “Saat ini pengurangan subsisdi LPG penting. Apalagi bisa dialihkan ke infrastruktur karena di Indonesia agak sulit akses infrastruktur,” kata dia.

    (rah/rah)

  • BEI: Stabilitas ekonomi tarik minat investasi ke ‘lighthouse company’

    BEI: Stabilitas ekonomi tarik minat investasi ke ‘lighthouse company’

    Usai pesta demokrasi di Indonesia, iklim politik yang kondusif dan pertumbuhan ekonomi yang stabil, diyakini dapat meningkatkan optimisme dan ketertarikan investor domestik maupun asing untuk berinvestasi di lighthouse company yang prospective,Jakarta (ANTARA) – Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna menyampaikan bahwa mulai kondusifnya iklim politik dan stabilnya pertumbuhan ekonomi nasional akan meningkatkan ketertarikan investor domestik maupun asing untuk berinvestasi pada perusahaan mercusuar (lighthouse company) yang prospektif.

    Ia menyebut bahwa saat ini masih terdapat beberapa lighthouse company dalam antrean pencatatan saham di pasar modal Indonesia.

    “Usai pesta demokrasi di Indonesia, iklim politik yang kondusif dan pertumbuhan ekonomi yang stabil, diyakini dapat meningkatkan optimisme dan ketertarikan investor domestik maupun asing untuk berinvestasi di lighthouse company yang prospective,” ujar Nyoman kepada awak media di Jakarta, Rabu.

    Dia menyebut bahwa BEI optimistis perusahaan yang masuk dalam kategori lighthouse company tersebut dapat tercatat pada tahun ini, serta memperoleh pendanaan yang optimal melalui pasar modal.

    Adapun, sampai saat ini baru terdapat satu perusahaan kategori lighthouse company yang mencatatkan sahamnya di BEI, yaitu PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII) yang bergerak di sektor energi dan tercatat pada 2 Juli 2024.

    Sementara itu, dalam waktu terdekat terdapat lighthouse company sektor energi yaitu PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) yang direncanakan akan mencatatkan sahamnya di BEI pada 5 Desember 2024.

    Dalam kesempatan ini, Nyoman mengatakan bahwa pasar modal Indonesia telah berpengalaman dalam menyerap beberapa Intial Public Offering (IPO) Jumbo.

    “Pasar modal kita telah berpengalaman dalam menyerap beberapa IPO Jumbo,” ujar Nyoman.

    Adapun, lighthouse company merupakan perusahaan dengan kapitalisasi pasar (market cap) sebesar Rp3 triliun, dan memenuhi aturan free float sebesar 20 persen.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2024

  • Minat Perusahaan Teknologi Melantai di Bursa Minim, Ini Tanggapan BEI

    Minat Perusahaan Teknologi Melantai di Bursa Minim, Ini Tanggapan BEI

    Jakarta, Beritasatu.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, ada 29 perusahaan yang masuk dalam pipeline penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di lantai bursa per 8 November 2024. Sayangnya, perusahaan teknologi atau startup tidak ada satu pun dalam pipeline.

    Direktur BEI I Nyoman Yetna mengatakan, minat perusahaan untuk melantai di BEI dipengaruhi dinamika bisnis sektoral. “Terkait dengan ada atau tidak industri tertentu, dari sisi willingness entrepreneur, apakah sekarang sudah waktunya (untuk IPO), kami belum terima dari perusahaan teknologi,” kata Nyoman ketika ditemui di BEI Jakarta, Selasa (12/11/2024).

    Lebih lanjut, Nyoman menjelaskan, saat ini situasi pasar bergerak dinamis. Sebelumnya, teknologi dianggap sebagai sektor yang muncul ke publik dan diminati. Namun, minat investor pada saham sektor teknologi kini berkurang. “Kalau masalah appetite, itu kan (berdasarkan) investor. Kalau masuk ke daftar pipeline, itu kan masalah perusahaan,” kata dia.

    Dia mengatakan, beberapa waktu lalu tingkat suku bunga masih tinggi, sehingga investor lebih nyaman berinvestasi ke instrumen dengan return tinggi. “Sekarang semua berubah, tingkat suku bunga acuan sudah di-adjust. Harusnya start up akan muncul lagi. Masalah kapan entrepreneur mau masuk, mereka yang menentukan. Namun, berdasarkan sinyal market, perusahaan-perusahaan startup akan tumbuh lagi,” tambah Nyoman.

    Nyoman berpesan kepada para investor untuk dapat mencermati saham-saham sebelum berinvestasi. Investor harus rasional dalam menilai perusahaan.

    “Yang saya ingin tekankan kepada teman-teman investor untuk lebih rasional. Jangan dipengaruhi euforia. Misalnya euforia di luar, euforia di sini, ujung-ujungnya adalah balik lagi ke fundamental perusahaan dan potensi growth ke depan,” pungkas Nyoman.

  • Listing di BEI, NAIK Bidik Laba Bersih Tumbuh Double Digit hingga Akhir Tahun Ini

    Listing di BEI, NAIK Bidik Laba Bersih Tumbuh Double Digit hingga Akhir Tahun Ini

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk (NAIK), emiten di bidang proteksi kebakaran, yang hari ini Rabu (13/11/2024) mencatatkan saham perdana (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan, laba bersih hingga akhir 2024 naik double digit 15% dari 2023 hanya tumbuh 13%.

    “Kita berharap bisa naik, karena sudah ada dana IPO (initial public offering), jadi sudah lebih efisien. Kita menargetkan paling tidak (laba) naik 14% atau 15% itu bisa tercapai,” kata Direktur Utama PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk (NAIK) Johannes saat ditemui seusai seremoni pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (13/11/2024).  

    Sejalan dengan kenaikan laba, pendapatan NAIK ditargetkan tumbuh menjadi Rp 190 miliar pada pengujung tahun ini. Johannes optimistis target itu mampu tercapai mengingat pasar fire protection system di Indonesia semakin besar. 

    “Kita melihat industri banyak dibangun, infrastruktur banyak, gedung-gedung banyak, semuanya butuh proteksi kebakaran. Jadi market kita tumbuh semakin besar, maka kita merasa perlu untuk IPO, untuk mendapatkan perdanaan dan hal-hal yang bisa kita dapatkan dari menjadi perusahaan publik,” tutur dia.

    Johannes mengatakan, dana IPO seluruhnya untuk modal kerja atau operasional sehingga banyak proyek yang bisa dikerjakan. Imbasnya, laba NAIK diharapkan tumbuh.

    PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk (NAIK) melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI). NAIK menjadi perusahaan fire protection system pertama dan ke-39 melakukan listing di BEI pada 2024. “IPO NAIK memulai bookbuilding pada 22-24 Oktober 2024,” ungkap Corporate Secretary NAIK Yana Maryanah.

    PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk (NAIK) yang didirikan pada 2007 ini fokus pada bidang usaha proteksi kebakaran, khususnya terkait jasa instalasi dan pemeliharaan sistem kebakaran.  Berbeda dari yang lain, NAIK menawarkan solusi lengkap pada segmen industri dengan risiko dan spesifikasi tinggi, seperti data center, migas, petrochemical, perbankan, kertas, hingga pembangkit.