NGO: IPO

  • BEI Tunggu Klarifikasi Bukalapak soal Penutupan Marketplace

    BEI Tunggu Klarifikasi Bukalapak soal Penutupan Marketplace

    Jakarta

    PT Bukalapak Tbk (BUKA) mengumumkan akan menyetop layanan penjualan untuk semua produk fisik di marketplace. Nantinya platform ini akan fokus pada penjualan produk virtual seperti token listrik, pulsa, paket data, dan lain sebagainya.

    Menanggapi hal tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menanti konfirmasi pihak BUKA terkait penutupan layanan marketplace. Hingga saat ini, ia mengaku tengah memonitoring saham BUKA.

    “Mudah-mudahan hari ini ada keterbukaan informasi dari mereka untuk mengklarifikasi yang ditutup itu apanya. Jadi bukan e-commerce dalam konteks bisnisnya semua ditutup, enggak. Nanti akan ada produk yang akan ditutup di e-commerce itu. Karena e-commerce itu kan menjual produk fisik dan non-fisik,” kata Nyoman kepada wartawan di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (9/1/2025).

    Ia mengatakan, BUKA hanya menutup produk e-commerce fisik. Sementara e-commerce untuk produk non-fisik hingga saat ini masih terus berjalan.

    “E-commerce-nya benar memberikan kontribusi more than 50%. Dan e-commerce-nya masih akan berjalan. Dan kita juga tanyakan mengenai relevansi dana yang dihimpun. Karena tujuannya kan ada untuk pengembangan e-commerce,” jelasnya.

    Ia menilai, langkah yang dilakukan BUKA untuk melakukan efisiensi untuk melihat peluang profitabilitas yang lebih tinggi. Nyoman menegaskan, penutupan layanan yang dilakukan hanya pada salah satu komponen bisnisnya.

    “Jadi teman-teman kita juga sampai pada monitoring atas ini apakah perubahan bisnis atau tidak. Tapi kan kita dengerin dulu dan kita sudah melakukan permintaan penjelasan. Dan kita sudah ketemu kemarin hearing bahwa e-commerce-nya masih ada,” tutupnya.

    Selain itu, tercatat sebanyak Rp 8,7 triliun dari total dana IPO BUKA yang memgendap dalam bentuk surat utang atau obligasi. Adapun total dana IPO BUKA sendiri diketahui sebesar Rp 21,3 triliun.

    Mengutip dari Keterbukaan Informasi BUKA di Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan baru menggunakan dana IPO sebanyak Rp 11,94 triliun. Sementara saat ini, diketahui ada sebanyak Rp 9,82 triliun dana IPO per Juni 2024. Adapun mayoritas dana yang terisa atau sekitar Rp 8,7 triliun mengendap di obligasi.

    Diketahui sebelumnya, Bukalapak mengumumkan akan menyetop layanan penjualan untuk semua produk fisik di marketplace. Nantinya platform ini akan fokus pada penjualan produk virtual seperti token listrik, pulsa, paket data, dan lain sebagainya.

    “Kami ingin menginformasikan bahwa Bukalapak akan menjalani transformasi dalam upaya untuk meningkatkan fokus pada Produk Virtual. Sebagai bagian dari langkah strategis ini, kami akan menghentikan operasional penjualan Produk Fisik di Marketplace Bukalapak,” dikutip dari keterangan Bukalapak dalam blog resminya, Selasa (7/1/2025).

    Bukalapak menyadari penutupan layanan penjualan produk fisik ini akan berdampak pada usaha para pelapak. Karena itu, perusahaan berkomitmen untuk membuat proses transisi ini berjalan sebaik mungkin.

    Dalam hal ini pedagang di Bukalapak masih dapat mengunggah produk fisik baru hingga Kamis 1 Februari 2025. Selanjutnya, pada 9 Februari 2025 pukul 23:59 WIB akan menjadi waktu terakhir bagi pembeli dapat membuat pesanan untuk sejumlah kategori produk.

    “Kami menyarankan kepada Pelapak untuk menyelesaikan pengelolaan pesanan yang masuk sebelum tanggal akhir operasional Marketplace untuk menghindari pembatalan otomatis pesanan yang belum terpenuhi,” terang Bukalapak.

    Sedangkan untuk semua pesanan yang belum diproses hingga 2 Maret 2025 pukul 23:59 WIB akan dibatalkan secara otomatis oleh sistem. Dana dari pesanan yang dibatalkan akan dikembalikan kepada pembeli melalui BukaDompet.

    (rrd/rrd)

  • Resmi Melantai di BEI, Emiten Tepung Roti BRRC Bidik Program MBG

    Resmi Melantai di BEI, Emiten Tepung Roti BRRC Bidik Program MBG

    Jakarta

    PT Raja Roti Cemerlang Tbk (BRRC) yang bergerak di bidang produksi tepung roti (breadcrumbs) secara resmi mencatatkan saham perdananya atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan harga saham per lembar Rp 210.

    Pada debut perdananya, saham BRRC dibuka menguat 24,76% ke level Rp 244 per lembar pada 09.03 WIB. Volume saham yang diperdagangkan tercatat 55,32 juta dengan nilai transaksinya Rp 14,31 miliar.

    Sementara frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 3.740 kali. Adapun kapitalisasi pasar Raja Roti Cemerlang pagi ini senilai Rp 237,05 miliar.

    Direktur Utama BRRC, Ari Sudarsono mengaku optimis IPO dapat membawa kinerja perseroan semakin meningkatkan. Pasalnya, olahan berbahan tepung menjadi salah satu makanan yang banyak diminati publik.

    Di samping itu, ia meyakini potensi pasar tersebut jauh lebih besar mengingat masih banyak peluang yang belum digarap, ditambah dengan adanya program pemerintah yakni Makan Bergizi Gratis (MBG). Ari meyakini program tersebut, penjualan breadcrumbs diperkirakan akan meningkat hingga lima kali lipat.

    Pasalnya produk tepung roti atau tepung panir merupakan bahan baku untuk membuat layering atas produk-produk seperti nugget, chicken katsu, kroket, risol, dan sejenisnya yang menjadi menu program makan bergizi gratis.
    “Dengan jumlah dan kapasitas pabrik yang kami miliki, kami yakin dapat berkontribusi mensukseskan program makan bergizi gratis. Dan setelah IPO, kami juga akan ekspansi pabrik ke beberapa kota besar Indonesia,” kata Ari dalam sambutannya di Main Hall BEI, Kamis (9/1/2025).

    Adapun melalui IPO ini perusahaan memperoleh dana sebesar Rp61,215 miliar yang 100 persen digunakan untuk modal kerja yang mencakup peningkatan persediaan bahan baku dan biaya operasional untuk mendukung pertumbuhan penjualan produk.

    Saham yang akan dilepas sebanyak-banyaknya 291.500.000 (30,01%) saham dan yang menjadi penjamin pelaksana emisi efek NH Korindo Sekuritas. Bersamaan dengan IPO, BRRC juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 145.750.000 waran seri I secara cuma-cuma bagi pemegang saham baru.

    Artinya, investor dua saham baru bakal memperoleh satu waran seri I. Ini berarti setiap pemegang waran memiliki hak untuk menebus 1 saham perseroan di Rp 210. Sehingga total pelaksanaan waran seri I bakal meraup dana maksimal Rp 30,60 miliar. Dan keseluruhannya digunakan untuk modal kerja.

    Lihat juga video: Menkeu Sri Mulyani Resmi Buka Perdagangan BEI 2025

    (rrd/rrd)

  • Resmi Mejeng di Bursa, Saham Emiten EBT Terbang Tinggi

    Resmi Mejeng di Bursa, Saham Emiten EBT Terbang Tinggi

    Jakarta

    PT Hero Global Investment Tbk yakni (HGII) emiten sektor energi baru terbarukan (EBT) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Kamis (9/1/2025). Emiten EBT ini menetapkan harga IPO sebesar Rp 200 per saham.

    Di hari pertama melantai di Bursa, saham HGII langsung melesat 66 poin atau naik hingga 33%. Harga saham HGII berada di level 266 per lembarnya pukul 9.09 WIB.

    Presiden Direktur PT Hero Global Investment Tbk, Robin Sunyoto menjelaskan, dana IPO akan digunakan untuk ekspansi pembangkit EBT. HGI menargetkan untuk mengelola pembangkit EBT dengan total kapasitas 100 MW pada 2031.

    “Dana IPO HGII sebesar Rp 260 miliar akan digunakan untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas 25 megawatt (MW) dan pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) kapasitas 10 MW yang keduanya berlokasi di Sumatera Utara,” kata Robin.

    Dia menjelaskan, PLTA 25 MW diestimasi mulai konstruksi tahun 2025, sedangkan PLTM 10 MW diestimasi mulai konstruksi tahun 2026. Kedua pembangkit hidro tersebut ditargetkan dapat beroperasi secara komersial pada 2028.

    Secara keseluruhan HGII akan membangun pembangkit hidro dengan total kapasitas 58 MW dan pembangkit EBT jenis lainnya yaitu biomassa (8 MW), biogas (6 MW), dan surya (10 MW) dalam 6 tahun ke depan. Tujuannya untuk memperkuat posisi perusahaan dalam pengembangan energi bersih di Indonesia.

    Adapun Hero Global Investment melepas 1.300.000.000 lembar saham biasa atau 20% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO total 6.500.000.000 saham. Penjamin pelaksana emisi efek IPO HGII adalah PT OCBC Sekuritas Indonesia dengan porsi penjaminan 86,82% dan PT UOB Kay Hian Sekuritas 13,18%.

    Hero Global Investment merupakan perusahaan induk yang telah berdiri sejak 2010. Sebagai perusahaan swasta nasional yang berkembang pesat di sektor energi terbarukan di Indonesia, HGII telah memiliki dan mengoperasikan PLTM Parmonangan-1 kapasitas 9 MW dan PLTM Parmonangan-2 kapasitas 10 MW.

    Kedua PLTM ini berlokasi di Desa Manalu Dolok, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. HGII juga turut berinvestasi dengan saham minoritas pada Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Ujung Batu kapasitas 3 MW yang berlokasi di Provinsi Riau.

    Dari sisi kinerja keuangan, HGII berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih pada Januari-Juni 2024. Laba bersih Perseroan per 30 Juni 2024 sebesar Rp 26,3 miliar naik 22,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 21,5 miliar.

    Ekuitas HGII per 30 Juni 2024 sebesar Rp 469,57 miliar tumbuh 3,6% (year-on-year/yoy). Sementara aset HGII sebesar Rp 727,9 miliar.

    (acd/ily)

  • Bukalapak Masih Simpan Dana IPO Triliunan meski Operasional yang Berhenti Bikin Investor Merugi

    Bukalapak Masih Simpan Dana IPO Triliunan meski Operasional yang Berhenti Bikin Investor Merugi

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Bukalapak Tbk (BUKA) memutuskan untuk menghentikan operasional penjualan produk fisik di marketplace, yang selama ini menjadi salah satu sumber utama pendapatannya. Keputusan ini diambil seiring dengan kinerja keuangan perusahaan yang terus mencatatkan kerugian.

    Dalam sembilan bulan pertama 2024, Bukalapak melaporkan kerugian sebesar Rp 597,35 miliar. Angka ini mengikuti kerugian pada tahun sebelumnya, yaitu Rp 1,36 triliun pada 2023.

    Kondisi saham Bukalapak pun mengalami penurunan signifikan. Saham BUKA, yang saat penawaran umum perdana (IPO) pada Juli 2021 ditawarkan di harga Rp 850 per lembar, kini hanya bernilai Rp 116.

    Sebagai gambaran, jika seorang investor ritel membeli 100 lot saham BUKA pada harga IPO dengan total investasi Rp 8,5 juta, nilai investasi tersebut kini hanya tersisa sekitar Rp 1,36 juta, atau turun sebesar 86,35%.

    Selain penurunan harga saham, investor yang memegang saham BUKA sejak IPO juga belum pernah mendapatkan dividen. Hal ini wajar, mengingat perusahaan e-commerce ini lebih sering mencatatkan kerugian dibanding keuntungan sejak melantai di bursa.

    Pada tahun pertama Bukalapak sebagai perusahaan publik, BUKA melaporkan kerugian tahun berjalan sebesar Rp 1,67 triliun, meningkat dari kerugian Rp 1,35 triliun pada tahun sebelumnya.

    Meski sempat mencatatkan laba sebesar Rp 1,98 triliun pada tahun buku 2022, BUKA kembali mencatat kerugian Rp 1,36 triliun di tahun berikutnya dan Rp 597,35 miliar selama sembilan bulan pertama 2024.

    Dana IPO Masih Tersisa
    Manajemen Bukalapak melaporkan bahwa hingga 30 Juni 2024, perusahaan masih memiliki sisa dana IPO sebesar Rp 9,83 triliun. Jumlah ini setara dengan 44,87% dari total dana IPO sebesar Rp 21,9 triliun.

    Saat IPO pada Juli 2021, Bukalapak menawarkan 25,76 miliar saham atau setara dengan 25% total saham perusahaan dengan harga Rp 850 per saham. Dari IPO ini, Bukalapak berhasil menghimpun dana Rp 21,9 triliun, dengan dana bersih sebesar Rp 21,32 triliun setelah dikurangi biaya penawaran sebesar Rp 574,85 miliar.

    Dana tersebut direncanakan dialokasikan untuk tiga tujuan utama, yakni sekitar Rp 7 triliun untuk modal kerja, Rp 7 triliun untuk suntikan modal anak usaha, dan Rp 7 triliun lainnya untuk pengembangan usaha. 

    Hingga saat ini, saat operasional Bukalapak (BUKA) gulung tikar, perusahaan telah menggunakan Rp 6,4 triliun untuk modal kerja dan Rp 3,89 triliun untuk pengembangan usaha. Namun, alokasi modal kerja untuk anak usaha baru terealisasi sebesar Rp 1,19 triliun dari total rencana Rp 7 triliun.

  • Bukalapak tutup layanan marketplace, persaingan usaha atau..

    Bukalapak tutup layanan marketplace, persaingan usaha atau..

    Logo Bukalapak. Foto: Istimewa

    Bukalapak tutup layanan marketplace, persaingan usaha atau..
    Dalam Negeri   
    Editor: Nandang Karyadi   
    Rabu, 08 Januari 2025 – 18:06 WIB

    Elshinta.com – Salah satu e-commerce di Indonesia, Bukalapak resmi menutup layanan marketplace pada, Selasa (7/1/2025). Penjualan produk fisik seperti barang elektronik, gadget, busana, dan sebagainya diganti dengan hanya menjual produk virtual seperti pulsa prabayar, token listrik, dan sebagainya. Hal ini disampaikan manajamen Bukalapak melalui blog resminya.

    “E-Commerce di Indonesia masih cukup kuat, terlepas dari Bukalapak yang menutup layanannya di bidang marketplace, ” ungkap Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda dalam wawancara di Radio Elshinta, Rabu (8/1/2025).

    “Ini adalah buah dari persaingan yang ketat. Bisa dilihat beberapa tahun terakhir mereka tidak bisa bersaing dengan E-Commerce lainnya dalam hal menyediakan lapak bagi penjual. Statement Bukalapak dalam beberapa tahun terakhir mereka fokus pada offline commerce atau mitra Bukalapak. Hal ini saya lihat menjadi tanda Bukalapak tidak bisa bertahan di tengah persaingan E-Commerce di Indonesia yang ketat, ” tambah Nailul Huda.

    Nailul juga menjelaskan, di dalam persaingan E-Commerce, Bukalapak seperti ‘hidup segan menutup pun tak mau’. Seakan mereka menjadi zombie, mereka ada tapi tidak digunakan. Yang mengakibatkan penjual malas berdagang di Bukalapak. Karena mereka tidak mendapat insentif.

    “Sementara pelanggan membutuhkan harga yang bersaing, butuh promo dan lain sebagainya, hingga menyebabkan Bukalapak semakin sepi dan kalah bersaing dengan E-Commerce lain,” kata Nailul memberikan catatan.

    Sebelum Bukalapak, pada tahun 2023 E-Commerce JD.ID pun menutup layanannya di Indonesia. Menurut Nailul, apa yang terjadi pada Bukalapak mirip dengan apa yang dialami JD.ID.

    “Mereka kekurangan pendanaan juga. Ketika itu JD.ID menyasar luxury consumer dengan tagline “Pasti Original”. Namun di platform lain juga menyediakan fitur untuk memastikan barang original. Sehingga dua E-Commerce itu tidak mampu bersaing dalam inovasi dan tidak bakar duit, ” jelas Nailul.

    Bukalapak yang menutup layanan marketplace, bisa menjadi peringatan untuk E-Commerce lainnya.

    “Namun bagi E-Commerce yang sekarang berada paling atas seperti Shopee dan Tokopedia kondisi ini justru menguntungkan bagi mereka karena kompetitor berkurang. Dan mereka bisa lebih menonjolkan diri sebagai E-Commerce yang sedang diminati. Tetapi ini perlu diwaspadai E-Commerce lain dan harus memicu mereka untuk terus berinovasi,” papar Nailul Huda.

    Bukalapak merupakan salah satu E-Commerce atau perusahaan perdagangan elektronik di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada 2010 oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Muhamad Fajrin Rasyid sebagai lokapasar untuk memfasilitasi para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

    Bukalapak pernah menjadi salah satu E-Commerce  terbesar di Indonesia dan masuk ke dalam jajaran startup unicorn. Penawaran umum perdana (IPO) pertamanya di Bursa Efek Indonesia pada 2021 menjadi yang terbesar sepanjang sejarah pasar modal Indonesia, yakni sebesar USD 1,5 miliar.

     

    Penulis: Dwi Iswanto/Ter

    Sumber : Radio Elshinta

  • Bukalapak Tutup Lapak, Manajemen Bakal Temui Airlangga

    Bukalapak Tutup Lapak, Manajemen Bakal Temui Airlangga

    Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten teknologi e-commerce PT Bukalapak.com Tbk telah mengumumkan penghentian operasional penjualan produk fisik di marketplace. Pihak manajemen akan mengungkapkan alasan aksi korporasi tersebut ke pemerintah pekan depan di Kantor Kemenko Perekonomian.

    “Dia (manajemen) mau laporan, saya mau dengar dulu. Mungkin minggu depan (pertemuan),” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di kantornya, Jakarta, Rabu (8/1/2025).

    Sebagaimana diketahui, sejumlah produk fisik yang ditutup e-commerce itu di antaranya aksesori rumah, elektronik, evoucher, fashion, food, games, handphone, perawatan dan kecantikan, hingga perlengkapan bayi serta rumah tangga.

    Pembeli bisa memesan semua barang tersebut hingga 9 Februari 2025 pukul 23:59 WIB mendatang.

    Bukalapak menjelaskan fokusnya beralih untuk transaksi produk virtual, seperti pembelian pulsa prabayar dan pascabayar, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, paket data, token listrik, dan TV kabel serta internet.

    “Kami ingin menginformasikan bahwa Bukalapak akan menjalani transformasi dalam upaya untuk meningkatkan fokus pada Produk Virtual. Sebagai bagian dari langkah strategis ini, kami akan menghentikan operasional penjualan Produk Fisik di Marketplace Bukalapak,” tulis Bukalapak dalam blog resminya, dikutip Rabu (8/1/2025).

    Dalam unggahan itu, Bukalapak mengatakan perubahan akan berdampak pada usaha para penjual. Jadi perusahaan telah menyiapkan panduan untuk saldo dan pengembalian dana serta pengunduhan data, transaksi dan riwayat penjualan bagi pelapak di blog tersebut.

    Bukalapak juga memberikan catatan penambahan produk baru tidak bisa dilakukan lagi mulai awal Februari mendatang. Setelah tanggal 1 Februari 2025, penjual tidak bisa lagi menambah produk baru.

    Pihak Bukalapak menyarankan pelapak bisa menyelesaikan pengelolaan pesanan sebelum tanggal akhir operasional marketplace. Jadi menghindari pembatalan otomatis pesanan.

    Pesanan yang tidak diproses hingga 2 Maret 2025 pukul 23:59 WIB akan dibatalkan secara otomatis. Uang akan dikembalikan melalui Buka Dompet.

    Seusai aksi korporasi itu, Saham emiten teknologi e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) terpantau ambruk nyaris 5% di perdagangan sesi II Rabu (8/1/2025), setelah perseroan berencana menutup bisnis marketplace dan berupaya untuk beralih ke produk virtual.

    Per pukul 14:28 WIB, saham BUKA ambruk 4,92% ke posisi Rp 116/saham. Dalam sepekan terakhir, saham BUKA sudah ambruk hingga 7,2%. Sedangkan sebulan terakhir ambles 5,69%. Adapun sejak IPO, saham BUKA anjlok hingga 86,35%.

    Saham BUKA pada sesi II hari ini sudah ditransaksikan sebanyak 118 kali dengan volume sebesar 4,23 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 49,73 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 11,96 triliun.

    Dari orderbook-nya, di kolom bid atau beli, pada harga Rp 115/saham menjadi yang paling banyak antrean belinya pada sesi II hari ini yakni mencapai 223.954 lot atau sekitar Rp 2,6 miliar.

    Sedangkan di kolom offer atau jual, pada harga Rp 125/saham, menjadi yang paling banyak antrean jual pada sesi II hari ini yakni mencapai 297.942 lot atau sekitar Rp 3,7 miliar.

    (dce)

  • Alasan Banyak Perusahaan Dual Listing di Pasar Modal Hong Kong

    Alasan Banyak Perusahaan Dual Listing di Pasar Modal Hong Kong

    Jakarta, Beritasatu.com – Pasar modal Hong Kong dinilai sebagai tempat yang menarik dan menguntungkan bagi perusahaan untuk menghimpun dana melalui initial public offering (IPO) dan melakukan dual listing atau pencatatan saham di lebih dari satu bursa efek. 

    Financial Secretary Hong Kong Paul Chan Mo-po menyampaikan, posisi geografis Hong Kong yang strategis di dekat daratan Tiongkok, serta kedalaman pasar sahamnya, memberikan peluang besar bagi perusahaan di seluruh dunia, termasuk perusahaan Indonesia.

    “Perusahaan Indonesia yang tercatat di bursa saham Hong Kong dapat memanfaatkan modal internasional dan domestik,” ujar Paul Chan dalam simposium “Think Business: Think Hong Kong” di Jakarta, dilansir dari South China Morning Post, Rabu (8/1/2025).

    Associate Director-General of Investment Promotions InvestHK Charles Ng dalam wawancara dengan Beritasatu.com di acara yang sama menyampaikan, Hong Kong adalah salah satu tempat IPO terkemuka di dunia dengan bursa saham yang sangat dinamis, yang menarik perusahaan dari seluruh dunia untuk mencatatkan sahamnya atau melakukan dual listing.  

    Mengapa bursa Hong Kong begitu penting? Charles menyampaikan, Hong Kong, dengan sistem “one country two systems”, adalah bagian dari Tiongkok, tetapi memiliki dua sistem yang berbeda. Hal ini menjadikan Hong Kong satu-satunya kota di dunia di mana peluang dari Tiongkok dan dunia bertemu dan terintegrasi.

    “Ini adalah poin yang sangat penting karena tidak ada kota lain yang menawarkan keunggulan ini,” kata Charles Ng.

    Charles menambahkan, Hong Kong memiliki pengaturan khusus dengan Tiongkok daratan. Sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia berdasarkan PDB, Tiongkok sedang menuju untuk melampaui AS dalam beberapa tahun mendatang, dan dalam hal purchasing power parity (paritas daya beli), Tiongkok sudah melampaui AS. Dengan ekonomi yang sangat besar ini, banyak investor institusional dari Tiongkok daratan yang, berkat sistem one country two systems, dapat berinvestasi di Hong Kong melalui bursa saham dan platform lainnya.

    “Hong Kong dikenal sebagai pusat penggalangan modal bisnis nomor satu di Asia. Kota ini memiliki ekosistem yang kuat, termasuk ekuitas swasta, individu berpenghasilan tinggi, dan kantor keluarga (family offices). Sumber dana di sini sangat beragam, tidak hanya dari investor institusional, tetapi juga dari investor swasta,” ungkapnya.

    Associate Director – General of Investment Promotions InvestHK Charles NG – (Beritasatu.com/Herman)

    Dikatakan Charles, lebih dari 60% investasi berasal dari luar negeri, bukan hanya dari Hong Kong sendiri. Bagi perusahaan Indonesia, Hong Kong menawarkan akses ke dana investasi Tiongkok sekaligus dari seluruh dunia.

    Selain potensi menghimpun dana melalui IPO atau dual listing, Charles menyampaikan Hong Kong juga menjadi tempat investasi yang menjanjikan. 

    Sebagai pusat keuangan internasional dan rantai pasokan Asia, Hong Kong menawarkan peluang signifikan bagi bisnis Indonesia yang ingin berekspansi ke Tiongkok daratan dan pasar Asia yang lebih luas.

    “Sebagai pusat wealth management global, banyak transaksi dan arus uang yang masuk melalui Hong Kong. Selain itu, tidak ada pembatasan terhadap aliran modal, barang, atau pergerakan orang. Hal ini menjadikan Hong Kong sebagai kota dengan kondisi unik yang tidak ditawarkan oleh kota lain di dunia,” kata Charles Ng.

  • Saham Bukalapak Anjlok Nyaris 5 Persen Usai Umumkan Tutup Marketplace

    Saham Bukalapak Anjlok Nyaris 5 Persen Usai Umumkan Tutup Marketplace

    Jakarta, CNN Indonesia

    Harga saham Bukalapak anjlok nyaris 5 persen pada perdagangan siang ini, Rabu (8/1) usai mengumumkan tutup bisnis marketplace.

    Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, saham emiten berkode BUKA ini jatuh 4,92 persen ke level Rp116 per lembar pada pukul 15.00 WIB.

    Saham BUKA ditutup di harga Rp122 per lembar pada perdagangan kemarin. Hari ini harga sahamnya bergejolak jatuh dan sempat berada di titik terendah Rp113 per lembar.

    Perusahaan ini melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Agustus 2021, dengan harga IPO Rp850 per saham.

    Bukalapak resmi menutup layanan marketplace mulai hari ini, Selasa (7/1). Pengumuman itu disampaikan dalam blog resminya.

    Perusahaan menyetop penjualan produk fisik seperti handphone, produk fesyen, peralatan rumah tangga, makanan dan lainnya. Namun, pembeli masih bisa berbelanja hingga 9 Februari 2025.

    Bukalapak menyatakan penutupan marketplace ini merupakan upaya transformasi untuk fokus pada produk virtual seperti token listrik, pulsa, iuran BPJS Kesehatan hingga pajak.

    “Kami ingin menginformasikan bahwa Bukalapak akan menjalani transformasi dalam upaya untuk meningkatkan fokus pada Produk Virtual. Sebagai bagian dari langkah strategis ini, kami akan menghentikan operasional penjualan Produk Fisik di Marketplace Bukalapak,” tulis Bukalapak.

    Bukalapak menyadari penutupan marketplace ini akan berdampak pada usaha para pedagang. Karena itu, perusahaan berkomitmen untuk membuat proses transisi ini berjalan sebaik mungkin.

    Pedagang di Bukalapak masih dapat mengunggah produk baru hingga Kamis, 9 Februari 2025 pukul 23.59 WIB untuk produk fisik di Bukalapak. Namun per 1 Februari 2025, Bukalapak akan menonaktifkan fitur untuk menambahkan produk baru dalam etalase.

    “Mulai 1 Februari 2025, fitur untuk menambahkan produk baru akan dinonaktifkan. Pelapak tidak dapat menambah produk baru setelah periode ini,” bunyi pengumuman itu.

    Semua pesanan yang belum diproses hingga 2 Maret pukul 23:59 WIB akan dibatalkan secara otomatis oleh sistem. Dana dari pesanan yang dibatalkan akan dikembalikan kepada pembeli melalui BukaDompet.

    Terkait uang penjual, Bukalapak akan melakukan pengembalian dana otomatis.

    “Semua pesanan yang belum diproses hingga 2 Maret 2025 pukul 23:59 WIB akan dibatalkan secara otomatis oleh sistem. Dana dari pesanan yang dibatalkan akan dikembalikan kepada pembeli melalui BukaDompet,” pungkas Bukalapak.

    Setelah layanan marketplace ditutup, pembeli ke depannya hanya dapat melakukan transaksi produk virtual.

    Produk virtual yang dijual Bukalapak nantinya:

    – Pulsa Prabayar
    – Paket Data
    – Token Listrik
    – Listrik Pascabayar
    – Prakerja
    – Bukasend
    – Angsuran Kredit
    – BPJS Kesehatan
    – Air PDAM
    – Telkom
    – Pulsa Pascabayar
    – TV Kabel & Internet.

    (pta/sfr)

  • Bos Krakatau Steel Bicara Peta Industri Baja Nasional dari Soekarno hingga Prabowo

    Bos Krakatau Steel Bicara Peta Industri Baja Nasional dari Soekarno hingga Prabowo

    Bisnis.com, JAKARTA – Perjalanan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) dalam membangun industri baja nasional terus berlanjut guna menyambut Indonesia Emas 2024. Meski demikian, upaya tersebut masih diselimuti sejumlah tantangan.

    Direktur Utama Krakatau Steel Muhamad Akbar menuturkan bahwa pembangunan industri baja nasional sejatinya telah dimulai sejak pelaksanaan Proyek Baja Trikora yang diinisiasi Presiden Soekarno pada 1960.

    Keberlanjutan pembangunan industri baja kemudian terus berlanjut di bawah kepemimpinan Joko Widodo dan kini berlangsung di bawah Presiden Prabowo Subianto, yang menginginkan Indonesia memiliki kemandirian produksi.

    “Baja merupakan salah satu industri penggerak untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan presiden,” ujar Akbar saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia di Jakarta, Rabu (8/1/2025).

    Menurutnya, Krakatau Steel memiliki peran signifikan dalam membangun Indonesia Emas 2045. Salah satunya, perseroan dapat menjadi tulang punggung industri baja sehingga mampu mengurangi ketergantungan impor.

    Di samping itu, perseroan diyakini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dan meningkatkan surplus perdagangan melalui penurunan impor.

    Meski demikian, perseroan saat ini masih dihadapkan pada upaya restrukturisasi yang rencananya dapat rampung pada kuartal I/2025. KRAS, saat ini tercatat memiliki pokok utang dan bunga sebesar US$1,4 miliar.

    Di tengah upaya restrukturisasi, manajemen KRAS juga membuka peluang untuk membawa anak usahanya melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Langkah tersebut sejalan dengan rencana penggalangan dana yang akan ditempuh perseroan.

    Krakatau Steel memang berencana melakukan penggalangan dana atau fundraising dengan memanfaatkan potensi pertumbuhan anak usaha secara jangka panjang.

    Sebelumnya, Akbar mengatakan, upaya perbaikan yang dilakukan Krakatau Steel Group sejatinya diarahkan untuk meningkatkan kinerja konsolidasi. Untuk itu, manajemen berpeluang mengkaji lebih lanjut rencana initial public offering (IPO) anak usaha.

    “Potensi IPO pada anak perusahaan akan kami eksplorasi dan kaji lebih lanjut guna memberikan nilai tambah bagi kinerja Krakatau Steel,” kata Akbar.

    Sementara itu, dari sisi operasional, manajemen KRAS menargetkan total penjualan baja dapat mencapai 1,7 juta ton sepanjang 2025. Target itu seiring dengan kembali beroperasinya pabrik Hot Strip Mill (HSM) I di Cilegon, Banten.

    Akbar mengatakan, dengan beroperasinya pabrik HSM I, perseroan memperkirakan adanya kenaikan pendapatan dan volume penjualan baja pada tahun depan.

    “Dengan target beroperasinya kembali Pabrik Hot Strip Mill, kami proyeksikan akan terjadi peningkatan pendapatan dan volume penjualan baja,” ucapnya.

    Dia menambahkan optimisme tersebut juga diperkuat dengan adanya kerja sama antara KRAS bersama 23 perusahaan distributor, pabrikan maupun coil centre untuk suplai produk selama kurun 2 tahun ke depan.

    “Beberapa waktu lalu kami telah menandatangani long term supply agreement dengan 23 perusahaan distributor, pabrikan, maupun coil centre untuk suplai produk baja mencapai 38.500 ton per bulan selama 1 hingga 2 tahun ke depan,” ucapnya.

    Sepanjang 2024, emiten pelat merah ini telah melaksanakan long term supply agreement sebesar 1.256.000 ton. Perinciannya, hot rolled coil mencapai 786.000 ton dan cold rolled coil sebesar 470.000 ton.

    Dari sisi kinerja, sampai dengan kuartal III/2024, Krakatau Steel membukukan pendapatan sebesar US$657,5 juta. Raihan ini ditopang oleh pendapatan produk baja senilai US$436,1 juta dan pendapatan nonbaja senilai US$221,4 juta.

    Akbar mengatakan bahwa realisasi pendapatan perseroan diikuti dengan volume penjualan sebesar 532.200 ton atau 66,3% dari total pendapatan KRAS.

    “Hingga September 2024, secara konsolidasi, perseroan juga mencatatkan laba bruto sebesar US$64,3 juta dan perseroan berhasil menurunkan biaya SGA sebesar 15% melalui program efisiensi yang secara konsisten dijalankan,” kata Akbar.

  • Tak Bisa Saingi Shopee-Tokopedia Cs, Bukalapak (BUKA) Kurang Bakar Uang?

    Tak Bisa Saingi Shopee-Tokopedia Cs, Bukalapak (BUKA) Kurang Bakar Uang?

    Bisnis.com, JAKARTA — Strategi ‘bakar uang’ dinilai masih menjadi andalan yang dilakukan platform perdagangan elektronik (e-commerce) untuk menarik minat pasar. Lantas, bagaimana dengan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA)?

    Perlu diketahui, Bukalapak resmi mengumumkan bakal menghentikan operasional penjualan produk fisik di marketplace. Hal ini dilakukan karena perusahaan ingin fokus pada produk virtual seperti pulsa prabayar, paket data, token listrik, hingga voucher digital emas.

    Direktur Ekonomi Digital dan Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan bahwa aksi bakar uang dinilai masih menjadi “bensin” pemain e-commerce seperti Shopee—Tokopedia Cs untuk bersaing dan mempertahankan posisi, serta merebut pasar.

    “Apa yang terjadi di Bukalapak, semakin mengindikasikan inovasi dan bakar uang yang dilakukan oleh e-commerce, hampir di semua industri digital, itu bisa menjadi alat bertahan,” kata Huda kepada Bisnis, Rabu (8/1/2025).

    Menurut Huda, pascaemiten bersandi saham BUKA itu melantai di Bursa alias Initial Public Offering (IPO), perusahaan tidak mendapatkan pendanaan segar. Kondisi ini berbeda dengan pesaingnya, Tokopedia yang setelah IPO dengan Gojek mendapatkan suntikan dana dari Bytedance.

    Bukalapak, kata Huda, lebih fokus terhadap pengembangan mitra bukalapak dalam beberapa tahun terakhir. “Mereka akhirnya memilih menutup layanan e-commerce-nya,” tuturnya.

    Untuk itu, Huda mengaku tidak heran jika aksi bakar uang di industri ini masih tetap melaju dan menjadi andalan. “Saya melihat era bakar uang masih ada dan memang masih menjadi andalan untuk bersaing,” tuturnya.

    Huda menuturkan bahwa peta persaingan e-commerce di Indonesia sejatinya sudah terbagi menjadi tiga layer besar dengan jarak yang cukup jauh.

    Di mana, layer pertama diisi oleh pemain top 2, seperti Shopee dan Tokopedia-TikTok. Menurut Huda, aksi merger Tokopedia dengan TikTok membuat persaingan di industri e-commerce cukup sengit dengan Shopee. Keduanya pun dinilai masih cukup kuat untuk membakar uang.

    Kemudian, layer kedua merupakan platform tengah (middle platform) seperti Blibli, Lazada, dan Bukalapak. Namun, dengan tutupnya Bukalapak maka middle platform hanya terdiri dari Blibli dan Lazada. Sementara itu, untuk layer ketiga merupakan platform e-commerce kecil dan lokal.

    Lebih lanjut, Huda mengatakan bahwa Shopee dan Tokopedia-TikTok saat ini bersaing dalam dua hal, yakni inovasi dan bakar uang. Keduanya pun kompak melakukan inovasi dengan mengembangkan Live Shopping.

    “Tidak bisa dipungkiri, konsumen kita masih price oriented consumer. Harga menjadi daya tarik utama dalam berbelanja via digital,” ungkapnya.

    Dihubungi terpisah, Head of Media and Communications Bukalapak Dimas Bayu memastikan bahwa layanan marketplace Bukalapak masih tetap beroperasi meski perusahaan menutup layanan produk fisik.

    “Layanan marketplace Bukalapak masih tetap beroperasi,” kata Dimas dalam keterangan yang diterima Bisnis, Rabu (8/1/2025).

    Dimas mengatakan bahwa Bukalapak akan menghentikan layanan produk fisik secara bertahap hingga Februari 2025. Dengan demikian, BUKA akan berfokus pada layanan produk virtual seperti pulsa prabayar, paket data, token listrik, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, hingga voucher digital emas.

    “Ke depannya, kami hanya berfokus pada layanan produk virtual di platform marketplace kami, guna memperkuat posisi di ekosistem produk virtual dan memberikan layanan terbaik kepada pengguna di industri digital,” jelasnya.

    Dimas menyampaikan bahwa Bukalapak akan berfokus untuk terus tumbuh dan memberikan manfaat bagi pemegang saham.

    “Kami juga sedang berfokus pada pertumbuhan perseroan dan entitas anak perusahaan untuk terus tumbuh lebih baik ke depannya sehingga bisa memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan, terutama pemegang saham,” terangnya.

    Asal tahu saja, pada Selasa (7/1/2025), Bukalapak mengumumkan akan menghentikan operasional penjualan produk fisik di marketplace Bukalapak dan beralih untuk meningkatkan produk virtual.

    “Kami sepenuhnya memahami bahwa perubahan ini akan berdampak pada usaha Pelapak, dan kami berkomitmen untuk membuat proses transisi ini berjalan sebaik mungkin,” demikian yang dikutip, Rabu (8/1/2025).

    Bukalapak mengingatkan bahwa pada 9 Februari 2025 pukul 23.59 WIB akan menjadi tanggal terakhir pembeli dapat membuat pesanan untuk produk kategori aksesoris rumah, elektronik, evoucher, fesyen, makanan, games, handphone, hobi dan koleksi, tiket dan voucher, hingga perawatan dan kecantikan.

    Selanjutnya, penonaktifan pengunggahan produk baru akan dilakukan mulai 1 Februari 2025. Dalam hal ini, fitur untuk menambahkan produk baru akan dinonaktifkan. Artinya, pelapak tidak dapat menambah produk baru setelah periode ini.

    Bukalapak juga menyarankan kepada pelapak untuk menyelesaikan pengelolaan pesanan yang masuk sebelum tanggal akhir operasional marketplace untuk menghindari pembatalan otomatis pesanan yang belum terpenuhi.

    BUKA juga memastikan semua pesanan yang belum diproses hingga 2 Maret 2025 pukul 23.59 WIB akan dibatalkan secara otomatis oleh sistem. “Dana dari pesanan yang dibatalkan akan dikembalikan kepada pembeli melalui BukaDompet,” jelasnya.