NGO: IPO

  • Resmi Melantai di Bursa, Chandra Daya Investasi Alami Kelebihan Permintaan

    Resmi Melantai di Bursa, Chandra Daya Investasi Alami Kelebihan Permintaan

    JAKARTA – PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) resmi melantai melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO). 

    Melalui Penawaran Umum Perdana Saham ini, CDIA berhasil menghimpun dana sebesar Rp2,37 triliun melalui penerbitan 12.482.937.500 lembar saham baru dengan harga penawaran Rp190 per saham, sebuah langkah strategis untuk mendukung ekspansi jangka panjang.  

    Tingkat kepercayaan investor terhadap CDI Group tercermin dari kelebihan permintaan (oversubscription) hingga 563,64 kali dengan total partisipasi 400.126 investor sepanjang masa penawaran.  

    Selain itu, antusiasme ini terlihat selama seluruh proses penawaran, mulai dari masa penawaran awal pada 19-24 Juni 2025 hingga masa penawaran umum pada 2 – 7 Juli 2025.   

    Presiden Direktur CDIA Fransiskus Ruly Aryawan menyampaikan pencatatan saham perdana hari ini menjadi momen penting bagi CDI Group dalam membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan jangka panjang. 

    “Kami menyampaikan apresiasi atas kepercayaan investor yang mendukung kesuksesan proses IPO ini,” ujarnya Rabu, 9 Juli. 

    Ruly menyampaikan bahwa Asia Tenggara, termasuk Indonesia, saat ini berada dalam fase pertumbuhan industri yang sangat dinamis dan menuntut dukungan infrastruktur yang andal dan efisien.

    Menurutnya, kebutuhan akan layanan logistik, kepelabuhanan dan penyimpanan, jaringan energi serta pengelolaan air menjadi potensi yang besar dalam pengembangan Perseroan. 

    “CDI Group melihat peluang strategis untuk terus memperluas layanan dan memperkuat peran kami sebagai penyedia solusi infrastruktur yang relevan dan terintegrasi.” Jelas Ruly. 

    Ruly menyampaikan melalui dana yang dihimpun dari IPO ini pihaknya akan memperkuat kapabilitas anak usaha, mempercepat proyek-proyek strategis dan memberikan layanan infrastruktur yang berdampak positif bagi pertumbuhan industri. 

    “Kami berkomitmen untuk menjadi mitra pertumbuhan yang mendorong solusi infrastruktur yang relevan bagi kebutuhan industri di masa depan, serta menciptakan nilai tambah yang nyata bagi para pemangku kepentingan dan masyarakat luas.” Tambah Ruly. 

    Ruly juga menekankan pentingnya dukungan dari pemangku kebijakan dalam keberhasilan IPO ini. 

    “Kami menyampaikan terimakasih kepada Pemerintah Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) atas dukungan, arahan dan pendampingan dalam memastikan kelancaran proses IPO. Hal ini tidak hanya memperkuat kepercayaan pasar, tetapi juga mencerminkan komitmen bersama dalam mendorong petumbuhan sektor infrastruktur di Kawasan,” tutupnya.  

    Adapun, CDI Group memiliki portofolio yang terdiversifikasi di sektor energi, air, kepelabuhan dan penyimpanan, serta logistik. 

    Ruly menyampaikan dana yang dihimpun melalui IPO akan dimanfaatkan untuk memperkuat kapabilitas inti Perseroan, khususnya di sektor logistik serta kepelabuhanan dan penyimpanan.  

    Ia menambahkan sekitar Rp871,76 miliar akan dialokasikan untuk mendukung ekspansi di sektor logistik, melalui penyertaan modal kepada entitas anak usaha yang selanjutnya akan digunakan untuk pembelian kapal serta pembiayaan operasional.  

    Sementara itu, dana sekitar Rp1,48 triliun akan digunakan untuk pengembangan sektor kepelabuhanan dan penyimpanan. 

    Menurutnya investasi ini mencakup pembangunan fasilitas tangki penyimpanan, jaringan pipa Ethylene serta sarana pendukung lainnya di kawasan industri strategis.  

    “Dengan resmi melantai di BEI, CDI Group memperkuat posisi sebagai solusi infrastruktur dalam menjawab kebutuhan industri yang terus berkembang di tingkat nasional dan regional,” tuturnya. 

  • Kala Anak Prajogo Pangestu Ikut Saksikan Debut Saham CDIA di BEI

    Kala Anak Prajogo Pangestu Ikut Saksikan Debut Saham CDIA di BEI

    Jakarta

    PT Chandra Asri Investasi Tbk (CDIA) resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO) pada di Main Hall BEI, Jakarta Selatan, Rabu (9/7). Seremoni pencatatan saham perdana ini juga dihadiri keluarga konglomerat Prajogo Pangestu.

    CDIA merupakan anak usaha dari emiten PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) milik Prajogo Pangestu. TPIA sendiri tercatat memiliki 74.897.620.800 lembar saham atau sekitar Rp 7,48 triliun di CDIA.

    Konglomerat yang hadir dalam IPO CDIA adalah putra pertama Prajogo Pangestu, yakni Agus Salim Pangestu. Saat ini, ia juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Barito Pacific Tbk (BRPT).

    Agus mengaku mendukung langkah IPO Chandra Asri Investama lantaran memiliki potensi pertumbuhan yang baik di sektor infrastruktur. Di samping itu, CDIA juga diyakini mampu mendukung pertumbuhan ekonomi dan program Presiden Prabowo Subianto.

    “Baguslah, harus support pak presiden punya growth yang 8% dan untuk Chandra Asri, infrastruktur itu penting untuk growth-nya. Jadi semoga bisa mendukung negara dan programnya pak presiden,” ungkap Agus.

    Untuk diketahui, CDIA melepas 12.482.937.500 lembar saham baru dengan harga penawaran Rp 190 per lembar. Dengan begitu, Chandra Daya Investasi berhasil menghimpun dana segar sebesar Rp 2,37 triliun. Dalam catatan perdagangan pukul 09.00, saham CDIA terbang 34,74% hingga Auto Reject Atas (ARA) ke harga Rp 256 per lembar.

    Perseroan juga mencatat oversubscription atau kelebihan permintaan hingga 563,64 kali dengan total partisipasi 400.126 investor sepanjang masa penawaran. Presiden Direktur Chandra Daya Investasi, Fransiskus Ruly Aryawan, mengatakan oversubscription yang diraih perseroan menjadi yang terbesar sepanjang IPO di BEI.

    “sepertinya oversubscription CDIA kami merupakan yang tertinggi di Bursa Efek Indonesia sampai saat ini,” ungkap Ruly dalam sambutannya di Main Hall BEI.

    Tonton juga “BEI Kaji Rencana Pemangkasan Jumlah Satuan Lot Saham” di sini:

    (ara/ara)

  • Saham Perusahaan Kripto COIN ARA Debut di BEI, Kantongi Dana Segar Rp 220 M

    Saham Perusahaan Kripto COIN ARA Debut di BEI, Kantongi Dana Segar Rp 220 M

    Jakarta

    PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan menjadi perusahaan kripto pertama yang mencatatkan saham di perdagangan saham.

    Berdasarkan data di papan perdagangan BEI, saham COIN terbang 35% hingga Auto Reject Atas (ARA) ke harga Rp 135 per lembar. COIN melepas sebanyak 2.205.882.400 saham pada debut perdananya.

    Perseroan menetapkan harga saham sebesar Rp 100 untuk setiap saham. Dengan begitu, perseroan akan meraup dana segar dari IPO sebesar Rp 220,58 miliar. COIN mencatatkan kelebihan permintaan atau oversubscribed lebih dari 180 kali dengan total pemesanan 200.000 lebih calon investor.

    “Kami percaya animo dari masyarakat terhadap saham COIN menggambarkan penerimaan aset kripto yang semakin luas dari masyarakat dan mengajak seluruh pihak untuk ikut melakukan pengawasan,” ujar Direktur Utama Indokripto Koin Semesta Ade Wahyu di Main Hall BEI, Jakarta Selatan, Rabu (09/07/2025).

    Ia menjelaskan, Indonesia menduduki peringkat ketiga dalam adopsi aset kripto global berdasarkan data laporan terbaru dari Chainalysis Global Crypto Adoption Index. Karenanya, ia menilai Indonesia menjadi negara dengan adopsi aset kripto nomor satu di kawasan Asia Tenggara.

    Peningkatan terhadap adopsi aset kripto secara global didukung oleh semakin meningkatnya jumlah konsumen aset kripto nasional yang sudah mencapai 14,16 juta orang per April 2025, atau terus bertambah dibandingkan Januari 2025 di angka 12 juta orang.

    Menurutnya, dengan pengawasan Bursa CFX dan Lembaga Kustodian ICC, aset kripto mampu mendorong pertumbuhan total transaksi aset kripto Indonesia yang mencapai hingga Rp 650,61 triliun di akhir 2024.

    “Saat ini Indonesia menempatkan peringkat ketiga secara global dan tertinggi di ASEANdalam adopsi kripto dengan lebih dari 14,2 juta pengguna dan nilai tertinggi transaksi mencapai Rp 650 triliun pada akhir tahun 2024,” imbuhnya.

    Dana IPO ini akan dialokasikan untuk modal kerja anak usaha. Adapun rinciannya, sekitar 85% akan diberikan kepada perusahaan anak, yakni CFX dalam bentuk penyertaan modal yang akan digunakan untuk modal kerja meliputi pembiayaan teknologi, dana cadangan, hingga beban umum operasional.

    Kemudian 15 % sisa dana IPO juga akan diberikan kepada perusahaan anak, yaitu ICC, dalam bentuk penyertaan modal yang akan digunakan untuk modal kerja.

    Tonton juga “Harga Bitcoin Sentuh Rp 1,8 M, Apa Penyebabnya?” di sini:

    (ara/ara)

  • Kala Anak Prajogo Pangestu Ikut Saksikan Debut Saham CDIA di BEI

    Emiten Prajogo Pangestu Melantai di BEI, Raup Rp 2,37 T

    Jakarta

    Emiten milik Prajogo Pangestu, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). CDIA menjadi emiten ke-17 yang terdaftar di perdagangan saham sepanjang 2025.

    CDIA melepas 12.482.937.500 lembar saham baru dengan harga penawaran Rp 190 per lembar. Dengan begitu, Chandra Daya Investasi berhasil menghimpun dana segar sebesar Rp 2,37 triliun.

    Berdasarkan data di papan perdagangan BEI, saham CDIA terbang 34,74% hingga Auto Reject Atas (ARA) ke harga Rp 256 per lembar. Perseroan juga mencatat oversubscription atau kelebihan permintaan hingga 563,64 kali dengan total partisipasi 400.126 investor sepanjang masa penawaran.

    “Kami menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas kepercayaan para investor kepada kami dalam proses inisial public offering ini,yang tercermin dari tingginya minat pasar dengan kelebihan permintaan atau oversubscription sebanyak 563,64 kali yang melibatkan partisipasi dari 400.126 investor,” terang Presiden Direktur Chandra Daya Investasi, Fransiskus Ruly Aryawan dalam sambutannya di Main Hall BEI, Jakarta Selatan, Rabu (9/7/2025).

    Ruly menjelaskan, oversubscription yang diraih perseroan menjadi yang terbesar sepanjang IPO di BEI. Ia meyakini, capaian ini dapat menjadi peluang bagi perseroan untuk tumbuh menjadi hub industri dan logistik regional.

    “Dengan portfolio kami di sektor utama energi, air, kepelabuhanan, dan penyimpanan, serta logistik, kami ingin memposisikan diri kami sebagai mitra pertumbuhan strategis di sektor infrastruktur,” ungkapnya.

    Ke depan, dana IPO ini dialokasikan untuk memperkuat kapabilitas inti perseroan, khususnya di sektor logistik serta kepelabuhanan dan penyimpanan.

    Sekitar Rp 871,76 miliar akan dialokasikan untuk mendukung ekspansi di sektor logistik, melalui penyertaan modal kepada entitas anak usaha yang akan digunakan untuk pembelian kapal serta pembiayaan operasional.

    Sementara itu, dana sekitar Rp 1,48 triliun akan digunakan untuk pengembangan sektor kepelabuhanan dan penyimpanan. Investasi ini mencakup pembangunan fasilitas tangki penyimpanan, jaringan pipa Ethylene serta sarana pendukung lainnya di kawasan industri strategis.

    “Dengan semangat kemitraan, CDI Group siap memperkuat kontribusi kami dalam membangun industri yang kompetitif dan menciptakan nilai nyata bagi pemangku kepentingan, masyarakat, dan perekonomian Indonesia maupun di Asia Tenggara,” pungkasnya.

    Tonton juga “BEI Kaji Rencana Pemangkasan Jumlah Satuan Lot Saham” di sini:

    (ara/ara)

  • Membedah Saham BBRI: Layak Jadi Incaran?

    Membedah Saham BBRI: Layak Jadi Incaran?

    Jakarta

    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan kapitalisasi pasar terbesar. BRI menjadi perusahaan terbuka pada 10 November 2003 melalui penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) dengan kode saham BBRI.

    Kala itu, BBRI menawarkan harga Rp 875 per lembar saham. Hingga Desember 2024, harga saham BBRI telah naik lebih dari 43,7 kali lipat dari penawaran umum pada November 2003. Saat ini, harga saham BBRI berada di level Rp 3.670 per lembar saham.

    BRI juga masuk dalam daftar saham blue chip yang layak dikoleksi para investor. Saham BBRI masuk dalam deretan indeks LQ45 yang menjadi motor penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Saham BBRI dalam indeks LQ45 telah bertahan selama 10 tahun terakhir.

    Jika dibandingkan dengan saham perbankan BUMN lainnya, BBRI memimpin posisi teratas dengan kapitalisasi pasar terbesar, yakni 556,22 triliun, kemudian disusul PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) 442,40 triliun, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dengan kapitalisasi pasar 149,19 triliun.

    Secara fundamental, kinerja keuangan BRI naik signifikan. Pertumbuhan ini tercermin dari perolehan laba bersih tahun berjalan perseroan yang tercatat mencapai Rp 18,64 triliun hingga Mei 2025.

    Berdasarkan laporan keuangan BBRI, capaian laba bersih perseroan turut ditopang pendapatan Mei tahun ini. Tercatat pendapatan bunga Rp 66,81 triliun dan kredit yang tumbuh 5,01% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 1.262,71 triliun.

    Selain itu, capaian laba bersih BRI juga ditopang pendapatan dividen Rp 230,03 miliar. Sedangkan untuk pendapatan komisi BRI sebesar Rp 8,22 triliun pada Mei. Dengan begitu, BRI membukukan laba bersih pada Mei 2025 sebesar Rp 3,36 triliun.

    Harga Saham Diperkirakan Naik

    Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menjelaskan, laba bersih BRI terus mengalami pertumbuhan seiring dengan naiknya dana pihak ketiga (DPK). Menurutnya, tren pertumbuhan ini akan semakin menguatkan kinerja bisnis utama perseroan, yakni pada segmen kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

    Diketahui, pertumbuhan DPK BRI menjadi Rp 1.423,87 triliun. Komposisi DPK perseroan hingga akhir Mei 2025 yakni, giro tumbuh 7% menjadi 387,21 triliun, tabungan naik 5,03% menjadi Rp 538,56 triliun, deposito tercatat Rp 498,09 triliun.

    “Permintaan kredit di semester II, tren penurunan suku bunga acuan dari BI (Bank Indonesia) itu juga akan terus dilakukan. Sebenarnya BI sudah menurunkan suku bunga acuan di semester I, satu kali. Jadi wajar saja per Mei ini mengalami kinerja dari sisi laba bersih dan DPK-nya,” ujar Nafan kepada detikcom, Minggu (6/7/2025).

    Menurut Nafan, pergerakan harga saham BBRI masih berpotensi naik hingga Rp 4.490 per lembar. Saat ini, harga sama BBRI berada di level Rp 3.670 per lembar.

    Namun, ia menilai angka tersebut masih bisa terus tumbuh jika BRI mampu meningkatkan pertumbuhan kreditnya dua digit di semester II tahun ini. Menurutnya, meningkatkan rasio kredit perlu perjuangan yang luar biasa.

    Pasalnya, permintaan kredit di sektor UMKM diprediksi menurun lantaran kebijakan pemutihan. “Tapi paling tidak, di tengah valuasi yang menarik ini, dari BBRI secara technical rata-rata di bawah medium, ini semestinya investor akan mencermati, investor asing juga akan terus meningkatkan kepemilikan sahamnya,” jelasnya.

    Saham BBRI Diborong JPMorgan

    Mengutip dari Antara, saham BBRI mulai menarik investor global, tercermin dari keputusan JPMorgan Chase & Co, yang menambah porsi kepemilikannya. Berdasarkan data Bloomberg, JPMorgan membeli 117,42 juta saham BBRI sejak April hingga Juni bulan lalu. Dengan begitu, JPMorgan memiliki saham BBRI mencapai 1,54 miliar.

    Optimisme pasar terhadap BRI juga didukung oleh konsensus analis. Setidaknya dari Bloomberg ada sebanyak 31 analis merekomendasikan beli, 5 tahan, dengan target harga rata-rata 12 bulan ke depan sebesar Rp 4.703,61.

    Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Reza Priyambada menilai, langkah JPMorgan memborong saham BBRI mencerminkan kepercayaan pasar terhadap arah transformasi dan fundamental BRI yang semakin kuat.

    “Meskipun, saat ini saham BBRI sedang mengalami tekanan seiring dengan kondisi pasar, namun secara fundamental masih kokoh, dengan dukungan fondasi bisnisnya yang kuat juga strategi transformasi,” kata Reza dikutip dari Antara, Minggu (6/7/2025).

    Harga Saham Diramal Naik

    Senior Technical Analyst Sucor Sekuritas Reyhan Pratama mengatakan, saham BBRI berada di jalur perbaikan fundamental. Menurutnya, perbaikan konsisten ini dapat meningkatkan valuasi saham BBRI ke level Rp 5.300 per lembar saham.

    “BBRI berada di jalur perbaikan fundamental. jika tren ini berlanjut di semester II/2025, maka tekanan laba bisa makin mereda dan valuasi Rp5.300 menjadi realistis untuk dicapai kembali,” jelas Reyhan kepada detikcom, Selasa (8/7/2025)..

    Namun, terang Reyhan, saham BBRI masih dalam tren turun dan belum menunjukkan tanda pembalikan arah. Menurutnya, dari sisi teknikal saham BBRI masih membutuhkan waktu agar harga berbalik arah.

    “Untuk sementara beli bisa di area Rp 3.730 atau Rp 3.350,” ungkapnya.

    Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menjelaskan, laba bersih BRI terus mengalami pertumbuhan seiring dengan naiknya dana pihak ketiga (DPK). Menurutnya, tren pertumbuhan ini akan semakin menguatkan kinerja bisnis utama perseroan, yakni pada segmen kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

    Diketahui, DPK BRI mencatat pertumbuhan menjadi Rp 1.423,87 triliun. Adapun komposisi DPK perseroan hingga akhir Mei 2025 yakni, giro tumbuh 7% menjadi 387,21 triliun, tabungan naik 5,03% menjadi Rp 538,56 triliun, deposito tercatat Rp 498,09 triliun.

    “Permintaan kredit di semester kedua, tren penurunan suku bunga acuan dari BI (Bank Indonesia) itu juga akan terus dilakukan. Sebenarnya BI sudah menurunkan suku bunga acuan di semester I, satu kali. Jadi wajar saja per Mei ini mengalami kinerja dari sisi laba bersih dan DPK-nya,” ujar Nafan kepada detikcom, Minggu (6/7/2025).

    Menurut Nafan, pergerakan harga saham BBRI masih berpotensi naik hingga Rp 4.490 per lembar. Saat ini, harga sama BBRI berada di level Rp 3.670 per lembar.

    Namun, ia menilai angka tersebut masih bisa terus tumbuh jika BRI mampu meningkatkan pertumbuhan kreditnya dua digit di semester II tahun ini. Menurutnya, meningkatkan rasio kredit perlu perjuangan yang luar biasa.

    Pasalnya, permintaan kredit di sektor UMKM diprediksi menurun lantaran kebijakan pemutihan. “Tapi paling tidak, di tengah valuasi yang menarik ini, dari BBRI secara technical rata-rata di bawah medium, ini semestinya investor akan mencermati, investor asing juga akan terus meningkatkan kepemilikan sahamnya,” jelasnya.

    Rekomendasi Saham BBRI

    Mirae Asset Sekuritas Indonesia (4/7)

    Investor direkomendasikan untuk Accumulative Buy Saham BBRI dengan target price (TP) atau rentang harga Rp 4.490.

    PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (5/7)

    Investor direkomendasikan Buy saham BBRI di TP Rp 4.800.

    Sucor Sekuritas (8/7)

    Investor direkomendasikan Buy saham BBRI di TP 5300. Namun untuk saat ini, investor dapat membeli saham BBRI di area Rp 3.730 atau Rp 3.350

    Bina Artha Sekuritas (8/7)

    Investor direkomendasikan untuk Hold/Buy on Weakness saham BBRI pada TP atau rentang harga Rp 3960, Rp 4100, Rp 4230 dan Rp 4370. Kemudian disarankan membeli di rentang harga Rp 3520-3630.

    Tonton juga “Macam-Macam Resiko Investasi untuk Gen Z dan Milenial” di sini:

    (ara/ara)

  • Pasar cermati kesepakatan dagang RI dan AS, IHSG diprediksi mendatar

    Pasar cermati kesepakatan dagang RI dan AS, IHSG diprediksi mendatar

    Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (26/6/2025). ANTARA FOTO/Fauzan/rwa. (ANTARA FOTO/FAUZAN)

    Pasar cermati kesepakatan dagang RI dan AS, IHSG diprediksi mendatar
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 07 Juli 2025 – 10:09 WIB

    Elshinta.com – Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak mendatar pada perdagangan Senin (07/07), dengan sentimen utama akan berasal dari tingkat global. Sentimen utama akan berasal dari perkembangan negosiasi dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS), seiring semakin dekatnya batas waktu jeda tarif resiprokal selama 90 hari yaitu pada 9 Juli 2025.

    “IHSG diperkirakan masih akan bergerak konsolidasi dalam kisaran 6.800 sampai 7.000,” ujar Ratna Lim di Jakarta, Senin.

    Selama pekan ini, pelaku pasar akan fokus terhadap perkembangan kesepakatan dagang antara AS dengan negara mitra dagang. Presiden AS Donald Trump mulai mengirimkan surat kepada 12 negara mengenai besaran tarif yang akan mereka hadapi. Delegasi Indonesia dijadwalkan akan menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan AS pada 7 Juli 2025.

    Indonesia menawarkan komitmen untuk melakukan pembelian produk AS dalam jangka panjang senilai 34 miliar dolar AS, atau di atas defisit neraca perdagangan AS terhadap Indonesia yang sebesar 19 miliar dolar AS. Pembelian itu termasuk pembelian energi senilai 15,5 miliar dolar AS.

    Di sisi lain, pelaku pasar juga akan mencermati Federal Open Market Committee (FOMC) Minutes untuk mencermati kejelasan lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter The Fed pada tahun ini. Sementara itu, OPEC+ akan menaikkan produksi minyak sebesar 548 ribu barel per hari (bpd) mulai Agustus 2025, atau lebih cepat dari sebelumnya 411 ribu bpd pada periode Mei hingga Juli 2025.

    Dari dalam negeri, selama pekan ini, pelaku pasar menyambut aksi penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO), yang mana ada delapan perusahaan yang akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Di sisi lain, selama pekan ini akan dirilis data cadangan devisa, penjualan motor dan mobil, consumer confidence, serta retail sales.

    Bursa saham AS di Wall Street ditutup menguat pada perdagangan terakhir Jumat (04/07) pekan kemarin, menjelang kesepakatan tarif dagang antara AS dengan beberapa negara mitra dagang. Indeks Dow Jones menguat 0,77 persen di level 44.825,53. Begitu juga dengan S&P 500 naik 0,83 persen di level 6.279,35, dan indeks Nasdaq melesat 1,02 persen ke 20.601,10.

     

    Sumber : Antara

  • Waspada Perusahaan Catut Nama & Logo OJK buat Jasa Urus IPO

    Waspada Perusahaan Catut Nama & Logo OJK buat Jasa Urus IPO

    Jakarta

    Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan tidak pernah memberikan persetujuan kegiatan operasional PT Investindo Public Optima, termasuk izin penggunaan logo OJK.

    Izin yang dimaksud mencakup penggunaan logo dalam pamflet atau bentuk komunikasi lain terkait penawaran jasa persiapan, konsultasi, atau layanan lainnya kepada perusahaan yang hendak melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO).

    Plt Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK, M. Ismail Riyadi mengatakan, OJK, mengingatkan bahwa pihak yang melakukan pelanggaran tersebut dapat dikenakan sanksi pidana sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

    “Penggunaan nama dan/atau logo OJK oleh PT Investindo Public Optima dalam pamflet, iklan, atau media komunikasi lainnya tanpa izin merupakan tindakan yang tidak sah dan melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. OJK mengingatkan bahwa pihak yang melakukan pelanggaran tersebut dapat dikenakan sanksi pidana sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” tegas Ismail Riyadi dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/7/2025).

    Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK) dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK, OJK memiliki kewenangan dalam melakukan pengawasan terhadap kegiatan, pihak, dan produk yang dilakukan di pasar modal demi menjaga keteraturan, transparansi, dan perlindungan konsumen serta masyarakat

    “Sehubungan dengan hal tersebut, OJK mengimbau masyarakat, pelaku usaha, dan calon emiten untuk berhati-hati serta tidak menanggapi penawaran jasa dari pihak-pihak yang tidak terdaftar atau tidak memiliki izin dari OJK,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/7/2025).

    Pastikan hanya menggunakan jasa dari lembaga dan/atau profesi penunjang pasar modal yang telah memperoleh izin usaha dan terdaftar di OJK, yang informasinya dapat diakses melalui situs resmi OJK di www.ojk.go.id.

    Apabila masyarakat menemukan informasi atau penawaran yang mencurigakan, diharapkan segera melaporkannya melalui kanal resmi pengaduan OJK atau kepada aparat penegak hukum. OJK akan menempuh langkah hukum yang tegas untuk menjaga integritas pasar modal dan melindungi kepentingan publik dari praktik menyesatkan.

    OJK juga menegaskan bahwa tidak ada pengenaan tarif atau pungutan dalam proses perizinan, persetujuan, pendaftaran, pengesahan, dan penelaahan atas rencana aksi korporasi, selain yang telah diatur secara resmi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2024 tentang Rencana Kerja dan Anggaran Otoritas Jasa Keuangan dan Pungutan di Sektor Jasa Keuangan.

    (ily/hns)

  • 79 Tahun Pengabdian BNI: Dari Penerbit ORI Hingga Transformasi Digital

    79 Tahun Pengabdian BNI: Dari Penerbit ORI Hingga Transformasi Digital

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI resmi memasuki usia ke-79 tahun. Dalam perjalanannya yang hampir delapan dekade, BNI tidak hanya dikenal sebagai bank pertama milik pemerintah pascakemerdekaan, tetapi juga sebagai institusi keuangan yang konsisten berinovasi dan mendampingi pembangunan ekonomi nasional.

    Didirikan pada 5 Juli 1946 oleh tokoh bangsa R.M. Margono Djojohadikoesoemo, BNI hadir sebagai simbol kedaulatan ekonomi Indonesia. Tak sekadar menghimpun dan menyalurkan dana, BNI bahkan memegang peranan strategis dalam sejarah keuangan bangsa dengan menerbitkan Oeang Republik Indonesia (ORI) sebagai alat pembayaran resmi pertama negara.

    “BNI hadir bukan hanya sebagai lembaga keuangan, tetapi juga sebagai saksi perjuangan jutaan masyarakat dalam meraih cita-cita lewat kerja keras dan keberanian menghadapi tantangan zaman,” ujar Direktur Consumer Banking BNI Corina Leyla Karnalies dalam keterangan tertulis, Sabtu, (5/7/2025).

    Seiring berjalannya waktu, BNI terus memperkuat perannya dalam sistem keuangan nasional. Pada 1955, statusnya berubah menjadi bank umum dan mendapatkan hak sebagai bank devisa.

    Transformasi kelembagaan berlanjut di tahun 1992, ketika BNI mengubah status hukum menjadi Perseroan Terbatas (PT) sesuai amanat Undang-Undang Perbankan. Tonggak penting lainnya terjadi pada 1996 ketika BNI menjadi bank BUMN pertama yang melantai di pasar modal melalui IPO di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya, memperkuat prinsip transparansi dan akuntabilitas di sektor perbankan.

    Dengan mengusung slogan ‘Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa’, BNI berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan terbaik dan berkontribusi pada kemajuan ekonomi Indonesia.

    “Kami berkomitmen melayani dengan integritas, relevansi, dan inovasi demi mewujudkan ekonomi yang inklusif dan berdaya saing,” tambah Corina.

    Dalam beberapa tahun terakhir, BNI juga terus memperkuat kapabilitas digitalnya. Salah satu inisiatif strategis yang tengah dikembangkan adalah platform wondr by BNI, yang dirancang untuk menjawab kebutuhan layanan keuangan digital secara inklusif, dari pusat kota hingga pelosok negeri. Platform ini menjadi bagian dari strategi BNI dalam menjangkau lebih banyak segmen masyarakat dengan layanan yang cepat, efisien, dan aman.

    Sebagai bagian dari perayaan ulang tahun ke-79, BNI menghadirkan program apresiasi bertajuk ‘Rejeki wondr BNI’, yakni undian nasional yang ditujukan bagi nasabah setia. Melalui program ini, BNI ingin mempererat kedekatan emosional dengan masyarakat serta menunjukkan apresiasi atas loyalitas yang telah terbangun selama bertahun-tahun.

    “Melalui Rejeki wondr BNI, kami ingin berbagi kebahagiaan dan menyampaikan terima kasih atas loyalitas nasabah. Inilah wujud nyata hubungan jangka panjang yang ingin terus kami bangun,” ujar Corina.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kantongi Izin OJK, Induk Usaha CFX Siap IPO

    Kantongi Izin OJK, Induk Usaha CFX Siap IPO

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Indokripto Koin Semesta Tbk, induk dari bursa aset kripto pertama di Indonesia, resmi memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melangsungkan penawaran umum perdana saham (IPO).

    Dengan kode saham COIN, perseroan dijadwalkan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Juli 2025, sementara masa penawaran umum berlangsung 2-7 Juli 2025.

    COIN menaungi dua entitas penting dalam industri aset digital Indonesia, yakni PT Central Finansial X (CFX) sebagai satu-satunya bursa aset kripto resmi saat ini, serta PT Kustodian Koin Indonesia (ICC) yang berperan sebagai lembaga penyimpanan kripto. Keduanya telah memiliki izin resmi dan berada di bawah pengawasan OJK.

    Hingga 3 Juli 2025, Bursa CFX mencatat keanggotaan sebanyak 31 pedagang aset kripto, dengan 20 di antaranya telah mengantongi izin sebagai Pedagang Aset Keuangan Digital (PAKD) dari OJK. Selain itu, 7 pialang berjangka juga telah bergabung sebagai anggota bursa.

    Menurut data OJK, nilai transaksi aset kripto nasional terus tumbuh, mencapai Rp 35,61 triliun pada April 2025, naik dari Rp 32,45 triliun di bulan sebelumnya. Jumlah pengguna pun meningkat dari 13,71 juta menjadi 14,16 juta, mencerminkan lonjakan minat publik terhadap aset digital.

    Secara fundamental, COIN menunjukkan kinerja keuangan positif. Pada akhir Desember 2024, perusahaan mencatat margin laba bersih sebesar 42,32%, dengan pertumbuhan pendapatan signifikan secara tahunan.

    Direktur Utama PT Indokripto Koin Semesta Tbk Ade Wahyu menekankan, peran strategis CFX dan ICC dalam memperkuat ekosistem kripto nasional yang akuntabel, inovatif, dan selaras dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

    “Dengan infrastruktur dan regulasi yang semakin kokoh, kami optimistis industri aset kripto Indonesia akan terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata terhadap ekonomi digital nasional,” ujar Ade dalam konferensi pers, Kamis (3/7/2025).

    Ia juga menyatakan, pencatatan saham COIN di BEI merupakan langkah penting untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap industri ini.

    Dalam masa bookbuilding pada 23-25 Juni 2025, COIN mendapatkan minat tinggi dari investor ritel dan institusi. Berdasarkan hasil penetapan harga, saham IPO COIN dijual sebesar Rp 100 per saham.

    “Kami berharap antusiasme investor terhadap COIN akan terus berlanjut hingga masa penawaran umum,” tutup Ade.

    Terkait dengan legalitas pemilik saham pengendali COIN Andrew Hidayat, Bursa Efek Indonesia menegaskan bahwa regulasi tetap dipatuhi.

    Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, peraturan BAPPEBTI Nomor 8 Tahun 2021 melarang pengelola tempat penyimpanan kripto dikendalikan oleh pihak yang pernah dipidana dalam kasus keuangan.

    “Namun, berdasarkan hasil telaah konsultan hukum, catatan hukum Andrew Hidayat tidak termasuk tindak pidana ekonomi atau keuangan,” ucap dia.

    Sejak 27 Desember 2023, ICC telah mendapat izin resmi sebagai pengelola tempat penyimpanan aset kripto dari BAPPEBTI. Pasca alih pengawasan ke OJK mulai 10 Januari 2025, izin BAPPEBTI tetap berlaku dan diakui oleh OJK.

    Prospektus IPO yang dirilis pada 1 Juli 2025, halaman 91, menyebutkan bahwa terkait pemberitaan di media mengenai dugaan korupsi lelang barang rampasan negara, Andrew Hidayat menyatakan melalui surat tertanggal 13 November 2024, bahwa dirinya bukan pemilik manfaat akhir dari PT Indobara Utama Mandiri (IUM) dan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan perusahaan tersebut saat proses lelang berlangsung.

  • IHSG menguat di tengah pasar cermati aksi IPO domestik

    IHSG menguat di tengah pasar cermati aksi IPO domestik

    Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis bergerak menguat di tengah pelaku pasar mencermati aksi Initial Public Offering (IPO) sebanyak delapan perusahaan pada pekan depan.

    IHSG dibuka menguat 27,52 poin atau 0,40 persen ke posisi 6.908,76. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 3,56 poin atau 0,46 persen ke posisi 769,78.

    “Kami melihat potensi pergerakan harga yang tinggi membuat investor menjadikan aksi IPO sebagai salah satu magnet utama pekan ini” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.

    Dari dalam negeri, delapan perusahaan baru akan resmi mencatatkan sahamnya di BEI pada 8 sampai 10 Juli 2025. Total kapitalisasi awal dari IPO ini diperkirakan mencapai Rp29,62 triliun.

    Dari mancanegara, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan dagang antara AS dan Vietnam yang mencakup tarif 20 persen atas impor dari negara tersebut.

    Saham Nike yang memproduksi sekitar setengah sepatunya di Vietnam dan China naik 4 persen. Namun, laporan baru menunjukkan bahwa jumlah pekerjaan di sektor swasta justru turun secara mengejutkan pada Juni 2025, memicu kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi AS.

    Ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada pertemuan Juli 2025 sudah meningkat, menunjukkan kemungkinan sekitar 23 persen, naik dari hampir 21 persen sehari sebelumnya.

    Di sisi lain, pelaku pasar masih berhati-hati menyikapi perkembangan tenggat tarif dagang Donald Trump yang jatuh pada 8 Juli 2025 dan pengesahan RUU fiskal jumbo AS senilai 3,3 triliun dolar AS.

    RUU itu diperkirakan menambah beban utang dan memperbesar defisit AS, memicu kekhawatiran akan stabilitas fiskal global.

    Sementara itu, bursa saham AS di Wall Street ditutup beragam, indeks Nasdaq Composite naik 0,94 persen dan mencatat penutupan rekor di 20.393,13, sementara Dow Jones Industrial Average turun tipis 10,52 poin atau 0,02 persen berakhir di 44.484,42, indeks S&P menguat 0,47 persen dan ditutup di level 6.227,42

    Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei melemah 24,46 poin atau 0,57 persen ke 39.725,69, indeks Shanghai melemah 4,54 poin atau 0,40 persen ke 3.450,87, indeks Hang Seng melemah 257,30 poin atau 1,24 persen ke 23.965,55, dan indeks Strait Times melemah 0,11 poin atau 0,44 persen ke 4.010,79.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.