NGO: IPO

  • RUPSLB Remala Abadi Sahkan Pergantian Susunan Anggota Komisaris dan Direksi Perseroan – Halaman all

    RUPSLB Remala Abadi Sahkan Pergantian Susunan Anggota Komisaris dan Direksi Perseroan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Emiten teknologi PT Remala Abadi Tbk (Remala) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk mengesahkan pengunduran diri Richard Kartawijaya sebagai Direktur Utama dan Vera Wahyudi Singgih Wong sebagai Komisaris Utama PT Remala Abadi Tbk., Jumat, 24 Januari 2025.

    Perubahan susunan pengurus perusahaan ini berlaku efektif sejak disahkannya RUPSLB PT Remala Abadi, Tbk.pada 24 Januari 2025.

    Richard Kartawijaya yang mundur merupakan sosok perintis perusahaan. “Sebagai tokoh yang bersama-sama membangun Remala sejak awal, Richard Kartawijaya berperan besar dalam melakukan inovasi, kolaborasi dan pengembangan strategi bisnis perusahaan,” ungkap Maureen Graciela, Corporate Secretary PT Remala Abadi Tbk.

    Karena itu, pemegang saham mayoritas mengapresiasi dan menghargai kinerja Richard selama menjadi direktur utama perseroan.

    “Karena loyalitas, kapasitas, kapabilitas beliau yang tinggi di Remala, pemegang saham masih mempercayakan Richard sebagai komisaris utama perseroan untuk menggantikan ibu Vera Wahyudi Singgih Wong sebagai Presiden Komisaris perusahaan,” kata Maureen Graciela di Jakarta, Jumat (24/1/2025).

    Pada RUPSLB kali ini pemegang saham juga mengangkat dan mengesahkan Agus Setiono sebagai direktur utama perseroan menggantikan Richard Kartawijaya.

    Pengalaman yang panjang sebagai profesional dalam bisnis internet, membuat pemegang saham menilai Agus merupakan sosok yang tepat untuk memimpin perseroan kedepannya.

    Berikut susunan terbaru anggota Komisaris dan Direksi PT Remala Abadi yang disetujui RUPSLB:

    Komisaris Utama: Richard Kartawijaya
    Komisaris: Ahmad Alamsyah Saragih
    Direktur Utama: Agus Setiono
    Direktur: Samuel Adi Mulia

     Sebagai nakhoda baru di Remala, Agus Setiono mengatakan akan terus menjalankan rencana bisnis perseroan yang telah dibuat oleh management sebelumnya secara agresif.

    Dengan masuknya iForte sebagai pemegang saham utama di Remala, Agus optimis hingga akhir tahun 2025 perseroan mampu menambah setidaknya 500 ribu home connected dan menambah jumlah backbone.

    “Target saya tidak hanya menambah home connected, tetapi juga menambah jumlah pelanggan korporasi.”

    “Saat ini brand kami Nethome yang menyasar segment residensial (FTTH) dan Tachyon sebagai brand produk korporat dari Remala sangat kuat serta diterima baik di masyarakat,” ujarnya.

    “Brand yang kuat ini tak lepas dari quality of service yang selalu dipertahankan oleh Remala. Sehingga kami yakin baik itu produk Tachyon maupun Nethome dapat diterima masyarakat Indonesia,” ungkap Agus.

    Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Remala Abadi tentang pengesahan Pergantian Susunan Anggota Komisaris dan Direksi Perseroan di Jakarta, Jumat (24/1/2025).

    Pada RUPS LB perseroan juga menyampaikan perkembangan penggunaan dana hasil IPO yang telah dilakukan 7 Mei 2024 yang lalu. Dana publik yang dihimpun dari IPO Remala telah dipergunakan sesuai dengan informasi prospektus.

    Setelah management melakukan seluruh rencana bisnis yang tertuang dalam prospektus, masih ada dana lebih hasil IPO yang masih ada di kas perusahaan.

    Pada RUPSLB kali ini management meminta persetujuan kepada pemegang saham untuk dapat mempergunakan dana lebih tersebut untuk membeli perngkat untuk penyambungan jaringan broadband ke rumah pelanggan (ONT).

    Dengan menambah jumlah ONT tersebut diharapkan akan mendukung ekspansi dan pengembangan usaha perseroan.

    “Seluruh pemegang saham perseroan memberikan persetujuan kepada management agar dapat menggunakan dana yang tersisa dari IPO tersebut untuk membeli perangkat guna mendukung ekspansi dan pengembangan usaha perseroan,” ucap Agus.

  • BEI Sebut IPO Masih Menarik di Tengah Isu Ketidakpastian Global

    BEI Sebut IPO Masih Menarik di Tengah Isu Ketidakpastian Global

    Jakarta, Beritasatu.com – Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menanggapi situasi perekonomian global yang berpotensi memengaruhi minat perusahaan untuk mencatatkan saham di BEI. Menurut Jeffrey, pasar saham Indonesia saat ini tetap menarik bagi perusahaan-perusahaan. Bahkan, BEI telah mengidentifikasi belasan perusahaan yang siap melakukan Initial Public Offering (IPO) pada 2025.

    “Keputusan untuk melakukan IPO adalah keputusan strategis dari masing-masing calon emiten. Namun, kita melihat bahwa Bursa Indonesia masih menjadi destinasi yang menarik bagi calon perusahaan publik. Dengan target yang sudah kami canangkan, yaitu tahun ini paling tidak ada 66 perusahaan tercatat saham baru di Bursa Efek Indonesia, tentu kita bersama-sama berharap tahun ini dapat mencatatkan emiten yang ke-1.000 di Bursa Efek Indonesia,” ujar Jeffrey kepada Beritasatu.com  di BEI Jakarta, Kamis (23/1/2025).

    Berkaca pada tahun sebelumnya, BEI berhasil mencatatkan 41 perusahaan baru IPO sepanjang 2024. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun 2023, di mana sebanyak 79 perusahaan mencatatkan saham di BEI. Jeffrey menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan evaluasi untuk menjaga kualitas perusahaan yang tercatat.

    “Selama ini, seluruh proses IPO di Bursa Efek Indonesia sudah dilakukan sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang ada. Namun, kami menyadari bahwa evaluasi terus-menerus harus dilakukan,” ucap Jeffrey.

    Saat ini, BEI mengaku dalam proses meningkatkan ketentuan dan persyaratan untuk pencatatan saham, tidak hanya dari sisi calon emitennya, tetapi juga dari lembaga-lembaga pendukungnya.

    “Dengan demikian, seperti yang kita diskusikan sebelumnya, kita berharap kontribusi perusahaan-perusahaan baru ini dapat meningkatkan kapitalisasi pasar secara signifikan,” tambah Jeffrey.

    Jeffrey juga menyebutkan bahwa saat ini BEI memiliki pipeline yang berisi 16 perusahaan yang siap IPO menggunakan laporan keuangan per September. Ia optimistis jumlah ini akan bertambah setelah laporan keuangan per Desember selesai.

    “Setelah buku Desember selesai, akan ada lebih banyak calon emiten yang mendaftarkan diri menggunakan laporan tersebut,” tutup Jeffrey dalam menanggapi IPO perusahaan di BEI.

  • Profil Emiten dan Harga Historisnya

    Profil Emiten dan Harga Historisnya

    Saham EXCL menjadi salah satu saham bidang telekomunikasi di Indonesia. Beberapa waktu terakhir, PT XL Axiata Tbk (XL Axiata), PT Smartfren Telecom Tbk (Smartfren), dan PT Smart Telcom (SmartTel) resmi melakukan merger.

    Adanya penggabungan tersebut membentuk entitas telekomunikasi baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk atau XLSmart. Bahkan, usulan jajaran direksinya sudah diumumkan. 

    Penasaran saham EXCL bergerak di bidang apa? Simak profil emitennya hingga harga historisnya yang menarik untuk diketahui investor.

    Profil saham EXCL

    Saham EXCL merupakan kode emiten dari perusahaan PT XL Axiata Tbk. Perusahaan tersebut memiliki kantor pusat yang berada di Gedung XL Axiata Tower Jl. HR Rasuna Said Kav 11-12 Blok X-5, Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jakarta.

    Dari nama perusahaannya, mungkin Anda sudah bisa menebak saham EXCL bergerak di bidang apa. Perusahaan satu ini berfokus dalam penyelenggaraan jasa telekomunikasi dan/atau jaringan telekomunikasi dan/atau multimedia.

    Sebagai perusahaan telekomunikasi, PT XL Axiata Tbk menaungi sejumlah provider ternama, mulai dari XL. AXIS, XL Prioritas, hingga XL Satu. 

    Sekilas tentang PT XL Axiata Tbk

    Mengawali perjalannya pada tahun 1996, perusahaan awalnya beroperasi di kawasan Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Di tahun 1998, perusahaan meluncurkan merek proXL untuk produk layanan prabayar.

    Seiring berjalanya waktu, perusahaan memperluas jaringan operasionalnya hingga menjangkau kawasan Indonesia. Pada tahun 2006, PT XL Axiata Tbk menghadirkan layanan XL, 3G.

    Selain memperluas jaringannya ke sejumlah daerah di Indonesia, perusahaan juga berhasil melakukan aksi korporasi dengan mengakuisisi PT AXIS Telekom Indonesia (AXIS) pada tahun 2014.

    Dalam rangka mempercepat investasi dan infrastruktur digital dan inovasi, PT XL Axiata Tbk dan PT Smartfren Telecom Tbk, dan PT Smart Telecom resmi melakukan merger pada 11 Desember 2024.

    Penggabungan perusahaan telekomunikasi tersebut diketahui bernilai lebih dari Rp104 triliun. Aksi korporasi tersebut berhasil membentuk entitas telekomunikasi baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart).

    Menurut Franky Oesman Widjaja, Chairman Sinar Mas Telecommunication and Technology, merger ini juga dalam upaya mendorong transformasi digital.

    “Merger ini adalah upaya penting yang kami lakukan untuk memberikan nilai tambah yang besar kepada seluruh pemangku kepentingan melalui layanan yang prima, konektivitas digital, dan inovasi, termasuk untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam mendorong transformasi digital,” ungkap Franky, dikutip Senin (20/1).

    Kinerja keuangan

    Dilansir xlaxiata.co.id, kinerja keuangan perusahaan dengan kode emiten EXCL menunjukkan performa yang signifikan. Sepanjang sembilan bulan pertama di tahun 2024, perseroan berhasil melanjutkan tren pertumbuhan profitabilitas.

    PT XL Axiata Tbk berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 6 persen YoY menjadi Rp25,37 triliun dengan laba bersih mencapai Rp1,33 triliun.

    Posisi keuangan perusahaan juga terpantau sehat per akhir September 2024. Utang kotor tercatat Rp12,7 triliun dengan rasio gearing net debt to EBITDA sebesar 2,5x, termasuk finance lease.

    Di sisi lain, utang bersih tercatat sebesar Rp10,9 triliun. Free Cash Flow (FCF) berada di tingkat yang sehat, dengan peningkatan sebesar 23 persen menjadi Rp7,6 triliun.

    Selain itu, jumlah pelanggan mengalami pertumbuhan hingga akhir September 2024. Tercatat total pelanggan mencapai angka 58, 6 juta pengguna dengan ARPU campuran mencapai Rp43 ribu.

    Performa jaringan XL Axiata juga menunjukkan performa meningkat. Hal tersebut terlihat pada trafik layanan juga bertumbuh sebesar lebih dari 10 persen YoY mencapai 7,823 Petabytes.

    Harga saham historis

    PT XL Axiata Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 29 September 2005 dengan melakukan IPO. Sejak saat itu, saham EXCL menjadi emiten saham bidang telekomunikasi di bursa.

    Dilansir id.investing.com, harga saham tertinggi mencapai Rp2.650 di 13 Mei 2024 dan terendah Rp2.070 di 6 Juni 2024 dengan rata-rata saham Rp2.281 selama satu tahun.

    Berdasarkan pantauan, harga saham emiten EXCL memerah alias performanya mengalami penurunan dalam kurun waktu satu bulan terakhir.

    Axiata dan Sinar Mas umumkan penunjukan dewan direksi XLSmart

    Baru-baru ini, Axiata Group Berhad dan Sinar Mas mengumumkan penunjukkan usulan dewan direksi untuk PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk pada tanggal 10 Januari 2025. 

    Kedua perusahaan tersebut sepakat mengusulkan Rajeev Sethi sebagai CEO. Selain Rajeev, usulan tersebut mencakup jajaran dewan direksi lainnya.

    “Integrasi ini menandai babak baru. Bersama-sama, kami membangun organisasi yang lebih dinamis dan tangguh, dengan skala dan sumber daya terbaik untuk menjawab dinamika industri telekomunikasi digital. Dewan direksi yang baru ditunjuk memiliki pengalaman dan visi yang luas, sesuatu yang dibutuhkan dalam menavigasi periode transisi ini, sekaligus dan memastikan XLSmart dapat terus berkembang di tengah kompetitifnya pasar telekomunikasi lokal maupun regional. Dewan direksi akan fokus menyelaraskan tujuan organisasi, memastikan keberlanjutan operasional, serta memenuhi janji-janji kami kepada klien dan pemangku kepentingan lainnya,” jelas Franky.

    Dalam usulan tersebut, I Gede Darmayusa juga diusulkan menjadi pelaksana tugas Chief Integration and Network Integration Officer.

    Demikian profil hingga harga historis saham EXCL sebagai emiten yang bergerak di industri jasa telekomunikasi nirkabel. Semoga bermanfaat!

  • Profil Emiten hingga Harga Historinya

    Profil Emiten hingga Harga Historinya

    Baru-baru ini, emiten Saham PACK telah berganti nama perusahaan menjadi PT Abadi Hijau Investama Tbk di awal tahun 2025. Aksi korporasi tersebut telah disetujui dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) di akhir tahun 2024.

    Emiten saham ini sendiri mengalami pertumbuhan harga saham yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Pada 14 Oktober 2024 lalu, harga saham masih Rp37 dan kini harganya sudah melambung tinggi ke harga Rp1.888 per 17 Januari 2025.

    Kira-kira, saham PACK bergerak di bidang apa? Simak profil emiten sahamnya yang menarik untuk diketahui di bawah ini.

    Profil emiten saham PACK

    Saham PACK merupakan kode emiten dari perusahaan PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk yang sebelumnya dikenal sebagai PT Solusi Kemasan Digital Tbk.

    Perusahaan tersebut memiliki kantor pusat yang terletak di Jalan Jababeka 2 Blok C/11-D Kawasan Industri Jababeka Cikarang Utara Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    Dari sejarah pendiriannya, perusahaan resmi berdiri sebagai Perseroan Terbatas (PT) pada tanggal 18 November 2019.

    Mengenai saham PACK bergerak di bidang apa, perusahaan satu ini fokus di bidang industri percetakan digital untuk kemasan fleksibel. Tepatnya pada produksi kemasan plastik untuk berbagai kebutuhan.

    Lewat merek FlexyPack, perseroan menawarkan layanan produksi kemasan untuk makanan ringan, minuman, frozen food, hingga pakaian. Mereka menawarkan tiga pilihan kemasan, mulai dari standing pouch, lid cup, dan roll stock.

    Dalam menjalankan kegiatan usahanya, PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk menargetkan pemilik usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Total ada lebih dari 4 ribu UMKM yang mempercayakan kemasan produknya pada perusahaan satu ini.

    Kinerja keuangan

    Selain profil saham PACK, kinerja keuangan perusahaan satu ini juga menarik untuk diketahui. Berikut beberapa poin penting terkait aspek fundamental perusahaan yang bisa dijadikan referensi bagi investor.

    1. Angka penjualan

    Selama dua tahun terakhir, PACK menunjukkan kinerja yang solid, terutama pada angka penjualannya. Dilansir laporan keuangan FlexyPack, perusahaan berhasil membukukan nilai penjualan sebesar Rp44,15 miliar di tahun 2022 atau melonjak sekitar 21,89 persen dari tahun 2021.

    Perusahaan berhasil meraih nilai penjualan sebesar Rp52,3 miliar sepanjang tahun 2023. Angka tersebut memperlihat peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun 2022.

    Dengan begitu, perusahaan berhasil mencatatkan bottom line positif senilai Rp2,29 miliar, yakni naik daripada capaian di tahun 2022 yang senilai Rp2,05 miliar.

    Hal tersebut juga didukung dengan pertumbuhan perusahaan sebesar 80,16 persen penjualan year-on-year dari 2020 sampai 2022. 

    2. Pendapatan

    Sejalan dengan angka penjualan yang menunjukkan peningkatan, pendapatan perusahaan juga memiliki kinerja positif. Di tahun 2023, perusahaan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp52,931 miliar.

    Pencapaian tersebut menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp44,150 miliar.

    Harga historis saham tertinggi dan terendah

    Emiten saham PACK tercatat telah melakukan IPO per tanggal pencatatan 8 Februari 2023 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan juga tercatat sebagai perusahaan ke-16 yang tercatat di BEI pada tahun 2023.

    Dilansir situs id.investing.com, harga saham emiten PACK sempat berada di harga tertinggi sebesar Rp1.888 pada Jumat (17/1/2025) dan terendah di angka Rp25 pada Minggu (12/8/2024) dengan rata-rata harga saham Rp124,06 berdasarkan data historisnya sejak IPO.

    Dilihat dari pertumbuhan harga sahamnya, PACK mengalami lonjakan harga yang signifikan. Harga saham emiten PACK yang melambung tinggi juga diketahui dari aksi korporasi yang dilakukan perusahaan.

    Perubahan nama perusahaan dan akuisisi perusahaan

    Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, saham emiten PACK resmi berganti nama perseroan menjadi PT Abadi Nusantara Hijau Investasi Tbk.

    Diketahui perubahan nama tersebut telah disetujui dalam RUPSLB yang digelar pada 30 Desember 2024. Perubahan tersebut efektif pada tanggal 15 Januari 2025 berdasarkan pengumuman bursa yang dirilis BEI.

    “Menyetujui dan mengubah nama perseroan menjadi PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk.,” tertulis pada keterbukaan informasi yang dirilis BEI pada 2 Januari 2025, dikutip Senin (20/1).

    Saham PACK mengalami lonjakan harga diketahui setelah diakuisisi oleh PT Eco Energi Perkasa (EEP). Berdasarkan laporan tertulis BEI atas pembelian atau penjualan saham perusahaan yang nilainya material, EEP berhasil mengakuisisi 49 persen saham PACK pada 24 Oktober 2024.

    Hal tersebut juga berdampak pada perubahan pengendalian atas persesoran. 

    “Pengambilalihan 49 persen saham Perseroan tersebut menyebabkan adanya perubahan pengendalian atas Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka POJK No. 9/2018. Namun demikian, kejadian tersebut tidak berpengaruh material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha Perseroan,” ungkap Denny Winoto dalam keterangan tertulis yang dikutip Senin (20/1).

    Emiten saham PACK alami suspensi

    Berdasarkan pengumuman yang dirilis BEI, saham PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk (PACK) disuspensi dari perdagangan yang berlaku efektif per 20 Januari 2025.

    Penghentian sementara tersebut berlaku untuk saham PACK di pasar reguler dan pasar tunai serta waran seri I PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk (PACK-W) di seluruh pasar.

    Tindakan yang dilakukan BEI tersebut sehubungan dengan adanya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada emiten saham tersebut.

    Hingga saat ini, BEI belum menginformasikan pembukaan pasar atas emiten PACK dan masih menunggu keterbukaan informasi dari perseroan.

  • Mengenal RedNote, Aplikasi Alternatif TikTok Usai Diblokir di AS

    Mengenal RedNote, Aplikasi Alternatif TikTok Usai Diblokir di AS

    Bisnis.com, JAKARTA – Jutaan warga Amerika Serikat (AS) yang mulanya adalah pengguna TikTok, akhirnya bermigrasi ke aplikasi RedNote atau Xiaohongshu.

    Mengutip Reuters pada Minggu (19/1/2025), berdasarkan data dari perusahaan analisis Similarweb, RedNote kini telah memperoleh hampir 3 juta pengguna AS dalam sehari pada pekan awal ini.

    Tak hanya itu, perusahaan ini juga mencatat bahwa aplikasi berbahasa China tersebut memiliki sekitar 3,4 juta pengguna aktif harian pada Senin (13/1/2025). 

    Sementara itu, pada Selasa (14/1/2025) Reuters mencatat ada lebih dari 700.000 pengguna baru yang telah bergabung dengan aplikasi asal China tersebut. Lantas, apa itu RedNote?

    Mengenal RedNote, Aplikasi Alternatif TikTok

    RedNote seringkali dianggap sebagai lokalnya Instagram di China. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk menyusun foto, video, dan teks yang mendokumentasikan kehidupan pengguna.

    Aplikasi yang kian santer terkenal ini juga memuat rekomendasi dan topik paling populer seperti kecantikan, mode, perjalanan, hingga makanan. Diketahui, di China sebagian besar penggunanya adalah anak muda dan perempuan.

    Dalam aplikasi itu, pengguna juga dapat melakukan semua hal yang umumnya ada di beberapa platform media seperti saling mengomentari unggahan, membagikan unggahan, saling menelepon, hingga membeli produk tertentu.

    Dilansir dari Reuters, menurut laporan media China, pada 2023 RedNote telah memiliki lebih dari 300 juta pengguna aktif bulanan.

    Siapa Pemilik RedNote?

    Melansir Reuters pada Minggu (19/1/2025), aplikasi RedNote didirikan pada 2013 oleh Miranda Qu (Presiden) bersama Charlwin Mao (CEO) di Shanghai, China.

    Pada mulanya, mereka menyebut aplikasi itu sebagai “panduan belanja Hong Kong” dan menargetkan wisatawan yang mencari rekomendasi tertentu.

    Saat ini, RedNote dianggap sebagai kandidat kuat untuk melantai di bursa saham (IPO). Beberapa pemegang sahamnya meliputi raksasa teknologi Tiongkok seperti Alibaba dan Tencent, investor negara Singapura Temasek, serta perusahaan modal ventura seperti GSR Ventures, DST Global, dan GGV Capital.

    Cara Gunakan RedNote 

    1. Buka ponsel anda dan buka Google Play/App Store 

    2. Setelah itu cari “RedNote” di laman pencarian 

    3. Klik “Install” setelah menemukan aplikasi RedNote 

    4. Buat akun menggunakan email dan nomor telepon 

    5. Setelah berhasil, masuk ke akun anda dan mulai membuat konten yang diinginkan

  • Profil PT Brigit Biofarmaka Teknologi (OBAT), IPO Rp59 M

    Profil PT Brigit Biofarmaka Teknologi (OBAT), IPO Rp59 M

    PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT) merupakan perusahaan ketujuh yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2025. Saham perdana OBAT telah melantai (initial public offering/IPO) di BEI pada Senin (13/1).

    Sesuai urutannya, OBAT menjadi emiten ketujuh yang melantai di BEI sesudah PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) yang keenam, sedangkan PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG) kedelapan.

    Berdasarkan prospektus IPO, OBAT menawarkan 170 juta lembar saham kepada publik atau 28,33 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh sesudah IPO.

    Profil PT Brigit Biofarmaka Teknologi

    Karyawan di PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT), perusahaan maklon obat herbal dan kosmetik (brigit.id)

    PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT) adalah perusahaan yang bergerak di bidang maklon herbal, kosmetik, dan minuman fungsional serta botanikal. Perseroan tersebut didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Brigit Biofarmaka Teknologi No.103 tanggal 14 Desember 2015 dan mulai berjalan secara komersial pada 2018.

    Brigit Biofarmaka Teknologi memproduksi berbagai macam obat tradisional seperti kapsul herbal dan madu. Lalu, perusahaan ini juga memproduksi kosmetik untuk dekoratif maupun perawatan kulit. Adapun produk minuman fungsional dan botanikal yang diproduksi adalah minuman serbuk dan teh.

    Jadi perusahaan maklon

    PT Brigit Biofarmaka Teknologi berdiri sebagai bentuk respons terhadap keinginan masyarakat untuk memilik merek sendiri tanpa harus memiliki pabrik atau sering disebut perusahaan maklon.

    Perusahaan ini memberikan layanan kepada konsumen dari hulu hingga hilir. Mulai dari membantu semua persiapan, research & development (R&D), formulasi bahan baku, produksi, quality control, pengemasan, hingga pengantaran produk ke warehouse pemaklon.

    Saat ini, perusahaan tersebut telah memproduksi lebih dari 800 produk dengan lebih dari 200 merek.

    Demikianlah profil PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT) yang resmi IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Januari 2025.

    Harga penawaran saham OBAT dan total dana yang didapat

    Harga penawaran perdana Saham OBAT dipatok Rp50 per lembar. Pada pembukaan perdagangan perdananya, Senin (13/1), emiten OBAT mengalami penguatan 20,57 persen atau 72 poin menjadi Rp422 per lembar saham.

    Dari hasil IPO, saham OBAT berhasil mendapatkan dana segar sebesar Rp59,5 miliar. Direktur Utama Brigit Biofarma Teknologi, Is Heriyanto mengatakan seluruh dana tersebut bakal dialokasikan untuk modal kerja dalam mendukung pertumbuhan penjualan produk mereka.

  • Tether Gugat Swan Bitcoin Soal Sengketa Proyek Penambangan Bitcoin

    Tether Gugat Swan Bitcoin Soal Sengketa Proyek Penambangan Bitcoin

    JAKARTA – Perusahaan penerbit stablecoin USDT, Tether, melayangkan gugatan hukum terhadap Swan Bitcoin, sebuah perusahaan jasa keuangan yang berfokus pada Bitcoin. Gugatan ini terkait dugaan pelanggaran perjanjian kemitraan dalam proyek penambangan Bitcoin. Proses hukum ini diajukan di Pengadilan Tinggi Inggris dan Wales, dengan Tether menggandeng 2040 Energy Limited sebagai pihak penggugat.

    Kerja sama antara Tether dan Swan Bitcoin dimulai pada Mei 2022 dengan tujuan mengembangkan 2040 Energy, sebuah proyek penambangan Bitcoin yang direncanakan memanfaatkan energi terbarukan. Namun, dalam kurun waktu satu tahun, hubungan kedua perusahaan ini memburuk dan berujung pada gugatan.

    Pada Juli 2023, Swan Bitcoin secara tiba-tiba menghentikan operasi bisnis penambangan mereka tanpa memberikan penjelasan yang detail. Langkah ini diikuti dengan pembatalan rencana penawaran saham perdana (IPO) perusahaan.

    Ketegangan semakin memuncak ketika Swan Bitcoin menuduh sejumlah mantan karyawannya, termasuk Michael Holmes (mantan kepala pengembangan bisnis) dan Raphael Zagury (mantan kepala investasi, yang kini menjabat sebagai CEO Proton Management, melakukan konspirasi untuk mencuri perangkat lunak perdagangan dan model keuangan. Mereka diduga mendirikan perusahaan pesaing bernama Proton Management.

    Tether juga mengklaim bahwa seorang penasihat mereka, Zach Lyons, terlibat dalam upaya mendorong karyawan Swan untuk mengundurkan diri dan melemahkan kepemimpinan Swan demi keuntungan Proton. Dalam sebuah pernyataan resminya, Tether menegaskan, “Swan telah bertindak sembrono, dan tindakan mereka telah menyebabkan pelanggaran signifikan terhadap perjanjian. Oleh karena itu, kami terpaksa mengambil langkah hukum untuk melindungi investasi kami.”

    Menanggapi gugatan ini, CEO Swan Bitcoin, Cory Klippsten, tetap optimistis. Dalam pernyataannya, ia mengatakan, “Perusahaan kami dalam kondisi baik dan terus berkembang pesat,” sebagaimana dikutip Coincu, Kamis 16 Januari.

  • BUKA Ungkap Penutupan Layanan Fisik Akan Berdampak Positif

    BUKA Ungkap Penutupan Layanan Fisik Akan Berdampak Positif

    Jakarta, FORTUNE – PT BUKAlapak.com Tbk (BUKA) mengungkapkan penjualan produk fisik perseroan per 30 September 2024 hanya berkontribusi sebesar 3 persen dari seluruh pendapatannya. Oleh sebab itu, penutupan layanan tersebut tidak memiliki dampak material terhadap kelangsungan usaha dan juga kondisi keuangan perseroan.

    “Namun, justru sebaliknya. Karena biaya operasional yang dikeluarkan untuk membuka layanan produk fisik ini cukup signifikan, penutupan layanan operasional produk fisik justru akan memberikan dampak yang positif terhadap posisi keuangan perusahaan ke depannya,” ujar Direktur BUKA, Victor Lesmana, dalam acara Public Expose Insidentil BUKA, Jakarta, Kamis (16/1).

    Pada Oktober 2024, BUKA telah mengumumkan strategi jangka panjang yang mencakup restrukturisasi usaha dan fokus pada bisnis produk virtual, gaming, investasi, retail, serta Mitra Bukalapak. Sehingga, segmen online-to-offline (O2O) dan Marketplace tetap menjadi fokus BUKA.

    Bisnis O2O yang memberdayakan UMKM telah menyumbang 40-50 persen dari total pendapatan perusahaan, sedangkan segmen marketplace menyumbang 50-60 persen. 

    Selain melalui aplikasi dan situs web Bukalapak, BUKA juga memperluas layanan seperti Mitra Bukalapak, BMoney, itemku, Lapakgaming, serta berbagai merek ritel seperti Rexus, Russ and Co, Pexio dan lainnya untuk memenuhi kebutuhan pasar.

    “Perusahaan berkomitmen untuk mendukung pelaku usaha kecil, memanfaatkan teknologi untuk pertumbuhan bisnis, dan menciptakan nilai berkelanjutan bagi pelanggan, mitra, dan pemegang saham,” ujarnya.

    Direktur Utama BUKA, Willix Halim, menyatakan langkah-langkah tersebut akan mendukung pertumbuhan perusahaan hingga akhir 2025. 

    “Kami percaya bahwa dengan penajaman strategi, BUKA akan menjadi perusahaan yang dapat memiliki pertumbuhan berkelanjutan dan memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan,” katanya.

    Sementara itu, dari dana hasil IPO sebesar Rp21,85 triliun, sekitar Rp11,9 triliun telah digunakan untuk modal kerja dan pengembangan bisnis. Sisanya akan digunakan untuk pengembangan usaha BUKA dan entitas anak usahanya melalui modal kerja, pembelian aset, joint ventures, dan investasi.

  • Siapa Pemilik Aplikasi REDnote? Ini Profil dan Asal-Usulnya

    Siapa Pemilik Aplikasi REDnote? Ini Profil dan Asal-Usulnya

    Baru-baru ini, Aplikasi REDnote tengah ramai diperbincangkan di media sosial, khususnya bagi warga di Amerika Serikat. Banyak warga AS yang mencari tahu dan mulai beralih menggunakan media sosial RedNote yang berasal dari Cina ini.

    Hal ini menyusul rencana kebijakan pelarangan aplikasi TikTok oleh pemerintah Amerika Serikat karena alasan keamanan. Lalu, sebenarnya apa itu aplikasi REDnote? Berikut ulasan lengkap seputar siapa pemilik REDnote dan seperti apa aplikasinya.

    Apa itu aplikasi REDnote?

    Ilustrasi tampilan explore Red Note. (Dok. Xiaohongshu.com)

    REDnote adalah aplikasi media sosial asal Cina yang diperuntukkan bagi pasar global. Di Cina, REDnote lebih dikenal dengan nama Xiaohongsu, yang artinya little red book atau buku merah kecil. Dilansir New York Times, Kamis (16/1), REDnote menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di Apple Store AS pada hari Selasa (14/1).

    Aplikasi REDnote menggabungkan e-commerce yang dibangun berdasarkan unggahan video pendek dari para penggunanya. Penggunanya bisa berbagi video pendek hingga unggahan berbasis teks.

    Hal itu lantas membuat REDnote dianggap mirip dengan TikTok. Mulai dari fitur dan layanan utamanya, tampilan aplikasi, hingga asal-usul yang sama-sama berasal dari Cina.

    Aplikasi REDnote mengeklaim telah memiliki lebih dari 300 juta pengguna yang sebagian besarnya berada di Cina. Per 16 Januari 2025, REDnote telah diunduh lebih dari 10 juta kali di Google Play Store.

    Siapa pemilik aplikasi REDnote?

    Miranda Qu, salah satu pendiri aplikasi REDnote (forbes.com)

    Menukil Reuters, aplikasi REDnote didirikan oleh Miranda Qu dan Charlwin Mao pada 2013 di Shanghai, Cina. Qu menjabat sebagai presiden, sedangkan Mao menjadi CEO REDnote.

    Awalnya mereka menyebut REDnote sebagai “Hong Kong Shopping Guide” dan menargetkan wisatawan Cina yang mencari rekomendasi barang-barang tertentu.

    REDnote juga dipandang sebagai salah satu kandidat initial public offering (IPO) yang potensial. Pengendali saham REDnote saat ini dikuasai oleh beberapa perusahaan raksasa seperti Alibaba, Tencent, hingga perusahaan pemodal asal Singapura, yaitu GSR Ventures, DST Global, dan GGV Capital.

    Kekayaan pemilik aplikasi REDnote

    Untuk diketahui, CEO REDnote Charlwin Mao ditaksir memiliki kekayaan pribadi sekitar 18 miliar yuan atau setara Rp40,2 miliar. Sementara Presiden REDnote, Miranda Qu diperkirakan mempunyai kekayaan 12 miliar yuan atau setara Rp26,8 miliar.

    Sebagian besar pengguna REDnote memang diketahui berasal dari Cina, sehingga konten-kontennya pun menggunakan bahasa Mandarin. Dengan masuknya REDnote ke pasar global, tentu akan membuat perusahaan harus menyesuaikan diri.

    Dilansir Reuters, pihak REDnote sedang berusaha untuk memoderasi konten berbahasa Inggris dan membangun alat terjemahan Inggris-Mandarin.

    REDnote juga memilih untuk mempertahankan satu versi aplikasinya. Berbeda dengan Tencent yang telah menjalankan aplikasi WeChat versi luar negeri dan domestik, atau ByteDance yang mengembangkan aplikasi Douyin sebagai aplikasi TikTok untuk pengguna di Cina.

    Kenapa aplikasi REDnote viral?

    ilustrasi tiktok (unsplash/solen feyissa)

    Aplikasi REDnote belakangan ini ramai digunakan oleh warga Amerika Serikat karena makin dekatnya kebijakan pelarangan aplikasi TikTok oleh pemerintah.

    Melansir New York Times, Kamis (16/1), TikTok telah mengajukan kasusnya ke Mahkamah Agung (MA) AS pada Jumat (10/1). Hal ini dilakukan untuk menantang UU federal yang berupaya melarang aplikasi video pendek tersebut di AS.

    Awal mula kebijakan pelarangan TikTok di AS

    UU di AS yang melarang TikTok adalah “Protecting Americans from Foreign Adversary Controlled Applications Act” atau Perlindungan Warga dan Aplikasi yang Dikendalikan Pesaing Asing.

    UU tersebut berawal dari kekhawatiran AS bahwa pemerintah Cina dapat memanipulasi konten dan memperoleh akses ke data sensitif pengguna lewat aplikasi TikTok. Hal itu mendorong Kongres meloloskan UU yang bakal melarang platform tersebut, kecuali jika dijual kepada pembeli yang disetujui oleh pemerintah.

    Presiden ke-46 AS, Joe Biden telah menandatangani UU federal larangan TikTok tersebut pada April 2024. Hal ini memberikan ByteDance tenggat waktu hingga 19 Januari 2025 untuk menjual operasionalnya atau menghadapi pelarangan penggunaan aplikasi medsosnya.

    Pada 6 Desember 2024 lalu, ByteDance mengalami kekalahan dalam upaya hukum pertamanya untuk membatalkan UU tersebut. Saat itu, panel yang terdiri dari tiga hakim federal dengan suara bulat menolak argumen TikTok bahwa UU melanggar amandemen pertama.

    Mungkin diselamatkan oleh Donald Trump

    Ada kemungkinan Presiden terpilih AS, Donald Trump akan mencoba menyelamatkan TikTok yang kini 170 juta pengguna di AS. Namun, UU federal pelarangan TikTok dijadwalkan mulai berlaku sehari sebelum pelantikannya. Sedangkan Trump baru dilantik pada 20 Januari 2025 mendatang.

    Dengan makin dekatnya pelarangan TikTok, banyak pengguna di AS beralih ke platform alternatif, termasuk REDnote. Bahkan, pengguna media sosial di AS menyebut diri mereka sebagai “pengungsi TikTok” untuk berbondong-bondong mendaftarkan akun di REDnote.

  • Pemerintah Targetkan Swasembada Pangan, Emiten Baru Gencarkan Ekspansi – Halaman all

    Pemerintah Targetkan Swasembada Pangan, Emiten Baru Gencarkan Ekspansi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Emiten  PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG) belum lama ini mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Pada sesi perdagangan hari pertama pada Senin (13/1/2025), saham DGWG naik 24,4 persen dan sempat menyentuh auto reject atas (ARA) pada level Rp 286 per saham, dari harga penawaran perdana di Rp230 per saham. 

    Tren positif ini terus berlanjut hingga Selasa (14/1/2025), saham DGWG bahkan sempat menyentuh level tertinggi Rp 328 sebelum akhirnya ditutup di Rp 314 per saham pada akhir perdagangan.

    Mengutip Kontan, perusahaan perdagangan besar pupuk dan produk agrokimia ini menawarkan sebanyak 882,35 juta saham. Jumlah tersebut setara dengan 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor pasca IPO. 

    Harga penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) senilai Rp 230 setiap sahamnya. Sehingga, memperoleh dana segar sebanyak Rp 202,94 miliar saham lewat hajatan IPO ini. 

    Sekitar 53,2?na IPO akan digunakan untuk pemenuhan modal kerja DGWG berupa pembelian bahan baku pembuatan pestisida. Pembelian ini akan melibatkan banyak pihak pemasok dan merupakan pihak ketiga. 

    Kemudian sisanya sekitar 46,8% akan disetorkan oleh Delta Giri kepada anak usahanya PT Fertilizer Inti Technology dalam bentuk penyertaan modal. Nantinya dana ini bakal dipakai Fertilizer Inti Technology sebagai modal kerja.

    Presiden Direktur DGWG, David Yaory, mengatakan perseroan akan menggunakan dana hasil IPO untuk penyertaan modal kerja, fokus utamanya adalah untuk pembelian bahan baku produk.

    Hal ini sejalan dengan langkah pemerintah dalam mencapai ketahanan pangan.

    Ia menyebut, pemerintah melalui Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, yang mana Presiden Prabowo Subianto menyatakan telah memperkuat komitmen target swasembada dan menambah anggaran ketahanan pangan hingga Rp 159 triliun.

    “Di tengah upaya pemerintah Indonesia dalam mendorong swasembada pangan, kami ingin memastikan bahwa visi bisnis kami selaras dengan tujuan besar ini,” ujar David di Jakarta, Rabu (15/1/2025). 

    Ia menyatakan, DGWG berkomitmen memperluas distribusi produk ke semua wilayah pertanian di Indonesia, dengan tujuan menjadi pemimpin di negeri sendiri dalam bisnis penyediaan suplai pertanian yang terintegrasi. 

    Langkah ini tidak hanya memperkuat posisi DGWG sebagai pemimpin di industri agro-input, tetapi juga sebagai mitra strategis pemerintah dalam mencapai swasembada pangan.

    Untuk mewujudkan komitmen tersebut dan sebagai bagian dari langkah ekspansi, kata David, DGWG akan melakukan penambahan sarana produksi produk-produk agro-chemicalnya sampai dengan tahun 2027 melalui penambahan lini produksi pabrik bahan baku serta membangun beberapa pabrik pupuk premium di beberapa daerah di Sumatera.