NGO: IPO

  • Sejarah Bukalapak dari Awal Berdiri Hingga Jadi Unicorn, Kini Tutup Marketplace

    Sejarah Bukalapak dari Awal Berdiri Hingga Jadi Unicorn, Kini Tutup Marketplace

    Jakarta, Beritasatu.com – Bukalapak didirikan pada 10 Januari 2010 oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Muhammad Fajrin Rasyid, telah mencatat perjalanan panjang yang penuh inovasi di dunia digital Indonesia. Bermula sebagai platform marketplace yang mendukung UMKM, Bukalapak berkembang pesat menjadi unicorn pertama Indonesia yang melantai di bursa saham.

    Namun, persaingan yang semakin ketat dan tantangan pasar membuat Bukalapak memutuskan untuk bertransformasi, mengalihkan fokus dari marketplace ke pemberdayaan UMKM melalui solusi teknologi, warung digital, dan layanan lainnya.

    Berikut kisah perjalanan Bukalapak dari awal hingga transformasi besar yang dijalani:

    Awal Berdiri

    Bukalapak didirikan pada 10 Januari 2010 oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Muhammad Fajrin Rasyid. Platform ini dimulai sebagai marketplace online yang bertujuan membantu UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di Indonesia memasarkan produk mereka secara online. Awalnya, Bukalapak beroperasi dari sebuah rumah sederhana dengan visi mendukung pedagang kecil agar menjangkau konsumen lebih luas.

    Lini Waktu Perjalanan Bukalapak

    2010: Peluncuran website Bukalapak pertama

    Sebanyak 6.500 pelapak bergabung dengan total 17.000 pengguna.

    2011: Status sebagai PT

    Bukalapak telah memiliki lima karyawan dan mengelola 20.000 pelapak dengan total 50.000 pengguna. Pada 9 September 2011, Bukalapak resmi menjadi Perseroan Terbatas (PT).

    2012: Meraup untung lewat bisnis teknologi

    Buka Komunitas merangkul 50.000 pelapak. Komunitas ini menjadi wadah untuk berbagi informasi sukses berjualan online. Area Komunitas Bukalapak mencakup Depok, Bekasi, Solo, Yogyakarta, dan Semarang.

    2013: Menggapai transaksi Rp 15 miliar per bulan

    Lebih dari 80.000 pelapak tersatukan, dengan 400.000 barang tersedia dan total 360.000 pengguna Bukalapak.

    2014: Peluncuran aplikasi Bukalapak

    Bukalapak meluncurkan aplikasi belanja online versi Android, melayani 800.000 pengguna dan memfasilitasi 250.000 pelapak.

    2015: Memayungi 250 talenta, mengayomi 500.000 pelapak

    Kantor pusat Bukalapak berpindah ke Plaza City View, Kemang. Pada tahun yang sama, Bukalapak berhasil mencatat 2 juta transaksi dalam sehari saat Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas).

    2016: Bergerak bersama Bekraf

    Bukalapak meluncurkan program “Pahlawan” untuk memberdayakan pelapak di seluruh Indonesia. Perusahaan juga bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) untuk mendorong potensi kreatif di Indonesia.

    2017: Menjadi Unicorn Indonesia

    Sebanyak 2,4 juta pelapak terdaftar di Bukalapak. Pada tahun ini, Bukalapak membangun ekosistem warung digital bernama Mitra Bukalapak.

    2018: Harbolnas Bukalapak

    Harbolnas disertai drama action yang dibintangi Dian Sastrowardoyo dan disutradarai oleh Timo Tjahjanto berhasil mencatat 5 juta transaksi dalam satu hari.

    Perkembangan dan Inovasi (2019-2023)

    2019: Achmad Zaky mengundurkan diri sebagai CEO dan digantikan oleh Rachmat Kaimuddin. Fokus bisnis diperluas ke sektor offline melalui program Mitra Bukalapak.2021: Bukalapak melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia, mengumpulkan lebih dari Rp 21,9 triliun. Bukalapak menjadi unicorn pertama di Indonesia yang melantai di bursa saham.

    Penurunan Popularitas Marketplace

    Persaingan yang ketat dengan Shopee, Tokopedia, dan Lazada membuat Bukalapak kesulitan mempertahankan pangsa pasar. Akibatnya, perusahaan mulai mengalihkan fokus ke layanan lain seperti Mitra Bukalapak, fintech, dan logistik.

    Penutupan Marketplace dan Transformasi Bisnis

    Pada Januari 2024, Bukalapak mengumumkan penutupan operasional marketplace mereka untuk fokus pada pengembangan ekosistem UMKM, warung digital, dan solusi teknologi lainnya. Bukalapak tetap beroperasi sebagai perusahaan teknologi yang mendukung pemberdayaan pelaku usaha kecil di Indonesia.

    Bukalapak memulai perjalanannya sebagai marketplace yang inovatif, tumbuh menjadi unicorn, dan akhirnya bertransformasi menjadi perusahaan teknologi yang berfokus pada UMKM. Meski menghadapi tantangan dalam persaingan e-commerce, Bukalapak tetap berkontribusi bagi ekonomi digital Indonesia melalui layanan seperti Mitra Bukalapak dan solusi pemberdayaan lainnya.

  • Kentanix Supra (KSIX) Bidik Prapenjualan Rp300 M di 2025

    Kentanix Supra (KSIX) Bidik Prapenjualan Rp300 M di 2025

    Target itu meningkat 30,43 persen (YoY) dari estimasi prapenjualan perseroan selama 2024, yakni sekitar Rp230 miliar. “Untuk kinerja, [kami menargetkan pertumbuhan] sekitar 10 persen,” kata Direktur Utama KSIX, Ferdinand Aryanto di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah seremoni pencatatan saham perdana, Rabu (8/1).

    Salah satu langkah perseroan untuk meraih target itu adalah memperluas cadangan tanah (land bank) hingga 30 hektare sampai dengan 2026, dari total luas lahan yang tersedia untuk dikembangkan sebesar 230 hektare saat ini. Sejak didirikan pada 1980 sampai akhir Juni 2024, perseroan sudah mengembangkan 600 hektare land bank dengan total penjualan 40.000 unit dan total penjualan apartemen 2.500 unit.

    Selain itu, perseroan juga sudah mengembangkan tujuh proyek di Cileungsi, Bogor, dan Serang, yang mencakup: Grand Nusa Indah Cileungsi, Adhigana – Grand Nusa Indah, Permasa Nusa Indah Situsari, Vila Bogor Indah 6, Gaura di Villa Bogor Indah, Taman Krakatau, serta Griya Permata Asri. Saat ini, perseroan akan mengembangkan proyeknya di Kabupaten Bekasi. Salah satu sumber pendanaannya adalah dana hasil IPO.

    “Kami fokus memang di Jabodetabek, karena land bank masih di area itu,” ujar Ferdinand.

    Lewat aksi IPO, KSIX melepas 320,67 juta saham atau 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan dengan harga RP452 per saham. Selama periode penawaran umum, terdapat kelebihan permintaan 31,41 kali.

    Jumlah seluruh nilai penawaran umum perdana KSIX adalah Rp144,95 miliar. Sekitar 61,55 persen akan digunakan sebagai modal kerja untuk pembangunan infrastruktur di dua proyek yang sudah ada sebelumnya, yakni: Grand Nusa Indah dan Adhigana di Grand Nusa Indah; serta pembangunan infrastruktur di proyek baru: Adhigana, perluasan.

    Sementara itu, sekitar 28,84 persen dana akan perseroan gunakan sebagai setoran modal kepada PT Semangat Panca Bersaudara (SPB) dalam rangka modal kerja untuk pembangunan infrastruktur di Villa Bogor Indah 6. Lalu, sisanya akan dipakai sebagai biaya operasional.

  • Emiten Happy Hapsoro (RATU) IPO, Ada Rencana Akuisisi Blok M

    Emiten Happy Hapsoro (RATU) IPO, Ada Rencana Akuisisi Blok M

    Jakarta, FORTUNE – Emiten afiliasi Happy Hapsoro, PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (8/1). Setelah aksi korporasi itu, adakah rencana RATU untuk mengakuisisi blok migas lain ke depannya?

    “Kami belum bisa publishya, tapi kami tetap melakukan studi untuk kemudian ke depannya tetap ada,” kata Direktur Utama RATU, Alexandra Sinta Wahjudewanti kepada pers di Main Hall BEI.

    Lebih lanjut, perseroan masih akan konsentrasi pada bisnis minyak dan gas (migas), yang ditopang oleh Blok Cepu dan Blok Jabung. Dari segi produksi, Blok Cepu berkapasitas 230.000 BBL selama dua tahun terakhir dengan tingkat utilisasi 67,42 persen. Sementara itu, Blok Jabung memiliki kapasitas produksi 62.000 BOE dengan tingkat utilisasi 85,17 persen.

    Berdasarkan prospektus, RATU berpartisipasi di Blok Cepu melalui anak usahanya, PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC), dengan operator ExxonMobil Cepu Ltd. Untuk Blok Jabung, partisipasi perseroan dilakukan melalui PT Raharja Energi Tanjung Jabung (RETJ), dengan operator PetroChina.

    RATU akan fokus menggunakan dana hasil IPO untuk mengembangkan bisnis, dengan alokasi sebesar Rp192,33 miliar. Khusus di Blok Cepu, perseroan akan meminjamkan dana IPO Rp34,97 miliar kepada PJUC.

    “Memang akan ada pengembangan [dari operator] ya. Mereka akan melakukan drilling sumber-sumber baru di Cepu. Jadi akan ada peningkatan [produksi] mungkin di tahun berikutnya,” katanya lagi.

    Adapun, melalui IPO, RATU menggandeng PT Henan Putihrai Sekuritas dan PT Sucor Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi. Perseroan menghimpun dana sebesar Rp 624 miliar dengan melepas 543,01 juta saham ke publik pada harga penawaran Rp 1.150 per saham. IPO RATU mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscription) hingga 313,15 kali 
    dengan total 137.932 investor berpartisipasi selama periode penawaran umum pada 2–6 Januari 2025.

    Selain untuk meningkatkan produksi di Blok Cepu, dana IPO RATU juga akan digunakan untuk pengembangan cadangan minyak dan keberlanjutan operasional Blok Jabung. Untuk itu, dana IPO sebesar Rp157,36 miliar akan dipinjamkan kepada RETJ. Sementara itu, sisa dana IPO perseroan gunakan untuk kebutuhan operasional. 

    Terkait pergerakan, saham RATU dibuka menguat 24,78 persen ke harga Rp1.435 pada pembukaan perdagangan. Itu berarti sahamnya menyentuh auto reject atas (ARA). Harga tersebut bertahan hingga akhir perdagangan sesi I.

  • Bukalapak Tutup Layanan E-Commerce, dari Unicorn jadi Jualan Pulsa Cs

    Bukalapak Tutup Layanan E-Commerce, dari Unicorn jadi Jualan Pulsa Cs

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) melakukan transformasi dengan menghentikan penjualan produk fisik, beralih hanya menjual produk-produk virtual seperti pulsa, tagihan listrik dan lain sebagainya. Salah satu unicorn e-commerce terbesar pada masanya terus mencoba bertahan. 

    Untuk diketahui, Unicorn merupakan istilah yang populer di dunia bisnis startup, yang mengacu pada perusahaan swasta dengan nilai valuasi lebih dari US$1 miliar atau sekitar Rp16 triliun (kurs Rp16.179). Bukalapak masuk dalam daftar unicorn sekitar 6-7 tahun lalu. 

    Pada 2021, Bukalapak memutuskan melantai di bursa. Bukalapak melakukan IPO (Initial Public Offering) atau penawaran umum perdana saham dana dan menjadi unicorn Indonesia pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

    Bukalapak berhasil mengumpulkan dana IPO sebesar Rp21 triliun. Ini merupakan salah satu jumlah dana IPO terbesar yang pernah ada di pasar modal Indonesia.

    Bukalapak awalnya berencana menggunakan dana tersebut untuk memperkuat bisnisnya, melakukan ekspansi, dan mengembangkan berbagai inovasi baru. Namun, dalam perkembangannya, dana besar yang dihimpun itu menjadi sorotan karena tidak digunakan secara maksimal. 

    Sejalan dengan itu valuasi saham emiten dengan kode BUKA itu juga terus mengalami penurunan. 

    Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pukul 09.00 WIB, saham BUKA diperdagangkan pada level Rp117 per saham, atau turun 4,10% dibandingkan penutupan perdagangan sehari sebelumnya. 

    Aplikasi BukalapakPerbesar

    Sebanyak 43,84 juta saham BUKA diperdagangkan, dengan nilai transaksi sebesar Rp5,19 miliar. Harga rata-rata transaksi saham BUKA adalah pada Rp118,43 per saham. 

    Saham BUKA diperdagangkan dengan harga terendah sebesar Rp116 per saham dan tertinggi Rp119 per saham pada pukul 09.00 WIB. Adapun, kapitalisasi pasar BUKA saat ini sebesar Rp12,07 triliun. 

    Sejak IPO, harga saham BUKA tercatat telah terjun hingga 85,65% hingga penutupan perdagangan kemarin, Selasa (7/1/2025), pada harga Rp122 per saham. Saat IPO, BUKA menawarkan sahamnya pada harga perdana Rp850 per saham.

    Penurunan itu terjadi setelah perusahaan mengumumkan transformasi bisnis dari berjualan produk fisik menjadi berjualan pulsa. 

    Respons Bukalapak

    Head of Media and Communications Bukalapak Dimas Bayu memastikan bahwa layanan marketplace Bukalapak masih tetap beroperasi meski perusahaan menutup layanan produk fisik.

    “Layanan marketplace Bukalapak masih tetap beroperasi,” kata Dimas dalam keterangan yang diterima Bisnis, Rabu (8/1/2025).

    Dimas mengatakan bahwa Bukalapak akan menghentikan layanan produk fisik secara bertahap hingga Februari 2025.

    Emiten bersandi saham BUKA itu nantinya akan berfokus pada layanan produk virtual seperti pulsa prabayar, paket data, token listrik, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, hingga voucher digital emas.

    “Ke depannya, kami hanya berfokus pada layanan produk virtual di platform marketplace kami, guna memperkuat posisi di ekosistem produk virtual dan memberikan layanan terbaik kepada pengguna di industri digital,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Dimas menyampaikan bahwa Bukalapak akan berfokus untuk terus tumbuh dan memberikan manfaat bagi pemegang saham.

    “Kami juga sedang berfokus pada pertumbuhan perseroan dan entitas anak perusahaan untuk terus tumbuh lebih baik ke depannya sehingga bisa memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan, terutama pemegang saham,” terangnya.

    Konsumen membuka aplikasi BukalapakPerbesar

    Dalam masa transisi ini, Bukalapak telah menyiapkan skema pengembalian saldo dan dana, pengunduhan data transaksi dan riwayat penjualan untuk pelapak dan pembeli. 

  • Layanan Marketplace Bukalapak Tutup, Kini Fokus Jualan Token Listrik hingga Pulsa

    Layanan Marketplace Bukalapak Tutup, Kini Fokus Jualan Token Listrik hingga Pulsa

    Jakarta, Beritasatu.com– PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) akan menghentikan operasional penjualan produk fisik di marketplace. BUKA menjalani transformasi dalam upaya meningkatkan fokus pada produk virtual. 

    “Kami sepenuhnya memahami bahwa perubahan ini akan berdampak pada usaha pelapak. Kami berkomitmen membuat proses transisi ini berjalan sebaik mungkin,” tulis manajemen Bukalapak (BUKA) melalui blog resmi perseroan, Selasa (7/1/2025).

    Bukalapak mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Agustus 2021. Perseroan menggelar initial public offering (IPO) dengan mematok harga Rp 850 per saham. 

    Bukalapak telah menyiapkan panduan dan langkah-langkah untuk membantu pelapak dalam proses transisi, yang meliputi saldo dan pengembalian dana hingga pengunduhan data transaksi serta riwayat penjualan bagi pelapak. “Untuk pembeli, ke depannya tetap dapat melakukan transaksi produk virtual,” sebut Bukalapak.

    Adapun produk virtual yang kini masih bisa dibeli di Bukalapak adalah pulsa prabayar, paket data, token listrik, listrik pascabayar, prakerja, Bukasend, angsuran kredit, BPJS Kesehatan, air PDAM, Telkom, pulsa pascabayar, TV kabel dan internet, bayar pajak/penerimaan negara, voucher streaming, bayar denda tilang, BPJS Ketenagakerjaan, Bmoney, hingga voucher digital emas.

    Selanjutnya, pada 9 Februari 2025 pukul 23.59 WIB akan menjadi tanggal terakhir pembeli dapat membuat pesanan di marketplace Bukalapak untuk kategori produk, seperti aksesoris rumah, elektronik, evoucher, fashion anak, fashion pria, fashion wanita, food, games, hand phone, hobi dan koleksi, industrial, kamera, kesehatan, komputer, logam mulia, luxury, media, mobil, part dan aksesoris, motor, olahraga, perawatan dan kecantikan, perawatan rumah tangga, perlengkapan bayi, perlengkapan kantor, personal care, rumah tangga, sepeda, tiket & voucher, vape.

  • Melantai di BEI, IPO YOII Melonjak 23 Persen

    Melantai di BEI, IPO YOII Melonjak 23 Persen

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) resmi melakukan pencatatan saham perdana (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (8/1/2025). 

    Pada saat pembukaan, harga saham YOII melonjak 23% ke level Rp 123 per saham dengan harga penawaran sebesar Rp 100. Adapun pada pukul 10.17 WIB, saham YOII naik 30% ke level 130 per saham. 

    “Dengan menjadi perusahaan terbuka kami harapkan bisa berkembang dengan investor baik dalam maupun luar negeri serta bisa meningkatkan transparansi, akuntabilitas, efisiensi, hingga corporate governance untuk menjadi perusahaan yang lebih baik,” ujar Direktur Utama PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) Adi Wibowo Adisaputro dalam sambutannya di gedung BEI, Rabu. 

    Adi menyampaikan, sekitar 80% dana IPO untuk biaya marketing guna mendukung strategi usaha, distribusi produk, dan brand awareness perseroan. Sisanya, sekitar 20% untuk pengembangan aplikasi (insurance wallet) beserta infrastruktur penunjang, seperti data center, web hosting, system security, penggunaan AI, serta pengembangan sumber daya manusia.

    YOII melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) dengan melepas 3.568.235.300 lembar saham  Pada IPO YOII, bertindak sebagai penjamin emisi PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk.  

    Pada masa penawaran IPO, saham YOII mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed 18,35 kali dari target sebanyak 412.087.500 lembar saham atau mewakili 12,03% dari jumlah seluruh modal ditempatkan.

  • Saham RATU Sentuh ARA saat Debut IPO, Berapa Harganya?

    Saham RATU Sentuh ARA saat Debut IPO, Berapa Harganya?

    Emiten milik Happy Hapsoro, PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (8/1/2025) hari ini. Perusahaan ini tercatat menjadi emiten ketiga yang melantai di bursa pada Januari 2025.

    RATU menetapkan harga pelaksanaan IPO sebesar Rp1.150 per saham. Pada pembukaan perdana hari ini, saham RATU langsung meroket 285 poin atau 24,78%, mencapai harga Rp1.435 per saham.

    Pembukaan perdana ini menyebabkan saham RATU mengalami auto reject atas (ARA). Adapun RATU mencatat kapitalisasi pasar sebanyak Rp3,90 triliun.

    Berdasarkan prospektus, RATU menawarkan 543,10 juta lembar saham atau setara 20% dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah IPO.

    Jumlah tersebut terdiri dari 190,53 juta saham baru yang diterbitkan oleh RATU atau sekitar 7%, serta 352,95 juta saham yang merupakan saham milik RAJA dalam rangka divestasi atau setara dengan 13%.

    Direktur Utama RATU, Alexandra Sinta Wahjudewanti mengungkapkan bahwa perusahaan memiliki investasi di Blok Cepu melalui perusahaan afiliasi dan berpartisipasi di Blok Jabung Jambi melalui anak usahanya. Sejak didirikan, PT Raharja Energi Cepu Tbk berkomitmen terus berkembang dan memberikan nilai tambah bagi mitra dan masyarakat.

    Rencana penggunaan dana IPO RATU

    Menurut prospektus IPO RATU, dana yang diperoleh dari IPO akan dialokasikan untuk modal kerja Perusahaan Anak, Perusahaan Asosiasi, dan Perseroan, sebagai berikut:

    Sebanyak Rp157,36 miliar akan dipinjamkan kepada PT Raharja Energi Tanjung Jabung untuk memenuhi kewajiban pembayaran Cash Call kepada PetroChina International Jabung Ltd dalam pengelolaan Blok Jabung. Maksimal Rp34,96 miliar akan dipinjamkan kepada PT Petrogas Jatim Utama Cendana untuk mendukung operasional dan pembayaran Cash Call kepada ExxonMobil Cepu Ltd. dalam pengelolaan Blok Cepu. Sisa dana akan digunakan untuk modal kerja, termasuk remunerasi karyawan, pengurus, pengawas, dan biaya operasional perseroan.

  • Listing di BEI, IPO RATU Meroket Sentuh ARA

    Listing di BEI, IPO RATU Meroket Sentuh ARA

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) resmi melakukan pencatatan saham perdana (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (8/1/2025). Pada saat pembukaan, harga saham RATU meroket 24,78% ke level Rp 1.435 per saham atau mencapai level auto rejection atas (ARA).

    RATU melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) dengan melepas 543.010.800 saham ke publik dengan harga penawaran Rp 1.150 per saham. Dengan demikian, perusahaan energi ini berhasil menghimpun dana segar dari bursa sebesar Rp 624 miliar 

    “Dengan pencatatan saham ini, kami berkomitmen meningkatkan kinerja, mengembangkan inovasi, serta memberikan kinerja terbaik bagi para pemegang saham,” ujar Direktur Utama RATU Alexandra Sinta Wahjudewanti, salam sambutannya di gedung BEI, Jakarta Selatan, Rabu (8/1/2025).

    Dia mengatakan, dana IPO akan dialokasikan untuk mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan, dengan fokus pada pendanaan (cash call) di Blok Cepu dan Blok Jabung. Alokasi dana di Blok Cepu akan digunakan untuk mendukung pengembangan dan peningkatan produksi minyak.

    Sementara itu, alokasi untuk Blok Jabung difokuskan pada pengembangan cadangan migas dan keberlanjutan operasional blok tersebut. Sebagian dana IPO juga akan digunakan untuk kebutuhan operasional perusahaan.

    Antusiasme pasar ritel terlihat sangat tinggi. Hal ini tercermin dari kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 313,15 kali dengan total 137.932 investor berpartisipasi selama periode penawaran umum pada 2-6 Januari 2025. 

    Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi IPO RATU adalah PT Henan Putihrai Sekuritas dan PT Sucor Sekuritas. 

     

  • Pemodal Ventura China Buru CEO Startup yang Gagal, Tagih Pengembalian Utang

    Pemodal Ventura China Buru CEO Startup yang Gagal, Tagih Pengembalian Utang

    Bisnis.com, JAKARTA – Bisnis startup di China dikhawatirkan dapat meredup usai para pemodal ventura memburu sejumlah pendiri startup yang gagal bersaing di pasar bisnis untuk segera melunasi utang pinjaman modal mereka.

    Melansir dari techcrunch.com, aksi penuntutan pada sejumlah pendiri startup gagal di China itu berbanding terbalik dengan sistem modal ventura di AS. 

    Pasalnya, para pemodal ventura Tiongkok mencoba menarik kembali investasi mereka yang gagal dengan menuntut aset pribadi pendiri startup.

    “Karena ekonomi China mandek, modal ventura negara itu memberlakukan klausul penebusan yang tertulis dalam ketentuan pendanaan yang sebelumnya jarang diberlakukan,” demikian laporan Techcrunch.com, dikutip Rabu (8/1/2025).

    Laporan Financial Times menyebut pemodal ventura China juga memiliki klausul yang membuat sejumlah pendiri startup dengan portofolio kredit merah tidak dapat memesan hotel bahkan pesawat untuk meninggalkan China.

    Lebih lanjut, tren tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang ekosistem startup Tiongkok yang akan rusak parah, karena hal ini sangat menghambat para pendiri untuk mengumpulkan modal. 

    Terlebih, bisnis Startup Tiongkok yang bergejolak di tengah tindakan keras pemerintah terhadap teknologi dan hubungan AS-Tiongkok yang tegang makin membuat pasarnya kian redup.

    Sementara itu, Axios melaporkan startup China hanya mengumpulkan US$26 miliar pada 2024, turun 82% dibandingkan dengan puncaknya pada 202 atau melorot 50% per tahun selama 1 dekade terakhir.

    Sebelumnya, sejumlah eksekutif mengatakan startup di China gagal memenuhi target exit lewat pencatatan saham di pasar modal. Menurut kebijakan yang berlaku di dunia, jika target IPO tidak tercapai, maka modal ventura dapat meminta kembali dana yang mereka investasikan. 

    Mitra di Firma Hukum Hylands Huang Jiri mengatakan pasar IPO sedang melesu imbas penurunan sumber modal akibat krisis properti. Kondisi ini memberi efek berganda termasuk kepada para startup. 

  • Daftar Produk Virtual yang Masih Tersedia di Bukalapak, Sayonara E-Commerce BUKA

    Daftar Produk Virtual yang Masih Tersedia di Bukalapak, Sayonara E-Commerce BUKA

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) atau Bukalapak resmi menutup layanan e-commerce pada Selasa (7/1/2025) dan bertransformasi dari berjualan produk fisik menjadi berjualan produk virtual saja. Berikut sejumlah produk virtual yang masih dapat ditransaksi di platform berwarna merah itu. 

    Bukalapak menyampaikan bahwa perusahaan telah bertransformasi. Perubahan bisnis ini akan berdampak pada usaha Pelapak. Bukalapak berkomitmen agar proses transisi berjalan dengan halus dan tak mengganggu mereka. 

    Dalam masa transisi ini, Bukalapak telah menyiapkan skeman pengembalian saldo dan dana, pengunduhan data transaksi dan riwayat penjualan untuk pelapak dan pembeli. 

    Untuk Pembeli, ke depannya hanya dapat melakukan transaksi Produk Virtual saja seperti: 

    -Pulsa Prabayar, 

    -Paket Data, 

    -Token Listrik, 

    -Listrik Pascabayar, 

    -Prakerja, 

    -Bukasend, 

    -Angsuran Kredit, 

    -BPJS Kesehatan, 

    -Air PDAM, 

    -Telkom, 

    -Pulsa Pascabayar, 

    -TV Kabel & Internet, 

    -Pajak PBB dan Penerimaan Negara. 

    -Voucher Streaming, 

    -Bayar Denda Tilang, 

    -Bayar PPh Final, 

    -Bayar PPN, 

    -Bayar PPh 21, 

    -Bayar SBN, 

    -Bayar Bea, 

    -PJS Ketenagakerjaan, 

    -BMoney, 

    -dan Voucher Digital Emas.

    Pada 3 Desember 2024, BUKA menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), untuk meminta restu perubahan rencana penggunaan dana IPO dan pengunduran diri Teddy Oetomo. 

    Dalam pengumuman RUPSLB, Manajemen BUKA menjelaskan dua agenda yang akan dibahas dalam RUPSLB. Pertama, perubahan susunan anggota direksi perseroan. Agenda itu digelar menyusul pengunduran diri Teddy Oetomo dari kursi Direktur Bukalapak.com.

    “Maka perseroan mengusulkan persetujuan penerimaan permohonan pengunduran diri tersebut kepada para pemegang saham, efektif sejak penutupan rapat ini,” tulisnya dikutip Selasa (3/12/2024).

    Dengan pengunduran diri tersebut, susunan Direksi BUKA akan berubah. Direksi Bukalapak.com kini hanya diisi oleh tiga orang, yaitu Willix Halim sebagai Direktur Utama, serta Natalia Firmansyah dan Victor Putra Lesmana sebagai Direktur.

    Agenda RUPSLB Bukalapak yang kedua ialah perubahan atas penggunaan dana hasil initial public offering (IPO), yang sebelumnya telah disetujui oleh pemegang saham dalam RUPSLB yang dilaksanakan pada 23 Desember 2021.

    “Menurut pertimbangan perseroan, perubahan tersebut perlu dilakukan sebagai akibat dari dinamika yang terjadi dalam perseroan dan kebutuhan untuk menyesuaikan dengan kondisi bisnis BUKA saat ini,” tulis Manajemen BUKA.