NGO: IPO

  • Lepas 1,88 Miliar Saham, Perusahaan Kopi Rintisan Bidik Dana Segar di BEI Senilai Rp379,8 Miliar – Halaman all

    Lepas 1,88 Miliar Saham, Perusahaan Kopi Rintisan Bidik Dana Segar di BEI Senilai Rp379,8 Miliar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perusahaan kopi rintisan, PT Fore Kopi Indonesia membidik dana segar dari Bursa Efek Indonesia melalui penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) senilai Rp379,8 miliar

    Untuk mencapai itu, Fore menawarkan maksimal 1,88 miliar saham ke publik dengan harga penawaran awal di kisaran Rp 160–Rp 202 per saham.

    Co-Founder dan CEO Fore Coffee, Vico Lomar, menyatakan, IPO diambil untuk mendukung ekspansi yang lebih luas serta memperkuat posisi Fore di pasar kopi premium yang terus berkembang.

    “Kami melihat peluang besar di pasar kopi premium Indonesia, dan IPO ini akan memberikan kami sumber daya yang dibutuhkan untuk memanfaatkan peluang tersebut,” kata Vico dikutip dari Kontan, Minggu (23/3/2025).

    Ia menyampaikan, Fore berencana menambah sekitar 140 outlet hingga 2026, dengan target minimal 72 outlet baru tahun ini. 

    Gerai baru ini akan dibangun di wilayah Jabodetabek serta wilayah lainnya di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Ini akan dilakukan secara bertahap mulai dari 2025 hingga 2026

    “Kita ekspansi di kota tier 1, 2 dan 3. Mungkin tahun ini kita akan mulai masuk ke Ambon,” ujar Vico.

    Dengan strategi ekspansi yang agresif ini, Fore menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 40 persen-50% pada 2025 dibandingkan tahun sebelumnya.

    Tercatat, Fore membukukan penjualan sebesar Rp 727 miliar di periode sembilan bulan pertama tahun 2024, melonjak dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 309 miliar.

    FORE menunjuk PT Mandiri Sekuritas dan PT Henan Putihrai Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. 

    Periode bookbuilding akan dimulai pada 19-21 Maret 2025, distribusi secara elektronik pada 24 Maret 2025 dan tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia di 25 Maret 2025. (Rashif Usman/Kontan)

  • Segera IPO, Fore Coffee akan pakai dana untuk ekspansi outlet baru

    Segera IPO, Fore Coffee akan pakai dana untuk ekspansi outlet baru

    CEO PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) atau Fore Coffee Vico Lomar menyampaikan rencana proses Initial Public Offering (IPO) FORE dalam Press Conference Investor Gathering di Sequis Tower, Jakarta, Jumat (21/03/2025). (ANTARA/ Muhammad Heriyanto)

    Segera IPO, Fore Coffee akan pakai dana untuk ekspansi outlet baru
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 21 Maret 2025 – 16:45 WIB

    Elshinta.com – Perusahaan coffee chain premium affordable PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) atau Fore Coffee akan menggelar penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rencananya perseroan akan menggunakan dana hasil IPO untuk ekspansi dengan membuka outlet baru di berbagai wilayah Indonesia.

    “Kami melihat peluang besar di pasar kopi premium Indonesia, dan IPO ini akan memberikan kami sumber daya yang dibutuhkan untuk memanfaatkan peluang itu,” ujar CEO Fore Coffee Vico Lomar dalam Press Conference Investor Gathering di Jakarta, Jumat.

    Dalam IPO, Fore Coffee akan menawarkan sebanyak 1,88 miliar lembar saham atau setara 21,08 persen dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Dalam masa penawaran awal (book building) pada 19 Maret sampai 21 Maret 2025, perseroan menetapkan harga senilai Rp160- Rp202 per saham, sehingga nanti diperkirakan akan mendapatkan dana segar senilai Rp379,8 miliar.

    Kemudian, masa penawaran umum rencananya dilaksanakan pada 26 Maret sampai 9 April 2025, dan rencananya akan resmi melantai di BEI pada 11 April 2025. Vico menjelaskan, perseroan akan mengalokasikan dana hasil IPO sebesar 76 persen untuk memperluas jaringan outlet di seluruh Indonesia, yang bertujuan memperkuat posisi Fore Coffee sebagai pemimpin pasar kopi premium di Indonesia.

    “Kami menargetkan segmen pasar yang mengutamakan pengalaman menikmati kopi dalam suasana modern dan nyaman. Fore Coffee berencana mengoperasikan hingga 600 outlet kopi secara bertahap, dalam empat tahun ke depan,” ujar Vico.

    Selain itu, perseroan akan menggunakan 18 persen dana hasil IPO untuk setoran modal demi membuka outlet donat melalui anak perusahaan, serta 6 persen untuk modal kerja. Dalam tujuh tahun terakhir, perseroan telah membuka 217 gerai yang tersebar di 43 kota di Indonesia dan Singapura per September 2024, yang terdapat pembukaan 61 outlet baru sepanjang 2024 atau pertumbuhan outlet terbanyak dalam setahun.

    Dalam IPO, PT Mandiri Sekuritas dan PT Henan Putihrai Sekuritas bertindak sebagai joint lead underwriter dan akan berperan sebagai perantara antara investor dan pasar modal. Dalam aksi ini, Fore Coffee mendapatkan dukungan dari investor terkemuka yaitu East Ventures, yang membuka peluang kolaborasi strategis dengan jaringan luas milik East Ventures, menciptakan potensi sinergi yang menguntungkan di masa depan.

    “IPO Fore Coffee menjadi momen bersejarah yang mencerminkan kokohnya model bisnis berkelanjutan mereka. Kami yakin IPO ini akan mempercepat proses ekspansi Fore Coffee, membuka peluang untuk menjangkau lebih banyak pecinta kopi di seluruh Indonesia, dan memperkuat posisi mereka sebagai pemimpin inovasi dalam industri kopi,” ujar Komisaris Utama Fore Coffee dan Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca.

    Sumber : Antara

  • Sengkarut Bisnis Kurir Melawan E-Commerce, Payung Hukum Kapan Terbit?

    Sengkarut Bisnis Kurir Melawan E-Commerce, Payung Hukum Kapan Terbit?

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto bergerak menanggapi permasalahan yang terjadi di industri jasa kurir yang tengah dihadapkan persaingan usaha tidak sehat yang dilakukan oleh sebagian kecil platform e-commerce.

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan dan telah menerima aspirasi dari para pelaku usaha di sektor ini.  

    “Kami sudah dengarkan aspirasinya, kami memantau terus melalui media. Kemarin juga kami terima teman-teman dari asosiasi terkait. Mudah-mudahan sebelum Lebaran kita bisa keluarkan aturan yang lebih berpihak terhadap kurir lokal asli Indonesia. Mohon doanya,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (21/3/2025) malam.  

    Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya menekankan pentingnya komunikasi langsung antara platform jasa kurir dengan pemerintah.

    Hingga saat ini belum ada pembicaraan substantif dengan Kementerian Ekonomi Kreatif terkait permasalahan yang dihadapi.  

    “Kami berharap bisa mendengar aspirasi secara langsung agar dapat mendukung kendala-kendala yang dihadapi. Sejauh ini memang komunikasi dilakukan secara parsial, per perusahaan, tapi akan lebih baik jika pendekatannya lebih komprehensif,” katanya.

    Kemenekraf siap mendukung penyelesaian masalah ini, mengingat jasa kurir memiliki peran penting dalam distribusi produk ekonomi kreatif di Indonesia.  

    “Ini kaitannya kan juga ada dengan pegiat-pegiat yang terdistribusi dengan baik selama ini melalui platform tersebut. Jadi kami siap mendukung mencari solusinya,” ucap Teuku.

    Terpisah, Pengamat Transportasi dan Tata Kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna menilai pemerintahan harus memikirkan dan memberikan jalan keluar nyata bagi nasib para kurir yang berada di titik nadir akibat perilaku persaingan usaha tidak sehat yang dilakukan oleh sebagian kecil platform e-commerce.

    “Pemerintahan di bawah Presiden Prabowo Subianto yang memiliki visi besar dalam membangun Indonesia yang lebih maju dan sejahtera harusnya bersikap Merah Putih memperjuangkan nasib para kurir, Komdigi harusnya mengatur platform e-commerce karena membuat bisnis kurir tak sehat,” tuturnya.

    Menurutnya, sudah menjadi rahasia umum terjadi oligopsoni di industri pos, kurir dan logistik nasional akibat dominasi oleh platform ecommerce asing bermodal besar antara lain Shopee (SEA Group), TikTok-Tokopedia (Bytedance) dan Lazada (Alibaba).

    Di sisi lain, platform e-commerce dalam negeri seperti BliBli (Grup Djarum) sudah hampir tidak terdengar, kondisi ini diperparah ketika Bukalapak (EMTEK) baru saja menutup layanan marketplace barang fisiknya.

    Untuk diketahui, ketiga platform e-commerce asing tersebut tidak hanya berbisnis dalam bidang e-commerce, tetapi beberapa tahun terakhir juga sudah melakukan ekspansi vertikal dalam kegiatan pos, kurir dan logistik melalui anak usaha dan affiliasinya.

    Menurut Yayat, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) telah menemukan dan menginvestigasi beberapa platform ecommerce besar tersebut dimana telah dinyatakan melakukan monopoli pada pasar jasa pos, kurir dan logistik melalui intervensi algoritmanya baik kepada penjual ataupun pembeli

    Dia menilai persaingan tidak sehat dan tekanan harga dari platform e-commerce ini juga diperkeruh oleh adanya perusahaan pos, kurir dan logistik asing yang melakukan predatory pricing di pasar industri pos, kurir dan logistik nasional.

    Salah satunya, J&T Ekspres yang terafiliasi dengan J&T Global Ekspress, perusahaan China yang berdomisili di Cayman Island dan pada 2023 melakukan penawaran saham perdana kepada publik (IPO) di Hong Kong.

    “Dominasi asing tidak bisa dibantah dan terjadi eksploitasi terhadap kurir. Mereka para kurir tidak punya pilihan. Akibatnya mereka dibayar fluktuatif karena besaran pendapatan mereka adalah volume yang bisa diantarkan,” tutur Yayat. 

    Hal ini terjadi karena perang harga di segment ecommerce yang cenderung berkembang disebabkan perubahan gaya hidup membuat pelaku pos, kurir dan logistik nasional melakukan efisiensi secara ekstrem.

    Menurut Yayat, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang bertanggungjawab terhadap platform digital seharusnya berkolaborasi dengan kementerian lain seperti Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perdagangan merumuskan aturan yang mengatur platform ecommerce yang bergerak di industri pos, kurir dan logistik nasional.

    “Kalau perlu gandeng Pemda, sehingga industri pos, kurir dan logistik bisa lebih mensejahterakan masyarakat. Potensi 15 juta pengiriman per hari dan lebih dari US$2.400 juta per tahun bukan hal kecil dan harusnya disadari Menteri Komdigi,” tuturnya. 

  • Pasar Modal Dorong Inovasi dalam Industri Pembayaran, Apa yang Terjadi?

    Pasar Modal Dorong Inovasi dalam Industri Pembayaran, Apa yang Terjadi?

    Jakarta: Industri pembayaran semakin berkembang seiring dengan dukungan investor pasar modal yang berfokus pada inovasi teknologi dan efisiensi bisnis. 
     
    Namun, di tengah persaingan yang semakin ketat, perusahaan-perusahaan lama harus beradaptasi agar tidak tertinggal oleh fintech yang lebih lincah.
    Peran pasar modal dalam mendorong inovasi pembayaran
    Pasar modal telah memainkan peran penting dalam membentuk pertumbuhan dan investasi di berbagai sektor pembayaran, mulai dari akuisisi pedagang, pembayaran B2B, hingga transfer lintas batas. 
     
    Menurut Sampath Sharma Nariyanuri, Analis Riset Senior di S&P Global Market Intelligence dalam keterangan yang diterima Medcom.id, pada Sabtu, 22 Maret 2025, tren ini menunjukkan bahwa investor kini lebih memilih fintech dengan model bisnis yang berkelanjutan, diferensiasi produk yang kuat, serta ekonomi unit yang efisien.

    Startup yang berfokus pada solusi pembayaran bisnis seperti faktur digital, transaksi lintas batas, dan keuangan tertanam mendapatkan banyak perhatian dari investor. 
     
    Di sisi lain, perusahaan pembayaran lama yang tidak berinovasi mengalami tekanan besar akibat persaingan teknologi yang semakin ketat.
     

    IPO fintech pembayaran masih lesu, tetapi ada harapan
    Meski inovasi terus berkembang, penawaran umum perdana (IPO) di sektor fintech pembayaran masih belum menunjukkan lonjakan signifikan. Namun, layanan Buy Now, Pay Later (BNPL) dan dompet digital tetap menarik perhatian investor karena pertumbuhan pengguna yang stabil.
     
    Investor tetap fokus pada pembayaran lintas batas sebagai sektor yang menjanjikan, tetapi banyak fintech memilih menunda IPO agar dapat membangun pertumbuhan yang lebih berkelanjutan. Dengan strategi ini, mereka berharap dapat meningkatkan valuasi perusahaan sebelum akhirnya melantai di bursa.
    Akuisisi dan merger semakin gencar
    Seiring dengan perlambatan pertumbuhan beberapa perusahaan pembayaran, aktivitas merger dan akuisisi (M&A) terus meningkat. Empat faktor utama yang mendorong lonjakan M&A di industri pembayaran adalah:
     
    1. Inovasi pembayaran vertikal
    Perusahaan mencari solusi yang lebih spesifik untuk industri tertentu.
    2. Ekspansi lintas batas
    Pelaku industri memperluas jangkauan geografisnya.
    3. Pencegahan penipuan
    Investasi besar dilakukan untuk meningkatkan keamanan transaksi.
    4. Ekspansi geografis
    Perusahaan pembayaran mencari pasar baru untuk meningkatkan volume transaksi mereka.
     
    Pada tahun 2024, tercatat 220 transaksi M&A dengan total nilai mencapai USD48 miliar, meningkat dari 208 transaksi senilai USD26 miliar pada tahun 2023. 
     
    Tren ini menunjukkan bahwa perusahaan pembayaran terus mencari peluang ekspansi dan inovasi melalui akuisisi.
     

    Tren dan fakta menarik di industri pembayaran
    Berikut beberapa sorotan utama dari laporan S&P Global Market Intelligence tentang industri pembayaran:
     
    – Sebanyak 77 persen perusahaan pembayaran melaporkan pertumbuhan pendapatan, tetapi 51 dari 93 perusahaan publik mengalami penurunan harga saham dalam 52 minggu terakhir.
    – Sembilan perusahaan pembayaran lintas batas yang didirikan setelah tahun 2000 mengalami peningkatan total volume transaksi dan ekspansi bisnis.
    – BNPL termasuk dalam 10 saham pembayaran dengan kinerja terbaik, menunjukkan permintaan yang tinggi untuk layanan ini.
    – Pendanaan perusahaan pembayaran swasta turun 47 persen menjadi USD7 miliar, dengan jumlah transaksi menurun 23 persen menjadi 392 transaksi.
    – Sejak 2021, sektor pembayaran lintas batas dan dompet digital menyumbang 18 dari 43 IPO pembayaran, yang mencakup lebih dari setengah total pendapatan di industri ini.
     
    Investor kini lebih selektif dalam memilih perusahaan pembayaran untuk didanai, dengan fokus pada efisiensi modal, daya saing produk, dan keberlanjutan bisnis. 
     
    Dengan kondisi ini, apakah industri pembayaran siap menghadapi tantangan selanjutnya? Kita tunggu perkembangannya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Fore Coffee IPO! Begini Jurus Ekspansinya Kuasai Pasar Kopi Premium

    Fore Coffee IPO! Begini Jurus Ekspansinya Kuasai Pasar Kopi Premium

    Jakarta: PT Fore Kopi Indonesia Tbk (Fore Coffee), jaringan kedai kopi premium dengan harga terjangkau, secara resmi mengumumkan rencana Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). 
     
    Langkah strategis ini bertujuan untuk mendukung ekspansi bisnis yang lebih luas serta memperkuat posisi Fore Coffee di industri kopi premium yang terus berkembang pesat.
     
    Fore Coffee akan menggunakan kode saham FORE dan dijadwalkan mencatatkan sahamnya di BEI pada 11 April 2025. Perusahaan akan menawarkan sebanyak 1,88 miliar lembar saham atau setara dengan 21,08 persen dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh. 
    Saham ini ditawarkan dalam rentang harga Rp160 – Rp202 per lembar, dengan target perolehan dana mencapai Rp379,8 miliar.

    Periode penawaran awal (book building) akan berlangsung dari 19 hingga 21 Maret 2025, sementara masa penawaran umum dijadwalkan pada 26 Maret hingga 9 April 2025.
     
    “Kami melihat peluang besar di pasar kopi premium Indonesia, dan IPO ini akan memberikan kami sumber daya yang dibutuhkan untuk memanfaatkan peluang tersebut,” ujar CEO Fore Coffee, Vico Lomar dalam keterangan tertulis, Jumat, 21 Maret 2025.
     

    Alokasi dana IPO Fore Coffee
    Fore Coffee berencana mengalokasikan dana hasil IPO ke berbagai strategi bisnis utama. Sebanyak 76 persen untuk ekspansi jaringan outlet. Fore Coffee menargetkan pembukaan 140 gerai baru dalam dua tahun ke depan. Ekspansi ini bertujuan memperkuat kehadiran Fore Coffee di seluruh Indonesia.
     
    Lalu sebanyak 18 persen untuk pengembangan bisnis anak perusahaan. Fore Coffee akan membuka jaringan outlet donat baru sebagai bagian dari diversifikasi bisnis.
     
    Sementara 6 persen sisanya untuk modal kerja. Dana ini akan digunakan untuk memperkuat operasional dan inovasi perusahaan.
     
    Dengan strategi ini, Fore Coffee berupaya menjadi pemimpin pasar kopi premium dengan menghadirkan standar layanan terbaik, inovasi produk, serta pengalaman menikmati kopi dalam suasana modern dan nyaman.
    Pertumbuhan Fore Coffee yang signifikan
    Dalam tujuh tahun perjalanannya, Fore Coffee telah tumbuh menjadi bagian penting dari budaya kopi Indonesia. Hingga September 2024, Fore Coffee telah memiliki 217 gerai di 43 kota di Indonesia dan Singapura. Tahun 2024 mencatat pembukaan 61 gerai baru, menandai pertumbuhan signifikan year-on-year (YoY).
     
    Penjualan bersih meningkat 135 persen YoY, dari Rp309 miliar (September 2023) menjadi Rp727 miliar (September 2024).
     
    EBITDA naik 187 persen YoY, mencapai Rp135 miliar per September 2024. Laba kotor melonjak 128 persen YoY, dari Rp195 miliar (September 2023) menjadi Rp447 miliar (September 2024).
     

    Strategi Fore Coffee Menguasai Pasar Kopi Premium
    Menurut laporan Redseer Analysis pada Desember 2024, pasar kopi Indonesia diproyeksikan tumbuh dengan compound annual growth rate (CAGR) 11 persen dalam lima tahun ke depan, dengan potensi market size mencapai USD 12,6 miliar (Rp206 triliun).
     
    Fore Coffee memahami bahwa kopi bukan sekadar minuman, melainkan bagian dari gaya hidup modern. 
    Dukungan investor dan masa depan Fore Coffee
    Fore Coffee mendapatkan dukungan dari investor besar seperti East Ventures, yang tidak hanya memberikan akses permodalan tetapi juga membuka peluang kolaborasi strategis melalui jaringan luasnya.
     
    “IPO Fore Coffee menjadi momen bersejarah yang mencerminkan kokohnya model bisnis
    berkelanjutan mereka. Kami yakin IPO ini akan mempercepat proses ekspansi Fore Coffee,
    membuka peluang untuk menjangkau lebih banyak pecinta kopi di seluruh Indonesia, dan
    memperkuat posisi mereka sebagai pemimpin inovasi dalam industri kopi,” ungkap Willson
    Cuaca, Komisaris Utama Fore Coffee dan Co-Founder dan Managing Partner East
    Ventures
     
    Dalam proses IPO ini, PT Mandiri Sekuritas dan PT Henan Putihrai Sekuritas bertindak sebagai joint lead underwriter. 
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Pasca IPO, Fore Coffee bidik buka 140 outlet baru hingga 2026

    Pasca IPO, Fore Coffee bidik buka 140 outlet baru hingga 2026

    Kita kan belum masuk ke Kota Ambon, mungkin tahun ini kita akan mulai masuk ke Ambon. Dan juga ada pengembangan di Aceh dan juga di kota-kota lain yang belum ada,

    Jakarta (ANTARA) – PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) atau Fore Coffee menargetkan akan membuka sebanyak 140 outlet baru sampai periode tahun 2026, dengan target sebanyak 72 outlet baru pada tahun 2025.

    Rencana ekspansi itu akan didukung oleh dana hasil Initial Public Offering (IPO) perseroan, yang ditargetkan mencapai Rp379,8 miliar.

    “Kami menargetkan segmen pasar yang mengutamakan pengalaman menikmati kopi dalam suasana modern dan nyaman. Fore Coffee berencana mengoperasikan hingga 600 outlet kopi secara bertahap, dalam empat tahun ke depan,” ujar CEO Fore Coffee Vico Lomar dalam Press Conference Investor Gathering di Jakarta, Jumat.

    Vico menjelaskan, berbagai target outlet baru itu, merupakan gabungan dari outlet rumah toko (ruko) di pinggir jalan, outlet di pusat perbelanjaan (mall), outlet di transportation hall seperti di stasiun kereta api, bandara dan sebagainya.

    Ia melanjutkan, ekspansi pembukaan outlet baru itu akan dilakukan di berbagai kota, mulai dari kota tier satu, kota tier dua, hingga kota tier tiga.

    “Kita kan belum masuk ke Kota Ambon, mungkin tahun ini kita akan mulai masuk ke Ambon. Dan juga ada pengembangan di Aceh dan juga di kota-kota lain yang belum ada,” ujar Vico.

    Untuk dapat membuka satu outlet baru, Ia mengungkapkan membutuhkan biaya sekitar Rp1,3 sampai Rp2 miliar per outlet, tergantung kecil atau besarnya kapasitas.

    Dari sejumlah target outlet baru itu, Ia menyebut untuk outlet premium (flagship) hanya ditargetkan sekitar 10 persen, dan sisanya sebanyak 80 persen merupakan outlet medium.

    Fore Coffee akan segera menggelar Penawaran Umum Perdana Saham atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan menawarkan sebanyak 1,88 miliar lembar saham atau setara 21,08 persen dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh.

    Dalam masa penawaran awal (book building) pada 19 Maret sampai 21 Maret 2025, perseroan menetapkan harga senilai Rp160- Rp202 per saham, sehingga nanti diperkirakan akan mendapatkan dana segar senilai Rp379,8 miliar.

    Kemudian, masa penawaran umum akan dilakukan pada 26 Maret sampai 9 April 2025, dan rencananya akan resmi melantai di BEI pada 11 April 2025.

    Perseroan akan mengalokasikan dana hasil IPO sebesar 76 persen untuk memperluas jaringan outlet di seluruh Indonesia, yang bertujuan memperkuat posisi Fore Coffee sebagai pemimpin pasar kopi premium di Indonesia.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

  • Siap IPO, FORE Tawarkan Harga Saham Rp 160-202 Per Lembar

    Siap IPO, FORE Tawarkan Harga Saham Rp 160-202 Per Lembar

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) mengungkap rencapa pencatatan perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Mengutip Keterbukaan Informasi BEI pada Jumat (22/3/2025), FORE siap melakukan IPO dengan melepas 1.880.000.000 saham biasa dari portepel Perseroan, yang mewakili 21,08% dari modal ditempatkan dan disetor dengan nilai nominal Rp 70 per saham.

    Harga saham yang ditawarkan kepada masyarakat berkisar antara Rp 160 hingga Rp 202 per lembar. Sementara itu, jumlah seluruh nilai Penawaran Umum Perdana Saham diperkirakan mencapai Rp 379.760.000.000.

    FORE menunjuk PT Mandiri Sekuritas dan PT Henan Putihrai Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek untuk memuluskan aksi korporasi ini.

    Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana menjelaskan, range harga saham dalam penawaran umum ini adalah Rp 160-Rp 202. 

    Dalam kesempatan yang sama, Oki juga menambahkan bahwa pelaksanaan IPO ini merupakan peristiwa bersejarah bagi salah satu brand lokal Indonesia, yakni FORE.

    Ia menekankan bahwa FORE telah berhasil membawa nama bangsa bersinar dalam persaingan merek dagang, khususnya di industri coffee roastery.

    Di tengah gejolak pasar modal, Oki tetap optimistis terhadap pergerakan bursa saham lokal, didukung oleh kinerja terbaik dari emiten-emiten berkualitas.

    Seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO, setelah dikurangi biaya emisi, sekitar 76% akan digunakan oleh Perseroan untuk membuka sekitar 140 outlet baru yang saat ini belum memperoleh izin.

    Komposisi penggunaan dana tersebut mencakup outlet Flagship, outlet Medium, dan outlet Satellite. Dana ini mencakup, tetapi tidak terbatas pada biaya renovasi, pengadaan peralatan dan perlengkapan outlet di wilayah Jabodetabek serta wilayah lain di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali.

    Penggunaan dana tersebut direncanakan dilakukan secara bertahap dari tahun 2025 hingga 2026.

    Jadwal pelaksanaan IPO FORE dimulai dengan masa penawaran awal yang akan dilangsungkan pada 19-21 Maret 2025. Tanggal efektif ditetapkan pada 25 Maret 2025, disusul dengan masa penawaran umum pada 26 Maret hingga 9 April 2025.

    Tanggal penjatahan dijadwalkan pada 9 April 2025, diikuti dengan tanggal distribusi elektronik pada 10 April 2025. Terakhir, tanggal pencatatan atau IPO FORE di BEI akan dilakukan pada 11 April 2025.
     

  • Pengamat Nilai Pemerintah akan Bersikap Merah Putih Atasi Sengkarut Bisnis Kurir – Halaman all

    Pengamat Nilai Pemerintah akan Bersikap Merah Putih Atasi Sengkarut Bisnis Kurir – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengamat menilai pemerintahan harus memikirkan dan memberikan jalan keluar nyata bagi nasib para kurir yang berada di titik nadir akibat perilaku persaingan usaha tidak sehat yang dilakukan oleh sebagian kecil platform ecommerce.

    “Pemerintahan di bawah Presiden Prabowo Subianto yang memiliki visi besar dalam membangun Indonesia yang lebih maju dan sejahtera harusnya bersikap Merah Putih memperjuangkan nasib para kurir, Komdigi harusnya mengatur platform e-commerce karena membuat bisnis kurir tak sehat,” tutur Pengamat Transportasi dan Tata Kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna pada Kamis (20/3/2025).

    Sudah menjadi rahasia umum terjadi oligopsoni di industri pos, kurir dan logistik nasional akibat dominasi oleh platform ecommerce asing bermodal besar antara lain Shopee (SEA Group), TikTok-Tokopedia (Bytedance) dan Lazada (Alibaba). 

    Sedangkan platform ecommerce dalam negeri seperti BliBli (Grup Djarum) sudah hampir tidak terdengar, kondisi ini diperparah ketika Bukalapak (EMTEK) baru saja menutup layanan marketplace barang fisiknya. 

    Diketahui ketiga platform ecommerce asing tersebut tidak hanya berbisnis dalam bidang ecommerce, namun beberapa tahun terakhir juga sudah melakukan ekspansi vertikal dalam kegiatan pos, kurir dan logistik melalui anak usaha dan affiliasinya.

    Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) juga telah menemukan, menginvestigasi beberapa platform ecommerce besar tersebut dan telah dinyatakan melakukan monopoli pada pasar jasa pos, kurir dan logistik melalui intervensi algoritmanya baik kepada penjual ataupun pembeli.

    Persaingan tidak sehat dan tekanan harga dari platform ecommerce ini juga diperkeruh oleh adanya perusahaan pos, kurir dan logistik asing yang melakukan predatory pricing di pasar industri pos, kurir dan logistik nasional.

    Salah satunya yaitu J&T Ekspres yang terafiliasi dengan J&T Global Ekspress, perusahaan China yang berdomisili di Cayman Island dan pada 2023 melakukan penawaran saham perdana kepada publik (IPO) di Hong Kong. 

    “Dominasi asing tidak bisa dibantah dan terjadi eksploitasi terhadap kurir. Mereka para kurir tidak punya pilihan. Akibatnya mereka dibayar fluktuatif karena besaran pendapatan mereka adalah volume yang bisa diantarkan,” tutur Yayat Supriatna.

    Hal ini, lanjutnya, terjadi karena perang harga di segment ecommerce yang cenderung berkembang disebabkan perubahan gaya hidup membuat pelaku pos, kurir dan logistik nasional melakukan efisiensi secara ekstrem.

    Arief (34), salah satu kurir mengaku pendapatannya turun drastis pasca Covid-19 karena ditekan oleh sistem kerja yang diterapkan platform asing. “Beda banget, ketika saya masih menjadi karyawan di perusahaan kurir nasional. Kesejahteraan dijamin sampai ada jatah seragam!”

    Hal senada dinyatakan Rudi (42) yang mengatakan kondisi mereka jauh terbalik dari janji kampanye Presiden Prabowo yang menjanjikan kesejahteraan. 

    “Kami minta agar kondisinya dikembalikan saja seperti dulu ketika platform tidak terlalu dominan.”  

    Periode wabah Covid-19 di tahun 2020-2022 adalah masa-masa yang sulit bagi semua masyarakat Indonesia dimana saat itu semua aktivitas ekonomi nyaris terhenti karena pembatasan mobilitas. Pada masa itu, selain pemerintah, pelaku industri kesehatan, seperti  dokter, rumah sakit, klinik, apotik industri pos, kurir, dan logistik bekerja keras.

    Ratusan ribu pasukan kurir, sorter, driver dan seluruh personil dengan risiko tinggi terjangkit covid-19 dari aktivitas mobilitasnya terus berupaya  memastikan seluruh distribusi makanan, bahan pokok, dan obat-obatan sampai di depan  pintu masyarakat tanpa harus keluar rumah.

    Menurut Yayat Supriatna, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang bertanggungjawab terhadap platform digital seharusnya berkolaborasi dengan kementerian lain seperti Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perdagangan merumuskan aturan yang mengatur platform ecommerce yang bergerak di industri pos, kurir dan logistik nasional.

    “Kalau perlu gandeng Pemda, sehingga industri pos, kurir dan logistik bisa lebih mensejahterakan masyarakat. Potensi 15 juta pengiriman per hari dan lebih dari US$ 2.400 juta per tahun bukan hal kecil dan harusnya disadari Menteri Komdigi,” pungkasnya.

  • Pasar Modal Terjungkal, Kebijakan Ekonomi Tidak Ramah Pasar

    Pasar Modal Terjungkal, Kebijakan Ekonomi Tidak Ramah Pasar

    PIKIRAN RAKYAT – Pasar modal Indonesia mengalami tekanan signifikan dalam beberapa hari terakhir, yang ditandai dengan penurunan tajam harga saham. Prof. Didik J. Rachbini, Guru Besar Ilmu Ekonomi dan Rektor Universitas Paramadina, menyebut bahwa faktor utama yang memicu gejolak tersebut adalah dinamika ekonomi politik.

    “Pasar modal adalah alarm atau wake up call terhadap politik dan kebijakan pemerintah. Yang pertama dan terang benderang faktor saham yang terjungkal tidak lain adalah faktor politik. Yang harus dan wajib diingat oleh pemerintah, pemimpin dan pengambil keputusan lebih dari dua pertiga dari masalah ekonomi adalah politik, sebaliknya masalah terbesar dari politik adalah ekonomi.,” ujar Prof. Didik dalam keterangan di Jakarta, Kamis, 20 Maret 2025.

    Menurut dia, umumnya kehadiran pemerintah baru disambut positif oleh pasar karena pemilihan umum dianggap sebagai penyegaran kepemimpinan. Namun, jika proses demokrasi diwarnai tekanan, politik uang, dan penyimpangan politik yang memanipulasi rakyat sehingga tidak benar-benar nyata dukungan riilnya. Tapi politik seperti ini adalah yang maksimal dihasilkan oleh suatu sistem pemerintahan dan rakyatnya, yang kemudian diuji dalam perjalanan kepemimpinan dan pemerintahan baru. 

    Didik menyoroti ISHG yang terjungkal tidak lain karena faktor politik dimana pasar tidak sreg dan menolak politik ekonomi dan kebijakan yang dilakukan selama ini. Penolakan itu terlihat dari modal yang hengkang dari Indonesia atau memilih instrumen lain yang lebih aman dari pengaruh politik.

    “Jangan anggap remeh politik TNI yang diolah dan dimasak oleh segelintir orang di dalam kekuasaan tidak ada hubungan dengan masalah ekonomi. Demokrasi yang dibangun kembali pada masa reformasi setelah jatuh selama 30 tahun dianggap bisa tergelincir dan menjadi trigger kejatuhan demokrasi ke dalam etatisme, militerisme, dwi fungsi dan hal-hal lain yang merusak masa depan demokrasi. Ekosistem demokrasi sudah rusak semasa Jokowi dengan harapan bernas lagi dengan kepemimpinan baru tidak bisa dilihat kembali masa depannya. Faktor ketidakstabilan ini menjadi trigger pasar menolak dan modal pergi ke tempat lain,” katanya.

    IHSG tercatat turun lebih dari 11% dalam tiga bulan terakhir, dari 7.163 menjadi 6.146 saat ini. Salah satu penyebab utama yang disoroti adalah kebijakan ekonomi yang dinilai tidak terencana dengan baik, seperti pembentukan Danantara yang disahkan DPR dalam waktu singkat.

    Dikatakan, ide pembentukan Danantara bagus, bisa menjadi Temasek versi Indonesia. Tetapi jika kebijakan dieksekusi secara terburu-buru dan tanpa transparansi, dampaknya justru negatif. Terbukti, setelah Danantara diresmikan pada 24 Februari 2025, investor asing langsung menarik Rp 24 triliun, termasuk Rp 3,47 triliun dalam sehari. 

    “Apakah proses kebijakan kolektif pemerintah, DPR, kabinet seperti ini tidak diperhatikan? Kesalahan ini harus diperbaiki dengan datang ke pasar, bersahabat dengan pasar dan tidak lagi merasa kebijakan yang diluncurkan mendadak lalu akan diterima pasar,” ungkap Didik.

    Dia mengingatkan, kebijakan fiskal pemerintah juga memengaruhi kepercayaan pasar. Defisit anggaran yang melebar, penerimaan pajak yang seret, serta pengelolaan APBN yang tidak transparan semakin memperburuk kondisi. Menurutnya, jika pemerintah terus mengabaikan sinyal dari pasar, maka kepercayaan investor akan semakin merosot.

    Didik menegaskan, pemerintah perlu segera memperbaiki kebijakan ekonomi dan membangun hubungan yang lebih baik dengan pasar.

    “Pemerintah harus menunjukkan bahwa mereka ramah terhadap pasar, tidak membuat kebijakan secara mendadak, dan lebih transparan dalam mengambil keputusan. Jika kondisi ini dibiarkan, bukan tidak mungkin pasar akan memberikan ‘vote of no confidence’ terhadap pemerintah,” ujarnya.

    Kondisi fiskal Indonesia memburuk akibat kebijakan agresif yang kurang berbasis fakta, defisit anggaran melebar, dan penerimaan pajak seret. Kebijakan APBN diwarnai pola komando, bukan proses transparan, sehingga pasar kehilangan kepercayaan. 

    “Ketidakpercayaan terhadap APBN adalah juga penyebab dari ketidakpercayaan pasar terhadap kebijakan pemerintah. Masalah utang yang dikritik publik selalu mendapat reaksi yang “denials” dan meremehkan masukan-masukan teknokratis dari ekonomi, ahli dan pengamat. Defisit penerimaan APBN yang diumumkan terlambat juga memperjelas bahwa pengelolaan APBN tidak prudent.” Imbuhnya.

    Sumber masalahnya sangat jelas dan terang benderang, tinggal pemerintah apakah akan membuka diri untuk perbaikan.

    “Jika tidak dampaknya jelas, kepercayaan pasar akan terus merosot, investor terganggu untuk investasi di Indonesia. Investor, baik asing maupun domestik, akan bersifat menunggu dan tidak akan investasi dulu, yang berarti investasi akan sementara atau berlanjut stagnan. Modal yang ada bisa keluar dan menggerus likuiditas, yang pada gilirannya akan menekan rupiah menekan nilai tukar rupiah,” jelasnya.

    “Sektor riil, terutama sektor industri untuk program hilirisasi sudah pasti akan mengkerut untuk mendapatkan dana. Akan terjadi keterbatasan akses pendanaan. Emiten yang berencana menggalang dana melalui pasar modal (IPO, rights issue) kemungkinan menunda aksi korporasi karena valuasi yang melemah. Sektor riil tidak akan mendapat kucuran dana yang cukup. Apakah bisa mencapai pertumbuhan 8 persen seperti janji kampanye? Lupakan dulu mimpi ini, pemerintah perlu bergandengan dan berbaik kebijakan dengan pasar,” pungkasnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • BEI Bicara Prospek IPO 2025 di Tengah Gejolak IHSG

    BEI Bicara Prospek IPO 2025 di Tengah Gejolak IHSG

    Jakarta, Beritasatu.com – Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman bicara soal prospek initial public offering (IPO) sepanjang 2025 di tengah gejolak indeks harga saham gabungan (IHSG).

    Iman menegaskan, hingga saat ini sudah ada 10 calon emiten yang masuk dalam antrean atau pipline IPO di BEI pada 2025. Jumlah ini tidak berubah meski IHSG mengalami koreksi cukup signifikan beberapa hari terakhir.

    “Saya lihat secara pipeline kita enggak berubah ya. IPO itu kan jangka panjang, masih ada setahun. Kita sudah lihat hari ini ada 10 yang listing,” ujar Iman seusai menghadiri konferensi pers Respons Kebijakan Mengantisipasi Volatilitas Perdagangan Saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (19/3/2025).

    Iman optimistis akan ada penambahan permintaan dan kembalinya kepercayaan investor asing yang terjadi pada pasar domestik. Optimistis ini menyusul kebijakan baru OJK yang mengizinkan perusahaan terbuka melakukan pembelian kembali saham (buyback) tanpa persetujuan rapat usaha pemegang saham (RUPS).

    Sementara, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan, ketentuan perusahaan terbuka melakukan buyback tanpa RUPS tertuang dalam Pasal 7 Peraturan OJK (POJK) Nomor 13.

    “Kami mengumumkan kebijakan bahwa perusahaan terbuka dapat melakukan pembelian kembali saham atau buyback tanpa memperoleh persetujuan rapat umum pemegang saham,” ujar Inarno.

    Menurut Inarno, kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan menjadi dasar pelaksanaan buyback tanpa RUPS tersebut. Adapun kebijakan ini berlaku sampai enam bulan setelah tanggal surat dikeluarkan oleh OJK, yakni 18 Maret 2025.

    Dia berharap, kebijakan tersebut dapat memberikan sinyal yang positif bahwa perusahaan memiliki fundamental yang baik dan memberikan market confidence kepada investor.

    Selain itu, kebijakan itu juga memberikan fleksibilitas bagi perusahaan terbuka dalam melakukan aksi korporasi untuk mengurangi tekanan harga saham.

    Dengan perkembangan ini, pasar modal Indonesia semakin menarik untuk dicermati. Para investor diharapkan memantau daftar IPO 2025 yang berpotensi memberikan peluang investasi baru. Selain itu, pergerakan IHSG juga menjadi indikator penting dalam menyusun strategi investasi yang tepat.