NGO: IPO

  • Wamen BUMN Tiko Bicara soal IPO Mind ID dan Inalum

    Wamen BUMN Tiko Bicara soal IPO Mind ID dan Inalum

    Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo blak-blakan soal kemungkinan holding BUMN tambang, MIND ID melakukan Initial Public Offering (IPO) dan PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum.

    Kendati, dia mengatakan proses IPO MIND ID tidak akan dilakukan dalam waktu dekat. Namun, pria yang akrab disapa Tiko itu menilai perusahaan pelat merah yang paling potensial IPO adalah MIND ID.

    “Kenapa nggak [MIND ID untuk IPO]? Boleh juga. Kita lihat nanti, kita lagi kaji nanti,” kata Tiko di Posko Siaga Kelistrikan Nataru PLN UIP2B Jamali di Depok, Jawa Barat, Jumat (27/12/2024)

    Di sisi lain, dia juga tak menutup kemungkinan akan ada perusahaan anak dari MIND ID yang bisa IPO. Salah satunya PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Bahkan, Tiko menyebut MIND ID dan Inalum bisa sama-sama melantai di bursa.

    “Bisa diholdingnya, bisa di Inalum-nya. Bisa dua-duanya, jadi kita kaji,” ucap Tiko.

    Wacana IPO MIND ID sejatinya bukan hal baru. Rencana itu sebelumnya juga pernah disampaikan oleh Tiko pada pertengahan tahun ini. Saat itu, dia menyebut MIND ID berpotensi melakukan IPO pada 2026.

    “[Tahun ini] belum, dua tahun lagi mungkin MIND ID,” ujarnya saat ditemui di Hotel The Westin Jakarta pada Rabu (31/7/2024) malam. 

    Tiko tidak merinci rencana tersebut. Namun, hal ini menegaskan langkah Kementerian BUMN yang berencana mendorong perusahaan pelat merah baru agar masuk daftar perusahaan bergengsi dalam kurun lima tahun ke depan.

    Pada kesempatan sebelumnya, dia menyebutkan bahwa ada beberapa perusahaan pelat merah lain yang berpotensi memiliki valuasi besar dalam jangka panjang, antara lain, Pelindo, serta Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata InJourney.

    “Contohnya Pelindo Grup yang sudah kami merger menjadi Pelindo. InJourney yang sekarang menyatukan seluruh airport, wisata, dan juga Garuda. Nanti Grup MIND ID, jadi nanti akan ada size-size menengah yang akan menjadi besar, yang harapannya suatu hari mungkin akan kami bawa IPO,” tuturnya pada 16 Juli 2024.

    Dengan langkah tersebut, Tiko berharap tidak ada lagi perusahaan pelat merah dengan valuasi kecil di BEI, seperti PT Indofarma Tbk. (INAF) ataupun PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI). 

    “Kami akan fokus kepada BUMN-BUMN yang punya signifikan size dan memang punya kompetensi serta masa depan yang baik untuk bisa dibawa ke pasar modal,” ucapnya.

  • Bentuk Perusahaan Induk Baru, Honda-Nissan IPO di Tokyo 2026

    Bentuk Perusahaan Induk Baru, Honda-Nissan IPO di Tokyo 2026

    Jakarta, CNN Indonesia

    Dua perusahaan otomotif asal Jepang, Honda dan Nissan dikabarkan untuk menyelesaikan perjanjian merger secepatnya pada Juni 2025. Kedua perusahaan disebut sepakat mendirikan perusahaan induk baru yang direncanakan akan terdaftar di Bursa Efek Tokyo pada Agustus 2026.

    Kedua perusahaan mobil tersebut berencana akan menunjuk seorang presiden yang dipilih oleh Honda. Pengumuman akan dilakukan sore ini, Senin (23/12), setelah perusahaan mengadakan rapat dewan.

    Selanjutnya perusahaan akan mengadakan konferensi pers bersama yang akan dihadiri oleh mitra aliansi Nissan, Mitsubishi Motors.

    Kedua perusahaan masih menolak untuk berbicara sampai ada pengumuman resmi.

    Honda dan Nissan telah menjajaki berbagai cara untuk meningkatkan kemitraan mereka, termasuk merger, karena menghadapi tantangan yang semakin besar dari Tesla dan pesaing baru dan saingan dari China.

    Honda dan Nissan pada bulan Maret menyebut sedang mempertimbangkan kerja sama dalam elektrifikasi dan pengembangan perangkat lunak.

    Mereka setuju melakukan kolaborasi penelitian bersama dan memperluas kerja sama dengan Mitsubishi Motors pada Agustus lalu.

    Bentuk-bentuk integrasi yang sedang didiskusikan termasuk Honda memasok kendaraan hybrid ke Nissan dan penggunaan bersama pabrik perakitan mobil Nissan di Inggris.

    Sebelumnya, Nissan mengumumkan rencana memangkas 9.000 pekerjaan dan 20 persen kapasitas produksi globalnya pada November lalu, setelah penjualan anjlok di pasar-pasar utamanya di China dan Amerika Serikat.

    Honda juga melaporkan hasil pendapatan yang anjlok dari perkiraan karena penurunan penjualan di China.

    Saham Nissan merosot sebanyak 2,6 persen, sehingga total penurunan sepanjang tahun ini sekitar 21 persen. Sedangkan saham Honda diperdagangkan 2,1 persen lebih tinggi. Saham tersebut telah turun 14,4 persen sejak Januari.

    (can/mik)

    [Gambas:Video CNN]

  • BEI Optimistis Kapitalisasi Pasar Modal Tembus Rp 16.000 Triliun pada 2025

    BEI Optimistis Kapitalisasi Pasar Modal Tembus Rp 16.000 Triliun pada 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) memproyeksikan kapitalisasi pasar modal Indonesia akan mencapai tonggak sejarah baru senilai Rp 16.000 triliun atau US$ 1 triliun pada 2025. 

    Menurut Kepala Divisi Riset BEI Verdi Ikhwan, prospek cerah ini tercermin dari berbagai indikator, seperti peningkatan aktivitas transaksi, stabilnya kinerja emiten, hingga keseimbangan antara permintaan dan penawaran di pasar. 

    “Kami optimistis 2025 masih akan mencatatkan pertumbuhan signifikan, baik dari sisi harga saham maupun kapitalisasi pasar modal,” jelas Verdi dalam edukasi wartawan pasar modal di Jakarta, Jumat (19/12/2024).

    Ia menambahkan, hingga kuartal III 2024, secara umum pendapatan perusahaan seluruh sektor di BEI tumbuh 3,7% secara tahunan (yoy), lebih tinggi dari 2,30% pada periode saham tahun sebelumnya. Namun, beberapa sektor, seperti teknologi dan energi menunjukkan kontraksi masing-masing 5,44% dan 1,67%.

    “Kendati ada penurunan di sektor tertentu, secara umum emiten masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang sehat. Hal ini menjadi salah satu fondasi utama bagi kapitalisasi pasar modal yang lebih besar,” tambah Verdi.

    Selain kapitalisasi pasar modal, indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan mencetak rekor tertinggi baru (all time high/ATH) pada 2025. Pada 19 September 2024, IHSG sempat menyentuh ATH di level 7.905, menunjukkan kepercayaan investor terhadap pasar modal domestik.

    “Saya optimistis kita akan melihat ATH baru lagi tahun depan. Apakah itu karena initial public offering (IPO) baru, kenaikan harga saham, atau penguatan rupiah, saya cukup yakin ini akan menjadi tahun yang menarik,” ungkap Verdi.

    Faktor lain yang dapat mendorong pencapaian kapitalisasi pasar modal US$ 1 triliun adalah potensi gelombang IPO baru. Menurut Verdi, penawaran saham perdana dari perusahaan besar, ditambah dengan stabilitas ekonomi dan penguatan nilai tukar rupiah, akan menjadi katalis penting dalam mendongkrak nilai pasar.

  • Apa itu Saham Oversubscribed? Ini Ciri dan Untung Ruginya

    Apa itu Saham Oversubscribed? Ini Ciri dan Untung Ruginya

    Bagi yang sudah mengenal investasi saham, mungkin sudah familier dengan proses IPO atau Initial Public Offering. Dalam proses IPO, perusahaan menawarkan sahamnya kepada publik untuk pertama kalinya, sehingga masyarakat umum dapat mengajukan permohonan untuk membeli saham tersebut dan memilikinya.

    Namun, apakah Anda tahu bahwa ada dua istilah penting yang perlu dipahami terkait performa minat dan tingkat permintaan investor terhadap saham perusahaan saat IPO? Kedua istilah tersebut adalah oversubscribed dan undersubscribed.

    Meskipun keduanya saling terkait, masing-masing memiliki makna yang berbeda. Salah satu yang banyak dicari masyarakat adalah oversubscribed. Lalu, apa itu saham oversubscribed? Berikut penjelasan lengkapnya.

    Oversubscribed adalah kondisi ketika permintaan saham dari investor melebihi jumlah saham yang tersedia untuk ditawarkan. Dalam situasi ini, terdapat dua kemungkinan yang bisa terjadi.

    Pertama, investor mungkin tidak mendapatkan semua saham yang dipesan. Kedua, beberapa investor mungkin tidak mendapatkan saham sama sekali.

    Jika yang kedua terjadi, investor yang telah melakukan pemesanan dan membayar akan menerima kembali dananya melalui proses yang disebut refund.

    Saham yang sesuai dengan jumlah pemesanan dan kuota yang tersedia akan didistribusikan kepada investor melalui underwriter atau agen penjualan.

    Ciri-ciri saham oversubscribed

    Berikut ciri-ciri saham oversubscribed:

    Permintaan lebih tinggi dari penawaran: Jumlah orang yang ingin membeli saham lebih banyak daripada jumlah saham yang tersedia. Ini sering terjadi saat IPO baru atau saat perusahaan yang sudah terdaftar melakukan rights issue. Harga jual lebih tinggi dari harga penawaran: Investor mungkin bersedia membayar lebih dari harga awal yang ditawarkan karena permintaan yang banyak, sehingga saham menjadi oversubscribed. Pengalokasian saham terbatas: Perusahaan atau underwriter mungkin harus membatasi jumlah saham yang bisa diberikan kepada investor karena permintaan yang sangat tinggi. Meskipun jumlah saham yang ditawarkan sebenarnya lebih banyak. Minat publik yang tinggi: Saham yang oversubscribed biasanya menarik perhatian banyak orang dan investor karena dianggap memiliki potensi pertumbuhan yang baik. Reaksi pasar positif: Oversubscription sering menunjukkan bahwa pasar memiliki pandangan positif terhadap masa depan perusahaan atau industri tempat perusahaan beroperasi. Proses penutupan yang cepat: Penutupan penawaran atau rights issue bisa berlangsung lebih cepat dari yang diperkirakan karena jumlah saham yang terjual sudah mencapai batas maksimum. Kenaikan harga pasar: Jika saham oversubscribed dan mulai diperdagangkan di pasar sekunder setelah IPO, harga saham bisa naik karena tingginya permintaan dari investor.

    Saham yang oversubscribed bisa menjadi tanda bahwa investor percaya pada prospek jangka panjang perusahaan. Namun, hal ini juga bisa menimbulkan risiko jika harga saham jauh lebih tinggi dari nilai wajar perusahaan.

    Di sisi lain, undersubscribed adalah kondisi ketika total saham yang dipesan oleh investor saat IPO lebih sedikit atau tidak mencukupi jumlah saham yang ditawarkan.

    Kondisi undersubscribed biasanya merugikan emiten yang menawarkan saham. Hal ini karena risiko untuk tidak mendapatkan pendanaan dari investor sesuai dengan rencana.

    Keuntungan saham oversubscribed bagi perusahaan

    Ketika sekuritas mengalami oversubscribed atau kelebihan permintaan, emiten atau perusahaan memiliki beberapa opsi untuk menyesuaikan kebutuhan dan keinginannya. Salah satunya adalah dengan menambah jumlah kuota sekuritas yang ditawarkan.

    Perusahaan juga dapat mempertimbangkan untuk menaikkan harga sekuritas atau menggabungkan kedua strategi tersebut dengan pertimbangan dan perhitungan yang matang.

    Dengan langkah-langkah ini, perusahaan bisa mengumpulkan lebih banyak modal dari proses IPO. Dengan mendapatkan pendanaan yang lebih besar, perusahaan dapat lebih leluasa menjalankan rencana bisnisnya setelah IPO.

    Umumnya, perusahaan cenderung menahan sebagian besar sahamnya agar tetap memiliki kontrol manajemen dan memenuhi kebutuhan modal di masa depan. Oleh karena itu, perusahaan biasanya akan membatasi jumlah saham tambahan yang ditawarkan jika tingkat oversubscribed terlalu tinggi.

    Kerugian saham oversubscribed bagi investor

    Meskipun oversubscribed memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan penerbit, kondisi ini dapat berisiko merugikan investor. Hal ini karena kemungkinan investor harus membeli saham dengan harga yang lebih tinggi meningkat akibat kelebihan permintaan.

    Dalam beberapa kasus, harga saham bisa melonjak jauh melebihi kemampuan modal yang dimiliki investor. Situasi ini dapat merugikan investor yang mengajukan permintaan besar untuk saham IPO yang populer, sehingga harga pasar perdana bisa melebihi nilai fundamentalnya.

    Akibatnya, dalam jangka panjang, ada potensi yang lebih besar bagi saham untuk mengalami penurunan dan harga yang terus merosot, sehingga investor perlu mengantisipasi dan mengatasi risiko ini.

    Itulah penjelasan tentang apa itu saham oversubscribed, ciri-ciri, keuntungan, dan kerugiannya. Semoga bermanfaat.

  • Go Public, MR.D.I.Y Rogoh Rp4,15 Triliun

    Go Public, MR.D.I.Y Rogoh Rp4,15 Triliun

    Jakarta: PT Daya Intiguna Yasa Tbk atau yang lebih dikenal dengan brand MR. D.I.Y. resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
     
    Saham dengan kode emiten MDIY ini mulai diperdagangkan seiring dengan pencatatan saham (listing) pada hari ini.
     
    Perusahaan ritel peralatan rumah tangga terbesar di Indonesia ini menetapkan harga Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) sebesar Rp1.650 per lembar saham.
     
    MDIY menerbitkan 2.519.039.400 saham yang berasal dari portepel. Jumlah tersebut mewakili 10 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah IPO, yang terdiri dari 1 persen saham baru yang diterbitkan oleh MDIY dan sembilan persen saham milik Azara Alpina Sdn. Bhd. selaku pemegang saham penjual.
     

    Total dana IPO
     Dengan demikian, total dana yang berhasil dihimpun dari IPO ini mencapai Rp4,15 triliun.
     
    “Dana yang dikumpulkan MDIY dari IPO ini akan difokuskan untuk mendukung pembukaan toko-toko baru serta memperluas jaringan guna
    semakin memperkuat kehadiran MDIY di pasar ritel domestik,” kata manajemen dalam prospektus, dikutip Kamis, 19 Desember 2024.
     
    Selain itu, dana juga akan digunakan sebagai modal kerja operasional guna memastikan kelancaran operasional dan mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
     
    Berdasarkan data Frost & Sullivan, segmen ritel non-grocery di Indonesia memiliki Total Addressable Market (TAM) sebesar USD18,4 miliar.
     
    Segmen ini diproyeksikan tumbuh dengan CAGR 8 persen pada periode 2023-2028, didorong oleh pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, peningkatan populasi, serta kenaikan pendapatan masyarakat.
     
    Dengan penetrasi pasar sebesar 1,9 persen pada 2023, MR. D.I.Y. melihat peluang besar untuk memperluas pangsa pasar di tengah momentum positif ini.
     
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Resmi IPO, MR.DIY raih dana segar Rp4,15 triliun untuk ekspansi

    Resmi IPO, MR.DIY raih dana segar Rp4,15 triliun untuk ekspansi

    Kami percaya bahwa dengan pendekatan yang inklusif dan efisien, MR.DIY mampu menjadi solusi utama bagi keluarga Indonesia dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari dengan harga yang terjangkau,

    Jakarta (ANTARA) – PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) atau MR.DIY resmi mencatatkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis, dengan meraih dana segar senilai Rp4,15 triliun.

    Dalam IPO, MR.DIY menerbitkan sebanyak 2,51 miliar saham atau setara 10 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, dengan menetapkan harga IPO senilai Rp1.650 per lembar saham.

    Presiden Direktur MR.DIY Indonesia Edwin Cheah menjelaskan, dana hasil IPO akan difokuskan untuk mendukung pembukaan toko-toko baru, serta memperluas jaringan untuk memperkuat kehadiran perseroan di pasar ritel domestik.

    Selain itu, lanjutnya, dana juga akan digunakan sebagai modal kerja operasional guna memastikan kelancaran operasional dan mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

    Melansir data Frost & Sullivan, segmen ritel non-grocery di Indonesia memiliki Total Addressable Market (TAM) sebesar 18,4 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

    Adapun, segmen ini diproyeksikan tumbuh dengan CAGR delapan persen pada periode 2023 sampai 2028, didorong oleh pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, peningkatan populasi, serta kenaikan pendapatan masyarakat.

    “Dengan penetrasi pasar sebesar 1,9 persen pada 2023, MR. DIY melihat peluang besar untuk memperluas pangsa pasar di tengah momentum positif ini,” ujarnya.

    Edwin menjelaskan, perseroan berada dalam posisi yang kuat untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan ekonomi makro dan dinamika populasi Indonesia yang semakin kompleks.

    Dengan jumlah penduduk yang terus bertambah dan pola konsumsi yang dinamis, pihaknya melihat peluang besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dari berbagai latar belakang ekonomi.

    “Kami percaya bahwa dengan pendekatan yang inklusif dan efisien, MR.DIY mampu menjadi solusi utama bagi keluarga Indonesia dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari dengan harga yang terjangkau,” ujar Edwin.

    Ia menekankan bahwa fokus perusahaan bukan hanya pada satu segmen masyarakat, namun juga pada penciptaan akses yang lebih luas bagi pelanggan di seluruh Indonesia.

    Ia menyebut salah satu kekuatan utama perseroan yaitu strategi operasional yang efisien dan adaptif, dengan mengonsolidasikan pesanan dalam jumlah besar dari seluruh jaringan toko, sehingga mampu mencapai skala ekonomi yang signifikan.

    Selain itu, perseroan terus mendorong ekspansi yang berkelanjutan dengan menjangkau daerah-daerah baru, termasuk kota-kota kecil secara merata.

    Adapun, strategi ini bertujuan untuk mendekatkan produk-produk MR.DIY kepada lebih banyak pelanggan, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.

    “Kami berkomitmen untuk tetap relevan dengan kebutuhan pasar yang dinamis. Dengan terus meningkatkan efisiensi dan memperluas jangkauan, MR.DIY siap memperkuat posisinya sebagai pemimpin di pasar ritel non-grocery, terutama di sektor peralatan rumah tangga,” ujar Edwin.

    Pada semester I-2024, MR. DIY membukukan pendapatan sebesar Rp3,21 triliun, atau naik 93 persen year on year (yoy), dengan laba bersih senilai Rp532 miliar, atau meningkat 228 persen (dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2024

  • Pergerakan Saham MR DIY usai IPO, Sempat Anjlok 24,55%

    Pergerakan Saham MR DIY usai IPO, Sempat Anjlok 24,55%

    PT Daya Intiguna Yasa Tbk atau lebih dikenal MR DIY resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham dengan kode emiten MDIY ini mulai diperdagangkan seiring dengan pencatatan saham (listing) pada Kamis (19/12).

    MR DIY menetapkan harga Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) sebesar Rp1.650 per lembar saham. Kemudian, MDIY menerbitkan 2.519.039.400 saham yang berasal dari portepel.

    Jumlah tersebut mewakili 10 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. Terdiri dari 1 persen saham baru yang diterbitkan oleh MDIY dan 9 persen saham milik Azara Alpina Sdn. Bhd. selaku pemegang saham penjual. Dengan demikian, total dana yang berhasil dihimpun dari IPO MR DIY mencapai Rp4,15 triliun.

    Pergerakan saham MDIY saat debut IPO

    Setelah resmi melantai di bursa, harga saham MDIY langsung mengalami penurunan drastis dan mencapai auto reject bawah (ARB), atau turun 24,85 persen ke harga Rp1.240 pada pukul 09.01 WIB, dari Rp1.650 per lembar saham.

    Namun, pada pukul 10.00 WIB, data perdagangan mencatat harga saham MDIY menguat 7,58 persen ke level Rp1.775 per lembar saham.

    Adapun volume saham yang diperdagangkan tercatat mencapai 309,78 juta saham dengan total transaksi senilai Rp511,5 miliar. Frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 71.646 kali.

    Sementara itu, kapitalisasi pasar MDIY berada di level Rp44,71 triliun. MDIY tercatat mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 1,04 kali dalam penawaran umum perdana.

    Fokus penggunaan dana MDIY

    Dalam prospektus, dana yang dikumpulkan MDIY dari IPO ini akan difokuskan untuk mendukung pembukaan toko-toko baru serta memperluas jaringan guna memperkuat kehadiran MDIY di pasar ritel domestik.

    Selain itu, dana akan digunakan sebagai modal kerja operasional untuk memastikan kelancaran operasional dan mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

    Menurut data Frost & Sullivan, pasar ritel non-grocery di Indonesia memiliki potensi pasar (Total Addressable Market/TAM) sebesar 18,4 miliar dolar AS. Segmen ini diperkirakan akan tumbuh sebesar 8 persen per tahun (CAGR) pada 2023 hingga 2028, didorong oleh faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, peningkatan jumlah penduduk, dan kenaikan pendapatan.

    Dengan pangsa pasar hanya 1,9 persen pada 2023, perseroan melihat peluang besar untuk memperbesar posisi pasarnya di tengah kondisi yang positif tersebut.

  • Harga Saham MR DIY Nyaris Sentuh ARB setelah IPO, Optimalkan Ekspansi dengan Dana Rp 4,15 Triliun

    Harga Saham MR DIY Nyaris Sentuh ARB setelah IPO, Optimalkan Ekspansi dengan Dana Rp 4,15 Triliun

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga saham PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY), pengelola jaringan ritel MR DIY, mengalami penurunan signifikan hingga hampir menyentuh batas Auto Reject Bawah (ARB), melemah 6,06% ke level Rp 1.550 per saham dari harga penawaran awal Rp 1.650 per saham.

    Dalam penawaran umum perdana (IPO), MDIY berhasil menghimpun dana segar sebesar Rp 4,15 triliun dengan melepas 2,51 miliar saham atau setara 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga IPO ditetapkan sebesar Rp 1.650 per saham, dan total pesanan saham tercatat mencapai 2,62 miliar lembar.

    MDIY merencanakan penggunaan dana IPO untuk tiga tujuan utama, yakni pelunasan utang sebesar 60% atau sekitar Rp 2,49 triliun, yang akan digunakan untuk membayar sebagian pokok utang kepada PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).

    Hingga 30 Juni 2024, total liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp 2,71 triliun, terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 1,65 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 1,05 triliun.

    Kemudian, MR DIY/MDIY akan ekspansi dengan dana sekitar 30% atau Rp 1,2 triliun. Dana itu akan digunakan untuk memperluas jaringan toko MR DIY di berbagai wilayah. Dana ini juga mencakup biaya renovasi, deposit uang muka sewa, pengadaan perabotan, serta perlengkapan toko.

    Presiden Direktur MR DIY Edwin Cheah menyebut, langkah ini sebagai strategi penting untuk mendorong pertumbuhan signifikan. “Salah satu target utama kami adalah memperluas jaringan toko di berbagai wilayah,” ujar Edwin dalam acara pencatatan perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (19/12/2024).

    Selain itu, sisa sekitar 10% dari dana IPO akan digunakan untuk kebutuhan operasional seperti pembelian persediaan dan biaya logistik. Diketahui, saat ini, MR DIY mengelola 824 toko yang semuanya dioperasikan secara langsung tanpa sistem waralaba.

    Edwin optimistis terhadap masa depan industri ritel non-grocery di Indonesia yang diproyeksikan tumbuh rata-rata 8% per tahun hingga 2028.

    Stabilitas ekonomi nasional dan meningkatnya pendapatan masyarakat menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan ini. “Kami berada dalam posisi yang kuat untuk memanfaatkan momentum ini,” ungkap Edwin.

    Hingga semester pertama 2024, MR DIY mencatatkan laba bersih sebesar Rp 532,15 miliar, melonjak 228,44% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 162,02 miliar. Pertumbuhan ini didorong oleh lonjakan penjualan sebesar 92,54% (yoy), mencapai Rp 3,2 triliun pada periode Januari–Juni 2024.

    Dengan dukungan strategi yang matang dan potensi pertumbuhan pasar, MR DIY atau MDIY optimistis dapat terus memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam industri ritel perlengkapan rumah tangga di Indonesia.
     

  • MR. DIY Resmi IPO, Bidik Punya Toko Lebih dari 1.000 di 2025

    MR. DIY Resmi IPO, Bidik Punya Toko Lebih dari 1.000 di 2025

    Jakarta, FORTUNE – Emiten pemilik MR. DIY, PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY), resmi debut di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (19/12). Pada awal perdagangan, sahamnya menurun 6,06 persen.

    Dikutip dari IDX Mobile, MDIY dibuka di harga Rp1.550 per saham pada pembukaan hari debutnya, lebih rendah dari harga penawaran final Rp1.795 per saham. Bahkan, MDIY sempat menyentuh harga terendah di Rp1.240 sejak sahamnya dicatatkan di bursa.

    “Pasar global kan turun, itu pasti kan berdampak, sekarang juga masih berlangsung. Nanti kan investor akan melihat, kalau prospeknya bagus tentu akan menjadi aset yang menarik,” demikian komentar Komisaris MR. DIY, Darwin Cyril Noerhadi saat ditemui di gedung BEI selepas seremoni pencatatan saham perseroan, Kamis.

    Per pukul 10.44 WIB, MDIY telah berbalik menguat 12,42 persen ke harga Rp1.855. Volume transaksinya berjumlah 337 juta saham, dengan nilai transaksi Rp560 miliar, dan frekuensi transaksi 82.700 kali.

    Selanjutnya, bagaimana langkah bisnis perseroan setelah IPO? Menurut Darwin, ekspansi akan jadi fokus. “Ekspansi akan dilakukan secara nasional di Indonesia,” ujarnya kepada Fortune Indonesia.

    Untuk saat ini, MR. DIY telah memiliki 900 toko. Angka itu sudah bertambah signifikan dari data per paruh I 2024, yakni 824 toko, yang mana 73 persen adalah toko berdiri sendiri (stand alone) dan sisanya toko ritel berbasis pusat perbelanjaan.

    Dalam beberapa tahun ke depan, perseroan menargetkan mempunyai lebih dari 1.000 toko di 2025. Ke mana tujuan ekspansinya? Di kesempatan yang berbeda, Head of Marketing Communication MR DIY Indonesia Ria Sutrisno mengatakan, lokasi tujuan ekspansi akan dipilih dengan mempertimbangkan dinamika pasar dan kebutuhannya. 

    Melalui IPO, MR. DIY menerbitkan hampir 2,52 miliar saham yang berasal dari portepel. Jumlah itu mewakili 10 persen dari total modal ditempatkan dan disetor peuh perseroan setelah IPO, yang mencakup 1 persen saham baru yang diterbitkan oleh MDIY dan 9 persen saham milik Azara Alpina Sd. Bhd. selaku pemegang saham penjual.

    Dus, total dana yang perseroan dapat lewat IPO adalah Rp4,15 triliun. Selain digunakan untuk ekspansi, dana hasil IPO juga akan perseroan gunakan sebagai modal kerja operasional. 

    Terkait IPO MDIY, Indo Premier Sekuritas sebelumnya menjelaskan, berdasarkan masukan dari investor, valuasi MDIY pada 2025 diproyeksi mencapai 28–32 kali PE (price to earning), yang mengimplikasikan pertumbuhan pendapatan 39,5 persen (YoY) dibandingkan perkiraan pendapatan 2024.

    “Kami pikir valuasi MDIY yang tinggi didorong oleh ROE yang kuat sebesar 25,1 persen pada paruh I 2024,” demikian menurut Analis Indo Premier Sekuritas, Andrianto Saputra dan Nicholas Bryan dalam risetnya.

    Gross profit margin MDIY sendiri berada di angka 54,7 persen pada semester I 2024. Angka itu ditopang oleh kontribusi pendapatan di luar Pulau Jawa, yakni sebesar 65,8 persen di periode tersebut. 

  • Harga Saham MR DIY Nyaris Sentuh ARB setelah IPO, Optimalkan Ekspansi dengan Dana Rp 4,15 Triliun

    MDIY Catat Pertumbuhan Pendapatan dan Laba Signifikan pada Semester I 2024

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Daya Intiguna Yasa Tbk, yang lebih dikenal sebagai MR DIY (MDIY), mencatatkan pertumbuhan pendapatan luar biasa sebesar 93% secara tahunan atau year on year (yoy) pada semester I 2024. Pendapatan perusahaan mencapai Rp 3,21 triliun, sebuah pencapaian yang mencerminkan keberhasilan strategi ekspansi dan efisiensi operasional yang dilakukan perseroan.

    Perseroan juga melaporkan bahwa laba bersihnya melonjak hingga 228% yoy, mencapai Rp 532 miliar. Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, sekaligus menegaskan posisi MR DIY sebagai salah satu pemain utama di sektor ritel perlengkapan rumah tangga di Indonesia.

    Direktur Utama MR DIY Edwin Cheah Yew Hong menyampaikan, keberhasilan ini merupakan hasil dari kolaborasi solid dan sinergis antara berbagai pihak, mulai dari konsumen, pemegang saham, mitra bisnis, hingga karyawan.

    “Capaian ini tidak lepas dari dedikasi tinggi seluruh tim kami. Kami berkomitmen untuk terus memperkuat posisi MR DIY sebagai pemimpin pasar di sektor ritel perlengkapan rumah tangga,” ujar Edwin di main hall Bursa Efek Indonesia (BEI) seusai IPO MDIY, Kamis (19/12/2024).

    Edwin menegaskan, MDIY memiliki visi untuk menghadirkan produk perlengkapan rumah tangga yang lengkap, terjangkau, dan mudah diakses oleh keluarga di seluruh Indonesia. Saat ini, MR DIY telah memiliki jaringan lebih dari 900 toko yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.

    “Kami berdedikasi untuk memberikan solusi kebutuhan rumah tangga kepada masyarakat dengan harga kompetitif, tanpa mengurangi kualitas dan aksesibilitas. Jaringan toko kami yang luas adalah bagian dari komitmen tersebut, yang kami yakini dapat mendukung gaya hidup keluarga Indonesia,” jelas Edwin.

    Selain itu, MR DIY juga menunjukkan pertumbuhan yang dinamis dalam beberapa tahun terakhir. Pendapatan perusahaan selama periode 2021 hingga 2023 meningkat secara signifikan dengan compound annual growth rate (CAGR) sebesar 109%.

    Pendapatan tumbuh dari Rp 894 miliar pada 2021 menjadi Rp 3,9 triliun pada 2023. Hal ini disertai dengan transformasi kinerja laba bersih, yang berbalik dari kerugian sebesar Rp 80 miliar menjadi laba mencapai Rp 353 miliar pada akhir 2023.

    Edwin menyebutkan, pertumbuhan ini tidak hanya mencerminkan keberhasilan strategi bisnis perusahaan, tetapi juga respons MR DIY atau MDIY terhadap meningkatnya permintaan konsumen.

    “Kami terus memperluas jaringan toko kami ke berbagai wilayah untuk memastikan ketersediaan produk perlengkapan rumah tangga berkualitas bagi masyarakat, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal di setiap daerah tempat kami hadir,” tambahnya.

    Melihat prospek ke depan, MR DIY optimistis dapat melanjutkan tren pertumbuhan positif ini. Dengan permintaan yang terus meningkat dan ekspansi agresif ke berbagai wilayah, perusahaan menargetkan dapat memperkuat posisinya sebagai merek ritel terpercaya yang melayani kebutuhan rumah tangga masyarakat Indonesia.

    MR DIY percaya bahwa kunci keberlanjutan perusahaan adalah terus berinovasi dalam menghadirkan produk dan layanan yang relevan dengan kebutuhan konsumen. Perseroan juga berkomitmen untuk mempertahankan standar pelayanan yang tinggi sambil memperluas aksesibilitas melalui jaringan tokonya.

    “Kami percaya bahwa pertumbuhan MR DIY atau MDIY bukan hanya keberhasilan perusahaan, tetapi juga kontribusi nyata kami untuk meningkatkan kenyamanan hidup masyarakat Indonesia. Dengan semangat yang sama, kami siap melangkah lebih jauh untuk memenuhi harapan konsumen dan memperkuat ekonomi nasional,” tutup Edwin.