NGO: IPO

  • Kasus eFishery Bikin Pendanaan Startup Seret, Modal Ventura Perkuat Tata Kelola

    Kasus eFishery Bikin Pendanaan Startup Seret, Modal Ventura Perkuat Tata Kelola

    Bisnis.com, JAKARTA— Kasus dugaan manipulasi laporan keuangan oleh eFishery turut berdampak pada kepercayaan investor dalam menggelontorkan dana ke startup. Perusahaan modal ventura berbenah dengan memperbaiki tata kelola agar kasus serupa tak terulang.

    Co-Founder & General Partner Alpha JWC Ventures Jefrey Joe menilai krisis ini menjadi momentum untuk melakukan perubahan menyeluruh dalam tata kelola perusahaan rintisan.

    “Pasti berdampak [pendanaan ke Startup], tapi menurut kami ini momentum untuk melakukan sesuatu. Kadang kita bisa pakai krisis ini untuk merubah begitu kan,” kata Jefrey ditemui usai acara Alpha JWC Whistleblowing Event Launch di Jakarta pada Rabu (23/7/2025). 

    Dalam laporan internal yang ditelaah Bloomberg News, eFishery diduga menggelembungkan pendapatan hingga US$600 juta atau sekitar Rp9,7 triliun selama Januari hingga September 2024, padahal pendapatan riil perusahaan hanya sekitar US$157 juta. Lebih dari 75% data dalam laporan disebut-sebut palsu.

    Jefrey menilai kegagalan tata kelola seperti ini seringkali dipicu oleh tekanan untuk menunjukkan pertumbuhan instan. 

    Dia menambahkan tekanan untuk menunjukkan pertumbuhan cepat seringkali membuat sejumlah startup memilih strategi “fake it till you make it”. 

    Namun, pendekatan ini dinilai tidak berkelanjutan, apalagi di tengah perubahan lanskap pendanaan saat ini yang lebih menekankan profitabilitas daripada sekadar pertumbuhan.

    “Engga mudah untuk menggelembungkan pendapatan, tapi masih bisa profit. Kita enggak bisa memalsukan profit nih. Jadi sekarang marketnya juga sudah berubah, kita merasa sekarang jauh lebih sehat,” ungkapnya. 

    Sebagai respons terhadap krisis tata kelola ini, Alpha JWC Ventures turut meluncurkan inisiatif SpeakUp, sebuah platform whistleblowing yang dirancang untuk memperkuat sistem pelaporan dan transparansi di perusahaan portofolio mereka.

    Platform SpeakUp memungkinkan karyawan, founder, hingga pemangku kepentingan lainnya untuk melaporkan dugaan pelanggaran seperti kecurangan keuangan, pelecehan, hingga pelanggaran etika secara anonim dan terenkripsi. Laporan yang masuk akan langsung ditangani oleh tim independen, dengan sistem pengamanan dan pencegahan laporan palsu.

    Menurut laporan ACFE (Association of Certified Fraud Examiners), sebanyak 43% kasus fraud terungkap melalui laporan internal. Namun, banyak startup belum memiliki sistem pelaporan yang memadai karena keterbatasan sumber daya maupun kurangnya kesadaran.

    “Integritas dalam kepemimpinan dan operasional kerja menjadi amat sangat penting agar dapat menciptakan perusahaan yang bisa berdampak secara jangka panjang,” kata Jefrey.

    Dalam dua minggu sejak peluncuran awal, lebih dari 20 perusahaan portofolio Alpha JWC telah bergabung dalam inisiatif SpeakUp. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah dan menjangkau lebih dari 30.000 karyawan di lebih dari 80 perusahaan rintisan di Asia Tenggara.

    Jefrey juga menyatakan optimismenya terhadap pemulihan ekosistem startup ke depan, terutama dengan makin sehatnya standar tata kelola dan penekanan pada keberlanjutan. Menurutnya, keberhasilan masa depan startup bukan lagi soal valuasi tinggi, melainkan soal berapa banyak pihak yang benar-benar mendapat manfaat dari keberhasilan tersebut.

    “Matrixnya bukan berapa valuasinya. Valuasi tinggi. Tapi kalau abis IPO turun, orang rugi loh. Founder make money, investor make money, investor public juga kalau misalnya IPO juga make money. Itu yang kita fokuskan sekarang,” tegas Jefrey.

  • 4 Emiten Digembok Bursa, Ada Merry Riana

    4 Emiten Digembok Bursa, Ada Merry Riana

    Jakarta

    Bursa Efek Indonesia (BEI) memberhentikan sementara atau suspensi empat emiten dari perdagangan pasar saham. Suspensi ini berlaku efektif pada Jumat (18/7/2025).

    Keempat emiten tersebut adalah PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI), PT Argo Pantes Tbk (ARGO), PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA), dan PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN). Suspensi saham tersebut dilakukan karena pergerakan harga yang tak wajar.

    Suspensi emiten milik motivator Merry Riana sendiri dilakukan lantaran saham MERI mengalami peningkatan harga yang signifikan dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Sementara ARGO dan NRCA, mengalami peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham.

    Sementara suspensi saham MFIN dilakukan karena adanya penurunan harga kumulatif yang signifikan. Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, suspensi ini dilakukan sebagai bentuk perlindungan investor.

    “Dalam rangka cooling down sebagai bentuk perlindungan bagi Investor, PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham,” kata Yulianto dalam keterangannya, Jumat (18/7/2025).

    Suspensi keempat saham dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai. Langkah ini dilakukan untuk memberikan waktu yang memadai bagi investor mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi dalam setiap pengambilan keputusan investasi.

    “Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan,” imbuhnya.

    Berdasarkan data perdagangan RTI Business hari ini, harga saham MERI bergerak dari harga penawaran awal sebesar Rp 128 menjadi Rp 565 per lembar. Harga saham MERI bergerak naik mencapai 143,53% sepekan terakhir.

    Diketahui, MERI melepas melepas 266,66 juta saham atau sekitar 22,72% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. MERI meraup total dana hasil penawaran umum sebesar Rp 30,09 miliar.

    Pada kiprah perdananya, saham MERI naik hingga Auto Reject Atas (ARA), yakni sebesar 34.38% ke harga Rp 172 per lembar. Pendiri sekaligus Komisaris Merry Riana Edukasi, Merry Riana percaya bisnis di sektor edukasi akan terus berkembang.

    Sementara saham ARGO Rp 1.405 per lembar dengan kenaikan 89,86% sepekan terakhir. Kemudian NRCA naik 141,12% sepekan terakhir ke level Rp 815 per lembar saham. Sedangkan MFIN berada di harga Rp 880 per lembar dengan penurunan 38,03%.

    (rrd/rrd)

  • BEI Cabut Suspensi Saham CDIA

    BEI Cabut Suspensi Saham CDIA

    Jakarta, Beritasatu.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi mencabut suspensi perdagangan saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) dan membuka kembali transaksi mulai sesi I pada Jumat (18/7/2025).

    Sebelumnya, perdagangan saham CDIA sempat dihentikan sementara pada Kamis (17/7/2025) karena terjadi lonjakan harga secara kumulatif yang dianggap tidak wajar.

    “Perdagangan saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) di pasar reguler dan pasar tunai kembali dibuka mulai sesi I tanggal 18 Juli 2025,” demikian tertulis dalam pengumuman resmi BEI.

    Saham CDIA sebelumnya mencatat kenaikan signifikan, termasuk pada Rabu (16/7/2025) ketika ditutup menguat hingga auto rejection atas (ARA) sebesar 24,80% ke level Rp 780.

    Sejak debut perdananya di pasar modal pada Rabu (9/7/2025), saham emiten yang berada dalam ekosistem bisnis Prajogo Pangestu ini konsisten mengalami ARA.

    Secara kumulatif, saham CDIA telah melonjak hingga 310,53% dibandingkan harga penawaran umum perdananya (IPO).

    Menanggapi penghentian sementara tersebut, pihak manajemen CDIA menyatakan sikap kooperatif. Direktur Corporate Affairs CDIA Merly menegaskan, perusahaan menghormati kebijakan otoritas bursa sebagai bagian dari sistem pengawasan yang bertujuan menjaga kestabilan pasar.

    “Kami berkomitmen untuk mematuhi seluruh peraturan yang berlaku, menjunjung tinggi keterbukaan informasi, serta mendukung langkah regulator dalam menjaga integritas pasar,” ujar Merly dalam pernyataan tertulis, Kamis (17/7/2025).

    Ia juga menambahkan bahwa fluktuasi harga yang terjadi merupakan bagian dari dinamika pasar dan menunjukkan peran aktif BEI dalam menerapkan pengawasan perdagangan secara efektif.

    “CDIA mendukung sepenuhnya upaya menciptakan perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien,” tutupnya.

  • Rencanakan IPO, PAM Jaya sudah banyak dilirik investor

    Rencanakan IPO, PAM Jaya sudah banyak dilirik investor

    Jakarta (ANTARA) – Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin mengungkapkan adanya minat investor terhadap rencana penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut.

    Bahkan Arief mengaku, sejumlah investor besar sudah mulai menghubunginya. Meski saat ini perusahaan belum memasuki proses pendaftaran IPO, sinyal dari pasar sudah mulai terasa.

    “Alhamdulillahnya, walaupun kita belum melakukan apapun yang prosesnya pendaftaran, tapi di ‘market’ sudah mulai suaranya gemericik. Bahkan agak mulai menebal. Menanyakan kapan memang mulai akan diluncurkan,” kata Arief.

    Arief di Gedung Corporate Learning Center PAM Jaya, Jakarta Timur, Kamis, menegaskan bahwa IPO PAM Jaya ditargetkan terlaksana pada 2027 sesuai dengan arahan Gubernur Jakarta Pramono Anung Wibowo.

    Untuk itu, persiapan pun terus dilakukan, termasuk perubahan status hukum dari Perusahaan Umum Daerah (Perumda) menjadi Perseroan Daerah (Perseroda) yang saat ini tengah diproses di DPRD Jakarta.

    “Bismillah, kita sedang menyiapkan dan saat ini kita sedang proses di DPRD, di legislatif, proses dari Perumda menjadi Perseroda. Mudah-mudahan semuanya dilancarkan,” kata Arief.

    Sebelumnya, Gubernur Jakarta Pramono Anung menyebutkan banyak pihak tertarik menjalin kerja sama dengan PAM Jaya. Jumlah pelanggan PAM Jaya saat ini mencapai lebih dari 2,5 juta sehingga menjadi “captive market” yang baik.

    Dia juga menyampaikan bahwa PAM Jaya sudah bisa bersiap untuk penawaran umum perdana (IPO) meski cakupan layanan belum sepenuhnya 100 persen.

    “Maka Jakarta ini kalau betul-betul di tahun 2029, kita bisa 100 persen Pak Arief (Dirut PAM Jaya Arief Nasrudin). Tapi ‘go public’-nya IPO-nya jangan nunggu 100 persen. 85 persen menurut saya sudah cukup untuk IPO,” ujarnya.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BEI suspend saham COIN, lonjakan harga jadi alasan

    BEI suspend saham COIN, lonjakan harga jadi alasan

    Penghentian sementara perdagangan saham PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai,

    Jakarta (ANTARA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menghentikan sementara perdagangan saham PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) pada perdagangan 17 Juli 2025.

    Keputusan tersebut diambil setelah saham COIN mengalami kenaikan harga kumulatif yang signifikan sejak pertama kali melantai di bursa pada 9 Juli 2025.

    Dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Yulianto Aji Sadono menyampaikan bahwa penghentian sementara atau suspensi diberlakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai dalam rangka cooling down guna melindungi investor dan menjaga perdagangan efek yang wajar.

    “Penghentian sementara perdagangan saham PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai,” katanya.

    Hal itu bertujuan untuk memberikan waktu memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasi di saham PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN), tambahnya.

    Sejak penawaran awal di harga Rp100 per saham, COIN memang terus mencetak rekor Auto Reject Atas (ARA) selama enam hari berturut-turut dan ditutup pada level Rp474 pada 16 Juli 2025, mencatat lonjakan harga hingga 374 persen.

    Menanggapi suspensi dari bursa, Direktur Utama COIN Ade Wahyu menyampaikan terima kasih kepada para investor.

    Dia menyatakan bahwa tingginya antusiasme investor terhadap saham COIN sejalan dengan tren positif di pasar aset kripto global.

    “Tingginya minat terhadap saham COIN terjadi secara bersamaan dengan tren positif yang terjadi di pasar aset kripto,” katanya.

    Bitcoin sebagai aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar kembali berhasil mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa.

    Peningkatan harga kripto, khususnya Bitcoin yang mencetak rekor all time high (ATH) di level 122.838 dolar AS pada 14 Juli 2025 lalu turut mendorong lonjakan aktivitas di ekosistem kripto.

    Volume perdagangan harian spot kripto di PT Central Finansial X (CFX), salah satu anak usaha COIN, juga dilaporkan mencapai hampir Rp3 triliun pada akhir pekan lalu, naik tajam dari rata-rata harian Rp1 triliun sepanjang bulan Juli.

    “Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan dan antusiasme dari para investor sejak hari pertama COIN melantai di bursa saham,” kata Ade.

    Antusiasme yang tinggi terhadap aset kripto tentunya dapat memberikan dampak positif kepada COIN, sekaligus kepada dua anak usaha kami, yaitu PT Central Finansial X (CFX) sebagai bursa aset kripto dan PT Kustodian Koin Indonesia (ICC) sebagai lembaga kustodian aset kripto.

    Ade menegaskan bahwa pihaknya akan terus menjaga minat pasar dengan memastikan ekosistem kripto COIN dijalankan secara transparan dan sesuai prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG).

    Kapitalisasi pasar COIN pun melonjak dari Rp1,4 triliun saat IPO menjadi Rp6,5 triliun pada penutupan perdagangan terakhir.

    Adapun pada tanggal yang sama, BEI juga menghentikan sementara perdagangan saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) dengan alasan serupa.

    Pewarta: Bayu Saputra
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Aparat Hukum Bisa Kehilangan Kepercayaan Publik

    Aparat Hukum Bisa Kehilangan Kepercayaan Publik

    GELORA.CO -Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi harus diperiksa oleh aparat penegak hukum dalam kasus pengaman situs judi online. Apalagi, nama Budi Arie kerap muncul dalam persidangan kasus tersebut. 

    “Budi Arie sudah layak diperiksa, bahkan menjadi terdakwa mengingat namanya sudah didengar muncul dalam perkara judol,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah kepada RMOL, Sabtu 12 Juli 2025. 

    Menurut Dedi, jika aparat penegak hukum tak memproses Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo) itu maka aparat penegak hukum akan kehilangan trust atau kepercayaan publik.

    “Jika Budi Arie tidak turut disentuh, bukan tidak mungkin penegak hukum bisa kehilangan kepercayaan dari publik,” kata pengamat politik jebolan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini. 

    Bahkan, jika masih sulit untuk tersentuh hukum, Dedi menyarankan agar Presiden Prabowo Subianto memberikan atensi khusus kepada aparat penegak hukum untuk memproses dugaan keterlibatan Budi Arie di kasus Judol tersebut. 

    “Presiden perlu memberikan dukungan penegak hukum agar segera memeriksa Budi Arie,” pungkasnya

  • Takut Hilang Panggung, Disinyalir Jadi Faktor Gibran Batal Berkantor di Papua

    Takut Hilang Panggung, Disinyalir Jadi Faktor Gibran Batal Berkantor di Papua

    GELORA.CO – Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai ketidaksiapan Gibran Rakabuming Raka, menjadi faktor batalnya wakil presiden (wapres) tersebut berkantor di Papua.

    “Situasi itu menandai jika Gibran tidak siap menerima tugas, bisa jadi batalnya penugasan bukan dari Presiden, tetapi pertimbangan politik Gibran yang memungkinkan akan kesulitan jalankan tugas,” kata Dedi kepada Inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Jumat (11/7/2025).

    Selain itu, menurutnya, dari sisi politik keputusan berkantor di Papua memang tidak menguntungkan Gibran, karena bisa saja Gibran akan kehilangan momentum publikasi yang biasa ia lakukan.

    “Popularitas Gibran juga bisa menurun jika ia ‘dipinggirkan’ ke Papua. Meskipun, alasan lebih pentingnya sangat mungkin karena faktor kemampuan,” ujarnya.

    Secara terpisah, peneliti politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati menyebut bila Wapres Gibran benar-benar berkantor di Papua, maka hal ini dapat menjadi bagian dari upaya mendekatkan pusat ke daerah.

    “Terlebih lagi Papua ini selama rentan terjadi konflik, maka adanya Wapres Gibran di sana diharapkan bisa menjembatani proses dialog selama ini belum efektif,” jelas Wasisto.

    Dia menduga, pembatalan penugasan tersebut bisa saja karena pertimbangan politik. “Saya pikir (pembatalan penugasan) itu, bagian dari proses politik yang perlu menimbang banyak hal,” tandasnya

    Sebagai informasi, Wapres Gibran dipastikan batal berkantor secara permanen di Papua. Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi telah meluruskan informasi yang menyebut Gibran bakal berkantor permanen di Papua, setelah diberi mandat oleh Presiden Prabowo Subianto.

    Prasetyo menjelaskan, tak ada perintah presiden, yang benar adalah mandat Undang-Undang Otonomi Khusus Papua yang di dalamnya secara eksplisit menyebut percepatan pembangunan Papua itu diketuai oleh wakil presiden.

    “Jadi kami mau meluruskan, bahwa tidak benar yang disampaikan atau yang berkembang di publik bahwa Bapak Presiden menugaskan. Memang undang-undangnya mengatur mengenai percepatan pembangunan Papua itu dikoordinatori atau diketuai oleh Wakil Presiden,” katanya kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (9/7/2025).

  • Diterpa Isu Gagal IPO, Saham Rontok Sampai Mentok

    Diterpa Isu Gagal IPO, Saham Rontok Sampai Mentok

    Jakarta

    PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI) resmi menjadi perusahaan tercatat di perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (11/7). Namun sebelumnya, langkah penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) PMUI sempat diterpa isu gagal.

    Dikutip dari Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Direktur PMUI Agus Susanto mengakui adanya kabar tersebut yang sebelumnya disampaikan oleh Komisaris Independen, Theo Lekatompessy. Namun, pernyataan tersebut bersifat pribadi dan tidak mewakili perseroan.

    “Benar pada saat itu, Bapak Theo Lekatompessy, menjawab pertanyaan telepon dari beberapa wartawan, mengenai issue IPO PMUI dibatalkan. Dapat dijelaskan pada saat itu, Bapak Theo Lekatompessy tidak sedang bersama dengan Dirut dan Komut PMUI,” ujar Agus dikutip dari Keterbukaan Informasi, Jumat (11/7/2025).

    Pada saat Theo Lekatompessy memberikan pernyataan tersebut, PMUI tengah memproses pemenuhan administrasi IPO, sehingga Theo Lekatompessy tidak mempunyai informasi terbaru ihwal progres aksi korporasi perseroan.

    Saat ini, Theo Lekatompessy tidak memiliki kepemilikan saham PMUI. Selain itu, Agus juga menekankan, terpaan isu gagal IPO tidak mengganggu kelangsungan usaha perseroan.

    “Bapak Theo Lekatompessy meminta maaf atas informasi ini yang menyebabkan salah tafsir,” imbuhnya.

    Saham Anjlok hingga Mentok

    Alih-alih naik, saham PMUI justru menyentuh Auto Reject Bawah (ARB) lantaran menurun hingga 15% di debut awal IPO. Harga saham PMUI juga turun dari harga penawaran awal, yakni sebesar Rp 180 per lembar saham.

    Emiten di bidang perdagangan telekomunikasi ini melepas sebanyak 1,16 miliar saham atau setara dengan 20% dari modal disetor dan ditempatkan perseroan. Adapun pada penawaran perdana, perseroan mematok harga Rp180 per lembar. Maka, perusahaan distributor produk PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) ini meraup dana segar IPO sebesar Rp 208,8 miliar.

    Pelemahan harga saham PMUI pun terpantau terus berlanjut hingga hari ini. Berdasarkan data perdagangan RTI Business pukul 13.37 WIB, saham PMUI terjun bebas 14,38% ke harga Rp 131 per lembar.

    Saham PMUI juga mencatat jual bersih investor asing atau net foreign sell sebesar Rp 38,76 juta di kiprah perdananya. Sebelumnya, Direktur Utama Prima Multi Indonesia, Agus Susanto menjelaskan, langkah IPO ini menjadi salah satu langkah strategis perseroan.

    “IPO adalah bagian dari strategi kami untuk meningkatkan kapasitas pendanaan dan mendorong tata kelola perusahaan ke tingkat yang lebih baik lagi. Kami optimistis dengan prospek bisnis yang dijalankan Perseroan saat ini, seiring dengan pertumbuhan sektor telekomunikasi dan kebutuhan akan konsultasi manajemen yang profesional di Indonesia,” ungkap Agus dalam sambutannya di Main Hall BEI, Jakarta, Kamis (10/7/2025).

    (ara/ara)

  • IHSG ditutup menguat seiring optimisme pemangkasan bunga The Fed

    IHSG ditutup menguat seiring optimisme pemangkasan bunga The Fed

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    IHSG ditutup menguat seiring optimisme pemangkasan bunga The Fed
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 10 Juli 2025 – 18:22 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat seiring optimisme pelaku pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.

    IHSG ditutup menguat 61,45 poin atau 0,88 persen ke posisi 7.005,37. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 10,37 poin atau 1,35 persen ke posisi 779,15.

    “Risalah naskah Federal Open Market Committee (FOMC) Minutes The Fed tanggal 17-18 Juni 2025 memberikan harapan bahwa tekanan inflasi akibat dari kebijakan perdagangan AS tidak akan menunda jadwal pemangkasan suku bunga acuan di tahun ini,” sebut Tim Riset Phillips Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.

    Dari mancanegara, The Fed optimistis akan memangkas suku bunga acuannya pada tahun ini, meskipun perpecahan mulai terjadi di kalangan pejabat The Fed mengenai kapan penurunan suku bunga akan dilakukan.

    Beberapa anggota menargetkan pemangkasan suku bunga paling cepat pada Juli 2025, sementara beberapa lainnya tidak melihat perlunya pelonggaran apa pun tahun ini.

    Di sisi lain, pelaku pasar masih dibayangi terkait tarif impor terbaru dari Presiden AS Donald Trump, yang mengumumkan surat pemberitahuan tarif ke sedikitnya enam negara lagi, termasuk Filipina dan Irak.

    Sebelumnya, Trump telah mengirim surat serupa ke 14 negara pada awal pekan, seperti Korea Selatan, Indonesia, dan Jepang. Tarif baru tersebut berkisar antara 20 persen hingga 40 persen, dan dijadwalkan mulai berlaku 1 Agustus 2025.

    Dari dalam negeri, pelaku pasar menyambut aksi Initial Public Offering (IPO) di pasar modal Indonesia selama pekan ini, yang mana ada delapan perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI.

    Dari delapan saham, mayoritas atau sebanyak enam saham bergerak naik menembus batas atas atau Auto Reject Atas (ARA), yang menandakan antusiasme pelaku pasar menyambut IPO.

    Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh sektor menguat yaitu sektor keuangan naik sebesar 1,88 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur dan sektor energi yang naik masing-masing sebesar 1,83 persen dan 1,68 persen.

    Sedangkan satu sektor terkoreksi yaitu sektor barang konsumen non primer paling dalam minus 0,5033 persen.

    Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu COIN, IOTF, CHEK, MERI, dan CDIA. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni ASPR, PMUI, MFIN, NICE, dan INPS.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.285.080 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 21,26 miliar lembar saham senilai Rp13,32 triliun. Sebanyak 375 saham naik, 204 saham menurun, dan 226 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 147,28 poin atau 0,37 persen ke 39.674,00, indeks Hang Seng melemah 136,05 poin atau 0,57 persen ke 24.028,48, indeks Shanghai naik 16,63 poin atau 0,48 persen ke 3.509,05, dan indeks Strait Times menguat 18,20 poin atau 0,41 persen ke 4.075,17.

    Sumber : Antara

  • IHSG ditutup menguat di tengah pasar cermati arah negosiasi dagang

    IHSG ditutup menguat di tengah pasar cermati arah negosiasi dagang

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    IHSG ditutup menguat di tengah pasar cermati arah negosiasi dagang
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 09 Juli 2025 – 18:07 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar mencermati arah negosiasi perdagangan di tingkat global, utamanya dari Amerika Serikat (AS).

    IHSG ditutup menguat 39,53 poin atau 0,57 persen ke posisi 6.943,92. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 6,42 poin atau 0,84 persen ke posisi 768,78.

    “Bursa regional Asia cenderung menguat di saat pelaku pasar berjuang untuk arah yang jelas di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan,” ujar Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus di Jakarta, Rabu.

    Pelaku pasar mempertimbangkan perkembangan tarif terbaru dari AS, yang mana Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi tidak akan ada perubahan atau perpanjangan.

    Meskipun ada ruang dalam negosiasi tarif perdagangan, namun, Trump menegaskan tidak akan ada waktu perpanjangan yaitu deadline tarif resiprokal tetap 1 Agustus 2025.

    Di sisi lain, pelaku pasar mencermati rilis data China, yang mana harga konsumen di naik tipis 0,1 persen year on year (yoy) pada Juni 2025, menandai positif pertama dalam lima bulan dan menandakan tanda-tanda tentatif stabilisasi permintaan.

    Dari dalam negeri, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan kunjungan ke AS dalam rangka melanjutkan negosiasi tarif dagang pasca penerapan tarif tetap 32 persen Trump yang akan diberlakukan pada 1 Agustus 2025 tahun ini. Pelaku pasar berharap ada kabar baik dari hasil negosiasi.

    Di sisi lain, pelaku pasar menyambut aksi penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di BEI, yang mayoritas saham-saham IPO terpantau bergerak menembus batas atas atau mengalami Auto Rejection Atas (ARA).

    Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Penjualan Riil (IPR) Mei 2025 tercatat 232,4 atau tumbuh sebesar 1,9 persen (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat kontraksi sebesar 0,3 persen (yoy), yang mencerminkan perbaikan signifikan dibandingkan bulan sebelumnya.

    Data ini merupakan sinyal positif bagi sektor industri, yang menunjukkan adanya peningkatan aktivitas produksi, apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

    Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor menguat yaitu sektor properti naik sebesar 1,69 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur dan sektor kesehatan yang naik masing-masing sebesar 0,91 persen dan 0,86 persen.

    Sedangkan, satu sektor terkoreksi yaitu sektor teknologi paling dalam minus 0,40 persen.

    Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu COIN, CDIA, IOTF, PSAT, dan NICE. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni MFIN, SHID, ASPR, PANS, dan UDNG.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.067.715 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 26,19 miliar lembar saham senilai Rp10,43 triliun.

    Sebanyak 362 saham naik, 205 saham menurun, dan 226 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 137,19 poin atau 0,35 persen ke 39.826,00, indeks Hang Seng melemah 255,75 poin atau 1,06 persen ke 23.892,48, indeks Shanghai turun 4,43 poin atau 0,13 persen ke 3.493,05, dan indeks Strait Times menguat 7,31 poin atau 0,18 persen ke 4.005,17.

    Sumber : Antara