NGO: IPO

  • PJHB Tancap Gas! Keel Laying Armada Baru Resmi Dimulai, Laba PJHB Diproyeksi Meroket 50 Persen

    PJHB Tancap Gas! Keel Laying Armada Baru Resmi Dimulai, Laba PJHB Diproyeksi Meroket 50 Persen

    Kedekatan geografis dan jejaring pemegang saham utama—termasuk Presiden Komisaris Hero Gozali yang berasal dari Kalimantan—memperkuat konektivitas PJHB dengan pusat kegiatan pertambangan dan energi, termasuk ekosistem bisnis milik konglomerat Prajogo Pangestu, di mana Petrosea, salah satu klien PJHB, berkiprah.

    Sektor pelayaran sendiri kini menjadi primadona baru di pasar modal Indonesia, ditopang oleh kebutuhan logistik proyek hilirisasi, peningkatan permintaan alat berat, serta booming komoditas.

    Sejak IPO pada 6 November, saham PJHB telah menunjukkan kenaikan impresif dari Rp330 menjadi Rp615. “Dengan ekspansi tiga kapal baru dan kontrak industri yang terus bertambah, kami menargetkan perusahaan dapat tumbuh lebih dari 50% pada 2026. Fundamentalnya sudah terbentuk sejak tahun ini, dan kapasitas baru akan mulai berdampak penuh tahun depan,” ujar Abie.

    “Penambahan tiga kapal sekaligus akan membawa dampak langsung ke kapasitas dan revenue PJHB. Kami ingin memastikan momentum pasca-IPO benar-benar dirasakan investor,” ujar Abie.

    Tidak banyak emiten yang mampu melakukan pembangunan armada begitu cepat setelah melantai di bursa. Eksekusi kilat PJHB ini menciptakan kepercayaan investor, visibilitas pertumbuhan pendapatan, serta ekspansi selama kurun waktu 2025–2027.

    Hal ini mendorong persepsi pasar bahwa PJHB adalah salah satu emiten pelayaran paling agresif dan terukur dalam memanfaatkan dana IPO.

    Dengan tiga kapal dibangun secara paralel, PJHB memproyeksikan peningkatan kapasitas angkut dan pendapatan signifikan mulai 2025. Kombinasi kontrak strategis, permintaan sektor industri, dan pipeline ekspansi menjadikan PJHB berada pada jalur pertumbuhan yang solid.

  • DOSS Ekspansi Regional ke Singapura Tahun Depan

    DOSS Ekspansi Regional ke Singapura Tahun Depan

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Global Sukses Digital Tbk. (DOSS) fokus memperkuat posisi regionalnya di industri kreatif dengan memperluas layanan ke Singapura pada 2026. Perusahaan baru resmi ditunjuk sebagai distributor eksklusif Snaproll untuk pasar Indonesia dan Singapura.

    Snaproll merupakan mini camera lifestyle yang sedang berkembang pesat secara global, dikenal dengan desainnya yang terinspirasi dari roll film serta hasil gambar dengan nuansa film simulation yang memberikan karakter visual khas.

    Produk ini mewakili tren baru di kalangan pengguna muda dan lifestyle market, dan kehadirannya menjadi kategori pelengkap yang memperkuat portofolio DOSS tanpa mengubah fokus utama perusahaan terhadap pengembangan ekosistem kreatif secara menyeluruh.

    “Ini sekaligus menjadi langkah awal yang memperkuat rencana ekspansi DOSS ke Singapura pada tahun 2026,” ujar CEO DOSS Tahir Matulatan dikutip Selasa (9/12/2025)

    Tahir mengatakan dengan perluasan mandat distribusi lintas negara ini, DOSS semakin mengukuhkan posisinya sebagai pemain regional yang tidak hanya mengelola ritel dan komunitas kreatif di Indonesia, tetapi juga bersiap untuk menghadirkan standar layanan dan pengalaman yang sama di pasar internasional.

    Sekadar informasi DOSS menunjukkan pertumbuhan solid pada 2025, ditandai dengan peningkatan penjualan dan laba bersih yang signifikan didorong oleh tren konten digital dan ekspansi ekosistem kreatifnya.

    Perusahaan mencatatkan penjualan Rp623,9 miliar atau tumbuh 40% year on year/YoY. Pertumbuhan tersebut membuat laba perusahaan tumbuh dua digit atau 46% YoY menjadi Rp26,5 miliar pada periode tersebut.

    Adapun DOSS melantai di Bursa Efek Indonesia Agustus 2024.

    Tahir mengatakan setelah IPO, DOSS akan tancap gas ekspansi. Sebanyak 27,4% dari dana IPO akan dimanfaatkan untuk belanja modal seperti sewa gerai dan pengembangan gerai baru. Kemudian, belanja modal juga dimanfaatkan untuk biaya ekspansi gerai lama di Ratu Plaza Mall termasuk biaya sewa seluas 3,000 meter persegi.

    “Pasca IPO dalam waktu dekat, kami ada pembangunan gerai baru. Dalam waktu dekat, akan membuka satu tempat all in one dengan luas 3.000 meter persegi. Di tempat itu kami mau semua orang mendapatkan experience produk dan layanan,” katanya dalam acara konferensi pers pencatatan perdana saham DOSS.

    Sementara sisanya, sekitar 72,6% dana dari IPO diperuntukan sebagai modal kerja kegiatan usaha utama perseroan, operasional, serta beban usaha 2024 dan 2025 di Ratu Plaza Mall, gerai baru di Banjarmasin, Semarang, Kendari dan Medan. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

  • SpaceX Disebut Incar IPO pada Akhir 2026, Valuasi Bisa Tembus Rp13 Kuadriliun

    SpaceX Disebut Incar IPO pada Akhir 2026, Valuasi Bisa Tembus Rp13 Kuadriliun

    Bisnis.com, JAKARTA — SpaceX dikabarkan tengah mempersiapkan langkah untuk menggelar penawaran umum perdana (IPO) pada paruh kedua 2026.

    Mengutip laman Reuters pada Sabtu (6/12/2025) informasi tersebut telah disampaikan kepada investor dan lembaga keuangan, menurut laporan The Information. Rencana ini mencakup kemungkinan melepas saham seluruh perusahaan, termasuk bisnis internet satelitnya, Starlink.

    Pendiri Space X, Elon Musk sebelumnya mengatakan Starlink hanya akan go public setelah pendapatannya stabil.

    SpaceX belum memberikan komentar terkait hal tersebut. Kabar ini muncul bersamaan dengan laporan SpaceX sedang memulai penjualan saham sekunder yang dapat meningkatkan valuasi perusahaan hingga US$800 miliar, atau sekitar Rp13,32 kuadriliun. Nilai tersebut dua kali lipat dari valuasi sebelumnya, US$400 miliar atau sekitar Rp6,66 kuadriliun.

    Jika valuasi ini tercapai, SpaceX akan melampaui OpenAI sebagai perusahaan privat paling bernilai di dunia. OpenAI tercatat bernilai US$500 miliar, setara Rp8,33 kuadriliun, menurut Crunchbase.

    Laporan Wall Street Journal menyebut CFO SpaceX, Bret Johnsen, telah memberi tahu investor mengenai penjualan saham sekunder tersebut dalam beberapa hari terakhir.

    Sementara itu, laporan terpisah Bloomberg menyebut harga saham orang dalam (insider shares) yang akan dijual diperkirakan sekitar US$300 per lembar, setara sekitar Rp5 juta per saham. Dengan harga tersebut, valuasi SpaceX diperkirakan mencapai US$560 miliar, atau sekitar Rp9,32 kuadriliun.

    Pada saat yang sama, industri antariksa di Amerika Serikat semakin kompetitif. SpaceX dan Blue Origin milik Jeff Bezos terus menggelontorkan dana besar untuk pengembangan roket, satelit, dan misi ke bulan, memicu babak baru perlombaan antariksa.

    Melansir laman TechCrunch pada   Sabtu (6/12/2025) valuasi besar seperti ini semakin umum di pasar privat. OpenAI saat ini bernilai sekitar US$500 miliar (Rp8.325 triliun), sementara Anthropic dilaporkan naik menjadi US$350 miliar (Rp5.827 triliun) setelah menerima investasi besar dari Microsoft dan Nvidia.

    Tren ini tampaknya menunjukkan perusahaan teknologi dapat mencapai valuasi setara perusahaan publik meskipun masih berstatus privat, karena penjualan saham sekunder tetap memberi likuiditas tanpa harus menghadapi laporan kinerja kuartalan.

    SpaceX, yang berdiri pada 2002, saat ini mendominasi bisnis peluncuran roket komersial dan mengoperasikan Starlink, layanan internet satelit yang telah memiliki lebih dari 8 juta pelanggan di seluruh dunia per November lalu.

  • Harga Saham Rp 168, RLCO Listing di BEI pada Senin 8 Desember

    Harga Saham Rp 168, RLCO Listing di BEI pada Senin 8 Desember

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) akan resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (8/12/2025). Dengan demikian, RLCO menjadi emiten ke-25 yang melantai di BEI sepanjang tahun ini.

    BEI mengumumkan bahwa harga penawaran umum perdana saham RLCO ditetapkan sebesar Rp 168 per lembar, dengan jumlah saham tercatat mencapai 3,125 miliar lembar. Nilai tersebut menempatkan kapitalisasi pasar perusahaan di kisaran Rp 525 miliar.

    Dalam proses IPO, RLCO melepas 625 juta saham atau 20% dari modal ditempatkan atau setara dengan dana penghimpunan sekitar Rp 105 miliar. Masa penawaran berlangsung pada 2-4 Desember 2025 dengan Samuel Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi.

    Struktur manajemen RLCO menarik perhatian karena dipimpin oleh generasi muda. Direktur utama sekaligus pemegang kendali, Edwin Pranata, berusia 34 tahun. Dua direktur lainnya, Witny Widjaja dan Ayu Amanda, masing-masing berusia 34 dan 35 tahun, sementara Dwiadi Prastian Hadi yang turut duduk sebagai direktur berusia 49 tahun.

    Pada jajaran komisaris, terdapat nama Jenifer Puspitasari Widjaja yang baru berusia 32 tahun. Komisaris utama RLCO dijabat Achmad Baiquni, mantan direktur utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), sedangkan posisi komisaris independen ditempati Syarifriandi Armand Saleh yang pernah menjabat managing director PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM).

    IPO RLCO menuai respons besar dari pasar. Berdasarkan data BEI, jumlah investor yang tercatat membeli saham RLCO mencapai 518.152 pihak, mencerminkan tingginya minat terhadap emiten baru ini.

    Sebelum IPO, kepemilikan saham perusahaan didominasi oleh PT Realco Omega Investama sebesar 97%, diikuti Edwin Pranata 2,9%, serta Budiono dan Edy Haryanto masing-masing 0,05%.

    Edwin Pranata, pemegang kendali sekaligus direktur utama RLCO, merupakan lulusan sarjana administrasi bisnis bidang Keuangan dari Seattle University, AS, pada 2013. Ia memiliki pengalaman panjang di bisnis sarang burung walet melalui PT Realfood Winta Asia dan jabatan sebelumnya sebagai wakil direktur RLCO periode 2014-2024.

    Realfood, merek yang berada di bawah naungan PT Realfood Winta Asia, anak usaha RLCO bermula dari pengalaman pribadi Edwin yang kesulitan mendapatkan sarang burung walet saat sakit di Amerika Serikat. Setelah kembali ke Indonesia pada 2012, ia melakukan riset intensif hingga menemukan formula produk Realfood pertama pada 2016.

    Kini RLCO berkembang dari eksportir sarang burung walet menjadi perusahaan kesehatan konsumen. Portofolionya mencakup minuman sarang burung, kaldu ayam protein tinggi, suplemen kolagen, hingga nutrisi berbasis protein untuk energi harian dan pemulihan. Produk olahan untuk pasar Tiongkok dipasarkan langsung oleh perseroan, sementara ekspor ke negara lain dilakukan anak usaha.

    Pada laporan keuangan hingga 31 Mei 2025, RLCO membukukan laba bersih Rp 12,38 miliar, melonjak 579% dibandingkan Rp 1,82 miliar pada periode sama tahun sebelumnya. Pendapatan perseroan juga meningkat menjadi Rp 231,31 miliar, naik 47,5% dari Rp 156,76 miliar pada 2024.

  • Komisi XI setujui usulan OJK naikkan batas free float ke 10-15 persen

    Komisi XI setujui usulan OJK naikkan batas free float ke 10-15 persen

    Dilaksanakan dalam waktu yang dapat memberikan kesempatan penyesuaian bagi perusahaan tercatat.

    Jakarta (ANTARA) – Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) menyetujui usulan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam rangka menaikkan batas free float untuk continuous listing obligation dari saat ini sebesar 7,5 persen menjadi minimal 10-15 persen sesuai dengan nilai kapitalisasi pasar.

    “Dilaksanakan dalam waktu yang dapat memberikan kesempatan penyesuaian bagi perusahaan tercatat,” ujar Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Dolfie Othniel Frederic Palit dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI bersama OJK dan BEI, di Jakarta, Rabu.

    Komisi XI DPR RI juga menyetujui OJK untuk menyusun kebijakan free float baru, di antaranya mencakup perhitungan jumlah saham free float pada saat pencatatan perdana hanya memperhitungkan saham yang ditawarkan kepada publik, dengan mengecualikan pemegang saham per-IPO.

    Kemudian, menyetujui usulan yang mewajibkan perusahaan tercatat baru untuk mempertahankan minimal free float saat tercatat selama satu tahun setelah tanggal pencatatan.

    Dalam Rapat Kerja ini, Komisi XI DPR RI memberikan penguatan bagi OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk melakukan pengaturan terkait regulasi free float yang mengarah pada penguatan big cap dan kebijakan free float yang diarahkan untuk meningkatkan likuiditas pasar, mencegah risiko manipulasi harga, meningkatkan transparansi dan kepercayaan investor, serta memperkuat pendalaman pasar modal.

    “Komisi XI DPR RI menyetujui upaya OJK dan BEI untuk meningkatkan free float sebagai bagian dari pendalaman pasar modal dan penguatan perekonomian nasional,” ujar Dolfie.

    Di sisi lain, Dolfie mengingatkan bahwa penyesuaian free float harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut, yaitu dirancang secara bertahap, terukur, dan diferensiatif, diiringi penguatan basis investor domestik, didukung oleh insentif dan pengawasan yang efektif, serta tetap menjaga kepentingan strategis nasional dan stabilitas sistem keuangan.

    Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar memastikan bahwa pasar modal Indonesia akan memberikan manfaat bagi perekonomian nasional, khususnya mendorong penguatan perusahaan skala menengah dan kecil.

    Kebijakan free float merupakan aturan batas jumlah saham suatu perusahaan yang tersedia untuk diperdagangkan secara bebas kepada publik.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Indonesia di Ambang Monopoli Ekonomi Digital

    Indonesia di Ambang Monopoli Ekonomi Digital

    Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia di Ambang Monopoli Ekonomi Digital Muhammad Rifky Wicaksono Dua setengah dekade lalu, Malcolm Gladwell mempopulerkan teori ‘tipping point’, yaitu momen ketika perubahan kecil memicu dampak besar dan sering kali tidak dapat diubah dalam suatu sistem (Gladwell, 2000).

    Dinamika terbaru menunjukkan bahwa ekonomi digital Indonesia kini berada pada titik genting tersebut. Mundurnya Patrick Walujo sebagai CEO GoTo dan masuknya Hans Patuwo memperkuat indikasi bahwa merger GoTo–Grab sangat mungkin terealisasi dalam beberapa bulan ke depan.

    Dalam hukum persaingan usaha, Pasal 28 Undang-Undang No. 51999 secara tegas melarang penggabungan perusahaan yang berpotensi menimbulkan praktik monopoli. Larangan ini bertujuan mencegah pemusatan kekuatan ekonomi pada segelintir pelaku usaha, karena struktur pasar yang terlalu terkonsentrasi terbukti merugikan masyarakat dan ekonomi negara. 

    Data Euromonitor menunjukkan bahwa perusahaan gabungan GoTo–Grab akan menguasai 91% pangsa pasar transportasi online Indonesia (Reuters, 07/05/2025). Dengan valuasi GoTo sekitar Rp 68,8 triliun dan Grab Rp 372,5 triliun, entitas hasil merger akan bernilai lebih dari Rp 441 triliun dan akan mengendalikan ekosistem digital yang digunakan jutaan orang setiap hari.

    Dengan pemusatan kekuatan sebesar ini, sulit membantah bahwa merger tersebut secara de facto akan menciptakan monopoli. Jika praktik monopoli dilarang, mengapa Pemerintah melalui Danantara justru terlibat mendorong terjadinya merger ini? Bukankah Pemerintah seharusnya mencegah pemusatan kekuatan ekonomi yang merugikan rakyat?

    Narasi yang mendominasi pemberitaan menawarkan dua alasan utama: merger diklaim akan meningkatkan efisiensi dan mendorong inovasi. Namun, apakah kedua klaim ini valid jika diujiteori ekonomi dan bukti empiris? Membongkar Narasi Efisiensi dan Inovasi Narasi efisiensi menyebut bahwa merger GoTo–Grab akan mengurangi duplikasi sumber daya (allocative efficiency) dan menurunkan biaya produksi (productive efficiency), sehingga konsumen menikmati harga lebih murah dan pengemudi
    lebih sejahtera.

    Teori ‘Single-Monopoly-Profit’ dari Richard Posner memang menyatakan bahwa merger yang menciptakan integrasi vertikal dapat meningkatkan efisiensi dan menurunkan harga (Posner, 1976). Namun syarat utamanya adalah merger tersebut merupakan merger vertikal, bukan merger horizontal antar pesaing.

    Permasalahannya merger GoTo–Grab adalah merger horizontal, sehingga teori tersebut tidak berlaku dalam kasus ini. Untuk menilai dampak merger antar kompetitor, otoritas persaingan Eropa dan Amerika menggunakan teori ‘Unilateral Effects’. Pertanyaannya sederhana: apakah merger ini memberi perusahaan gabungan kemampuan (ability) dan insentif (incentive) untuk menaikkan harga?

    Dengan pangsa pasar lebih dari 90%, perusahaan gabungan akan memiliki kemampuan besar untuk menaikkan tarif sebagai ‘monopoly rents’, karena tidak ada lagi ‘competitive pressure’. Insentifnya pun jelas: kedua perusahaan telah merugi secara kumulatif dan nilai sahamnya masih di bawah harga IPO. Setelah bertahun-tahun ‘burning cash’, merger dapat menjadi jalan pintas untuk menutup kerugian melalui penaikan tarif dan komisi.

    Dampaknya bagi konsumen, pengemudi, dan UMKM sangat nyata. Tanpa intervensi KPPU, merger ini berpotensi menaikkan harga perjalanan, menaikkan biaya platform yang dibebankan pada pengemudi dan merchant, serta menurunkan kesejahteraan masyarakat.

    Pengalaman Singapura dalam merger Grab–Uber menjadi pelajaran penting. Competition and Consumer Commission of Singapore (CCS) menemukan bahwa “the merged entity is likely to be able to increase prices and has in fact done so” (CCS, 2018). Tanpa intervensi CCS, tarif diperkirakan naik 20–30% (Khoo, 2021). Bahkan setelah behavioural remedies diberlakukan, tarif tetap meningkat 10–15%.

    Bukti empiris ini secara langsung membantah narasi bahwa merger seperti ini otomatis membawa efisiensi dan menurunkan harga bagi konsumen.

    Narasi kedua adalah peningkatan inovasi. Dalam hal ini, riset pemenang Nobel Kenneth Arrow justru menunjukkan bahwa perusahaan monopoli memiliki insentif lebih rendah untuk berinovasi (Arrow, 1962). Philippe Aghion, peraih Nobel tahun ini, juga menegaskan bahwa struktur pasar yang terlalu terkonsentrasi cenderung menurunkan dorongan berinovasi (Aghion et al, 2005).

    CCS dalam kasus Grab–Uber juga menolak klaim inovasi, karena inovasi dapat dicapai tanpa menghilangkan pesaing utama melalui merger. ‘Regulatory Capture’ dan Risiko Konflik Kepentingan George Stigler dalam ‘The Theory of Economic Regulation’ menjelaskan bahwa fenomena ‘Regulatory Capture’ terjadi ketika lembaga yang seharusnya meregulasi pasar demi kepentingan publik justru “tersandera” oleh industri yang mereka awasi, karena adanya kedekatan politik atau kepentingan ekonomi
    (Stigler,1971).

    Konsep ini relevan dalam konteks merger GoTo–Grab. Jika Pemerintah melalui Danantara menjadi pemegang saham dan berpotensi menikmati monopoly profits dari perusahaan gabungan, bagaimana Pemerintah bisa bersikap netral sebagai regulator? Keterlibatan Danantara membuat batas antara fungsi negara sebagai pengawas dan sebagai pelaku ekonomi menjadi kabur.

    Di satu sisi, negara wajib menjaga persaingan sehat. Di sisi lain, sebagai pemegang saham, negara memiliki insentif untuk memaksimalkan keuntungan,termasuk dari posisi monopolistik.

    Situasi ini membuka potensi konflik kepentingan. Publik pun berhak bertanya: adakah pejabat yang secara langsung atau tidak langsung dapat menikmati keuntungan dari merger ini? Dalam kondisi demikian, peran KPPU sebagai wasit persaingan usaha menjadi sangat penting. Pasal 47 Undang-Undang No. 5/1999 memberi KPPU kewenangan tegas untuk memerintahkan divestasi atau membatalkan merger jika terbukti menimbulkan praktik monopoli. Namun sejauh ini, “senjata pamungkas” tersebut belum pernah digunakan.

    Pertanyaannya kini: jika merger GoTo–Grab terbukti menimbulkan praktek monopoli, apakah KPPU berani menggunakan kewenangan tersebut? Ataukah KPPU kembali hanya menjatuhkan denda yang tidak mengubah struktur pasar? Pada titik balik ini, pertanyaan penyair Romawi Juvenal kembali menggema: “Quis custodiet ipsos custodes?”, “Siapa yang mengawasi para pengawas?” Jawabannya adalah kita semua. Publik, akademisi, media, dan masyarakat sipil harus mengawasi setiap langkah Pemerintah dan KPPU dalam proses merger ini. 

    Yang dipertaruhkan bukan sekadar valuasi perusahaan teknologi, tetapi kesejahteraan rakyat dan masa depan ekonomi digital Indonesia selama beberapa dekade ke depan.

  • WEGE Gelar Public Expose 2025, Ungkap Strategi Bisnis dan Permodalan

    WEGE Gelar Public Expose 2025, Ungkap Strategi Bisnis dan Permodalan

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) menyelenggarakan Public Expose pada Jumat pagi, 28 November 2025, sebagai bentuk komitmen Perseroan untuk menjaga keterbukaan informasi dan akuntabilitas kepada publik. Pada siang hari, Perseroan juga menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) dengan agenda perubahan penggunaan dana hasil penawaran umum.

    Dalam pemaparan manajemen pada Public Expose tahun ini, WEGE menyampaikan perkembangan terkini kinerja operasional dan kondisi keuangan hingga Triwulan III 2025. Perseroan mengakui bahwa tahun 2025 merupakan periode penuh tantangan bagi industri konstruksi nasional. Beberapa indikator menunjukkan tekanan, antara lain perlambatan perolehan kontrak baru, penurunan pendapatan kuartalan, dan tingginya kompetisi harga pada tender proyek pemerintah dan BUMN. Data order book WEGE hingga September 2025 tercatat sebesar Rp4,16 triliun dengan kontribusi terbesar masih berasal dari sektor pemerintah.

    Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja tersebut turut dipaparkan, termasuk realisasi tender yang melambat akibat transisi pemerintahan, refocusing anggaran, dan kondisi makroekonomi yang menekan likuiditas sektor konstruksi . Selain itu, margin laba juga terdampak oleh tingginya biaya bahan baku dan ketatnya persaingan proyek.

    Meski menghadapi dinamika tersebut, WEGE menegaskan bahwa strategi mitigasi yang telah dijalankan menunjukkan arah pemulihan yang positif. Perseroan secara konsisten melakukan optimalisasi manajemen arus kas, efisiensi biaya usaha, penguatan struktur modal, serta percepatan siklus tagihan proyek. WEGE juga memperkuat diversifikasi usaha melalui pengembangan produk modular seperti Netro House, Rumah Dosen Modular IPB, dan Marina Bay – Villa Lombok, yang menjadi engine growth baru Perseroan di tengah pasar konstruksi yang sedang terkoreksi .

    Direktur Utama WEGE, Hadian Pramudita, menyampaikan bahwa transparansi terhadap kondisi pasar dan kinerja Perseroan merupakan bentuk tanggung jawab kepada pemegang  saham.  “Kami  menyampaikan  tantangan  yang dihadapi dengan terbuka, namun lebih penting dari itu, kami menegaskan langkah taktis dan adaptif untuk menjaga keberlanjutan bisnis serta meningkatkan daya saing Perseroan,” ujar Direksi.

    Optimalisasi Penggunaan Dana IPO sebagai Langkah Adaptif Menghadapi Dinamika Industri

    Dalam agenda RUPS-LB, pemegang saham menyetujui perubahan penggunaan sebagian dana hasil penawaran umum (IPO). Meskipun demikian, manajemen WEGE menekankan bahwa penyesuaian tersebut dilakukan secara terukur dan berbasis kehati-hatian untuk menjaga kelangsungan operasi di tengah kondisi industri yang menekan.

    Perubahan penggunaan dana dilakukan dengan mempertimbangkan tiga aspek utama:

    1. Strategi proaktif menghadapi tekanan keuangan

    Dalam industri yang sedang terkoreksi dan dihadapkan pada perlambatan tender, menjaga likuiditas menjadi prioritas fundamental agar Perseroan tetap  dapat menjalankan operasional secara sehat.

    2. Optimalisasi arus kas untuk menjamin kecukupan modal kerja

    Penyesuaian alokasi dana IPO akan memperkuat kemampuan Perseroan dalam menyelesaikan proyek eksisting secara tepat waktu, sehingga mempercepat cash inflow dari pembayaran termin proyek.

    3. Memperkuat struktur permodalan jangka pendek agar lebih adaptif

    Penataan struktur keuangan jangka pendek akan mendukung fleksibilitas WEGE dalam merespons dinamika pasar, sekaligus meningkatkan ketahanan Perseroan dalam menghadapi risiko likuiditas.

    Manajemen menegaskan bahwa perubahan penggunaan dana ini tidak mengurangi komitmen terhadap tata kelola yang baik. Seluruh proses dilakukan berdasarkan regulasi pasar modal dan telah dikonsultasikan dengan otoritas terkait. Keputusan ini diambil justru untuk menjaga keberlangsungan bisnis Perseroan dalam jangka panjang serta memastikan pelaksanaan proyek tetap berjalan dengan kualitas dan ketepatan waktu sebagai prioritas utama.

    Komitmen Berkelanjutan terhadap Tata Kelola, Keberlanjutan, dan Inovasi

    Selain kinerja finansial, WEGE juga menegaskan pijakan kuat pada aspek keberlanjutan (ESG) yang terus diperkuat. WEGE telah mengimplementasikan berbagai standar internasional, termasuk ISO 50001 Manajemen Energi, serta kebijakan keberlanjutan yang terintegrasi dalam operasi harian Perseroan. Perseroan juga memperluas kontribusi sosial melalui pemberdayaan UMKM, program zero waste, konservasi beruang madu di Balikpapan, dan inisiatif Kampung Iklim.

    Inovasi teknologi seperti penggunaan Building Information Modeling (BIM), modular construction, serta digitalisasi proses bisnis menjadi pilar utama untuk mempercepat efisiensi dan meningkatkan daya saing Perseroan.

    WEGE meyakini bahwa kombinasi antara strategi adaptif, penguatan fundamental keuangan, serta komitmen terhadap tata kelola dan inovasi akan menjadi fondasi kuat untuk melewati situasi industri yang menantang. Perseroan akan terus memperkuat komunikasi dengan pemegang saham, investor, dan seluruh pemangku kepentingan sebagai wujud transparansi dan tanggung jawab perusahaan. Dalam upaya menjaga integritas dan akuntabilitas, WEGE juga berkomitmen untuk terus memperkuat sistem manajemen anti penyuapan dengan penerapan ISO 37001 Anti Penyuapan, yang menjadi bagian dari prinsip tata kelola yang baik dan upaya untuk menciptakan lingkungan bisnis yang lebih bersih dan transparan.

  • ‘Diampuni’ Xi Jinping, Ini Bukti Jack Ma Kembali Perkasa

    ‘Diampuni’ Xi Jinping, Ini Bukti Jack Ma Kembali Perkasa

    Jakarta

    November 2020 di Shanghai, IPO Ant Group yang digadang terbesar di dunia dibatalkan secara mendadak oleh regulator China. Pendirinya, Jack Ma, seperti dihukum karena komentarnya yang dianggap mengkritik regulator keuangan. Terjadilah tekanan selama empat tahun terhadap kerajaan bisnis Ma.

    Sejak pembatalan IPO tersebut, nilai valuasi Alibaba lenyap lebih dari USD 400 miliar, bahkan setelah kenaikan saham baru-baru ini. Pada bulan-bulan setelah kegagalan IPO itu, Ma menarik diri dari sorotan publik dan Alibaba tampak terpuruk. Namun, mereka yang mengenal Ma tahu untuk tidak pernah menganggapnya tamat.

    “Ciri khas Jack dan kepribadiannya adalah ia tidak pernah menyerah,” ujar Brian Wong, mantan eksekutif Alibaba dan penulis The Tao of Alibaba yang dikutip detikINET dari CNBC.

    Jangkauan Alibaba sangat luas, mulai pengiriman makanan hingga e-commerce, cloud computing, dan kini juga AI. Alibaba terkadang dibandingkan raksasa teknologi AS, Amazon. Namun, itu bukanl perbandingan setara. “Alibaba sekarang dipandang pemain serius dalam teknologi, tak hanya perusahaan e-commerce,” ujar Duncan Clark, penasihat awal Alibaba.

    Setelah pembatalan IPO Ant Group, Alibaba dan seluruh sektor teknologi China menghadapi kenyataan pahit. Beijing mulai menindak keras perusahaan teknologi domestik dengan memperketat regulasi.

    Salah satu pandangan umum adalah Beijing khawatir dengan kekuasaan para pengusaha di negara tersebut. Kerajaan bisnis Ma harus bertahan menghadapi peraturan yang diperketat dan denda antimonopoli senilai hampir USD 3 miliar pada tahun 2021. Namun Jack Ma dan Alibaba tidak menyerah dan perlahan kini bangkit seiring melunaknya pemerintah China.

    Di Februari, Ma termasuk di antara segelintir pengusaha yang bertemu Presiden Xi Jinping, menandakan dia sudah ‘diampuni’. “Dia berusia awal 60-an sekarang, tapi masih cukup energik. Dia punya rumah dan kapal pesiar dan semua hal itu. Tapi orang bisa merasakan bahwa dia belum selesai,” kata Clark.

    Jack Ma pun kembali terlihat di kantor Alibaba. Alibaba diam-diam berinvestasi dalam kecerdasan buatan di belakang layar. Faktanya, sejak tahun 2016 hal itu sudah menjadi prioritas bagi Alibaba sehingga kini mulai memetik hasilnya.

    “Akselerasi terjadi, sesungguhnya selama tahun-tahun pandemi 2019-2021 ketika mereka benar-benar mulai membangun model dasar dan chip mereka sendiri,” cetus Mark Greeven, profesor di International Institute for Management Development.

    Ketika ChatGPT mengguncang dunia akhir 2022, Alibaba sudah siap hanya beberapa bulan kemudian dengan AI-nya sendiri. Pendekatan Alibaba berbeda dari beberapa pesaingnya di AS. Mereka fokus pada AI open source yang gratis diunduh dan digunakan pengembang. Model-model perusahaan tersebut kini jadi salah satu yang paling populer secara global untuk digunakan oleh developer.

    CEO Eddie Wu pun memperkokoh komitmen Alibaba terhadap transformasi menjadi perusahaan AI. Dalam surat pertamanya kepada karyawan setelah mengambil alih kepemimpinan, Wu menyerukan Alibaba kembali ke pola pikir startup dan menetapkan dua prioritas strategis yakni “utamakan pengguna” dan “berbasis AI.”

    Fokus pada AI telah menguntungkan bisnis cloud perusahaan. Hal ini juga terjadi saat pengembangan AI dibingkai sebagai perlombaan antara perusahaan AS dan China, di mana Alibaba muncul sebagai salah satu pemain kunci.

    “Ke mana pun Anda melihat, apa pun yang Anda sentuh, China bergerak semakin dekat menuju visi mendominasi perlombaan AI tahun 2030 dan Alibaba berpartisipasi serta menjadi pemain penting,” ujar Ashley Dudarenok, pakar digital China.

    (fyk/fyk)

  • Gelar IPO, Superbank milik Emtek-Grab tawarkan Rp525-Rp695 per saham

    Gelar IPO, Superbank milik Emtek-Grab tawarkan Rp525-Rp695 per saham

    Jakarta (ANTARA) – Perusahaan bank digital milik Grup Emtek dan Grab yaitu PT Super Bank Indonesia atau Superbank berencana melangsungkan penawaran umum perdana saham atau initial public pffering (IPO) di pasar modal Indonesia dengan menetapkan harga penawaran awal (book building) sebesar Rp525-Rp695 per saham.

    Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 4,40 miliar saham atau setara 13 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO, sehingga berpotensi meraih dana sebanyak-banyaknya Rp3,06 triliun, sebagaimana keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa.

    Masa book building calon emiten ini berlangsung pada 25 November 2025-1 Desember 2025, masa penawaran umum pada 10-15 Desember 2025, dan masa penjatahan pada 15 Desember 2025.

    Kemudian, secara resmi akan melantai di BEI dengan kode saham SUPA pada 17 Desember 2025.

    Terkait penggunaan dana IPO, seluruh dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan oleh perseroan yaitu sekitar 70 persen untuk modal kerja dalam rangka penyaluran kredit.

    Kemudian, sekitar 30 persen dana hasil IPO akan dialokasikan untuk belanja modal yang akan dilakukan secara bertahap mulai dari tahun 2026 hingga lima tahun ke depan, guna pengembangan produk perseroan.

    Pengembangan produk meliputi pengembangan produk pendanaan, pembiayaan, dan sistem pembayaran dengan fokus pada solusi digital bagi ritel dan UMKM guna mendukung pertumbuhan berkelanjutan.

    Selain itu, didukung oleh pengembangan teknologi informasi (IT) yang saling melengkapi, melalui investasi pada infrastruktur, sistem operasional, AI & data analytics, serta peningkatan cybersecurity untuk membangun fondasi digital yang kuat, aman, dan efisien.

    Dalam aksi korporasi IPO ini, bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT Mandiri Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM), serta PT Sucor Sekuritas.

    Kepemilikan Superbank saat ini sebesar 31,11 persen oleh PT Elang Media Visitama, selaku anak usaha PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), dan sebesar 19,16 persen dimiliki oleh PT Kudo Teknologi Indonesia (KTI), yang merupakan entitas milik Grab Holding, Inc.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sekretaris keuangan Hong Kong sebut arus masuk modal terus berlanjut

    Sekretaris keuangan Hong Kong sebut arus masuk modal terus berlanjut

    Hong Kong (ANTARA) – Investor global terus menyalurkan modal ke Hong Kong saat mereka mendiversifikasi portofolio untuk mengantisipasi risiko geopolitik, demikian disampaikan Paul Chan, sekretaris keuangan Daerah Administratif Khusus (Special Administrative Region/SAR) Hong Kong, Minggu (23/11).

    Investor global telah menemukan tempat yang aman di Hong Kong, kata Chan, sembari menyebutkan pertumbuhan total deposito sebesar 10 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) di bank kota itu sepanjang tahun ini.

    Indikasi lain bahwa investor global menyukai berinvestasi di Hong Kong termasuk nilai total penawaran umum perdana (initial public offerings/IPO) yang terkemuka di dunia, ekspansi sektor manajemen kekayaan yang cepat, dan kerja sama keuangan yang semakin dalam dengan pasar-pasar lain di dunia, tutur Chan.

    Chan juga mengatakan bahwa Hong Kong mencatatkan pertumbuhan ekspor barang sebesar 11,3 persen dalam tiga kuartal pertama tahun ini berkat hubungan ekonomi dan perdagangan yang lebih erat dengan negara-negara ASEAN dan negara-negara lain di Global South.

    Untuk menjaga momentum ini, Chan mengatakan bahwa pemerintah SAR Hong Kong akan berupaya meningkatkan industri pelayaran di kota ini dan mengoptimalkan keunggulannya sebagai pusat pelayaran dan pusat untuk acara-acara besar.

    Pewarta: Xinhua
    Editor: Junaydi Suswanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.