NGO: IPO

  • Gelar IPO, Emiten sarang burung walet tawarkan Rp150-Rp168 per saham

    Gelar IPO, Emiten sarang burung walet tawarkan Rp150-Rp168 per saham

    Jakarta (ANTARA) – Perusahaan pengolahan sarang burung walet PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) berencana melangsungkan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di pasar modal Indonesia, dengan menetapkan harga penawaran awal (book building) sebesar Rp150-Rp168 per saham.

    Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 625 juta saham atau setara 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO, sehingga berpotensi meraih dana sebanyak-banyaknya Rp105 miliar, sebagaimana keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin.

    Masa book building RLCO berlangsung pada 24-26 Oktober 2025, masa penawaran umum pada 2-4 Desember 2025, dan masa penjatahan pada 4 November 2025. Kemudian, secara resmi akan melantai di BEI dengan kode saham RLCO pada 8 November 2025.

    Terkait penggunaan dana IPO, seluruh dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan oleh perseroan yaitu sekitar 56,33 persen untuk pemenuhan modal kerja rencana pembelian bahan baku, yaitu pembelian sarang burung walet.

    Kemudian, sekitar 43,67 persen akan disetorkan kepada anak usaha yaitu PT Realfood Winta Asia (Realfood) dalam bentuk penyertaan modal, yang akan digunakan untuk rencana pembelian bahan baku, yaitu pembelian sarang burung walet.

    Perseroan menggunakan dana yang diperoleh dari hasil IPO untuk modal kerja mengingat tingkat utilitas pabrik saat ini masih belum optimal. Melalui tambahan modal kerja, perseroan dapat meningkatkan kapasitas operasional dan produktivitas pabrik, yang akhirnya akan mendorong pertumbuhan pendapatan.

    Apabila dana hasil IPO tidak mencukupi untuk membiayai rencana penggunaan dana tersebut, maka sumber lain yang menjadi alternatif adalah pinjaman kepada pihak ketiga dan/atau dari dana internal perseroan.

    Dalam aksi korporasi berupa IPO ini, bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT Samuel Sekuritas Indonesia.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Perusahaan Sarang Burung Walet Mau IPO, Bidik Dana Segar Rp 105 M

    Perusahaan Sarang Burung Walet Mau IPO, Bidik Dana Segar Rp 105 M

    Jakarta

    Perusahaan eksportir sarang burung walet, PT Abadi Lestari Indonesia (RLCO) berencana melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rencananya, perseroan mulai melakukan pencatatan saham pada 8 Desember 2025.

    Mengutip dari prospektus IPO, Abadi Lestari berencana melepas 625 juta lembar saham atau setara 20% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Adapun harga setiap saham yang dipatok sebesar Rp 150 hingga Rp 168 per lembar, maka dana segar IPO yang diraih perseroan sebesar Rp 105 miliar.

    “Jumlah dana yang dihimpun melalui penawaran umum ini adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 105.000.000.000,” tulis Manajemen Abadi Lestari Indonesia, Senin (24/11/2025).

    Ke depan, dana hasil IPO ini akan dialokasikan untuk modal kerja perseroan untuk mengelola usaha sarang burung walet. Adapun rinciannya, 56,33% dialokasikan untuk pemenuhan modal kerja pembelian bahan baku, yakni sarang burung walet.

    Kemudian sekitar 43,67% akan dialokasikan untuk penyertaan modal kepada PT Realfood Winta Asia untuk pembelian bahan baku berupa sarang burung walet. Perseroan meyakini bisnis sarang burung walet prospektif untuk jangka panjang.

    Pada 2024, nilai ekspor sarang burung walet Indonesia sendiri tercatat mencapai US$ 551,556. Kemudian dari sisi domestik, sarang burung walet untuk produk segmen kesehatan di marketplace mencapai Rp 10,7 triliun, dengan suplemen makanan berkontribusi sekitar 55%.

    “Perseroan menargetkan segmen kelas menengah ke atas di Indonesia yang tengah bertumbuh pesat, sehingga kemampuan menangkap peluang pada segmen ini menjadi penentu pertumbuhan jangka panjang. Prospek sarang burung walet sangat menjanjikan seiring kenaikan permintaan, terutama dari pasar Asia seperti China, Hong Kong, dan Singapura,” pungkasnya.

    (ara/ara)

  • Whistleblower Klaim Dipecat Usai Peringatkan Bahaya Robot Humanoid

    Whistleblower Klaim Dipecat Usai Peringatkan Bahaya Robot Humanoid

    Jakarta

    Figure AI, pengembang robot humanoid yang didukung Nvidia, digugat oleh mantan kepala keselamatan produk startup tersebut. Ia menuding diberhentikan secara tidak adil setelah memperingatkan para eksekutif puncak bahwa robot perusahaan itu cukup kuat untuk meretakkan tengkorak manusia.

    Robert Gruendel, insinyur keselamatan robotik, mengajukan gugatan di pengadilan federal Distrik Utara California. Dikutip detikINET dari CNBC, Minggu (23/11/2025), pengacara Gruendel menyebut kliennya whistleblower yang dipecat pada bulan September, beberapa hari setelah mengajukan keluhan keselamatan yang paling langsung.

    Gugatan ini muncul dua bulan setelah Figure dinilai memiliki valuasi USD 39 miliar dalam putaran pendanaan yang dipimpin Parkway Venture Capital. Angka tersebut merupakan peningkatan valuasi 15 kali lipat dari awal 2024, ketika perusahaan menggalang dana dari investor termasuk Jeff Bezos, Nvidia, dan Microsoft.

    Pengacara Gruendel mengatakan penggugat telah memperingatkan CEO Figure Brett Adcock dan Kyle Edelberg, kepala insinyur, tentang kemampuan mematikan robot tersebut. Ia juga menyebutkan bahwa salah satu robot telah membuat sayatan sedalam 0,6 cm pada pintu kulkas baja saat mengalami malfungsi.

    Gugatan itu juga menyebut Gruendel memperingatkan pemimpin perusahaan untuk tak menurunkan standar keselamatan saat presentasi ke calon investor yang akhirnya mendanai perusahaan tersebut. Namun Gruendel khawatir rencana keselamatan produk yang berkontribusi pada keputusan mereka untuk berinvestasi telah dipangkas sehingga bisa saja itu adalah penipuan.

    Gruendel menuntut ganti rugi ekonomi, kompensasi, serta proses pengadilan. Juru bicara Figure mengatakan Gruendel diberhentikan karena kinerja yang buruk dan bahwa tuduhannya adalah kebohongan yang akan dipatahkan sepenuhnya oleh Figure di pengadilan.

    Robert Ottinger, pengacara Gruendel, menyebut bahwa hukum California melindungi karyawan yang melaporkan praktik tidak aman.” “Kasus ini melibatkan isu penting yang sedang berkembang, dan mungkin menjadi salah satu kasus whistleblower pertama terkait keselamatan robot humanoid,” kata Ottinger.

    Pasar robot humanoid masih dalam tahap awal. Perusahaan seperti Tesla dan Boston Dynamics bersaing bersama dengan Figure, sementara Unitree Robotics dari China sedang bersiap untuk IPO. Morgan Stanley mengatakan bahwa adopsi robot kemungkinan akan meningkat pesat tahun 2030-an dan bisa tembus USD 5 triliun di 2050.

    (fyk/hps)

  • Perusahaan Pencipta Baby Shark Melantai di Bursa, Sahamnya Meroket 62%

    Perusahaan Pencipta Baby Shark Melantai di Bursa, Sahamnya Meroket 62%

    Jakarta

    Perusahaan pencipta tokoh fiksi Baby Shark telah melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di bursa efek Korea Selatan. Saham Pinkfong Company melonjak 62% dalam debut perdagangannya menyusul permintaan tinggi pada saat IPO.

    Dilansir dari Bangkok Post, Selasa (18/11/2025), saham Pinkfong melonjak ke level tertinggi 61.500 won pada perdagangan Selasa pagi setelah dibuka pada harga 58.000 won. Pada pukul 11.21 waktu Seoul, sahamnya diperdagangkan pada harga 51.100 won.

    Berbekal kesuksesan Baby Shark, yang telah ditonton lebih dari 16 miliar kali di YouTube, perusahaan ini mencoba peruntungan dengan melantai di bursa untuk memperluas jangkauannya.

    Rencananya perusahaan ingin membuktikan diri bahwa bisnisnya dapat menjadi studio media yang lengkap dan mampu menghasilkan konten yang digemari masyarakat melebihi penonton balita saja.

    Debut IPO Pinkfong juga terjadi seiring dengan semakin populernya dunia hiburan Korea Selatan berkat band-band pop Korea (K-pop) seperti BlackPink dan BTS.

    Meskipun IPO tersebut hanya menargetkan dana 76 miliar won atau sekitar Rp 867 miliar (pada kurs Rp 11,42). Tetapi harga sahamnya telah mencapai 38.000 won per lembar, atau harga tertinggi dari kisaran yang dipasarkan.

    Model bisnis perusahaan berpusat pada pembuatan video pendek dan menarik di YouTube, platform streaming, televisi, dan aplikasi seluler. Setelah lagu-lagu ini mendapatkan daya tarik, Pinkfong memonetisasinya melalui iklan, royalti streaming, lisensi, dan merchandise. Bahkan perusahaan juga melakukan pertunjukan langsung, mengembangkan game, dan program lain berdurasi lebih panjang.

    Banyak karakter Pinkfong, termasuk maskot rubahnya Pinkfong juga telah dipatenkan, membantu perusahaan mengurangi ketergantungannya pada Baby Shark untuk pendapatan. Waralaba Bebefinn yang dibuahkan perusahaan ini juga telah melampaui Baby Shark dalam hal pendapatan konten.

    Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010 oleh Kim Min-seok dan Son Dongwoo, keduanya adalah veteran di industri game dan teknologi di Korea Selatan. Investasi awal dan kemitraan distribusi diperoleh melalui Samsung Publishing Co, yang dikelola oleh ayah Kim.

    (hal/fdl)

  • Siap Ekspansi, Bos CGAS Sebut Sejumlah Tantangan Ini

    Siap Ekspansi, Bos CGAS Sebut Sejumlah Tantangan Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Direktur Utama PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS) Andika Purwonugroho menjelaskan dibalik IPO 2024. Dia menjelaskan target utama dari penghimpunan dana IPO digunakan untuk pembangunan LNG Station berskala kecil.

    “Jadi dengan adanya LNG station ini, sebagaimana yang kita tahu sekarang, kondisi dari supply natural gas di sumber-sumber gas yang ada di Indonesia sekarang itu sebagian besar sudah decline, natural decline. Dan belum ada temuan-temuan yang untuk menggantikan natural gas itu. Jadi itulah kenapa kami concern terhadap bagaimana pengembangan yang sumber-sumber marginal tadi, yang kecil-kecil tadi. Karena memang sudah diketahui cadangannya, kemudian tinggal dibangun fasilitas prosesnya saja dan tidak memakan waktu terlalu lama,” jelas dia dalam Road to CNBC Indonesia Awards 2025 (Selasa, 11/11/2025).

    Andika juga melanjutkan, karena jumlahnya banyak, yang harus dilakukan adalah memanfaatkan. Apalagi kini teknologi makin berkembang dan juga bertambahnya pemain.

    “Tantangannya adalah tinggal bagaimana dapat mengakses daerah-daerah yang remote, contoh yang kita bangun di Gayan itu, jarak dari sumur ke pipa transmisi yang ada di Cirebon itu sekitar 25 km, sangat jauh sehingga tidak ekonomis untuk dibangun jaringan pipa. Itulah yang jadi tantangan ke depan, mudah-mudahan infrastruktur jalannya makin diperbaiki oleh pemerintah, supaya kita bisa mengakses dan mengkomersialkan sumur-sumur marginal tersebut,” pungkas Andhika.

    Sebagai informasi, pada 2025 CGAS akan membuka tiga Compressed Natural Gas (CNG) Station baru di Grobogan (Jawa Tengah), Gresik (Jawa Timur), dan Majalengka (Jawa Barat). Langkah ini bertujuan untuk memperluas jangkauan distribusi serta meningkatkan ketersediaan energi bersih di kawasan industri strategis di Pulau Jawa. Dengan pembukaan CNG Station baru tersebut, CGAS memperkirakan meraih pendapatan tambahan hingga 100 miliar rupiah pada akhir tahun 2025.

    Pada tahun ini, CGAS juga tengah mempersiapkan ekspansi ke segmen Liquid Natural Gas (LNG) yang difokuskan pada pasar di wilayah Jawa bagian timur dan Bali. Diversifikasi ini menjadi bagian dari komitmen perusahaan dalam menyediakan solusi energi bersih yang lebih luas dan terintegrasi.

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • MDKA ungkap capaian produksi emas, tembaga dan nikel per kuartal III

    MDKA ungkap capaian produksi emas, tembaga dan nikel per kuartal III

    proyek Tembaga Tujuh Bukit dan Tambang Emas Pani menjadi peluang pertumbuhan berskala besar yang akan membawa kemajuan perseroan

    Jakarta (ANTARA) – PT Merdeka Copper Gold Tbk (Kode saham: MDKA) mengumumkan kinerja operasional penambangan emas, tembaga dan nikel di berbagai lokasi tambang milik perseroan per kuartal III 2025.

    Presiden Direktur MDKA Albert Saputro mengatakan proyek Tembaga Tujuh Bukit dan Tambang Emas Pani menjadi peluang pertumbuhan berskala besar yang akan membawa kemajuan bagi perseroan, sementara bisnis nikel terus berkembang dengan margin semakin meningkat.

    “Bersama-sama, aset-aset ini menguatkan posisi Merdeka sebagai perusahaan pertambangan multi-logam yang terdepan di Indonesia, sekaligus mendukung peran strategis Indonesia dalam transisi energi dan mineral global,” ujar Albert sebagaimana keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

    Albert memaparkan produksi Tambang Emas Tujuh Bukit tercatat sebesar 25.338 ounces emas dengan harga jual rata-rata atau Average Sales Price (ASP) sebesar 3.275 dolar AS per ounces, yang merupakan peningkatan margin kas sebesar 24 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

    “Penjualan emas selama kuartal ini mencapai 29.629 ounces dengan pendapatan sebelum audit sekitar 104 juta dolar AS,” ujar Albert.

    Lalu, Tambang Tembaga Wetar memproduksi 3.228 ton tembaga dengan biaya tunai 2,75 dolar AS per pon, didukung oleh pengoptimalan penumpukan bijih dan operasi pelindian SX-EW.

    “Wetar diproyeksikan tetap memproduksi tembaga hingga akhir 2027, sementara kajian untuk mengevaluasi opsi pemulihan nilai tembaga jangka panjang melalui teknologi flotasi dan pelindian tangki terus berjalan,” ujar Albert.

    Kemudian, operasi nikel melalui PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), di antaranya produksi bijih tambang oleh anak usaha PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) menghasilkan saprolit 2,0 juta ton basah atau naik 89 persen year on year (yoy), dan limonit 5,6 juta ton basah atau naik 51 persen (yoy).

    Seiring dengan itu, Margin Nickel Pig Iron (NPI) menguat menjadi 2.215 dolar AS per ton nikel, ditopang penurunan biaya tunai menjadi 9.059 dolar AS per ton, atau turun 16 persen (yoy).

    Pabrik Acid Iron Metal (AIM) memproduksi 251.715 ton asam sulfat per kuartal III-2025. Sedangkan, pabrik klorida dan katoda tembaga masih menjalani tahap komisioning dengan produksi lembaran tembaga pertama dijadwalkan pada kuartal IV-2025.

    Anak usaha PT ESG New Energy Material (PT ESG) memproduksi 7.181 ton nikel dalam bentuk endapan hidroksida campuran atau Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dan menjual 7.553 ton sepanjang kuartal.

    Adapun pembangunan Pabrik HPAL PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC) telah mencapai 54 persen, sesuai dengan jadwal komisioning pada pertengahan 2026.

    “MBMA juga menandatangani perjanjian strategis untuk melanjutkan produksi nikel matte mulai kuartal IV 2025,” ujar Albert.

    Lebih lanjut, pengembangan Proyek Emas Pani mencapai 83 persen, yang mana dikelola oleh PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) yang telah melangsungkan Initial Public Offering (IPO) pada September 2025,

    “Dengan dimulainya penambangan dan first blasting pada Oktober 2025, proyek ini selanjutnya akan disebut sebagai Tambang Emas Pani. Selain itu, penumpukan bijih pertama dijadwalkan pada November 2025 dan produksi emas perdana ditargetkan pada kuartal I-2026,” ujar Albert.

    Sebagai salah satu proyek tembaga-emas pra-pengembangan terbesar di dunia, Albert mengungkapkan Proyek Tembaga Tujuh Bukit telah memasuki tahap studi kelayakan (feasibility study) yang mengintegrasi perencanaan tambang bawah tanah dan tambang terbuka, optimalisasi rancangan alur proses (flowsheet), dan pengkajian opsi hilirisasi konsentrat pirit untuk meningkatkan nilai tambah.

    Per kuartal III-2025, Merdeka Copper Gold membukukan pendapatan belum diaudit sebesar 1,29 miliar dolar AS, atau menurun 22 persen (yoy) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

    Penurunan disebabkan oleh penurunan kontribusi dari segmen nikel sebesar 445 juta dolar AS dan penurunan pendapatan tembaga sebesar 38 juta dolar AS, yang sebagian diimbangi oleh kenaikan kontribusi dari emas sebesar 87 juta dolar AS serta pendapatan lain sebesar 27 juta AS.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ada Konglomerat RI, Ini Daftar Crazy Rich Asia Serbu Data Center

    Ada Konglomerat RI, Ini Daftar Crazy Rich Asia Serbu Data Center

    Jakarta, CNBC Indonesia – Taipan di kawasan Asia tengah berlomba untuk membangun pusat data atau data center skala raksasa seiring ledakan kebutuhan komputasi kecerdasan buatan (AI). Dari Malaysia, India, Korea Selatan, Taiwan, hingga Thailand, proyek data center bernilai miliaran dolar bermunculan. Indonesia pun tak ketinggalan, dengan sejumlah konglomerat dalam negeri terjun memperlebar bisnis digital ini.

    Demam AI menjadi pemicu utama perlombaan tersebut. Perusahaan raksasa seperti Amazon, Google, Microsoft hingga Nvidia terus membutuhkan infrastruktur untuk melatih dan menjalankan model kecerdasan buatan, sehingga kapasitas data center global melonjak tajam.

    Menurut konsultan properti Cushman & Wakefield, kapasitas data center di Asia-Pasifik diproyeksikan melonjak lebih dari dua kali lipat menjadi lebih dari 29 gigawatt (GW) pada 2030 dari 12GW pada 2024.

    Di Malaysia, YTL Power International milik konglomerat Francis Yeoh menjadi salah satu pemain yang tampil menonjol. Perusahaan ini membangun kawasan pusat data seluas 664 hektare di Johor, bekerja sama dengan Nvidia untuk membangun infrastruktur AI. Dari total rencana investasi US$4,3 miliar, sekitar US$2,4 miliar sudah digelontorkan untuk membangun kapasitas 200MW.

    Johor kini muncul sebagai pusat baru data center karena pasokan lahan, listrik, dan air yang melimpah. PM Anwar Ibrahim bahkan menegaskan ambisi Malaysia menjadi negara terdepan AI pada 2030, demikian dikutip dari laporan Forbes, Senin (10/11/2025).

    Di India, taipan Gautam Adani bekerja sama dengan Google menggelontorkan US$15 miliar untuk membangun kampus pusat data terbesar di Andhra Pradesh. Mukesh Ambani juga berencana membangun pusat data AI berkapasitas 1GW di Gujarat.

    Korea Selatan menyaksikan SK Group bekerja sama dengan Amazon Web Services untuk membangun pusat data senilai US$5 miliar di Ulsan, sementara Kakao dan Samsung terus memperluas investasi infrastruktur komputasi canggih.

    Di Taiwan, Foxconn milik Terry Gou bersama Nvidia membangun fasilitas AI 100MW senilai US$1,4 miliar. Thailand pun bergerak cepat, dengan Central Pattana, Gulf Development, serta B.Grimm Power menggandeng mitra global untuk membangun pusat data di negara tersebut.

    Konglomerat RI Tak Mau Kalah

    Di Indonesia, sinyal perluasan data center juga terlihat. DCI Indonesia sudah menjadi salah satu operator pusat data terbesar di Asia Tenggara.

    Pada Agustus, DCI Indonesia menjadi perusahaan publik paling berharga kedua di Indonesia dengan kapitalisasi pasar lebih dari US$ 37 miliar.

    IPO pada 2021 menjadikan para pendirinya, Otto Toto Sugiri, Marina Budiman, dan Han Arming Hanafia,sebagai miliarder. Sugiri mengatakan perusahaan tersebut meningkatkan kapasitas untuk memenuhi lonjakan permintaan.

    DCI, yang saat ini memiliki kapasitas 119MW di Jakarta, berencana meningkatkan kapasitas lebih dari sepuluh kali lipat menjadi 1,9GW, termasuk fasilitas hyperscale baru di Pulau Bintan.

    Kesuksesan DCI menarik konglomerat lain masuk ke sektor ini, seperti Sinar Mas Group (Franky Widjaja) bermitra dengan K2 Strategic untuk membangun data center di kawasan Jakarta.

    Lalu ada Triputra Group (Theodore Rachmat) yang bekerja sama dengan ST Telemedia dari Singapura untuk membangun dan memperluas jaringan pusat data nasional. Selain itu, investor teknologi dan telekomunikasi besar RI juga tengah menyiapkan langkah serupa untuk menangkap peluang pertumbuhan AI.

    Namun, percepatan pembangunan pusat data yang sangat intensif ini menimbulkan kekhawatiran terkait pasokan listrik dan air. Beberapa pengembang, seperti YTL, berinvestasi pada energi surya, sementara yang lain menjajaki opsi lepas pantai, seperti rencana Samsung Electronics dan OpenAI untuk membangun pusat data terapung.

    Namun laporan PwC memperkirakan bahwa pada 2030, energi hijau hanya dapat menutupi kurang dari sepertiga tambahan kebutuhan listrik.

    “Kesenjangannya sangat besar, dan menutupnya adalah sesuatu yang sangat penting,” tulis laporan itu.

    Sejumlah analis juga mempertanyakan apakah ekspansi pusat data ini berpotensi menciptakan gelembung. Namun Jitesh Karlekar, direktur riset pusat data Asia-Pasifik di JLL, menilai bahwa dengan lompatan besar penggunaan AI di sektor kritis seperti kesehatan, pendidikan, dan pertahanan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Dunia Berebut Harta Karun Baru, Rela Keluar Uang Triliunan

    Dunia Berebut Harta Karun Baru, Rela Keluar Uang Triliunan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) kini menjadi harta karun baru yang banyak diburu perusahaan raksasa global. Mereka berlomba untuk membangun infrastruktur AI dengan modal besar, hingga mencapai triliunan dolar.

    Ledakan investasi ini menunjukkan tidak ada tanda-tanda perlambatan meski banyak yang menilai fenomena ini bisa menjadi gelembung ekonomi baru.

    Nvidia, produsen chip yang menjadi tulang punggung revolusi AI, telah menembus kapitalisasi pasar lebih dari US$5 triliun atau sekitar Rp81.000 triliun. Microsoft dan OpenAI pun memperkuat kemitraan strategis yang memungkinkan pembuat ChatGPT itu menggalang dana lebih besar, bahkan tengah menyiapkan langkah menuju IPO dengan valuasi hingga US$1 triliun.

    Ada juga Amazon yang mengumumkan pemutusan hubungan kerja terhadap 14.000 karyawan korporat, hanya beberapa hari sebelum unit cloud-nya mencatat pertumbuhan tercepat dalam tiga tahun terakhir.

    Fenomena ini menegaskan satu hal, yakni AI telah menjadi mesin baru investasi global sekaligus penggerak utama reli pasar saham dunia.

    Raksasa teknologi seperti Microsoft, Alphabet, hingga Apple terus mencatat lonjakan pendapatan dari layanan berbasis AI. Namun bukan hanya perusahaan teknologi, industri lain juga ikut terjun ke “demam data center.”

    Lebih dari 100 perusahaan lintas sektor, mulai dari Honeywell, GE Vernova, hingga Caterpillar, menyinggung bisnis pusat data dalam laporan keuangannya pekan ini. Divisi Caterpillar yang memasok perangkat pusat data bahkan melonjak 31% pada kuartal terakhir.

    Menurut Goldman Sachs, belanja global untuk infrastruktur AI bisa mencapai US$3 triliun-US$4 triliun hingga tahun 2030. Sementara Microsoft, Amazon, Meta, dan Alphabet diperkirakan menghabiskan US$350 miliar hanya dalam tahun ini.

    AI juga ikut menopang perdagangan global. Sekitar 60% dari total belanja pusat data di AS digunakan untuk peralatan impor, terutama semikonduktor dari Taiwan, Korea Selatan, dan Vietnam.

    Sedikitnya puluhan perusahaan besar dengan nilai pasar gabungan US$21 triliun mengaku sudah mulai merasakan dampak produktivitas dari penggunaan AI.

    “Kami yakin kontribusi AI terhadap penelitian dan inovasi akan terus meningkat,” kata Paolo Compagna, CEO Schindler, pembuat lift dan eskalator asal Swiss yang baru saja menaikkan proyeksi margin tahunan.

    Data LSEG menunjukkan sektor teknologi AS mencatat pertumbuhan pendapatan tahunan lebih dari 15%, mengungguli seluruh sektor lainnya. Apple bahkan menyatakan akan meningkatkan investasi besar-besaran di bidang AI, sementara Amazon menargetkan belanja modal mencapai US$125 miliar pada 2025.

    Gelembung AI pecah

    Namun di balik euforia, sejumlah analis memperingatkan tanda-tanda overvaluasi. Sejak peluncuran ChatGPT pada 2022, nilai ekuitas global telah melonjak 46% atau setara US$46 triliun, dan sepertiganya berasal dari saham-saham terkait AI.

    Umur ekonomis chip AI kini makin pendek, hanya sekitar lima tahun, memaksa perusahaan mengganti perangkat lebih cepat dan melakukan penyusutan aset lebih besar.

    Belanja modal perusahaan teknologi besar kini tumbuh lebih cepat dibanding pendapatan. Microsoft misalnya, mencatat capex rekor US$35 miliar dalam satu kuartal dan berencana terus menaikkannya.

    CFO Microsoft Amy Hood bahkan mengakui, bahwa mereka kira akan bisa mengejar permintaan itu, tapi ternyata tidak.

    Sementara itu, sejumlah perusahaan mulai menutupi kebutuhan investasi AI lewat utang. Oracle menerbitkan obligasi senilai US$18 miliar, dan Meta Platforms berencana menjual obligasi hingga US$30 miliar, yang langsung menekan sahamnya hingga turun 11%.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • CBDK Untung Rp1,4 T di Q3 2025, Naik 74%!

    CBDK Untung Rp1,4 T di Q3 2025, Naik 74%!

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) mencetak rekor baru. Laba bersih hingga kuartal III 2025 tembus Rp1,4 triliun, naik 74% dibanding periode sama tahun lalu. Pendapatan ikut melonjak 45% menjadi Rp2,3 triliun, tertinggi sejak perusahaan berdiri.

    Margin pun makin tebal. Laba kotor naik ke 69% dari 59%, margin operasi dari 51% ke 62%, dan margin bersih dari 44% ke 57%. Pendorong utamanya adalah penjualan kaveling tanah komersial yang masih jadi primadona di kawasan PIK2.

    Dari sisi kuartalan, pertumbuhan juga ngebut. Pada Q3-2025, pendapatan Rp1,1 triliun naik 43% dibanding kuartal sebelumnya. Laba kotor melonjak 79%, laba operasi 90%, dan laba bersih entitas induk tembus Rp794 miliar — naik 105% QoQ.

    Presiden Direktur Steven Kusumo mengaku bersyukur atas capaian tersebut.

    “Kami bersyukur atas pencapaian luar biasa yang diraih hingga kuartal ketiga tahun ini. Momentum positif pasca IPO, ditambah dengan serah terima proyek-proyek strategis di PIK2, menjadi faktor utama yang mendorong pertumbuhan pendapatan dan laba CBDK secara signifikan,” ujarnya.

    Steven bilang, kinerja solid ini juga berkat efisiensi yang konsisten di seluruh lini.

    “Kinerja keuangan yang solid ini tidak hanya mencerminkan keberhasilan dalam pengelolaan proyek, tetapi juga hasil dari strategi efisiensi operasional yang konsisten kami terapkan di seluruh aspek bisnis,” katanya.

    CBDK kini memperkuat aset strategis lewat Nusantara International Convention & Exhibition (NICE) dan pembangunan Hotel Hilton Jakarta PIK2. Keduanya ikut mengerek aset tetap dan properti investasi hingga 142% secara tahunan.

  • 2 Emiten Naungan ASG, PANI dan CBDK Serentak Catat Rekor Laba Impresif

    2 Emiten Naungan ASG, PANI dan CBDK Serentak Catat Rekor Laba Impresif

    Jakarta

    PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) PANI menutup sembilan bulan pertama tahun 2025 dengan pencapaian yang mengesankan. Hingga 30 September 2025, pendapatan PANI mencapai Rp3,1 triliun, naik 48% dibanding periode yang sama tahun lalu sekaligus menjadi rekor tertinggi sejak PANI berdiri.

    Presiden Direktur PANI, Sugianto Kusuma mengungkapkan bahwa capaian sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025 ini memperkuat posisi PANI sebagai pengembang properti premium dengan fundamental semakin solid. Diketahui, PANI capai laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp791 miliar, tumbuh 62% pencapaian tahunan (year on year/yoy).

    “Sepanjang sembilan bulan pertama 2025, PANI berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp3,1 triliun, naik 48% YoY, dengan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk mencapai Rp791 miliar, tumbuh 62% YoY. Peningkatan ini turut diikuti penguatan margin laba kotor menjadi 66% dan margin laba operasi mencapai 56%, menegaskan efisiensi yang semakin baik di seluruh lini bisnis. Capaian tersebut menjadi rekor tertinggi sejak PANI berdiri dan mencerminkan kepercayaan pasar yang terus tumbuh,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Rabu, (5/11/2025).

    Sebagai emiten properti yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, PANI menawarkan peluang investasi menjanjikan melalui portofolio proyek yang solid serta pertumbuhan kawasan PIK 2 yang pesat dan adaptif. Dengan reputasi dan komitmen tinggi terhadap kualitas, PANI menjadi salah satu pilihan investor, baik bagi investor lokal maupun asing, baik institusional maupun retail.

    Tak hanya itu, capaian ini menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah PANI seiring dengan percepatan serah terima unit rumah tapak, produk komersial seperti Ruko, Rukan, SOHO dan penguatan tanah komersial di kawasan PIK 2.

    Lebih lanjut, sepanjang Januari – September 2025 diketahui penjualan kaveling tanah komersial menjadi pendorong utama pertumbuhan PANI yang mencatatkan peningkatan signifikan dibanding tahun sebelumnya.

    Segmen residensial tetap menunjukkan kinerja stabil, didukung oleh permintaan yang kuat di berbagai proyek hunian unggulan seperti Rumah Milenial, Permata Hijau Residences, Pantai Bukit Villa, Pasir Putih Residences, Manhattan Residences, dan Bukit Nirmala.

    Sementara itu, produk komersial mencatatkan lonjakan tertinggi tumbuh 114% YoY seperti SOHO Manhattan, SOHO Wallstreet, Bizpark PIK2, Rukan Milenial, Rukan Asia Afrika, dan Rukan Marina Bay.

    Pada kuartal III 2025, pendapatan PANI meningkat 41% dibanding kuartal sebelumnya mencapai hingga Rp1,45 triliun dengan laba bersih entitas induk melonjak 114% QoQ menjadi Rp505 miliar. Peningkatan ini didorong oleh tingginya serah terima produk dan efisiensi biaya pemasaran di kuartal tersebut. Total aset PANI mencapai Rp49,5 triliun, naik 6% dibanding akhir 2024 ditopang oleh peningkatan properti investasi sebesar 142% seiring kemajuan pembangunan Nusantara International Convention and Exhibition (NICE).

    Lebih lanjut, PANI saat ini mengelola total cadangan lahan seluas 1.855 ha melalui 12 entitas anak dengan total nilai perolehan sejak akuisisi mencapai Rp37 triliun yang diperoleh dari hasil rights issue dan non preemptive rights issue dalam tiga tahun terakhir. Hal ini didukung oleh fundamental yang kuat dan portofolio lahan yang luas untuk menjaga pertumbuhan berkelanjutan dan terus memberikan nilai bagi pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan.

    “Dengan total cadangan lahan seluas 1.855 ha yang dikelola melalui 12 entitas anak, PANI memanfaatkan kekuatan portofolio tersebut untuk menghadirkan proyek-proyek bernilai tambah yang relevan dengan kebutuhan pasar dan mendukung pertumbuhan jangka panjang Perusahaan,” tuturnya.

    CBDK Tumbuh Positif, Naik 74% YoY di Q3 2025

    Di sisi lain, PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) juga menorehkan pertumbuhan impresif di seluruh lini pada Kuartal III 2025. CBDK mencatat kinerja keuangan luar biasa hingga kuartal ketiga tahun 2025 dengan menembus rekor tertinggi sejak berdiri.

    Pada periode ini, CBDK mencatat laba bersih Rp1,4 triliun dengan pertumbuhan 74% YoY seiring momentum positif pasca IPO dan realisasi proyek-proyek strategis di kawasan ikonik PIK 2.

    Diketahui, hingga 30 September 2025, pendapatan CBDK mencapai Rp2,3 triliun, tumbuh 45% YoY dan menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah Perusahaan. Pertumbuhan ini turut mengangkat laba kotor sebesar 71% YoY menjadi Rp1,6 triliun, sementara laba operasi meningkat 76% YoY menjadi Rp1,4 triliun.

    Presiden Direktur CBDK, Steven Kusumo menuturkan bahwa capaian kinerja yang kuat hingga Kuartal III 2025 menjadi bukti konsistensi CBDK dalam menjaga pertumbuhan berkelanjutan, sekaligus memperkuat kepercayaan investor pasca keberhasilan IPO.

    “Kami bersyukur atas pencapaian luar biasa yang diraih hingga kuartal ketiga tahun ini. Momentum positif pasca IPO, ditambah dengan serah terima proyek-proyek strategis di PIK 2, menjadi faktor utama yang mendorong pertumbuhan pendapatan dan laba CBDK secara signifikan,” ungkap Steven.

    Tak hanya itu, kinerja margin CBDK juga menunjukkan peningkatan yang signifikan di seluruh lini profitabilitas. Margin laba kotor naik dari 59% menjadi 69%, mencerminkan efisiensi operasional yang semakin baik dan tingginya kontribusi dari segmen kaveling tanah komersial sebagai pendongkrak utama pertumbuhan pendapatan pada periode ini.

    Lebih lanjut, penguatan berlanjut hingga ke tingkat operasional dengan margin laba operasi meningkat dari 51% menjadi 62%, sementara margin laba bersih tumbuh dari 44% menjadi 57%.

    Diketahui, pendapatan CBDK hingga akhir September 2025 ini didominasi oleh penjualan kaveling tanah komersial yang mencatat pertumbuhan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

    Segmen residensial juga menunjukkan performa stabil dengan kontribusi positif dari berbagai proyek unggulan mencakup proyek Rumah Milenial, Permata Hijau Residences, dan Manhattan Residences. Sementara produk komersial seperti SOHO Manhattan, SOHO Wallstreet, Bizpark PIK 2, Rukan Milenial, dan Rukan Asia Afrika turut mencatat peningkatan penjualan seiring percepatan serah terima unit pada kuartal ketiga 2025.

    Beralih ke catatan keuangan CBDK secara kuartalan, kinerja perusahaan ini semakin impresif ditandai dengan pendapatan kuartal III 2025 mencapai Rp1,1 triliun, naik 43% dibanding kuartal sebelumnya dengan laba kotor tumbuh 79% QoQ dan laba operasi melonjak 90% QoQ (Quarter-on Quarter).

    Peningkatan ini terutama ditopang oleh tingginya volume serah terima unit serta penurunan biaya pemasaran selama periode tersebut. Sebagai hasilnya, laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk mencapai Rp794 miliar dan meningkat lebih dari dua kali lipat sebesar 105% dari kuartal sebelumnya.

    Selain itu, CBDK juga memperkuat portofolio aset strategis dengan pembangunan Nusantara International Convention and Exhibition (NICE) dan proyek Hotel Hilton Jakarta PIK 2 yang masing-masing berkontribusi pada peningkatan aset tetap dan properti investasi sebesar 142% YoY.

    Sebagai perusahaan pengembangan real estat di kawasan Tangerang, Banten dengan total land bank (luas bank tanah) 705 ha, CBDK fokus memenuhi permintaan pasar properti di dalam kawasan terintegrasi dengan menyediakan pusat distrik bisnis yang strategis sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal dan internasional.

    “Dengan total land bank mencapai 705 hektare, kami berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan melalui pengembangan proyek-proyek bernilai tinggi. CBDK akan terus menciptakan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan dan memperkuat posisi kami sebagai pengembang utama kawasan PIK 2,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Steve mengungkapkan peningkatan margin di seluruh lini juga mencerminkan fundamental bisnis CBDK yang semakin efisien dan kokoh.

    “Kinerja keuangan yang solid ini tidak hanya mencerminkan keberhasilan dalam pengelolaan proyek, tetapi juga hasil dari strategi efisiensi operasional yang konsisten kami terapkan di seluruh aspek bisnis,” pungkasnya.

    Tonton juga video “Tesla Catat Rekor Pendapatan, Tapi Profitnya Justru Menyusut” di sini:

    (ega/ega)